Saturday, January 08, 2022

KHOTBAH JUM-AT: Berpikir Kunci Perkembangan dan Kemajuan

 Khotbah Jum’at, 04 Jumadil Akhirah 1443 / 07 Januari 2022

Berpikir Kunci Perkembangan dan  Kemajuan 

Khotbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ، وَهَبَ الْإِنْسَانَ عَقْلًا وَحَثَّهُ عَلَى التَّفْكِيرِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيه وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ: (وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ)([1])

Kaum mukminin yang mulia : Allah Azza wa Jalla berfirman : 

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ

“Dan Allah mengeluarkan kami dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (An Nahl 16 : 78). Allah menganugerahkan akal, pemahaman, pendengaran dan penglihatan kepada manusia, sehingga dengan itu semua mereka mampu menghayati dan merenung, Dia juga mengajak mereka untuk mengamati dan berpikir pada semua bidang, di antaranya berpikir mengenai kandungan dan makna Al Quran agar bisa diterapkan, Allah Swt berfirman :

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan” (An Nahl 16 : 44). Sebagaimana Allah menganjurkan kita agar berpikir tentang semua nikmat yang telah ditundukkan untuk kita di muka bumi, agar kita mampu menggunakannya dengan baik, serta tidak lupa untuk bersyukur kepada Yang Maha Pencipta, Dia berfirman : 

وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ ‌يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikannya padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (Al Ra’d 13 : 3). Di antara beberapa bidang yang dianjurkan dipikirkan oleh Tuhan kita adalah penciptaan dan semua yang ada di sekitarnya, Allah Swt berfirman : 

‌وَفِي ‌أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

“Dan (juga) pada dirimu sendiri sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan” (Ad Dzariyat 51 : 21) dan Dia berfirman : 

أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan” (Al Ghasyiyah 88 : 17). Dia berfirman : 

أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى ‌الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ

“Dan apalah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka ?” (Al Mulk 67 : 19). Dengan berpikir keyakinan dan keimanan akan keagungan Yang Maha Pencipta semakin kuat, sehingga seorang muslim lidah dan hatinya selalu berujar :  

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا ‌بَاطِلًا سُبْحَانَكَ

“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau” (Ali Imran 3 : 191). Ada beberapa sahabat RA berpendapat : Sesungguhnya sinar keimanan adalah berpikir (Tafsir Ibnu Katsir 2/163). 

 

فَاللَّهُمَّ إِنَّكَ وَهَبْتَنَا عُقُولًا، فوَفِّقْنَا لِلتَّفَكُّرِ فِيمَا يَعُودُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالِارْتِقَاءِ

Ya Allah Engkau telah memberikan kami akal, maka berilah kami taufiq agar berpikir tentang sesuatu yang membawa kebaikan dan perkembangan kepada kami.

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ

Kaum mukminin : sesungguhnya berpikir mendalam merupakan salah satu jalan berkreasi yang dapat menghasilkan penemuan baru, dan Al Quran telah menganjurkan akal agar digunakan untuk berpikir, disebutkan dalam firman-Nya : 

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ 

“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (Ar Ra’d 13 : 3). Atas taufiq dari Allah, yang kita saksikan hari ini, mulai dari berbagai media, penemuan dan kemampuan ilmiah merupakan hasil dari pemikiran dan penemuan para cendekiawan, hingga sampai ke ruang angkasa, kemajuan di bidang kedokteran, teknologi dan kecerdasan buatan, serta perkembangan di semua bidang peradaban kemanusiaan. Jadi tugas bapak, ibu dan para guru adalah menumbuhkan kemampuan berfikir dan riset keilmuan pada anak-anak dan para pelajar, karena mereka merupakan pilar kemajuan dan pertumbuhan yang berkelanjutan, dan tidaklah peradaban itu menjadi istimewa melainkan karena buah pikiran para cendikiawan yang inovatif.

 

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دَوْلَةِ الْإِمَارَاتِ فَضْلَكَ وَنِعَمَكَ، وَزِدْهَا مِنْ عَطَائِكَ وكَرَمِكَ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ، وَارْفَعْ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَتَهُمْ، وَشَفِّعْهُمْ فِي أَهْلِهِمْ. اللَّهُمَّ يَا سَمِيعَ الدُّعَاءِ، ارْفَعْ عَنَّا الْوَبَاءَ، وَادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ، وَعَافِنَا مِنْ كُلِّ دَاءٍ، وَامْنُنْ عَلَى جَمِيعِ الْمَرْضَى بِالشِّفَاءِ، يَا مُحَقِّقَ الرَّجَاءِ، يَا مَنْ لَا يُعْجِزُهُ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاحْفَظْ أُسَرَنَا وَمُجْتَمَعَنَا، وَأَدِمِ الْعَافِيَةَ عَلَيْنَا، وَعَلَى سُكَّانِ الْعَالَمِ مِنْ حَوْلِنَا. اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا

 

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ؛ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

KHHOTBAH JUM-AT: Perlindungan Keluarga Terhadap Anak

Khotbah Jum’at, 17 Shafar 1443 H / 24 September 2021 M

Perlindungan Keluarga Terhadap Anak

 

Khotbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ الْأَطْفَالَ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ جَلَّ وَعَلَا، قَالَ سُبْحَانَهُ: (وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ)([1])

 

Kaum mukminin yang mulia : sesungguhnya anak merupakan anugerah dari Allah yang sangat berharga, Allah Azza wa Jalla berfirman :

 

يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ

 

Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki” (As Syura 42 : 49). Mereka adalah pembawa kabahagiaan jiwa, penambah sukacita hati, dan keceriaan pada rumah tangga. Masa kanak-kanak merupakan salah satu tahapan terpenting dalam kehidupan manusia, pada masa kanak-kanak, jiwa anak dan kepribadiannya terbentuk, oleh karena itu Rasulullah Saw selalu berusaha duduk bersama anak-anak, untuk membuktikan kasih sayang, ketentraman dan untuk memperkuat hubungan antaranya dengan mereka, diriwayatkan air Usamah bin Zaid RA : bawah Rasulullah Saw memeluknya dan Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, lalu berdoa :

 

اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمَا، فَإِنِّي أَرْحَمُهُمَا

 

Ya Allah, kasihanilah keduanya, karena aku mengasihi keduanya” (Bukhari 6003). Jadi komunikasi positif terhadap anak-anak dengan menunjukkan kelembutan dan bersikap baik saat berinteraksi dengan mereka, akan berpengaruh kepada kepribadian, meneguhkan keyakinan pada diri mereka serta membuat mereka merasa lebih nyaman, Nabi Saw bersabda :

 

مَا كَانَ الرِّفْقُ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا زَانَهُ

 

Tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu kecuali ia menjadi penghiasnya” (Muslim 2594 dan Ahmad 26457). Maka tugas setiap ibu dan bapak adalah menyediakan waktu untuk anak-anak, mendengarkan dan mengambil ilmu dan pengalaman dari mereka. Nabi Saw pernah berkata kepada Abdullah bin Abbas RA :

 

يَا غُلَامُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ

 

Wahai ananda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu” (At Tirmidzi 2516). Anak-anak membutuhkan pendidikan dan pengajaran dengan penuh kelembutan dan kelenturan, orang tua hendaknya mengajarkan kesantunan, adat dan tradisi kepada anak-anak, mengamati mereka dan membatasi waktu dalam penggunaan perangkat elektronik. Anak-anak membutuhkan seseorang yang bersikap baik kepada mereka, mendorong mereka dengan kata-kata positif, atau membuat mereka bahagia dengan pemberian hadiah. Nabi Saw pernah mendapatkan hadiah sebuah cincin emas, lalu beliau memberikannya kepada cucunya Umamah, seraya bersabda :

 

 

 

 

تَحَلَّيْ بِهَذَا يَا بُنَيَّةُ

 

Berhiaslah dengan ini wahai cucuku” (Abu Daud 4235 dan Ibnu Majah 3644)

 

فَاللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي أَطْفَالِنَا، وَوَفِّقْنَا إِلَى تَرْبِيَتِهِمْ وَتَعْلِيمِهِمْ

 

Ya Allah, berkahilah anak-anak kami dan berilah kami taufiq untuk mendidik dan mengajarkan mereka

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khutbah Kedua

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ.

 

Para orang tua yang terhormat : sesungguhnya dialog anggota keluarga dengan anak-anak, membacakan kisah dan dongeng kepada mereka, dapat berkontribusi dalam meningkatkan keterampilan berbahasa mereka, dan dapat menambahkan sopan santun dan prilaku positif pada mereka. Dan dalam hal ini taman kanak-kanak memiliki peran penting dalam pengintegrasian anak-anak dalam masyarakat, mengarahkan mereka berbaur baik dengan semua anggotanya, sebagaimana memberikan perhatian kepada anak-anak kita pada usia remaja dapat berkontribusi pada stabilitas psikologis dan keperibadian mereka.

 

Negara Uni Emirat Arab; sebagai skala prioritas telah menetapkan dukungan kepada anak sejak usia dini, dan telah memberlakukan undang-undang yang dapat melindungi dan menjaga hak-hak mereka.

 

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى الْإِمَارَاتِ فَضْلَكَ وَنِعَمَكَ، وَزِدْهَا مِنْ عَطَائِكَ وكَرَمِكَ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ. اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْعَالَمِينَ الْوَبَاءَ، وَاشْفِ الْمُصَابِينَ بِهَذَا الدَّاءِ، وَعَافِهِمْ مِنْ كُلِّ دَاءٍ، يَا مُجِيبَ الدُّعَاءِ. اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا

 

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ؛ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

Friday, January 07, 2022

KHOTBAHH JUM-AT: Bekerja Adalah Risalah Kehidupan

Khutbah Jum’at, 10 Shafar 1443 H / 17 September 2021 M 

Bekerja Adalah Risalah Kehidupan

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَثَّنَا عَلَى الْعَمَلِ النَّافِعِ فِي كِتَابِهِ الْمُبِينِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ: (وَإِنْ ‌تُحْسِنُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا)([1])

Kaum mukminin yang mulia : sesungguhnya pekerjaan manusia merupakan kemuliaan dan kehormatan baginya, yang dapat melindungi diri, membangun negara dan mendatangkan penghargaan dari orang lain, sehingga ia mendapat ridha dan pahala yang agung dari Tuhan semesta alam, karena Allah Swt telah menundukkan bumi agar kita dapat bekerja di seluruh penjurunya, memakmurkan dan membangun peradaban di atasnya, Allah Swt berfirman :

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya” (Al Mulk 67 : 15). Rasulullah Saw mengisahkan orang yang rajin dan bersungguh-sungguh bekerja dalam sabdanya :

إِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى نَفْسِهِ لِيُعِفَّهَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Jika ia berangkat kerja untuk dirinya agar terjaga kesuciaannya, maka ia berada di jalan Allah” (Al Mu’jam Al Kabir, karangan At Thabrani 19/129). Pekerjaan dan tugas manusia yang dapat mendatangkan manfaat bagi anak dan keluarganya, sehingga ia bisa menafkahi dan memenuhi kebutuhan mereka, menjamin kesehatan dan meningkatkan pendidikan mereka, sehingga mereka tumbuh menjadi teladan dan pemimpin masyarakat, maka dengan itu semua ia mendapatkan pujian di hadapan sesamanya dan di sisi Allah ia mendapatkan pahala dan balasan, Rasulullah Saw menceritakan tentang seseorang yang berangkat kerja dalam sabdanya :

إِنْ كَانَ يَسْعَى عَلَى وَلَدِهِ صِغَارًا ‌فَهُوَ ‌فِي ‌سَبِيلِ ‌اللَّهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى أَبَوَيْنِ شَيْخَيْنِ كَبِيرَيْنِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ… وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى أَهْلِهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Jika ia berangkat kerja untuk anak-anaknya yang masih kecil, maka ia berada di jalan Allah, jika ia berangkat kerja untuk menafkahi dua ibu-bapaknya yang sudah tua, maka ia berada di jalan Allah dan jika ia berangkat kerja untuk dirinya agar terjaga kesuciaannya, maka ia berada di jalan Allah” (Al Mu’jam Al Kabir, karangan At Thabrani 19/129 dan Al Mu’jam As Shaghir 2/148). Sesungguhnya perjuangan pekerja atau pegawai dalam tugasnya, serta kesungguhannya sesuai keahliannya dapat berkontribusi pada pembangunan, pengembangan, kemajuan dan kemakmuran masyarakat, dan dapat mempermudah kehidupan setiap anggota masyarakat, karena masyarakat pasti ikut bangga dengan keistimewaan putra-putrinya, mereka dapat berkembang maju dengan kecerdasan, saran dan inovasi mereka.

فَاللَّهُمَّ اجْعَلْنَا لِأَعْمَالِنَا مُتْقِنِينَ، وَلِلْوَطَنِ نَافِعِينَ

Ya Allah, jadikanlah kami manusia terampil dalam tugas serta bermanfaat bagi Negara kami

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ

Para jamaah shalat : sesungguhnya pekerjaan yang bermanfaat merupakan risalah kehidupan yang dapat ditunaikan oleh manusia selama ia masih produktif, Rasulullah Saw bersabda :

إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَبِيَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا تَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَفْعَلْ

“Jika terjadi kiamat sementara ada tunas di tangan salah seorang dari kalian, maka jika ia mampu menanamnya sebelum terjadi kiamat, maka tanamlah” (Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad 479 dan Ahmad 13322). Negara merupakan tanggung jawab dan amanah yang besar, yang membutuhkan upaya bersama seluruh putra-putri bangsa, dengan menyingsingkan lengan baju dalam kesungguhan yang kompetitif, semua berupaya sesuai dengan tugas dan bidangnya masing-masing, agar negara ini bertambah maju, berkembang dan berperadaban. Mari kita tanamkan budaya kerja pada jiwa putra-putri kita, karena mereka adalah pelopor masa depan, harapan ada di tangan mereka dan mereka mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah yang bijak, dengan membuka semua lapangan kerja dan diberikan kesempatan yang tepat kepada mereka, agar mereka mengerahkan upaya mereka dan mendermakan ilmu dan pengalaman mereka demi negara tercinta.

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى الْإِمَارَاتِ فَضْلَكَ وَنِعَمَكَ، وَزِدْهَا مِنْ عَطَائِكَ وكَرَمِكَ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ. اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْعَالَمِينَ الْوَبَاءَ، وَاشْفِ الْمُصَابِينَ بِهَذَا الدَّاءِ، وَعَافِهِمْ مِنْ كُلِّ دَاءٍ، يَا مُجِيبَ الدُّعَاءِ. اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ؛ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

KHOTBAH JUM-AT: Masyarakat Yang Koheren

Khotbah Jum’at, 03 Shafar 1443 H / 10 September 2021 M

Masyarakat Yang Koheren

 

Khotbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَثَّنَا عَلَى التَّرَابُطِ وَالتَّعَاوُنِ فِي كِتَابِهِ الْمُبِينِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ: (وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى)( )

Kaum mukminin yang mulia : Nabi Saw bersabda : 

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا». وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ

“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan”. Kemudian beliau menautkan jari jemarinya” (Muttafaq ‘Alaih). Pada hadits ini, Rasulullah Saw menjelaskan kepada kita ciri anggota masyarakat yang koheren, yang dipenuhi oleh cinta dan kasih sayang, memiliki kepedulian sosial, saling bekerja sama, seolah-olah mereka satu tangan. Pondasi utama bangunan masyarakat yang koheren adalah hubungan kekeluargaan yang erat dan rumah tangga yang dipenuhi oleh rasa kasih dan sayang, Allah Swt berfirman : 

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ ‌مَوَدَّةً ‌وَرَحْمَةً

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang” (Ar Rum 30 : 21). Keluarga ini dilindungi oleh kedua orang tua yang bertanggung jawab dan penuh perhatian, dimana keduanya sering menyempatkan waktu untuk duduk bersama untuk memperkuat nilai-nilai keimanan dan moral. Allah Swt memuji nabi Ismail AS dalam firman-Nya : 

وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا

“Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya” (Maryam 19 : 55). Ikatan sosial dalam masyarakat dapat diperkuat dengan silaturrahim, saling menghargai, menanyakan khabar dan keadaan sesama, serta berusaha memenuhi kebutuhan mereka dan itulah hak-hak mereka, Allah Swt berfirman :

فَآتِ ‌ذَا ‌الْقُرْبَى ‌حَقَّهُ

“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya” (Ar Rum 30 : 38). Di antara ciri masyarakat yang koheren adalah hubungan baik dan harmonis antara tetangga, yang dilandasi saling berbuat baik dan saling menghormati, dimana sesama tetangga saling mengenal dan saling menjaga hak-haknya, Rasulullah Saw bersabda : 

وَأَحْسِنْ ‌إِلَى ‌جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا

“Berbuat baiklah terhadap tetanggamu niscaya kamu menjadi mukmin yang sempurna” (At Tirmidzi 2305). Salah  satu ciri masyarakat yang koheren adalah; apa yang tumbuh dalam lingkungan pendidikan; dari hubungan kebapaan antara guru dan siswa, hal ini dicontohkan oleh Rasulullah Saw saat mengajar para sahabatnya, beliau bersabda : 

إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِ أُعَلِّمُكُمْ

“Sesungguhnya aku bagi kalian hanyalah seperti kedudukan orang tua, aku ajarkan kepada kalian” (Abu Daud 8 dan An Nasa’i 40). Begitu juga interaksi positif yang dibangun dalam lingkungan kerja; sebagai bentuk bakti kepada negara, agar kekompakan dan belas kasihan semakin meningkat sehingga laksana satu tubuh. 

 

فَاللَّهُمَّ أَدِمْ تَرَابُطَنَا، وَعَزِّزْ تَلَاحُمَنَا

Ya Allah, langgengkanlah ikatan kami serta perkuatlah kesatuan kami 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ

Para jamaah shalat : Rasulullah Saw bersabda : 

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh, Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)” (Muttafaq ‘Alaih). Seluruh anggota masyarakat yang koheren laksana satu masyarakat, yang dipersatukan oleh kepentingan bersama, walaupun berbeda warna kulit dan kewarganegaraan, setiap individu berusaha untuk mempererat hubungan sosial, memantapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya, menyambut masa depan yang ingin dicapai oleh Negara ini, melalui Sepuluh Prinsip yang diluncurkan oleh pemerintah, yang bergerak menyatukan masyarakat, menentukan tujuannya dengan penuh keyakinan bahwa penyatuan visi merupakan salah satu faktor penting dalam menggapai tujuan.

KHOTBAH JUM-AT: Aku Dekat, Mengabulkan Permohonan Orang Yang Berdoa

 Khutbah Jum’at, 11 Muharram 1443 H / 20 Agustus 2021 M

Aku Dekat, Mengabulkan Permohonan Orang Yang Berdoa

 

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ جَلَّ فِي عُلَاهُ، (يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ)( ) وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، خَيْرُ مَنْ دَعَا رَبَّهُ وَنَاجَاهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ: (وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ)( )

Kaum mukminin yang mulia : Tuhan kita Yang Maha Agung berfirman di dalam kitab-Nya yang mulia : 

وَإِذَا ‌سَأَلَكَ ‌عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku” (Al Baqarah 2 : 186). Pada ayat mulia ini, Tuhan kita Swt mengajarkan kita tentang kedekatan-Nya dengan kita, dan Dia berjanji akan mengabulkan semua doa kita. Doa merupakan ibadah yang paling agung dan paling mulia di sisi Tuhan langit dan bumi, Nabi Saw bersabda : 

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى -أَيْ: أَفْضَلَ عِنْدَ اللَّهِ_ مِنَ الدُّعَاءِ

“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah Ta’ala melebihi doa” (At Tirmidzi 3370). Maka sungguh bahagia orang yang diberikan taufiq oleh Allah untuk berdoa, serta ia merasa yakin bahwa doa merupakan salah satu penolak qadha’, dijelaskan oleh Rasulullah Saw dalam sabdanya : 

لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ

“Tidak ada yang menolak qadha’ kecuali doa” (At Tirmidzi 2139)

 

Hamba Allah : sesungguhnya dikabulkannya doa tergantung beberapa sebab, diantaranya adalah merengek dan mengulang-ulang doa, seperti yang dilakukan oleh para nabi, dimana oleh memuji mereka dalam firman-Nya : 

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas” (Al Anbiya’ 21 : 90). Sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad Saw, beliau selalu mengulang doa tiga kali (Muslim 1794). Berdoa kepada Allah dengan hati yang khusu’ merupakan penyebab dikabulkannya doa, dianjurkan kepada kita agar berprasangka baik kepada Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda : 

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ

“Berdoalah kalian kepada Allah dengan keyakinan dikabulkan” (At Tirmidzi 3479). Salah satu penyebab utama dikabulkannya doa adalah menyertakan doa dengan amal shalih, Allah Swt berfirman : 

فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu” (Ali Imran 3 : 195)

 

فَاللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِدُعَائِكَ فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِينٍ، وَاسْتَجِبْ لَنَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

Ya Allah berilah kami taufiq agar selalu berdoa kepada-Mu setiap waktu dan kabulkanlah doa kami wahai Tuhan semesta alam

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

 

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ.

Kaum mukminin yang mulia : Allah Swt berfirman : 

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri” (Yunus 10 : 12). Kini manusia tertimpa marabaya disebabkan oleh merebaknya wabah yang menimpa seluruh dunia, oleh karena itu marilah kita merendahkan diri kepada Allah dengan berdoa dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan amal shalih, semoga wabah ini segera diangkat dari seluruh manusia dan kita selalu dilimpahkan kesehatan.

فَاللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْعَالَمِينَ الْوَبَاءَ، وَاشْفِ الْمُصَابِينَ بِهَذَا الدَّاءِ، وَعَافِهِمْ مِنْ كُلِّ دَاءٍ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدُّعَاءِ.وَصَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دَوْلَةِ الْإِمَارَاتِ خَيْرَهَا وَهَنَاءَهَا. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ؛ يَذْكُرْكُمْ. وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

 

KHOTBAH JUM-AT: Menyandarkan Keutamaan Kepada Pemiliknya

 Khotbah Jum’at, 04 Muharram 1443 H / 13 Agustus 2021 M

Menyandarkan Keutamaan Kepada Pemiliknya 

 

Khotbah Pertama

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ‌اتَّقُوا ‌اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا)( )

Kaum mukminin yang mulia : sesungguhnya Allah Swt Maha Pemurah lagi Maha Pemberi, Dia senang bila kita mengakui nikmat dan karunia-Nya, Dia berfirman : 

إِنَّ اللَّهَ ‌لَذُو ‌فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ

“Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia” (Al Baqarah 2 : 243). Dia-lah yang memberi kita kehidupan, menyediakan penyebabnya, menundukkan semua yang ada di langit dan di bumi, membimbing kita kepada keimanan, dan menganugerahkan nikmat lahir batin kepada kita, Dia berfirman : 

وَاللَّهُ ذُو ‌الْفَضْلِ ‌الْعَظِيمِ

“Dan Allah mempunyai karunia yang besar” (Ali Imran 3 : 74). Nabi Sulaiman AS mengajarkan kita untuk mengakui karunia Allah, seperti termaktub dalam firman-Nya : 

هَذَا مِنْ ‌فَضْلِ رَبِّي

“Ini termasuk karunia Tuhanku” (An Naml 27 : 40). Nabi Saw memuji Tuhannya dalam doa, seperti : 

‌أَهْلُ ‌النِّعْمَةِ ‌وَالْفَضْلِ

“Pemilik nikmat dan keutamaan” (An Nasa’i 133). Allah Swt memerintahkan kita agar mengenali orang-orang yang paling berjasa, terutama kedua orang tua, manusia paling berjasa, paling dermawan dan paling telaten mengasuh anak-anak mereka, bahkan Nabi Ibrahim AS memiliki doa khusus untuk keduanya sebagai bentuk penghargaan kepada keduanya : 

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي ‌وَلِوَالِدَيَّ

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku” (Ibrahim 14 : 41). Dan dari kisah Nabi Yusuf AS dengan saudara-saudaranya dapat diambil kesimpulan tentang pengakuan mereka terhadap kedudukannya dan penghargaan mereka terhadap keutamaannya, mereka berkata: 

‌تَاللَّهِ ‌لَقَدْ آثَرَكَ اللَّهُ عَلَيْنَا

“Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami” (Yusuf 12 : 91). Saling menghargai antara kedua pasangan suami isteri, dapat menambah cinta kasih dan membahagiakan keluarga, dicontohkan oleh Rasulullah Saw ketika menceritakan isterinya Khadijah RA, dimana beliau menghargai pemberiannya dan menunjukkan jasanya, beliau bersabda : 

لَقَدْ صَدَّقَتْنِي حِينَ كَذَّبَنِي النَّاسُ، وَأَشْرَكَتْنِي فِي مَالِهَا حِينَ حَرَمَنِي النَّاسُ

“Sungguh dia mempercayaiku ketika orang-orang mendustakanku, dia membantuku dengan hartanya ketika orang-orang tidak mau membantu” (Ahmad 24864). Mengakui keutamaan itu mencakup keutamaan teman-teman, sehingga ikatan kasih sayang menjadi kuat antara mereka, sebagai contoh; Nabi Saw memuji dan mengingat jasa Abu Bakar RA, berterima kasih atas kebaikan dan pertemanannya (Muslim 2382)

فَاللَّهُمَّ اجْعَلْنَا لِأَهْلِ الْفَضْلِ مُقَدِّرِينَ، وَلِذَوِي الْإِحْسَانِ شَاكِرِينَ

Ya Allah, jadikanlan kami termasuk orang yang menghargai jasa dan berterima kasih kepada orang-orang yang telah berbuat baik

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ

Kaum mukminin yang mulia : sesungguhnya diantara salah satu kewajiban adalah seseorang hendaknya mengakuti keutamaan orang yang telah melayani dan berbuat baik kepadanya, dicontohkan ketika Nabi Musa AS memberi minum hewan ternak putri Syu’aib, ia menceritakan dua sifat baik dihadapan bapaknya, ia berkata : 

يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ ‌اسْتَأْجَرْتَ ‌الْقَوِيُّ ‌الْأَمِينُ

“Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya” (Al Qashash 28 : 26). Mari kita hargai upaya lini pertahanan terdepan kita; yang bekerja dengan dukungan dan pengawasan intensif pemerintah yang bijak, yang telah mewujudkan prestasi besar di tingkat nasional, serta menempati posisi terdepan di tingkat global, dan merupakan kewajiban setiap orang yang lahir atau hidup di tanah air ini untuk menghargai usahanya, itulah bentuk pengakuan dan penghargaan terhadap pemiliknya, karena menghargai usaha orang lain termasuk nilai-nilai luhur dan akhlak yang baik

 

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دَوْلَةِ الْإِمَارَاتِ خَيْرَهَا وَهَنَاءَهَا. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّام

KHHOTBAH JUM-AT:: Hijrah Nabi dan Nilai-Nilai

Khotbah Jum’at, 27 Dzul Hijjah 1442 H / 06 Agustus Juli 2021 M

Hijrah Nabi dan Nilai-Nilai

 

Khotbah Pertama

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتِ، جَعَلَ مِنَ الْهِجْرَةِ النَّبَوِيَّةِ تَارِيخًا وعِبَرًا وَعِظَاتٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا ‌مَعَ ‌الصَّادِقِينَ)().

Kaum mukminin yang mulia : kami mengucapkan selamat Tahun Baru Hijriyah penuh berkah untuk kalian semua, kesempatan ini sebagai pengingat tentang hijrah Nabi Saw dari Makkah ke Madinah, yang merupakan awal peradaban manusia, karena didalamnya terkandung nilai-nilai keimanan, moral dan kemanusiaan, dan diantara nilai-nilai keimanan tersebut adalah peneguhan keyakinan, berbaik sangka kepada Allah dan berpegang teguh kepada agama-Nya, hal tersebut tergambar ketika :

قَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ نَظَرَ تَحْتَ قَدَمَيْهِ لَأَبْصَرَنَا؛ قَالَ لَهُ صلى الله عليه وسلم : مَا ظَنُّكَ يَا أَبَا بَكْرٍ بِاثْنَيْنِ اللَّهُ ثَالِثُهُمَا

Abu Bakar Siddiq berkata kepada Nabi Saw : Andaikan salah satu dari mereka melihat ke arah kedua kakinya, pasti mereka melihat kita. Nabi Saw berkata kepadanya : apa yang kau sangka wahai Abu Bakar dengan dua orang, maka Allah adalah yang ketiga (Muttafaq Alaih). 

Contoh nilai-nilai moral yang tampak pada peristiwa hijrah adalah nilai amanah dan mengembalikan hak kepada pemiliknya, Nabi Saw telah dikenal dengan keamanahannya, dimana penduduk Makkah menitipkan amanah mereka kepada beliau, maka ketika beliau hendak berhijrah, beliau memerintahkan Ali RA untuk mengembalikannya. Al Quran menegaskan dalam sebuah ayat tentang pemeliharaan amanah: 

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا ‌الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya (An Nisa 4: 58). Tanpa memandang kepada agama dan keyakinan pemberi amanah, seorang ulama berpendapat : 3 hal dapat menunjukkan kepada kebaikan dan lainnya : amanah, janji dan silaturrahim (Tafsir Ar Razi 10/109)

Sebagaimana hijrah nabi menetapkan prinsip-prinsip kemanusiaan dan menegaskan arti toleransi kepada non muslim, tercermin ketika :

اسْتَأْجَرَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَبُو بَكْرٍ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أُرَيْقِطٍ؛ لِأَمَانَتِهِ وَمَهَارَتِهِ؛ لِيَدُلَّهُمَا عَلَى الطَّرِيقِ، وَكَانَ مِنْ غَيْرِ الْمُسْلِمِينَ

 “Rasulullah Saw dan Abu Bakar RA menyewa Abdullah bin Uraiqidh karena keamanahan dan kepandaiannya, agar ia menjadi penunjuk jalan, walaupun ia seorang non muslim” (Bukhari 2263)

Jadi, hijrah nabi merupakan cikal bakal sebuah masyarakat baru yang produktif, yang berlandaskan dasar-dasar keimanan, nilai-nilai moral dan partisipasi dalam kemanusiaan.

Ya Allah, jadikanlah tahun ini sebagai tahun kebaikan dan kebahagiaan, tahun kemakmuran dan pertumbuhan, tahun kesehatan dan keselamatan.

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

 

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ

Kaum mukminin yang mulia : Nabi Saw telah menanamkan nilai-nilai pemaafan dan toleransi, kasih sayang dan hidup rukun dalam masyarakat Madinah Al Munawwarah, dan perdamaian merupakan ajakan pertama yang dikumandangkan oleh Rasulullah Saw, disebutkan dalam sabdanya : 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ

“Wahai manusia tebarkan salam” (At Tirmidzi 2485 dan Ibnu Majah 1334).

Beliau menganjurkan pada persatuan dan kesatuan sehingga Allah menyatukan jiwa penduduk Madinah hingga tersebarlah perdamaian pada masyarakat: 

وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ

“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)” (Al Anfal 8 : 63). Nilai-nilai pemaafan, cinta dan kasih sayang menyebar luas, sehingga masyarakat menjadi satu barisan, ibarat sebuah bangunan yang kokoh, hal ini sebagai bentuk pewujudan sabda Rasulullah Saw : 

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

“Muslim yang sempurna adalah yang manusia lainnya selamat dari ucapan dan perbuatannya dan seorang muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah” (Muttafaq ‘Alaih, lafal Ahmad 7285)

 

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دَوْلَةِ الْإِمَارَاتِ خَيْرَهَا وَهَنَاءَهَا. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ.اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْعَالَمِينَ الْوَبَاءَ، وَاشْفِ الْمُصَابِينَ بِهَذَا الدَّاءِ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ، يَا مُجِيبَ الدُّعَاءِ

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ؛ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

KHOTBAH JUM-AT: Teman Buruk & Narkoba

Khotbah Jum’at, 20 Dzul Hijjah 1442 H / 30 Juli 2021 M 

Teman Buruk & Narkoba

 

Khotbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَمَرَنَا بِمُصَاحَبَةِ الْأَخْيَارِ، وَنَهَانَا عَنْ مُجَالَسَةِ غَيْرِهِمْ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ: (الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ)( ) Kaum mukminin yang mulia : Rasulullah Saw bersabda :

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ؛ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحاً طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ؛ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً “Perumpamaan teman yang shalih dan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dan pandai besi, penjual minyak wangi mungkin memberimu atau kamu bisa membeli minyak wangi darinya, atau kamu mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) membakar bajumu atau kamu mendapatkan bau asapnya yang tak sedap” (Muttafaq ‘Alaih). Jadi yang namanya teman boleh jadi ia menunjukkanmu pada kebaikan dan kebajikan atau justeru membawamu pada keburukan dan kejahatan. Nabi kita Saw telah menganjurkan kita agar berteman dengan teman yang baik dan menjauhi teman yang buruk, disebutkan dalam sabdanya :

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ “Seseorang itu tergantung pada agama temannya, maka hendaknya salah satu dari kalian memperhatikan dengan siapa ia berteman” (Abu Daud 4833 dan At Tirmidzi 2378). Sesungguhnya cara yang paling banyak mengantarkan seseorang terjebak dalam penyalahgunaan dan kecanduan Narkoba adalah berteman dengan teman yang buruk, sebagaimana 95% dari mereka yang jatuh ke dalam perangkap Narkoba merupakan korban dari pertemanan, pergaulan serta ketundukan pada teman yang buruk, jadi sudah merupakan tanggung jawab kita sebagai ibu bapak, para pejabat & para guru terhadap para pemuda adalah memperhatikan perkembangan kesadaran beragama dan akhlak mereka, mengenal teman-teman mereka dan memberikan arahan mereka agar memilih teman yang baik, hal ini sebagai pengamalan sabda Nabi Saw :

لَا تُصَاحِبْ إِلَّا مُؤْمِنًا

Janganlah kau bersahabat kecuali dengan orang beriman” (Abu Daud 4832 dan At Tirmidzi 2395)

 

Dan hendaknya kita mempersiapkan suasana keluarga yang damai, lingkungan yang cocok untuk berkomunikasi dan berdialog dengan mereka, agar kita mampu menjauhkan mereka dari penyalahgunaan dan kecanduan Narkoba serta menghindarkan mereka dari bahaya teman yang buruk, karena 90% dari pengguna Narkoba disebabkan pengaruh teman, karena mereka tidak mendapatkan keluarga dan hubungan kekeluargaan yang kuat. Ingat anak-anak kita adalah amanah, melindungi mereka merupakan kewajiban dan tanggung jawab kita.

نَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى أَنْ يَحْفَظَ أَبْنَاءَنَا، وَيُدِيمَ الِاسْتِقْرَارَ عَلَى أُسَرِنَا، وَالطُّمَأْنِينَةَ فِي مُجْتَمَعِنَا، وَأَنْ يَحْرُسَ وَطَنَنَا Marilah kita memohon kepada Allah Swt agar melindungi anak-anak kita, melanggengkan stabilitas keluarga kita, memberikan ketentraman kepada masyarakat kita dan menjaga Negara kita.

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ Kaum mukminin yang mulia : Pasal 43 UU Narkotika; membebaskan pecandu dari pertanggung jawaban pidana jika ia atau salah satu dari kerabatnya mengajukan permintaan rehabilitasi, maka segeralah menghubungi Pusat Rehabilitasi Nasional pada Nomor (8002252); dan pusat-pusat terkait lainnya; bila salah satu dari anak-anak kita menunjukkan tanda-tanda kecanduan; agar hidupnya terselamatkan dan masa depannya terlindungi, dan marilah kita laporkan para pengedar kepada otoritas terkait agar semua terlindungi dan agar kejahatan mereka tercerabut sampai ke akar-akarnya, dengan demikian kita telah menjadi pelindung bagi anak-anak kita, menjadi pelindung yang kuat pertahanan Negara kita, serta menjadi penyokong upaya nasional pengintegrasian sosial orang-orang yang telah pulih dari kecanduan Narkoba serta menginvestasikan keterampilan mereka.

 

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دَوْلَةِ الْإِمَارَاتِ خَيْرَهَا وَهَنَاءَهَا. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْعَالَمِينَ الْوَبَاءَ، وَاشْفِ الْمُصَابِينَ بِهَذَا الدَّاءِ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ، يَا مُجِيبَ الدُّعَاءِ عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ؛ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

KHOTBAH JUM-AT: Hari Raya Kita, Hari Dipenuhi Ketaatan dan Keteladanan

Khotbah Idul Adha, 10 Dzul Hijjah 1442 H / 20 Juli 2021 M

Hari Raya Kita, Hari Dipenuhi Ketaatan dan Keteladanan

Khotbah Pertama

 

اللَّهُ أَكْبَرُ      اللَّهُ أَكْبَرُ           اللَّهُ أَكْبَرُ

اللَّهُ أَكْبَرُ         اللَّهُ أَكْبَرُ           اللَّهُ أَكْبَرُ

اللَّهُ أَكْبَرُ        اللَّهُ أَكْبَرُ   اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى صَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيمًا كَثِيرًا([1])

Kaum mukminin yang mulia : kami ucapkan selamat Hari Raya Idul Adha, hari yang paling agung dan mulia di sisi Allah (Abu Daud 1765). Di dalamnya kita mengagungkan syiar-syiar Allah, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan semua perbuatan yang dicintai dan diridhai-Nya, di antaranya dengan menunaikan syiar shalat Id dan syiar penyembelihan hewan kurban yang telah disyariatkan oleh Allah dalam firman-Nya :

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah” (Al Kautsar 108 : 2). Disyariatkan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk keteladanan kepada bapak para nabi, yaitu Ibrahim AS, dimana beliau menceritakan mimpinya kepada anaknya Islamil AS, beliau sebagai anak yang berbakti tidak ragu-ragu dalam menyambut perintah Tuhannya serta demi mentaati perintah bapaknya, seraya berkata :

يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (As Shaffat 37 : 102). Ketaatan dan baktinya dibalas oleh Allah dan dijadikan penyembelihan kurban sebagai sunnah hingga hari kiamat, begitulah di antara balasan anak-anak yang berbakti terhadap orang tua mereka, mereka menghargai, menghormati, mentaati perintah mereka dan memilih ucapan yang paling lembut dan paling halus ketika berbicara kepada mereka, hal ini sesuai dengan perintah Allah :

وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (Al Isra’ 17 : 23). Begitu pula cara menghargai orang-orang mulia, orang yang lebih tua dan orang-orang yang berkedudukan, yaitu dengan menempatkan mereka sesuai kedudukannya serta menghargai keutamaan mereka, Nabi Saw bersabda :

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua” (At Tirmidzi 2043 dan Ahmad 6937). Ya Allah, ampunlah kami dan kedua orang tua kami, kasihanilah mereka sebagaimana keduanya telah mengasihi kami saat kami kecil, langgengkanlah keceriaan di rumah kami, kebahagiaan pada keluarga kami, kegembiraan pada Negara kami dan jadikanlah hari raya kami hari raya penuh kebahagiaan.

 

اللَّهُ أَكْبَرُ      اللَّهُ أَكْبَرُ           اللَّهُ أَكْبَرُ

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ      وَاللَّهُ أَكْبَرُ         وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khotbah Kedua

اللَّهُ أَكْبَرُ      اللَّهُ أَكْبَرُ           اللَّهُ أَكْبَرُ

اللَّهُ أَكْبَرُ         اللَّهُ أَكْبَرُ           اللَّهُ أَكْبَرُ

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سيِّدَنَا مُحمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

Saudara-saudaraku yang berbahagia dengan hari raya : sesungguhnya hari ini merupakan hari silaturrahim dan kebaikan, hari pemberian dan kedermawanan, dimana kita menyambung tali silaturrahim kita, berbuat baik kepada tetangga kita, memperluas rezeki kepada keluarga kita, membawa keceriaan dalam rumah tangga dan menyebarkan kesenangan pada masyarakat kita dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan tindakan prefentif  agar semua dapat menikmati kesehatan dan keafiatan.

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى خَيْرِ الْأَنَامِ، سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْكِرَامِ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دَوْلَةِ الْإِمَارَاتِ خَيْرَهَا وَهَنَاءَهَا. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ. اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْعَالَمِينَ الْوَبَاءَ، وَاشْفِ الْمُصَابِينَ بِهَذَا الدَّاءِ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ، يَا مُجِيبَ الدُّعَاءِ

عِبَادَ اللَّهِ: قُومُوا مَغْفُورًا لَكُمْ بِإِذْنِ اللَّهِ تَعَالَى، وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ



([1])  صلاة عيد الأضحى المبارك الساعة 2: 6 حسب توقيت مدينة أبوظبي. 

KHOTBAH JUM-AT: 10 Hari Dzul Hijjah

 Khotbah Jum’at, 28 Dzul Qa’dah 1442 H / 09 Juli 2021 M

10 Hari Dzul Hijjah

Khotbah Pertama

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِعَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ، وَفَضَّلَ الْعِبَادَةَ فِيهَا عَلَى سَائِرِ الْأَوْقَاتِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ: (وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ)()

Kaum mukminin yang mulia : Allah bersumpah dengan 10 hari Dzul Hijjah, karena kemuliaan dan keagungan kedudukannya, disebutkan dalam firman-Nya : 

وَالْفَجْرِ‏* وَلَيالٍ عَشْرٍ

“Demi fajar, dan malam yang sepuluh” (Al Fajr 89 : 1-2). Hari-hari itu merupakan hari terbaik di dunia, Rasulullah Saw bersabda : 

أَفْضَلُ أَيَّامِ الدُّنْيَا أَيَّامُ الْعَشْرِ

“Sebaik-baik hari dunia adalah sepuluh awal bulan Dzul Hijjah” (Al Bazzar, Al Haitsami dalam kitab Majma’ Az Zawaid (4/17) perawinya terpercaya). Nabi Saw menganjurkan kita untuk menggunakan hari-hari penuh berkah tersebut untuk memperbanyak ketaatan dan berbuat kebajikan, disebutkan dalam sabdanya : 

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ

“Tidak ada amalan shalih yang lebih dicintai Allah daripada beramal di hari-hari yang sepuluh” (At Tirmidzi 757). Para sahabat RA dan para ulama bersungguh-sungguh pada hari-hari tersebut dengan memperbanyak baca Al Quran, berdzikir, bertakbir, shalat nawafil, berpuasa, bersedekah dan berdoa, sesuai dengan firman Allah : 

وَيَذْكُرُوا اسْمَ ‌اللَّهِ ‌فِي ‌أَيَّامٍ ‌مَعْلُومَاتٍ

“Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan” (Al Hajj 22 : 28). Ibnu Abbas RA berpendapat : maksudnya hari-hari sepuluh, hal ini sesuai dengan petunjuk Rasulullah Saw, dimana beliau bersabda : 

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الْعَمَلِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ، وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

“Tidak ada hari yang paling agung dan lebih dicintai oleh Allah untuk berbuat didalamnya melebihi sepuluh hari (Dzul Hijjah) ini, maka perbanyaklah Tahlil, Takbir dan Tahmid pada saat itu” (Ahmad 5575)

 

Mari kita mohon kepada Allah, agar kita diberikan taufiq untuk memaksimalkan amalan di hari-hari 10 Dzul Hijjah, dan semoga kita tercatat mendapatkan balasan yang agung

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ

Kaum mukminin : sesungguhnya seorang mukmin dianjurkan memanfaatkan 10 hari Dzul Hijjah dengan ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah, yaitu dengan memulai harinya dengan shalat Fajr berjamaah, dilanjutkan dengan dzikir, berdoa dan menjaga penunaian shalat tepat waktu, memperbanyak shalat nawafil, berpuasa semampunya, berbagi sedekah dan berdzikir kepada Allah sepanjang waktu. Rasulullah Saw ditanya oleh seseorang : 

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ، قَالَ: ‌لَا ‌يَزَالُ ‌لِسَانُكَ ‌رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ

“Beritahu aku sesuatu yang dapat aku jadikan sebagai pegangan. Beliau menjawab : jaga lidahmu selalu basah dengan berdzikir kepada Allah” (At Tirmidzi 3375 dan Ibnu Majah 3793)

 

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دَوْلَةِ الْإِمَارَاتِ خَيْرَهَا وَهَنَاءَهَا. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ

اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْعَالَمِينَ الْوَبَاءَ، وَاشْفِ الْمُصَابِينَ بِهَذَا الدَّاءِ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ، يَا مُجِيبَ الدُّعَاءِ

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ؛ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