Friday, April 25, 2014

Khutbah Jum'at 48, Optimis & Menghayati Kandungan Surat Shad

Khutbah Jumat, 27 Jumadil Ula 1435 H / 28 Maret 2014
Optimis
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ الأَمَلَ فِي قُلُوبِ عِبَادِهِ بَرِيقاً، وَالْفَأْلَ بِالْخَيْرِ لَهُمْ طَرِيقاً، مَنْ رَغِبَ فِيمَا عِنْدَهُ كَفَاهُ، وَمَنْ قَصَدَ نَوَالَهُ أَمَدَّهُ وَأَعْطَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَحَبِيبُهُ، خَيْرُ الْمُتَفَائِلِينَ،وَسَيِّدُ الرَّاجِينَ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ:( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا*يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا)([1]).
Hamba Allah : Allah telah memulyakan manusia, dipilihnya agar beribadah dan mentaati-Nya, diangkat darinya segala dosa bila bertaubat dan kembali pada-Nya, Dia mengampuni orang yang lupa, tidak membebani orang tidak mampu sebagai bentuk rahmat dan kasih sayang dari-Nya, Allah menciptakan ciptaan-Nya agar mereka dikasihi, maka berbahagialah dengan rahmat Allah dan kembalilah kalian semua pada-Nya, Allah Swt berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Az Zumar 39 : 53)
Ketahuilah wahai hamba Allah bahwasanya tidak ada tempat bagi keputusasaan dalam hidupmu, bila bencana datang menyerang dan musibah bertubi-tubi menerpamu, maka tugasmu adalah berlaku optimis dan penuh pengharapan terhadap apa yang ada di sisi Tuhanmu di alam gaib dan berprasangka baik pada Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ بِي خَيْراً فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
"Allah Swt berfirman : Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku, bila ia berprasangka baik kepada-Ku, maka baginya kebaikan, dan bia berprasangka buruk kepada-Ku, maka baginya keburukan"(Ahmad 9314, Shahih Ibnu Hibban 2/405). Maka barang siapa berprasangka baik kepada Tuhannya, optimis dengan progress perkaranya, lalu berusaha mewujudkan tujuannya, maka ia telah berada pada pintu kesuksesan dan telah menyempurnakan jalan keberhasilan, Nabi Saw kagum saat mendengar : wahai orang yang mendapatkan petunjuk, wahai orang yang berhasil (Al Mu'jam Al Awsath 4181). Sebagai bentuk rasa optimis dan khabar gembira atas kesuksesan dan keberuntungan, merasa optimis dengan kebaikan berarti berprasangka baik atas ucapan yang didengar oleh seseorang yang mengandung kesuksesan, kesenangan atau kemudahan atau dorongan baginya sehingga jiwa menjadi baik, kemauan dan tekad semakin kuat, dari Abu Hurairah RA berkata : Nabi Saw bersabda :
لاَ طِيَرَةَ، وَخَيْرُهَا الفَأْلُ» قَالَ: وَمَا الفَأْلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ:« الكَلِمَةُالصَّالِحَةُ يَسْمَعُهَا أَحَدُكُمْ
"Tidak ada khabar burung, dan yang terbaik adalah rasa optimis" seorang bertanya : apa itu optimis wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : kata-kata baik yang didengar oleh salah satu dari kalian" (Muttafaq 'alaih)
Kaum muslimin : sesungguhnya rasa optimis merupakan ajaran Nabi Saw, Beliau senang dengan rasa optimis. Beliau menganjurkan kita agar memilih nama-nama baik sebagai bentuk rasa optimis dengan artinya serta sebagai harapan baik atas pemilik nama tersebut, dari Said bin Al Musayyab dari ayahnya :
أَنَّ أَبَاهُ جَاءَ إِلَى النَّبِىِّ rفَقَالَ :« مَا اسْمُكَ؟». قَالَ: حَزْنٌ. قَالَ:« أَنْتَ سَهْلٌ».قَالَ: لاَ أُغَيِّرُ اسْماً سَمَّانِيهِ أَبِي. قَالَ ابْنُ الْمُسَيَّبِ: فَمَا زَالَتِ الْحُزُونَةُ فِينَا بَعْدُ
bahwa ayahnya datang pada Nabi Saw dan beliau bertanya : siapa namamu, ia menjawab : namaku sedih (Hazn), Nabi berkata : namamu Sahl (mudah). Ia berkata : aku tidak akan mengganti sebuah nama pemberian ayahku. Ibnul Musayyab berkata : karenanya kami terkenal dengan sebutan Al Hazunah" (Bukhari 6190)
