Friday, February 28, 2014

PERPANJANGAN SIM DI ABU DHABI

UMUM

Durasi surat ijin mengemudi (SIM) di Abu Dhabi adalah sepuluh tahun. Pada tanggal 14 Februari, 2014 ini, SIM milik istriku akan berakhir masa berlakunya, ini berarti untuk pertamakalinya istriku akan memperpanjang SIMnya setelah hampir sepuluh tahun ia memilikinya.

Aku jadi teringat bagaimana aku ataupun istriku berusaha untuk mendapatkan SIM di Abu Dhabi ini. Sungguh membutuhkan suatu usaha yang luar biasa. Sudah dapat dipastikan bahwa seseorang akan mendapat suatu pujian dari yang lain apabila berhasil mendapatkan SIM dengan hanya sekali tes di jalan raya. Susahnya bukan karena apa, tetapi ketika diuji di jalan raya si penguji dari Polisi setempat sangat ketat, mereka memperhatikan bagaimana yang sedang diuji mematuhi peraturan berlalulintas di jalan raya. Selain itu diperhatikan pula tentang kelihaian cara mengemudikan kendaraan. Atinya, seseorang tidak bisa mendapatkan SIM dengan hanya mengandalkan kelihaian cara mengemudinya saja, lebih dari itu mengetahui dan mematuhi peraturan lalulintas jalan raya sama bahkan lebih penting lagi.

Untuk itu bagi mereka yang mulai belajar dari nol akan merasa sangat sulit untuk mendapat SIM di Abu Dhabi ini, seperti halnya aku dan istriku dulu. Aku bisa berhasil mendapatkan SIM setelah melakukan duabelas kali ujian mengemudi di jalan raya, sedangkan istriku mendapatkannya setelah sebelas kali. Apalagi ketika jamanku dulu mengambil SIM dengan belajar secara langsung di tempat-tempat kursus muntir, lain halnya akhir-akhir ini keadaannya sudah berubah, yaitu melalui sekolah muntir yang dikelola oleh sekolah Muntir Emirates, di Musaffah.

PERPANJANGAN SIM

Sebulan sebelum masa berlaku SIMnya habis, istriku sudah memberitahukannya kepadaku untuk memulai mengurus perpanjangannya. Secara tidak sengaja, istriku mengetahui bahwa SIMnya sudah akan habis masa berlakunya ketika dia ke Bank untuk menarik uang dengan cek. Pihak Bank meminta kartu identitas, lalu ia berikan SIMnya, dan ternyata, sekitar sebulan lagi SIMnya akan habis masa berlakunya. Tidak seperti Kartu Registerasi Mobil atau Emirates ID, biasanya seseorang akan mendapatkan pesan melalui SMS di handphone-nya sebelum masa berlakunya habis. Aku mengusulkan nanti saja mengurus perpanjangannya ketika waktunya sudah lebih dekat pada waktu masa akhir berlaku SIM-nya.

Istriku ataupun aku tidak tau pasti tentang persyaratan yang diminta untuk memperpanjang SIM di Abu Dhabi. Pada waktu tahun 2007 dulu ketika aku memperpanjang SIM-ku, aku juga lupa persyaratannya karena sudah terlalu lama, tetapi tempatnya aku kira masih tetap, yaitu gedung lama tempat memperpanjang SIM dan surat kendaraan dulu. Tetapi menurut pengalamanku ketika aku menjual mobil sekitar sebulan yang lalu, baik aku sebagai penjual maupun orang lain sebagai pembeli mobilku, tidak perlu membawa surat apapun kecuali SIM penjual dan pembeli dan kartu registerasi mobilku ditambah surat asuransi yang sudah dibalik nama kepada pembeli, selebihnya hanya urusan biaya pembayaran balik nama saja.

Tanggal 28 Januari malam istriku menanyakan lagi apa yang harus dibawa karena besok pagi ia akan ke Kantor Polisi untuk memperpanjang SIM-nya. Aku hanya menyetujuinya saja ketika dia ingin membawa passport asli miliknya, walaupun sebenarnya menurutku, Emirates ID saja mungkin sudah cukup.

Pagi tanggal 29 Januari ketika aku berangkat ke kantor untuk bekerja istriku ikut semobil bersamaku. Hari ini kebetulan dia ada beberapa acara di kota termasuk ke Kantor Polisi untuk mengurus perpanjangan SIM-nya. Sesampainya di depan kantorku dia meminta mobil untuk ia bawa hari ini karena banyak urusan. Setelah selesai urusan dengan temannya pada pukul 11 pagi dia menghubungi aku menanyakan jam tutup Kantor Polisi. Biasanya Kantor Polisi tutup pada pukul 20, jadi usahakan datang sebelum pukul 19.

Istriku datang ke Kantor Polisi sekitar pukul 14san. Menurutnya ketika sampai di sana dia langsung ke konter resepsionisnya. Setelah mengatakan maksud kedatangannya lalu dia diberi nomor token untuk antri sesuai permohonannya. Dia tidak dimintai persyaratan apapun kecuali menunjukkan SIMnya yang sudah hampir tidak berlaku. Sejenak kemudian dia dipanggil oleh bagian pemeriksaan mata. Dimana sebelumnya dia harus membayar biaya test mata sebesar 25 Dirham. Dia harus melakukan test mata. Setelah dinyatakan lolos lalu dia dipanggil oleh konter perpanjangan SIM. Di sana dia difoto untuk mengganti foto lama untuk dipasang pada SIM barunya nanti. Setelah pengambilan foto yang dihubungkan langsung ke komputer orang konter yang sedang melayaninya, selesai, lalu dia diminta untuk membayar biaya perpanjangan SIM sebesar 100 Dirham. Lalu istriku diminta menunggu kartu SIM barunya dicetak.

Tidak lebih dari lima menit istriku sudah dipanggil lagi untuk mengambil cetakan kartu SIM barunya yang sudah jadi. Dengan biaya total 125 Dirkam istriku mendapatkan SIM baru yang berlaku hingga sepuluhh tahun ke depan, tanpa persyaratan surat apapun. Sederhana sekali.

END.

Abu Dhabi, medeo 8 Februari, 2014

ALFORSAN

ULANG TAHUN

Pengumuman dari bagian personalia kantor tempat aku bekerja bahwa empat minggu lagi akan ada acara Open Day. Suatu acara hiburan bagi seluruh karyawan kantor untuk pertamakalinya di luar kantor barangkali dikarenakan sekitar tigabelas bulan yang lalu tepatnya tanggal 12/12/2012 merupakan hari bersejarah yaitu hari ditandatanganinya suatu perjanjian kerjasama antara kantor ku dengan perusahaan di bidang yang sama dari Italia. Pada pengumuman itu setiap karyawan diminta untuk memberikan usulan atau masukan tentang tempat yang paling baik untuk acara ini dapat dilaksanakan. Ada yang mengusulkan di Officer Club, dan ada yang mengusulkan di Zayed Sport City. Dua minggu kemudian ada pengumuman lagi bahwa acara Open Day akan diadakan di Alforsan, suatu fasilitas olahraga bertaraf internasional yang terletak di Khalifa City A, dan rencananya akan diadakan pada tanggal 20 Februari 2014 mulai pukul 8 pagi sampai dengan pukul 2 siang.

Alforsan berasal dari suatu kata dalam bahasa Arab, forsa, yang berarti kuda, lalu forsan berarti penunggang kuda (laki-laki) tambahan Al di depan kata forsan menunjukkan bahwa kata itu menjadi definitif, sehingga menjadi suatu kata yaitu si penunggang kuda.

Hari ini tanggal 19 Februari dan besok akan ada acara Open Day dari kantor, aku akan berangkat agak siangan saja karena tempatnya sekitar 20 menit dari rumahku dengan mobil daripada seperti biasa yang selalu berangkat ke kantor sekitar pukul 7an pagi. Sehingga, biasanya setelah aku selesai sholat Subuh, aku akan langsung mempersiapkan makan pagi, makan pagi lalu setelahnya langsung juga mempersiapkan diri untuk berangkat ke kantor. Tetapi besok setelah sholat Subuhku selesai dari Masjid sekitar pukul 6.15, lalu aku langsung mempersiapkan makan pagi. Ketika sambil menikmati makan pagi aku akan membuka internet melalui laptop ku, lalu setelahnya aku akan bersantai lagi.

Setelah selesai membaca berita pagi melalui internet, kini jam di dinding ruang tamu rumahku sudah menunjukkan pukul 7 lewat 45 menit. Aku akan ke kamar mandi pada pukul 8 saja untuk mempersiapkan berangkat menuju acara Open Day, jadi aku masih ada waktu limabelas menit lagi untuk mandi. Aku sengaja akan berangkat agak siangan walaupun acaranya direncanakan akan dimulai pada pukul 8 pagi. Untuk acara hiburan mulai pukul 8 pagi, aku kira itu terlalu pagi.

Handponku tiba-tiba berdering ketika aku akan melepas pakaian kaos dalamku untuk menuju ke gantungan baju mengambil kaos dalam baruku. Aku sedikit terkejut mendengarnya karena sepagi ini ada orang menelponku, pasti ada perlu yang sangat penting. Aku lihat nomer teman kantor yang aku kenal baik serta tetangga di komplek rumahku ini sedang menelponku. Suaranya memintaku untuk berangkat bersamanya karena dia tidak terlalu mengetahui letak Alforsan, dia mengatakan bahwa dia sekarang sedang berada di Yas Island menjemput teman kantorku yang lain, dan sepuluh menit lagi dia akan berada di bawah apartemenku. Aku secepatnya menyambar kaos dalam dan pakaian lainnya lalu menuju ke kamar mandi. Dan sekitar sepuluh menit kemudian aku sudah siap berangkat ke luar rumah .

Dia menelponku lagi ketika aku masih berada di dalam lift untuk turun keluar apartemenku. Dan ketika aku sampai di lantai bawah aku lihat mobil temanku sudah diparkir tepat di depan jalan keluar apartemenku. Di dalam mobil temanku sudah ada teman kantorku yang lain duduk di kursi penumpang depan sebelah dia. Aku langsug duduk di kursi belakang penumpang itu dan bertiga menuju ke Alforsan melalui belakang Lapangan Terbang Abu Dabhi. Dan limabelas menit kemudian mobil temanku yang dua hari lalu telah aku nikmati makan siang di KFC gratisan untuk sukuran, kini masih berumur 12 hari sudah sampai di depan pintu gerbang Alforsan.

Aku tau lokasi Alforsan bukan karena dari peta GPS, tetapi karena aku pernah tinggal di Khalifa City A setahun yang lalu, serta aku pernah mengantar putraku main sepak bola di sana, tetapi aku belum pernah masuk ke dalamnya karena untuk masuk harus membeli karcis. Demikian menurut yang pernah aku dengar dari putraku.

Aku meminta temanku untuk langsung saja menjalankan mobilnya mendekati pintu gerbang. Sekuriti yang menjaga pintu gerbang mananyai terlebih dahulu keperluan masuk sebelum membuka palang pintu otomatis yang berbentuk dan terbuat seperti pipa. Sekuriti penjaga pintu sambil membuka palang pintu menunjukkan tempat permainan yang berada di ujung belakang, lurus ke belakang kemudian di bagian kiri dari pintu masuk. Sesampai di tempat parkir sudah ada empat teman kantor yang lain sudah berdiri di luar mobil mereka. Lalu setelah aku bertiga bersalaman dengan mereka, masuk ke dalam gedung resepsionis walaupun jam di tangan kiriku sudah menunjukkan hampir pukul 8:30.

Resepsionis dijaga oleh wanita dengan Bahasa Ingris seperti berlogat dari Asia Tenggara. Setelah dijelaskan dari perusahaan mana kami semua berasal, lalu dia mempersilahkan aku dan teman-temanku menunggu di ruang tunggu sebelah kiri pintu masuk gedung resepsionis. Sebelum aku menuju ke ruang tunggu, aku melihat ada displai moke up villa di tengah-tengah loby pertama. Ada sekitar delapan macam displai villa, dari luar semuanya memiliki tiga lantai dengan luas total lantai rata-rata 1000 meter persegi. Ketika aku tanyakan ke penjaga resepsionis apakah villa-villa itu dijual atau disewakan, dia mengatakan ada yang dijual dan ada yang disewakan tetapi harganya masih belum diumumkan sekarang, dan sekarang, villa-villa itu masih dalam tahap pembangunan dengan lokasi di sebelah kiri pintu masuk utama area Alforsan.

Lobby kedua untuk ruang tunggu seperti hall yang menyatu dengan ruang loby pertama untuk displai villa, kedua loby itu hanya dibatasi oleh displai mobil padang pasir dalam ruang kaca. Sehingga antara ruang tunggu loby kedua dan loby pertama tempat displai villa dan tempat reseptionis dapat langsung keluar masuk tanpa adanya pintu pembatas.

Pukul 9.30 orang yang ditunggu-tunggu baru datang, dialah CEO perusahaan tempat aku bekerja. seingatku, CEO ini pernah mengatakan bahwa, dia memiliki rumah dan tinggal di Khalifa City A, yang menurut aku lokasi rumahnya tidak jauh dari Alforsan. Setelahnya semua rekan-rekan dari kantorku yang sudah lama datang dan menunggu diajak untuk turun ke lantai basement. Di lantai ini rupanya ada resepsionis lain lagi, resepsionis untuk permainan Go Cart dan Perang. Semua orang yang ingin melakukan permainan diminta untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu dengan memasukkan sendiri data pribadi bersangkutan ke dalam komputer pendaftaran melalui key board khusus yang berada di atas tiang setengah badan sebanyak tiga buah. Apabila sudah pernah memasukkan data pribadinya di masa sebelumnya, cukup melakukan konfirmasi saja sesuai menu yang sudah tersedia.

Aku perhatikan sekeliling reseptionis basement ini, ada dua konter, help desk, meja panjang untuk minuman dan kue dan di ujung yang lain ada kursi bejejer. Dari dalam resepsionis ini dapat secara langsung melihat mobil Go Cart yang sedang diparkir berjejeran. Setelah melakukan pendaftaran lalu acara dibuka secara formal oleh CEO kantorku. Dijelaskan bahwa acara hari ini merupakan acara permainan atau game saja. Dalam game ini akan dibagi tiga kelompok untuk bermain dalam tiga permainan. Permainan pertama perang di arena peperangan antara dua kelompok, permainan kedua adalah balap Go Cart dan permainan ketiga menembak. Pemenang dari permainan ini adalah kelompok yang total nilai para anggotanya mendapatkan jumlah yang paling banyak.

Sebenarnya di dalam hati kecilku mengatakan bahwa aku tidak suka untuk mengikuti permainan ini, aku sudah berumur lebih dari limapuluhan tahun, permainan menurutku sebenarnya sesuai bagi anak anakku, bukan bagi orang setua aku, tetapi demi merayakan keberrsamaan serta aku akan melakukan ini nanti adalah demi kelompokku.

PERMAINAN PERANG

Semua peserta harus mendaftar dengan menandatangani secarik kertas yang isinya tidak aku baca karena terlalu panjang, setelah membubuhkan tandatangan lalu peserta diberi pakaian ketelpak. Aku meminta ukuran Medium, ketelpak berwarna agak hitam. Ketika aku buka untuk dipakai ternyata ukurannya terlalu besar untuk badanku, lalu aku meminta ukuran kecil saja yang berwarna hijau. Ketika itu semua orang perempuan memakai warna hijau, maka semua kawanku memintaku untuk menukarnya dengan warna agak hitam padahal yang ukuran kecil tidak ada, adanya hanya warna hijau saja. Setelah menerima ketelpak lalu dipersilahkan untuk makan pagi di dalam arena resepsionis, makanan kue dan buah yang dipesan oleh kantorku. Aku makan secukupnya lalu minum jus dan kopi setelahnya.

Setelah ketelpak dipakai semua barang bawaan diminta untuk disimpan di dalam loker yang tersedia, kemudian seluruh peserta diminta untuk berkumpul di dalam ruangan untuk diberi pengarahan. Menurut pengarah bahwa permainan ini cukup berbahaya karena menggunakan senapan angin dengan peluru bola plastik berwarna kuning sebesar kelereng. Muntahan pelurunya berkecepatan 270 kilometer per jam, jadi cukup untuk membutakan mata jika terkena secara langsung. Untuk itu alat pelindung muka dan badan harus dipakai oleh semua peserta jika memasuki arena tempur.

Aturan mainnya adalah, penembakan dianggap berhasil apabila mengenai masker pelindung muka dan rompi pelindung badan. Untuk itu dilarang menembak selain tempat-tempat yang tidak dilindungi. Apabila musuh berjarak kira-kira kurang dari 10 meter dilarang melakukan penembakan, disarankan untuk menyerah kepada yang sudah mendahului menunjuk senapan kepadanya.

Anggota kelompokku ada 9 orang dan dipimpin seorang yang sudah diundi sebelumnya. Rompi pelindung badan dan masker pelindung muka dibagi sebelum memasuki arena tempur.

Peperangan Antara Dua Kelompok

Pada permainan pertama ini semua yang hadir dibagi dalam dua kelompok sehingga tiga kelompok hasil pembagian sebelumnya dinyatakan tidak berlaku. Antara kelompok satu dan lainnya saling menyerang, kelompok pemenang adalah kelompok yang masih menyisakan pasukannya di akhir. Dengan kata lain pemenangnya adalah kelompok yang bisa menumpas habis musuhnya.

Arena tempur terletak di dalam temda berbentuk dome, tenda plastik putih raksasa berukuran sekitar 50x25 meter persegi. Lapangan tempur terdiri dari lapangan setengah becek dan di tengahnya ada bangunan rumah terbuat dari kayu, menyerupai kampung komunity dalam film kowboy. Semuanya diwarnai dengan cat minyak basah berwarna kuning termasuk pagar-pagarnya berwarna serba kuning. Arena perang di dalam tenda dan jalan di dalam tenda dibatasi dengan jala nilon. Jarak antara jala nnlon dan sisi-sisi tenta adalah sekitar 2 meter.

Sebelum permainan dimulai setiap orang diberi senapan angin dengan penuh peluru di dalam kaleng yang menumpang di atas senapannya. Kelompokku ada di sebelah kanan dan kelompok lawan dari sebelah kiri. Aku diminta oleh komandanku, seorang pensiunan dari US Coastguard, untuk mengikuti dia dibelakangnya.

Permainan dimulai sekitar pukul 10.30, aku menyerang dari posisi kanan bersama dan mengikuti permintaan komandanku. Teman di depan komandanku terkena terlebih dadulu ketika aku masih asik berrtempur. Aku menembak dua anggota musuhku. Komandanku yang bertempur di depanku terkena juga, kini tinggal aku sendirian di arus sebelah kanan. Aku terus saja menembak ke arah depan dalam bangunan rumah kayu namun secara tiba-tiba dua peluru mengenai bagian pangkal leher kiriku, ketika aku menoleh ke belakang sambil mengangkat tanganku pertanda aku mati satu peluru lagi mendarat di atas bahu sebelah kanan leherku. Tetapi aku tidak melihat musuh yang menembakku. Setelah aku pikir lalu aku menyimpulkan bahwa aku telah ditemak oleh musuh dari bangunan rumah tengah lapangan tempur yang tidak aku perhatikan.

Pada permainan ini kelompokku habis terkena semua sedangkan dari kelompok musuh masih tersisa dua orang, sehingga kelompokku pada permainan pertama ini dinyatakan kalah.

Mengambil Bendera Lawan

Setiap kelompok diberi satu bendera, bendera itu diletakkan di tempat kelompok masing-masing ditancapkan di dalam pipa yang sudah disediakan. Setiap kelompok berusahan mengambil bendera kelompok masing masing untuk dibawa lari ke tempat kelompoknya berasal.

Dari pengalamanku pada permainan pertama tadi menyatakan bahwa aku merupakan korban ketiga setelah komandanku, maka untuk saat ini aku akan berkempur sendiri sesuai caraku. Begitu menurut keinginanku, tetapi ini merupakan permainan berkelompok, jadi harus melakukannya dalam satu suara. Kelompokku sekarang berada di tempat seebelah kiri dan kelompok lawan berada di sebelah kanan. Aku mengambil jalan menyerang dari sebelah kanan mengikuti arahan komandanku, dan komandanku juga melalui jalur yang sama dengan aku walaupun akhirnya dia berpisah dari aku, lalu komandanku menyerang dari jalur kiri.

Setelah permainan dimulai, lima menit kemudian lengan atas tangan kananku terkena tembakan. Setelah aku beritahukan ke komandanku bahwa aku terkena dan aku harus keluar arena, dia mengatakan bahwa tembakan selain di rompi dan masker tidak dihitung, jadi aku diminta terus untuk bertempur. Aku terus melanjutkan permainan ini dengan kembali ke mana tempat aku tertembak tadi. Aku lihat samar-samar musuh yang menembakku, aku terus melakukan penembakan ke arahnya, terus sampai ada teman dari kelompokku yang mendekat dan musuh akhirnya ia tembak. Aku bertahan sampai selesai permainan pertama ini, anggota kelompokku berhasil mengambil bendera lawan untuk diletakkan di tempat markas kelompokku, permainan ini dimenangkan oleh kelompokku.

Melindungi Presiden Dalam Menyeberangi Arena Perang

Pada permainan ini setiap kelompok memiliki seorang presiden yang harus dilindungi, presiden tidak dipersenjatai dan diusahakan dibawa melintasi medan tempur menuju markas musuh. Yang diangkat jadi presiden pada kelompokku adalah wanita keturunan Libanon, di lehernya ditandai shal warna hijau muda sama dengan tanda yang dipakai oleh presiden pihak kelompok lawan. Sebelum permainan ketiga ini dimulai, kelompokku mengadakan diskusi singkat tentang dimana presiden harus disembunyikan, bagaimana jalannya penyerangan terhadap pihak lawan dan siapa yang melakukan apa. Seperti biasanya orang Amerika pensiunan US Coastguard menjadi komandan kelompokku.

Setelah kata aba-aba permainan dimulai lalu presiden ditempatkan di tempat tersembunyi dengan dijaga oleh seorang penjaga. Sisanya menyerang anggota musuh. Aku menyerang dari arah kiri, aku menembaki setiap musuh yang muncul dari balik jendela rumah terbuka jauh di hadapanku. Dengan jelas aku dapat melihat peluru-peluru kuning yang aku tembakkan dari senapan anginku. Secara pasti ada yang mengenai musuh-musuhku. Permainan sudah berjalan lebih dari sepuluh meniyt dan aku terus menembaki mereka sampai ada salah seorang lawanku yang mencoba mendekati markas kelompokku lalu aku tembak dia. Jelas sekali peluru kuningku mendarat di bagian belakang kepalanya, dia terkena tembakanku di bagian samping belakang masker kepalanya tetapi dia tidak menyerah melainkan tetap saja menyerang ke arah markasku. Lalu aku berteriak bahwa dia sudah kena tembak dan seharusnya dia sudah mati.

Saat itu konstentrasiku hanya tertuju kepada musuh yang tidak menyerah itu sambil aku mengeluarkan kata-kata karena emosiku semakin tidak bisa aku kendalikan, dan tiba-tiba di bagian samping dalam paha kananku terkena tembakan, musuh yang tidak aku perhatikan sudah berada di samping kananku, dekat sekitar 2 meter, langsung aku mengangkat tanganku sambil aku menahan rasa sakit karena peluru menemui sasaran tanpa pelindung kecuali pakaianku saja. Sambil ngedumel karena kesal pada orang yang tidak menyerah tadi walaupun sudah terkena tembakan aku meninggalkan lapangan tempur.

Sebelum aku sampai pada batas lapangan tempur tiba-tiba permainan dihentikan oleh pengawas permainan dan pemenangnya adalah lawan kelompokku. Aku tidak jelas mengapa mereka dinyatakan sebagai pemenang, padahal para anggota baik dari kelompokku atau kelompok lawan masih ada dan presiden dari kedua kelompok juga belum berhasil melintas menuju markas lawan masing-masing. Yang jelas di pintu keluar ada argumentasi yang membuatku cepat-cepat meletakkan senapan angin di atas rak senapan di dalam tenda lalu segera keluar tenda menjauhi mereka.

Bagian bawah sepatuku dilengketi tanah liat bercampur cat minyak berwarna kuning, ini masih tidak seberapa karena ada beberapa kawanku bukan hanya bagian bawah sepatunya yang terkontaminasi, melainkan bagian atas sepatunya ikut berwarna kuning, juga celana dan kaos yang telah dilindungi oleh ketelpakpun juga ikut terkontaminasi, sedangkan pakaianku masih bersih.

Sebelum aku meninggalkan tenda raksasa itu aku bersihkan bagian bawah sepatuku. Sebelum masuk kembali ke bagian reseptionis arena permainan semua pakaian ketelpak, rompi dan masker dibuka dan dimasukkan ke dalam bak trolly yang sudah dipersiapkan di belakang pintu masuk resepsionis. Setelah aku bersihkan sisa tanah liat di bagian tepi bawah sepatuku dengan tisu, lalu aku masuk ke area resepsionis.

PERMAINAN BALAP MOBIL

Tenggorokanku merasa kering, dan aku merasa haus, sebelum permainan kedua dimulai aku ambil minum dan makanan sisa makan pagi yang masih ada di atas meja. Semua peserta diminta untuk mendaftarkan diri sebelum permainan kedua dimulai. Permainan ini adalah permainan balap dengan menggunakan mobil Go Cart yang belum pernah aku lakukan sebelumnya.

Pendaftaran

Semua peserta diminta untuk mendaftarkan diri di konter Balap Go Cart. Tiga orang di dalam konter semuanya berkebangsaan dari Asia Selatan, dua orang sibuk dengan komputer untuk mengisi data orang yang sedang didaftar, dan seorang lagi sibuk melayani pemberian perlengkapan pakaian balap kepada mereka yang sudah didaftar. Setelah nama, tanggal lahir dan nomor telepon dimasukkan ke dalam komputer oleh petugas pendaftaran, lalu wajah peserta langsung difoto dengan kamera yang dihubungkan dengan komputer konter. Setiap orang yang sudah selesai mendaftar akan diberI slip tanda perrdaftaran selesai. Dengan selip itu lalu meminta pakaian pembalap seperti, baju dan celana terusan terbuat dari bahan nylon tebal, sarung tangan nylon, dan kaos penutup kepala dengan lubang di bagian muka tepat dimana mata berada.

Balapan

Setelah semua peserta mengenakan pakaian baju terusan lalu diminta masuk ke dalam ruangan untuk diberi pengarahan. Di dalam ruangan ada satu mobil Go Cart dan tiga bendera. Seorang petugas lalu memberi pengarahan tentang bagaimana menggunakan mobil serta peraturan keselamatan yang diperlukan didalam melakukan balap mobil. Lalu diterangkan juga tentang arti warna bendera jika dikibarkan, warna kuning berarti waspada karena sedang ada ancaman bahaya di depan. warna merah harus berhenti karena jalan tertutup dan warna kotak-kotak putih dan hitam bertanda pertandingan sudah berakhir lalu satu putaran lagi mobil harus masuk parkir. Sebenarnya ada satu warna bendera lagi yaitu warna hijau, namun waktu itu tidak ada di tempat, bendera ini jika dikibarkah bertanda pertandingan dimulai.

Juga warna-warna lampu di lapangan balap ketika menyala. Mobil tanpa sabuk pengaman tetapi petugas menjamin bahwa mobil tidak akan terbalik. Kecepatan maksimum mobil 60 kilometer per jam. Di lapangan tidak diperbolehkan bertabrakan. Pemenang adalah bagi mereka yang memiliki catatan tercepat dalam lap dari seluruh lap yang dilaluinya, peserta akan mengelilingi landasan sebanyak 10 lap, itu paling banyak. Sehingga apabila sudah ada salah satu peserta yang menyelesaikan lap ke 10 maka bendera kotak-kotak putih-hitam akan dikibarkan.

Setiap Go Cart dipasang transponder untuk mencatat waktu setiap lapnya, dan hasilnya akan langsung dilihat di layar monitor di dalam ruang resepsionis. Setelah keterangan pencerahan dari pengawas, semua peserta yang berjumlah 25 orang mengambil helm untuk dipakai, lalu 16 orang memasuki arena balap termasuk aku. Aku mendapatkan mobil nomer 17, aku langsung duduk kemudian mengatur posisi kursiku. Mesin dijalankan dengan cara menatarik kait di atas mesin mobil, hal ini dilakukan oleh petugas yang membantunya. Mobil tidak pakai porseneleng, begitu pedal gas diinjak mobil bergerak sendiri.

Aku awalnya gugup sekali karena setir terasa berat sekali. Juga dalam mengatur kaki ketika menginjak gas dan rem dilakukan oleh kaki yang berbeda, kaki kanan untuk pedal gas dan kaki kiri untuk pedal rem, berbeda dengan mengendalikan mobil biasa di jalan raya, pedal gas dan rem diinjak oleh kaki yang sama, kaki kanan.

Setelah lap pertama aku lalui aku masih tetap gugup walaupun sudah berkurang. Aku berusaha terus mengendalikan emosiku terutama setelah ada pembalap lain untuk pertama kalinya mendahuluiku dan sambil menyentuhkan mobilnya pada sisi kanan mobil Go Cartku. Akhirnya setelah dua lap aku lalui aku sudah merasa paham didalam mengendalikan Go Cart ku. Aku mulai bisa mendahului pembelap lain yang bejalan lebih pelan dari Go Cartku. Demikian juga beberapa peserta lain menyalipku, aku merasa enjoy saja.

Di tengah perjalanan, ketika mobilku sudah melintasi lap yang kelima sebenarnya aku merasa lelah, aku mulai berkeringat karena beban setir Go Cart memang terasa berat sekali. Aku sudah mulai melirik ke tepi jalan ingin mengetahui tentang bagaimana memarkir mobil dengan aman. Namun aku tiba-tiba berpikir bahwa, pasti semua dari mereka yang lain akan merasakan hal yang sama, dengan demikian aku tidak boleh berhenti di tengah perjalanan.

Aku terus melanjutkan balapan ini. Aku jalankan Go Cartku semakin kencang saja. Manakala akan memasuki daerah belokan aku mengambil jalur yang paling luar, sebelah kiri, manakala berada di jalan yang lurus aku mengambil jalur yang paling dalam. Semakin lama aku merasa semakin bisa mengendalikan mobil, maka aku terus tancap gas mobilku ketika jalan tidak berbelok. Aku tarik sedikit gas pedalku ketika mendekati belokan, bahkan aku injak rem, itu kebanyakan yang aku lakukan ketika tiba di belokan.

Tiba-tiba seorang petugas mulai mengibarkan bendera kotak-kotak hitam-putih pertanda permainan balap Go Cart berakhir, pastinya sudah ada seorang peserta yang telah menyelesaikan lap kesepuluh. Dan setiap peserta harus menghentikan Go Cartnya satu lap berikutnya dengan cara memasukkan ke dalam parkir di mana awalnya Go Cart berada. Setelah Go Cartku berkenti aku langsung membuka helmku dan menuju ke area reseptionis.

Aku lihat di monitor pertama dalam area resepsionis dengan nomor urut terbaik dari nomor 11 sampai dengan 16, namaku tidak ada. Lalu aku ke monitor berikutnya namaku terdaftar sebagai urutan terbaik kesepuluh dengan catatan waktu terbaikku yang pernah aku capai dalam salah satu lap tertentu adalah 92,804 detik. Dan urutan pertama adalah orang pensiunan US Cosguard dengan catatan waktu 83,892 detik. Sedangkan urutan yang paling akhir adalah peserta wanita lokal dengan catatan waktu 120,096 detik.

Sebelum aku meninggalkan area resepsionis permainan Perang dan Go Cart, aku coba melihat pengumuman di sekeliling ruangan. Aku temukan daftar pencapaian terbaik tahun lalu adalah sekitar 71,780 detik. Aku bergumam, aku kalah jauh, ini berarti aku harus lebih nekad lagi jika ada kesempatan di lain waktu.

NEMBAK

Ketika minum kopi selesai setelah permainan balap Go Cart, semua peserta diminta naik ke lantai atas melalui resepsionis pintu masuk gedung. Dari resepsionis ke arah kiri merupakan jalan menuju ke lapangan menembak. Di sebelah kiri lorong satu restoran dengan kaca terang menhadap langsung ke lapangan balap Go Cart, dan sebelah kanan lorong ada hall menghadap ke arah lapangan tembak.

Ketika sampai di area resepsionis menembak, semua pesera diminta untuk mendaftar, dan dimintai kartu identitas masing-masing, lalu data yang tertulis pada kartu identitas (ID) dimasukkan ke dalam komputer, kartu identitas dikembalikan setelah menyebutkan nomor telepon yang ditanyakan oleh petugas pendaftar konter menembak.

Untuk memasuki lapangan tembak seseorang harus melalui alat screening pendeteksi barang bawaan seperti memasuki lapangan udara saja. Semua barang-barang yang ada di dalam saku dikeluarkan lalu diletakkan di dalam kotak plastik putih yang sudah disediakan oleh petugas. Semua dari kawan dan aku tidak ada masalah dengan urusan skreening ini. Setiap kelompok dibawa oleh kendaraan listrik menuju lapangan tembak. Kelompokku mendapatkan lapangan yang paling dekat dengan gedung resepsionis. Setelah turun dari mobil listrik aku dan semua anggota kelompokku diminta naik ke lantai dua bangunan tempat menembak. Bangunan yang di lantau duanya semacam kasebo dan bagian lantai dasarnya ruanan yang terkunci pintunya.

Ada 3 titik tempat untuk penembak yang dibatasi dengan pagar hijau dari pipa di lantai atas ini. Di setiap sisi tempat titik menembak ada bak sampah tempat muntahan selongsongan peluru. Aku ambil kotak kertas untuk peluru dan satu selongsong rumah peluru yang sudah dipakai. Pelurunya berukuran 17 milimeter. Di delakang tempat menembak ada kursi panjang tempat duduk. Aku lihat lapangan sangat luas sekali. Di kejauhan berhadapan dengan tempat aku akan menembak aku lihat bangunan Hotel Westin, hotel itu nampaknya berhadapan langsung dengan lapangan tembak walaupun jarak pandangku terhalang oleh tanah gundukan buatan, aku terbayang seperti lapangan Golf Citraland Surabaya. Di belakang area tempat menembak ada ruang tunggu. Semua anggota kelompokku diminta masuk ke dalam ruang tunggu. Di dalam ruangan semua anggota diberi rompi dan pelindung telinga, semuanya berwarna hijau lumpur. Kemudian petugas memberikan penjelasan bahwa setiap orang akan diberi peluru sebanyak 25 buah. 15 buah peluru untuk dipakai sebagai latihan percobaan, dan 10 buah sisanya digunakan untuk kompetisi. Petugas meminta agar peluru untuk latihan dan kompetisi disimpan pada saku rompi yang berbeda agar mudah dihitungnya.

Kemudian petugas menjelaskan cara memakai senapan, aku lihat 4 senapan yang dibawa dari kantor tempat pendaftaran tadi. Sekali isi senapan hanya mampu menampung sebanyak dua peluru saja. Jika hanya ingin mengisi satu peluru maka lubang peluru bagian bawah yang diisi dan lubang peluru bagian atas dibiarkan kosong. Ini nampaknya giliran peluru yang dipatuk di mulai dari peluru di lubang bagian bawah. Ketika memasang peluru pastikan jari bebas dan tidak menyentuh batang pelatuk untuk menhindari kecelakaan. Sebelum menembak pastikan badan sedikit dibungkukkan ke arah depan.

Latihan Menembak

Acara penembakan dimulai. Tiga orang urutan pertama berdiri berjajar di depan pada tiga titik tempat menembak. Ketika salah seorang temanku memulai aku merasa terhentak karena mendengar dentuman letusan peluru. Ini untuk pertamakalinya aku berdekatan dengan orang yang sedang menembak. Setelah dua peluru selesai ditembakkan oleh kawanku yang berdiri paling kiri di dalam titik tempat menembak, lalu giliran orang di sebelah kanannya untuk menembakkan dua pelurunya, lalu giliran orang yang ke tiga. Demikian seterusnya sampai semua dari 15 peluru masing-masing habis dibuat latihan menembak.

Aku mendapatkan giliran kelompok yang kedua. Aku berdiri di titik tempat menembak tengah. Kanan dan kiriku dua temanku yang lain. Aku diminta untuk bersiap memasukkan peluru ke dalam lubang senapan yang hanya akan terlihat apabila senapan sedang dilipat. Untuk melipat senapan terlebih dahulu harus menak kunci pengikat agar senapan bisa dilipat, lalu luruskan kembali senapannya setelah dua peluru dimasukkan ke dalam dua lubangnya. Sebelum menembak, ujung pankal senapan diadukan dengan pundak kananku. Tangan kiriku menyangga bagian berat senapan, dan mataku diminta meluruskan dengan titik petunjuk target yang ada di atas ujung dari pipa senapan. Sementara tangan kananku siap untuk menarik pelatuk dengan jari telunjukku.

Petugas memintaku untuk melihat target sasaran yang akan keluar dari kotak bernomor 2, kotak yang berada dari arah kiri depanku. Lalu petugas memberi contoh bagaimana sasaran itu keluar dari kotak itu. Sebuah benda plastik piringan berwarna oranye terbang secepat burung mendekati ke arahku. Lalu aku diminta untuk bersiap siap. Setelah aku mengatakan, "Siap", maka target pertama dikeluarkan oleh petugas dengan memijit remote control yang ada ditangannya dia bawa dari dalam ruang tunggu. Dia mengatakan agar aku menembaknya ketika sasaran sudah mulai turun, dan usahakan sasaranku terletak tepat diatas dari titik bidik atas laras senapanku. Setelah aku katakan aku sudah siap lalu sasaran pertama dikeluarkan. Sasaran pertama aku gagal menembaknya. Suara dentuman peluru dan desakan ke arah pundakku membuat aku sedikit goyah, bahkan sedikit terpental ke arah belakang. Aku jadi teringat pada pengarahan petugas tadi agar sebelum menembak badanku sedikit dibungkukkan ke arah depan barangkali untuk melawan desakan dari dorongan senapan ketuka peluru ditembakkan. Lalu sasaran kedua keluar kemudian..., begitu sasaran tepat berada dipuncaknya sebelum terbang turun aku lihat melalui titik bidikku dan aku tarik pelatukku, "Dorrr...", lalu target pecah di udara seiring suara ledakan keras dari senapanku. Kali ini badanku tetap tegak dan aku jadi percaya diri. Ini berarti aku berhasil menembak jatuh sasaranku. Setelah itu aku diminta istirahat, kalu anggota grupku yang lain giliran menembak.

Untuk giliran yang kedua aku diminta untuk terfokus pada kotak bernomor 4, kotak pemuntah target yang berada di kanan depan kasebo tempat aku menembak. Dengan sigap aku pasang dua peluru tanpa ragu. Setelah dua peluru aku pasang lalu petugas memberiku contoh sasaran terbang dari arah kanan-depan mendekat ke arahku. "Ah, ini mudah juga", begitu gumamku dalam hati.  Lalu aku diminta untuk bersiap siap. Sasaran keluar dan aku bidik sebagaimana mestinya, "Dorrr..", sasaran tidak pecah dan terus terbang sampai ke atas tanah. Lalu sasaran yang kedua. "Dorrr...", aku melakukan hal yang sama dan sasaran jatuh ke tanah pecah dengan sendirinya. Dari dua peluruku kali ini tidak satupun yang mengenai sasaran. Aku kecewa sekali, tetapi aku tetap semangat. Kini aku harus menunggu giliranku kembali untuk penembakan ketiga.

Pada penembakan ketiga aku diminta untuk menembak sasaran yang keluar dari kotak nomor 6 yang berada di sebelah depan kananku. Sasarannya cukup dekat sekitar 15san meter dari tempatku berdiri. Kali ini sasarannya keluar tegak lurus ke atas. Untuk menembaknya disarankan ketika sasaran sudah mulai terbang turun, dan pastikan sasaran berada tepat diatas titik bidik. Pada tembakan pertama aku dapat menghancurkan sasaran di udara. Aku sempat kagum juga pada diriku sendiri, karena sasaran sulit dapat aku jatuhkan. Lalu sasaran kedua aku agak terlena karena keberhasilanku pada sasaran yang pertama, "Dorrr....", dan sasaran tetap melayang jatuh ke tanah, pada tembakan kedua aku tidak berhasil.

Untuk penembakan keempat aku diminta untuk mengulangi menembak sasaran dari kotak nomor 4. Sasaran mudah tsatupun dari kedua peluruku tadi dapat mengenai sasaran. Kali ini aku harus lebih berkonsentrasi agar tidak menyia-nyiakan sasaran mudah ini. "Dorr...", sasaran pecah di udara, lalu aba-aba siap aku dengar dan sasaran dari kotak nomor 4 keluar lagi. "Dorr...", sasaran kedua pecah lagi di udara. Kali ini aku berhasil menembak jatuh dua sasaran dengan dua peluruku, aku merasa senang.

Untuk tembakan kelima aku diminta untuk menembak sasaran yang keluar dari kotak nomor 11, sasaran sedekat lima meteran dan yang paling dekat aku rasa, keluar dari samping kanan menggelinding di atas tanah ke arah kiri. Aku merasa seperti akan menembah tikus sedang berlari di atas tanah. Sasaran dibuat menggelinding sambil seolah-olah meloncat-loncat karena permukaan tanah yang rumputnya tidak rata. "Dorr..", sasaran tetap menggelinding menuju ke arah kiri sampai berhenti, aku gagal menembak yang pertama. Lalu, "Siap..", katanya, setelah aku mengatakan "Ok", sasaran keluar lagi, dan "Dorrr..", sasaran tetap menggelinding seperti yang pertama. Dari dua peluru tidak satupun aku dapat mengenakannya. Tidak terasa sepuluh peluruku sudah aku tembakkan, dan empat peluru telah mengenai sasaran.

Lalu berikutnya adalah sasaran dari kotak benomor 8 yang berada di bawah panggung kasebo tempat aku menembak. Sasarannya terbang seperti kecepatan burung menjauhi aku. Tekniknya sama saja menurut petugas yang mendampingi aku, sasaran ditembak ketika sasaran mulai turun. Ini berarti sasaran berada cukup jauh dari tempatku. Setelah aku nyatakan siap lalu sasaran pertama keluar. Aku tembak sesuai dengan pengarahan petugas. "Dorr..." sasaran tetap terbang lalu jatuh dengan sendirinya ke atas tanah, aku gagal menembaknya. Satu sasaran berikutnya keluar dan, "Dorr...", yang ini juga sama saja, aku gagal menembak jatuh. Satu per satu pula aku muntahkan peluru dari senapanku tetapi dua peluru semuanya tidak ada yang mengenai sasaran. Demikian pula untuk yang berikutnya dari kotak nomor 5, sasaran melayang tegak lurus ke atas seperti sasaran dari kotak nomo 6 tetapi jaraknya lebih jauh beada di belakang.

Kini tersisa satu peluru yang aku miliki, aku diberi sasaran dari kotak nomor 6, dan aku tidak berhasil menjatuhkan juga. Lima peluru yang terakhir tak satupun dapat mengenai sasaran.

Pertandingan Menembak 

Setelah aku dan semua kawanku dengan sisa peluru masing masing10 biji lalu kini saatnya untuk bertanding. Tetapi ada dua orang teman yang pelurunya masih tersisa lebih dari sepuluh, rupanya mereka berdua merasa tidak suka dengan suara dentuman ledakan peluru. setelah percobaan pada latihan penembakan pertama tadi salah seorang lalu masuk ke dalam ruang tunggu. Dan yang satunya lagi juga sama tetapi setelah selesai pada tembakan kedua dia tidak kembali lagi melainkan tetap duduk di kursi belakang tempat menembak.

Aku tidak merasa grogi walaupun ini baru pertamakalinya mengikuti latuhan dan pertandingan menembak. Apalagi di sekelilingku adalah kawanku semua kecuali pengawasnya. Aku sekarang paham membuka senapan, mengisi peluru ke dalam senapan, menutup dan mengunci senapan serta menembak. Menembak seperti kebanyakan yang dilihat di TV, tidak sulit bagiku. Kini saatnya aku harus memulai giliranku bertanding.

Sasaran pertama akan keluar dari kotak nomor 2, sasaran yang paling mudah menurutku. Dua peluru aku muntahkan dari senapan yang moncongnya aku arahkan dengan hati-hati untuk sasaran yang paling mudah ini. Sungguh kecewanya aku karena dari dua peluru tak satupun mengenai sasaran. Aku harus melanjutkan untuk menembak sasaran berikutnya. Setelah aku isi dua peluru senapanku dan aku kunci kembali selanjutnya aku harus menembak sasaran dari kotak nomor 4, sasaran nudah juga. Dua peluru aku muntahkan, satu peluru pada tembakan pertama mengenai sasaran dan aku tetap konsentrasi ke sasaran yang kedua yang inipun tidak mengenai sasaran.

Kini di saku rompiku masih tersisa 6 peluru tetapi aku baru dapat mengenai satu sasaran. Aku tetap tenang saja walaupun jiwaku sedikit tertekan. Kini aku harus menembak sasaran berikutnya dari kotak nomor 5, adalah sasaran terbang vertikal yang aku anggap cukup sulit. Tembakan pertama tidak mengenai juga, dan aku tetap fokus, pada tembakan kedua aku menjatukan sasaran. Dari enam peluru yang sudah aku tembakkan, dua peluru dapat mengenai sasaran. Aku masih memiliki 4 peluru lagi yang masih tersisa.

Kini giliran sasaran dari kotak nomor 6. Sasaran yang sulit juga karena terbang vertikal tetapi jaraknya lebih dekat jika dibandingkan dengan kotak nomor 5. Dua peluru telah aku tembakkan dan semuanya tidak ada yang mengenai sasaran. Kini peluruku tersisa 2 lagi, ini berarti hanya tinggal satu sesi saja. Pengawas memberitahuku bahwa sasaran berikutnya akan datang dari dua kotak secara bergantian, yang pertama dari kotak nomor 2 kemudian dari kotak nomor 6. Setelah dicoba sarannya dikeluarkan satu per satu dari kedua kotak-kotak itu, lalu aku fokus terhadap sasaran dari kotak nomor 2. Satu tembakan aku lakukan, "Dorr...", sasaran tidak jatuh, lalu aku beralih ke sasaran berikutnya kotak nomor 6, "Dorr...", tembakanku sama saja tidak mengenai sasaran juga. Lalu aku keluar dari tempat menembak dengan senyum kecut karena hanya menembak jatuh dua sasaran dari sepuluh peluru yang ditembakkan. Ini berarti hanya 20 persen saja. Apakah ini tidak cukup bagi seseorang yang baru pertamakalinya mengikuti pertandingan? Aku tidak tau.

Dari semua kawanku di kasebo bersamaku, yang paling tinggi hasilnya dari pertandingan ini adalah dua orang kawan yang dapat menembak sasaran sebanyak 6 buah dari 10 sasaran, sehingga aku merupakan urutan nomor dua dari bawah pada pertandingan ini. Dari kasebo yang lain, ada tiga kasebo yang dipakai, yang paling banyak sasaran yang dapat dijatuhkan adalah 8 sasaran, artinya 80 persen mengenai sasaran. Ini menurutku hebat walaupun aku tidak mengetahui apakah yang bersangkutan pernah melakukan penembakan sebelum ini.

Pertandingan menembak di kaseboku selesai pada pukul 12.15, sebelum keluar dari kasebo pangawas memberitahukan bahwa semua barang harus dikembalikan lagi, pastikan tidak ada satupun peluru terbawa termasuk kulit peluru yang sudah dipakai, karena ketika keluar akan diperiksa melalui skreening elektronik. Setelah instruksinya dilakukan oleh aku dan kawan-kawanku, lalu turun dari kasebo menuju mobil, lalu menuju ke pintu keluar.

Di pitu keluar semua barang yang ada di dalam saku harus dikeluarkan diletakkan di dalam kotak taperware berukuran 20 x 12.5 cm. Setelah melalui pintu skreening seorang petugas masih melakukan pemeriksaan dengan alat skreening manual. Semua orang lolos lalu langsung menuju ke tempat makan siang di sebelah kiri pintu keluar lapangan menembak.

MAKAN SIANG

Ketika aku tiba di hall tempat makan siang, hampir semua kawanku dari kasebo lain sudah mulai menikmati makanan, ini berarti mereka sudah selesai terlebih dahulu daripada kelompokku. Aku masih harus ke kamar kecil untuk buang air kecil dan mencuci tanganku. Di dalam ruang makan semua orang sudah duduk dengan makanan di depan mereka masing masing.

Ketika aku mengambil makanan, di belakangngku tidak ada orang lain lagi, ini berarti aku yang paling akhir. Aku mengambil sop dan makan salat sebagai pembuka. Lalu aku memilih tempat duduk kosong sebelah kawanku yang lain. Setelah makanan pembuka habis aku santap, lalu aku mengambil makanan utama, aku pilih menu sehingga piringku dipenuhi dengan makanan masakan daging, ayam dan sapi, dan juga sayuran. Sebelum selesai, acara ditutup dengan pembagian hadiah bagi yang telah mendapatkan hasil baik di setiap pertandingan tadi. Juga pembagian hadiah bagi pegawai paling teladan di tahun 2013 lalu. Aku tidak mendapatkan satupun hadiah, hadiah kupon belanja di supermarket.

Puncah penutupan dilakukan oleh CEO yang juga membuka acara hari ini tadi pagi. Pada pukul 3 siang acara selesai semuanya dan aku menuju ke tempat parkir untuk pulang ke rumah.

Di perjalanan yang masih teringat di dalam pikiranku adalah, biaya menembak dengan senapan panjang adalah 175 Dirham dengan peluru 25 biji. Berarti untuk semua kegiatan hari ini perusahaanku telah mengeluarkan uang cukup banyak juga. Pihak pengurus acara kantorlah yang mengetahui jumlahnya.

END.

Abu Dhabi, Medeo 27/2/2014.

Sunday, February 02, 2014

SUKA, SAYANG DAN CINTA

UMUM

Ada orang mengatakan "suka", terkadang mengatakan "sayang", serta di lain waktu juga mengatakan "cinta". Namun terkadang mereka mengatakan kata-kata itu secara tidak sadar akan arti sebenarnya.

Adakah mereka memahami apa yang sedang dikatakan tentang masing-masing dari tiga kata itu?.

Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak pula orang yang tidak bisa membedakan arti secara fisik dari kata suka, sayang dan cinta. Ini termasuk juga diri penulis sendiri. Hal ini dikarenakan arti dari ketiganya memang benar-benar memiliki kemiripan dan dapat membingungkan untuk memakai yang mana ketika dibawa dalam perapan mereka ke dalam dunia nyata.

Dengan tulisan ini, penulis mengharapkan dapat mengeluarkan pemahaman yang ada pada diri penulis, baik itu berupa pengetahuan yang pernah dibaca, pengalaman yang pernah dilalui, serta pemahaman yang tertangkap melalui ungkapan-ungkapan lama. Tujuannya adalah agar dapat menjelaskan secara fisik arti dari ketiga kata itu. Tentu saja dengan mengetahui arti fisik dari ketiga kata itu maka diharapkan dengan mudah pula dapat menjelaskan tentang perbedaan dari ketiga kata itu.  Serta sasarannya adalah untuk mengucapkan kata yang sesuai pada tempatnya.

PEMISALAN

Pemisalan merupakan salah satu cara untuk memecahkan sesuatu hal yang rumit agar menjadi lebih sederhana dengan memberi kondisi-kondisi yang sesuai, bahkan sedapat mungkin mirip terutama dari segi sifatnya. Demikian ajaran dosenku di kelas mata pelajaran Metode Elemen Hingga tahun 1990 serta cara Imam Ghozali ketika menjelaskan materi tentang Ruh yang rumit disederhanakan dengan pemisalan juga.

Pemisalan yang pertama tentang ketiga kata "suka", "sayang", dan "cinta" adalah ketiga kata itu dimisalkan sebagai "kadar ilmu", hal ini dikarenakan kadar berarti muatan atau tingkatan atau sejenisnya.

Sebelum pemisalan-pemisalan dibuat, terlebih dahulu marilah ditelaah pemakaian ketiga kata itu yang sering dijumpai pada pemakaian mereka dalam keseharian.

Kata "Sayang"

Ada pepatah yang sering didengar yang mengatakan bahwa, "Jika anda tidak kenal, maka anda tidak akan sayang".

Dari pepatah ini sebenarnya dapat diartikan bahwa "kenal" yang berarti mengetahui, harus ada atau datang terlebih dahulu mendahului rasa "sayang", lalu dengan adanya rasa sayang, maka akan dapat memicu untuk mengatakan kata "sayang". Dari sini, mari dicoba untuk mendifinisikan arti kata "sayang" secara fisik.

Seseorang dalam memutuskan dirinya untuk menyayangi sesuatu, maka tuntutan persyaratan yang harus dipenuhi adalah mengenal terlebih dahulu dari sesuatu yang akan disayangi itu. Untuk mengenal sesuatu dituntut untuk mengetahui sebanyak atau sedalam mungkin tentang sesuatu itu, baik sifat, manfaat, dan asal-usulnya. Bahkan lebih dari itu, apabila diperlukan.

Setelah seseorang mengetahui, dengan kata lain mengenal sesuatu itu, lalu kemudian akan ada rasa yang disebut sayang atau tidak sayang kepada sesuatu itu.Dalam arti seseorang telah mengenal secara mendalam apakah tentang manfaat atau kelemahan sesuatu itu.

Sebagai contoh sederhana adalah, betika seseorang yang sedang membuang sesuatu yang dianggap sudah tidak berguna lagi bagi diri si pemilik/si pembuang barang itu, lalu ada orang lain yang melihat dan mengetahui bahwa sesuatu yang sedang dibuang itu masih bisa bermanfaat bagi dia ataupun orang lain, maka orang yang sedang melihat seseorang yang sedang membuang sesuatu itu akan mengatakan, "sayang, ah!, sesuatu itu dibuang begitu saja, padahal masih bisa dimanfaatkan untuk keperluan (orang) lain". Ini mengartikan bahwa, orang yang merasa sayang ketika melihat suatu barang yang dibuang karena masih dapat bermanfaat diakibatkan oleh sesuatu yang dibuang itu sudah dikenali, sudah diketahui, bisa juga mengenali sifat-sifatnya dan atau mengenali pula kegunaannya olehnya.

Dari contoh ini, kata "sayang" sudah jelas maksud dan kedudukannya. Di sini sebenarnya juga dapat dilihat bahwa rasa sayang itu merupakan rasa resah yang berubah menjadi rasa perduli, yang akan terdesak keluar pada saat sesuatu yang sudah dikenal dan kelihatan di depan mata dimana terhadapnya terjadi aniaya atau tidak diperdulikan oleh orang lain. Atau dengan kata lain, rasa sayang merupakan rasa perduli terhadap sesuatu yang telah dikenal akan manfaatnya dikarenakan adanya rasa, mungkin juga rasa khawatir, akan ketidak perdulian atau adanya aniaya dari yang lain oleh sebab tidak dimanfaatkan.

Untuk itu biasanya kata sayang dipakai untuk memberi perhatian kepada yang sedang teraniaya. Sebagi contoh ketika seorang ibu menimang anaknya yang sedang menangis karena baru saja terjatuh, dlsb.

Untuk itulah dalam menilai hubungan antara orang tua dan anak adalah hubungan kasih sayang.

Kata "Suka"

Perasaan suka atau tidak suka merupakan suatu ekspresi keingintahuan pada sesuatu yang sedang dilihat pada pandangan pertama, hal ini apabila sesuatu yang dilihatnya adalah untuk yang pertama kali dilihatnya.

Dalam banyak hal, perasaan suka atau tidak juga merupakan suatu ekspresi ingin tetap memiliki pengalaman yang pernah dialaminya terjadi lagi pada sesuatu yang sedang dilihat karena adanya suatu pengalaman tertentu dengan yang sedang dilihat atau diketahui itu sebelumnya.

Pada keadaan untuk mencari arti kata "suka" ini agar pemaknaan dan kedudukannya lebih sesuai, maka akan diambil dua contoh, yaitu rasa suka atau tidak suka pada pandangan pertama dan rasa suka atau tidak suka pada pandangan berikutnya atau setelah memiliki suatu pengalaman dengan suatu hal sebelumnya.

Ketika seseorang mencium bau masakan yang keluar dari dapur seseorang yang sedang menggoreng terasi, maka ada orang yang mencium bau gorengan itu untuk pertamakalinya akan merasa muak dan tidak menyukainya, apalagi diminta untuk memakannya. Karena ketidak sukaannya itu menyebabkan orang itu tidak ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang apa itu terasi.

Lain halnya apabila orang itu sedang lewat di depan restoran dan mencium bau asap sate yang sedang dibakar dimana dengan aroma itu ia akan merasa ingin memakannya karena ia memang menyukai makan daging panggang. Walaupun aroma sate dan daging panggang yang pernah ia cium sebelumnya tidak sama persis, tetapi adanya aroma bau daging panggang membuatnya ia teringat tentang masakan yang ia sukai. Di sini, setelah orang itu benar-benar dapat menikmati masakan sate dan rasanya berbeda daripada daging-daging panggang yang pernah ia rasakan sebelumnya, lalu ia menjadi penasaran untuk mengetahui sate lebih dalam lagi. Artinya dia ingin mengenal sate lebih jauh lagi.

Dari contoh pada kasus yang pertama (tentang terasi), dimana seseorang akan mengatakan suka atau tidak suka pada pandangan pertamanya menghasilkan kedudukan yang jelas tentang rasa tidak suka seseorang dibandingkan dengan rasa ingin mengetahui. Rasa tidak suka datang lebih awal daripada rasa ingin mengetahui.

Demikian pula pada contoh yang kedua (sate dan daging panggang) semakin memperjelas kedudukan itu, yaitu rasa suka akan datang terlebih dahulu sebelum rasa ingin mengetahui datang.

Dengan demikian akan menjadi mudah untuk menempatkan tempat yang sesungguhnya letak daripada kata "suka" dibandingakan dengan letak kata "sayang".Rasa "suka" akan datang terlebih dahulu sebelum rasa "sayang" datang.

Dari dua contoh di atas jika ditarik kesimpulannya adalah:
  • Antara rasa suka atau tidak, dan rasa ingin mengetahui atau tidak, memiliki tempat masing-masing, rasa suka berada lebih awal daripada rasa ingin mengetahui. Artinya, sebelum ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu, maka rasa suka harus ada terlebih dahulu untuk mengawali adanya rasa ingin mengetahui lebih jauh. Dimana rasa ingin mengetahui merupakan kepanjangan daripada rasa ingin mengenal.
  • Dengan demikian, apabila rasa suka berada lebih awal dibandingkan dengan rasa ingin mengetahui, maka rasa suka kedudukannya sudah pasti lebih dahulu jika dibandingkan dengan rasa sayang.
  • Dengan demikian kata "suka" harus diucapkan sebelum kata "sayang".
  • Jadi, jangan pernah berkata "sayang' sebelum ada rasa "suka".
Rasa "Cinta"

Sampai saat ini memang secara pasti tentang definisi cinta masih simpang siur. Ada yang mengatakan berwarna merah muda. Ada yang mengatakan berwarna lembayung. Ada juga yang mengatakan seperti warna salju. Juga ada yang mengatakan berwarna kelam, dlsb. Tetapi bagaimanapun atau apapun orang mengatakan tentang arti cinta biarkanlah demikian adanya, akan tetapi seharusnya ada difinisi yang tetap tentang arti cinta. untuk itu marilah dicoba pada tulisan ini mencari kedudukan bahkan arti kata "cinta" dengan cara sendiri. (Lihat catatan di bagian bawah tulisan ini tentang beberapa referensi yang dikirim melalui email oleh rekan-rekan saya).

Ketika ada seseorang yang sedang memutuskan cinta dengan yang lain, maka sebenarnya orang itu sudah putus perasaannya didalam memikirkan apa yang telah dicintainya. Sebelum membahas tentang arti cinta, mari dicoba untuk membahas terlebih dahulu tentang kata "putus'.

Putus berarti terlepas dari ikatan, sambungan, atau bagian dari yang sedang terputus. Yang terputus akan bebas dari pengaruh dengan bagian lain yang tadinya belum putus. Ini berarti, sebelum putus keadaannya bersatu, bersambung ataupun berhubungan membentuk satu kesatuan, apakah yang sedang dicintainya itu sedang berada dekat di sisinya ataupun jauh dari sisinya. Di sini bisa ditarik sesuatu yang mengarah kepada sifat dari cinta, yaitu suatu perasaan yang menyatu baik dalam keadaan dekat ataupun jauh yang bersifat secara terus menerus atau tidak terputus.

Apabila ditinjau dari sifat-sifat materi, sesuatu yang terikat menyatu secara terus-menerus antara dua zat untuk membentuk senyawa baru adalah sesuatu yang memiliki muatan-muatan tertentu dengan syarat tertentu pula, sehingga antara satu dan lainnya dapat saling tarik-menarik untuk menjadi satu senyawa yang baru. Sifat-sifat materi itu dapat bersatu bukan karena kesamaan melainkan karena perbedaan mereka untuk saling mengisi. Mereka dapat bersatu dikarenakan adanya sifat-sifat yang memenuhi syarat untuk saling mengikat secara terus menerus untuk menjadi bersatu. Inilah sebenarnya yang disebut cinta.

Apabila ungkapan yang ada pada kedua contoh tentang cinta di atas (putus cinta dan antar dua materi yang berbeda dapat menyatu), maka akan menjadi lebih mudah untuk mendifinisikan cinta serta mendudukkan kedudukan cinta terhadap kata suka atau sayang.

Karena cinta pada diri manusia merupakan ungkapan suatu perasaan, maka untuk mencintai sesuatu diperlukan adanya "link" dan juga "click" antara seseorang dan/atau sesuatu yang dicintainya, sehingga diantara keduanya dapat memiliki rasa saling tarik-menarik yang bersifat terus-menerus. Dari sinilah awal pembahasan cinta lebih kelihatan jelas.

Adanya rasa saling tarik-menarik secara terus menerus itu dibutuhkan adanya perbedaan. Rasa perbedaan itu bisa diketahui apabila ada saling mengenal dan rasa saling mengetahui antara keduanya. Kecuali rasa cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan, maka cukup yang mencintai saja yang dituntut untuk mengetahui atau mengenal lebih jauh terhadap yang dicintai. Sedangkan bagi yang dicintai tidak diperlukan untuk mengenal lebih jauh terhadap yang sedang mencintai dirinya karena dirinya tidak mencintai orang yang sedang mencintainya.

Bagi pihak yang ingin mencintai adalah suatu keharusan mengetahui tentang dirinya sendiri sebelum melangkah ke arah mencintai yang lain. Hal ini agar dapat diketahui bahwa dirinya dan yang akan dicintai diketahui memiliki perbedaan. Dan dari perbedaan itu akan melihat kekurangan dirinya sendiri dan yang lain serta kelebihan yang lain dan dirinya sendiri agar dapat saling mengikat untuk membuat suatu ikatan yang disebut cinta.

Untuk mengetahui lebih dalam daripada seseorang yang akan dicintai (apabila itu seseorang), maka diperlukan beberapa keadaan sebagai berikut:
  • Rasa suka, hal ini untuk melangkah kearah mengenal lebih jauh dengan tujuan untuk mengetahui, Dengan rasa suka akan membuat yang nanti akan dicintai akan lebih terbuka lagi untuk menunjukkan karakter yang ingin diketahui,
  • Memiliki rasa manfaat setelah mengetahui karakter atau sifat-sifatnya sehingga timbul rasa sayang, tidak teraniaya atau tidak diperdulikan karena tidak disayangi oleh yang akan mencintai, dan
  • Apabila sudah diketahui sifat-sifat atau karakter perasaan yang akan dicintai itu memiliki apa yang dibutuhkan dan saling melengkapi, sampai dengan mengetahui adanya muatan yang sekiranya bisa atau dapat saling mengikat untuk menjadi satu secara terus menerus, maka sejak saat itulah, apabila keduanya berada pada kedudukan dan jarak yang memungkinkan untuk saling tarik menarik, dan terjalinlah hubungan cinta.
Dari keterangan penjelasan di atas maka kedudukan ketiganya adalah sebagai berikut:
  • Tingkat pertama adalah rasa suka atau tidak suka,
  • Tingkat kedua adalah rasa sayang atau tidak sayang, dan
  • Tingkat ketiga adalah rasa cinta atau tidak cinta.
Jika ketiga kata, "suka", "sayang" dan "cinta" itu diibaratkan suatu ilmu yang bertingkat, maka yang disebut ilmu "suka" adalah ilmu yang paling sederhana, dengan kata lain ilmu yang memiliki tingkatan yang paling rendah, sehingga untuk memahaminya tidak diperlukan persyaratan yang terlalu bermacam-macam. Lalu disusul oleh ilmu "sayamg" dan kemudian yang terakhir adalah ilmu "cinta". Ilmu "cinta" merupakan ilmu yang memiliki tingkatan kesulitan yang paling tinggi untuk menggapainya, sehingga untuk memahaminya diperlukan persyaratan yang tertinggi pula.

Jadi, dalam pemisalan ini apabila dirangkum dari semuanya, maka, apabila seseorang sudah memiliki ilmu "cinta", maka orang tersebut sudah mampu menjelaskan serta sudah lolos dari atau memiliki ilmu-ilmu "sayang" dan "suka". Demikian juga bagi mereka yang memiliki ilmu "suka", maka mereka belum mampu menjelaskan tentang ilmu "sayang" dan ilmu "cinta" karena masih belum pernah mempelajari mereka, yang dengan kata lain mereka belum memiliki ilmu-ilmu "sayang" dan "cinta".

Sehingga dalam pemakaiannya, apabila tingkatan perasaannya masih berada pada tingkatan rasa suka, jangan coba-coba mengatakan sayang apalagi cinta. Demikian juga apabila sudah saling mencintai sudah pasti akan saling suka dan mengucapkan rasa suka walau hanya di dalam angan-angannya, dan tentu akan rasa sayang pula karena sudah diketahui manfaatnya.

BEBERAPA REFERENSI DARI REKAN-REKAN YANG DIKIRIM MELALUI EMAIL

Referensi-referensi berikut merupakan beberapa pendapat dari hasil komentar ketika kata "suka", "sayang" dan "cinta" ditanyakan perbedaannya melalui email group Alumni ITS Luar Negeri seperti berikut:

Referensi Pertama

Tingkatan suka:

1. ميل ==> kecenderungan pada sesuatu (e.g. suka indomie, suka celana jins, suka cewek berambut hitam/pirang/merah, etc)

2. الولع ==> rasa suka dan ingin menarik perhatian yg disukainya

Makna cinta,       Ibnul Qayyim menjelaskan, "Cinta dapat dirumuskan dengan memperhatikan turunan kata cinta, mahabbah (محبة), dalam Bahasa Arab.

Mahabbah (محبة) berasal dari kata hubb (حب).
Ada lima makna kata untuk akar kata hubb (حب)

Pertama, ash-shafa wa al-bayadh (الصفا البياض), putih bersih. Bagian gigi yang putih bersih disebut habab al-asnan (حبب الاسنان).

Kedua, al-'uluww wa azh-zhuhur (العلو و الظهور), tinggi dan kelihatan. Bagian tertinggi dari air hujan yang deras disebut habab al-ma'i (حباب الماء). Puncak gelas atau cawan disebut habab juga.

Ketiga, al-luzum wa wa ats-tsubut (اللزوم والثبوت), terus-menerus dan konsisten. Unta yang menelungkup dan tidak bangkit-bangkit dikatakan ahabb al-ba'ir (أَحَبَّ البعير).

Keempat, lubb (لب), inti atau saripati sesuatu. Biji disebut habbah (حبة), karena itulah benih, asal, dan inti tanaman. Jantung hati, kekasih orang yang tercinta disebut habbat al-qalb (حبة القلب).
 
Kelima, al-hifzh wa al-imsak (الحفظ و الامساك), menjaga dan menahan. Tempat untuk menyimpan dan menahan air agar tidak tumpah disebut hibb al-ma'i (حب الماء)

Syair tentang cinta karangan Imam Ibnu Hazm (madzhab zhahiri di Andalusia, Spanyol)

الحب - أعزك الله -

 أوله هزل وآخره جد
. دقت معانيه لجلالتها عن أن توصف،
فلا تدرك حقيقتها إلا بالمعاناة.
وليس بمنكر في الديانة ولا بمحظور في الشريعة
إذ القلوب بيد الله عز وجل

Artinya:

Oh Cinta, semoga Allah memuliakanmu,
awalnya adalah bermain-main, bercanda ria, namun pada akhirnya adalah kesungguhan.
Sungguh sulit mennjelaskan dirimu dengan kata-kata karena begitu dalam maknamu
Tiada yang mengenalmu kecuali mengalaminya sendiri Cinta tidaklah menyelisihi agama dan tidak pula melanggar syariat.
Karena setiap hati berada di tangan Allah 'azza wa jalla

Referensi Kedua

Cinta dan suka, secara umum tampak mirip-mirip saja, padahal berbeda. dalam skala waktu, suka lebih singkat daripada cinta, saat ini suka, suatu saat bisa tidak suka, tapi kalau cinta akan bertahan lebih lama lagi.

Suka sekedar senang saja, tapi kalau cinta lebih dalam lagi, karena ada kesediaan untuk berkorban, berjuang untuk yang dicintainya tsb., suka cenderung pada sisi estetik, orang suka pada yang indah-indah sedangkan cinta, lebih dari sekedar sisi estetik belaka, ada semacam energi, karena itu, ada semacam anekdot, kalau sedang jatuh cinta yang penampilannya jelek sekalipun tampak jadi cantik karenanya & kelihatan cantik karena perilaku dan kepribadiannya, sebuah nilai estetik yang tak mudah dijelaskan.

END.
Medio Februari 2014 
Oleh Nasuki@emirates.net.ae