Friday, May 15, 2015

Khotmah Jum'at 41 - Ladang Kebaikan - Inovasi - Qur'an itu mudah - Kemudaratan dan Manfaatnya

Khutbah Jumat
17 Rabiul Akhir 1436 H / 06 Februari 2015 M
Ladang kebaikan
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَمَرَ بِفِعْلِ الْخَيْرِ وَالإِحْسَانِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى جَلِيلِ نِعَمِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، حَثَّ عَلَى صَنَائِعِ الْمَعْرُوفِ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:( وَمَا تَفْعَلُواْ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ)([1]). وَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ:( فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ القَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ)([2]).
Kaum muslimin : sesungguhnya keindahan agama kita dan kesempurnaan syariatnya adalah bahwa ia menganjurkan untuk memerintahkan berbuat  kebaikan dan  menganjurkan untuk kebajikan, pelakunya akan mendapatkan ampunan dan pahala, kasih sayang dan ridha Allah, Allah Swt berfirman :
وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapatkan kemenangan”  (Al Hajj 22  : 77)
Berbuat  kebajikan itu meliputi semua kebaikan yang dilakukan karena taat kepada perintah Allah, atau karena ingin berbuat baik pada sesama makhluk ciptaan-Nya, ia merupakan salah satu simbol para nabi dan rasul, Allah Swt berfirman :
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
 "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cema. Dan mereka adalah orang-orang yang khusu' kepada Kami" (Al Anbiya' 21 : 90)
Rasulullah Saw  telah memberi petunjuk kepada kita agar berbuat baik, disebutkan dalam sabdanya :
مَنْ كَانَ لَهُ فَضْلٌ مِنْ زَادٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لاَ زَادَ لَهُ
"Barang siapa memiliki kelebihan bekal , hendaknya ia memberikan pada  yang tidak memiliki bekal" (Muslim 1728). Artinya barang siapa memiliki kelebihan makanan, maka hendaknya ia bersedekah pada orang yang tidak memiliki makanan.
Bahkan Allah sangat bangga dan memuji orang-orang  yang memperlakukan sesamanya dengan ucapan yang baik dan perbuatan yang mulia, Allah Swt berfirman :
وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik" (Al Baqarah 2 : 195)

Hamba Allah  : sesungguhnya ladang kebaikan itu sangat luas, berkata baik itu kebaikan, tidak menyakiti sesama itu kebaikan, dan berbuat segala bentuk kebaikan itu kebaikan, Nabi Saw memberikan contoh kebaikan dalam sabdanya :
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا... وَلَوْ أَنْ تُنَحِّيَ الشَّيْءَ مِنْ طَرِيقِ النَّاسِ يُؤْذِيهِمْ، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ وَوَجْهُكَ إِلَيْهِ مُنْطَلِقٌ، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ فَتُسَلِّمَ عَلَيْهِ، وَلَوْ أَنْ تُؤْنِسَ الْوَحْشَانَ فِي الْأَرْضِ
"Janganlah menyepelekan kebaikan sedikitpun, walaupun hanya  menyingkirkan sesuatu dari jalan yg dapat merintangi manusia, walaupun hanya bertemu dgn saudaramu dalam keadaan wajah yg berseri, walaupun kau bertemu saudaramu, lalu kamu mengucapkan salam untuknya, walaupun hanya berlaku lemah-lembut terhadap orang yang sedang mengalami kesedihan  di bumi" (Ahmad 25/309)

Berusaha memenuhi kebutuhan sesama termasuk kebaikan, diriwayatkan bahwa  ada seorang pemuda yang selalu datang ke rumah Abdullah bin  Al Mubarak dan ia menunaikan kebutuhannya dan mematuhi ucapannya, suatu hari Abdullah datang dan tidak melihat pemuda tersebut, ia bertanya : dikatakan bahwa ia dipenjara disebabkan tidak membayar hutang  sebesar 10000  dirham. Ibnul Mubarak mendatangi pemberi hutang   dan membayarnya 10000 dirham dan ia menyumpahnya agar tidak memberitahu pada orang lain selama hidupnya, kemudian pemuda itu dikeluarkan, Ibnul Mubarak bertanya : kemana saja kau pemuda ? aku tidak melihatmu ? pemuda itu menjawab : wahai Abu Abdur Rahman aku dipenjara karena tidak bayar hutang. Ia bertanya : bagaimana kau bisa bebas ? ia menjawab : ada seorang yang membayarkan hutangku dan aku tidak mengenal orang tersebut, ia menasehati : bersyukurlah pada Allah. Dan pemuda itu tidak mengenal siapa orang yang telah membayarkan hutangnya hingga sepeninggalnya Abdullah bin Al Mubarak. (Siyar A’lamun Nubala’ 7/369)

Para jamaah shalat : sesungguhnya perbuatan baik itu memiliki adab yang harus dijaga agar pelakunya mendapatkan kebaikan dan hasil yang menggembirakan, diantaranya adalah : berniat mendapatkan pahala di sisi Allah dan pelaku kebaikan jangan mengharap imbalan manusia atas perbuatan baiknya, Allah Swt menjelaskan ciri-ciri orang baik dalam firman-Nya :
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا* إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu tidak pula (ucapan) terima kasih (Al Insan 76 : 8-9). Disebutkan dalam sebuah syair :
Tanamlah keindahan  walaupun bukan pada tempatnya
Karena tidak akan hilang keindahan itu dimana saja ditanam
Berbahagialah pelaku kebaikan dan ketahuilah bahwa Allah Swt akan membalasmu dengan balasan yang setimpal bahkan lebih, disebutkan dalam firman Allah :
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
“Bagi orang-orang  yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya” (Yunus 10 : 26). Melakukan kebaikan walaupun sedikit, maka Allah akan memberikan keberkahan pada pelakunya, menerimanya dan menumbuhkannya, Nabi Saw bersabda :
يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ، لَا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا، وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
"Wahai para wanita muslimah, janganlah sekali-kali seorang tetangga merendahkan (pemberian) tetangganya, sekalipun kikil kambing"  (Muttafaq 'alaih). Artinya walaupun kikil kambing, yang dimaksud walaupun sesuatu yang sedikit itu lebih baik daripada tidak ada sama sekali. (Fathul Bari 5/198)
Allah telah menjamin akan memberikan balasan pada orang yang berbuat kebaikan walaupun sedikit, dan Dia menjanjikan pahala yang berlipat ganda, Allah Swt berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْراً عَظِيماً
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar”  (An Nisa' 4 : 40)

Para jamaah shalat : sesungguhnya perbuatan baik akan membuahkan banyak hal, diantaranya kelapangan dada, bertambahnya pahala dan dijauhkan malapetaka darinya, ia juga menjadi penyebab datangnya ampunan dan ridha Allah, dan surga menantinya sebagai nikmat terbesar baginya, Nabi Saw bersabda :
أُتِيَ اللَّهُ بِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِهِ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا، فَقَالَ لَهُ: مَاذَا عَمِلْتَ فِي الدُّنْيَا؟ قَالَ: يَا رَبِّ آتَيْتَنِي مَالَكَ، فَكُنْتُ أُبَايِعُ النَّاسَ، وَكَانَ مِنْ خُلُقِي الْجَوَازُ، فَكُنْتُ أَتَيَسَّرُ عَلَى الْمُوسِرِ-أَيِ الْغَنِيِّ- وَأُنْظِرُ الْمُعْسِرَ، أَيْ أُمْهِلُهُ، فَقَالَ اللَّهُ: أَنَا أَحَقُّ بِذَلِكَ مِنْكَ، تَجَاوَزُوا عَنْ عَبْدِي
“Allah mendatangkan salah seorang hamba-Nya yang pernah Dia diberikan  harta kekayaan, kemudian Allah  bertanya kepadanya : Apa yang engkau lakukan ketika di dunia? Ia menjawab:  Wahai Tuhanku, Engkau telah memberiku harta kekayaan, dan dahulu aku berjual-beli dengan orang lain,  kebiasaanku senantiasa memudahkan. Aku meringankan (tagihan) orang yang mampu dan menunda (tagihan dari) orang yang tidak mampu. Allah-pun berfirman: Aku lebih layak untuk melakukan ini daripada engkau, mudahkanlah hamba-Ku ini"  (Muttafaq 'alaih)
Betapa indah, bila seorang muslim menjadi penyebar dan pelaku kebaikan dalam masyarakatnya, karena dengan itu ia dapat mempersatukan hati sesamanya, mendapatkan ridha Tuhannya dan jaminan pahala akan tercatat dalam buku kebaikannya, Allah Swt berfirman :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ وَإِنَّا لَهُ كَاتِبُونَ
 “Maka barang siapa yan g mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya” (Al Anbiya’ 21 : 94). Dan firman-Nya :
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ* وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَراًّ يَرَهُ
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (Az Zalzalah  91 : 7-8)

Melakukan kebaikan dapat melindungi anak dan keturunan dan sebagai pelindung mereka dari keburukan dan fitnah, disebutkan dalam kisah Nabi Musa AS dan Khidr dimana keduanya membangun pagar agar harta kedua anak yatim tersebut terlindungi, hal itu terwujud akibat keshalehan kedua orang tuanya, Allah Swt berfirman :
وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحاً
“Sedang ayahnya adalah seorang yang shaleh” (Al Kahf 18 : 82). Keshalehan seseorang tidak diketahui kecuali dari banyaknya kebaikan yang diperbuatnya.

Ya Allah berilah pertolongan pada kami agar mampu berbuat kebajikan dan kebaikan, jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang baik wahai Dzat Yang Maha Pengasih,  dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu,  mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
بارَكَ اللهُ لِي ولكُمْ فِي القرآنِ العظيمِ ونفعَنِي وإياكُمْ بِمَا فيهِ مِنَ الآياتِ والذكْرِ الحكيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ r أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.


Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi oleh-Nya dalam kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa Allah menganjurkan untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan, Allah  Swt berfirman :
فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ
"Maka berlomba-lombalah dalam kebajikan"  (Al Baqarah 2 : 148). Ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam sabdanya :
كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ
"Setiap kebaikan berpahala sedekah" (Bukhari 6021 dan Muslim 1005)

Dan diantara kebaikan yang dibutuhkan oleh manusia masa kini adalah menampakkan toleransi dan kemurniaan agama ini sebagaimana dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya, kebaikan yang terindah yang dipersembahkan manusia pada dirinya, agamanya dan negaranya adalah dengan menampakkan sisi kebaikan dari petunjuk syariah agama kita yang toleran ini, dan diantara bentuk kebaikan itu adalah berinteraksi dengan sesama manusia dengan akhlak yang mulia. Pegawai yang berbuat baik kepada masyarakat dengan menjalankan kerjanya dengan baik, maka ia sebenarnya telah berbuat baik terhadap dirinya, masyarakatnya dan negaranya. Barang siapa mengunjungi orang sakit dan menghiburnya, mendonorkan darahnya, bekerja sukarela, memenuhi kebutuhan satu orang fakir, membayar hutang pemilik hutang, menjauhkan keluarganya atau masyarakatnya dari segala marabahaya, maka ia telah berkontribusi dalam kebaikan, dan barang siapa menyumbang sesuai kemampuannya untuk membangun masjid, menjamin anak yatim, merawat keluarga, maka ia termasuk pada golongan pelaku kebaikan dunia dan akhirat.
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([3]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4]) وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([5]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِلإِحْسَانِ إِلَى خَلْقِكِ، وَبَذْلِ الْمَعْرُوفِ لِعِبَادِكِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُحْسِنِينَ الفَائِزِينَ بِجِوَارِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمَلِكِ عبد الله بن عبد العزيز آل سعود وَارْحَمْهُ بِرَحْمَتِكَ، وَتَجَاوَزْ عَنْهُ بِلُطْفِكَ، وَاجْعَلْ مَثْوَاهُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ، وَجَازِهِ خَيْرًا وَإِحْسَانًا وَعَفْوًا وَغُفْرَانًا.
 اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([6]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
عِبَادَ اللَّهِ: ( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([7])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([8])


Khutbah Jumat
24 Rabiul Akhir 1436 H / 13 Februari 2015 M
Inovasi
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَوِيِّ العَزِيزِ، الَّذِي أَنْعَمَ عَلَى عِبَادِهِ بِنِعْمَةِ الْعَقْلِ وَالتَّمْيِيزِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، دَعَا إِلَى التَّقَدُّمِ وَالازْدِهَارِ، وَحَثَّ عَلَى الإِبْدَاعِ وَالاِبْتِكَارِ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:( وَقَدِّمُواْ لأَنْفُسِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلاَقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ)([1]).
Kaum muslimin : Allah Swt memuliakan manusia dan memberikan perhatian penuh kepadanya, Allah Swt berfirman :
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan” (Al Isra’ 17 : 70). Dan diantara pemberian yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal (Tafsir As Tsa’labi 3/486 dan Raudhatul Uqola’ halaman 17). Ini merupakan pemberian yang sangat agung dan mahkota seorang mukmin di dunia (Raudhatul Uqola’ halaman  18-19). Umar bin Khattab RA berkata : basis dasar seseorang adalah akalnya (Adabud dunya wad din halaman 17). Disebutkan dalam sebuah syair :
Bila seseorang diberikan kesempurnaan akal oleh Allah, maka akhlak dan tujuannya telah sempurna (Adabud dunya wad din halaman 18).

Allah memerintahkan agar menggunakan akal dan pemikirannya, Allah Swt berfirman :
قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya”(Al Hadid 57 : 17). Beruntunglah bagi orang yang menggunakan akalnya, memperluas pengetahuannya, menambah ilmunya, mengasah kemahirannya, mempraktekkan bakatnya, berakhlak dengan kemuliaan akhlak dan menghiasi dirinya dengan sifat yang mulia, hingga ia menjadi manusia yang bermanfaat dan tidak memudaratkan, manusia membangun dan tidak merusak, manusia mewujudkan kebaikan bagi dirinya, masyarakatnya, negaranya dan bagi semua kemanusiaan, Allah Swt berfirman :
وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi” (Al Qashash 28 : 77)

Kaum mukminin : Allah mengajak kita agar memperhatikan penciptaan langit dan bumi, firman-Nya :
قُلِ انظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ
“Katakanlah : perhatikanlah apa yang ada di langit dan bumi” (Yunus 10 : 101). Artinya : pelajarilah kandungannya, ambillah kesimpulan dari hukum dan peraturannya, sebagaimana kita diperintahkan untuk mempelajari keadaan ummat sebelumnya, agar kita mampu mengambil hal positif dan menjauh dari hal negatif dari mereka, agar kita mampu melahirkan pemikiran-pemikiran baru untuk kemajuan kehidupan kita, mencari solusi jitu bagi permasalahan dan tantangan kita, agar kita mampu dengan kreatifitas kita ini menuju pada peradaban yang maju, dengan kreatifitas dan inovasi kehidupan akan berkembang, bumi menjadi makmur dan peradaban dibangun. Al Quran mencatat beberapa kisah pengalaman kreatifitas di berbagai bidang, seperti pembuatan kapan yang diajarkan Allah pada Nabi Nuh AS, disebutkan dalam firman-Nya :
فَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِ أَنِ اصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا
“Lalu Kami wahyukan kepadanya : buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami” (Al Mu’minun 23 : 27). Juga pembuatan baju besi yang diajarkan Allah pada nabi Daud AS, disebutkan dalam firman-Nya :
وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَّكُمْ لِتُحْصِنَكُم مِّنْ بَأْسِكُمْ
“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu” (Al Anbiya’ 21 : 80). Begitu juga penemuan obat-obatan, Allah Swt berfirman :
يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia” (An Nahl 16 : 69). Rasulullah Saw bersabda :
تَدَاوَوْا يَا عِبَادَ اللَّهِ، فَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ دَوَاءً
“Berobatlah kamu wahai hamba Allah, karena sesungguhnya Allah tidak menuruntkan penyakit kecuali menurunkan obat bersamanya” (Abu Daud 3855, At Tirmidzi 2038 dan Ibnu Majah 3436)

Hamba Allah : Nabi Saw menaruh perhatian penuh atas perkembangan pemikiran dan kreatifitas para sahabatnya, seperti diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA bahwa Rasulullah Saw bersabda :
  إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً لاَ يَسْقُطُ وَرَقُهَا، وَهِيَ مَثَلُ المُسْلِمِ، حَدِّثُونِي مَا هِيَ؟». فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ البَادِيَةِ، وَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ، فَاسْتَحْيَيْتُ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنَا بِهَا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« هِيَ النَّخْلَةُ». فَحَدَّثْتُ أَبِي بِمَا وَقَعَ فِي نَفْسِي، فَقَالَ:« لَأَنْ تَكُونَ قُلْتَهَا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ يَكُونَ لِي كَذَا وَكَذَا
“Sesungguhnya di antara banyak pohon ada satu pohon yang daun-daunnya tidak rontok, pohon tersebut seperti seorang muslim. Beritahu aku  pohon apakah itu ? Orang-orang membayangkan pohon tersebut berada di daerah pelosok (badui), aku mengira bahwa  pohon tersebut adalah pohon kurma, tetapi aku malu mengutarakannya, kemudian  para sahabat bertanya : wahai Rasulullah! Beritahu kami mengenai pohon tersebut ? Rasulullah Saw menjawab : ia adalah pohon kurma. Kemudian aku bercerita pada  ayahku mengenai terkaan dalam diriku, kemudia ia berkata : jika tadi kamu kemukakan, maka itu lebih aku cintai dari pada aku memiliki, ini dan itu" (Muttafaq 'alaih)

Rasulullah Saw sering menggali bakat dan kemampuan para sahabatnya dan juga mendorong pengembangannya, dari Ubay bin Ka'ab RA berkata : Rasulullah Saw bersabda :
يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟» قُلْتُ:( اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ) قَالَ: فَضَرَبَ فِي صَدْرِي، وَقَالَ:« وَاللَّهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ
"Wahai Abu Mundzir tahukah kamu ayat apa yang paling agung? Aku menjawab: ayat "الله لا إله إلا هو الحي القيوم" Ka'ab berkata: Lalu Nabi memukul dadaku dan berkata: Allah telah memberimu anugerah ilmu wahai Abu Mundzir" (Muslim 810)

Ketika Salman RA mengusulkan penggalian parit (Khandaq) untuk melindungi Madinah, Rasulullah Saw segera menerima pemikiran itu dan menerapkannya, karena pada dasarnya Nabi Saw terbiasa melindungi ide-ide inovatif yang bermanfaat, merangkul semua energi kreatif, sehingga bakat dapat berkembang dan beragam, pemikiran menjadi lebih terbuka lebar, sehingga dengannya prinsip pemikiran yang membangun dapat berkembang, dan manusia tergugah untuk membaca dan belajar, pada akhirnya sinar peradaban Islam itu muncul ke permukaan dalam waktu yang sangat singkat yang dapat mencerahkan seluruh penduduk bumi, yang dapat mengantarkan manusia pada realitas yang lebih kreatif, dan telah dibuktikan oleh kaum muslimin dalam membangun peradaban di berbagai bidang, mereka mampu menciptakan kreatifitas di bidang keilmuan dan pengetahuan, mereka unggul dibidang ilmu kedokteran, matematika, teknik, fisika, astronomi dan bidang-bidang keilmuan lainnya, disamping penguasaan ilmu tafsir, hadits, fiqh, usul fiqh dan ilmu bahasa Arab dan lainnya, hal diatas sebagai perwujudan dari firman Allah :
هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا
“Dia telah menciptakan kamu dari bum (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya”(Hud 11 : 61). Artinya kamu diciptakan untuk memakmurkan dan memanfaatkannya. (Tafsir Ibnu Katsir 4/331). Dan puncak dari semua inovasi dan kreatifitas adalah terwujudnya kebaikan dan kemajuan bagi seluruh alam.

Kaum muslimin : salah satu bentuk kreatifitas adalah perencanaan dan persiapan untuk masa depan, seperti yang ditunjukkan oleh Al Quran dalam kisah Nabi Yusuf AS yang mampu menyelamatkan kaumnya dari  permasalahan paceklik dengan perencanaan yang baik, Allah Swt berfirman :
قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَباً فَمَا حَصَدْتُمْ فَذَرُوهُ فِي سُنْبُلِهِ إِلَّا قَلِيلاً مِمَّا تَأْكُلُونَ* ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ إِلَّا قَلِيلاً مِمَّا تُحْصِنُونَ* ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ عَامٌ فِيهِ يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيهِ يَعْصِرُونَ
“Yusuf berkata : supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur” (Yusuf 12 : 47-49). Beruntunglah orang yang mau mengambil pelajaran dari kenyataan hidupnya dan membuat rencana bagi masa depannya sehingga ia dapat menikmati kebaikan dunia dan akhirat.
Ya Allah berilah kemudahan pada kami segala penyebab menuju kebaikan dan menapaki jalan petunjuk, bantulah kami untuk menggapai kemajuan dan kebenaran, dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu,  mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59). 
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi oleh-Nya dalam kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa pemimpin negara ini telah berbuat banyak demi kemajuan negara ini di segala bidang, dan negara ini telah mendapat peringkat pertama dunia dalam persaingan global, dengan pendekatan inovatif dan kreatif untuk mewujudkan semua cita-cita itu, kita sebagai rakyat dituntut untuk bahu membahu untuk menjaga kemajuan tersebut, bekerja meningkatkan dan mengembangkan bakat dan kemampuan dan juga mendorong pemikiran yang kreatif lagi membangun,  firman Allah Swt menegaskan
وَتَعَاوَنُوا عَلَى البِرِّ وَالتَّقْوَى
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa” (Al Maidah 5 : 2). Salah satu bentuknya adalah dengan merawat anak-anak kita, mengembangkan bakat mereka, mendidik mereka agar memiliki cita-cita yang tinggi, mendorong mereka dan menanamkan pada jiwa mereka cinta inovasi dan kreasi, sebagaimana disebutkan dalam pesan Nabi Saw :
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَز
“Jagalah  perkara yang dapat memberinu manfaat, mintalah pertolongan pada Allah dan jangan lemah” (Muslim 2664)

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]) وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا الْعَقْلَ السَّدِيدَ، وَالْفَهْمَ الرَّشِيدَ، وَالْخُلُقَ الْجَمِيلَ، وَوَفِّقْنَا لِلنُّهُوضِ بِأَنْفُسِنَا وَمُجْتَمَعِنَا وَوَطَنِنَا يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمَلِكِ عبد الله بن عبد العزيز آل سعود وَارْحَمْهُ بِرَحْمَتِكَ، وَتَجَاوَزْ عَنْهُ بِلُطْفِكَ، وَاجْعَلْ مَثْوَاهُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ، وَجَازِهِ خَيْرًا وَإِحْسَانًا وَعَفْوًا وَغُفْرَانًا.
 اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
عِبَادَ اللَّهِ: ( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([7]).



Khutbah Jumat
01 Jumadil Ula 1436 H / 20 Februari 2015 M
Al Quran itu mudah
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَنْزَلَ الْقُرْآنَ هُدًى وَرَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، الْمَبْعُوثُ بِالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، وَالصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيمِ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ تَعَالَى:(وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ)([1]). وَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ:( فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ القَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ)([2]).
Kaum muslimin : sesungguhnya diantara rahmat Allah yang diberikan kepada para hamba-Nya adalah diturunkannya Al Quran kepada mereka, ia merupakan nikmat yang agung, pembeda yang terang benderang, kandungan nasehatnya dapat menyembuhkan penyakit hati dan dalil-dalinya dapat memuaskan pencari kebenaran (At Tabshirah halaman 79). Allah Swt berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran)” (An Nisa’ 4 : 174).
Hal itu, karena Al Quran merupakan cahaya yang dapat memberi petunjuk kepada hati, menerangkan pandangan dan pemikiran dan dapat menghapus kebodohan, Allah Swt berfirman :
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يِهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
 “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Al Isra’ 17 : 9)
Ia adalah sistem kehidupan dan sumber peradaban yang mengajak pada kemuliaan akhlak, prinsip-prinsip yang kokoh yang dapat mewujudkan ketentraman dan kebahagiaan, yang menganjurkan pada kemajuan dan kepeloporan, Allah Swt menyapa nabi-Nya :
طَهَ* مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى
“Thaha, Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah” (Thaha 20 : 1-2). Artinya Kami tidak menurunkan Al Quran kepadamu untuk membuatmu lelah dan susah, akan tetapi untuk menjadikanmu manusia yang paling bahagia (Tafsir Ibnu ‘Atiyah 4/37)

Hamba Allah : sesungguhnya membaca Al Quran bagaikan perniagaan yang menguntungkan dan rampasan perang yang abadi, beruntunglah orang yang memenangkannya dan konsisten di jalannya, Allah Swt berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ* لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri” (Fathir 35 : 29-30)
Berpegang teguh dengan kitabullah, dan menggunakan waktunya untuk membaca dan mendengarkannya, karena hal itu menjadi penyebab terwujudnya kedudukan yang tinggi di surga, Nabi Saw bersabda :
 يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ، وَارْتَقِ، وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Dikatakan pada orang yang membaca Al Quran : bacalah, naiklah  dan perindah bacaanmu sebagaimana kamu memperindah di dunia, sesungguhnya kedudukamu pada akhir ayat yang engkau baca” (Abu Daud 1464 dan At Tirmidzi 2914)
Dan ketahuilah bahwa membaca Al Quran termasuk diantara salah satu penyebab diterimanya ridha Allah, Nabi Saw bersabda :
يَجِيءُ القُرْآنُ يَوْمَ القِيَامَةِ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ حَلِّهِ، فَيُلْبَسُ تَاجَ الكَرَامَةِ، ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ زِدْهُ، فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ، ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ، فَيَرْضَى عَنْهُ، فَيُقَالُ لَهُ: اقْرَأْ وَارْقَ، وَيُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً
“Al Quran datang pada hari kiamat dan berkata : wahai Tuhanku hiasilah dia, maka pakaikan padanya pakaian kemuliaan, kemudian ia berkata : wahai Tuhanku tambahlah lagi, lalu dipakaikan padanya pakaian kemuliaan, kemudian ia berkata : wahai Tuhanku, berilah keridhaan padanya, lalu ia diridhai, kemudian dikatakan padanya : bacalah dan naiklah, dan diberikan tambahan pada setiap satu ayat dengan satu kebaikan” (At Tirmidzi 2915)

Nabi Saw menganjurkan kita untuk membaca Al Quran, karena ia akan mengangkat pelakunya di dunia dan memberikannya syafaat di akhirat, Rasulullah Saw bersabda :
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al Quran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi pembacanya” (Muslim 804). Nabi Saw bersabda :
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ». قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ هُمْ؟ قَالَ:« هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ، أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ  
“Sesungguhnya Allah memiliki orang-orang khusus dari kalangan manusia. Mereka bertanya : wahai Rasulullah siapakah mereka ? Beliau menjawab mereka adalah Ahlul Quran, Ahlullah dan orang khusus-Nya” (Ibnu Majah 215). Rasulullah Saw menjelaskan pada kita bahwa terdapat pahala yang berlipat ganda dalam membaca Al Quran, disebutkan dalam sabdanya :
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ (ال~م~) حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلَامٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali, aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf” (At Tirmidzi 2910)

Wahai muslim yang menginginkan pahala dan balasan, jadikanlah Al Quran sebagai temanmu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya ia termasuk usaha para mujtahid yang terbaik dan termasuk perlombaan yang paling mulia, maka beruntunglah orang yang banyak membacanya, sabar dan tekun mempelajarinya, Nabi Saw bersabda :
الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُهُ وَهُوَ يَشْتَدُّ عَلَيْهِ فَلَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang membaca Al Quran dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat, dan orang yang membaca Al Quran, sedang ia masih terbata-bata  maka baginya dua pahala” (Muttafaq ‘alaih)



Wahai Ahlul Quran : Allah telah memerintahkan kita untuk menghayati Al Quran dan artinya dengan hati dan akal yang sadar, Allah Swt berfirman :
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran” (Shad 38 : 29). Dalam firman lainya :
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
“Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan” (Al Muzzammil 78 : 4). Kita dianjurkan untuk membacanya dengan baik, Nabi Saw bersabda :
تَعَاهَدُوا هَذَا الْقُرْآنَ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَلُّتًا مِنَ الْإِبِلِ فِي عُقُلِهَا
 “Bacalah selalu Al Quran, demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh (hafalan) Al Quran itu lebih mudah lepas dari seekor unta dalam ikatannya” (Muttafaq ‘alaih)

Seorang muslim hendaknya selalu membaca Al Quran dan menghayatinya, membacanya di rumahnya dan menjadi teladan bagi anak dan keluarganya, Rasulullah Saw bersabda :
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ، إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Jangan jadikan rumahmu seperti kuburan, sesungguhnya syetan berlari dari rumah yang dibacakan surah Al Baqarah di dalamnya” (Muslim 780)

Al Hasan Al Bashri berkata : berpegang teguhlah pada kitabullah, ikutilah pesan-pesannya dan jadilah manusia yang mendalaminya. Dan ia berkata : Allah akan memberi rahmat pada seorang hamba yang menyesuaikan diri dan amalannya pada kitabullah, bila sesuai dengan kitabullah, maka teruslah memuji Allah dan teruslah memohon pada-Nya, bila ia melanggar kitabullah, ia menegur dirinya dan kembali mendekat padanya”  (Akhlaqu Ahlil Quran karangan Al Ajiri halaman 39)

Ya Allah berilah pertolongan pada kami untuk berakhlak dengan akhlak Al Quran, mudahkanlah bagi kami membacanya di penghujung malam dan di siang hari, dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu,  mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59). 
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi oleh-Nya dalam kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa Allah telah memudahkan Al Quran untuk dihapalkan dan dibaca, Allah Swt berfirman :
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran ?” (Al Qamar 54 : 17). Nabi Saw bersabda :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya” (Bukhari 5027). Dijelaskan oleh Rasulullah Saw kemuliaan yang menunggu orang yang mengajarkan Al Quran pada anak-anaknya, disebutkan dalam sabdanya :
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ أُلْبِسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَاجًا مِنْ نُورٍ ضَوْءُهُ مِثْلُ ضَوْءِ الشَّمْسِ، وَيُكْسَى وَالِدَيْهِ حُلَّتَانِ لَا يُقَوَّمُ بِهِمَا الدُّنْيَا فَيَقُولَانِ: بِمَا كُسِينَا؟ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ
“Barang siapa membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, niscaya pada hari kiamat dipakaikan padanya  mahkota dari cahaya  seperti sinar matahari, dan kedua orang tuanya akan diberikan dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi  di dunia, keduanya bertanya : kenapa kami mendapatkan perhiasan ini ? dijawab : karena anak  kalian berdua telah membawa Al Quran” (Al Hakim 2086)
Al Quran merupakan penyebab terlindunginya generasi, oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian lebih dengan mendirikan beberapa pusat penghapalan Al Quran di seluruh penjuru negara, diadakan musabaqah dan hadiah agar terwujud hubungan yang lebih erat antara masyarakat dengan kitabullah dengan cara membaca, menghapal dan penghayatan, semoga Allah membalas perbuatan baik mereka. Dan berangkat dari pemikiran ini, Otoritas Umum untuk Urusan Islam dan Wakaf dan pihak-pihak terkait lainnya berusaha mewujudkan cita-cita  pemerintah negara ini, dengan menyediakan sumber daya manusia yang luar biasa sehingga anak-anak kita berada dibawah asuhan orang-orang yang terpercaya, dan hendaknya kita mendaftarkan anak-anak kita di pusat-pusat pendidikan Al Quran, menganjurkan mereka agar belajar kitabullah, agar moral mereka menjadi baik, prilaku mereka menjadi lurus, sehigga kelak mereka dapat bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan tanah air mereka.

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:] إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا [([3]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4])
وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([5]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ الْكَرِيمَ رَبِيعَ قُلُوبِنَا، وَنُورَ صُدُورِنَا، وَجِلاَءَ أَحْزَانِنَا، وَذَهَابَ هُمُومِنَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالِدِينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([6]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
عِبَادَ اللَّهِ:] إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ[([7]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ [([8]).


Khutbah Jumat
08 Jumadil Ula 1436 H / 28 Februari 2015 M
Kemoderatan dan manfaatnya
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ ذِي الْجَلاَلِ وَالْكَمَالِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ تَعَالَى:( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا)([1]).
Kaum muslimin : Allah telah memberkahi umat Islam ini dengan menjadikannya sebagai umat yang moderat, Allah Swt berfirman :
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan” (Al Baqarah 2 : 143). Umat ini diistimewakan oleh kesempurnaan syariat, jalan hidup yang jelas, kemoderatan adalah keberuntungan dan keutamaan yang agung, oleh karena itu Rasulullah Saw mewasiatkan kita agar mengikuti dan menempuh jalan yang moderat, dan inilah yang paling utama, dari Jabir bin Abdullah RA berkata : Kami berada di sisi Nabi Saw, beliau lalu membuat satu garis, kemudian membuat dua garis di sisi kanannya dan dua garis lagi di sisi kirinya. Kemudian beliau meletakkan tangannya di garis yang tengah seraya bersabda: Inilah jalan Allah.Kemudian beliau membaca ayat ini:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya" (Al An'am 153) (HR Ibnu Majah 11). Jalan Allah yang dimaksud adalah agama yang diturunkannya sebagai rahmat bagi semesta alam yang mencakup kemoderatan dan ketoleranan, Nabi Saw bersabda :
أَحَبُّ الدِّينِ إِلَى اللَّهِ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ
"Agama yang paling dicintai Allah adalah agama yang lurus dan toleran"  (Bukhari kitab Al Iman bab 29). Artinya didalamnya tidak terdapat kesukaran dan kesempitan, dan kemoderatan merupakan salah satu tanda orang-orang yang bertakwa yang baik dan termasuk salah satu sifat pemimpin pilihan, Ali bin Abi Thalib RA berkata : hendaknya kalian berada diatas jalan yang moderat, kepadanya yang tinggi turun dan yang turun kepadanya naik (Al Qurthubi 2/154)
Betapa indah bila kita mampu berpegang dengan kebiasaan ini, sehingga kita menjadi orang-orang yang moderat dalam segala urusan kita, syair dibawah ini menjelaskan :
Hendaknya Anda berpegang dengan kemoderatan perkara karena ia
Jalan menuju peta jalan yang lurus (Khazanatul Adab 2/107)

Hamba Allah : sesungguhnya kemoderatan memiliki tanda-tanda yang perlu kita ketahui, diantarnya : kemudahan dan menjauh dari kesempitan,  karena kemudahan adalah ciri utama kemoderatan, Allah Swt berfirman :
يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (Al Baqarah 2 : 185). Nabi Saw mewasiatkan kemudahan  dan melarang kesukaran, seperti termuat dalam banyak teks keagamaan, diantaranya adalah sabda Nabi Saw :
يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا
“Permudahlah dan jangan persulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari”
nabi Saw mengecam keras para ekstrimis, dalam sabdanya :
هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ
"Celakalah orang-orang yang melampai batas" Beliau mengulang tiga kali (Muslim 2670)
Oleh karena itu Umar bin Khattab RA berkata : kita dilarang berpura-pura” (Bukhari 7293). Maka beruntunglah orang yang menempuh jalan kemoderatan dan kemudahan, sehingga ia terhindar dan terselamatkan dari sifat berlebihan dan ekstrim.

Para jamaah shalat Jumat : sesungguhnya kemoderatan merupakan prinsip yang indah, yang mendidik jiwa dengan nilai-nilai yang tertinggi, seperti kejujuran, pemenuhan, kemurahan hati, kedermawanan, kelembutan, kasih sayang, keadilan dan kesetaraan, dan mengangkat diri menuju kemuliaan akhlak, meninggalkan amarah dan balas dendam, dan mengutamakan sisi pemaafan dan ampunan.  Allah Swt berfirman :
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنينَ
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (Ali Imran 3 : 134). Nabi Saw bersabda :
مَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا
“Allah tidak menambah seorang hamba dengan pemaafannya kecuali kemuliaan” (Muslim 2588)
Kemoderatan itu keindahan dalam berinteraksi dan kemuliaan dalam beretika, yang menuntun pemiliknya untuk memilih ucapan dan tindakan yang tepat, Allah Swt berfirman :
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِينًا
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku : hendaklah mereka mengucapkan perkataan yanglebih baik (benar), sesungguhnya syetan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka, sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia” (Al Isra’ 17 : 53)

Hamba Allah : sesungguhnya gambaran kemoderatan mencakup semua sisi kehidupan, diantaranya : moderasi dalam belanja dan menjauh dari semua bentuk pemborosan dan kekikiran, Allah Swt berfirman :
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir dan adalah (pemeblanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian” (Al Furqan 25 : 67). Dan firman Allah :
وَلاَ تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلاَ تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal” (Al Isra’ 17 : 29)
Moderat dalam pengeluaran, dalam menjaga sumber daya,  mengetahui cara mengkonsumsi dan melestarikan kekayaan termasuk kesempurnaan kemoderatan.

Kaum muslimin : kemoderatan tidak terbatas pada interaksi terhadap  sesama muslimin, tapi mencakup interaksi dengan semua manusia, dengan berlaku baik pada mereka, Allah Swt berfirman :
وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang -orang yang berbuat baik” (Al Baqarah 2 : 195). Bahkan Nabi Saw menganggap sebagai dosa besar setiap orang yang menyakiti non muslim, sabdanya :
أَلَا مَنْ ظَلَمَ مُعَاهِدًا، أَوِ انْتَقَصَهُ، أَوْ كَلَّفَهُ فَوْقَ طَاقَتِهِ، أَوْ أَخَذَ مِنْهُ شَيْئًا بِغَيْرِ طِيبِ نَفْسٍ، فَأَنَا حَجِيجُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Ingatlah, siapa yang mendhalimi seorang kafir mu’ahid, merendahkannya, membebani di atas kemampuannya atau mengambil sesuatu darinya, tanpa keridhaan dirinya, maka aku adalah lawan bertikainya pada hari kiamat" (Abu Daud 3052)

Para jamaah : sesungguhnya berpegang teguh pada kemoderatan  mengharuskan meninggalkan berlebih-lebihan dan tindakan ekstrim, dimana mereka telah berani mengkafirkan dan menumpahkan darah, sebagaimana perlu diketahui bahwa para ekstrimis itu jauh spirit keislaman dan kelenturannya, mereka telah menodai kemoderatan dan kemurnian Islam, bagaimana tidak, Rasulullah Saw telah bersabda :
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ
"Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-kali tidaklah seseorang memperberat agama melainkan akan dikalahkan" (Bukhari 39)
Bahkan Nabi Saw telah memperingatkan untuk menjauh dari  jalan ekstrimitas, disebutkan dalam sabdanya :
مَنْ رَمَى مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ
“Barang siapa menuduh seorang mukmin dengan kekafiran adalah sama dengan membunuhnya”  (Bukhari 6105). Disebutkan dalam sabda nabi Saw :
إِنَّ مَا أَتَخَوَّفُ عَلَيْكُمْ رَجُلٌ قَرَأَ الْقُرْآنَ حَتَّى إِذَا رُئِيَتْ بَهْجَتُهُ عَلَيْهِ، وكان رِدْءاً لِلْإِسْلَامِ غَيَّرَهُ إِلَى مَا شَاءَ اللَّهُ، فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَنَبَذَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ، وَسَعَى عَلَى جَارِهِ بِالسَّيْفِ، وَرَمَاهُ بِالشِّرْكِ». قيل: يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَيُّهُمَا أَوْلَى بِالشِّرْكِ الْمَرْمِيُّ أَمِ الرَّامِي؟ قال:« بَلِ الرَّامِي»
“Sesungguhnya yang aku takutkan pada kalian adalah seorang laki-laki yang membaca Al Qur’an, sehingga setelah ia kelihatan indah karena Al Qur’an dan menjadi penolong agama Islam, ia merubahnya pada apa yang telah menjadi kehendak Allah. Ia melepaskan dirinya dari Al Qur’an, melemparnya ke belakang dan menyerang tetangganya dengan pedang dengan alasan telah syirik."Aku bertanya: "Wahai Nabi Allah, siapakah di antara keduanya yang lebih berhak menyandang kesyirikan, yang dituduh syirik atau yang menuduh?" Beliau menjawab: "Justru orang yang menuduh syirik [yang lebih berhak menyandang kesyirikan]” (Ibnu Hibban 1/282)

Ya Allah berilah kami taufiq agar dapat menempuh jalan kemoderatan, berilah kami pertolongan agar mampu menghiasi diri dengan kemurnian akhlak, dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu,  mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59). 
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi oleh-Nya dalam kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa kemoderatan dapat membuahkan hasil yang banyak pada individu dan masyarakat, ia menjadi penyebab terwujudnya segala kebaikan, tergapainya kemaslahatan dan tujuan, terciptanya ketentraman dan kerekatan, tersebarnya kasih sayang, dan dengan kemoderatan, jiwa dan darah terlindungi, harta dan kehormatan terjaga, pintu pemikiran yang melenceng dan merusak terhalangi, ia merupakan jalan menuju keistiqomahan dalam agama, dengannya akan terbawa pada semua yang dicintai dan diridhai Allah, kehidupan yang baik dan tentram di dunia dan akhirat akan tergapai, Allah Swt berfirman : 
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita” (Al Ahqaf 46 : 13). Allah telah menganugerahkan nikmat kemoderatan pada masyarakat ini, sehingga barisannya menjadi satu padu, hati mereka saling mengasihi, stabilitas, kemakmuran dan perkembangan meliputi mereka semua, karenanya berpegang teguhlah dengan prinsip kemoderatan, mendidik putra putri kita atas dasar kemoderatan tersebut, menghargai nikmat dengan sebaik-baiknya serta mensyukurinya, semua itu akan menjadi pelindung dan penambah kenikmatan yang telah diterima, Allah swt berfirman :
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (Ibrahim 14 : 7)

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]) وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي فِيهَا مِعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
عِبَادَ اللَّهِ: ( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([7]).