Dan diantara petunjuk Nabi Saw adalah mendoakan orang sakit semoga lekas disembuhkan dan dipulihkan kesehatannya,
وَكَانَ النَّبِىُّ r إِذَا دَخَلَ عَلَى مَرِيضٍ يَعُودُهُ قَالَ: لاَ بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ. فَقَالَ لَهُ :« لاَ بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ». قَالَ:قُلْتَ طَهُورٌ كَلاَّ بَلْ هِىَ حُمَّى تَفُورُ- أَوْ تَثُورُ- عَلَى شَيْخٍ كَبِيرٍ، تُزِيرُهُ الْقُبُورَ. فَقَالَ النَّبِىُّ r « فَنَعَمْ إِذاً»
diriwayatkan Beliau menjenguk seorang badui yang sedang sakit, dan Nabi Saw bila menjenguk orang sakit berdoa : tidak mengapa sembuh insya Allah, lalu beliau berdoa untuknya : Tidak mengapa, sembuh, insya Allah” ia berkata : kau berkata : Sembuh, sebenarnya itu demam panas yang sedang meluap dan mengancam orang yang sangat tua dan akan membawa maut.” Nabi Saw bersabda:”Ya, benar katamu itu.”(Bukhari 3616). Dalam syarah (penjelasan) hadits diatas bahwa seorang muslim bila menjenguk orang sakit, maka hendaknya ia memberikan harapan kehidupan padanya, menenangkan jiwanya dan mencoba melapangkan dari dari masalahnya.(Fathul Bari 10/121)
Rasulullah Saw melarang prilaku pesimis , karena itu merupakan tindakan orang-orang yang prustasi, Rasulullah Saw bersabda :
إِذَا قَالَ الرَّجُلُ: هَلَكَ النَّاسُ فَهُوَ أَهْلَكُهُمْ
"Bila seseorang berkata : manusia celaka, maka ia yang paling celaka diantara mereka" (Muslim 8/36). Artinya ia sendiri orang yang paling celaka, dan ia menjadi penyebab dalam kecelakaan mereka, karena ia pemilik pandangan pesimis, ia selalu menyebut keburukan orang lain dan menjelek-jelekkan mereka dengan berkata : manusia itu rusak dan mereka akan binasa dan ucapan semisalnya, bila ia melakukan itu maka sebenarnya ia yang paling buruk keadaannya, karena ia akan mendapatkan dosa karena telah menjelek-jelekkan mereka serta berdoa buruk terhadap mereka, dan mungkin itu menyebabkan rasa takabbur pada dirinya, dan ia merasa bahwa ia lebih baik dari mereka. Berprasangka baik terhadap sesama merupakan tindakan optimis, karena ia merupakan kebaikan yang dianjurkan oleh agama, pelakunya akan mendapatkan pahala, Umar bin Khattab berkata : "Tidak halal bagi seorang muslim yang mendengar satu perkataan dari saudaranya lalu ia menyangka buruk, sedangkan ia masih mempunyai sumber kebaikan pada perkataan tersebut" (Syarah Ibnu Batthal 9/252)
Kaum mukminin : berharap baik akan mendorong manusia untuk berusaha dan bekerja, terbuka baginya pintu harapan dan cita-cita, serta dapat mengusir rasa malas, dengan harapan kedudukan akan digapai, cita-cita akan terwujud, karena seorang yang optimis akan berangkat kerja dengan penuh keridhaan dan kesenangan, mengerjakan tugasnya dengan tekun dipenuhi dengan keikhlasan karena meyakini akan berpahala dan ia akan menikmati hidup yang baik dan mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhannya, Allah Swt berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (An Nahl 16 : 87)
Kehidupan baik yang dijalani oleh seorang yang optimis akan menjadikannya manusia yang memiliki ambisi tinggi, cinta terhadap keluarga, negara, sayang pada sesama, ceria, senang, tindakannya terencana, sukses dalam pergaulannya, percaya bahwa Allah akan memberkahi usahanya, dan amalannya tidak akan sia-sia, Allah Swt berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ المُحْسِنِينَ
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik" (At Taubah 9 : 120)
Kaum mukminin : sesungguhnya pahala orang-orang yang optimis tidak akan sirna, karena mereka telah berlaku baik, mereka beriman kepada Allah sebagai Tuhan, mereka rela dengan qadha dan qadar-Nya, mereka merasa bahagia dengan apa yang ada di sisi Tuhan mereka, mereka menggunakan waktunya untuk berusaha mewujudkan cita-cita mereka, mereka mengusir keputusasaan dari kehidupan mereka, dan seperti inilah keadaan para nabi dan utusan Allah, Nabi Ya'kub AS tidak pernah kehilangan harapan akan kembalinya anaknya padanya walaupun tahun-tahun telah berlalu, dia berwasiat kepada anak-anaknya agar mencari berita saudaranya, dan melarang mereka untuk berputus asa dari rahmat Allah, disebutkan dalam Al Quran :
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" (Yusuf 12 : 87) Ia terus mencari dan berharap baik, sehingga Allah memberikan kemulyaan padanya dengan dikembalikannya buah hatinya, Allah Swt berfirman :
فَلَمَّا أَن جَاءَ البَشِيرُ أَلْقَاهُ عَلَى وَجْهِهِ فَارْتَدَّ بَصِيراً قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Yakub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Yakub: "Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya" (Yusuf 12 : 96)
Teladan kita Rasulullah Saw telah memberikan contoh, bahwa beliau selalu optimis agar kaumnya mendapatkan hidayah, beliau selalu mengharapkan kebaikan bagi mereka, memaafkan kesalahan mereka, mengajak mereka walaupun mereka selalu berusaha menolaknya, dan ketika beliau mengalami siksaan dari penduduk Thaif, malaikat menawarkan :
يَا مُحَمَّدُ إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمِ الأَخْشَبَيْنِ؟ فَقَالَ النَّبِىُّ r : إِنِّي لأَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً
wahai Muhammad, jika kau berkehendak, aku akan menimpakan dua gunung ini pada mereka ? Nabi Saw menjawab : sesungguhnya aku berharap suatu saat Allah mengeluarkan dari tulang rusuk mereka keturunan yang akan menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya sedikitpun" (Bukhari 3231)
Betapa banyak harapan dihadapan Allah Swt, dan harapan yang dijanjikan oleh Nabi Saw, beliau diutus untuk semesta alam, beliau selalu sabar atas cacian kaumnya, beliau menyampaikan risalah Tuhannya, yakin dengan janji-Nya dan selalu optimis dengan kebaikan, sehingga Allah menuntaskan masalahnya dan memenangkan agamanya atas semua agama lainnya.
Betapa beruntungnya orang yang optimis dan memiliki harapan, berusaha, bekerja dan merencanakan, kemudian menyerahkan semua urusannya pada Allah Swt dengan mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ya Allah berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم، أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah pada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan ketahuilah bahwa optimis berdampak ketentraman dan kemakmuran masyarakat, kebahagiaan dan perkembangannya, dengan bersenjatakan optimism setiap individu akan memiliki semangat yang tinggi, mereka akan mampu mengalahkan kesusahan, mereka akan berpegang pada sebab akibat, akan bersungguh-sungguh dalam bekerja dan mereka tidak akan kehilangan harapan, Rasulullah Saw bersabda ;
إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَفِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لاَ تَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا
"Jika hari kiamat tiba, sedang ditangan seorang di antara kalian terdapat bibit kurma, jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya, maka lakukanlah” (Bukhari dalam kitab Al Adab Al Mufrid 1/168). Maka Allah akan membalas mereka dengan kesuksesan di dunia dan keberuntungan di akhirat.
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًاإِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ. اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَإِخْوَانَهُمَا شُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بِعَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([4]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5])
 

Khutbah Jumat, 04 Jumadits Tsaniyah 1435 H / 04 April 2014
Menghayati kandungan surah Shad
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ مُنْزِلِ الكِتابِ، مَلاذِ كلِّ مُسْتغفرٍ أَوَّابٍ، يُوَفِّي الصَّابرينَ أجْرَهُمْ بغيرِ حسابٍ، نحمدُهُ سُبْحَانَهُ هُوَ العزيزُ الوهابُ، الرحيمُ التوابُ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، خيرُ مَن صَبَرَ، وَنَاجَى ربَّه مستغفِراً بالسَّحَرِ، رَغَّبَنَا فِي جناتِ وَنَهرٍ، فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عندَ مَليكٍ مُقتدرٍ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ:( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ)([1]).
Kaum muslimin : Allah telah menurunkan Al Quran pada nabi Muhammad Saw, agar dapat menyelamatkan manusia dari kegelapan dan membawanya menuju keterang benderangan, mengentaskannya dari kesengsaraan menuju kebahagiaan, dan dijadikannya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, di dalamnya terdapat kisah orang-orang terdahulu dan orang-orang yang akan datang, di dalamnya terdapat kabar gembira, peringatan dan beberapa kisah, barang siapa berpegang teguh dengannya maka ia telah mendapatkan petunjuk di jalan yang lurus. Kitab ini dianjurkan dibaca, diamalkan akhlak dan kandungannya, dihayati ayat-ayat dan surah-surah yang ada di dalamnya, Allah Swt berfirman :
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran" (Shad 38 : 29). Betapa indahnya bila seseorang mampu berkomunikasi dengan kitabullah, di dalamnya terdapat hidayah dan pelajaran, dan ia juga sebagai pengingat dan peneguh keimanan seorang mukmin, Allah Swt berfirman :
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
"Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman" (Hud 11 : 120). Artinya : sebagai pengingat seorang hamba terhadap janji Allah dan sebagai peringatan agar menjauh dari adzab-Nya yang sangat pedih.
Hamba Allah : diantara surah yang membahas beberapa nilai-nilai mulya dan akhlak utama adalah surah "Shad", disebutkan di dalamnya sebagian kisah-kisah nabi, di dalamnya terdapat kisah Nabi Daud AS yang dijadikan suaranya menjadi simbol keindahan, besi dilunakkan untuknya dan diberikan padanya kitab Zabur, Allah Swt berfirman :
وَآتَيْنَا دَاوُدَ زَبُوراً
"Dan kami berikan Zabur (kepada) Daud " (Al Isra' 17 : 55). Gunung-gunung ditundukkan padanya dan gunung-gunung dan burung-burung ikut bertasbih bersama Daud, Allah Swt berfirman :
وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُدَ الجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ
"Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud" (Al Anbiya' 21 : 79). Allah juga memberikannya hikmah dan ketegasan dalam membuat keputusan, disebutkan dalam firman Allah :
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ
"Dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan)." (Shad 38 : 17). Daud AS rajin beribadah dan rajin puasa, banyak beristighfar dan bertaubat pada Allah, Allah Swt berfirman :
فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ
"Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat" (Shad 38 : 24). Sehingga ia mendapatkan ampunan dari Tuhannya, kedekatan dan kedudukan yang terhormat, Allah Swt :
فَغَفَرْنَا لَهُ ذَلِكَ وَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا لَزُلْفَى وَحُسْنَ مَآبٍ
"Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik" (Shad 38 : 25) Artinya : derajat yang tinggi di surga disebabkan taubatnya dan keadilannya di kerajaannya (Tafsir Ibnu Katsir 7/62)
Kisah Nabi Sulaiman AS juga terdapat pada surah Shad, dimana beliau berdoa kepada Tuhannya :
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّك أَنْتَ الْوَهَّاب
"Ia berkata: Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi" (Shad 38 : 35). Allah menganugerahkan padanya kerajaan yang agung, keutamaan yang jelas, diajarkan padanya kicauan burung, diperdengarkan padanya pembicaraan semut, ditundukkan padanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja dikehendakinya, ditundukkan padanya setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam, kemudian ia bersyukur kepada Allah atas keutamaan dan kemulyaan yang sangat besar ini yang diberikan padanya, Allah Swt berfirman :
وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
"Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh" (An Naml 27 : 19). Sehingga ia mendapatkan pujian dari Allah, disebutkan dalam firman-Nya :
نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
"dia adalah sebaik-baik hamba, sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)" (Shad 38 : 30)
Kaum mukminin : Allah telah mengisahkan pada kita di dalam surah Shad kisah Nabi yang diturunkan padanya bala', ia menjadi teladan dalam keridhaan pada ketentuan (qadha') Allah, dan menjadi contoh bagi orang-orang yang sabar dalam kesengsaraan, ia adalah Nabi Ayyub AS, nabi agung itu diabadikan di dalam Al Quran, seperti dalam firman-Nya :
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
"dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang" (Al Anbiya' 21 : 83)
Ia dipilih oleh Allah dan dilimpahkan nikmat padanya, diberikan padanya harta dan tanaman, keturunan dan ketundukan, diberikan padanya kesehatan, sehingga ia menjadi orang yang bersyukur, ia selalu berdzikir, ia menyayangi orang fakir miskin, menafkahi yatim piatu dan para janda, menafkahkan hartanya pada orang sekitarnya, kemudian Allah memberikan cobaan padanya dengan dihilangkan semua kenikmatan darinya, harta dan anaknya tiada, penyakit menimpa, ia mengalami kesakitan yang berkelanjutan, ketika musibah itu semakin membesar, ia bermunajat pada Tuhannya dan berdoa :
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ
"Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya; "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan"(Shad 38 : 41). Sebuah penyerahan diri dan ketundukan, kekhusuan dan pertaubatan, dari seorang nabi yang bernama Ayyub, walaupun musibah terus membesar, ia tetap berprasangka baik pada Allah, jujur dan tulus dalam pertaubatan pada Allah, berpegang teguh pada tali pengharapan, terus menerus berdoa pada Allah Swt, dengan menampakkan etika dan keridhaan yang tinggi dihadapan Tuhannya, seorang ulama berkata : di dalam ungkapan Ayyub : "Sesungguhnya aku diganggu setan"sebagai bentuk adab, walaupun semua yang menimpa manusia baik dan buruknya adalah dari Allah" (Tafsir Baidhawi 5/95)
Selesai Nabi Ayyub AS berdoa pada Tuhannya, datanglah padanya jalan keluar, firman-Nya :
ارْكُضْ بِرِجْلِكَ هَذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ
(Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum" (Shad 38 : 42). Allah mengabulkan doa hamba-Nya Ayyub, Allah mengangkat semua musibah dan penyakit yang menimpanya, Allah Swt berfirman :
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ
"Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah" (Al Anbiya' 21 : 84). Itulah balasan orang-orang yang sabar, yang taat dan kembali pada Tuhannya, karenanya jadilah orang yang berserah diri pada Tuhanmu wahai hamba yang mukmin dengan ketaatan, kembali pada-Nya dengan kekhusu'an, dan jangan pernah mengeluh pada sesama hamba-Nya, jangan mengeluh dihadapan orang-orang yang menjengukmu saat kau sakit, agar kamu mendapatkan pengampunan dari segala keburukan dan surga sebagai balasanmu. Rasulullah Saw bersabda :
