Friday, April 25, 2014

Khutbah Jum'at 49, Silaturrahim & Alqur'an

Khutbah Jumat, 11 Jumadits Tsaniyah 1435 H / 11 April 2014
Silaturrahim
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، وَسِعَتْ رَحْمَتُهُ الْخَلاَئِقَ أَجْمَعِينَ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى وَاسِعِ رَحْمَتِهِ، كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِهِ وَعَظِيمِ سُلْطَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، خَاتَمُ النَّبِيِّينَ، أَرْسَلَهُ اللَّهُ تَعَالَى رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، فَأَعْطَى لِلرَّحِمِ مَكَانَتَهَا، وَبَشَّرَ بِالْجَنَّاتِ مَنْ وَصَلَهَا، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْتَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، فَاتَّقُوا اللَّهَ رَبَّكُمْ، وَتَرَاحَمُوا فِيمَا بَيْنَكُمْ، وَتَأَمَّلُوا قَوْلَ بَارِئِكُمْ:( يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً)([1]).
Kaum muslimin : Allah telah menciptakan manusia, dijadikan mereka bernasab dan berbesanan, dijadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar saling mengenal dan saling mengasihi, Allah Swt berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal" (Al Hujurat 49 : 13).Saling mengenal antara sesama dapat menciptakan komunikasi aktif dan hidup bersama, saling melengkapi, saling menghargai dan saling mendukung, komunikasi bersama akan berdiri berlandaskan kasih sayang, sehingga dengan demikian akan terlahir kerekatan dan kesatuan hati, Rasulullah Saw bersabda :
تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
"Kamu menyaksikan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam" (Bukhari 5552)
Agama kita menganjurkan kita untuk mewujudkan keterikatan kita, kesatuan hati kita, dengan mempererat silaturrahim kita, dan agama kita telah menjadikan silaturrahim sebagai salah satu tanda keimanan dan akhlak seorang muslim, Rasulullah Saw bersabda :
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka sambunglah ikatan persaudaraannya" (Bukhari 5673)
Allah sangat mengagungkan masalah rahim (kekerabatan) dan Dia berjanji akan membalas orang yang menyambung tali silaturrahim, dan mengancam orang yang memutusnya, dari Abu Hurairah RA dari Nabi Saw bersabda :
إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْخَلْقَ، حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْ خَلْقِهِ قَالَتِ الرَّحِمُ: هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ الْقَطِيعَةِ. قَالَ: نَعَمْ، أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكِ، وَأَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكِ؟ قَالَتْ: بَلَى يَا رَبِّ. قَالَ: فَهُوَ لَكِ
“Sesungguhnya Allah telah menciptakan makhluk hingga ketika selesai menciptakannya, rahim berkata : ini adalah tempat bagi orang yang berlindung kepada-Mu dari memutuskan silaturahim. Allah berfirman : benar, apakah engkau senang jika Aku menyambung orang yang menyambungmu dan memutuskan orang yang memutuskanmu? rahim menjawab : tentu saja aku senang. Allah berfirman : maka itu untukmu”(Bukhari 5528)
Nabi Saw bersabda :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
"Wahai manusia, sebarkanlah ucapan salam, sambunglah tali silaturahmi/kekerabatan, berilah makan, dan shalatlah pada waktu malam ketika orang-orang tengah tidur, niscaya kamu akan masuk surga dengan selamat" (Ibnu Majah 3242). Dari Abu Ayyub Al Anshari RA berkata : seseorang mendatangi Nabi Saw dan bertanya :
دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ أَعْمَلُهُ يُدْنِينِي مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ. قَالَ:« تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ». فَلَمَّا أَدْبَرَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ r :« إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أُمِرَ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Tunjukkan padaku amalan yang mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka. Beliau menjawab : kau menyembah Allah dan tidak menyekutukannya, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan menyambung tali silaturrahim. Ketika dia pamit maka Rasulullah Saw bersabda : Jika dia berpegang teguh pada sesuatu yang diperintahkan kepadanya niscaya dia masuk surga" (Muttafaq 'alaih, lafal hadits Muslim)
Hamba Allah : ketahuilah bahwa pahala silaturrahim terhadap kerabat kalian, akan disegerakan oleh Allah untuk kalian di dunia, disamping pahala yang disimpan di akhirat untuk kalian, karena ia termasuk sebaik-baiknya ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah yang paling utama, Rasulullah Saw bersabda :
مَا مِنْ شَيْءٍ أُطِيعُ اللَّهَ فِيهِ بِأَعْجَلَ ثَوَابًا مِنْ صِلَةِ الرَّحِمِ
“Tidak sesuatu di dalamnya dilakukan ketaatan pada Allah, yang lebih cepat pahalanya dari pada mempererat tali silaturrahim" (Al Baihaqi dalam kitab As Sunan Al Kubra 10/35 dan Al Qadha'i dalam musnad As Syihab 2/27). Silaturrahim menjadi sebab keberkahan umur, kehidupan yang layak di akhirat, keluasan harta dan rezeki, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَيُوَسَّعَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُدْفَعَ عَنْهُ مِيتَةُ السُّوءِ فَلْيَتَّقِ اللَّهَ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya, diperluas rezekinya dan dihindarkan darinya kematian yang buruk maka bertakwalah kepada Allah dan sambunglah tali silaturrahimnya" (Ahmad 1150), bahkan silaturrahim dapat memperdalam cinta kasih dalam hubungan kekeluargaan dan dapat mewujudkan rasa kebersamaan dalam hubungan sosial, Rasulullah Saw bersabda :
تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ، فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ، مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ، مَنْسَأَةٌ فِي الْأَثَرِ
"Belajarlah dari nasab kalian yang dapat yang dapat membantu tali kekerabatan kalian, karena silaturrahim dapat membawa cinta dalam keluarga, memperbanyak harta dan dapat memperpanjang umur" (Al Mustadrak 7393)
Dalam hadits diatas terdapat anjuran untuk mengetahui nama ayah, kakek, paman dan semua hubungan kekerabatan, yang bertujuan agar tetap tersambung dengan mereka, agar lebih dekat dengan mereka, agar lebih terwujud perlakuan baik kepada mereka (baca : Tuhfatul Ahwadzi syarah jami' At Tirmidzi 5/219)
Kaum muslimin : sesungguhnya silaturrahim bisa diwujudkan oleh seorang muslim dengan perbuatan baik, seperti : selalu mengunjungi mereka, hadir dalam setiap undangan mereka, berbuat baik terhadap mereka, menjauhkan masalah dari mereka, menjenguk anggota keluarga mereka yang sakit, ikut andil dalam kebahagiaan mereka, menutup kesalahan mereka, memaafkan keburukan mereka, menunaikan hak-hak mereka dan memberikan bantuan keuangan bagi anggota mereka yang miskin, Allah Swt berfirman :
وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ
"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan" (Al Isra' 17 : 26)
Rasulullah Saw bersabda :
الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ، وَهِىَ عَلَى ذِي الرَّحِمِ ثِنْتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
"Bersedekah kepada orang miskin berpahala satu sedekah dan terhadap kerabat berpahala dua : pahala bersedekah dan pahala hubungan silaturrahim” (At Tirmidzi 658). Tentu ia akan mendapatkan pahala sedekah dan pahala silaturrahim yang dilakukan pada kerabatnya, dan kerabat lebih berhak mendapatkan kebaikan.
Ketika firman Allah :
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai” (Ali Imran 3 : 92) diturunkan, Abu Talhah Al Anshari RA berkata : wahai Rasulullah, sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah perkebukan Bairuha, sesungguhnya aku mensedekahkannya karena Allah, aku berharap kebaikan dan pahala di sisi-Nya, maka ambillah wahai Rasulullah kapanpun baginda mau. Maka Rasulullah Saw bersabda : Wah, ini harta yang menguntungkan, ini harta yang menguntungkan, sungguh aku sudah mendengar apa yang kamu ucapkan dan aku berpendapat sebaiknya kamu sedekahkan buat kerabatmu. Maka Abu Talhah berkata : Aku akan laksanakan wahai Rasulullah. Maka Abu Talhah membagi untuk kerabatnya dan anak-anak pamannya” (Muttafaq 'alaih). Para ulama berpendapat bahwa hadits ini menceritakan keutamaan nafkah terhadap kerabat. Imam As Sya'bi RA berkata : Tidak seorang pun yang meninggal dari kerabatku dan ia memiliki hutang, kecuali aku membayarkan lunas hutangnya" (Siyarul A'lamin Nubala' 4/298-299)
Jagalah hubungan kekerabatanmu wahai hamba Allah, walaupun mereka berpaling, tunaikan hak-haknya walaupun mereka memutuskan, dengan demikian pahalamu akan berlipat, hatimu menjadi bening dan derajatmu menjadi terangkat, dari Abu Dzar RA berkata : “Kekasihku (Rasulullah) berwasiat kepadaku dengan beberapa kebajikan, disebutkan diantaranya : supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, dan beliau berwasiat agar aku menyambung silaturrahimku meskipun mereka berpaling" (Shahih Ibnu Hibban 2/194). Dan sesungguhnya Allah memperingatkan agar tidak memutus silaturrahim, Nabi Saw menjelaskan bahwa perbuatan itu termasuk dosa, dan pemutus silaturrahim akan mendapatkan balasan yang segera di dunia dan akhirat, Rasulullah Saw bersabda :
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا - مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الآخِرَةِ- مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
"Tidak ada dosa yang disegerakan oleh Allah hukumannya bagi pelakunya di dunia -bersama dengan adzab yang ditangguhkan (tersimpan) baginya di Akhirat- seperti dosa kedzaliman dan memutus tali silaturrahim” (Abu Daud 4902). Rasulullah Saw bersabda :
الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُولُ: مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ، وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ
“Rahim (kekerabatan) itu tergantung di ‘Arsy. Rahim itu berkata: barang siapa yang menyambungku, Allah akan menyambungnya dan barang siapa yang memutusku, Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (Muslim 2555)
Karenanya sambunglah tali silaturrahim kalian wahai kaum muslimin sebagaimana telah diperintahkan oleh Tuhan kalian, perhatikanlah kondisi mereka, kunjungilah mereka selalu, dan jangan lupakan mereka terutama pada kesempatan tertentu, berbuatlah baik pada mereka agar kalian mendapatkan ridha Tuhan langit dan bumi
Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang menyambung tali silaturrahim kami, yang berlaku baik terhadap para kerabat kami, yang berteladan pada sunnah nabi kami Muhammad Saw, dan berilah kami selalu taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم، أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah pada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa doa sudah ditengadahkan ke langit, semoga Yang Maha Pengasih menerimanya, dengan catatan bila tidak tergesa-gesa, mengandung unsur dosa dan pemutusan hubungan silaturrahim, Rasulullah Saw bersabda :
لاَ يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ». قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الاِسْتِعْجَالُ؟ قَالَ:« يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي، فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ
“Terus-menerus akan dikabulkan doa seorang hamba selama dia tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau memutus silaturahim, dan selama dia tidak tergesa-gesa. Beliau ditanya : Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa ? Beliau menjawab : dia berkata: aku telah berdoa dan aku telah berdoa akan tetapi kelihatannya doaku belum dikabulkan, maka setelah itu dia pun putus asa dan menghentikan berdoa" (Muslim 2635). Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ أَعْمَالَ بَنِي آدَمَ تُعْرَضُ عَلَى اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَشِيَّةَ كُلِّ خَمِيسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَلاَ يَقْبَلُ عَمَلَ قَاطِعِ رَحِمٍ
"Sesungguhnya amalan anak Adam diajukan pada Allah setiap Kamis malam Jumat, tidak akan diterima amalan orang yang memutus hubungan silaturrahim" (Bukhari dalam kitab Al Adab Al Mufrid 1/35)
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2])
وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًاإِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بِعَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([4]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5])
 
Khutbah Jumat, 18 Jumadits Tsaniyah 1435 H / 18 April 2014
Al Quran
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ الْقُرْآنَ هُدًى لِلنَّاسِ وَتبصرةً للمتقينَ، وتذكرةً للعالمينَ، ليتدبَّرُوا آياتِهِ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِهِ وَعَظِيمِ سُلْطَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ:فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، قَالَ عَزَّ وَجَلَّ :] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ[([1])
Kaum muslimin : Allah telah mengutus para nabi dan rasul untuk memberi petunjuk kepada seluruh manusia, mereka diperkuat dengan kitab-kitab samawi, dan kitab-kitab ini merupakan cahaya dan obor hidayah, dan kitab yang paling mulya dan terlengkap adalah Al Quran, Allah swt berfirman :
وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الكِتَابِ وَمُهَيْمِناً عَلَيْهِ
"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu" (Al Maidah 5 : 48). Al Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad Saw melalui perantara kepercayaan Allah pembawa wahyu Jibril AS. Membaca Al Quran berpahala ibadah dan lafal-lafalnya dipenuhi dengan mukjizat. Dan karena keagungan Al Quran dan karena kemulyaan kedudukannya maka ia dilindungi dan disimpan di lauhul mahfudz, Allah Swt berfirman :
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيدٌ* فِي لَوْحٍ مَّحْفُوظٍ
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauhmahfudz" (Al Buruj 85 : 21-22). Selanjutnya dari lauhmahfudz diturunkan ke baitul izzah di langit dunia, yaitu pada malam yang diberkahi pada bulan Ramadhan, yang disebut dengan lailatul qadr, Allah Swt berfirman :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemulyaan" (Al Qadr 97 : 1)
Malam itu disebut sebagai malam keberkahan, Allah Swt berfirman :
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan" (Ad Dukhan 44 : 3). Kemudian ia diturunkan secara terpisah-pisah pada Rasulullah Saw melalui perantara malaikat Jibril AS, Allah Swt berfirman :
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ*نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ* عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ* بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
"Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas" (As Syu'ara' 26 : 192-195)
Al Quran dinamakan Al Quran karena ia merupakan kumpulan dari beberapa surah, Allah Swt berfirman :
لاَ تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ*إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ * ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ
"Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah penjelasannya" (Al Qiyamah 75 : 16-19). Artinya : Kami kumpulkan dalam dadamu (Bukhari 4929) selanjutnya kamu membacakannya pada orang lain tanpa lupa sedikitpun darinya.
Allah memberikanbeberapa nama pada Al Quran, keberagaman nama Al Quran menunjukkan keagungannya, dan diantara nama yang paling terkenal adalah Al Furqan, An Nur Al Mubin, Ad Dzikrul Hakim, Al Kitabul Mubin, As Shiratul Mustaqim, Ahsanul Hadits, Al Fashl dan Al Qoyyim.
Al Quran diturunkan secara terpisah dalam kurun waktu 23 tahun, ia tidak diturunkan sekaligus, karena ada hikmah yang dikendaki oleh Allah Swt, yaitu sebagai penguat hati Nabi Saw, Allah Swt berfirman :
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا
"Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)" (Al Furqan 25 : 32). Dan diantara hikmah lainnya adalah ia diturunkan sesuai dengan kejadian, ia terkadang diturunkan pada setiap kejadian yang ingin dicarikan jalan keluar, atau untuk mengarahkan manusia sesuai dengan kehendak Allah.
Para ulama membagi ayat-ayat Al Quran ke dalam Makkiyah dan Madaniyah, Makkiyah adalah ayat yang diturunkan di Makkah atau dikhitabkan untuk penduduk Makkah, diantara tanda-tanda ayat-ayat Makkiyah adalah perhatian penuh pada keimanan pada Allah, wujud, qudrat dan tanda-tanda Keesaan-Nya di dunia, iman dengan hari akhir dan kejadian yang ada di dalamnya, setelah keimanan itu tertanam dalam hati mereka, serta bangunan kepribadian keimanan telah kuat, barulah diturunkan ayat-ayat Madaniyah yang membahas mengenai hukum dan pensyariatan, hak-hak dan kewajiban, sehingga terhitung jumalah surah yang diturunkan mencapai 114 surah, di dalam Al Quran juga terdapat ayat Nasikh dan Mansukh, nasikh berarti menghilangkan hukum yang lalu dan menggantikannya dengan hukum yang baru sebagai bentuk keringanan bagi manusia serta sebagai bentuk perhatian terhadap kondisi mereka, Allah swt berfirman :
مَا نَنْسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ نُنْسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِنْهَا أَوْ مِثْلِهَا أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya, Tiadakah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?" (Al Baqarah 2 : 106)
Hamba Allah : Al Quran adalah kitab Allah yang abadi, yang tidak ada kebatilan dari segala sisinya, Allah Swt berfirman :
لاَ يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
"Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji" (Fusshilat 41 : 42). Allah menjamin perlindungannya, ia adalah mukjizat yang terbarukan, yang dilindungi dari kekurangnan dan kelebihan, dari penyelewengan dan pemutarbalikan, Allah Swt berfirman :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya" (Al Hijr 15 : 9)
Diantara bentuk perlindungan Allah terhadap Al Quran adalah diilhamkan kepada para sahabat pemikiran untuk mengumpulkan dan membukukannya, sebagaimana mereka mampu menghapal Al Quran dan selanjutnya ditulis dalam beberapa catatan, sehingga pada masa Abu Bakar As Siddiq dikumpulkan dalam satu buku sebagai dokumen dan agar tidak hilang, karena sebelumnya ia hanya tertulis dalam berbagai lembaran dan potongan kulit atau pelepah kurma dan lainnya, dan pada masa Utsman RA para sahabat mengusulkan agar ditulis dalam satu mushaf.
Pada masa-masa berikutnya para ulama dan kaum muslimin melanjutkan tugas dalam berkhidmat pada Al Quran, mereka berlomba-lomba dalam mengajarkan, belajar, menafsirkan, mencetak, menyebarkan dan menghapalkannya, sehingga Al Quran mendapatkan porsi perhatian yang cukup, Al Quran merupakan sumber pertolongan sepanjang hidup kita, yang dapat menjadi penguat dan bekal bagi seorang muslim, Al Quran telah menjadi ilham dalam memperkaya makna kehidupan kita, dari arahan dan pelajaran yang terdapat di dalamnya kita mengambil petunjuk agar berfikir lurus, dari larangan dan perintahnya kita membatasi hukum halal haram, darinya seorang bapak mengerti tugas kewajibannya, seorang anak bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya, dari ajarannya seorang muslim beretika dalam pergaulan dengan sesama, dari hidayahnya seorang pemimpin membina rakyatnya dan dengan perintahnya seorang rakyat berusaha mematuhi pemimpinnya.
Hamba Allah : diantara kemudahan yang diberikan oleh Allah adalah dijadikannya Al Quran mudah bagi seluruh manusia, Allah Swt berfirman :
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran ?" (Al Qamar 54 : 17)
Bahkan sekarang ia tercetak dengan beragam ukuran, dan mudah dibaca melalui media elektronik, sehingga seorang muslim dapat dengan mudah membawanya, membacanya dan menghapalkannya, dan barang siapa membacanya maka dianjurkan menghayati kandungan ayat-ayatnya, Allah Swt berfirman :
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran" (Shad 38 : 29). Barang siapa menghapal beberapa ayatnya maka dianjurkan untuk menjaganya dengan sering mengulang-ngulang agar tidak lupa, Rasulullah Saw bersabda :
تَعَاهَدُوا هَذَا الْقُرْآنَ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَلُّتاً مِنَ الإِبِلِ فِي عُقُلِهَا
Jagalah (hapalan) Al-Qur’an ini, demi Dzat yang jiwa Muhammad ada tangan-Nya, sesungguhnya Al-Qur’an itu sangat cepat terlepas melebihi (lepasnya) unta dari ikatannya" (Bukhari 5033, Muslim 791)
Dan Pemerintah UAE dengan berbagai media berusaha berkhidmat pada Al Quran terutama sejak masa Al Marhum Syaikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, yang telah mendirikan pusat penghapal Quran, dan usaha itu terus berkelanjutan dengan mencetak Al Quran dan membagikannya, mendirikan pusat-pusat dan yayasan untuk menghapal Quran di seluruh pelosok UAE, besar kecil, laki-laki dan perempuan dapat belajar disana, sehingga –dengan izin Allah- telah banyak meluluskan para penghapal Al Quran.
Ya Allah berilah kami rezeki pemahaman tentang Al Quran, berilah pertolongan kepada kami agar dapat menghayati ayat-ayatnya, berfikir kandungan sepanjang hari dan malam, dan berilah kami selalu taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah pada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa para pendahulu kita telah melakukan banyak hal untuk berkhidmat pada Al Quran, karena itu kewajiban kita untuk berusaha dengan sungguh-sungguh agar mampu seperti mereka, dengan belajar dan menghapalkan, membaca dan menghayatinya, mengamalkan kandungannya, mengajarkannya pada anak-anak kita agar mereka mampu menghapal dan memahaminya pemahaman yang benar agar mereka dapat mengamalkan kandungannya, hendaknya kita berusaha menyebarkannya dan mengajarkannya, maka barang siapa mengajak kepadanya maka ia telah mendapatkan petunjuk pada jalan yang lurus, Rasulullah Saw bersabda :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
"Sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar Al Quran dan mengajarkannya" (Bukhari 5027)
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ:أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([4]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5])

No comments: