Saturday, October 17, 2015

ARTI HIDUP - Bagian 11: Apa Yang Tersisa

"Seorang musikus harus bermain musik, seorang pelukis harus melukis, seorang pembuat puisi harus menulis, jika dia pada akhirnya menjadi damai dengan dirinya sendiri. Apa yang  seseorang dapat capai, dia harus melakukan pencapannya". Abraham Maslow.

"Mereka yang menjadi lebih baik bersama dengan umur merangkul kekuatan penumbuh diri dan pencapaian diri dan memulai mengganti masa muda dengan bijaksana, kepolosan dengan pengertian, dan kekurangan makna dengan aktualisasi diri". Bo Bennet.

"Keperdulian diri atau kesadaran diri dapat mengarahkan pada pengembangan (expansion) pengendalian kehidupan seseorang. Keperdulian diri  melibatkan suatu kapasitas bukan hanya melihat ke belakang, tetapi juga melihat ke depan. Keperdulian diri bukan hanya suatu pemberian/hadiah, tetapi itu suatu tanggung jawab". Mutti James hannush.

Argumentasi apakah Tuhan itu ada atau tidak, masih  dapat diperdebatkan. Kekuatan yang sama ada pada Big Expansion. Argumen yang sebenarnya adalah apakah kekuatan itu adalah makhluk hidup atau bukan. Tetapi bahkan itu tidak masalah, sebab pada keadaan yang mana saja niatannya sama.

Argumentasi apakah akhirat ada atau tidak adalah masih dapat diperdebatkan dengan cara yang sama. Jalan yang paling aman adalah mengasumsikan tidak adanya akhirat, sehingga kita termotivasi untuk memakai waktu yang terpendek yang kita miliki di sini saat ini. Pada waktu bersamaan meskipun, jalan yang paling aman adalah mengasumsikan adanya akhirat di mana kita akan diadili, sehingga kita termotivasi untuk mencari jalan yang benar untuk hidup. Sehingga jalan yang paling aman mengharapkan yang terbaik dan merencanakan kejadian yang terburuk.

Juga, jika tidak ada akhirat, maka waktu pendek yang kita miliki untuk hidup ini sangat penting sekali. Bagaimanapun, jika tindakan-tindakan kita menentukan kwalitas kehidupan akhirat yang sangat-sangat panjang, maka perilaku kita sekarang sangat-sangat penting sekali. Tidak masalah skenario yang mana anda pilih untuk mempercayai, bahkan jika anda tidak percaya pada salah satu dari meraka, implikasinya adalah sama. Apapun yang sedang anda lakukan di sini, saat ini adalah sangat-sangatlah penting sekali.

Satu hal yang paling penting yang harus kita lakukan adalah mempercayainya. Arti kehidupan adalah memenuhi potensi anda. Sehingga semua yang anda perlukan untuk merasa khawatir tentang suatu kenyataan bahwa jika anda tidak mengetahui bagaimana untuk memenuhi potensi anda, maka hal yang paling penting (dengan demikian, yang terpenting) anda dapat lakukan dengan kehidupan anda adalah, mencoba menemukan "bagaimana".

Untuk mencapai potensi badan fisik anda, anda harus hidup dengan cara hidup sehat. Bagaimana untuk mencapai itu adalah mendokumentasikannya dengan baik dan mengerti. Menerangkannya di sini akan menjadi berlebihan. Potensi mental kita tidak begitu mengerti  dengan baik bagaimanapun. 

MENEMUKAN BAGIAN ATAS BOLA

Ada banyak teori yang kontradiksi tentang potensi apa yang tertinggi pada akal manusia. Setiap Agama, Pemerintah, orang tua, budaya, dan cabang budaya mempunyai definisi yang berbeda-beda terhadap manusia yang ideal. Beberapa dari teori ini adalah sangat artikulasi dan beberapa adalah tidak jelas. Beberapa orang bahkan berpendapat bahwai itu tidak dapat diketahui. Sehingga teori yang mana, jika ada, yang benar?

Yang pertama-tama, idenya adalah potensi kita tidak dapat diketahui adalah tidak praktikal, jika tidak sepenuhnya salah. Kenyataan masalahnya adalah, anda hidup, dan ada konsekwensi terhadap perilaku anda. Konsekwensi itu mungkin menggemma sampai kedalam akhirat, atau konsekwensi itu mungkin hanya berakibat pada anda waktu sekarang saja. Kedua cara itu, sama-sama nyata. Untuk itu anda perlu masuk pada semacam kesimpulan tentang apa yang harus anda lakukan dengan diri anda sendiri. Jika anda tidak, maka anda menyerahkan kendali perkembangan anda. Jika anda membiarkan itu terjadi hanya ada dua kemungkinan hasilnya. Apakah akal anda akan mandek, atau anda akan tanpa sadar menginjinkan orang lain mengendalikan arah perkembangan anda. Kedua cara itu anda tidak akan memenuhi potensi anda, dan anda akan menderita sebagai pengganti dari suatu kehidupan yang bernilai sampai (dan mungkin setelah) anda mati.

Pada catatan samping, jika anda memutuskan mengambil kendali terhadap perkembangan diri anda sendiri dan mencoba menentukan potensi akal tertinggi anda dengan hanya harus menerima kesimpulan-kesimpulan yang logis saja. Anda dapat percaya siapapun atau sistem apapun dari kepercayaan sepanjang kesimpulan mereka itu logis. Akan tetapi anda harus tidak mempercayai orang-orang yang mengatakan sesuatu kepada anda yang tidak logis, tidak perduli otoritas apa mereka itu mengaku dalam mengatas-namakan. Dalam matematika, otoritas yang hanya membuktikan suatu persamaan itu benar, adalah logika. Sama juga untuk membenarkan pada suatu kepercayaan. Yang lolos pengujian logika itu hanyalah otoritas yang memberikan kata "benar".

Untuk alasan ini, dari sekarang ke depan ketika berkata tentang potensi mental tertinggi kemanusiaan. Tulisan ini akan lebih suka memakai istilah yang sama yang dipakai oleh para psikologi proffesional; yaitu, "aktualisasi diri". Istilah ini lebih disukai daripada "kedewasaan rohani", "kesempurnaan" atau "kedewasaan", sebab psikologi adalah ilmu pengetahuan (science). Ini berarti tidak selalu ilmu pengetahuan itu ilmu pasti, tetapi ilmu sains itu melakukan pencarian dan penemuan kebenaran melalui sebab dan eksperimen. Ilmu itu harus tidak mempunyai kiblat kepada dogma agama atau budaya. Pemakaian istilah ilmu pengetahuan sosial "aktualisasi diri" mengambarkan kebutuhan untuk mencari dan menemukan kebenaran dengan menganalisa dunia anda secara logika dan apa adannya.

APA YANG DIMILIKI OLEH ATENA DAN WINA?

Dua pertanyaan yang ingin kita tanyakan adalah: apa itu aktualisasi diri?, dan bagaimana untuk mencapainya?

Definisi secara offisial tentang "aktualisasi diri" adalah: "mengembangkan atau meraih potensi seseorang"

Anehnya, definisi itu samar-samar terhadap suatu maksud yang tidak berguna. Definisi itu tidak mengatakan tentang apa potensi kita atau bagaimana untuk meraihnya.

Mengapa kata ini diciptakan tetapi hanya setengah definisinya? Sebenarnya ada jawaban yang sangat menarik terhadap pertanyaan itu yang mana memotong inti dari filosofi dan psikologi, dan suatu perjuangan untuk menyamakan suatu keadaan yang masih sering bertentangan dari dua bidang itu secrara bebas atau tidak saling.tergantung.

Tujuan utama filosofi adalah untuk mendapatkan atau menemukan kebenaran. Akan tetapi apa gunananya kebenaran? Kebenaran hanya berguna bagi anda untuk dipakai pada kehidupan anda. Sehingga betul-betul, tujuan dari filosofi adalah menemukan kebenaran yang akan membantu terhadap kehidupan anda. Akan tetapi kebenaran tidak akan berguna bagi anda jika anda tidak mengetahui apa yang seharusnya anda lakukan dengan kehidupan anda. 

Sehingga tujuan filosofi sebenarnya adalah untuk menemukan apa yang seharusnya anda lakukan dengan kehidupan anda lalu kemudian temukan kebenaran yang akan paling membantu anda untuk mencapai tujuan itu. Tetapi apa sebenarnya kehidupan anda itu? Kehidupan anda didefinisikan oleh pengalaman apa yang dialami oleh akal anda. Ini berarti tujuan dari filosofi untuk menemukan apa yang harus sebenarnya anda lakukan dengan akal anda dan kemudian temukan kebenaran yang akan membantu anda menyelesaikan tujuan hidup anda.

Agar mengerti apa yang dilakukan dengan akal anda pertama-tama anda harus mengetahui akal anda. Untuk melakukan hal itu anda butuh mempelajari akal anda. Mempelajari akal disebut psikologi. Jadi tujuan filosofi dan psikologi utamanya adalah satu dan itu sama. Filosofi hanya pendekatan suatu tujuan dari luar ke dalam dan psikologi adalah pendekatan suatu tujuan dari dalam ke luar.

Sayangnya, filosofi tidak melakukan sebanyak yang seharusnya dalam membantu kita mengerti tentang khidupan, sebab filosofi proffesional mempunyai sedikit aturan, dan apapun aturan yang dipunyai dapat dengan  mudah menjadi rusak dengan resiko sedikit terhadap konsekwensi negatif keproffesionalannya. Secara tradisional, filosof hanyalah orang-orang sembarangan/siapa saja (biasanya kelas atas) mempunyai banyak waktu mempertanyakan pertanyaan acak  "mendalam" dan menyatakan kesimpulan mereka sebagai kenyataan. Sebagai hasil ini tidak mengejutkan bahwa filosof sangat jarang diambil secara serius. mereka memetodologikan dan kemudian kesimpulan mereka terlalu acak.

Psikolog proffesional, di lain pihak, adalah (sekarang) terikat oleh tuntunan moral dan prosedur yang ketat. Keadaan ini adalah standar kwalitas untuk suatu penelitian dan mencegah perlakuan tidak etis pada manusia. Bagaimanapun, ini juga berlaku seperti batasan ketat dalam progres penelitian/pengobatan secara psikologi.

Penelitian psikologi adalah dengan kwantitatif alam. Jika percobaan anda tidak dapat diukur dan pengukuran pengukuran itu tidak dapat direproduksi dengan hasil-hasil yang konsisten, hasil-hasil itu tidak akan dipubikasi. Kemudian mereka tidak akan diterima. Ini yang membatasi psikologi sebab anda tidak dapat membuktikan secara empiris apakah potensi yang paling tinggi dari akal pikiran manusia. Jika anda tetap membuat pengakuan, apapun ini akan secara benar dilebeli paling baik sebagai filosofi atau paling jelek sebagai pendapat.

Ini berarti psikologi proffesional telah memotong kakinya sendiri. Jika anda tidak dapat atau tidak ingin memutuskan potensi apa yang paling tinggi pada manusia, maka apa tujuan akhir anda bekerja terus menerus ketika sedang mengelola perawatan secara psikologi?.  Tentu, anda dapat mengurangi sakit mental, tetapi anda tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Jadi, semua yang dapat anda lakukan adalah isi lembah itu dan jaga status quo. Bahkan pernah ada suatu  tulisan sandiwara yang mengeksplorasi teka-teki ini berjudul "Equus" oleh Peter Shaffer.

Psikologi tidak harus pemikiran tanpa pegangan. Jika tidak ada yang lain, tujuannya harus mengembangkan akal orang-oramg kearah suatu titik yang mereka cukup pintar dalam memilih definisi mereka sendiri terhadap aktualisasi diri dan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan itu.

Hanyalah cara untuk membawa psikologi ke tingkatan lebih lanjut adalah mengetahui arti kehidupan, sebab sekali anda menyimpulkan arti kehidupan anda dapat mengukur pendekatan psikologkal mana yang terbaik memfasilitasi menyelesaikan tujuan itu. Sepanjang logis di belakang filosofi anda tentang hidup dapat diterima, maka label anda terhadap perawatan psikologi harus cukup kredibel juga.

Tulisan ini mendiskusikan bahwa arti kehidupan adalah untuk menjadikan anda agar berkembang sepenuh mungkin. Sehingga suatu definisi dari aktualisasi diri dipakai dari titik ini seterusnya akan menjadi, "pencapaian suatu pengembangan tingkatan mental dimana seseorang telah menentukan penguasaan secara penuh  dan menciptakan/membuat identitas milik dirinya dan mampu melakukan rasa kebebasan".

Ada lima langkah nyata (broad) untuk pencapaian tujuan itu. Mereka dapat diringkas sebagai bertahan hidup, belajar, berpikir, mendifinisikan diri anda sendiri, dan ketundukan pada suatu sistem logis dari moral.

PENOLAKAN YANG SAH

Semua yang mengikuti seharusnya hanyalah yang dipertimbangkan filosofi psikologi dan tidak dimaksudkan untuk diambil sebagai literatur medis. Lebih lanjut, ini tidak menyampaikan "pengisian suatu lembah" ini mengambil pada status quo setelah seseorang telah meng-eliminasi setiap kepercayaan/perlakuan kontraproduktif dalam hidup mereka dan terus bergerak maju dari situ.

Jika anda pernah mencurigai masalah-masalah anda sedang diluar kendali anda jangan ragu-ragu mencari bangtuan proffesional (biaya akan dibendung). Jika anda rasa anda mungkin akan melukai diri anda atau yang lainnya, jika anda pernah mempunyai pengalaman trauma yang luar biasa pada waktu lampau, atau jika anda pernah mengalami tekanan/kesulitan tidak normal untuk waktu yang lama, maka anda harus mencari pertolongan proffesional (dan daftar ini tidak ada maksud ekslusif). Bahkan jika masalah-masalah anda diluar kendali untuk membayar seorang proffesional dalam membantu anda mengerti diri anda sendiri dapat mempercepat suatu proses secara luar biasa dalam perngembangan potensi anda. Membelanjakan uang untuk akal anda akan membuat anda jauh lebih senang/bahagia daripada membelanjakan uang pada mainan baru.

SUATU PROGRAM LIMA LANGKAH

Di sini pengenalan secara singkat terhadap masing-masing lima langkah untuk pencapaian aktualisasi diri. Setelah pencerahan  masing-masing dari mereka, mereka akan diterangkan secara mendalam dalam bagiannya masing-masing.

Langkah pertama adalah bertahan hidup

Jika anda telah meninggal dunia anda tidak dapat melakukan apapun dengan kehidupan anda. Ini begitu tanpa terbantahkan, tetapi itu sering terlalu dibesar-besarkan bahwa ada keterampilan yang akan tetap hidup yang dapat diajarkan, pelajari dan kuasai. Itu disebut tanggungjawab. Jika anda tidak mempunyai keterampilan itu anda perlu agar cepat-cepat dan mempelajarinya, sebab sesuatu yang hanya dapat membuat anda tetap hidup sekarang adalah keberuntungan. 

Langkah ke dua adalah belajar. 

Pengetahuan membuat tinggi blok bangunan akal anda. Setiap pemikiran yang anda pikir dapat diuraikan kedalam pengetahuan yang kecil-kecil. Jadi, semua yang dapat anda pikirkan dan setiap yang dapat anda lakukan ditentukan oleh seberapa banyak pengetahuan yang telah anda proses. Dengan demikian keberhasilan anda dalam kehidupan tergantung pada belajar.

Langkah ke tiga adalah berpikir

Pengetahuan internal dan itu sendiri adalah hanya memasukkan data. Jika anda tidak menguasai bagaimana cara agar masuk akal tentang data itu dan cara memakainya dalam hidup, maka yang baik hanyalah hal yang akan anda lakukan adalah mengalihkannya kepada seseorang yang akan membayar anda...seperti suatu permainan pembawa acara. Dalam kehidupan nyata anda perlu untuk berpikir, sebab lebih baik anda dalam membuat keputusan lebih baik anda dapat menjalani hidup. Lebih kecil kemampuan anda dalam membuat keputusan lebih sedikit andan dapat mengendalikan kehidupan anda atau menjadi berhasil pada bidang apapun.

Langkah ke empat adalah mengembangkan filosofi anda sendiri terhadap kehidupan. 

Jika anda tidak memahami kehidupan untuk diri anda sendiri, maka anda tidak mempunyai kemauan bebas. Jika anda tidak memiliki kemauan bebas anda tidak dapat benar-benar memiliki personalitas sendiri. Jika anda tidak memiliki personalitas anda sendiri, maka anda dapat tidak pernah menjadi benar-benar seseorang diri anda sendiri.

Langkah ke lima adalah menciptakan diri anda sendiri. 

Anda memiliki kemampuan otak yang sangat menakjubkan dapat mengingat seluruh buku-buku dan merancang cara dalam pembangunan pesawat luar angkasa, sementara tujuan ini mempunyai tempat mereka sendiri bukan itulah anda di sini. Anda di sini menjadi anda sekarang juga tak terkecuali berapa banyak pesawat luar angkasa yang anda miliki. Jika anda melakukan pembuatan sejumlah pesawat luar angkasa dan mereka semua merusak kehidupan anda, itu tidak akan diberikan tanpa arti, sebab arti kehidupan bukan menyelesaikan setiap tujuan eksternal. Ini untuk menciptakan diri anda sendiri.

Sebagaimana alam semesta mewujudkan anda akhirnya memiliki suatu kesempatan untuk mengalami kesanggupan merasa. Dan semua titik sebagai makhluk berakal adalah untuk menjadi individu dengan pikiran anda sendiri dan keinginan sendiri, tujuan, ketidak sukaan, ketakutan, dlsb, yang anda pilih atau ciptakan. Tetapi jika anda tidak dengan sadar dan sistematis menciptakan diri anda sendiri, maka anda beresiko membuang masa ribuan tahun terhadap kerja keras hanya untuk menjadi sebuah bayangan yang kusam sebagai anda yang seharusnya.

Sebagai seorang anak Tuhan anda telah diciptakan untuk menjadi bebas berkeinginan, sebagai kesadaran
secara penuh. Tujuan utama dalam menciptakan anda dalam bentuk dan tempat anda berada adalah untuk
memberi anda seatu kesempatan menciptakan diri anda sendiri sebagaimana yang anda inginkan daripada
Tuhan menciptakan anda sebagai suatu jiplakan (clone), budak atau mainan. Tetapi ini tidak hanya terjadi dengan sendirinya. Anda harus melakukan pemgendalian terhadap prosesnya.

Thursday, October 15, 2015

ARTI HIDUP - Bagian 15. Anda Demikian Tersesat Anda tidak Tau Anda SedangTersesat

"Seorang anak yang salah didik adalah seorang anak yang tersesat", (John F. Kennedy)

"Anda bisa memahami dan berhubungan dengan kebanyakan orang  lebih baik apabila anda melihat mereka - tidak perduli berapa usia atau kesan mereka penampakannya - seolah-olah mereka adalah anak-anak. Hampir semua dari kita tidak pernah benar-benar tumbuh dan dewasa sejauh itu - kita dengan mudah tumbuh lebih tinggi. Oh, untuk memastikan, kita kurang tertawa, kurang bermain dan berpakaian penyamaran tidak nyaman seperti orang dewasa, tetapi dibawah pakaian itu adalah anak itu dimana selalu kita, yang memiliki keinginan sederhana, yang kehidupan setiap harinya masih digambarkan oleh dongeng" (Leo Rosten).


"Anda tidak bertanggungjawab terhadap suatu program yang anda ambil ketika masih kecil. Bagaimanapun, sebagai seorang yang sudah dewasa anda seratus persen bertanggung jawab untuk memperbaikinya" (Ken Keys, Jr.)

Baiklah, jadi anda telah mendedikasikan hidup anda untuk belajar dan anda telah ahli dalam seni olah pikir. Sekarang anda butuh menempatkan keahlian itu dalam membangun filosofi anda dalam hidup. Jika suatu ide penulisan suatu buku filosofi dari pengintimidasian suara diri anda sendiri. Saya ada memiliki berita baik dan saya memiliki berita buruk. Berita buruk nampaknya akan membutuhkan kerja lebih banyak daripada yang anda perkirakan, sebab pertama anda harus mengerti tentang hidup. Berita baiknya adalah bahwa hal ini memungkinkan, setiap orang dapat melakukannya dan buku ini akan menerangkan bagaimana caranya. Akan tetapi untuk menerangkan tentang hidup kita akan memerlukan untuk melangkah kebelakang dan memulai dari awal.

Bayangkan bagaimana hidup setiap orang dimulai. Ketika anda dilahirkan akal anda kosong dan seperti batu tulis. Dipastikan, anda memiliki beberapa naluri dan beberapa bakat tetapi berpengetahuan nol dan dengan demikian pengertian nol tentang dunia yang anda yakini. Untungnya bagi anda, dari waktu anda di dalam rahim otak anda telah menyerap segala yang anda alami dan mencoba agar masuk akal darinya. Ini terus begitu untuk beberapa tahun pertama dari kehidupan anda sebelum anda bahkan disadarkan pada eksistensi anda sendiri. Kemudian, sekitar umur 4 tahun anda mulai mempertahankan ingatan dan menjadi sadar dari suatu kenyataan bahwa anda eksis. Setelah itu otak anda tetap terus menyerap pengetahuan, tetapi saat itu anda telah dapat mengendalikan mesin pengumpul pengetahuan yaitu akal dan badan anda.

Sebagai seorang bayi anda dengan susah-payah mengetahui segalanya tentang dunia di sekeliling anda. Jadi anda secara alami terbawa oleh kagum dan khawatir mempelajari apasaja yang anda bisa tentang tempat misterius ini dimana anda menemukan diri anda berada di dalamnya. Anda telah menyaksikan, menyentuh, mencium, merasa, dan mendengar terhadap apasaja yang sedang terjadi di sekeliling anda. Anda merangkak ke dalam tempat-tempat di mana anda tidak seharusnya menemukan apa yang  ada di sana. Anda telah membuka apasaja yang anda bisa. Anda rusak sesuatu hanya untuk melihat bagaimana mereka bisa rusak/hancur. Ketika anda belajar berbicara anda merengek pada orang tua anda dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam bagi anda tetapi sangat dasar pertanyaan-pertanyaan yang telah membuat peran mata orang tua anda. Kehidupan awal anda ditentukan oleh praduga pada pengetahuan.

Sepanjang sisa masa kanak-kanak anda, anda terus belajar tentang dunia dari pengalaman-pengalaman anda, orang tua anda, sekolah anda, teman-teman anda, dan media apasaja dimana anda terekpos. Ketika anda telah diwisuda dari sekolah, anda pindah keluar menuju diri anda sendiri, anda telah memiliki suatu keyakinan yang baik tentang bagaimana dunia ini bekerja. Pada kenyataannya, pembatasan suatu kejadian  traumatis filosofi anda tentang hidup tampaknya tidak akan berubah banyak setelah itu. Sayangnya, ini bukan karena pengertian anda terhadap hidup ini sudah lengkap. Itu disebabkan pada beberapa hal tentang kemurnian praduga/prasangka anda tentang pengetahuan yang telah sirna.

Disuatu tempat di jalan untuk pencerahan anda memulai mempertahankan jawaban-jawaban yang telah anda berikan. Atau anda telah menyimpulkan anda telah mengetahui semua yang perlu anda ketahui dan apa saja yang anda belum ketahui anda telah memiliki alasan mengapa anda tidak dapat, tidak harus atau tidak membutuhkan untuk mengetahuinya. Atau mungkin anda hanya lebih tertarik untuk mengejar tujuan-tujuan jangka pendek seperti bercumbu/berhubungan seksual, menjadi tampak keren, minum minuman keras, memakai narkoba, bercinta, membesarkan suatu keluarga, mendapatkan kenaikan pangkat, menjadi orang yang dihormati, sedang terhibur daripada mengetahui secara realitas.

Banyak faktor yang bertanggungjawab terhadap stagnasi dari pengertian anda yang telah ada sebelum anda bahkan menjadi sadar tentang eksistensi anda. Tanggungjawab atau penjagaan orang tua anda telah memaksa anda pada sistem keyakinan/persepsi  mereka dari realitas (atau ketiadaan) ke dalam diri anda sebelum anda mencapai kesadaran, dan anda telah cendrung untuk mempercayai pesan-pesan yang mereka kirim kepada anda tanpa mempertanyakan meraka sebab manusia secara alami cendrung mempercayai orang-orang mereka yang telah mempelajari untuk menyatukan sebagai figur otoritas. Ketika filosofi mereka diberikan kepada anda ditambah atau diganti oleh hal-hal yang anda pelajari dari rekan-rekan anda, sekolah, mentor, dan selibriti. Sementara anda dengan tidak diragukan telah belajar suatu pengetahuan berharga dari sumber-sumber tersebut yang anda harus ambil sebagai pertimbangan yang dengan jalan yang sama filosofi anda telah dipengaruhi oleh pengajaran dari orang yang anda anggap lebih tua, setiap orang darimana anda belajar juga dipengaruhi oleh orang yang lebih tua dari mereka, yang juga telah mempercayai kepada orang yang lebih tua dan begitu seterusnya dan sampai pada ketika jaman kuno/primitip.... masing-masing generasi lebih bodoh daripada yang terahir.

Setiap kebudayaan sejak awal sejarah umat manusia telah mempunyai ketentuan petunjuk dan peraturan kehidupan sendiri-sendiri. Bahkan sekarang ada ribuan budaya di seluruh dunia dengan persepsi sesuai dengan mereka sendiri tentang kenyataan...dan mereka semuanya (dulu dan sekarang) mengklaim yang benar, dan karena mereka percaya mereka yang benar mereka menentang pendapat para pembangkang sering langsung membunuh orang-orang yang tidak mengakuinya.

Jika anda dilahirkan 1000 tahun yang lalu atau yang akan datang...atau jika anda dilahirkan 2000 kilometes jauhnya dimana saja anda dimasukkan pada suatu interpertasi yang berbeda tentang kenyataan dunia ini. Dan dari perspektip anda percayai tentang mati tentunya bahwa banyak hal yang anda percayai sekarang ini adalah lucu menggelikan. Anda bahkan mungkin benci atau ingin membunuh orang-orang yang percaya sesuatu hal yang anda percayai sekarang ini. Yang ingin dikemukakan adalah bahwa pendidikan kebudayaan anda adalah bersifat subjektip dan sementara.

Untuk membuat persoalan-persoalan lebih jelek, yang lebih tua (dan khususnya rekan-rekan anda) yang memaksakan keterangan mereka tentang realitas kepada anda tidak mempunyai pengetahuan tentang hidup mereka sendiri secara menyeluruh.  Anda dapat menguji mereka pada hal ini. Tanyakan setiap orang yang anda kenal tentang apa arti hidup ini. Minta setiap orang yang anda kenal menerangkan hidup dalam segalanya kepada anda. Minta mereka untuk mengatakan kepada anda filosofi mereka tentang hidup, dan suruh mereka mengingat kembali yang mereka katakan dengan bukti logika dan empiris. Lakukan itu dan anda akan menemukan tak seorangpun dari orang yang mengajari anda tentang hidup telah memahaminya. Kenyataannya, anda akan menemukan hampir semua orang hanya memiliki pemahaman tentang firasat hidup yang sangat keci. Jangan terkejut ketika anda mendengar lebih banyak alasan, cerita-cerita yang keluar dari logika, dan kemuakan daripada jawaban ketika anda menaruh orang-orang di tempat.

Hal lainnya akan anda temukan jika anda menguji pengetahuan orang-orang adalah bahwa ada negatip korelasi antara kepastian mereka dalam pengetahuan mereka dan banyaknya pengetahuan mereka. Dengan kata lain, orang-orang yang paling ngotot dan blak-blakan tentang keyakinan mereka condong untuk sedikit mengerti hidup. Ini terjadi karena semakin sedikit anda mengetahui akan lebih sederhana dunia ini bagi anda dan ujung-ujung kurang longgar ada untuk menaikan keraguan. Bagaimanapun, lebih banyak anda tahu anda akan lebih menyadari bagaimana kecil yang anda ketahui dan akan menjadikan anda lebih rendah hati dengan penemuan ketidak tahuan (kebodohan) anda.

-----------------------------------------

Jika anda dibesarkan oleh guru yang tidak tahu (disebut bodoh), anda akan belajar informasi yang tidak benar. Itu suatu fakta potong dan kering. Sekarang, ini mungkin bukan suatu masalah yang sulit untuk dibenarkan kecuali itu dalam hidup anda, anda akan mempunyai banyak guru bodoh yang berbeda-beda memaksa anda untuk menerima keyakinan-keyakinan yang bertentangan dengan instruksi guru bodoh sebelumnya. Pada waktu ketika anda tidak ingin mengetahui apa yang harus dipercaya. Itu adalah cukup membuat anda menyerah, berhenti, dan tidak mempercayai apa saja...atau percaya apa saja...atau hanya percaya pada hal pertama yang dikatakan kepada anda...atau hanya percaya pada apa yang paling populer (terkenal).

Lagi, ini mungkin bukan masalah yang begitu sulit untuk dikoreksi kecuali bahwa sekalipun anda mampu untuk menentukan guru yang mana yang benar dan buang semua yang salah, anda akan masih dihadapkan dengan masalah yang bahkan yang paling pintar tidak ditentukan semuanya. Sehingga pengajaran mereka hanya masih mengambil setengah jalan ke pantai penerangan, yang mana berarti anda masih terbawa arus dalam lautan ketidak tahuan.

Peluang anda mampu memperbaiki setiap masalah-masalah ini akan diminimais bahkan lebih dari itu dengan kenyataan ini bahwa anda kemungkinannya tidak pernah menuntut untuk mengartikulasi keyakinan anda kepada diri anda sendiri, dan anda tidak dapat memperbaiki suatu masalah jika anda tidak mengetahui apa variabel-variabelnya. Tahukah anda, apa yang anda yakini? Jika demikian, seberapa jauh? Jika anda ditanya untuk menerangkan filosofi anda tentang hidup sekarang dengan sangat rinci dapatkah anda melakukannya?

Itu sebenarnya pertanyaan yang menipu, sebab jika anda dapat, itu berarti anda telah
menulis filosofi anda tentang hidup didalam blogs, cerita, suatu manifesto, dlsb. Jika anda tidak pernah menulis ide anda, itu berarti anda tidak pernah melakukannya. Dapatkah anda menghitung suatu persamaan kwadrat didalam kepala anda? Dapatkah anda merancang secara rinci dari suatu mesin yang rumit di kepala anda? Dapatkah anda menulis seluruh buku secara rinci sepenuhnya di dalam kepala anda? Kecuali anda seorang anak cendikiawan yang ajaib jawabannya adalah, tidak. Atau bisakah anda mendapatkan seluruh kehidupan dinyatakan di dalam kepala anda?. Memecahkan suatu persoalan yang besar harus dilakukan diatas kertas langkah demi langkah. Sehingga jika anda tidak pernah menulis sesuatu satu paragraf keterangan hidup, jauh lebih sedikit dari sebuah buku ini secara pasti anda hanya mempunyai suatu keterangan angan-angan hidup.

Ini menimbulkan pertanyaan, jika anda belum pernah mendapatkan itu semuanya dijelaskan dan belum pernah menulis suatu penyatuan teori hidup lalu bagaimana anda telah sedang membuat keputusan semuanya tahun ini? Ini mungkin mengejutkan anda, tetapi bahkan jika anda tidak menyadarinya anda sebenarnya mempunyai filosofi anda sedang hidup dengan, dan jika anda tidak tahu sebenarnya filosofi apa itu lalu anda tidak sedang mengendalikan hidup anda. Orang atau orang-orang yang telah menggelincirkan ide-ide itu ke dalam kepala anda ketika anda sedang tidak memperhatikan adalah sedang mengendalikan anda, dan itu cara hidup yang berbahaya.

Apabila, ketika diminta menunjukkan filosofi anda tentang hidup, anda menanggapi dengan menunjuk pada suatu kitab agama, maka anda akan lebih baik duduk saja dalam suatu biara atau semacam pusat keagamaan. Jika anda tidak, maka anda tidak benar-benar sedang hidup benar-benar sesuai dengan ajaran buku anda. Anda memilih bagian yang anda setujui dan membuat alasan untuk menghapus bagian-bagian yang meminta anda mencurahkan sangat banyak hidup anda terhadap agama anda, jadi anda dapat hidup dengan cara hidup modern yang anda inginkan. Jika anda belum mencurahkan seluruh hidup anda terhadap agama anda dan anda berpikir anda sedang hidup sesuai dengan buku anda lalu anda hanya tahu sebagian dari filosofi anda yang sedang hidup seharusnya, dan itu merupakan cara hidup berbahaya. Jika anda telah mencurahkan hidup anda terhadap agama anda, maka anda sebaiknya tidak usah membaca buku ini....terkecuali Tuhan anda adalah lebih besar daripada agama buatan manusia, mitologis anda dan masih ada ruang untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan.

Kebanyakan orang tidak akan keluar dan mengakui bahwa mereka itu bodoh dan tidak mempunyai filosofi dalam hidup mereka. Orang yang mengaku sebagai agamis tidak akan mengakui bahwa agama tidak memainkan satu peran sangat penting dalam kehidupan mereka baik disebabkan hampir semua orang hanya tidak khawatir tentang menancapkan (nailing down) satu filosofi pribadi yang logis pada suatu pengartian hidup sebab mereka tidak berpikir bahwa mereka membutuhkan. Mereka percaya bahwa mereka secara alami jatuh pada tepatnya dimana mereka seharusnya berada dalam hidup, yang mana mereka pakai sebagai bukti bahwa mereka adalah satu dari yang terpandai yang memiliki hidup, jika tidak sepenuhnya, lalu jelaskan secukupnya. Namun jika hampir semua orang ditanya untuk
membuktikan bagaimana pintarnya mereka (sunnguh pintar nian mereka) dengan menunjukkan manifesto yang diakui tentang hidup secara sistimatis, logis, dan empiris mereka telah menulis mereka akan
segera memulai membuat alasan untuk mengapa mereka sedang beralasan dari tugas (assignment) tetapi
masih mendapatkan "A". Ini merupakan sesuatu yang alami bagi manusia untuk mempertahankan
diri anda sendiri, tetapi instinct. Ini telah mencegah banyak orang2 intelejensia dari bangun keluar
dari jalan-tidur mereka dan kehidupan satu hidup berharga dari suatu kebanggan mereka ambil dalam
diri mereka sendiri.

Pertimbangkan hal2 berikut:
  1. Sebagian besar orang adalah bodoh.
  2. Sebagian besar orang tidak mengira bahwa mereka itu bodoh.
  3. Sebagian besar orang menolak tentang kenyataan bahwa mereka itu bodoh.

Hampir semua orang setuju dengan pernyataan itu, tetapi jangan terlalu cepat tertawa pada teori tolol yang mereka sebutkan. Tanyakan pada diri anda sendiri, bagaimana anda tahu bahwa anda bukan seorang yang bodoh dalam penyangkalan? Setelah semuanya, suatu peluang adalah menumpuk melawan anda.

Suatu pengujian untuk menentukan jika anda bodoh dan dalam penolakan adalah surprisingly sederhana. Pada skala dibawah, dimana "0" mewakili orang bodoh bayi baru lahir dan "10" mewakili seseorang yang memiliki hidup tahu sepenuhnya, tandai dimana anda percaya tentang anda dan dimana mayoritas orang-orang berada.

0~1~2~3~4~5~6~7~8~9~10

Sudahkan anda buat tanda anda? Anda tidak boleh merubah jawaban anda setelah anda menandainya. Baiklah, coba lihat bagaimana anda menilainya.

Ujian ini tidak bermaksud seberapa banyak anda tahu, hanya berapa banyak anda kira anda tahu. Tak perduli dimana anda tandai diri anda sendiri pada skala, anda adalah bodoh. Kita semua bodoh. Pertanyaannya hanyalah bagaimana dalam penolakan dari kenyataan itu kita.

Lebih tinggi anda tandai lebih tinggi pula penolakan anda. Tuduhan ini mungking menyerang anda. Anda mungkin orang yang sangat pandai, tetapi jika anda bijaksana anda akan mengesampingkan kebanggaan anda dan mendengarkan pada suatu pelajaran ajaran "grafik penolakan". Lebih lengkap anda mempercayai akal anda adalah lebih sedikit ruang anda akan mempercayai anda mempunyai ruang untuk tumbuh. Lebih terhadap maksud, lebih kecil ruang anda akan merasa anda butuh untuk tumbuh. Jadi, lebih kecil motivasi anda akan harus tantang ide-ide baru anda dan belajar lebih banyak lagi. Jadi, anda akan lebih sedikit sepertinya melakukan salah satu dari hal-hal itu. Sehingga tidak terkecuali bagaimana pintar anda sebenarnya sekarang, kesombongan anda akan memperlambat anda, sehingga membutuhkan waktu lama dalam perjalanan akhirnya anda akan gagal untuk bangun sepenuhnya, yang mana akan menyebabkan anda gagal untuk berbuat yang terbaik pada hidup anda, yang mana akan menyebabkan anda gagal untuk memvalidasi keberadaan anda. Sehingga semua pengetahuan anda yang dibanggakan sekarang akan tidak berarti kecuali merusak anda. Bagaimanapun, lebih besar anda percaya anda tersesat dan bodoh (tidak perduli berapa banyak anda sebenarnya mengetahui sekarang) lebih banyak ruang anda akan percaya anda harus berkembang, dan jadi lebih banyak lagi motivasi anda akan harus tantang ide-ide baru anda dan belajar lebih banyak lagi. Jadi, lebih banyak anda terbangun dan memvalidasi eksistensi anda, dan itu adalah tindakan yang benar dari intelejensia.

Sekarang, dimana saja di luar ada seseorang yang sedang membaca pemikiran ini pada dirinya sendiri, "Ah, ya, saya setuju. Orang-orang adalah bodoh, dan tak seorangpun adalah lebih bodoh daripada mereka yang menyangka bahwa mereka mengetahui semuanya. Saya memahami bahwa disebabkan saya bijaksana dan terjaga." Tetapi bukankah bahwa hal semacam seorang bodoh dalam penyangkalan siapa bawa anda akan berkata?

"Oh, baiklah, yaah." Anda jawab. "Saya maksud, saya tau mereka akan mengatakn itu, tetapi ini berbeda ketika saya mengatakannya karena saya memang beda. Saya adalah salah satu yang paling pintar, orang yang paling tau-diri."

Tetapi bukankah seorang yang bodoh (baca idiot) dalam penolakan tetap menolak kebodohan mereka dan tetap menegasgan superior mereka? Bukankah seorang yang bodoh yang selalu terus mengatakan, "Oh, yah baiklah, bahkan jika itu nampaknya kebetulan kenyataannya masih tetap membawa saya pintar. Lagipula, saya tahu saya pintar. Saya bisa membuktikannya. Lihat pada semua buku yang telah saya baca dan tanyakan saya telah merenungkan. Yada Yada Yada"

Jastifikasi anda mungkin baik di atas kertas, tetapi anda masih tetap bodoh. Ingat, kita semua bodoh, sehingga lebih banyak anda memelihara kebenaran lebih banyak anda membuat permasalahan logika anda dalam penyangkalan kebodohan anda. Bagaimanapun, peristiwa ketika anda menerima dengan tanpa syarat bahwa anda bodoh adalah suatu peristiwa anda yang membawa langkah jalan pertama anda pada jalan untuk pencerahan ...sepanjang anda tidak memulai mengucapkan selamat pada diri anda sendiri lagi untuk begitu bijaksananya anda untuk mengakui kebodohan anda.

Saturday, October 03, 2015

TAHUN 2012, DAPAT KERJA BARU

 "Kalau memang sudah rejeki seseorang, ia tidak akan kemana-mana, demikian pula dengan jodoh". Motto lama tentang kepasrahan.

 Kerjaan Mencari Aku?

Tak dapat aku sembunyikan rasa gembiraku ketika aku mendapatkan tawaran kerja dari bekas atasanku yang kedua. Dia menawari aku untuk bekerja di perusahaan Biro Klassifikasi yang baru dibentuk. Aku tersenyum sendirian setelah telepon dari seseorang yang aku anggap kawan lama juga bekas bosku dulu di Navy berhenti mengakhiri percakapan penawaran kerja yang ia tawarkan kepadaku. Perasaan itu seolah menyembur perlahan dikarenakan selain sebagai perusahaan baru yang masih dalam tahap awal pendirian, juga merupakan perusahaan yang pernah aku impikan terbentuk ketika aku untuk pertamakali masuk bekerja di Emirates ini dulu. 

Waktu itu tahun 1994-an, aku menanyakan kepada bos pertamaku, orang lokal yang memiliki latarbelakang sarjana teknik perkapalan (menurutnya bahwa ia merupakan orang lokal pertama di bidang ini di Negara ini) lulusan dari Maryland University di Amerika Serikat. Waktu itu aku menanyakan dan mengusulkan mengapa Emirates kok tidak memiliki Biro Klassifikasi sendiri?, dan bagaimana seandainya Emirates mencoba membentuk untuk memiliki Biro Klassifikasi sendiri?,. begitu aku memulainya. Lalu kataku, caranya sama dengan apa yang pernah dilakukan oleh Indonesia, yaitu membentuk kerjasama dengan perusahaan Biro Klassifikasi lain yang sudah mapan seperti Gernanitcher Lloyd. Usulku itu dimentahkan mengingat kondisinya memang masih jauh dari memungkinkan baik sarana dan prasarana serta kesiapan sumberdaya manusianya. 

Kini delapanbelas tahun setelah itu, suatu perusahaan yang pernah aku impikan ada di Emirates betul-betul terwujud, namanya Emirates Classification atau TASNEEF. Dan aku mendapatkan tawaran, diberi kesempatan untuk bergabung. Aku pikir, ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagusnya. Aku tidak pernah bekerja di Biro Klassifikasi, lalu di beri tawaran untuk bergabung membangun perusahaan Biro klassifikasi?, Sungguh kesempatan yang seperti datang dari langit. Tetapi aku tidak terlalu terbuai dengan itu walaupun aku memang benar-benar merasa sangat beruntung, karena semua yang didapati saat ini oleh siapapun merupakan akibat dari apa yang telah dikerjakan di masa yang lalu. 

Aku matangkan tawaran itu. Aku berkomunikasi lewat email dengan yang menawari aku kerja bekas bos-ku yang kedua. Aku diminta mengirimkan daftar riwayat hidup (CV) ku dan surat lamaran kerjaku langsung ke kantornya di kantor Plan Maintenance Office (PMO) dalam Abu Dhabi Shipbuilding (ADSB). Lalu aku membuat janji untuk bertemu sambil menyerahkan surat-surat yang dimintanya. 

Ketika aku bertemu di tempat yang disepakati, aku tanyakan sekalian tentang gaji yang akan ditawarkan kepadaku. Aku ditanya tentang pendapatanku dari tempat kerjaku sekarang, ADSB. Setelah aku buat perincian dari gaji, bonus, tunjangan kesehatan, transportasi dan biaya sewa rumah, lalu aku utarakan secara jujur kalau aku pindah paling tidak aku harus mendapatkan nilai lebih dari jumlah uang yang aku dapat dari ADSB saat ini, berapapun lebihnya. Karena aku memiliki keluarga, jika tidak, bagaimana aku akan mengatakan alasan kepindahanku dari ADSB, apalagi aku tidak memiliki masalah dengan ADSB kecuali sudah mulai merasa khawatir walaupun masih percaya diri terhadap pergantian managemen di ADSB.  Ia benarkan tentang alasan apa yang aku utarakan. Lalu ia berjanji untuk menanyakan kepada atasannya, tetapi opsinya ada tiga tingkatan gaji yang akan ditawarkan untuk diriku, semuanya lebih besar daripada total yang aku dapat dari ADSB saat ini, dan aku akan dicoba untuk digaji yang ditengah, bukan tingkatan yang paling bawah atau yang paling atas, demikian janjinya.

Gaji Berapa?

Beberapa hari kemudian aku diminta bekas bos-ku untuk menemuinya lagi melanjutkan pembicaraan tawaran gajiku yang lalu. Aku merasa kecewa mendengar tawarannya yang ternyata aku nilai sedikit lebih kecil dari yang aku dapat dari ADSB. Setelah aku berdiskusi panjang dengannya lalu aku putuskan untuk menentukan gaji paling sedikitk yang harus aku terima. Ia setuju dan akan dicoba lagi untuk diusulkan kepada atasannya. 

Setelah beberapa hari datanglah tawaran tertulis dengan gaji lebih besar dari yang pernah aku minta waktu itu. Syukurlah, demikian gumamku, lalu aku khabarkan ini kepada istriku. Kemudian aku ditanya kapan bisa bergabung dengan TASNEEF, perusahaan Biro Klassifikasi dengan nama lain Emirates Classification. lalu aku mengatakan sebulan lagi dari waktu aku mengajukan keluar dari ADSB.

Aku mulai menulis email berisi perpisahan dengan keluarga ADSB. Aku mulai mengajukan surat pengunduran diri mulai tanggal 3 Oktober 2013 karena kontrakku dengan ADSB dimulai pada tanngal 2 September 2007. Sehingga aku bekerja lima tahun lebih satu bulan dengan ADSB.

Ketika surat mengunduran diriku disetujui, aku melakukan pendekatan dengan salah seorang wanita bagian kepegawaian ADSB meminta agar urusan pembatalan visa kerjaku dipercepat. Ia merupakan bekas anggota bagian kepegawaian ketika aku di GLNS dulu, Gulf Logistic and Naval Support, anak perusahaan ADSB berpartner dengan BAE Britania Raya.

Peraturan pembatalan visa kerja sekarang sudah berubah. Ketika aku ingin membatalkan visa kerjaku pihak Imigrasi meminta aku untuk membatalkan semua visa anggota keluargaku yang masih tergantung dari aku sebagai sponsor. Padahal dulu ketika aku keluar dari UAE Navy tidak perlu membatalkan visa keluargaku sebelum aku membatalkan visaku sendiri, hanya aku harus menyediakan paspor seseorang sebagai jaminan ketika aku membatalkan visa kerjaku, ketika itu aku memakai paspor istriku sebagai jaminan. 

Sehari setelah tanggal keluar dari ADSB tiba aku langsung masuk kerja di kator tempat kerja baruku bernama TASNEEF. Ketika aku mulai masuk, anggota pegawai yang ada hanya enam orang, yaitu empat orang lokal termasuk bekas bosku, dan dua orang expatriate. Tiga wajah lokal aku kenal ketika aku bekerja di UAE Navy dulu, sedangkan yang lainnya aku tidak pernah mengenal mereka. Beberapa hari setelah itu ada pegawai wanita tambahan sebagai pelayan, orang berkebangsaan Philipina, tidak lama lagi lalu staff keuangan lokal, dan kemudian tukang pengantar surat lokal. Kemudian seorang konsultan berkebangsaan Amerika. Dan yang terakhir calon Plan Approval Engineer orang lokal, dan lalu dua orang ahli komputer berkebangsaan Arab. Kini total pegawai di kantorku adalah empatbelas orang, selama lima bulan saja kantor baruku ketambahan tujuh orang. 

Aku dinomonasikan sebagai Research  & Devlopment Engineer, jabatan yang masih kabur bagi diriku. Aku mencoba untuk mencari ide yang rasional dan realistis untuk aku tuangkan dalam pekerjaanku. Aku merasa sulit untuk mendapatkannya. Ini mungkin karena aku sudah lama bekerja sebagai engineer perbaikan kapal yang tugasnya selalu menunggu perintah dari atasan. Aku sudah lebih dari 18 tahun tidak pernah bekerja mengikuti proyek pembangunan suatu kapal baru. Aku nampaknya tertinggal sedemikian jauh tentang dunia perkapalan dikarenakan sebab-sebab itu. 

Yang pernah aku lakukan selama 18 tahun terakhir ini adalah memimpin suatu perbaikan lambung dand peralatan kapal, permesinan dan bagian lain dari kapal. Aku tidak tau banyak tentang perkembangan peraturan keselamatan, keamanan, organisasi, kekuatan, polusi dan lainnya tentang dunia perkapalan kecuali pengetahuan lama ketika aku bekerja di PT Pal dua puluh tahun yang lalu. 

Lain halnya dengan kawan di kantor baruku, mereka pada umumnya mengetahui banyak tentang perkembangan yang terjadi di bidang perkapalan. Di dalam rapat aku hampir tidak bisa mengucapkan kata apapu kecuali mendengarkan rekan-rekanku saling melempar ide dan adu argumentasi. Maklum sebagai perusahaan baru memang yang diperlukan adalah ide-ide sebagai pondasi perusahaan untuk mengarungi masa ke depannya. Tetapi bagiku yang terpenting aku mengetahui kelemahanku dan aku bisa memperbaikinya jika memungkinkan. Maka aku masih tetap percaya diri karena aku pasti memiliki kelebihan dibidang teknikal perawatan dan perbaikan yang berhubungan dengan kapal. 

Percaya diri bagi setiap orang pasti memiliki kelebihan ataupun kekurangan (bukan masalah fisik) didalam pengetahuan dan kemampuan. Itu semua tergantung dari proses hidup seseorang. Aku tetap yakin tentang alasan mengapa aku diundang untuk bergabung dengan perusahaan ini oleh bekas bosku dulu  bukan tanpa alasan. Apalagi gaji permintaanku dikabulkannya. Aku berusaha bekerja sebaik dan sejujur mungkin, pada awalnya semua rekan kerja yang memegang jabatan di kantor baruku adalah bekas kawanku di Navy kecuali satu, dialah orang berkebangsaan Turki. 

Hari-hari Mencari Jatidiri

Setiap hari aku selalu menghadapi hal-hal baru di kantor. Aku hanya menunggu perintah kerja dari atasanku saja. Aku tau bahwa saat ini menunggu perintah adalah bukanlah waktunya, ini bukan perusahaan militer yang harus menunggu perintah atasan, ini adalah perusahaan baru yang butuh berkembang. 

Tugas-tugas baru sungguh menantangku. Aku tidak boleh pasrah karena keadaanku. Aku harus berusaha agar aku terpakai di kantor baruku. Walaupun terkadang aku merasa seperti sebagai orang asing di depan kawan-kawan kantorku terutama di dalam rapat. Sampai terkadang aku berperinsip sebelum masuk ruang rapat yang penting aku harus mengucapkan sesuatu nanti walaupun itu salah, walaupun itu akan menunjukkan ketidak pahamanku pada masalah yang sedang dibahas, aku tidak perduli.  Dan prinsip itu aku laksanakan. 

Terkadang setiap keluar dari ruang rapat setelah rapat selesai cepat-cepat aku menbuka komputer dan mencari di internet  tentang apa-apa yang tidak aku mengerti arti yang dibahas tadi. Apakah yang telah aku ucapkan tadi sudah benar atau tidak. Aku tidak perduli tentang apa yang aku lakukan ini semuanya untuk memperbaiki diriku terhadap pekerjaanku. Hampir setiap saat aku sibuk mencari dan membaca peraturan-peraturan yang ada di dunia perkapalan. Beberapa kali kantorku juga mengirim aku ke workshop-workshop baik di Abu Dhabi ataupun di Dubai. 

Aku merasa diriku lambat-laun namun terasa pasti adanya peningkatan dan aku rasakan di setiap pekerjaan, korespondensi di email dan laporan-laporanku terhadap atasanku tentang pekerjaan yang ada atau ditugaskan kepadaku aku selesaikan tepat waktu dan jelas. Aku juga merasa diuntungkan oleh keadaan bahwa atasanku langsung saat ini adalah bekas atasanku dulu ketika aku bekerja di Angkatan Laut. Jadi, yang lain seandainya sudah membaca tentang keadaanku saat ini tidak memahami betul tentang belum dapatnya aku menyesuaikan diri dengan pekerjaan baruku tidaklah menjadi masalah.

Dapat Tugas Pertama

Tugas baruku adalah menyusun standard kerja untuk membangun kapal-kapal kecil dengan panjang sampai 15 meter. Tugas ini aku sendiri yang menentukan target waktu penyelesaiannya. Aku buat sedemikian rupa sehingga tidak cepat dan tidak lambat, walaupun aku sebenarnya dapat melakukannya lebih cepat lagi.

Lagi-lagi, aku diuntungkan dengan tugas yang dibebankan kepada diriku ini. Aku mencari peraturan/standard pembangunan kapal-kapal kecil dari salah satu perusahaan-perusahaan perkapalan dari Britania Raya. Atasanku mengatakan bahwa untuk menghadapi IDEX 2013 mendatang perusahaan kita harus menampilkan sesuatu. Salah satunya adalah Peraturan Pembangunan Kapal Kecil yang sedang aku kerjakan ini. 

Aku melihat bahwa pameran IDEX 2013 masih sekitar tiga bulan lagi, jikalau aku dapat menyelesaikan tugasku dalam satu bulan saja seperti yang telah aku canangkan, maka pameran itu masih dua bulan berikutnya. Aku mulai memfokuskan hampir seluruh perhatianku di kantor pada tugasku ini, mengingat ini adalah tugas pertamaku untuk bekerja sendirian, juga dengan melakukan tugas ini aku sambil mempelajari peraturan-peraturang tentang kapal-kapal kecil yang ada dan secara langsung akan aku terapkan pada tugas pekerjaanku. 

Hari demi hari aku lalui sesuai dengan irama kerjaku. Aku selesaikan bab demi bab buku standard yang aku susun. Peraturan demi peraturan aku baca dan aku pelajari. Sedikit demi sedikit pengetahuanku terhadap peraturan dunia perkapalan semakin bertambah, baik segi keselamatan, keamanan berlayar, kebersihan, polusi laut dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pengetahuan kelautan. Begitu yang aku lakukan di hari hari kerjaku walaupun terkadang di luar jam kantorku ketika aku berada di rumah.

Tidak terasa aku sudah menghabiskan hampir satu bulan untuk membuat standard ini. Atasanku seselali menanyakan tentang kemajuan yang aku capai dengan penyusunan buku standard pembangunan kapal-kapal kecil ini.  tidak terasa pula buku yang aku susun sudah sampai pada bab duabelas, adalah bab terakhir dari buku yang sedang aku susun. Atasanku memanggilku untuk menanyakan kemajuan pekerjaanku. Ia mempunyai rencana ingin agar buku yang aku buat secepatnya selesai karena ia ingin di IDEX nanti buku standard yang sedang aku buat dapat selesai dan dipamerkan di sana. Aku mengatakan bahwa buku yang sedang aku kerjakan sudah siap untuk di cetak, yang tertinggal adalah sedikit sentuhan halus di sana-sini, tetapi pada prinsipnya adalah siap.

Atasanku mulai mencari tukang cetak buku. Ia mendapatkan perusahaan percetaan yang beroperasi di Abu Dhabi. Ketka pertemuan dengan perusahaan percetakan disepakati bahwa perusahaanku ingin penawaran mencetak dua jenis buku, yang pertama buku hasil pekerjaanku dan yang ke dua adalah buku pedoman bagi Angkatan Laut. Buku standard pembangunan kapal-kapal kecil bertampilan biasa saja dengan kulit buku yang lunak, sedangkan untuk buku Pedoman bagi Angkatan Laut berkulit sebagus mungkin dengan tulisan berwarna emas, kulit luar keras dan warna dasar akan ditentukan kemudian, tetapi pihak pencetak juga diminta agar merancang warna sedemikian rupa agar pantas dengan warna tulian emas.

Penawaran untuk mencetak buku dari perusahaan percetakan yang telah diundang langsung dikirim kepadaku melalui email. Aku kirimkan penawaran itu kepada atasanku, kemudian ia menilainya bahwa penawaran yang diajukan harganya mahal. 

Sementara itu aku mempertegas bahwa buku standard pembuatan kapal kecil itu hampir seluruhnya aku sadur dari buku dengan maksud yang sama untuk perusahaan perikanan di Britania Raya. Lalu atasanku mulai memikirkan akan akibat yang akan ditimbulkan terhadap perusahaan apabila buku itu dicetak bagus lalu nantinya dibawa ke pameran bertaraf internasional.

Akibat keraguan tentang status buku yang aku buat serta pihak Angkatan Laut tidak memberi ijin mencetak buku pedomannya, maka penawaran yang telah diberikan tidak pernah dikembalikan kepada yang menawarkan, akhirnya sampai IDEX'13 dimulai tidak satupun buku yang dicetak.

Tugas Yang Kedua

Atas kemampuanku dapat membuat satu buku, maka aku dipercaya untuk mendapatkan tugas yang kedua, yaitu mengevaluasi peraturan laut untuk kapal-kapal yacht sampai ukuran panjang 24 meter. Pengevaluasian ini dipimpin oleh seorang menejer bagian Pengembangan untuk tujuan komersial. Dia dipercaya karena dia merupakan bekas karyawan Otoritas Transportasi Nasional UAE dan yang banyak mengerti tentang pembuatan peraturan untuk yacht itu karena dia termasuk salah satu angguta pembuat peraturan itu ketika dia bekerja di situ. 

Menejer itu sebetulnya sudah memiliki hasil evaluasinya, itu dikirimkan kepadaku melalui email agar aku memberinya komentar. Aku sendiri bukan ahli kapal yacht, akan tetapi aku yakin pada prinsipnya adalah sama saja dengan kapal-kapal lain pada umumnya, seperti kapal dagang atau kapal penumpang. Lagi-lagi, aku diuntungkan oleah keadaan, aku tidak terlalu memeras otak untuk memberikan evaluasi guna memberikan komentar-komentar pada tugas baruku ini, komentarnya sudah ada dari orang yang lebih mampu dan aku hanya menambahi komentar dari komentar yang sudah dibuat.

Bagaimanapun karena jenis kapal yacht merupakan pengetahuan baru bagi aku, maka aku harus mempelajari peraturan-peraturan kapal yacht yang ada. Apakah itu dari segi material, kekuatan, performance serta keselamatan di laut. Apakah peraturan peraturan nasional dar Britania Raya ataupun peraturaturan internasional. Pekerjaan ringan ini akhirnya dapat aku selesaikan tepat waktu dan aku kirimkan hasilnya ke manajer yang diserahi sebagai pimpinan pekerjaan ini. Setelahnya aku tidak diminta untuk meneruskan tugas ini.

Pilih Posisi

Sejalan dengan semakin lamanya waktu, serta pemasaran yang cukup bagus didalam memperkenalkan perusahaan kepada pihak-pihak luar, maka ada beberapa pelanggan yang meminta pelayanan servis dari perusahaan. Akan tetapi karena adanya tenaga kerja yang masih terbatas, maka untuk melayani permintaan servis pelanggan utamanya diperlukan dua bidang, yaitu bidang survey dan bidang plan approval. Dua bidang itu berada di bawah Departemen Teknik dimana aku bekerja. 

Aku sejak awal diarahkan sebagai tenaga tekhnik apakah sebagai surveyor ataupun sebagai plan approval engineer. Namun keduanya harus mengikuti paket pelatihan secara online yang dikeluarkan oleh mitra kerja perusahaan. Aku dipanggil oleh atasanku ke kantornya, ketika aku menghadap dia menanyaiku untuk memilih pada posisi mana aku berkehendak. Aku sampaikan terserah saja apa keputusan dan kebutuhan perusahaan saat ini, namun kalu aku diminta untuk memilih maka aku memilih sebagai Plan Approval Engineer. Aku katakan bahwa pilihanku itu berdasarkan usiaku saat ini yang sudah setegah abad, dimana untuk bekerja sebagai surveyor nantinya harus naik turun kapal yang membutuhkan tenaga dan stamina cukup tinggi, akan tetapi jikalau perusahaan memintaku untuk menjadi Surveyor, maka aku juga tidak keberatan. Atasanku menyetujui aku menjadi Plan Approval Engineer.

Lagi-lagi, sungguh aku diuntungkan oleh keadaan, posisi pekerjaan bisa aku tentukan sendiri. 

Melayani Pelanggan Pertama

Pelatihan secara online menyita banyak waktu, hari-hariku aku gunakan untuk semaksimal mungkin menyelesaikan paket pelatihanku sebagai Plan Aprroval Engineer Junior. Disamping itu pekerjaanku menyediakan kebutuhan tenaga teknik di Departemenku. Ada permintaan dari salah satu pelanggan di Abu Dhabi yang menginginkan kapalnya untuk diberi sertifikat. Kapal itu sedang dalam proses pembangunan. Kapal yang bahan dasarnya dibuat dari fiber glass dan akan diperuntukkan sebagai Rumah Makan Terapung. Kapal ini memiliki dua lambung yang biasa dikenal dengan istilah Catamaran. 

Mengingat aku dan rekanku di Departemenku belum ada yang memiliki kompetensi dalam memberikan sertifikasi kapal semacam itu (fiber glass), maka aku harus meminta bantuan tenaga dari mitra kerja perusahaan. Mitra kerja yang memiliki kantor cabang di Dubai. Setelah aku hubungi untuk mengajukan permintaanku, seorang yang sudah memiliki kompetensi kekhususan untuk kapal-kapal yang terbuat dari fiber glass akhirnya datang. Stelah kerangka kerja disusun dan disepakati, maka masing-masing aku dan dia memngerjakan pekerjaan masing-masing. 

Untuk menyertifikan sebuah kapal yang awalnya sebuah kapal tidak pernah memiliki sertifikat, maka harus dilakukan evaluasi terhadap kapal tersebut secara keseluruhan, mulai dari lambung, perlengkapan dan permesinannya. Pekerjaan evaluasi demikian disebut Survey Kondisi dimana tujuannya untuk mengetahui keadaan kapal apakah dia bisa diterima nantinya untuk disertifikasi. Keadaannya biasanya ada 3 tingkatan, yang pertama diterima tanpa ada persyaratan, yang kedua diterima dengan persyaratan (diperlukan perbaikan atau penggantian bagian-bagian tertentu), dan yang ketiga ditolak samasekali.

Dalam situasi Survey Kondisi, seluruh bagian kapal disurvey untuk dievaluasi sesuai dengan peraturan Klassifikasi. Itu juga termasuk kelengkapan gambar-bambar rancangan kapal serta dokumen kelengkapan lainnya seperti sertifikan bahan-bahan yang dipakai pada lambung, perpipaan, kabel-kabel, dan sertifikan perlengkapan dan permesinan yang dipakai. Sebuah kapal tidak diperkenankan memakai perlengkapan misalnya katup air laut yang tidak memiliki sertifikat khusus untuk pemakaian di lingkungan laut, demikian juga yang lainnya, semua yang dipakai di atas kapal harus memenuhi apa yang diminta oleh peraturan Klassifikasi dab sesuai dengan peraturan nasional dan internasional.

Namun sayang, kapal dari pelanggan pertama akhirnya tidak memenuhi persyaratan untuk dilakukan sertifikat klass, akhirnya kapal yang akan digunakan untuk tujuan Rumah Makan Terapung itu ditolak, dan pelanggan diminta hanya membayar jam kerja yang telah dihabiskan untuk mengevaluasi kapalnya. 

Setelah pelanggan pertama selesai dikerjakan, kemudian datang permintaan pelanggan kedua, suatu perusahaan pembuat kapal dari Abu Dhabi mengajukan permintaan untuk menyertifikasi bengkel yang akan dipakai sebagai tempat pembangunan kapal-kapal yang terbuat dari fiber glass. 

Perlu diketahui bahwa Bengkel atau Galangan Kapal harus disertifikasi oleh Biro Klassifikasi apabila akan dipakai sebagai tempat pembangunan kapal dimana kapal yang akan dibangun nantinya disertifikasi oleh Biro Klassifikasi bersangkutan. Hal ini penting mengingat sebuah kapal yang disertifikasi harus dikerjakan oleh suatu perusahaan dengan manajemen dan tenaga-tenaga yang memiliki kwalifikasi agar hasil kerjanya sesuai yang diharapkan oleh Peraturan Biro Klassifikasi.

Karena belum memiliki tenaga yang memiliki kompetensi untuk melakukan sertifikasi bengkel untuk membangun kapal fiber glass, maka perusahaan meminta bantuan mitra kerja dari Dubai. Orang yang sama yang membantu menangani pelanggan pertama waktu itu datang. dan setelah menyusun kerangka kerja lalu pekerjaan dimulai. 

Sementara di Departemenku ada tambahan seorang tenaga Plan Aprroval Engineer, sehingga pada pekerjaan ini dia dilibatkan. Aku sekarang berdua dengannya dari perusahaanku dan yang ketiga tenaga dari mitra kerja.

Awalnya yang dievaluasi adalah data profile perusahaan terytama yang ada di bengkel fiber glass yang akan disertifikasi, mulai dari manajemen systemnya, bagan organisasinya, pengawasan mutu, program pelatihan tenaga kerjanya, lingkungan kerjanya, keselamatan kerjanya baik dari segi pencegahan atau pemadaman kebakaran maupun sirkulasi dan pengendalian suhu udara di dalam bengkel atau sub-bengkel yang menyimpan bahan-bahan kimia tertentu yang mudah terbakar ataupun yang bisa menyebabkan terganggunya kesehatan pekerja. System pencatatan terhadap keluar masuk barang, konsumsi bahan-bahan yang dipakai, pengujian-pengujian bahan contoh dengan campuran yang sesuai dengan yang akan digunakan pada bagian kapal yang akan dibangun.

Setelah selesai mengevaluasi semua kelengkapan dokumen di atas lalu dilakukan survey di benkelnya untuk dilakukan verifikasi apakah apa yang ditulis di dalam dokumen sesuai dengan apa yang ada atau dipraktekkan di dalam bengkel. 

Untuk pelanggan yang kedua ini memiliki standard yang sesuai dengan peraturan bagi suatu tempat baik bengkel atau galangan yang akan diperuntukkan untuk membangun kapal-kapal yang lambungnya terbuat dari fiber glass, maka bengkel itu layak mendapatkan sertifikat dari perusahaan tempat aku bekerja, maka dialah perusahaan pertama yang mendapatkan sertifikat kelayakan untuk membangun kapal-kapal yang lambungnya terbuat dari fiber glass.

END.

Friday, September 18, 2015

AKU INGIN BETAH DI UAE - Bagian 2

MULAI HIDUP BARU

Sepanjang pagi setiba dari Bandara aku habiskan waktu pagi dengan mengobrol bersama dengan rekan-rekanku di dalam Barak. Hari masih gelap dan penghuni barak lain masih belum ada yang keluar, maka lebih baik mengobrol di dalam saja daripada nanti mengganggu penghuni barak lain yang mungkin masih lelap dalam tidur mereka. Udara di luar lebih lembab daripada keadaan udara di Surabaya. Ketika aku keluar Bandara tadi kulitku terasa lengket dengan pakaianku karena pengaruh kelembaban yang tinggi, keringat tipis langsung keluar dari pori-poriku barangkali sebagai reaksi otomatis untuk mendinginkan permukaan kulitku melawan hawa tidak sepanas suhu di kotaku dan dengan kelembaban udara Abu Dhabi setelah lebih dari 7 jam kedinginan di dalam pesawat.

Hampir semua rekan-rekanku juga ikut ngobrol menghabiskan sisa waktu pagi yang tinggal satu jam-an. Ada beberapa yang membenarkan dan menata tas-tas mereka. Ada pula yang disibukkan dengan pemilihan tempat tidur dan lemari setinggi langit-langit barak yang ditempelkan permanen ke dinding ujung barak. Di ujung lain barak ada 1 kamar khusus dengan 1 tempat tidur tunggal dan dilengkapi lemari dan meja tulis. Nampaknya ruangan itu diperuntukkan bagi pimpinan barak, sehingga rekan yang dituakan menempati ruangan itu. Setelah semua tas-tas bawaan dimasukkan oleh yang empunya, ada 2 tas gendong yang tidak bertuan. Salah seorang rekanku mengatakan barangkali 2 tas itu secara tidak sengaja terbawa. Aku usulkan agar tas-tas itu dilaporkan saja agar bisa dikembalikan. 

Aku sendiri tidak merasa ngantuk, mungkin ini karena di atas pesawat tadi sudah lumayan tidurku. Matahari semakin beranjak naik dan pandangan lingkungan sekitar semakin bertambah terang saja. Orang-orang mulai keluar dari dalam Barak lain yang berjejer bagaikan kam penampungan untuk memulai kegiatan hari ini. Di setiap 3 lajur barak ada 1 barak khusus dipakai sebagai tempat MCK yang berada di seberang barak yang kedua. Aku lihat mereka sepertinya berasal dari manca negara. Ada berbagai ras, ada Timur Tengah, ada Asia Selatan, Afrika dan juga dari Asia Tenggara. 

Sepanjang pandanganku dari barak ke tembok pembatas sebelah kiri Pangkalan hanyalah hamparan pasir. Pohon-pohon hanya ada diantara barak dan bangunan fasilitas lainnya. Sungguh terbalik dengan kebanyakan keadaan di Surabaya. Jika ada hamparan tanah kosong, maka rumput-rumput liar segera tumbuh menempatinya. 

Gedung-gedung tinggi  yang hampir seragam tinggi setinggi sepuluh lantai terlihat  berjajar di depan sebelah kiri pintu gerbang Pangkalan, karena sinar matahari mereka mulai menampakkan warna aslinya. Mereka sepertinya tidak ingin memiliki warna lain kecuali warna padang pasir atau putih. Gedung-gedung itu nampak tua dan tidak terawat, kotak-kotak jendela AC menjorok dari hampir setiap jendela. Sedangkan di sebelah kanan pintu gerbang Pangkalan banyak bangunan gedung yang sedang dalam pembangunan dengan puluhan derek-derek yang siap melayani barang yang ingin diangkat.

Deru kendaraan bermotor di balik dinding tembok kokoh setinggi 5 meteran pembatas Pangkalan dengan dunia luar terdengar menderu, padahal jauhnya pasti lebih dari seratus meteran. Deru bukan suara mesin-mesin kendaraan yang lewat, tetapi barangkali karena jalan mulus, sepi di pagi hari dan yang melintas adalah kendaraan-kendaraan baru, maka deru gesekan antara lapisan aspal jalan dan ban-ban kendaraan cepat yang melintas di atasnya menimbulkan suara menderu dan terdengar sampai sejauh itu.

Orang yang menjemputku tadi malam datang lagi, jam hampir menunjukkan pukul 7 pagi. Dia mengajak aku dan rekan-rekanku  ke Mes Tentara  untuk mendapatkan makan pagi di sana. Sesampainya di sana aku dan rekan sealmamaterku ia minta untuk tidak masuk ke dalam Mess kecuali rekan-rekanku yang lain. Dia memberi tau aku bahwa aku dan rekan sealmamaterku memiliki kelas makanan bukan di tempat Mes Tentara, akan tetapi di Mes Perwira. Aku tidak pernah jadi tentara, maka aku tidak mengerti apa maksudnya akan tetapi dia mengatakan bahwa aku dan rekanku itu adalah Insinyur, tempatnya lain.

Aku dan rekanku tidak jadi makan pagi di Mes Tentara itu walaupun aku sempat mengintip masuk karena tentara yang mengantarku juga masuk dan mengambil makan pagi untuk dirinya sendiri. Tentara yang mengantarku makan sedikit sekali rupanya karena tidak lama aku menunggu dia sudah muncul lagi. Sambil menunggu rekan-rekan yang lain selesai aku dan tentara itu ngobrol. Lalu semua kembali ke barak lagi. Beberapa rekan-rekan membawa makanan dan minuman kemasan ke barak termasuk buah pisang segar, jeruk dan aku makan makanan yang dibawa rekan-rekan di barak karena aku merasa sudah harus makan makan pagi.

Tentara yang jadi penunjuk itu mengajak aku dan rekanku untuk membawa tas bawaanku serta tas bawaannya untuk dibawa ke tempat dimana harus tinggal. Aku ambil tas gendongku yang hanya satu tambah tas jinjing untuk tempat berkas-berkasku. Rekanku membawa tas untuk perjalanan dengan ukuran yang paling besar, pikirku aku saja mungkin cukup tidur di dalamnya. Tasnya tidak mampu jika diangkat oleh aku sendirian, harus dua orang, tetapi dia membawa kereta dorong lipat untuk membawanya. Dan kami pindah dengan berjalan kaki.

Aku harus melalui barak-barak dan Mes Tentara tadi. Tidak jauh sekitar limapuluhan meter aku sudah sampai di tempat dimana aku dan temanku harus tinggal. Di Akomodasi Sersan aku mendapatkan kamar, berdua dengan rekanku aku akan tidur dalam satu kamar. Kamar tanpa kamar mandi dan kakus tersendiri. Di dalam kamar ada 2 tempat tidur, ada 1 meja tulus dan ada 2 lemari.

Aku harus membantu memegang dan mengangkat tas rekanku karena kereta dorong lipatnya rusak ketika memuat tas besar dan berat miliknya karena harus naik-turun pembatas jalan tadi.

Sebelum tentara meninggalkan aku dan rekanku ia meminta agar siap karena pada pukul 9 nanti akan dibawa ke Bagian Administrasi untuk mengurus keperluan administrasi serta melapor tentang kedatanganku dan rekan-rekanku di Abu Dhabi.

Setelah aku bereskan barang-barangku di dalam kamar, lalu aku coba berbaring di atas tempat tidur yang telah dipersiapkan untuk aku, tempat tidur yang dilapisi dengan selimut beludru coklat tua khas untuk tentara di sini. Dalam pikiranku menggerutu dan berdoa; "Semoga aku tidak menjadi batuk karena menghirup bulu-bulu beludru selimutku". Maka aku tidak berani membukanya kecuali langsung merebahkan badanku di atas selimut beludru itu.

Belum sempat mataku terpejam, pikiranku teringat pesan seorang tentara tadi agar aku siap untuk dijemputnya pada pukul 9 pagi ini. Jam di tangan kiriku sudah menunjukkan pukul 8 lebih sedikit. Teman sekamarku sedang berada di kamar mandi. Aku jadi sedikit terperanjat dan badanku meninggalkan tempat tidur berganti duduk di atasnya. Aku pilih pakaian yang akan aku pakai nanti. Jeans biru yang aku pakai dari Jakarta semalam masih cukup bersih juga untuk dipakai lagi nanti, hanya baju dan pakaian dalam yang perlu aku ganti setelah mandi.

Tepat pukul 9 pintu kamar berbunyi, aku yakin yang mengetok pintu kamarku pastilah tentara yang sedang menjemputku untuk urusan administrasi nanti. Ketika aku buka tentara yang sudah aku kenal langsung menyebut namaku dengan awalan kata "Mister". Aku dan temanku sebenarnya memang sudah siap untuk kedatangannya. Tanpa aku tawari untuk masuk lalu kami pergi bersama, tujuannya adalah Kantor Administrasi Pankalan  ini, tempat aku memulai hidup baruku di Persatuan Emirates Arab ini.

Kantor administrasi tidak jauh dari barak rekanku. Kantor-kantornya terdiri dari dua karavan berwarna khas padang pasir. Sedangkan karavan yang ketiga adalah tempat untuk urusan pergudangan. Aku dan rekan-rekanku diterima oleh seorang lokal berpangkat Kapten dan berjambang lebat-hitam yang panjangnya sampai menutupi bagian depan lehernya. Aku jadi teringat tentang diriku ketika aku masih remaja dulu, aku ingin memiliki bulu dada, maka bulu-bulu halus di perut dan dada aku cukuri mengharapkan akan berganti menghitam sehingga dadaku akan berbulu, hal ini karena teman tetangga perempuanku ketika aku masih remaja, dia menyukai lelaki yang memiliki jambang lebat dan juga pria dengan dada yang berbulu. Semua anggota rombongan dipanggil satu per satu. Lalu semua paspor diserahkan untuk urusan Resident Visa. Lalu semua dari anggota rombongan diminta pas foto  guna pengurusan kelengkapan administrasi.

Setelah menunggu urusan hari pertama ini selesai, semua rombongan keluar dengan membawa kertas foto copi yang berisi data pribadi. Kertas ini dipakai untuk pengurusan kartu anggota sementara di Bagian Intelejen. Ketika kertas dari Bagian Administrasi diserahkan di Bagian Intelejen, aku harus menyertakan 1 pas foto. Setelah aku tunggu beberapa menit kartu anggota sementara buatku aku terima. Kartu yang terbuat dari kertas fotokopi dengan ditempeli foto berisi data pribadi yang disyahkan oleh Bagian Itelijen. Kartu ini berlaku selama satu bulan. Dan apabila Resident Visa belum selesai, maka kartu identitas ini harus diperpanjang lagi. Karena kesibukan urusan ini, maka siang hari pertama ini aku dan rekan sekamarku tidak sempat keluar dari Pangkalan.

Setelah selesai urusan Administrasi lalu aku melanjutkan urusan di Mes Perwira. Sesampai di Mes Perwira aku disambut oleh seorang pelayan lelaki muda berkebangsaa Asia Selatan. Tentara yang membawaku lalu memperkenalkan aku. Pelayan Mes lalu memberitahu bahwa, untuk menikmati makanan dan semua fasilitas Mes Perwira seseorang harus memiliki nomer identitas khusus Mes Perwira, bukan nomer induk pegawai dari Bagian Administrasi. Lalu setelah diadakan pembicaraan, maka aku dapatkan nomer 369, nomer yang tidak mudah aku lupakan.

Tetapi aku masih belum bisa memakai nomer yang aku dapat itu, nomer itu harus mendapatkan pengesahan terlebih dahulu oleh yang bertanggung jawab pada Mes. Dengan Nomer Induk Mes aku akan mendapatkan kotak pos di dalam Mes.  Aku tidak perlu menunggu karena yang mengesahkan kedatangannya tidak pasti, tetapi siang ini akan datang. Lalu aku jalan-jalan menyusuri hampir semua bagian dan fasilitas Mes Pereira.
 
Di sebelah kiri pintu masuk ada hall untuk main snooker, lalu di depan snooker hall adalah tempat makan dengan kapasitas lebih dari 100 orang yang dibagi menjadi dua bilik, bilik terbuka dan bilik tettutup. Di sebelah kanan pintu masuk langsung kantor Mes ukuran sekitar 12 meter persegi. Masuk ke arah dalam ada hall lain tempat bersantai, hall berukuran 50 meter persegi ini di dalamnya ada telivisi berukuran besar, mungkin 72 inci, sementara di bagian depan telivisi hanya hamparan tempat kosong saja yang dikelilingi oleh kursi sofa dan meja tamu di sisi kananya. Aku pikir tempat ini sangat bagus  karena semua ruangan mulai dari pintu masuk sampai dengan semua hall-hallnya dilapisi alas karpet warna dominan hijau bermotif tumbuhan berwarna kuning dengan kembang aneka warna.

 Setelah selesai berkeliling, sebentar lagi waktu makan siang dibuka. Waktunya bersamaan dengan waktu bubaran kantor Pangkalan, pada pukul 2 siang. Aku dan temanku sudah bisa memakai fasilitas Mes Perwira. Penjaga kantor Mes sudah mendapatkan persetujuan secara lisan melalui telepon tentang pemakaian Kartu Mesku dan rekanku. Aku diberitahu bahwa setiap makanan yang akan aku pesan akan ditarik biaya, hal ini merupakan aturan di Mes Perwira. Pembayarannya melalui pemotongan gaji di akhir bulan. Akan tetapi untuk fasilitas lainnya tidak dipungut biaya termasuk minum teh, kopi dan atau snak yang dihidangkan di atas meja diantara hall ruang makan dan hall snooker.

Untuk makan pagi sebesar 5 Dirham, makan siang 9 Dirham, dan makan malam 7 Dirham, semua itu untuk menu makanan biasa, dan akan dikenaekan biaya tambahan apabila memesan menu sampingan atau di luar menu utama harian. Setelah aku hitung, maka aku akan menghabiskan biaya sekitar sebesar 600 Dirham dalam se bulan apabila aku setiap harinya makan secara normal di Mes Perwira ini.

Tentara yang menemani aku sudah meninggalkan aku sebelum jam 2 siang tadi. Aku akan menikmati makan siangku untuk pertamakalinya di Mes Perwira. Menu makanan utama harus mendaftar di maja penerima tamu. Aku pesan nasi briyani karena ada daging kambingnya. Lalu aku diminta memilih tempat dudukku. Ada meja panjang dengan kursi ditata berbaris berhadap-hadapan. Ada meja bundar berdiameter 1.5 meteran dengan kursi-kursi di sekelilingnya. Warna taplak meja dan kursinya didominasi oleh warna krem. Di atas setiap meja yang dilapisi kaca tebal ada sendok-garpu dan pisau serta piring kecil serta lipata saputangan berjajar mengikuti jumlah kursinya.

Aku dan temanku mengambil kursi dibalik meja bundar yang berada dekat dengan makanan pembuka  dan penutup. Setelah aku duduk lalu aku berdiri lagi untuk mengambil  makanan pembuka. Aku ambil sop gilingan jagung kental satu cabokan, dan aku uburi sari lemon segar. Sebelum aku menuju tempat dudukku aku ambil minuman sari buah jeruk yang aku campur dengan sari buah blackbarry. Sebelum aku menghabisi sop makanan utama yang aku pesan datang diantar oleh pelayan Mess. Sungguh aku terkejut dibuatnya, jumlah makanan yang disajikan bisa aku nikmati untuk aku istri dan putriku, banyak sekali. Maka lain kali aku harus memintanya dalam jumlah seukuranku. Aku pikir, jika menu setiap hari begini, maka aku akan menjadi gemuk nantinya, demikian pikiranku membayangkan.

Aku sudah menikmati makan siang di Mes Perwira. Menu nasi briyani dengan daging kambing sudah aku santap sekenyangnya. Minuman sari jeruk kesukaanku aku campur dengan sari blackberry. Aku nikmati pula makanan sop pembukan, dan makanan penutup manisan bernama Um Ali sangat enak sekali, terbuat dari roti maryam manis yang dipotong kecil-kecil dicampur dengan susu disuguhkan dalam bentuk setengah padat dalam gelas baki harus diambil dengan memotongnya memakai sendok, konon asalnya dari Mesir. Buah-buahan anggur, pisang dan potongan semangka berjajar tidak menarik perhatianku karena perutku terisi benar-benar penuh. Setelah makan di Mes Tentara lalu aku dan rekanku kembali ke kamar untuk beristirahat.

AC di dalam kamar cukup sejuk sekali ketika aku masuk setelah berjalan di bawah terik matahari sore. Kali ini aku harus mencoba untuk tidur, demikian pikiranku. Rekanku sudah tidur terlebih dahulu. Suara nafas yang terdengar jelas kalau dia sedang lelap tidurnya. Karena rasa capekku akhirnya aku tertidur juga.

Aku terbangun ketika jam tanganku sudah menunjukkan hampir pukul 6 sore. Teman kamarku sudah bangun bahkan sudah selesai dari kamar mandi. Kini gilirankau yang harus ke kamar mandi. Setelah aku dan temanku selesai mandi dan ganti pakaian, aku berdua mengunjungi rekan rekanku yang ada di Barak mereka.

Sore itu aku sebenarnya setelah dari Barak rekan-rekanku aku bersama teman kamarku akan memulai keluar Pangkalan. Sebelum ke Barak aku mampir ke Mes Perwira lagi. Di luar Mes aku bertemu dengan seseorang yang pernah aku temui ketika melakukan penandatanganan kontrak kerja sementara ketika di Sahid Hotel di Surabaya dulu. Dia ternyata kepala Administrasi berpangkat Mayor. Akan tetapi kali ini aku melihatnya dengan pakaian nasional UAE, kondora putih dan surban/kudra putih dengan agal hitam yang melingkar di atas surban kepalanya.

Aku dan temanku diminta untuk naik ke dalam mobilnya untuk diajak berkeliling Pangkalan. Mobil Mersi kelas 600 model terakhir yang sedang aku naiki. Entah mimpi apa aku semalam bisa naik mobil seperti ini. Mobil warna putih dengan suara mesin yang tidak terengar dari dalam ruang penumpang manakala mobil diam walaupun mesin dalan keadaan beroperasi. Interior kulit berwarna krem membuat aku ragu untuk mendudukinya, apalagi baunya wangi sekali. Aku meminta temanku untuk duduk di kursi penumpang depan bersebelahan dengan si Mayor karena aku terkadang tidak nyambung dalam menggunakan Bahasa Ingrisku.

Dia membawa mobilnya mengelilingi Pangkalan. Dia menunjukkan setiap sudut Pangkalan, kantor ini dan kantor itu termasuk untuk apa urusannya. Dia menunjukkan pula suatu Bengkel yang sedang tertutup dimana kelak aku dan rekan-rekanku akan bekerja. Perjalanan mengelilingi Pangkalan diakhiri di tempat dimana bertemu tadi, di depan Mes Perwira. Setelah menempatkan mobilnya di tempat parkir, lalu dia mengajak untuk ikut masuk ke dalam Mes Perwira. Di dalam Mes Perwira dia menjelaskan juga tempat-tempata dan fungsinya, serta apa dan bagaimana cara memakai fasilitasnya. Ternyata dialah orang yang bertanggung jawab bagi operasionalnya Mes Perwira ini.

Setelah cukup memberikan perkenalan tentang Pangkalan ini, lalu dia meninggalkan aku dan temanku di dalam Mes, lalu aku bersama temanku kekuar dari Mes untuk menuju ke akomodasi. Aku tunda dulu untuk mengunjungi barak rekan-rekanku, peninjauan dengan Mayor tadi menyita banyak waktu

Di sepanjang jalan menuju akomodasi yang tidak lebih dari 50 meteran jaraknya dari Mes Perwira, aku lihat mobil-mobil diparkir berjajar baik di pinggir jalan yang aku lalui ataupun di tempat parkir. Tetapi mobil di sini memang bagus-bagus. Mobil untuk operasional tentara sehari-hari saja, yang dipakai untuk antar-jemput adalah Nisan Petrol keluaran mutakhir. Manakala aku berdiri di samping mobil dinas itu aku merasa mobil itu memang gagah apalagi berwarna padang pasir. Sedangkan mobil-mobil pribadi kebanyakan mobil-mobil mewah yang belum pernah aku lihat selama ini, Lexus, Mercedes dan Audi, tidak seperti mobil-mobil yang sering aku lihat di kotaku, Toyota Corolla, Datsun, Daihatsu Cerrade, Mitsubishi Galant dan Suzuki Carry, walaupun terkadang aku lihat Mercedes juga.

PERTAMA KELUAR PANGKALAN

Setelah dua malam aku sibuk dengan urusan kehidupan di dalam Pangkalan, aku dan semua rekan-rekanku dipandu oleh tentara yang menjemputku dari bandara akhirnya memiliki waktu bisa keluar Pangkalan. Perasaan itu sebenarnya sudah aku inginkan sejak kemarin siang, akan tetapi  urusan-urusan administrasi yang membuatku belum bisa melakukannya.

Keluar Pangkalan harus melalui pintu putar berjeruji khusus untuk orang keluar. Keluarnya harus satu per satu. Pintu jeruji berada di dalam ruangan khusus ukuran 20 meter persegi. Sebelum pintu jeruji duduk seorang penjaga dengan meja tulis di depannya yang selalu menanyakan dan memeriksa kartu identitas bagi setiap orang yang masuk ke Pangkalan. Pintu jeruji hanya membutuhkan dorongan satu tangan agar berputar ketika seseorang sudah memasuki semacam perangkapnya, ketika didorong seseorang harus mengikuti arah gerak pintu dan ketika sampai di bagian luar lalu lepaskan pintu dan segera melangkah meninggalkan pintu putar jeruji besi. Saat itu seseorang sudah berada di luar Pangkalan walaupun berada di dalam ruangan pintu. Demikian pula sebaliknya ketika memasuki Pangkalan. Akan tetapi sebelum keluar ruangan untuk memasuki Pangkalan kartu identitas harus ditunjukkan kepada penjaga pintu untuk diperiksa apakah karti identtasnya masih berlaku atau tidak. Jika tidak maka dilarang memasuki Pangkalan.

Kini aku dan rekan-rekanku sudah berada di luar Pangkalan dan siap untuk menghirup udara luar. Setelah menyeberangi jalan utama Pangkalan ada banyak lubang-lubang galian di pinggir jalan yang mendominasi keadaan jalan di depan Pangkalan, ditambah adanya pembatas jalan pagar tembok pejal darurat setinggi pinggul menandakan bahwa di daerah ini sedang dilakukan perbaikan dan atau peningkatan fasilitas jalan raya. Di sebelah kiriku menjauhi Pangkalan ada beberapa gedung yang masih dalam tahap pembangunan. Suasana gelap membuat aku dan rekanku harus mengambil jalan mengikuti jalan utama menuju tujuan. Setelah beberapa perempatan lampu merah aku lalui dengan jalan kaki, aku merasa hampir semua perempatan coraknya sama saja. Jarak dari ujung blok ke ujung blok lainnya hampir sama jaraknya. Jalan-jalan rayanya bisa dikatakan lurus semuanya, dan blok-bloknya berukuran hamper sama semuanya. Kesempatan membelok hanya ada di perempatan saja. Menggambarkan suatu kondisi kota yang dibuat berdasarkan perencanaan yang baik, tidak semerawut.

Tujuan utama keluar malam ini adalah mengunjungi Cooperative Society atau yang dikenal dengan sebutan Co-op saja yang terletak di (akhirnya aku kenal namanya)  daerah Tourist Club, dan orang lokal sini menyebutnya dalam bahasa Arab adalah Nadi Siyahi. Inilah supermarket yang paling besar saat ini di Abu Dhabi. Sebelum sampai di tempat tujuan aku dan rekan-rekanku diajak untuk keluar-masuk pertokoan lainnya. Sesampai di Pick N Save aku lihat ada beberapa komputer yang dipajang. Aku jadi teringat ketika aku masih di Laboratorium Komputer kampusku dulu. Aku coba salah satu komputer yang sudah menyala yang ada pada pajangan itu. Aku operasikan ingin mengetahui apasaja isi program yang ada di dalamnya. Tentara yang mengantarku tetegun keheranan melihat aku bisa mengoperasikan komputer. Dia lalu menanyaiku dengan nada keheranan, "Kamu bisa mengoperasikan komputer?." Ketika aku jawab, "bisa", maka tentara itu semakin heran, dan seolah mengatakan dari sinar wajahnya bahwa aku ini bukanlah orang sembarangan, melainkan benar-benar seorang insinyur. Ketika aku pikir kembali ketika tulisan ini aku kerjakan, maka mengoperasikan komputer di tahun 1994 memang bukanlah semua orang bisa melakukannya, bahkan komputer masih merupakan salah satu barang langka, sehingga untuk mengoperasikannya memerlukan kursus "Introduction to Computer", dan aku salah satu pengajarnya di salah satu SMA di kotaku.

Malam ini Co-op ramai sekali, udara agak sejuk di luar tanpa kelembaban yang berarti membuat aku tidak berkeringat walaupun aku sudah berjalan hampir sejauh satu kilometer sejak dari Pangkalan tadi, apalagi aku memakai baju tipis lengan pendek. Toko Serba Ada Co-op  ini kebanyakan menjual bahan makanan layaknya supermarket di kotaku. Bedanya pembelinya mengangkut dengan kereta dorong karena jumlah barang belanja yang dibeli luar biasa banyak menurutku, sampai-sampai aku terkadang berpikir seperti berbelanja bahan makanan karena takut lusa mau ada perang saja.

Alat-alat dapur yang dipajang bagus-bagus, mungkin semuanya buatan pabrik berkualitas tinggi dari Eropah. Tidak seperti alat-alat dapur di rumah orang tuaku yang hampir kesemuanya dibeli dari pasar dekat rumah yang dijual di luar toko, sendok terbuat dari aluminium tempa, dan sebagian dari stainless steel buatan tangan teman ayah, piring-piring adanya piring seng dan piring pecah-belah buatan China, gelas dan mangkok kebanyakan dari hadiah atau pemberian orang hajatan, atau hadiah karena membeli sabun cuci dalam jumlah tertentu, pisau-pisau terbuat dari besi atau baja tempa yang akan menghitam atau karatan apabila jarang dipakai, dan alat-alat masak terbuat dari bahan aluminium. Sedangkan yang dipajang di atas rak-rak pajangan Co-op adalah; pisau atau sendok-garpu terbuat dari stainless steel mengilap buatan pabrik khusus dari Eropah, bahkan ada juga yang berwarna emas tersimpan di dalam tas, demikian pula dengan alat pecah belah baik piring, mangkok serta gelas kebanyakan buatan negara Eropah, dan peralatan memasak baik untuk merebus atau gorengan hampir semuanya berlapis seperti Tefal.

Aku memang benar-benar masuk ke dunia baru yang tidak aku bayangkan sebelumnya. Hampir semua bahan makanan mentah dijual dalam bentuk paketan baik dalam kaleng atau dalam plastik. Pajangan beras dalam kotak atau bak plastik yang siap diciduk untuk ditimbang kiloan apabila ada yang membeli seperti di dalam pasar-pasar di kotaku tidak aku lihat lagi. Bumbu genap (dalam bahasa Jawa disebut bumbu jangkep) tidak bisa dibeli di sini, ingin membeli bawang, masukin plastik dan ditimbang, ingin cabe juga demikan caranya, semuanya seperti  itu. Sayur mayur dan bumbu nampak segar-segar dan bersih. Kentang berukuran besar dan bagus-bagus, tomat juga demikian. Aku lihat juga ada kangkung dan kecambah juga dijual di Co-op ini. Tetapi ada sayur yang dijual dimana di daerahku tidak untuk dimakan oleh manusia kecuali sapi atau kambing. Telor ayam bukan lagi dijual bijian atau kiloan melainkan paketan.

Di lantai 2 merupakan tempat kusus untuk toko pakaian, mulai dari sepatu sampai dengan topi, dan ada juga bahan belum jadi kebanyakan bahan pakaian wanita dari India. Untuk pakaian sepertinya sama saja seperti yang dijual di pertokoan di kotaku, akan tetapi sepatu dan sandal nampaknya memiliki kwalitas mutu yang lebih baik, sehingga penampakannya juga lebih wah. Di lantai 2 ini juga sebagian tempatnya dipakai khusus untuk tempat bermain anak-anak, baik permainan game, go cart ataupun hewan-hewan untuk kendaraan seperti kuda-kudaan misalnya yang dioperasikan memakai uang logam 1 Dirham per sesinya. Hampir semua mainan yang ada di lantai 2 ini belum pernah aku memakainya ketika aku masih di kotaku. Nampaknya anak-anak di sini mainannya lebih unggul daripada mainan kebanyakan anak-anak di kotaku.

Entah sampai jam berapa orang-orang di Co-op ini berhenti datang untuk berbelanja, jam tanganku sudah menunjukkan pukul 10 malam tetapi orang-orang masih banyak yang baru datang. Padahal di kotaku kebanyakan toko tutup pada pukul 9 malam. Aku jadi teringat cerita seorang rekanku yang pernah berkunjung ke Abu Dhabi sebelum aku berangkat waktu itu, bahwa masyarakat Abu Dhabi menganggap malam seperti siang, aku baru mengerti apa maksudnya. Ini bukan saja karena lampu-lampu jalanan yang aku lewati seperti di siang hari saja akan tetapi justru di malam hari banyak orang yang berkeliaran. Sepertinya susana kota lebih hidup di malam hari.

Malam ini rasanya cukup menghabiskan waktu di luar Pangkalan di malam hari, kini aku dan rombongan harus kembali ke Pangkalan karena sudah merasa cukup dalam mengelilingi Toko Serba Ada Co-operative Society Abu Dhabi, dan kaki sudah terasa capek karena banyak jalan. Hampir pada pukul setengah duabelas malam aku sampai di kamarku. Lalu aku membersihkan badan dan gigi melakukan sholat Isyak lalu menuju tempat tidur.