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ بَعَثَ اللَّهُ تَعَالَى إِلَيْهِ مَلَكَيْنِ، فَقَالَ: انْظُرَا مَاذَا يَقُولُ لِعُوَّادِهِ؟ فَإِنْ هُوَ إِذَا جَاؤُوهُ، حَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، رَفَعَا ذَلِكَ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ أَعْلَمُ، فَيَقُولُ: لِعَبْدِي عَلَيَّ إِنْ تَوَفَّيْتُهُ أَنْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، وَإِنْ أَنَا شَفَيْتُهُ أَنْ أُبْدِلَ لَهُ لَحْمًا خَيْرًا مِنْ لَحْمِهِ، وَدَمًا خَيْرًا مِنْ دَمِهِ، وَأَنْ أُكَفِّرَ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ
"Bila seorang hamba sakit, Allah mengutus padanya dua malaikat dan Dia berfirman : Lihatlah apa yang dikatakan pada orang-orang yang menjenguknya ? bila ia memuji dan memuja Allah saat dijenguk oleh mereka, kemudian keduanya melaporkan pada Allah –dan Dia Maha Mengetahui- dan Dia berkata : bagi hamba-Ku terhadapku, bila Aku mewafatkannya, maka Aku akan memasukkanya ke dalam surga, dan bila Aku menyembuhkannya maka Aku akan mengganti daging yang lebih baik dari dagingnya, darah yang lebih baik dari darahnya dan aku akan mengampuni dosa-dosanya" (Malik dalam kitab Al Muwattha' 2711 hadits mursal, dan Al Baihaqi dalam kitab Syu'bul Iman 7/187 maushul)
Hamba Allah : diantara pelajaran yang dapat diambil dari surah Shad adalah istighfar, Nabi Daud AS banyak beristighfar pada Tuhannya dengan memperbanyak ruku' dan bertaubat. Dan Nabi Sulamian AS beristighfar :
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّك أَنْتَ الْوَهَّاب
"Ia berkata: Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi" (Shad 38 : 35). Istighfar menjadi jalan orang-orang yang bertaubat, symbol orang-orang yang mengharapkan ampunan-Nya, ia adalah pemasukan yang sangat mudah didapat dan berpahala besar, dengannya rahmat-Nya bercucuran, musibah terselesaikan, dan dengannya pula Allah menghapus semua kesalahan dan dosa, Nabi Saw bersabda :
وَاللَّهِ إِنِّي لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
"Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali" (Bukhari 6307) dan dalam riwayat lainnya :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ، فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
"Wahai manusia bertaubatlah pada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam satu hari seratus kali" (Muslim 2702).
Ya Allah berilah ketetapan pada kami atas agama-Mu, dan jadikanlah kami termasuk salah satu pewaris surga-Mu, dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم، أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah pada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa diantara hal yang dibahas di dalam surah "Shad" adalah pembahasan mengenai sebagian nikmat di surga, janji Allah mengenai hal itu, bahwa nikmat di dalamnya tidak pernah dilihat mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terbersit dalam hati manusia, Allah Swt berfirman :
هَذَا ذِكْرٌ وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَآبٍ
"Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik" (Shad 38 : 49) Artinya bahwa kisah yang kami beritakan padamu merupakan sebagian kisah hamba-hamba Kami yang ikhlas, sebagai kenangan indah mereka di dunia, sebagai kemulyaan abadi yang dipenuhi dengan pujian dan penghormatan baginya dan sesungguhnya setiap orang yang bertakwa pada Tuhannya dan mentaati rasul-Nya maka baginya balasan yang terbaik di akhirat, yaitu berupa :
جَنَّاتِ عَدْنٍ مُّفَتَّحَةً لَّهُمُ الْأَبْوَابُ
"(yaitu) surga `Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka" (Shad 38 : 50)
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ. اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَإِخْوَانَهُمَا شُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بِعَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([4]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5])

No comments: