Friday, April 25, 2014

Khutbah Jum'at 43, Kelahiran Pembawa Rahmat Bagi Semesta Alam & Hubungan Seorang Muslim dengan Nabi SAW


Khutbah Jumat, 09 Rabiul Awwal 1435 H / 10 Januari 2014 M
 
Kelahiran Pembawa Rahmat Bagi Semesta Alam
 
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، شَمِلَ بِرَحْمَتِهِ الْخَلْقَ أَجْمَعِينَ، وَخَتَمَ رِسَالاَتِهِ بِخَاتَمِ النَّبِيِّينَ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى إِسْبَاغِهِ النِّعَمَ، وَإِغْدَاقِهِ الْعَطَايَا وَالْمِنَنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، صَاحِبُ الْمَقَامِ الْمَحْمُودِ، وَالْحَوْضِ الْمَوْرُودِ، وَالشَّفَاعَةِ الْعُظْمَى، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ ونَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ:( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُوراً تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ)([1])
Kaum muslimin : Allah telah menciptakan manusia, dan diberikan kelebihan padanya dibandingkan makhluk lainnya, diberikan kekuatan dan sifat-sifat agung padanya, diutus para Nabi dan rasul kepadanya, agar mengajaknya pada jalan yang lurus, Allah SWT berfirman :
رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ
“(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (An Nisa’ 4 : 165) . Para nabi dan para rasul telah membangun akidah dan akhlak manusia, meluruskan sikap dan sifatnya, mengembangkan akal dan keahliannya, menggunakan kekuatan dan kemampuannya dengan sebaik-baiknya, dan mereka menjauhkan manusia dari segala jalan kebatilan, agar menjadi manusia yang utama dalam menjalankan khilafah di muka bumi serta memakmurkannya, menginvestasikan kebaikan, membangun peradaban dan berlaku baik terhadap semua makhluk.
Allah menutup risalah-Nya dengan mengutus rasul yang paling mulya, yaitu Muhammad Saw yang pada hari ini kita sedang dalam peringatan kelahirannya, Allah telah mengagungkan kedudukannya, meninggikan namanya dan memberinya nikmat padanya, disebutkan dalam firman-Nya :
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
“Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu”(As Syarh 94 : 4)
Artinya : nama-Ku tidak disebutkan kecuali namamu disebut bergandengan dengan-Ku di dalam syahadat “Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah”, Hassan bin Tsabit RA berkata :
Dan Tuhan telah mengabungkan nama Nabi kepada nama-Nya, seperti tersebutkan ketika muaddzin mengumandangkan syahadat (Dalailun Nubuwwah Al Baihaqi 2/402)
Allah telah menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai pemilik ucapan yang jujur, sebutan yang baik dan pujian yang layak baginya dan belum pernah diberikan oleh Allah pada siapa pun selainnya, sebagai bentuk pengagungan atas kedudukannya, dan Allah menggabungkan antara ketaatan pada Rasul-Nya dengan ketaatan kepada-Nya, disebutkan dalam firman-Nya :
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah” (An Nisa’ 4 : 80). Sebagaimana Allah menjadikan mengikuti Nabi-Nya sebagai bukti kejujuran cinta seorang hamba terhadap Tuhannya, Allah Swt berfirman :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Ali Imran 3 : 31)
Hamba Allah : Rasulullah Saw telah mengemban risalah yang agung dari langit ini, yang diturunkan untuk seluruh ummat manusia, pada saat sering terjadi pertumpahan darah, pada saat jiwa-jiwa manusia disesaki oleh kebencian dan permusuhan, yang kuat memakan yang lemah, yang kaya berlaku kasar pada yang miskin, akal mereka dikuasai oleh ilusi dan mitos, mereka hidup dalam kegelapan, sehingga Allah mengutus rasul-Nya Muhammad Saw agar mengganti kebodohan mereka dengan pengetahuan, perselisihan mereka dengan kedamaian, kekerasan hati mereka dengan kasih sayang, kesengsaraan mereka dengan kebahagiaan dan kegelapan mereka dengan cahaya, Allah Swt berfirman :
هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al Qur'an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu” (Al Hadid 57 : 9)
Ketahuilah wahai kaum muslimin bahwa Allah telah memilih Nabi Muhammad bin Abdillah Saw dari keturunan manusia yang paling mulya, yang paling bersih dan paling baik, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ، وَاصْطَفَى قُرَيْشاً مِنْ كِنَانَةَ، وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ، وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ
"Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari anak Ismail, memilih Quraisy dari Kinanah, memilih Quraisy dari Bani Hasyim dan memilihku dari Bani Hasyim” (Muslim 2276)
Banyak kejadian dan tanda-tanda yang terjadi pada tahun kelahirannya, diantaranya kejadian Al Fiil dimana Allah membinasakan Abrahah dan bala tentaranya, mencegah mereka untuk menghancurkan Ka'bah, Allah Swt berfirman :
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الفِيلِ* أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ*وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ* تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ*فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu bertindak terhadap tentara bergajah,
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?, Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)” (Al Fiil 105 : 1-5). Tahun itu dinamakan tahun gajah, pada saat Rasulullah dilahirkan, disebutkan bahwa “Ibunya melihat cahaya yang menerangi istana-istana Syam saat ia melahirkannya” (Ahmad 17615)
Muhammad Saw terlahir dalam keadaan yatim, pada umur keenam ibunya meninggal, maka ia hidup bersama kakeknya Abdul Muthallib yang kemudian wafat dan meninggalkanya pada saat beliau berumur delapan tahun, selanjutnya pamannya Abu Thalib mengasuhnya dan ia sangat mencintainya bahkan melebihi anak-anaknya, ia tidak tidur kecuali disamping beliau, ia berkata : wahai anak saudaraku, sesungguhnya kau benar-benar pembawa berkah. Dan beliau menemani pamannya dalam perjalanan dagang ke negeri Syam dan ia menyaksikan bagaimana awan menaungi Muhammad Saw” (At Thabaqat Al Kubra Ibnu Saad 1/15-154)
Muhammad Saw besar dalam lindungan Allah, risalah dan kehormatannya dijaga, sehingga beliau menjadi manusia yang paling berwibawa dan paling baik akhlaknya diantara kaumnya, beliau paling sabar, paling jujur ucapannya, paling amanah, sehingga beliau terkenal dan dijuluki dengan orang yang jujur. Allah Swt berfirman :
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (At Taubah 9 : 128)
Kaum mukminin : ketika Muhammad Saw berumur empat puluh tahun, Allah Swt menyiapkan risalah untuk semesta alam, sehingga beliau tidak melewati bebatuan atau pepohonan kecuali ia berkata : salam untukmu wahai Rasulullah, pada saat itu beliau lebih suka berkhalwat (menyendiri), Aisyah RA berkata : awal mula Rasulullah Saw menerima wahyu adalah dengan mimpi baik saat tidur, dan setiap kali beliau bermimpi kecuali seakan-akan beliau melihatnya bagaikan sinar terang di pagi hari, kemudian beliau suka untuk berkhalwat, beliau berkhalwat di goa Hira dan beliau beribadah di dalamnya (yaitu beribadah di malam hari dengan bilangan tertentu) sebelum beliau kembali pada keluarganya dan membekali dirinya untuk keperluan itu, kemudian beliau pulang ke rumah Khadijah dan beliau membawa bekal serupa, sehingga datanglah kebenaran ketika beliau berada di goa Hira, datang seorang malaikat dengan membawa firman Allah :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ* خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ* اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ* الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ* عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang telah menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Al ‘Alaq 96 : 1-5) (Muttafaq ‘alaih)
Kemudian beliau mulai berdakwah mengajak kaumnya siang malam, menyampaikan risalah Allah dengan terang-terangan dan sembunyi-sembunyi, sehingga Allah menyempurnakan dakwah beliau dan memberikan kemenangan, Allah Swt berfirman :
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا
“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi” (Al Fath 48 : 28)
Rasulullah Saw tidak meninggal dunia hingga tidak ada lagi pertumpahan darah, kehormatan terjaga, hak-hak dan harta terlindungi, keadilan ditegakkan, yang lemah dilindungi, zakat diambil orang kaya dan disalurkan pada para faqir, wanita dihargai dan diangkat derajatnya, anak mendapatkan kasih sayang dan haknya, manusia tersatukan dalam satu kata, beliau menguatkan tali kasih sayang antara sesama, Rasulullah Saw :
الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ، وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ
"Jamaah adalah rahmat, sementara perpecahan adalah adzab". (Ahmad 18640). Kasih sayang ketika telah sempurna rukunnya, bangunannya berdiri kokoh, maka akan membuahkan kasih sayang dan saling tolong menolong, sehingga masyarakat akan mendapatkan kebaikan, kemajuan dan kemakmuran agar tergapai, karenanya satukan barisan kalian dan menyatulah dengan pemimpin kalian.
Ya Allah anugerahkanlah kami taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan berpegang teguh dengan nilai-nilai yang dibawanya, mengikuti petunjuk dan sunnahnya, dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم، أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah, dan ketahuilah bahwa risalah Muhammad Saw diturunkan untuk membawa kasih sayang dan kejernihan, menolak perpecahan dan kebencian, memelihara hak-hak sesama, menyebarkan kebaikan dan kemanfaatan, kemudahan dan moderasi adalah cirinya, moderasi dalam ucapan dan tindakan. Dan sekarang pada peringatan kelahirannya yang mulya ini, betapa perlunya kita untuk berperangai dengan akhlaknya Saw, keutamaan Rasulullah sangat besar terhadap kita, kebaikannya sangat banyak, karenanya perbanyaklah kalian untuk menyebutnya, angkatlah derajatnya, ajarkan anak-anak kalian keutaamaannya, agar mereka bertauladan padanya, dimana beliau tidak meninggalkan kebaikan kecuali kita diarahkan padanya, dan tidak ada keburukan kecuali kita diperintahkan untuk menjauh darinya, dan betapa perlunya kita untuk berpegang teguh pada petunjuknya agar kita semua dapat menikmati kehidupan yang nyaman dan tentram di dunia, dan kelak di akhirat kita mendapatkan syafaatnya dan dapat menikmati minuman yang lezat langsung dari tangannya.
Hamba Allah : dan diantara kewajiban dan tugas yang harus kita lakukan, dimana kita hidup di negara ini adalah untuk saling berkasih sayang antara sesama, saling berpegang tangan dan bersatu padu dengan pemimpin kita, mereka telah bertauladan pada Rasulullah Saw dan menjalankan ajaran yang dibawanya, dan sesungguhnya negara dimana seseorang dibesarkan diatas buminya, menikmati kebaikannya, maka yang terpenting bagi kita adalah membanggakan keberhasilannya, dan terus berusaha melakukan perbuatan untuk keberhasilannya, menjaga nilai-nilai dan keasliannya dan adat istiadatnya sebagai bentuk kesetiaan dan kewajiban kita pada negara ini.
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2])وَقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])وَقَالَ r :« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([5]).
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الجنةَ لنَا ولوالدينَا، ولِمَنْ لهُ حقٌّ علينَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ اهْدِنَا لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ فَإنَّهُ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا فَإنَّهُ لاَ يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتاً إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بِعَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6])

Khutbah Jumat, 16 Rabiul Awwal 1435 H / 17 Januari 2014 M
 
Hubungan Seorang Muslim dengan Nabi Saw
 
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَقَّ حَمْدِهِ، أَرْسَلَ إِلَيْنَا خَيْرَ خَلْقِهِ، وَأَكْرَمَ رُسُلِهِ، نَبِيَّنَا مُحَمَّداً r الْهَادِي إِلَى سَوَاءِ السَّبِيلِ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ أَنْ جَعَلَنَا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ بِهِ، وَالْمُرْتَجِينَ شَفَاعَتَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، خَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيراً، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، بَعَثَهُ اللَّهُ تَعَالَى هَادِياً وَمُبَشِّراً وَنَذِيراً، وَدَاعِياً إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجاً مُنِيراً، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ ونَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ الْعَظِيمِ، وَاتِّبَاعِ هَدْيِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ، الصَّادِقِ الأَمِينِ r قَالَ تَعَالَى:( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ)([1])
Kaum muslimin : Allah telahmenganugerahkan nikmat kepada kaum mukminin berupa diutusnya nabi penutup, yang membacakan ayat-ayat-Nya pada mereka, membersihkan diri mereka dengan nasehat-nasehatnya, ia menunjukkan bagaimana beretika kepada Yang Maha Pencipta, beliau memberikan petunjuk mereka menuju jalan yang lurus, sehingga ia mendapatkan pujian seperti disebutkan dalam firman-Nya :
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Al Qalam 68 : 4). Allah telah memilihnya dari semua hamba-Nya, Dia mengajarkannya yang belum diketahuinya, Dia mendidiknya dengan pendidikan yang baik, Dia melapangkan dadanya, Dia menanggalkan darinya dosa-dosanya, Dia memurnikan hatinya dari syetan dan menggantikannya dengan cahaya kenabian dan keimanan, Dia menjaga pendengaran, penglihatan dan hatinya dari segala ketergelinciran dan kedzaliman, sehingga Allah memujinya, disebutkan di dalam Al Quran :
وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى*مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى* وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى* إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
“Demi bintang ketika terbenam,
kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru
dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” (An Najm 53 : 1-4)
Tentu, Allah telah mengagungkan kedudukan Nabi dan kekasih-Nya, dengan dijadikannya penghulu Anak Adam di dunia dan akhirat. Kejujuran dan amanahnya dalam menyampaikan ajaran yang didapat dari Tuhan semesta alam telah terbukti, Allah Swt berfirman :
لَكِنِ اللَّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنْزَلَ إِلَيْكَ أَنْزَلَهُ بِعِلْمِهِ وَالْمَلَائِكَةُ يَشْهَدُونَ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا
“(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Qur'an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula) dan cukuplah Allah yang mengakuinya”(An Nisa’ 4 : 166)
Rasulullah Saw mendapatkan tempat di surga Al Firdaus, sebagaimana syafaat Rasulullah Saw diterima dan berlaku bagi orang-orang yang berdosa dan orang-orang yang teledor, Allah Swt berfirman :
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
“Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” (An Nisa’ 4 : 64)
Hamba Allah : sesungguhnya Allah Swt telah memerintahkan semua agar mengagungkan nabi-Nya dan menghargainya, seperti tersebut dalam firman-Nya :
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا* لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,
supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama) Nya, membesarkan-Nya” (Al Fath 48 : 8-9)
Para mufassir berpendapat bahwa : yang dimaksud dengan membesarkannya adalah mengagungkannya dan menghormatinya (Tafsir Ibnu Katsir 7/329)
Para sahabat mengetahui kedudukan Nabi Saw, karenanya mereka mengagungkan kedudukannya, menghargai dan beradab dengannya, maka ketika Nabi Saw memerintahkan sesuatu pada mereka, mereka segera menunaikannya, bila Nabi Saw hendak berwudlu, mereka berlomba untuk melayaninya dalam berwudlu, bila Nabi Saw berbicara, mereka merendahkan ucapannya dihadapannya dan mereka tidak menajamkan pandangannya kepadanya sebagai bentuk pengagungan terhadapnya (Shahih Bukhari 3/255), Umar bin Al Ash RA berkata :
مَا كَانَ أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ r وَلاَ أَجَلَّ فِي عَيْنِي مِنْهُ، وَمَا كُنْتُ أُطِيقُ أَنْ أَمْلأَ عَيْنَي مِنْهُ إِجْلاَلاً لَهُ، وَلَوْ سُئِلْتُ أَنْ أَصِفَهُ مَا أَطَقْتُ لأَنِّي لَمْ أَكُنْ أَمْلأُ عَيْنَي مِنْهُ
“Tidak seorang pun yang aku cintai melebihi Rasulullah Saw dan tidak ada satu pun yang lebih berharga dalam pandanganku melebihnya, aku tidak sanggup menatap kedua matanya dengan leluasa karena penghormatanku padanya, jika aku diminta untuk mensifatinya, maka aku tidak mampu karena kedua mataku tidak pernah leluasa memandangnya”(Muslim 1/78)
Betapa besar pengagungan dan penghormatan itu, sebuah pengagungan yang bersumber dari keimanan dan cintanya yang besar, terhadap pemilik kedudukan yang tinggi, yaitu Nabi Muhammad Saw pemilik syafaat dan dapat memberikan syafaat, para sahabat mencintainya melebihi cinta mereka pada diri mereka, mereka lebih mengutamakannya dibandingkan keluarga mereka, sebagai contoh Zaid bin Ad Datsinah RA ketika mereka (kaum kafir) hendak membunuhnya, mereka bertanya : maukah posisi kamu sekarang digantikan oleh Muhammad, lalu kami memenggal lehernya, dan kau bebas kembali ke keluargamu ? Zaid menjawab : demi Allah, aku sama sekali tidak rela jika Muhammad sekarang berada di rumahnya tertusuk sebuah duri, dalam keadaan aku berada di rumahku bersama keluargaku” Maka Abu Sufyan pun berkata, “Tidak pernah aku mendapatkan seseorang mencintai orang lain seperti cintanya para sahabat Muhammad kepada Muhammad!” (Sirah Ibnu Hisyam 4/126)
Kaum mukminin : perbaharuilah hubungan kalian dengan nabi kalian dan agungkanlah ia dalam jiwa kalian, cintailah ia dengan setulus hati kalian, cintailah apa yang dicintainya, dan orang yang mencintainya akan mendapatkan surga, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ
"Barang siapa mencintaiku maka ia akan bersamaku di surga" (At Tirmidzi 2678). Dan ketahuilah bahwa tidak sempurna iman kita, kecuali bila kita mencintai Rasulullah Saw melebihi cinta kita terhadap diri kita, Rasulullah Saw bersabda :
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
"Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian hingga aku lebih dicintainya melebih dari cintanya pada anaknya, orang tuanya dan semua manusia"(Muslim 70)
Kita mencintai Rasulullah Saw, karena ia telah berbuat untuk kita, ia mencintai kita dan berdoa untuk kita, berbuat lembut terhadap kita dan merindukan kita, dan ia memuji orang yang mencintainya, Rasululah Saw bersabda :
مِنْ أَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي، يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ
“Diantara umatku yg paling cinta kepadaku adalah orang yg datang setelahku, salah seorang diantara mereka ingin sekali melihatku meskipun harus menebusnya dengan hartanya dan keluarganya” (Muslim 2832)
Beruntunglah orang yang mencintai nabinya, rindu ingin bertemu dengannya, beruntunglah orang yang memperbanyak bershalawat kepadanya, mengikuti sunnahnya, mentaati perintahnya, mengamalkan hidayah nabinya dalam ucapan dan tindakannya dan menjadikannya sebagai teladan, Allah Swt berfirman :
لَقَدْ كانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik” (Al Ahzab 33 : 21)
Ibnu Katsir berpendapat, bahwa ayat ini merupakan pondasi dasar dalam berteladan pada Rasulullah Saw dalam ucapan, tindakan dan semua kondisinya.(Ibnu Katsir 6/391)
Beliau Saw merupakan teladan baik dalam hubungannya dengan Allah Swt,
فَقَدْ كَانَ يَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَلَيْسَ قَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَك؟ قَالَ: أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا
“Beliau bangun malam sehingga kedua kakinya membengkak, dikatakan : wahai Rasulullah, bukankah Allah telah mengampunimu ? beliau menjawab : Tidakkah aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur” (Muttafaq ‘alaih)
Muhammad Saw adalah contoh dalam hubungan baik dengan keluarga, ia berlaku baik terhadap mereka, menolong mereka, tidak membebani suatu tugas yang diluar kemampuan mereka, ia menambal sandalnya sendiri, menjahit bajunya, dan ia membantu tugas keluarganya
Muhammad Saw adalah contoh dalam menunaikan kerja, dalam perdagangan, jual beli, bila ia berkata, berkata dengan jujur, bila berjanji ditepati, bila dipercaya tugasnya ditunaikan, ia menganjurkan untuk menjual sesuatu yang bermanfaat bagi sesama, melarang tindakan penipuan, memerintahkan untuk memberikan kemudahan orang yang tidak mampu, dan mengasihi orang-orang yang membutuhkan dan orang yang tidak mampu, Rasulullah Saw bersabda :
رَحِمَ اللَّهُ عَبْدًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ، سَمْحًا إِذَا اشْتَرَى، سَمْحًا إِذَا اقْتَضَى
“Allah mengasihi orang yang murah hati ketika menjual, ketika membeli dan ketika menagih” (Ibnu Majah 2203)
Nabi Saw menjadi contoh dalam perlindungan terhadap orang-orang yang lemah, kasih sayangnya pada orang fakir dan miskin, perhatiannya pada lingkungan dan makhluk, serta kasih sayangnya terhadap hewan, Rasulullah Saw melewati seekor unta yang hampir bertautan punggung dengan perutnya, lalu beliau bersabda :
اتَّقُوا اللَّهَ فِي هَذِهِ الْبَهَائِمِ الْمُعْجَمَةِ، فَارْكَبُوهَا صَالِحَةً، وَكُلُوهَا صَالِحَةً
“Bertakwalah kepada Allah dalam memperlakukan binatang-binatang ternak yang tidak bisa berbicara ini. Tunggangilah ia dengan baik dan makanlah dengan baik pula” (Abu Daud 2548)
Beruntunglah orang yang mengagungkan Rasulullah Saw, beriman kepadanya, mencintainya, mengikutinya, mentaati perintahnya, menjauh dari larangannya, berteladan dengan akhlaknya dan berpegang teguh dengan hidayah dan sunnah-nya, karena dengan semua itu, ia akan mendapat ridha Allah, sehingga ia akan menikmati kebahagiaan di dunia dan mendapatkan syafaat nabinya dan akan dimasukkan ke dalam surga di akhirat.
Ya Allah berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم، أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dan cintailah Nabi-Nya dengan tulus dari hati kalian, berteladanlah padanya dalam kehidupan kalian, dan diantara salah satu bentuk petunjuk Nabi Saw adalah bergaul dengan sesama atas dasar cinta dan kasih sayang, pemaafan, keikhlasan, kebaikan dalam bertetangga, menyebarkan kasih sayang di masyarakat, menjaga kesatuan dan bersatu padu dengan pemimpin kalian, menghargai para pemimpin kalian dan melestarikan ketentraman dan kedamaian Negara kalian, karena semua itu akan mendatangkan cinta Nabi Saw dan dapat membanggakannya, disebutkan sebelum wafatnya, tirai kamarnya terbuka, ia memandang para sahabatnya yang didapati sedang shalat, ia berdiri seakan-akan wajahnya seperti kertas mushaf, kemudian ia tersenyum” (Muttafaq ‘alaih). Para ulama menafsirkan sebab senyum Rasulullah Saw, bahwa ia senang melihat keharmonisan para sahabatnya, kesatuan pandangan mereka serta kesatuan hati mereka. (Syarh Imam Nawawi atas hadits Muslim 2/157)
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2])وَقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])وَقَالَ r :« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ الْبُلْدَانِ([5]).
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الجنةَ لنَا ولوالدينَا، ولِمَنْ لهُ حقٌّ علينَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنَا لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ فَإنَّهُ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا فَإنَّهُ لاَ يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ. اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتاً إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ. اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بِعَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا. اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُيَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6])

No comments: