Saturday, December 31, 2011

Falsafah-falsafah Baru oleh Mr. Q

Tentang Cinta;

"Cinta pada kekasih tidak ada yang abadi, yang abadi adalah kenangannya". oleh Nasuki, September 2011


Keterangan;

Banyak orang mempercayai bahwa cinta dengan kekasih merupakan cinta yang abadi, anggapan itu merupakan anggapan yang tidak tepat, anggapan ini akan menyebabkan seseorang terlena akan 'cinta'. Yang paling terasa apabila ini dibuktikan dengan bukti-bukti berikut ini;

1. Cinta yang besar putus ditengah jalan.

Sungguh bagi seseorang yang sedang dimabuk cinta, sebut saja cinta pertama, putus cinta merupakan suatu bencana hidup yang dapat terasakan sampai yang paling menghancurkan. Terkadang si korban sampai menghilangkan nyawa si lawan yang dicinta, atau bahkan menghilangkan nyawanya sendiri. Namun ada pula yang tetap termenung dalam waktu yang lama memikirkan si dia yang telah meninggalkannya.

Yang akan menjadi jawaban bahwa perasaan cinta itu tidak abadi adalah yang terjadi pada kondisi yang terakhir diatas. Seseorang setelah putus cinta suatu saat mendapatkan pasangan pengganti, sebutlah cinta kedua dengan kenyataan hidup yang ada, maka sampailah pada suatu kesepakatan bahwa hubungannya akan dilanjutkan sampai ke pelaminan. Selang beberapa waktu mereka mempunyai keturunan dan hidup manis layaknya satu keluarga yang kokoh.

Biasanya seseorang yang pernah mencintai orang lain tentu mempunyai suatu kenangan manis yang tidak bisa dilupakan, katakanlah kenangan itu adalah tersangkut pada hal-hal tertentu misalnya pada sebuah lagu. Suatu kenangan apabila ada peristiwa serupa akan mengakibatkan si dia dari cinta pertama (yang lalu) akan terbayang walaupun kenyataannya sekarang sudah berkeluarga anak-beranak akantetapi tetap saja bayangan si dia dari cinta yang lalu selalu menjelma, namun demikian ketika setelah sadar akan kondisinya yang sedang berkeluarga, maka bayangan itu akan dilupakan. Sehingga yang ada adalah cinta kepada keluarga bukan cinta kepada yang ada pada cinta pertama tadi. Cinta pertamanya sudah putus, namun bayangan karena adanya kenangan yang abadi yang tetap menyangkut di dalam memori seseorang itu menyebabkan seseorang tidak dapat melupakannya, karena bagi orang yang berakal sehat tidak akan mengorbankan keluarganya demi kenangan cinta pertamanya tadi dengan mengenangnya secara terus menerus melebihi mengingat keluarganya saat ini.

Untuk itulah, apabila seseorang pernah menjalin cinta dengan seseorang, usahakan untuk tidak berkomunikasi dengan cara apapun termasuk dengan sengaja mendengarkan lagu kenangannya, atau bertemu, karena dengan adanya komunikasi atau pertemuan itu menyebabkan cinta yang sudah putus akan terjalin kembali yang secara substansial diakibatkan oleh kenangan yang masih melekat pada keduanya, apalagi ketika berkomunikasi saling mengingatkan tentang kenangan di masa lalunya.

2. Cinta yang dilanjutkan sampai berkeluarga

Karena keyakinan tentang jalinan cinta yang tulus, suci, besar dan agung kepada seorang kekasih, sehingga meyakini bahwa cintanya akan abadi, maka akal pikirannya sudah tidak dapat lagi menerima yang lain, baik itu berupa nasehat untuk memutus cintanya disebabkan karena si penasehat melihat adanya suatu kelemahan tentang jalinan cintanya, misalnya masalah status sosial atau perbedaan agama/keyakinan, perbedaan usia yang tidak layak dan lain sebagainya, bahkan tidak menerima yang lain yang lebih layak untuknya. Akhirnya cinta itu menyebabkan suatu perkawinan dan terjalinlah sebagai suatu keluarga rumah tangga dengan anak dan hidup seperti layaknya satu keluarga yang kokoh.

Setelah mengarungi hidup berkeluarga dengan si dia dengan cinta yang agung tadi, sampailah pada suatu titik waktu dimana kesadaran akal pikiran mulai melebihi perasaan cinta butanya selama ini. Itu bisa disebabkan karena kehadiran anak-anaknya, atau akibat adanya perbedaan yang selalu menghantui ketika itu tertutup karena cinta yang ia yakini sebagai cinta tulus dan akan abadi, dan ketika sampai suatu saat rasa cinta yang agung tadi benar-benar punah berganti pada kasihan (sebut saja kekasih berubah menjadi kasihan).

Jadi, di sini sebenarnya tidak ada cinta lagi, yang ada hanyalah kasihan, baik terhadap lawan cintanya atau kepada keluarganya, sehingga kebersamannya sekarang bukan lagi seperti dulu karena cinta tetapi berubah dikarenakan sebab-sebab yang lain. untuk itulah tidak ada lagi yang namanya cinta, sehingga cinta itu tidak abadi.

Tentang Kehidupan;

1. "Sorak-sorai penonton pada suatu pertunjukan musik tidak tergantung pada suara merdu penyanyi atau keselarasan alunan musik yang dimainkan, tetapi sesungguhnya tergantung pada siapa yang bernyanyi atau memainkan musik itu". Oleh Nasuki, Nopember 2011

Substansi dari falsafah ini berhubungan dengan stereotype yang terjadi pada kehidupan kita sehari-hari.

Sebagai contoh;
Seorang penyanyi lagu daerah, katakanlah daerah Jawa disebut sinden, dan ketika bernyanyi disebut berkidung, sedangkan lagunya disebut kidung. Ada seorang sinden kampung kebetulan seorang pria sedang mengadakan pertunjukan dalam suatu hajatan pada seorang keluarga yang mempunyai saudara pejabat kelas atas. Penyanyi pria itu katakanlah dikenal dengan nama Pak Sinden karena merdu suaranya. Setelah kidung yang dinyanyikan Pak Sinden usai terdengar sorak-sorai tepukan penonton terdengar tidak terlalu riuh bahkan penonton terasa ogah-ogahan, sepertinya biasa saja perasaan penonton mendengarkan kidung dari Pak Kidung ini, pada hal suaranya.., aduh.., merdu sekali.

Sesaat kemudian tibalah acara sumbang kidung, dan yang akan menyumbang untuk berkidung adalah saudara dari tuan rumah yang datang pada hajatan itu, yaitu seorang Bupati misalnya. Si Pak Bupati ini ingin berkidung untuk mengenang masa remajanya dulu ketika hidup di desa ini, maka berkidunglah ia. Setelah kidungannya selesai, ternyata tepukan orang yang menyambutnya sungguh luar biasa, jauh melebihi tepukan yang didapat oleh Pak Sinden yang suaranya jauh lebih merdu. Bahkan ada pendengar yang mengeritik bahwa suara berkidung dari Pak Bupati jika dibandingkan dengan suara Pak Sinden bagai bumi dan langit, akan tetapi sorak-sorai penonton masih berpihak kepada Pak Bupati bukan karena suaranya, karena ia seorang Bupati.

Contoh yang lain adalah, seorang yang tidak mempunyai kendaraan sendiri untuk menuju ke tempat kerjanya yang jauh harus naik kereta api. Sebetulnya keadaan orang ini merupakan keadaan umum terjadi di setiap kota besar, sehingga masalah mereka tidak akan ada yang memperdulikannya.

Suatu saat ada seorang pejabat baru yang naik kereta api menuju ke kantornya, maka semua orang menaruh perhatian kepada pejabat itu, termasuk juga wartawan, dan peristiwa ini sampai dimuat sebagai berita utama pada setiap berita media masa. Terlepas apa tujuan si pejabat itu, apakah ia ingin mempopulerkan diri, atau memang ingin merasakan bagaimana rasanya naik kereta api saat menuju ke kantor atau karena jalan menuju kantonya sedang terganggu.

Secara ekonomi sebetulnya yang mempunyai masalah adalah orang-orang yang selalu naik kereta api ke kantornya karena tidak bisa membeli kendaraan dibanding dengan seorang pejabat yang tidak pernah mempunyai masalah terhadap kendaraan pribadinya. Namun kenapa justru pejabat yang mendapatkan perhatian daripada orang yang tidak mempunyai kendaraan sendiri itu?. Jawabannya karena ia seorang pejabat.

Jadi, perhatian (baca sorak-sorai) bukanlah tergantung dari substansi masalah yang dilakukan tetapi tergantung dari siapa yang melakukan, walaupun tidak mempunyai masalah.

2. "Positive thinking tetapi tidak logis adalah lebih rendah derajadnya daripada negative thinking tetapi logis". Oleh Nasuki, Januari 2012

Falsafah ini berkenaan dengan dukungan kepada sesuatu apakah kepada seseorang, barang, organisasi atau yang lainnya.

Misalnya seperti peristiwa dukungan kepada mobil rakitan murid-murid Esemka. Semua orang mendukungnya agar mobil hasil rakitan murid-murid SMK itu agar dijadikan sebagai 'Mobil Nasional' atau Mobnas. Dukungan para pendukung itu merupakan sesuatu hal yang positip, tetapi mereka tidak melihat substansi yang sebenarnya, yaitu bagaimana bisa hasil rakitan murid-murid SMK akan dijadikan mobil nasional?. Tidakkah mereka itu sadar bahwa SMK itu merupakan suatu tempat untuk mendidik bukan untuk berproduksi?. Bukankah pengetahuan murid-murid itu sangat terbatas terutama dari segi rekayasa atau rancang bangun? Sehingga apa yang mereka lakukan didalam merakit mobil itu tidak mereka mengerti secara teknologi rekayasa?.

Lain halnya bagi mereka yang mengetahui duduk persoalannya bahwa merancang sampai dengan membuat suatu mobil merupakan suatu pekerjaan yang kompleks, sehingga murid-murid SMK tidak layak untuk menciptakan suatu mobil yang sesuai dengan persyaratan yang seharusnya, makanya orang-orang yang begini ini tidak akan mendukungnya (baca berpikiran negatip).

3. Carilah kedamaian, bukan kebahagiaan”. Catatan pendek di dinding kamarku dulu.

Catatan ini diambil dari seorang teman kampung sepermainan ketika aku masih SMP. Aku tidak mengetahui dari mana ia dapatkan falsafah ini, tetapi maknanya bagiku sungguh mendalam dan aku memakainya sejak saat itu.

Perbedaan antara kedamaian dan kebahagiaan adalah; kedamaian adalah perasaan senang karena suatu keberhasilan dan tidak ada satupun yang merasa dirugikan dengan apa yang sedang atau sudah dilakukan baik dirinya sendiri, orang lain atau lingkungan sekitarnya, sedangkan kebahagiaan adalah satu perasaan senang ketika mendapatkan sesuatu yang diharapkan tanpa memperdulikan akibat terhadap yang lainnya.

Contoh kedamaian:
Untuk mendapatkan uang yang cukup agar mampu membeli sebuah rumah, maka dilakukanlah bekerja dengan baik dan menabung, lalu setelah uang muka terkumpul, maka datanglah ke developer untuk membeli sebuah rumah melalui Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Setelah itu dimilikilah sebuah rumah dan lalu merasa senang dan bahagialah ia beserta anggota keluarganya. Uang yang didapat adalah dengan bekerja sungguh-sungguh dan jujur, lalu menabungkan uang dari hasil gajinya, kemudian membeli sebuah rumah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya yaitu dengan mengangsur melalui KPR pada suatu bank. Semuanya adalah menurut kewajaran yang seharusnya.

Contoh Kebahagiaan:
Untuk dapa memasuki Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seseorang harus lulus mengikuti ujian masuk PTN yang dilakukan oleh pihak yang berwenang. Menjadi mahasiswa di salah satu PTN favorit merupakan suatu kebanggan tersendiri, sehingga ketika diterima di PTN senangnya (baca bahagianya) bukan kepalang. Untuk mendapatkan itu ada orang yang melakukannya bukan sebagaimana seharusnya, misalnya dengan melakukan suatu kecurangan yang tentunya akan merugikan yang lainnya. Di sini perasaan senang (bahagia) yang didapat sesungguhnya hanya bagi dirinya sendiri, tetapi sesungguhnya ada pihak-pihak lain karenanya yang dirugikan. Tetapi yang menjadi titik beratnya bukan karena kerugian terhadap pihak lain melainkan ketidak perdulian terhadap pihak lain dengan lebih mengutamakan kesenangannya sendiri(selfish).

Jadi, kedamaian suatu perasaan senang karena tindakan yang dilakukan tanpa merugikan yang lainnya karena dilakukan sewajarnya, sedangkan kebahagiaan adalah perasaan senang karena tindakannya tanpa memperdulikan yang lainnya apakah akan merugikan yang lain atau tidak.

4. “Sesuatu yang khusus hanya akan jatuh atau dianugerahkan kepada orang-orang khusus pula”. Oleh Nasuki Marsali

Apapun di dunia ini yang dinilai khusus oleh lingkungan, budaya, agama, sosial, pekerjaan dan lain sebagainya tidak akan pernah dimiliki oleh orang biasa, mereka akan dimiliki oleh orang-orang khusus pula. Walaupun jika ada orang biasa yang sedang memiliki sesuatu yang dinilai khusus dipastikan sesuatu itu akan lepas kembali meninggalkannya untuk menuju kepada orang khusus yang akan memilikinya untuk selamanya. Ini merupakan hukum sebab-akibat juga.

Contoh:
Nomor Hand Phone (HP) bagus (khusus), misalnya nomor 5555555 tidak akan pernah dimiliki oleh orang biasa, seandainya terjadi, maka orang biasa itu akan merasa tidak enak dan berhasrat untuk memindah tangankan dengan cara menjualnya misalnya, kepada orang khusus yang berkemampuan khusus didalam memiliki dan memeliharanya. Demikian pula jika ada wanita jelita (luar-dalam) atau pria perkasa (berkuasa dan berharta) tidak akan jatuh untuk dimiliki oleh orang-orang biasa pula, mereka akan dimiliki oleh orang-orang khusus pula.

Di sini ada semacam refleksi yang mengindikasikan bahwa apa yang ada (dimiliki) pada seseorang tentang sesuatu merupakan tingkat (derajad) dari orang tersebut.

5. “Aku percaya bahwa titik nol kehidupanku bukan dimulai sejak aku dilahirkan oleh ibuku, tetapi sejak terbetuknya alam semesta ini. Jikalau aku tidak memanfaatkan sebaik mungkin kehidupanku ini, maka aku sedang mengabaikan diriku sendiri sejak dari titik nolku”. Catatan pribadi terinspirasi dari salah satu buku bacaan tentang kehidupan.

Substansi dari Filosofi ini agar senantiasa memberi motivasi terhadap kehidupanku setiap hari, karena motivasi itu bisa kuat bahkan akan hilang kalau sedang kehabisan bahan bakar. Untuk itu terkadang seseorang merasa tidak bersemangat didalam hidupnya. Dengan adanya motivasi, maka arti kehidupan yang akan diraih selalu mempunyai bahan bakar dan bukan mesinnya.

Pada prinsipnya kejadian di alam semesta ini merupakan kejadian sebab-akibat dengan meniti pada titik-titik keteraturan dan berurutan. Semuanya mempunyai pola yang sama. Seperti Efek Domino saja, kejadian akhir tergantung dari kejadian sebelumnya dan demikian seterusnya.

Katakanlah; apabila salah satu dari nenek-moyang seseorang yang sedang hidup sekarang dimangsa oleh binatang pemangsa saat itu, lalu nenek-moyang itu tidak akan pernah bertemu dengan nenek-moyang yang lainnya, maka tidak akan menyebabkan lahirnya keturunan-keturunan lainnya sampai pada orang itu ada sekarang ini. Demikian pula dengan kehidupan di bumi ini, seandainya salah satu partikel yang menyebabkan terbentuknya bumi ini melesat ke arah yang lain atau ada meteor besar lain benabrak bumi dan menyebabkan terpengaruhnya permukaan bumi ini, maka bumi ini tidak akan pernah ada seperti sekarang ini, dan ini tentu akan mempengaruhi kehidupan yang ada sekarang juga.

6. "Sesungguhnya kawan itu juga yang menentukan masa-depanmu, untuk itu pilihlah kawan yang baik" oleh Nasuki Marsali


Tentang Pekerjaan

"Aku tidak akan mencari uang didalam bekerja, biarlah uang yang mencari diriku" oleh Nasuki Marsali, 17 April, 2012.

Tentamg Keuangan


“Rajin-rajinlah menabung ketika anak-anak masih kecil, karena setelah mereka sudah tumbuh besar banyak kebutuhannya”. Nasehat dari ayah salah seorang temanku. 






Friday, December 30, 2011

Mubadala 2011

Tanwin Jadi Volunteer

Ini merupakan tahun ke dua Tanwin menjadi pekerja sukarela di Mubadala World Tennis Championship, acara pertandingan tennis tahunan yang diadakan oleh Mubadala Group dari Abu Dhabi yang diselenggarakan pada penghujung akhir tahun yaitu untuk tahun ini dimulai dari tanggal 29 sampai dengan 31 Desember. Sedangkan untuk tahun-tahun sebelumnya dimulai pada tanggal 29 Desember sampai dengan 1 Januari tahun berikutnya. Kerja Sukarela (volunteer) disini setiap anggota mendapatkan 2 kaos, 1 jaket, 1 celana tiga per empat dari sponsor dan uang saku untuk makan atau minum berupa kupon bagi Tanwin seharga 60 Dirham sehari. Pertandingan ini mengundang pemain papan atas kelas dunia, pemain yang mempunyai ranking 1 sampai dengan 10 Association Tennis Professional(ATP). Untuk tahun ini diikuti oleh Novak Djokovic, Rafael Nadal, Roger Federer, David Ferer, Gael Monfil, dan Jo-Wilfred Tsonga.
Alarm dari Black Barryku berdering bemberitahu aku bahwa hari ini, taggal 28 Desember Tanwin harus melakukan kunjungan lapangan sebagai pengenalan akhir untuk acara pertandingan tennis yang akan diadakan oleh Mubadala mulai besok pagi. Pengenalan lapangan selama 1 jam ini dibagi/ada 2 kelompok, kelompok pagi mulai pukul 8:00 dan kelompok sore mulai pukul 18:00. Tanwin memilih kelompok sore, ini bagus, selain aku tidak harus ribet dengan waktu kerjaku yang dimulai sejak pukul 7 pagi, juga pada pukul 18:00 aku mempunyai waktu yang leluasa untuk mengantarnya ke Abu Dhabi International Tennis Complex, Zayed Sport City tempat pertandingan tennis akan diselenggarakan.
Aku parkir mobilku di tempat parkir yang bertuliskan 'For Royal/VIP', aku tidak melihat penjaga parkir yang sedang bertugas, aku berpikir bahwa tempat parkir ini secara official belum dimulai, maka aku dan Tanwin yang mempunyai kategori bukan orang Royal/VIP bebas saja menggunakan tempat parkir ini. Tempat parkir para pengunjung dibagi tiga bagian, untuk Royal/VIP, untuk VIP saja, dan untuk Public. Royal/VIP adalah bagi mereka para anggota Keluarga Kerajaan atau Pejabat Negara, VIP adalah bagi mereka dengan karcis utama dan official pertandingan, sedangkan Public adalah selain dari yang dua diatas. Jalan dari tempat parkir Royal/VIP menuju 'Tennis Village' harus melalui depan loket penjualan karcis. Sejenak aku ingat bahwa aku belum mempunyai karcis untuk menyaksikan salah satu pertandingan terutama untuk pertandingan hari kedua, dimana yang akan bertanding adalah Nadal dengan lawannya dan Federer dengan lawannya. Aku langsung saja menuju loket penjualan karcis dan aku mendapati jawaban dari orang yang ada didalam loket, bahwa penjualan karcis dibuka besok pagi mulai pukul 9:00. Sebelum ini aku pernah memesan karcis pertandingan ini secara 'on line' tidak berhasil karena pembelian melalui internet dengan kartu kreditku harus memasukkan nomor 'activation code' dimana aku tidak mempunyai saat ini, dan aku coba membeli melalui telepon juga tidak berhasil walaupun aku coba secara berulang-ulang.
Aku malas keluar kompleks 'Tennis Village' setelah mengantar Tanwin pada kelompoknya sore itu. Hari sudah mulai petang walaupun jam tanganku sudah menunjukkan sepuluh menit melebihi pukul delapanbelas. Azan Maghrib sudah terdengar sejak pukul 17:35 tadi, aku dan Tanwin sudah sholat Maghrib berjemaah berduaan di rumah.
Aku melihat sekeliling 'Tennis Village' semuanya kelihatan sudah siap untuk menerima tamu menyaksikan pertandingan besok. Pintu utama masuk 'Tennis Village' ada dua, pintu utara khusus untuk pengunjung VIP dan pintu selatan untuk umum, kedua pintu langsung berhadapan dengan tempat parkir, tentu parkir VIP berhadapan dengan pintu Utara dan parkir umum berhadapan dengan pintu Selatan. Sedangkan bagi Royal/VIP melalui pintu khusus dari parkir Royal/VIP melalui ruangan VIP. Dekorasi didalam 'Tennis Village' tidak ubahnya seperti yang berada di luar, tatanan warna didominasi oleh warna putih dan biru, merupakan warna utama dari maskot Mubadala. dari arah utara ada kios-kios dadakan yang menawarkan aneka barang, ada kios olahraga merek Wilson, kios mobil Land Rover dan pajangan mobil 4x4 model terbarunya serta pajangan gambar mobil terbuat dari semacam kawat berwarna merah diterangi lampu, kios Mubadala tempat aneka permainan game yang ada hubungannya dengan tennis, kios penjual makan dan minum The Kitchen, Arena Beverages, aneka minuman ringan dan sari buah dan lainnya. Gambar-gambar para pemain yang akan bertanding dipajang pada setiap dinding, gambar mereka kebanyakan sedang melakukan aksi memukul bola tennis, ada yang sedang melakukan servis, forehand, backhand, dan slice. Gambar-gambar dicetak besar berukuran kira-kira 2x3 meteran.
Ditengah 'Tennis Village' ini aku lihat Tanwin dan kelompoknya diberi pengarahan oleh 'Master'nya berkulit putih, tak sengaja aku menatap satu layar telivisi dekat teribun pintu utama sedang menyiarkan latihan Djokovic lawan Ferrer. Di 'Tennis Village' ini ada banyak telivisi yang siap menyiarkan langsung setiap pertandingan ini, orang yang tidak ingin masuk kedalam stadion bisa menyaksikan pertandingan melalui tevisi yang disediakan. Semua telivisinya mempunyai layar datar, ada telivisi berukuran raksasa (kira-kira 4x4 meteran) yang dipasang didepan deretan kursi tempat duduk kios makan-minum The Kitchen. Di depan pintu ada seorang yang berseragam seperti kebanyakan orang pada malam itu sedang keluar dari pintu utama yang sedang terbuka tidak dijaga itu. Aku bertanya kepada orang itu apakah sekarang masih bebas untuk masuk ke dalam Stadion Utama Tennis untuk menyaksikan Djokovic melawan Ferrer. Orang itu menjawab; 'Bebas'.
Didalam stadion tennis aku lihat semuanya sudah siap. Dua kamera ada dihadapan hakim sisi lain lapangan, sound system terdengar menggema ketika dicoba, telivisi ada pada keempat ujung sisi-sisinya, telivisinya bertuliskan 'Ectronically chalange facility available now', atribut-atribut dagang para sponsor bertebaran, mulai dari sponsor utama Mubadala sampai pakain olahraga Erke, bendera-bendera dari negara asal pemainpun sudah ditinggikan termasuk juga bendera Negara United Arab Emirates sebagai negara penyelenggara, pendeknya semuanya sudah siap.
Sungguh setiap pukulan-pukulan pemain tennis kelas dunia yang sedang aku saksikan malam ini luar biasa keras dan cepatnya, ini bisa aku kategorikan pukulan 'dahsyat', tidak seperti yang aku bayangkan ketika melihat mereka bertanding melalui telivisi. Selain itu gerakan-gerakan mengejar bola dan antisipasi arah bola sungguh luar biasa dahsyatnya. Jika aku membayangkan bagaimana aku dan kawan-kawanku bermain tennis, entahlah, nampaknya tidak ada kata yang bisa aku lukiskan, kami ini sepertinya mendekati nol, dan mereka seratus tingkatannya.
Aku pikir lumayan hari ini mendapatkan tontonan Djokovic melawan Ferrer secara cuma-cuma, entah berapa akhir skor yang mereka buat karena skornya dihitung pakai mulut saja tidak dimasukkan ke score-board, tetapi nampaknya Djokovic memenangkan latih tanding ini. Ferrer keluar arena lapangan setelah memberesi barang-barang bawaanya dengan dibantu seorang perempuan muda berambut pirang lurus yang tidak berseragam panitia, sedangkan Djokovic tetap tinggal didalam arena lapangan melanjutkan permainan sepak bola tennis dengan tiga orang lainnya. Sepak bola tennis ini baru aku lihat, ini cukup unik, dua pemain melawan dua pemain, semacam permainan tennis ganda tetapi menggunakan kaki, badan dan kepala kecuali tangan, bola diolah seperti dalam permainan sepak takraw tetapi bola boleh mental sebanyak dua kali ke dasar lapangan, ditahan, dioper kepada kawan untuk diumpankan agar disemesh. Aku tidak bisa menyaksikan lebih lama lagi permainan sepak bola tennis ini karena masih harus melakukan belanja mingguan untuk minggu ini setelah Tanwin selesai program acaranya malam ini.

Suasana Tahun Baru 2012 sudah mulai terasa di kantor, ketika pihak managemen mengumumkan bahwa pada tanggal 1 Januari, 2012 merupakan hari libur kantor, teman-teman kantor menyambutnya dengan gembira.
Hari ini aku berniat untuk masuk mulai pukul 8:00 saja di kantor, satu jam lebih lambat dari biasanya, karena hari ini Tanwin memulai hari kerja sukarela di Mubadala World Tennis championship yang akan dimulai pada pukul 8:00 juga menurutnya. Aku antar dia sampai pintu masuk yang ia inginkan, pintu masuk dari arah selatan 'Tennis Village', ia memintaku untuk dijemput pada pukul 20:00, setelah aku tanya ia menjawab bahwa pertandingan tennisnya selesai pada pukul 19:00 tetapi ia harus membereskan pekerjaannya dan akan keluar pada pukul 20:00. Kantorku selesai pada pukul 15:30, aku berpikir untuk apa pulang kemudian keluar lagi menjemput Tanwin, lebih baik aku menunggu di kantor sambil melakukan aktifitas pekerjaan kantor atau membaca berita dari internet kantor kemudian pada pukul 19:00 menuju ke Stadion untuk menjemput Tanwin.
Aku parkir mobilku di tempat parkir sebelah selatan stadion ditempat dimana Tanwin saya turunkan tadi pagi. Ada beberapa orang sudah mulai keluar stadion, aku berpikir bahwa pertandingan sedang akan usai untuk malam ini. Aku masuk 'Tennis Village', semakin banyak orang keluar melawan arahku sehingga aku harus mempercepat jalanku agar tidak terdesak. Aku duduk didepan kafetaria The Kitchen, salah satu kafetaria dari tiga kafetaria dadakan di luar stadion, karena diseberangnya ada telivisi berukuran raksasa enak bisa duduk sambil nonton telivisi siaran dari dalam stadion. Aku lihat gambar dalam telivisi sedang memancarkan stadion yang sudah kosong, ini berarti semua orang sudah keluar stadion dan pertandingan sudah usai. Aku memberi tahu Tanwin lewat pesan singkat SMS bahwa aku sedang duduk di depan kafetaria The Kitchen, lama setelah itu Tanwin membalasnya dengan huruf 'K' yang artinya 'OK'. Aku lihat banyak orang bule sedang anteri untuk membeli makanan atau minuman dari kafetaria The Kitchen. Aku melihat daftar menu dan harganya. Wow.., minta ampun harganya!. Hot dog plus kentang goreng dan soft dring diluaran biasanya dijual tidak lebih dari 15 Dirham di sini dijual 45 Dirham, Burger plus kentang goreng dan soft dring yang biasanya dijual diluaran seharga 20 Dirham disini dijual 50 Dirham, harga kentang goreng saja seharga 15 Dirham!!. Sejenak aku terbayang pada Tanwin, dengan uang saku 60 Dirham sehari, apa yang dapat ia beli?. Tanwin mengatakan bahwa ia membeli 2 swarma dan 1 kentang goreng, ia merasakan bahwa sekarang perutnya terasa kosong, lalu kami pergi ke restoran cepat saji di luar komplek stadion Zayed Sport City (ZSC), Kentucky Fried Chiken sebelum pulang ke rumah. Ia juga menuturkan bahwa hari ini ia datang terlalu pagi, orang pada datang mulai dari pukul 10:00 dan selama menunggu ia hanya membaca buku yang ia bawa Theory Of Knowledge (TOK), demikian ia mengkoreksi kesalahan waktu datangnya di hari pertama kerja sukarelanya.

Dapat Karcis

Satu jam sebelum kerja sukarela dimulai, Tanwin sudah bangun, biasanya ia bangun pukul 5:30 lalu melaksanakan shalat subuh kemudian tidur lagi sampai pukul 10:00. Hari ini merupakan hari kedua baginya bekerja sukarela dari tiga hari yang direncanakan, ia bangun satu jam lebih pagi dari biasa ketika hari libur sekolah. Setelah semua persiapan untuk hari ini ia lakukan, waktu tinggal limabelas menit untuk perjalanan menuju Stadion Tennis (ZSC). Aku mengharapkan konter penjualan karcis masuk sudah buka ketika aku sampai di sana. Ku parkir mobilku sama seperti tempat parkir umum kemaren malam ketika aku menjemput Tanwin. Cepat-cepat aku langsung menuju loket karcis setelah mengantar Tanwin. Aku lihat Tanwin menuju dan masuk lorong yang melingkar dibawah tribun stadion tennis, dan keadaan sekitar masih sepi dari kehadiaran pengunjung. Loket karcis sudah dibuka, dari empat lubang loket, dua lubang ada penjaganya. Aku menuju ke lubang yang dijaga oleh seorang perempuan usia tiga puluhan. Ia mengatakan bahwa karcis masih ada. Karcis dibagi beberapa katagori, mulai dari yang Primier Hospitality, katagori 1 dan terahir katagori 2. Pemegang karcis Primier Hospitality harus mengeluarkan biaya 1.300 Dirham per orang untuk hari pertama, 1.600 Dirham untuk hari kedua dan 2.000 Dirham untuk grand final. Mereka akan mendapatkan fasilitas tanya jawab dengan pemain sesuai jadwal setiap hari, makan dan minum gratis, tempat duduk paling depan, nonton telivisi kaca datar raksasa, dan tempat parkir VIP. Sedangkan dua kategori lainnya hanya mendapatkan fasilitas tempat duduk, keduanya berbeda, karcis kategori 1 harga perlembar mulai hari pertama sampai final 200, 300, 450 Dirham untuk anak dan 250, 350, 500 Dirham untuk orang dewasa tempat duduknya dibelakang Primier Hospitality dan kategori 2 di tribun paling belakang harga perlembar karcisnya mulai hari pertama sampai final 50, 150, 250 Dirham untuk anak dan 100, 200, 300 Dirham untuk orang dewasa.
Aku pilih untuk kategori 1 dihari ke dua sehingga aku harus membayar 350 Dirham. Aku merasa lega karena aku berhasil mendapatkan karcis untuk nonton tennis hari ini, karcis yang gagal aku beli melalui internet dan telepon, aku langsung keluar komplek stadion menuju kantor dan kemudian aku putuskan pulang ke rumah saja mengetik bloggerku sambil menunggu pertandingan dimulai pada pukul 15:00 nanti.

Menonton Pertandingan Tennis

Asik mengetik blogger waktu terasa begitu cepat, pengetikan hari ini belum selesai jam di dinding sudah menunjukkan mendekati pukul 14:00, cepat-cepat aku makan siang lalu melaksanakan shalat Dhuhur. Aku baru sadar kalau hari ini adalah hari Jum'at, aku lupa tentang hari ini, ini membuat aku tidak melakukan shalat Jum'atan di Masjid. Secepat kilat aku sudah sampai di komplek stadion ZSC, ku parkir mobilku bukan ditempat parkir umum, ada slot tepi jalan dekat stadion tennis yang masih longgar bisa aku masuki untuk tempat parkir mobilku, depan dan belakang slot ruas jalan dekat gedung tertutup depan stadion tennis ini sudah dipenuhi mobil-mobil yang diparkir sebelum aku datang. Aku terlihat tergesa-gesa sampai air minumku tertinggal di dalam mobil, aku ingat itu setelah aku berjalan lebih dari limapuluh meteran dari mobil, aku biarkan saja air minumku di mobil, toh hari ini cuacanya cukup dingin, maka air minum tidak terlalu dibutuhkan, demikian pikirku menuruti ketergesaanku.

Aku merasakan angin agak kencang, udara dingin semakin terasa dingin saja. Aku lihat banyak orang memakai jaket tetapi orang-orang bule tidak menggunakannya kecuali diikatkan pada leher atau pinggang mereka saja. Wah.., bule memang tahan dingin, atau karena masih siang sehingga mereka merasa gerah memakai jaket walaupun kondisi udara dingin dan berangin terasa semakin dingin ini.

Pintu Depan masuk stadion tennis berada di areal 'Tennis Village'. Ada beberapa orang sedang diperiksa memakai detector oleh sekuriti pada pintu masuk 'Tennis Village' yang dibagi menjadi empat jalur setiap pintunya. Aku keluarkan semua isi dalam kantong celana dan jaketku, lalu aku letakkan di atas meja sekuriti pintu, setelah sekuriti yang memeriksaku mengatakan 'Ok' lalu aku pungut kembali barang-barang yang aku keluarkan termasuk blackbarry, kunci mobil, dan dompet untuk aku kembalikan ke tempat masing-masing dalam kantong pakaianku. Di dalam 'Tennis Village' aku melalui pada sebuah meja berisi tumpukan majalah event yang dijaga oleh orang berpakain kondora, pakaian orang lokal Emirati, karena aku tidak tertarik aku lewatkan saja, dibelakangnya ada rak berisi koran yang disediakan secara cuma-cuma, di dalam rak ada koran olahraga 360, koran Ittihad berbahasa Arab. Aku pungut koran olahraga 360 saja, mungkin nanti akan aku baca sebagai pengisi waktu apabila diperlukan. Koran ini akhirnya aku tinggalkan diatas meja depan kios The Kitchen setelah isinya tidak aku sukai.

Suasana di dalam 'Tennis Village' sudah banyak orang yang sedang menuju ke dalam stadion tennis melalui pintu masuk mengantri seperti kereta api panjangnya. Sebagian yang lain duduk-duduk sambil menikmati makan atau minum dari kios-kios makan dan minum yang ada. Anak-anak kebanyakan mengunjungi tempat permainan game yang ada. Beberapa orang sibuk mengambil gambarnya berlatar belakang gambar-gambar besar para pemain tennis dunia yang akan bertanding yang dipasang behadapan dengan kios makanan dalam 'Tennis Village'.

Aku coba keluar antrian setelah aku merasa bosan dengan tetap menyimpan kedua tanganku dalam saku jaketku menghindari udara dingin. Seorang petugas bepakaian kondora mendekati aku dan mengatakan bahwa ada pintu masuk lain selain pintu kearah yang sedang diantri oleh orang-orang ini sambil ia menunjukkan dengan telunjuk jari kanannya ke tempat pintu yang dimaksud. Aku dapati pintunya dan jumlah orangnya tidak sebanyak pada pintu yang pertama aku temukan. Didalam stadion aku langsung 'clingak-clinguk' mengharapkan bertemu dengan Tanwin. Ia pernah bilang bahwa tugasnya di dalam stadion mengarahkan para penonton untuk menemukan tempat duduk mereka, tugasnya menunggu di pintu masuk nomor 6, sedangkan aku masuk dari pintu nomor 2 sesuai petunjuk yang ada dalam karcis masukku.

Aku dapatkan gadis seusia Tanwin menanyai tentang karcisku, ia membawa aku ke tempat duduk sesuai yang tertera pada karcisku. Aku melihat Tanwin berada di tribun yang sama tetapi di kategori 2 agak jauh dari tempat dudukku. Aku mencoba mendekatinya agar aku dapat mengambil gambarnya untuk aku kirimkan kepada Ibunya dan Ila yang saat ini sedang berada di Seattle Woshington, Amerika Serikat.

Aku perhatikan sekeliling tribun banyak orang yang sudah hadir, mereka sungguh beraneka warna, di sana ada beberapa bendera Serbia, Spanyol, dan Swiss sudah dipasang di depan deretan kursi penonton oleh masing-masing para pendukung yang akan bertanding, plakat-plakat warna putih, orange dan hijau dari karton bertuliskan warna hitam huruf Arab dan Latin dibawa oleh banyak orang. Plakat plakat bertuliskan Nadal, Djokovic dan Federer mendominasi daripada tulisan pesan-pesan lainnya. Sesaat kemudian Djokovic dan Federer sudah memasuki lapangan, mereka menyelinap diantara 'Ball Boys/Girls', hakim dan penjaga garis yang menunggunya sejak kira-kira sepuluh menit lalu. Kedua pemain bintang yang sedang ditunggu oleh penonton di dalam stadion ini langsung menuju ke kursi masing-masing yang sudah disediakan, Djokovic menuju kearah sebelah kiri hakim dan Federer ke sebelah kanan hakim. Serentak para penonton yang sudah tidak sabar bersorak-sorai. Federer membalas teriakan penonton dengan melambaikan tangan kirinya sambil tangan kanannya meletakkan tas bawaannya, sedangkan Djokovic tidak menghiraukan karena sibuk mengeluarkan raket dan minumnya dari dalam tas yang ia bawa. Mereka harus bertarung hari ini memperebutkan tempat final untuk besok siang, sedangkan yang kalah akan bertanding juga besok memperebutkan tempat ketiga. Federer terlihat kurus sekali tidak seperti tampaknya di dalam telivisi, demikian pula Djokovik, ia tampak lebih kurus daripada ketika terlihat didalam layar telivisi walaupun tidak sekurus Federer. Aku menyimpulkan bahwa pemain tennis kelas dunia akan selalu kurus, karena jadwal pertandingan mereka yang sangat ketat, mereka harus mempunyai fisik yang tahan dan kuat menghadapi kegiatan pertandingan agar nilai/point untuk kebutuhan peringkatnya di ATP (Association Tennis Players) dapat lebih baik. Hari ini Djokovik bermain sungguh mengagumkan, pukulan forehand Federer selalu ia patahkan dengan pengembalian bola yang keras dan arah yang mematikan pula. Federer tampak tidak bisa berbuat banyak, pada set pertama ia kalah 2-6 sedangkan pada set ke dua ia kalah dengan skor yang lebih telak lagi 1-6.

Suasana dalam stadion ketika keduanya sedang bertanding sungguh riuh. Ketika Djokovik atau Federer mendapatkan angka, sorak penonton menggema kegirangan. Pendukung Djokovic lebih riuh lagi, satu atau dua orang saling bersahutan ketika riuh sudah reda; 'Who is the number one?', teriak mungkin dari salah seorang pendukung Djokovik, 'Djokovic!', sahut dari teriak yang lainnya. Walaupun suasananya riuh karena pendukung yang berlainan, tetapi tidak menimbulkan gaduh, para penonton ingin mencari perhatian yang lain juga agar merasa gembira. Tidak ada saling berolok diantara kedua pendukung. Mereka berkata dengan kata-kata dukungan kepada yang didukung tanpa mengolok-olok pemain atau pendukung lawannya. Sungguh di dalam stadion terasa aman dari amukan massa karena saling olok-mengolok diantara kedua pendukung yang sedang bertanding. Begitu pertandingan usai atribut para pendukung kedunya tetap dipakai, mereka tidak perduli apakah yang didukung kalah atau menang. Mereka semua tampak senang-senang saja. Tidak ada rasa takut walaupun kecewa mestinya ada, tetapi semua orang nampak gembira semuanya. Lalu mereka pada berdiri memberi tepuk tangan pada Federer yang keluar terlebih dahulu meninggalkan lapangan, dan Djokovik yang keluar belakangangan.

Pertandingan Djokovic melawan Federer memakan waktu cuma hampir satu jam, setelah kedua pemain menghilang dari lapangan, aku keluar untuk melakukan shalat Asyar. setelah dari kamar kecil aku menemui petugas menanyakan tempat/ruang untuk shalat. Aku putuskan keluar komplek stadion saja sambil mencari camilan setelah mencari tempat shalatnya terhalang oleh banyak orang yang bergerombol di lorong menuju ruang shalat. Aku pikir Carefuor Air Port Road tidak jauh dari stadion ini.  Disana aku bisa  mencari makanan ringan dengan harga Supermarket kemudian aku dapat melaksanakan shalat Asyar juga di Mushollanya. Selesai shalat aku masuk Supermarketnya. Aku mencari coklat bar untuk makanan ringanku di dalam stadion nanti, aku pungut dua coklat bar. Sesampai di dalam stadion pihak pembawa acara sudah menanyakan kepada para penonton apakah hari ini anda sudah siap menyaksikan pertandingan antara Rafael Nadal melawan David Ferer?, dengan riuhnya sambil bertepuk tangan para penonton menjawab 'siap'.

Ketika aku dapati tempat dudukku sudah diisi oleh orang lelaki agak tua Arab berkulit agak putih dengan pakaian baju kotak-kotak biru-putih yang terang bercelana warna krem. Aku lihat kedua anaknya menjauhi tempat duduk sebelah lelaki itu. Aku mengatakan permisi kepadanya kemudian duduk di sebelahnya, ia mengatakan bahwa anak-anaknya akan duduk di tempat duduk yang sedang aku duduki, kemudian aku memintanya agar dia duduk di tempat yang sedang aku duduki dan aku duduk di tempat duduknya karena karcis nomor tempat dudukku ia duduki. Lalu kemudian ia setuju. Setelah aku duduk pada tempat dudukku yang seharusnya, orang-orang yang berhak duduk disebelahku pada berdatangan, orang Arab dan anaknya tadi terpaksa harus berpindah di tempat duduk kosong depan deretan kursi tempat dudukku. Peristiwa ini mengingatkan aku pada kejadian tahun lalu ketika aku menonton pertandingan di sini bersama Istriku. Setelah ke luar untuk istirahat selesai aku dan istriku kembali ke tempat duduk, di sana sudah ada yang duduk yaitu orang Arab berkulit putih dengan kemeja dan bercelana panjang. Ketika aku minta ijin menginginkan tempat dudukku lalu salah seorang diantaranya tidak rela bahkan menanyai karcisku untuk diperiksanya, aku terpaksa memanggil salah satu penjaga yang mengatur tempat duduk untuk mengusir mereka. Aku merasa jadi emosi ketika menulis bagian ini.

Nadal masuk lapangan sambil berlari kecil, walaupun tidak segesit ketika dulu aku melihat kebiasaannya ini di dalam telivisi, Nadal menampakkan bagai seseorang yang tidak bisa diam, ia nampak super aktip, mungkin sekarang ia lebih dewasa, karena semuanya akan berubah seiring dengan bertambahnya usia, inilah hidup. Sedangkan Ferrer orangnya sedikit lebih tenang tidak blingsakan. Ketika pemanasan pukulan-pukulan Nadal seperti biasanya, forehand top spin melambung dan top spin backhand demikian juga. Sedangkan Ferrer spin bola datar baik forehand ataupun backhand. Aku tidak merasa yakin dengan penampilan Nadal kali ini. Aku bandingkan ketika Ferrer melakukan latih tanding dua malam yang lalu, maka Ferrer kemungkinan akan memenangkan pertandingan lawan Nadal kali ini.

Ramalanku ternyata benar, walaupun aku mendukung Nadal untuk memenangkan pertandingan dengan Ferer ini, Nadal dilumat Ferrer dengan skor cukup telak 3-6 dan 2-6, maka yang akan bertanding di final besok antara Djokovic melawan Ferrer, suatu pertandingan yang pernah aku lihat ketika mereka berlatih tanding dua malam yang lalu dan ketika itu nampaknya Djokovic memenangkan latih tanding itu. Aku merencanakan datang menonton melalui telivisi raksasa saja di 'tennis Village' besok, selain pertandingan final ada pertandingan menarik lainnya yaitu antara Nadal melawan Federer.

Menyaksikan Pertandingan Final

Blackbarryku berdering dengan nada ada telepon masuk, nama seorang teman tennis muncul dilayar Blackberryku. Ia menanyakan acara dimulainya pertandingan tennis hari ini dan harga karcis masuk pertandingan final ini. Setelah aku jelaskan, maka ia setuju hadir menyaksikan pertandingan melalui telivisi raksasa di dalam 'Tennis Village' nanti mulai pukul 15:00. Aku gembira karena aku nanti akan melakukan hal yang sama, sehingga aku akan mempunyai teman didalam menyaksikan pertandingan final melalui layar raksasa.

Tanwin meminta diantar lebih siang saja, itu seperti yang diminta oleh supervisornya, karena ia kemarin telah hadir mulai dari pukul 10:00, maka hari ini ia diminta untuk datang mulai pukul 12:00an, pada hal ia menginginkan hadir mulai pukul 10:00 untuk mendapatkan jam kredit yang lebih panjang sebagai persyaratan murid IB (International Bechelorious) sekolahnya, tetapi ia akan datang pada waktu sesuai permintaan supervisornya.  Ia lalu aku antar dan aku kembali pulang menulis di blogku.

Dari rumah aku ingin membawa camilan, setelah keluar rumah naik mobil aku mampir ke toko grocery membeli 2 coklat bar, sebungkus kacang goreng, sebotol air dan soft drink Merinda merah. Aku pikir cukup untuk aku dan temanku yang sudah bersepakat via telepon nonton bersama melalui layar telivisi raksasa di ZSC. Dari areal parkir aku telepon temanku ia bilang sudah didepan telivisi raksasa, mendengar itu aku langkahkan kakiku lebih cepat. Dari kejauhan aku lihat dia sedang duduk dengan satu temannya lagi. Suasana sudah banyak orang duduk di depan The Kitchen melototi telivisi raksasa dengan gambar Nadal dan Federer di dalamnya, sebagian yang lain ada yang sedang bertepuk tangan kecil dan ada pula yang bergumam. Kursi duduk sudah hampir penuh. Dibelakang atas layar telivisi ada matahari sedang memancarkan sinarnya, sinar lebih kuat dari pancaran sinar telivisi raksasa di depanku. Pertansingan antara Nadal melawan Federer sudah dimulai dan ketika aku duduk kedudukan angka sudah 4-1 untuk keunggulan Nadal. Matahari sungguh masih mengganggu pandangan ke arah telivisi raksasa. Teman sebelahku bilang bahwa setelah sepuluh menit lagi sinar matahari tidak akan mengganggu lagi, karena ia akan bersembunyi dibalik telivisi raksasa itu. Aku harus menggunakan tanganku untuk menghalabgi pancaran sinar matahari ketika mataku menatap telivisi. Aku mencoba melihat sekelilingku, semuanya tampak berjalan normal saja, kemudian aku beranjak dari duduk berjalan mnyusuri 'Tennis Village'. Kios-kios tidak terlalu banyak pengunjungnya, mungkin karena hampir semua orang sudah memasuki stadion menonton pertandingan.
Aku masuk dalam kios yang paling besar, Mubadala Interactive Zone, kios ini berukuran kira-kira 15x10 meterpersegi sedangkan kios-kios yang lain umumnya berukuran 3x3 meterpersegi, kios ini dibagi menjadi beberapa bilik, antara lain bilik untuk speed service yaitu semacam permainan melakukan servis permainan tennis, bola dan raket disediakan kemudian waktunya akan direkam oleh alat perekam elektronik dan hasilnya langsung ditampilkan, mirip dengan yang ada pada lapangan tennis Grand Slam. Ada bilik tennis star, yaitu sebuah bilik yang melayani permainan tennis pada lapangan mini kira-kira berukuran 2,5x5 meterpersegi, raket ukuran yunior dan bola tennis terbuat dari sepon disediakan. Ada bilik 'Target Shot' yaitu memukul bola tennis dengan raket tennis ke arah target semacam lubang berdiameter 30 centimeteran dan diberi perangkap terbuat dari jaring, ada tempat photo, ada facebook contact yaitu mebuat facebook bagi yang belum memiliki akun kemudian mendaftar sebagai angota kontak, dan ada bilik untuk face painting, yaitu bilik untuk mewarnai wajah sesuai dengan pemain yang didukungnya, juga meminta untuk menulis nama dengan huruf Arab di kertas yang sudah disediakan untuk dibawa sebagai kenangan. Semua bilik diperuntukkan terutama bagi anak. Di luar bilik- bilik ini ada satu bilik lagi dengan pintu menghadap luar Zone, bilik ini khusus dipersiapkan bagi pengunjung untuk melakukan dialog dengan pemain bintang yang diundang, aku tidak pernah berkunjung pada tempat ini, selain waktunya dibawah pukul 14.00 aku masih belum keluar kantor, juga aku tidak tertarik mengambil tanda tangan mereka. Selesai dari dalam bilik Mubadala aku kembali menonton pertandingan antara Nadal melawan Federer melalui telivisi raksasa. Nadal akhirnykan pertandingan ini sehingga dia berhak sebagai juara ke tiga.
Cuaca semakin dingin saja seiring semakin tenggelamnya matahari mendekati ufuk barat. Aku mengambil minum yang aku tinggal di dalam mobil. Aku ambil jalan pintas melalui tennis clinic arena berharap melihat petennis muda yang sedang dilatih oleh pemain kaliber dunia. Seseorang memberitahu aku bahwa di court nomor 1 sedang bermain antara Monfils melawan Tsonga, dua pemain kelas dunia berkebangsaan Perancis. Aku duduk diatas tribun penonton yang diteduhi oleh bayangan tribun barat. Tsonga memenangkan latihan ini. Aku keluar menuju mobilku untuk mengambil minum melalui pintu keluar Club House tempat para pemain keluar arena lapangan tennis. Banyak orang sedang menunggu sambil mempersiapkan kamera, majalah dan bola tennis besar dan ballpoint. Aku lihat juga 2 mobil Land Rover sedang menunggu didepan pintu Club House. Salah seorang yang berdiri mengatakan bahwa yang akan keluar adalah Nadal dan Federer. Aku lanjutkan ke mobil mengambil minum. Ketika kembali lagi dan hasrat ingin menuju ke tempat telivisi raksasa aku masih melihat semakin banyak orang yang menunggu keluarnya Nadal dan Federer di depan Club House. seorang pria dari Philipina menanyai ku tentang kerumunan orang didepan Club House ini, aku jawab mereka menunggu Nadal dan Federer keluar. Aku tawarkan dia menonton bersama melalui telivisi raksasa pertandingan final antara Djokovic melawan Ferer kalau tidak mempunyai tiket, ia berkata bahwa ia akan mencari cara untuk dapat masuk menyaksikan pertandingan final secara langsung. Tanpa ragu ia menyapa seorang wanita Philipina berseragam panitia menanyakan bagaimana dapat masuk ke dalam stadion tanpa mengeluarkan biaya atau gratis. Wanita itu menjanjikan satu tiket dan akan dipanggil jika sudah mendapatkannya. Kami berdua pergi ke depan pintu masuk stadion dan anak Philipina sebelahku ini menyapa orang lain lagi, seorang wanita Philipina dengan maksud yang sama. Aku tinggal pria Philipina itu untuk shalat Ashar. Aku berjalan santai dari Musolla stadion. Seorang pria menyapaku bahwa aku ditunggu oleh temanku orang Philipina dengan 2 tiket masuk stadion. Aku begegas mencari anak itu. Aku dapati ia dengan taburan senyum seakan membuktikan bahwa ia bisa memenuhi keinginannya mendapatkan tiket gratis dari kelihaian cara lobinya. Aku masuk dengan perasaan senang, Djokovic dan Ferrer sudah berada ditengah lapangan sedang pemanasan. Aku dapat tempat duduk agak didepan, dibelakang barisan penonton kelas utama. Anak philipin itu minta aku untuk membantunya mengambil gambar, dengan latar belakang Djokovik atau Ferrer.

Wednesday, December 21, 2011

BERAPA DETIKKAH KITA HIDUP?

Umum

Tulisan ini ingin menceritakan dalam skala waktu tentang eksistensi manusia sejak berada (terbuang) di atas Bumi. Ini diambil dari buku tulisan Nicholas Alchin, London 2003 Theory of Knowladge, dan Travis W. Haan yang berjudul WHY, A logical Explanation Of Life, FreeEbook.com.

Dan (Ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka (mereka merasa dihari itu) seakan-akan mereka tidak pernah tinggal (di dunia) melainkan sesaat saja di siang hari (yang di waktu itu) mereka saling berkenalan, Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.“(Qur'an, Surat; Yunus: 10)

Menurut teori ilmu pengetahuan didapati bahwa diperkirakan Alam Semesta ini terbentuk sejak kira-kira 15 milyar tahun lalu yaitu ketika terjadinya Big Bang, sebelum itu yang ada hanyalah Singularity atau kemanunggalan atau kejanggalan. Sampai saat ini tidak ada yang bisa mengetahui secara pasti tentang apa itu Singularity, apakah ia ada di situ secara abadi ataukah ia ada secara tiba-tiba, ataukah saat itu apakah ada ruang dan waktu atau tidak tidak ada yang tahu. Dan Bumi terbentuk kira-kira 4,55 milyar tahun yang lalu. Kehidupan dimulai sejak kira-kira 3,5 milyar tahun lalu dan kemudian berkembang menjadi kehidupan yang lebih kompleks bersel banyak, terbentuknya mamalia dan dinosaurus kemudian punah, dan kemudian terbentuk mamalia serta homosapien, lalu kemudian terbentuklah manusia sampai sekarang ini.
Sekarang anda coba berdiri dimalam hari, gelap dan langit tanpa awan, amati bintang-bintang dan benda lain di angkasa, kemudian renungkan tentang keberadaan anda sekarang ini. Seandainya ada satu partikel yang meleset ketika terjadi Big Bang saat itu dan tidak seperti apa yang terjadi saat itu, mungkinkah anda akan berdiri di sini saat ini?, seandainya satu dari nenek moyang anda dimangsa oleh binatang buas sehingga salah satu nenek moyang anda tidak bisa bertemu dengan yang seharusnya menyebabkan anda ada sekarang ini, apakah anda akan berdiri di sini saat ini?.
Baiklah, keseluruhan waktu yang terjadi mulai dari sejak adanya Alam Semesta ini sampai dengan saat sekarang ketika kita hidup saat ini ditekan/dikompresi waktunya menjadi 1 tahun saja, artinya 15 milyar tahun mulai adanya Alam Semesta adalah ditekan menjadi skala 1 tahun kalender perbintangan saja.

Ilustrasi Waktu Kompresi


Jadi, bayangkan sekarang adalah pukul 24:00 1 Januari setahun yang lalu dimana tepatnya Alam Semesta mulai terbentuk setahun yang lalu. Sekarang, berapa lama kita/manusia pernah hidup dalam skala waktu kompresi ini?. Coba kita amati waktu kalender perbintangan berikut ini.
Teori saat ini mengatakan bahwa Galaksi terbentuk pada tanggal 1 Mei yang lalu. Ini membutuhkan empat bulan kemudian tatanan Tata Surya (Solar System) mulai muncul, yaitu tepatnya pada tanggal 9 September. Dan beberapa hari kemudian terbentuklah Bumi, tepatnya pada tanggal 14 September. Sedangkan kehidupan mulai ada sejak tanggal 23 September, ini nampaknya semuanya dipercepat tetapi ini berlangsung sampai tanggal 12 Nopember saja sejak tanaman tertua mulai melakukan perkembangan proses photosynthesis sampai ketika atmosphere cukup mendapatkan jumlah oksigen pada tanggal 1 Desember. Jadi untuk delapan bulan setengah pertama belum ada Bumi, bahkan sampai dua setengah bulan kemudian juga belum ada jalan yang mendukung bagi manusia untuk bisa hidup. Tetapi paling tidak sekarang kita sedang memulai untuk mendekati sejarah tentang manusia...
Walaupun ada oksigen di atmosfer, pertama-tama tidak cukup dan terus berkembang sampai tanggal 19 Desember, tanaman-tanaman mengikutinya kemudian setelah tanggal 23 Desember, dan dinosaurus pertama menjelma diperkirakan mulai pada tanggal 24 Desember. Mammalia hadir sejak tanggal 26 Desember, dan harus hidup bersama dengan dinosaurus sampai dengan tanggal 28 Desember atau dua hari saja sampai nampaknya ada tumbukan keras terjadi pada Bumi yang menyebabkan perubahan iklim yang dahsyat. Kemudian dinosaurus tidak dapat bertahan dengan kondisi ini dan mereka menjadi punah. Dan kemudia era kehidupan mammalia dimulai kembali. Manusia muncul sejak tanggal 31 Desember, adalah hari terakhir dalam satu tahun kalender kosmos. Semua tentang sejarah kehidupan manusia terjadi sejak tanggal 31 Desember, yaitu satu hari dari akhir tahun dari waktu setahun sejak adanya Alam Semesta ini, dan ingat dinosaurus memiliki empat hari. Atau dapatkah manusia memilikinya juga?.
Dari fakta-fakta yang ada nampaknya tidak.
Perkembangan manusia agak terlambat di dalam satu hari yang terakhir pula, kira-kira terjadi pada pukul 22:50 tanggal 31 Desember. Kepercayaan saat ini menyatakan bahwa Manusia Peking pertama yang memakai api dengan dapat dikendalikan terajadi pada pukul 23:46, dan pada pukul 23:59 pekerjaan melukis pada dinding gua-gua di Eropah dilakukan. Segalanya terjadi dengan waktu yang cepat sekarang, dengan adanya trasformasi cocok-tanam pada kehidupan manusia sejak pukul 23:59:20 dan hurup-hurup mulai dipakai sebagai alat komunikasi dari beberapa generasi pada pukul 23;59:51. Kalender umum moderen dimulai sejak Almasih lahir pada pukul 23:59:56. Budaya orang-orang Maya dan Dinasti Sung dari China datang dan pergi pada pukul 23:59:58, dan sedetik kemudian pada pukul 23:59:59 dunia technologi moderen lahir dengan Perkembangan dan Revolusi Industri.
Pada skala kosmos, untuk itu, ini adalah pada pecahan akhir dari satu detik, pada hari terakhir dalam satu tahun di mana orang-orang hidup sekarang ini masih ada, itulah waktu ketika anda dilahirkan.
Kebanyakan orang merasa ini sangat sederhana. Dan di mana perasaan unggul manusia, sok berkuasa dan sok penentu?.

Sunday, December 18, 2011

Berdua, Aku dan Gol A Gong

Tak seperti biasa, aku merasa cukup antusias untuk mengikuti workshop menulis, organiser berulang kali memproklamasikan bahwa yang akan memberikan workshop 'Be-Writer' adalah orang yang sudah beken dan malang-melintang di dalam dunia tulis-menulis di Indonesia, tetapi aku tidak pernah mengenal orang dan namanya, itu mungkin karena aku kurang banyak membaca buku-buku asal Indonesia. Terkadang seorang teman memperkenalkan tentang suatu perkumpulan para penulis dalam naungan Rumah Dunia dengan mengirim email kepada milis KMMI Abu Dhabi, dan seperti biasa kalau suatu email aku anggap tidak penting, maka aku tidak menghiraukan untuk membuka isinya, langsung aku delete saja, toh, dari namanya saja, pikirku, Rumah Dunia hanyalah tempat berkumpulnya penulis-penulis kecil sampai remaja amatiran dengan kemampuan yang terbatas saja. Tetapi belakangan ternyata aku salah duga, karena aku akan menimba ilmu pengetahuan baru tentang menulis dari maha guru, pencetus, dan pendiri Rumah Dunia itu. Hal ini mengingatkan pesan mendiang Ibuku, 'Jangan membenci, nanti akan jatuh cinta'.
Suasana ruang untuk workshop masih sepi, maklum selesai shalat Jum'at pasti kebanyakan orang langsung makan siang, sedangkan kegiatan workshop akan dimulai pada pukul 2 siang. Ada empat orang sedang sibuk ketika aku memasuki Ruang Tamu KBRI yang kursi dan meja tamunya sudah disisihkan, meraka pada lesehan di atas karpet baru bermotip kotak coklat tua dan hitam itu, dua orang sibuk dengan layar proyektor, dan dua lagi sibuk dengan laptop. Seperti biasa kalau aku bertemu dengan orang yang aku kenal, aku selalu berusaha menyapa dengan salam terlebih dahulu, dan setelah sahutan salamku aku dengar dari yang hadir di ruangan kemudian ada yang menawarkan buku-buku karya dari para penulis di Rumah Dunia untuk dibeli sekaligus sambil menyumbang pada Rumah Dunia, demikian salah satu organiser workshop yang hadir mengatakan. Lalu istriku memilih 3 jenis buku yang sudah dipak menjadi satu paket seharga 100 Dirham akan dibeli. Setiap paket akan terdiri dari buku berjudul Menggenggam Dunia dicampur dengan dua buku lainnya.
Aku melihat seorang dengan raut setengah tua berambut godrong sedang duduk dan dengan tangan kiri yang tinggal setengah, ia berkemeja lengan panjang, tangan kanannya sibuk mengutak-atik laptop dan ujung baju lengan kirinya dimasukkan ke dalam saku kiri celana panjangnya, sambil aku salami dia lalu aku menyebut namaku, iapun menjawab dengan menyebut namanya Gol A Gong.
Laptop kecil tampak sudah menyala, layar proyektor hanya bergambar warna biru polos tanda masih tidak ada sambungan dengan laptop, gambar laptop muncul pada layar proyektor setelah satu kabel input dari proyektor dihubungkan ke jack port laptop.
Mulutnya komat-kamit, penjelasannya tentang menulis sangat mengesankan buatku, apa yang dia terangkan tentang menulis banyak yang baru aku ketahui. Aku datang memang mencari tau tentang trik-trik cara menulis dengan baik, itulah yang membuat aku seakan tidak ingin mengedipkan mata takut kehilangan perhatian.
Buatlah 'Judul Tulisan', begitu ia mengawali tugas buat yang hadir setelah menjelaskan teori tentang bagaimana membuat judul suatu tulisan, cara menerangkan lebih dahulu kemudian memberi tugas adalah cara yang selalu ia lakukan, walaupun terkadang suatu topik ia awali dengan pertanyaan. Serempak suasana hening. Semua pengikut 'Be-writer' mencoba berkonsentrasi menemukan judul yang baik. Aku mengatakan "Cinta Segi Empat" menjawab permintaan Gol A Gong judul yang aku punya. Yang lain cekikikan mendengar jawabanku itu, apalagi istriku juga ikut berpartisipasi pada workshop 'Be-Writer' ini.
Lalu 'Nama Pena' merupakan topik berikutnya, nama asliku adalah Hery Hendrayana Haris, demikian ia memperkenalkan diri lagi dengan nama yang sesungguhnya, nama itu tidak begitu laku untuk dijual, pernah dicoba sebagai nama pena pada karya cerpennya, terbukti tidak populer. Nama pena diusahakan mempunyai arti, makna dan mudah dikenal, seperti Gol A Gong lanjutnya, Gol artinya tercapai, A kepanjangan dari asma Tuhan Allah, dan Gong adalah alat musik Gong dimana ia biasanyanya dibunyikan untuk dipakai sebagai tanda untuk memberi tanda.
'Melukis Kata' disebut motto atau tag line, ini topik pelajaran berikutnya, layaknya sebuah perusahaan didalam memberikan iklan agar diminati oleh pelanggan, aku pilih motto; "barang diterima sekarang, besok sudah dirumah seberang" untuk perusahaan pengiriman barang.
Ide merupakan sesuatu yang paling penting bagi seorang penulis, inilah topik berikutnya. Didalam menggali suatu ide diperlukan pemahaman tentang 5W+1H, yaitu Why, What, Where, When dan Who ditambah How. Untuk menemukan ide diperlukan riset lapangan, riset pustaka, buku harian, dan membaca.
Bentuk tulisan ada 3 macam, yaitu Fiksi, Non-fiksi (fakta), dan gabungan keduanya yang disebut Feature. Aku pilih Nasi Yaman Rasa Soto Madura sebagai ideku, Gol A Gong mengernyitkan kedua alisnya sambil berfikir dan bertanya kepada hadirin apakah ide ini ada hubungannya dan masuk akal antara Nasi yaman dan Soto Madura?. Semua tidak ada yang menjawab kecuali aku melanjutkannya dengan berkata, "Nasi Yaman enak dan murah seperti Soto Madura", kemudian Gol A gong melanjutkan, "Makan di Restoran Yaman serasa makan di Warung Soto Madura, yaa.. bolehlah". Sampai disitulah workshop "Be-Writer" sesi hari ini berakhir.

Ingin ke Tempat-tempat Tradisional

"Malam saya hari ini tidak ada kegiatan", demikian Gol A Gong mengungkapkan isi hatinya, lalu ia melanjutkan bahwa ia berhasrat untuk mengunjungi tempat-tempat tradisional di Abu Dhabi, demikian pula besok pagi, setelahnya semua sepakat bahwa workshop untuk besok pagi akan dimulai pada pukul 10:00 untuk memberikan waktu lebih banyak lagi kepada Gol A Gong menikmati suasana plesir pagi ke tempat-tempat tradisional di Abu Dhabi.
Aku mengajukan diri untuk menemani Gol A Gong menuju Free Port dan Pasar Iran/Iranian Market. Organiser setuju dengan permintaanku dengan catatan agar membawa Gol A Gong menikmati makan pagi/sarapan 'Barata', tentu aku kabulkan karena aku juga suka dengan roti barata tetapi sayang banyak minyaknya, merupakan roti yang terbuat dari tepung terigu dicampur dengan air dan garam, setelah ketiganya dicampur membentuk semacam tanah liat/lempung (tidak keras dan tidak encer), lalu diberi minyak goreng dan diaduk lagi sehingga minyaknya merata dan adukan tepung tetap sekeras tanah liat. Sebelum digoreng untuk menjadi roti Barata dibentuk semacam lempeng lebih kecil dari piring makan, lalu digoreng diatas wajan dengan olesan minyak goreng saja (Roti Barata tidak digoreng sampai berenang, minyaknya cukup dioleskan agar membasahi permukaan wajan/tempat gorengan saja) sampai matang berwarna sedikit kecoklatan.
Alarem dari Blackberryku menjerit membangunkan aku dari tidur atas permintaanku sebelum aku memeluk bantal diatas tempat tidurku kemaren malam, jeritan itu membuatku bergegas masuk kamar mandi lalu menunaikan shalat wajib dua rakaat seperti biasanya.
Tidak salah jaket kulit aku pakai, seperti apa yang aku perkirakan disetiap bulan Desember, cuaca diluar rumah cukup dingin, itulah kenyataanya. Jalan-jalan terasa masih sepi tidak seperti pada hari-hari kerja dari Minggu sampai Kamis setiap pagi buta bis-bis besar memenuhi jalan-jalan yang aku lalui mengangkut pekerja dari kam-kam pekerja di Musaffah menuju titik-titik proyek di dalam kota Abu Dhabi, tetapi hari ini bis-bis terlihat jarang karena sebagian kantor dan proyek tidak melakukan aktivitas mereka alias libur, aku berkata dalam hati, "Hari ini saja yang sebagian kantor dan proyek tidak libur jalan terasa legang, apalagi kemaren ketika semua kantor dan proyek libur!, wah pasti seperti jalan yang benar-benar bebas hambatan".
Aku telpon Gol A Gong. Aku hampir saja khawatir karena nada tune berdering berkali-kali tidak ada yang menjawab, aku lega ada jawaban sebelum nada tune berhenti sendiri karena tidak ada jawaban, ia menjawab dengan permintaan agar menunggunya sebentar karena ia akan ke kamar kecil dulu.
Aku pijat tombol bel depan pintu KBRI Abu Dhabi, pintu otomatis membuka sendiri, penjaga malam kantor KBRI nampak gugup dengan kedatanganku yang terlalu pagi itu, aku lihat tangannya masih disekitar tombol pintu otomatis siap melakukan aksinya kembali menutup lagi pintu KBRI. Aku meminta maaf atas kedatanganku sepagi ini karena aku merasa telah membangunkan penjaga kantor dari tidurnya, setelah aku jelaskan maksud kedatanganku iapun memaklumi dengan mengatakan bahwa ia tidur terlambat semalam, bagaimanapun menurut penjaga itu bahwa ia harus bangun pagi, karena pagi ini harus melakukan kegiatan mingguannya di Alkubairat School Abu Dhabi bermain badminton dengan komunitas badminton orang-orang Indonesia di Abu Dhabi, dimana mereka setiap hari Sabtu mulai dari pukul 8 pagi selama 2 jam melakukan olahraga bermain badminton.
Tawaran minum kopi oleh seorang karyawan KBRI yang tinggal didalam kantor tidak mampu aku tolak, selain sebagai pengisi waktu selama menunggu Gol A Gong keluar dari tempat menginapnya, juga sebagai penghangat mulut yang terasa dingin karena berdiri di halaman kantor sendirian. Sesaat setelah kopi habis aku minum, Gol A Gong menyapaku dengan kata 'maaf'.
Gagang pintu mobilku masih juga dingin, sedingin gagang pintu keluar kantor KBRI pagi ini. Aku buka pintu depan kiri mobil dan kemudian duduk dibelakang setir. Diiringi oleh kicauan burung-burung yang hinggap diatas pohon sekitar kantor KBRI aku nyalakan mesin mobil Corollaku, satu-satunya mobil kesayanganku yang sudah mulai tidak disukai oleh isteriku karena keadaanya, mobil bersih luarnya dengan suara mesinnya sudah mulai seperti suara orang tidur mendengkur karena ditelan usia. Gol A Gong duduk di kursi penumpang depan sebelah kananku.
Aku coba melampiaskan hasratku untuk menimba pengetahuan menulis dari Gol A Gong dengan kata pembuka, sungguh bagai tunbu mendapatkan tutup, Gol A Gong menjelaskan apa yang aku tanyakan, ia memang ingin membuat yang lain menjadi penulis. Ia berikan segala pengalaman dan ilmu sampai aku puas. Hati ini terasa 'klop'. Ia menantangku menjadi penyumbang cerita tentang Abu Dhabi setiap hari, banyak orang pasti akan menunggu cerita dari sini, demikian semangat yang ia tawarkan kepadaku.
Pagi itu jalan-jalan yang aku lalui dengan Gol A Gong terasa berbeda, jalan-jalan terasa lebih indah dan bergairah. Gol A Gong merasa terkesima dengan keadaan kota Abu Dhabi, kota yang seharusnya bernuansa padang pasir menjadi hijau dan banyak bunga dari taman-taman terbuka untuk publik. Sumber air mancur buatan menari-nari menyirami seluruh taman kota di pinggir jalan nomor 30 yang kami lalui, nampak pekerja-pekerja keturuna dari Asia Selatan sibuk dengan membuka atau menutup kran air mancur taman, sebagian lagi terlihat duduk menunggu cukupnya siraman pada taman kota. Air mancur buatan itu sebenarnya diambil dari air olahan saluran pembuangan (drainage system), seluruh air pembuangan (bukan dari WC) biasanya disebut dengan Grey Water ditampung dalam bak-bak bawah tanah terbuat dari fiberglass berukuran sampai 30 meter kubik per baknya, air drainage kemudian di-treatment sampai layak dikeluarkan, artinya air bersih dari kuman dan bakteri yang membahayakan kesehatan tetapi tidak layak minum, kemudian dengan bantuan pompa disalurkan ke setiap tempat-tempat yang diperlukan sebagai bahan untuk penyiraman taman-taman kota. Seluruh pipa-pipa saluran berada dibawah tanah sehingga yang tampak hanyalah seolah-olah air langsung keluar dari permukaan tanah, dengan ujung-ujung pipa yang dirancang khusus, maka kekuatan tenaga tekan mengakibatkan semburan air dapat berputar sampai radius 6 meter dan terlihat seolah menari-nari. Sungguh luar biasa disini, demikian tanggapan Gol a Gong mengomentari keteranganku, ia membandingkannya dengan keadaan di Indonesia dengan air melimpah tetapi tidak dimanfaatkan secara maksimal, taman-taman banyak yang tdak terawat karena ulah orang-orang yang tidak perduli, dan banyak tanaman rusak karena memang tidak dirawat.
Warna-warni tanaman dan bunga-bunga semakin membuat Gol A Gong merasa terharu hatinya, ia begitu  terharu bila mengingat taman-taman di banyak kota-kota yang ada Indonesia, Indonesia adalah salah satu negara tropis dengan curah hujan selama enam bulan seharusnya jauh lebih indah taman-tamannya dari pada negara padang pasir ini yang dalam setahun terkadang tidak menerima kucurang hujan sekalipun kecuali gerimis. Itulah kehidupan manusia, ia lupa ketika keadaanya berlimpah dan ia ingat ketika kekurangan, demikian aku katakan seakan mengakhiri keterharuannya.
Makan pagi dulu lebih baik sebelum kita memulai tamasya, demikian usulku, Gol A Gong menyetujuinya. Satu-satunya Restoran disekitar Pasar Iran tempat kami memulai tamasya adalah Restoran India. Roti Barata disajikan hangat-hangat kuku, aku pilih Qima daging sapi giling dan Gol A Gong memilih Vegetable sebagai sajian bersama roti Barata, kedua masakan ini rasa kare dengan bumbu yang kental. Telor digoreng acak sebagai tambahannya. Sungguh nikmat makan pagi di Restoran India. Gol A Gong menjadi teringat ketika berada di India beberapa waktu lalu, untuk itu ia memesan "chai", sebutan teh manis dicampur susu cair oleh orang India. Kemudian aku semakin yakin dengan filosofiku tentang cinta, yaitu "Bahwa tidak ada cinta yang abadi di Dunia ini terhadap si dia, yang ada adalah kenangan yang abadi", arti filosofi ini adalah, setiap cinta yang dijalin oleh pasangan kekasih akan berakhir, setelah cinta berahir sesungguhnya yang terbayang didalam alam dibawah sadarnya bukanlah cinta melainkan kenangan-kenangan yang pernah tercipta, untuk itu kalau seseorang pernah menjalin cinta, maka hindarilah untuk bertemu lagi, karena pertemuan itu akan membangkitkan rasa cinta yang sudah pernah putus. Aku yakin, itulah yang sedang Gol A Gong alami saat ini, jatuh cinta lagi kepada 'chai' yang pernah ia cintai ketika berkunjung ke India dulu kemudian telah terlupakan, lalu bangkit lagi karena bertemu tak terduga di warung India di Pasar Iran Abu Dhabi ini.
Pasar Iran sudah memulai kegiatannya sejak pukul 7 pagi dan pasar ditutup pada tengah malam, Disebut Pasar Iran karena awalnya (sampai sekarangpun) pasar ini didominasi oleh pedagang-pedagang dari Iran, karena letak Abu Dhabi yang berhadapan langsung dekat dengan Iran di sekitar Teluk dan Iran dahulunya lebih maju daripada Abu Dhabi, maka barang-barang dari Iran banyak yang dijual di Abu Dhabi dan titik masuknya dengan kapal-kapal tradisional adalah Pelabuhan Free Port ini. Pasar ini merupakan pasar lama yang terdiri dari kios-kios berukuran kira-kira 4x5 meter persegi, namun barang-barang dagangan yang dijual melimpah keluar kios sampai melebihi bahu jalan, antara kios dan barang yang berada diluar kios diberi gang sebagai tempat berjalan bagi pengunjung agar lebih leluasa melihat dan memilih barang yang dipajang. Walaupun banyak barang kerajinan dan hasil industri dari negara Iran yang dijual, tetapi banyak juga barang-barang dari negara lain dijual di pasar ini terutama dari China. Terlihat bahwa pasar ini tidak pernah ditutup seharian, karena barang-barang yang berada diluar kios tidak pernah dimasukkan ke dalam kios, selain kiosnya tidak akan dapat menampung juga barangnya aman dari tangan-tangan jahil yang akan menguntil. Ketika kios ditutup pemilik kios hanya mengunci pintu kiosnya saja, sedangkan barang-barang yang berada diluar kios sampai melebihi bahu jalan hanya ditutupi dengan terpal plastik.
jam di lengan kiriku menunjukkan pukul 9:15, pagi ini pada pukul 10, Gol A Gong harus memulai workshop hari keduanya di KBRI, terlena dengan keadaan di Pasar Iran melupakan acara tamasya berikutnya ke Pelabuhan Kapal Ikan, Pasar Karpet sekitar pelabuhan Port Zayeed  satu menit jalan kaki dari Pasar Iran dan Gedung Budaya (Heritage Building) di Marina Abu Dhabi.
Pelabuhan Tradisional Kapal Ikan sudah mulai menampakkan kesibukan, bahkan dibagian lainnya sedang mengakhiri kesibukannya. Kemaren malam Gol A Gong menikmati makan malam di salah satu restoran Yaman di sini bersama organisernya. Masakan bernama nasi 'Mandi' merupakan masakan idola rumah-makan Yaman, ada pilihan Mandi Samek (nasi Yaman dan ikan), Mandi Laham (nasi Yaman dan daging kambing), Mandi Dajjaj (nasi Yaman dan ayam) dan Mandi Rubian (nasi Yaman dan udang). Nasi Mandi adalah semacam nasi goreng dengan bumbu khusus ala Yaman dan dicampur (goreng) dengan minyak zaitun, sedangkan lauk-paunya disajikan dalam bentuk rebus atau panggang. Penyajiannya nasi dan lauk ditempatkan dalam satu piring logam besar (tergantung porsi banyak orangnya) kemudian ditambah semankok soup dan semangkok sambal mentah tidak pedas terbuat dari utamanya tomat, cabe, garam dan sedikit bawang merah. Aku dan istriku suka Mandi Dajjaj dengan Ayam Panggang.
Terlihat para nelayan sibuk dengan mengatur dan membenahi jaring dan Gar-gur. Gar-gur adalah bubuh berbentuk kubah berdiameter sampai 2 meter, gar-gur terbuat dari kawat 2 s/d 3 milimeter galvanis dianyam semacam jaring membentuk kubah, kemudian dibagian bawahnya ditutup dengan anyaman kawat berbentuk bundar sebagai penutup anyaman bentuk kubah yang bisa dibuka dan ditutup dengan kancing cepat buka. Kubah diberi lubang masuk ikan berbentuk silinder berdiameter kira-kira 15 centimeter lonjong sepanjang kira-kira setengah diameter kubah, dan silinder dipasang sedemikian rupa sehingga bagian ujung satunya sepermukaan dengan bagian luar kubah dan bagian ujung silinder lainnya menjulur ke dalam kubah. Penempatan lubang masuk ikan berbentuk demikian agar ketika ikan masuk ke dalam Gar-gur dan terjebak untuk tidak dapat keluar lagi. Setial Gar-gur yang ditabur di dasar laut diikat dengan tali sampai ke permukaan laut dengan pelampung dan didalam Gar-gur diberi unpan (biasanya Kobus, yaitu roti bakar semacam Barata tetapi tidak dicampuri minyak) yang diikatkan dibagian dasar/bawah dari Gar-gur, Gar-gur dibiarkan selama kira-kira dua malam di dasar laut setelahnya para nelayan dengan kapal menuju tempat gar-gur yang sudah ditabur dan diangkat untuk diambil ikan-ikan di dalamnya, demikian seterusnya.
Para nelayan kebanyakan berasal dari Asia Selatan (Banglades dan atau India), mereka diperlakukan sebagai pekerja dengan gaji bulanan ditambah bonus yang tergantung dari jumlah hasil tangkapan ikan. Sedangkan hasil tangkapan ikannya sepenuhnya dimiliki oleh si 'pemilik' kapal yaitu orang lokal (Emirati). Atau nelayan tidak digaji melainkan pendapatannya tergantung dari jumlah hasil tangkapannya, yaitu hasil tangkapan dijual, lalu setelah dipotong biaya operasi (bahan bakar, makan dan minum serta biaya lainnya jika ada) sisanya dibagi dua, satu bagian untuk pemilik kapal dan bagian lainnya merupakan milik nelayan. Setiap kapal yang akan mencari ikan diharuskan melapor kepada kantor Polisi Pelabuhan, selain untuk mencatat jumlah penumpang yang akan melaut juga memastikan bahwa didalam kapal yang akan berlayar untuk mencari ikan ada orang lokalnya. Kapal penangkap ikan tidak akan diijinkan berlayar jika tidak ada orang lokalnya, sehingga jika pemilik kapal dari orang lokal tidak ada, maka kapal bisa diisi oleh orang lokal lainnya dengan cara membayar orang lokal yang bekerja khusus untuk disewa melaut.
Di ujung tempat membongkar hasil tangkapan tampak masih ada kesibukan para nelayan yang sedang menurunkan hasil tangkapannya, ikan-ikan tengiri sebesar lengan orang dewasa sungguh banyak. Gol A Gong minta untuk diabil fotonya ber-background nelayan yang sedang sibuk. Tak terduga aku melihat temanku orang lokal sedang sibuk dengan para nelayan. Aku menyapa untuk aku perkenalkan kepada Gol A Gong. Akibat dari sapaanku itu temanku si orang lokal memberiku lima ekor ikan tengiri. "Alhamdulillah", demikian panjatku kepada Tuhan, ternyata rejeki ini akibat aku berjalan-jalan mengantar Gol A Gong bertamasya di Pelabuhan Kapal Ikan, rejeki yang tak terduga, mungkin inilah hikmah manusia berbagi. Walaupun awalnya aku tidak kuasa untuk menolak dan meminta hanya satu ekor saja, temanku memberiku lebih dari itu. Aku jelaskan kepada Gol A Gong bahwa, kalau ditawari minum atau makanan oleh orang lokal sebaiknya jangan ditolak, karena mereka mempunyai tradisi seperti itu, untuk itulah ukuran gelas untuk teh, dan gahwa cukup kecil, yang penting harus mengkabulkan minum/makan yang sedang ditawari. Gahwa adalah minuman khas di sini terbuat dari bubuk kapulaga, penyajiannya direbus dengan air putih kemudian disimpan didalam termos agar tetap panas dan dituangkan kedalam cangkir/gelas kecil untuk diteguk.
Karena waktu yang sudah mendesak, maka tamasya ke Pasar Karpet ditiadakan, mobilku aku pacu langsung menuju Marina tempat Gedung Budaya kota Abu Dhabi berada. Karena adanya batasan kecepatan mobil di Jalan Corniche menuju Marina, laju mobil tetap aku jaga dibawah 80 kilometer per jamnya, kalau lebih, maka akan direkam oleh kamera radar dan mobilku akan kena denda sebesar 700 Dirham, dan denda akan ditambah 100 Dirham pada setiap 10 kilometer per jam kelebihan dari batas yang ditentukan oleh peraturan (batas kecepatan jalan-jalan dalam kota 80 kilometer per jam, jalan bebas hambatan 120 atau 140 kilometer perjam, dan dekat Pelabuhan Udara atau pemukiman hanya 60 kilometer per jam). Sepanjang jalan Corniche taman-tamannya dibangun dengan rapih dan indah, pohon-pohon kurma dikombinasi dengan pohon-pohon lainnya, tampak yang mendominasi adalah pohon-pohon semacam beringin berdaun tebal dan dipangkas seperti rambut keribo berbentuk pot bunga. Marina awalnya merupakan laut bebas, namum untuk menhindari hamtaman ombak secara langsung terhadap pantai kota Abu Dhabi dibuatlah wave breaker (penahan ombak) membentuk ceruk yang kemudian diperbesar menjadi sebuah jalan dimana dibagian ujung yang berseberangan dengan Kota Abu Dhabi diuruk menjadi daratan untuk perumahan, shopping center, pelabuhan kapal-kapan mewah dan yang paling ujung adalah Gedung Budaya dan Bangunan Tiang Bendera raksasa.
Itu kapal-kapal siapa?, demikian Gol A Gong bertanya sambil menjulurkan kepalanya kearah kiri karena pandangannya terhalang olehku yang tetap asyik mengendalikan mobil menuju ujung jalan tempat Gedung Budaya berada, 'Kayak di Ancol', demikian sambungnya meneruskan pertanyaan yang belum aku jawab. Kapal-kapal Yacht berwarna putih sebersih salju dari kejauhan, tampak lebih indah karena suasana pagi yang tidak menerima sinar matahari karena mendung. Kapal-kapal Yacht yang aku sendiri tidak tahu siapa pemiliknya karena aku tidak pernah mencari tahu karena kemewahannya. Seorang teman pernah mengatakan siapapun boleh menggunakan parkir kapal-kapal yacth yang terbuat dari ponton terapung itu tentu dengan dibebani dengan biaya parkir.
Di ujung jalan Marina ada satu mobil polisi sedang berhenti, dua orang polisi dalam mobil itu selalu mengawasi keadaan sekitar ujung jalan dekat Gedung Budaya. Aku memilih tempat parkir menghadap laut dibalik Kota Abu Dhabi, sebelum aku keluar mobil aku berkata pada Gol A Gong bahwa, Polisi disini tidak menakutkan, mereka betul-betul menjaga keadaan agar aman, kalau ada kesulitan jangan segan-segan meminta bantuan, dengan free of cost mereka akan membantu. Kamera CCTV mengintai disetiap penjuru, ini bukan saja di daerah Marina, tetapi juga diseluruh Kota Abu Dhabi. Demikian Pemerintah Abu Dhabi menghargai keamanan daerahnya, kamera pengintai dipasang disepanjang seluruh jalan-jalan Abu Dhabi hampir disetiap jarak seratur meteran. Terkadang aku berhayal, seandainya di Surabaya, Kotaku itu dipasang kamera pengintai seperti di Abu Dhabi ini, wah... betapa indahnya Kotaku itu!. Tangan-tangan jahil pasti akan disembunyikan oleh pemiliknya karena takut terekam kamera!. Ah.., aku nampaknya bermimpi di siang bolong.
Embun pagi musim dingin pertengahan bulan Desember ini sedikit menghalangi pemandanganku dan Gol A Gong terhadap wajah Kota Abu Dhabi dari pantai Marina, wajah kota sedikit kelihatan redup, ini tidak menghalangi Gol A Gong tetap berpose pagi berlatar belakang Laut dan Kota Abu Dhabi.
Tidak jauh dari Marina ada sebuah selat kecil, selat selebar sungai Berantas ini membatasi antara Marina dan pulau buatan lainnya, Lulu Island (atau Pulau Mutiara). Menurut cerita kawan-kawanku dari orang lokal sini bahwa, ketergantungan hidup penduduk Emirates sebelum minyak ditemukan adalah bergantung kepada penghasilan laut termasuk Mutiara, penyelam-penyelam mutiara merupakan penyelam tradisional tanpa bantuan alat pernafasan (oksigen) didalam mengambil mutiara di dasar laut. Mereka dahulu dapat menyelam selama lebih dari 15 menit dalam air secara terus-menerus tanpa bernafas. Walaupun sekarang pekerjaan itu sudah mereka tinggalkan setelah dinilai tidak ekonomis lagi dibandingkan dengan bekerja di daratan tetapi mereka masih merasa bangga dengannya, dan pekerjaan ini terkadang masih mereka lakukan hanyalah sebagai pekerjaan pribadi untuk hiburan saja.
Pulau Lulu diperuntukkan untuk umum, untuk menyeberang menuju Pulau Lulu diperlukan kapal penyeberangan yang disediakan oleh pihak pengelola Marina dengan membayar biaya penyeberangan bolak-balik. Didalam Pulau Lulu pengunjung bebas menggunakan fasilitas-fasilitasnya, kolam renang air tawar, renang di pantai, menggunakan transportasi mengelilingi Pulau, atau hanya duduk-duduk di taman-taman asri yang sudah disediakan. Yang tidak bebas biaya apabila menggunakan Salai, semacam rumah kecil untuk bermalam, serta makan dan minum di Kedai-kedai yang ada. Konon Pulau Lulu awalnya direncanakan sebagai Pulau untuk Dunia Fantasi, namun karena adanya alasan keuangan, maka ditunda atau mungkin dibatalkan.
Jam sudah menunjukkan pada 5 menit sebelum pukul 10, bergegas kami berdua menuju mobil, ada perempuan berpakaian serba hitam mulai dari kerudung sampai sandalnya, tangan kanannya sibuk menempelkan telepon genggamnya di samping telinga kanannya. Gol A Gong tetap tidak memalingkan pandangannya keheranan melihat wanita berpakaian serba hitam sampai aku menjelaskannya bahwa, itu adalah wanita lokal. Wanita lokal yang sudah baligh selalu memakai pakaian serba hitam apabila sedang bepergian ke luar rumah. Terkadang mukanyapun ditutup dengan cadar hitam terawang, sehingga orang lain tidak bisa melihat mukanya namum si wanita itu bisa melihat sekelilingnya.
Lima menit adalah waktu yang terlalu pendek untuk menempuh perjalanan dari Marina ke Kantor KBRI Abu Dhabi. Mobil aku tancap agak cepat walaupun tidak tergesa-gesa. Pikiran sudah berada di KBRI, apalagi setelah menurunkan Gol A Gong di Kantor KBRI aku harus menjemput isteriku di rumah Khalifa City A kira-kira 15 kilometer jauhnya dari KBRI.

Pelajaran Hari Kedua

Aku sudah siap dengan tulisanku yang sudah aku buat malam sebelumnya dan tadi pagi. Judul 'Si Dul Anak Tunggal dan Cita-Cita Yang Kandas'. Tulisan tangan sebanyak delapan halaman setengah kertas ukuran A4. Si Dul merupakan anak manja dan ia sadar ketika duduk di bangku kelas 3 SMA, bahwa hidupnya harus berdikari karena tanpa saudara. Ia lalu belajar keras sampai ia diterima di Perguruan Tinggi Negeri di kotanya, Surabaya. Namun si Dul kecewa karena keinginan untuk menjadi Ahli Nuklir nampaknya akan kandas ketika ia tau tidak diterima pada Fakultas Teknik Fisika melainkan diterima di Teknik Perkapalan, si Dul akhirnya menyerah pasrah dengan mengatakan, "Inilah hidup, tak semuanya akan dapat diraih, yang penting mempunyai tujuan walaupun tidak disukai".
Aku menjawab bahwa ini merupakan kisahku sendiri ketika Gol A Gong mendesakku dengan pertanyaan apakah ini merupakan kisah nyata?. Dan kisah siapakah ini?
Suatu tulisan harus mempunyai Struktur Format, demikian Gol A Gong memulai kursus hari kedua ini, Struktur Format yang memuat tentang Paparan yang menjelaskan mengenai tokoh/karakter serta setting tempat dan waktu, Konflik yang ingin diceritakan, suatu tulisan tanpa konflik akan terasa hambar dan menjadi tidak menarik untuk dibaca, dan yang terakhir adalah Ending cerita.
Adapun suatu tulisan harus mempunyai Plot Point yang jelas yaitu menjelaskan isi cerita tersebut. Tanpa Plot Point suatu cerita akan hambar dan datar, demikian Gol A Gong menjelaskan lagi.
Sebelum memulai untuk melakukan penulisan diharuskan membuat suatu Sinopsis, yaitu rangkuman singkat dari cerita yang akan ditulis agar hasil tulisan tidak keluar dan ngelantur dari cerita yang akan ditulisnya.
Suatu cerita harus mempunyai Alur. alur bisa dibuat maju (progressive) atau mundur (flash back). Alur Maju berawal dari awal dan berakhir pada kejadian akhir, sedangkan Alur Mundur adalah cerita yang berawal dari kejadian akhir dan kemudian cerita ditulis sampai kejadian akhir.
Gol A Gong menjanjikan copy makalahnya dan kemudian menganjurkan pengikut workshop untuk tidak khawatir dengan catatannya. Aku langsung banyak mengharap dengan copy dokumen pelajaran menulis ini, dan ini yang membuat aku tidak melanjutkan melakukan pencatatan apa yang diterangkan oleh Gol A Gong. Untuk membuktikan keseriusanku pada apa yang telah diberikan oleh Gol A Gong dalam memberi pencerahan tentang menulis melalui workshop Be-Writer, aku berjanji kepada Gol A Gong bahwa aku akan menulis kisahku dengannya ketika berkunjung ke Abu Dhabi ini.

End.

Thursday, December 01, 2011

Aku dan UAE National Day

Umum

Indonesian Night 2011 yang diselenggarakan oleh KBRI Abu Dhabi bekerjasama dengan pihak seni dan budaya Abu Dhabi di Abu Dhabi Heritage Club, dekat Marina Mall pada pertengahan Nopember disambut oleh Duta Besar RI untuk UAE dan CEO Abu Dhabi Heritage Club, CEO menyatakan bahwa UAE dalam waktu dekat akan merayakan Hari Jadinya yang ke 40, aku sedikit mengernyitkan kedua alisku merasa heran karna Indonesian Night yang berhubungan dengan Hari Kemerdekaan RI kok berdekatan dengan Hari Ulang Tahun UAE yang jatuh pada tanggal 2 Desember, dan aku jadi teringat bahwa ternyata aku sekeluarga sudah cukup lama tinggal di Abu Dhabi ini, terutama aku sendiri di sini sejak UAE merayakan Hari Jadinya yang ke-23.
Saat ini jalan-jalan di Abu Dhabi sudah mulai dihiasi walaupun tidak sesemarak pada tahun-tahun yang lalu, demikian juga sebagian gedung-gedunya, bendera Nasional UAE sudah mulai berkibar dimana-mana, ada sebagian kendaraan pribadi didekorasi dengan warna-warni ala bendera UAE dan gambar-gambar tokoh kesayangannya dipasang terutama dibagian kaca belakang mobil, tema perayaan UAE ke-40 ini adalah 'Spirit of the Union".

Kembang Api

Hari ini adalah hari minggu tanggal 27 Nopember, di Free Port Abu Dhabi tempat akumangkal kerja sehari-hari pagi itu tidak seperti biasanya, suasana pintu gerbangnya cukup terjaga ketat melebihi dari biasanya, semua orang dan kendaraan yang akan masuk diperiksa lebih seksama oleh penjaga pintu, di dalam pagar pengaman ada mobil Polisi Abu Dhabi berhenti yang selama ini tidak pernah berhenti kecuali mondar-mandir di luar pagar. Aku merasa heran ada beberapa orang bule sedang menurunkan barang berbentuk seperti kapal-kapalan bermodel lambung ganda/double hull yang sepertinya terbuat dari aluminium atau berwarna perak seperti aluminium dengan panjang sekitar 1 meteran, dan disana-sini berserakan barang-barang berbentuk silinder seperti pipa-pipa dengan ukuran bervariasi, diameter tidak lebih dari 10 Centimeter dan panjang tidak lebih dari 1 Meteran. Pipa-pipanya berwarna-warni, ada yang putih, ada yang kuning, ada yang oranye dan ada yang berwarna merah. Para pekerjanya nampak selalu sibuk seharian, mereka tidak memperdulikan sengatan matahari saat itu, pipa-pipa itu disusun sedemikian rupa diatas kapal-kapalan, ketika cuaca mendung tiba para pekerja itu menutupi ujung-ujung pipa yang ada dengan plastik hitam yang biasa dipakai sebagai plastik kantong sampah, kemungkinannya mereka ingin agar apabila ada guyuran hujan, maka air hujan tidak membasahi bagian ujung-ujung pipa-pipa itu. Setelah pipa-pipa itu selesai disusun dan diletakkan diatas kapal-kapalan, para pekerja memasanginya semacam kawat pada setiap ujung pipa-pipa, sehingga seakan-akan pipa-pipa itu diberi sumbu, kemudian setelah semuanya selesai, maka ujung dari pipa yang sudah disusun dan diberi semacam sumbu diberi pelindung atau dibungkus dengan plastik dan kemudian dinaikkan ke atas kapal tongkang dan ponton yang diparkir di dermaga dekatnya untuk kemudian diberangkatkan melalui laut entah kemana.
Itu semua adalah kembang api untuk menyambut hari ulang tahun ke-40 UAE pada tanggal 2 Desember dini hari nanti, demikian menurut orang lokal yang bekerja sebagai awak badan kapal CNIA di L206, Sersan Matar. Wow...!, aku membayangkan betapa besarnya atau lamanya nanti pesta kembang api yang akan diselenggarakan pada malam hari nasional UAE ini?. Keberangkatan kembang api ke laut dimulai sejak tanggal 30 Nopember pagi, kumpulan kembang api terakhir diberangkatkan dengan tongkang adalah tanggal 1 Desember pagi, setelah itu semua barang-barang yang tadinya berserakan kini dirapikan dan dimasukkan kedalam kontainer yang sudah ada di situ sejak pertama kali mereka datang, kini suasana Free Port Abu Dhabi kembali seperti semula, Polisi dan mobilnya yang biasa berhenti ketika kesibukan mempersiapkan kembang api sekarang tidak ada lagi.

Suasana Menjelang Perayaan

Abdullah Akubaishi pegawai sipil CNIA bertanggung jawab secara teknis terhadap kapal-kapal MRTP CNIA buatan Turki, ia datang ke kapal nomor lambung 1803 pada tanggal 29 Nopember sekitar pukul 9 pagi di Free Port Abu Dhabi, diatas pundaknya terselendang shal bermotip bendera UAE dan di ujung-ujungnya terpampang gambar Sheikh Khalifa and Sheikh Muhammad Bin Zayeed Alnahyan. di tempat parkir dekat kapal-kapal CNIA banyak mobil-mobil pribadi yang sudah dihiasi dengan atribut-atribut nasional UAE seperti warna bendera, angka 40, gambar-gambar para Sheikh-Sheikh dan yang lainnya. Sungguh para Emirati sangat antusias didalam menyambut hari Nasional mereka, itu terlihat hampir disemua sektor mereka sedang sibuk mempersiapkan, membicarakan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan hari ulang tahun negara UAE.
Sekolah-sekolah yang aku lihat semuanya berhias diri dengan meberi atribut tentang lambang-lambang kebesaran UAE, anak-anak sekolah melakukan perayaan Hari Nasional pada tanggal 30 Nopember karena pada tanggal 1 Desember sekolah diliburkan demikian juga kantor-kantor pemerintah juga ikut diliburkan. Tanwin sudah menceritakan tentang akan adanya pesta UAE National Day disekolahnya pada tanggal 30 Nopember sejak 2 hari sebelum pesta di sekolah diselenggarakan.

Keluargaku

Pada tanggal 3 Desember ini Tanwin akan melakukan ujian SAT yang pertama, sebelum itu pada tanggal 2 Desember ia akan ada turnamen sepak bola di Dubai untuk anak-anak ASEAN, Sukarsi sibuk mempersiapkan Tanwin untuk dua kegiatan itu, Tanwin sungguh-sungguh diawasi terutama untuk ujian SATnya, maklum SAT merupakan sesuatu yang sangat penting bagi anak yang akan melanjutkan kuliah di Amerika, bahkan jika nilai SATnya bagus, maka akan ada banyak tawaran beasiswa dari universitas-universitas ternama di Amerika. Aku sekeluarga tidak ada rencana khusus untuk menyambut hari nasional UAE ini, kami disibukkan pada sesuatu untuk mempersiapkan diri Tanwin pada kedua kegiatannya di atas. Sukarsi sudah tidur sejak pukul 8 malam pada tanggal 1 Desember, ia menolaknya ajakanku untuk keluar melihat suasana kota malam ini, bahkan terhadap tentang adanya pesta kembang api nanti, ia memilih tidur lebih awal karena besok harus bangun lebih pagi untuk mempersiapkan segalanya didalam melakukan perjalanan ke Dubai untuk turnamen sepak bola Tanwin. Demikian pula Tanwin, ia harus belajar demi mempersiapkan ujian SATnya nanti, dan aku semakin terasa lelah dan ngantuk karena paginya aku bekerja mengawasi anak buahku bekerja lembur tadi.

Berita Gembira Bagi Para Emirati

Ulang tahun UAE kali ini memang merupakan ulang tahun yang sangat khusus bagi msyarakat yang tinggal di UAE terutama bagi orang-orang lokal atau Emirati, selain ini merupakan ulang tahun yang ke 40, Negara memberi kenaikan gaji sampai 100% bagi para pegawai di Departemen Kesehatan, Kehakiman, dan Pendidikan. Tidak lupa juga gaji Under Secretary naik sebanyak 35%, juga disediakan anggaran untuk melunasi hutang-hutang dari Emirati yang mengalami kesulitan keuangan dalam pelunasannya, anggarannya tidak tanggung-tanggung, yaitu 10 milyar Dirham kalau dirupiahkan menjadi kira-kira dua setengah trilyun Rupiah, wow..!.
Tentu berita itu biasanya akan dikuti oleh kenaikan barang dan jasa, tetapi pihak Pemerintah UAE sudah memberi peringatan warganya melalui kementrian ekonominya bahwa barang siapa yang menaikkan harga barang ataupun jasa karena kenaikan gaji sebagian warga UAE ini, maka Pemerintah tidak akan memberi ampun, mereka akan ditangkap untuk dimintai pertanggungan jawab. Demikian juga apabila warga menemui para pedagang yang menaikkan harga barang yang dijualnya, maka Pemerintah mengharapkan untuk melaporkan si pedagang tersebut.

Thursday, November 24, 2011

PINDAHAN

Tak Menduga

Tanggal 19 Nopember, 2011 ini akan jatuh tempo kontrak flat 1301 gedung apartement Alfalahi, Hamdan Street, hari ini sudah tanggal 25 Oktober, aku mencoba menyampaikan usulan terhadap Sukarsi yang akhirnya ia setujui bagaimana kalau pindah rumah saja mencari flat dengan 2 kamar tidur, karena flat dengan 3 kamar sekarang selalu ada satu kamar yang kosong untuk kamar Ila, kamar ini nampaknya akan terisi setiap kali Ila liburan ke Abu Dhabi, maka tidak bernilai tetap mempertahankan satu kamar kosong dimana harga sewa kamar di Abu Dhabi saat ini sampai 2000 Dirham per bulan. Perasaan itu sebenarnya sudah lama terbesit didalam hatiku, yaitu pindah rumah mencari harga yang lebih murah, karena beban keuangan terutama setelah Ila kuliah di Seattle sungguh terasa lebih berat.
Aku mulai mencari dan memburu flat dengan 2 kamar tidur, menyimak satu per satu klip property advertising dan internet sebisanya, harga yang paling murah berada di Mohammad Bin Zayeed (MBZ) City atau Khalifa City. Aku mendaftar melalui internet sebagai anggota pada Abu Dhabi Commercial Properties (ADCP) mencari flat dengan 2 kamar tidur di daerah MBZ atau Khalifa City A, tetapi sebelum aku ditawarinya aku sudah mendapatkannya melalui majalah Abu Dhabi Week sebuah apartement 2 bed room didalam villa dekat Pink Shop. Disana ada 3 villa serupa yang sedang dirombak menjadi apartement dengan sekat-sekat permanen dan ditambahi atau dikurangi fasilitasnya sesuai kebutuhan. Ada studio, 1 bed room dan 2 bed room.
Ternyata setelah aku kunjungi apa yang ada didalam majalah itu adalah perantara (sering disebut sebagai 'makelar'), bukan langsung kepada pemilik atau pengembangnya. Sebenarnya perantara itu merupakan perusahaan maintenance bangunan yang bekerja sambilah menawarkan sewa rumah, awalnya rumah ditawarkan 65,000 Dirham per tahun tambah uang komisi 5000 Dirham, setelah penawaran akhirnya disepakati bahwa harga sewa menjadi 60,000 Dirham ditambah uang komisi 4000 Dirham.
Pihak makelar meminta langsung tandatangan kontrak dan uang harap dibaya keesokan harinya, aku sedikit terkejut dengan permintaannya, rumah belum siap huni uang dan kontrak harus dilunasi, apalagi disini, janji-janji merupakan jebakan, setelah kewajibanku dilaksanakan, maka aku harus lari dibelakangnya, begitu pikirku.
Keesokan harinya aku datangi lagi makelar itu dengan membawa uang tanda jadi (panjar) sebesar 1000 Dirham. Ternyata ia tetap menginginkan aku untuk memberikan cheq paling lambat tertanggal besok demikian juga uang komisinya, akhirnya aku dibawa untuk menghadap bossnya bernama Hisyam, seorang keturunan Siria, begitu mendengar bahwa yang dihadapanku adalah orang Siria, maka aku lebih berhati-hati lagi, karena kawan-kawanku pernah bertanya bahwa kebanyakan orang dari situ suka berbohong apalagi tentang bisnis. Hisyam langsung meminta cheq agar ditulis tertanggal besok, ia bilang jangan khawatir, bahkan ia bertanya kepadaku apa yang aku khawatirkan, toh rumah itu tidak akan kemana-mana, kalau ada apa-apa laporkan saja ke Polisi.
Akhirnya aku tantang sekalian dia, dimana dia meyakinkan aku bahwa flatnya akan siap dalam waktu tiga hari aku bilang, "jika flat itu bisa selesai dalam waktu tiga hari, maka engkau akan aku bayar double, sudah jangankan tiga hari, taruh lima hari kalau bisa diselesaikan akan aku bayar double nanti", setelah itu baru Hisyam agak reda. Aku melihat gelagat itu, maka pikirku 'sekarang kartu truff ada di tangaku, saatnya aku memainkan dia". Aku tawarkan begini, "Ok, begini saja, saya menganggap kamu dapat menyelesaikan rumah itu dalam waktu satu minggu, maka cheq yang akan aku berikan tertanggal enam hari dari sekarang, jika nanti selama tiga hari kemajuan pekerjaan di rumah itu bagus, maka kemungkinan akan aku kasih tunai sebelum tanggal cheq itu", akhirnya ia setuju, waktu itu tanggal 31 Oktober, maka cheq yang aku berikan tertanggal 5 Nopember, dimana pada saat itu liburan Hari Raya Idu Adha dimulai, jadi bagaimanapun ia tidak akan dapat mencairkan cheq itu sebelum liburan selesai.
Setelah aku keluar dari kantor makelar itu, aku bercerita kepada temanku, Nur Syamsi yang mendampingi aku kesana, kalau menghadapi orang seperti itu jangan berlagak lemah-lembut karena bisa digilas dengan omongan-omongan bualannya.
Sukarsi sedikit marah kepadaku karena aku menggertak Hisyam kalau aku akan membayar double jika rumah yang akan disewa dapat selesai dalam waktu lima hari, maklum Sukarsi tidak biasa dengan kehidupan begitu, apalagi ia tidak pernah berhadapan langsung dengan orang-orang type begitu. Sehari setelahnya aku mengunjungi langsung rumah itu, ternyata tidak ada kemajuan sama sekali, maka aku diajak ke kantor property pemiliknya malam harinya, kantor property mengutus salah satu orangnya untuk melihat rumah itu, aku, Hisyam, Muhammad (si makelar) dan utusan dari properti meluncur ke lokasi dengan mobil Hisyam, di rumah itu aku ditanya apa saja yang aku inginkan dari rumah itu, aku meminta agar dapur cepat diselesaikan dan meminta tambahan soket listrik untuk mesin cuci, lemari es dan kompor listrik. Sedangkan pintu kamar nomer 2 agar dipindah lebih kedalam, serta pintu utama agar dipasang. Utusan dari properti meyakinkan aku bahwa dalam waktu tiga hari saja semuanya akan selesai.Aku tantang dia bahwa "jangan tiga hari terlalu cepat, lima hari", kemudian ia tersenyum menandakan bahwa aku tidak bisa dibohongi tentang itu, dan menurut perhitunganku bahwa sisa pekerjaan yang tersisa bisa sampai tiga minggu.
Setelah dua hari kemudian pintu utama dipasang, tetapi kuncinya belum, demikian juga tentang kemajuan kerja listriknya, dapur masih tetap seperti aku lihat pada malam terakhir aku se sana bersama makelar dan orang properti. Akhirnya aku berhubungan langsu dengan para pekerja yang bekerja pada perombakan villa itu, kemudian setelah itu kemajuan pekerjaan lebih cepat, pada hari Sabtu, tanggal 5 Nopember aku menukar cheq yang ada pada Hisyam dengan uang tunai, aku memberanikan diri karena aku melihat rumah itu ada kemajuan yang cukup bisa dipercaya, walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan, aku sedikit khawatir karena ternyata banyak orang yang melihat-lihat flat-flat yang ada di villa itu, jikalau digagalkan karena keangkuhanku, maka akan membuyarkan semua rencana pindah ke rumah itu, apalagi Sukrsi sudah suka sekali pada model villanya.

Menyelesaikan Urusan Dua Flat

Setelah pembayaran tunai, maka aku diajak ke kantor pengembang/properti yang yang bertanggungjawab terhadap rumah yang akan aku sewa oleh Hisyam bos makelar itu, dua surat kontrak yang sudah siap distempel kemudian satu untuk aku dan satunya untuk pihak properti. Aku sudah merasa aman dengan rumah yang akan aku sewa, maka aku akan mengatakan kepada pemilih flat yang lama besok bahwa aku tidak akan memperpajang kontrak flat building Alfalahi, Hamdan Street, pemiliknya langsung setuju saja karena aku menyewanya dengan harga lama yaitu 95,000 Dirham dibawah harga pasaran saat ini 120,000 Dirham per tahun, pemilik flat lama yang diwakili oleh Usama, ia mengatakan setelah aku tanya bahwa;
1. Ketika menyerahkan kunci aku harus membawa sertifikat asli clearance dari water and electricity,
2. Sebelum mengeluarkan barang-barang aku harus mengasih deposit berupa cheq atau tunai sebesar 5000 Dirham,
3. Flat harus diperiksa oleh pihak maintenance company tentang kerusakan dan atau kehilangan terhadap aksissori rumah akibat dari aku tempati.

Semua itu mudah, demikian pikirku, yang lebih penting lagi bagi aku adalah bagaimana rumah baru agar lebih cepat selesai dan siap untuk dihuni.
Aku memulai untuk membongkar mebel-mebel dalam flat lama, dari tempat tidurnya Ila, Bufet, lemari pakaian dan mengepak buku-buku kedalam karton sampai tempat tidur Tanwin.
Aku lihat kamar tidur utama flat baru sudah beres tidak ada pekerjaan yang diperlukan lagi, aku panggil natur untuk membersihkan flatku, keesokan harinya aku mulai memindahkan barang-barangku yang sudah dipak dengan mobil van milik kantor sedikit demi sedikit, dan semua barang aku simpan didalam kamar tidur utama kemudian pintunya aku kunci. Aku pusing melihat flat baru pekerjaannya yang tidak banyak mengalami kemajuan, rupanya pekerjanya sibuk untuk bekerja di flat-flat lainnya, maka aku harus bertemu langsung dengan supervisor pekerja yang merenovasi flat baru itu. Salah satu pekerja keturunan Mesir memberi aku nomor telepon genggam Waleed, supervisor keturunan Mesir juga, tidak jauh berbeda ia bilang semua pekerjaan itu mudah, setelah dua hari semuanya selesai, aku merasa tidak yakin namun karena posisiku yang sedang berada dibawah angin, maka aku mengiyakan saja apa yang sedang ia katakan yang penting agar semua yang akan dilakukan berjalan lancar.
Setelah 2 hari aku manghampiri flat baru, ternyata kondisinya sama saja, cuma ada tambahan tiga socket listrik dapur selesai, satu untuk mesin cuci, satu untuk lemari es dan satu lagi untuk rice cooker, sedangkan untuk kompor listrik belum juga selesai serta tambahan konstruksi untuk pemindahan pintu kamar tidur nomor 2. Aku panggil supervisornya lalu aku tanyakan sisa pekerjaan yang belum selesai, yaitu pemasangan kunci untuk pintu utama, soket listrik untuk kompor listrik dan kelanjutan pemindahan pintu kamar nomor 2. Aku mengusulkan agar kunci pintu utama diambilkan dari flat sebelah karena pintu utama hanya bisa dibuka dari dalam saja artinya dari luar tidak perlu ada gagang kunci untuk membuka pintu, sehingga kalau ada orang yang ingin masuk ke dalam rumah, maka orang dari dalamrumah yang membukakan pintu, kalau tidak, maka harus memakai kunci pintu. Waleedd setuju usulanku itu, kemudian ia mengatakan bahwa besok semua pekerjaan selesai kecuali pemindahan pintu kamar tidur nomor 2 tidak bisa karena itu merupakan pekerjaan besar yaitu 2 hari kerja, jika aku mau menanggung biaya pemindahannya, maka ia akan melakukannya. Aku tidak mau menanyakan berapa biayanya, aku mengatakan bahwa itu semua merupakan tanggungan pihak properti, kemudian ia mengatakan bahwa biayanya 200 Dirham, dan aku menolaknya, karena uang yang akan aku keluarkan nantinya harus dapat aku ambil kembali, sehingga apabila aku membiayai pemindahan pintu ini nanti ketika aku keluar untuk tidak mengontrak lagi aku tidak bisa mengambil pintu itu, jadi, untuk apa aku harus membiayainya?.
Hari itu tanggal 13 Nopember satu hari setelah pertemuanku dengan Waleed supervisor itu, rumah masih dalam kondisi yang sama, aku temui dia sedang bekerja di lantai dasar flat belakang, ketika aku tanyakan mengapa flatku belum selesai, ia kembali menanyakan apa kekurangan flatku, orang ini tidak ingat lagi tentang kemaren apa yang pernah aku dan dia diskusikan dan sepakati, tanpa banyak komentar aku meminta tukang listrik agar menyelesaikan soket untuk kompor listrik. Bersama tukang listrik suruhan supervor renovasi rumah aku ke flat baruku, ia membawa perlengkapan dan alat untuk pekerjaan yang aku minta, pertama-tama aku suruh dia memindah kunci dari flat sebelah ke pintu utama flatku, kemudian memindah sambungan listrik untuk kamar basah tamu ke dalam flat, dan kemudian menyelesaikan pemasangan listrik untuk kompor listrik di dapur. Aku menungguinya bekerja dan aku mengatakan bahwa aku akan pergi apabila seluruh pekerjaan flatku sudah ia selesaikan, demikian aku jawab ketika ia bertanya kenapa aku tidak pergi. setelah seluruh pekerjaan selesai aku memberi tip untuk dia sebesar 25 Dirham yang awalnya ia segan untuk menerimanya karena semua pekerjaan yang ia lakukan sudah merupakan kewajiban untuk ia selesaikan, maka memberi uang tip tidak diperlukan, akhirnya ia menerima juga setelah aku jelaskan bahwa aku tidak akan memberitahukannya kepada siapapun dan uang itu sebagai hadiah dari aku untuk ia makan siang.
Aku panggil natur untuk membersihkan flatku dan aku katakan bahwa mulai besok pagi aku akan memindahkan barang-barangku dari flat lama Abu Dhabi ke sini, sebelum aku meninggalkan flat aku ambil semua kunci-kunci pintu dengan tetap meninggalkan pintu dalam keadaan terbuka.
Tanggal 14 Nopember malam hampir seluruh barang-barang dari flat lama aku pindah dengan 1 truk menyewa dari sopir Pakistan, juga bersamanya aku membayar 3 orang untuk mengangut dari flat baru ke truk kemudian dipindah ke flat baru di Khalifa City. Aku mengawasi 3 orang yang sedang memindahkan barang-barangku agar terhindar dari kerusakan akibat ketidak perdulian para pekerja, kerusakan barang biasa terjadi ketika memindahkan mebel dengan menggunakan orang freeline, lain halnya kalau yang melakukannya adalah specialist mover, kawanku mengatakan bahwa dengan membayar kira-kira 3000 Dirham ia hampir tidak menyentuh samasekali barang-barangnya mulai dari membuka di rumah lama sampai memasang kembali didalam rumah barunya. Aku pernah mengusulkan kepada Sukarsi untuk menggunakan jasa mover, tetapi ia tidak setuju, akhirnya aku harus menyelesaikannya sendiri dengan biaya 550 Dirham untuk tranportasi 250 Dirham dan 3 orang pekerja 300 Dirham ditambah memberikan minum sebanyak 4 botol 2 literan. Akan tetapi aku harus mengambil cuti 2 hari.
Barang berat yang belum aku pindah cuma piano, aku harus memindahkannya memakai orang khusus yang biasa memindah piano, setelah hampir semua barang dalam rumah lama kosong kemudian aku mencoba menghubungi International Music Institute di Khalidiyah, mereka sanggup memindahkannya dengan biaya 300 Dirham. Sunggu memindah piano cukup susah, selain barangnya berat juga harus hati-hati. Pemindahan piano ditangani oleh 2 orang, 1 orang keturunan Philipin sebagai master yang lainnya keturunan Pakistan. Ukuran piano hampir tidak muat dalam lift, setelah aku jelaskan bahwa dahulu ketika aku membawanya kedalam flat juga memakai lift ini, setelah dicoba akhirnya masuk dan ukurannya sangat persis sekali dengan ukuran liftnya. Piano dipindah dari flat ke atas kendaraan memakai trolli, diatas kendaraan piano dibungkur dengan dua kasur spon tua untuk diikat pada kendaraan agar tidak lecet dan jatuh. Sungguh sangat susah memindah piano dengan mellalui tangga, pada tangga kedua sisi bawah piano sedikit membentur sisi tangga dan mengakibatkan sisi bawah ujung piano lecet, akhirnya si master memberi kasur diatas tannga agar apabila terjadi benturan lagi tidak menimbulkan lecet atau kerusakan lainnya pada piano. Menurut master itu pianoku itu ali buatan Jepang, ia menuturkan bahwa harganya sekarang 20,000 Dirham, yang buatan China saja sudah 10,000 Dirham, aku katakan bahwa saat itu aku membelinya dengan harga 8,000 Dirham.
Sejak tanggal 15 Nopember aku sudah mulai tidur di flat baru Khalifa City, semua barang masih berantakan, tempat tidurku dan Sukarsi di ruang tidur utama aku pasang seadanya dan tempat tidur Tanwin di kamar tidurnya terdiri dari dua kasur yang aku susun jadi satu, satu kasur dari tempat tidur Ila dan satu kasur dari tempat tidur Tanwin yang kebetulan sama.
Tanggal 16 dan 17 Nopember aku mengambil cuti kerja khusus untuk memberesi pindahan rumah, kebetulan tanggal itu hari Rabu dan Kamis, sehingga libur Jum'at dan Sabtu bisa aku pakai untuk melanjutkan beres-beres flat baru, pekerjaan pertama yang aku lakukan membangun kembali mebel-mebel yang aku buka sebelum pindahan, yaitu tempat tidur Tanwin dan kemudian tempat tidurku, kemudian lemari pakaian Tanwin dan lemari pakaianku, tempat tidur Ila tidak aku susun tetapi aku tempatkan disamping tempat tidur Tanwin dalam keadaan terbuka kemudian kasurnya aku susun diatastempat tidur Tanwin, sehingga tempat tidur Tanwin menjadi lebih tinggi. Setelah meja-meja, kursi-kursi sudah tertata pada tempatnya sesuai permintaan Sukarsi kemudian dilanjutkan membangun bufet hitam didalam kamar tidur utama.
Sukarsi sibuk sendiri memasukkan barang-barang dari dalam karton ke tempat-tempat yang sudah ia pikirkan, perlengakapan dapur ia letakkan di dapur, baju, barang dan buku milik Tanwin ia tempatkan didalam kamar tidur Tanwin, sedangkan kepunyaanku dan dia ditempatkan didalam kamar tidur utama, aku lihat masih banyak barang-barang yang tidak bisa ditata karena manyaknya, itu akibat dari lamanya aku tinggal di Abu Dhabi sejak tahun 1994 dan juga dari flat berkamar tidur 3 ke flat berkamar tidur 2.
Mengurus sertifikat clearence dari Water and Electricity cukup mudah, yang ditanya hanya tanda pengenal saja, kemudian setelah 3 hari disuruh kembali untuk mengambil sertifikatnya. Sehari setelah pendaftaran clearence, petugas dari Water anad Electricity datang memutus saluran air dan listrik, ketika hari yang sudah dijanjikan tiba kau ke kantor Water and Electricity bagian Costumer Service di daerah Madinat Zayeed, aku harus membayar seuruh tunggakan yang belum terbayar, setelah diadakan perhitungan, maka uang jaminanku dikembalikan setelah dipotong uang kewajiban yang harus aku bayar, bersamanya aku mendapatkan surat Certificate Clearance.
Sambungan telephon rumah dan internet juga aku urus sekalian, aku meminta untuk menghapus telepon rumah, toh aku, Sukarsi dan Tanwin sudah mempunyai telepon genggam masing-masing, yang aku minta hanya memindahkan saluran internetku, Alshamil dari flat lama ke flat baru, setelah satu hari saluran baru sudah dpindah ke flat baru di Khalifa City. Kini Sukarsi sudah benar-benar bisa menikmati kepindahannya karena internet merupakan pekerjaannya sehari-hari didalam mengisi waktu senggangnya.

Pemeriksa dari pemilik gedung flat lama yang diwakili oleh pihak maintenance gedung datang untuk mendata kondisi flat sebelum aku serahkan, setelah diperiksa secara seksama, maka ada 3 catatan yang mesti aku pertanggung jawabkan, yaitu;
1. 1 Kaca penutup lampu kamar mandi utama hilang,
2. 2 baut kunci jendela hilang, dan
3. Lantai harus dibersihkan dengan memoles lantai dari bekas lem akibat dari pemasangan karpet dulu, catatan ini merupakan tambahan setelah salah satu orang kantor pemilik, bernama Usama keturunan Mesir datang memeriksanya sendiri.

Untuk catatan pada nomor 3 sempat aku berargumentasi, aku menerima flat ini dalam keadaan tidak terpoles, sehingga aku harus memasanginya karpet, adalah tidak masuk akal aku harus mengembalikan flat ini dalam keadaan terpoles, orang dari kantor pemilik tetap pada pendiriannya dengan mengatakan ia ingin menerima flat dengan lantai dalam keadaan bersih, sehingga penye kemudian akan menerimanya dengan senang hati. Aku akhirnya pasrah saja karena posisiku dibawah angin yaitu uang jaminanku ada di kantornya, yaitu 2000 Dirham.

Begitu aku menerima Sertifikat Clearance dari water and Electricity Department, aku langsung ke kantor pemilik gedung, namun tidak ada orang yang bisa melakukan transaksi untuk urusanku kecuali sore nanti. Pada pukul 7 malam aku mennemui Usama, ia merinci berapa besar uang yang harus aku bayar dengan 3 catatan diatas. Aku harus membayar 800 Dirham untuk biaya pemolesan lantai, 75 Dirham untuk penutup lampu kamar mandi, aku harus mengganti termasuk lampunya karena saat ini lampu seperti itu tidak ada, dan 300 Dirham untuk 2 baut kunci jendela yang hilang. Aku keberatan denga yang terahir itu, 2 baut ukuran kecil sebesar ujung jari klingkingku berharga 150 Dirham sebuah?, memangnya ini terbuat dari emas atau perak?, demikian sanggahku, akhirnya aku memintanya contoh baut yang aku hilangkan mengambil dari flat lama, kemudian aku membuatnya di perusahaan meckanik Rainbow di Musaffah dengan biaya 100 dirham untuk dua buah baut yang terbuat dari aluminium sesuai aslinya. Walaupun begitu aku tetap merasa tertipu oleh pihak pemilik gedung dengan harus membayar uang pemolesan lantai dan mengganti bukan hanya gelan penutup lampunya saja tetapi termasuk lampunya karena saat ini lampu yang demikian tidak ada, tetapi karena mereka memegang uang jaminan ketika kontrak ditanda tangani, maka aku seperti yang lainnya barangkali, menyerah pasrah.

Hidup Di Flat Baru

Gedung flat baru merupakan salah satu gedung dari 3 villa dalam satu kompon, flatku berada pada gedung villa nomor 3, kompon dibangun berdiri pada plot no. 9 di 29th Street Khalifa City A. Areal parkirnya luas kira-kira berukuran 8x20 meter persegi. Saat ini kendaraan penghuni masih harus diparkir di luar pagar kompon, menurut natur bahwa nanti setelah semuanya selesai, maka akan ada utusan dari Municipality datang untuk memeriksa kondisi kompon apakah selesai dan layak tinggal atau tidak, setelah dinyatakan selesai kemudian pintu utama pagar kompon diperbolehkan dibuka dan mobil diijinkan parkir didalam pagar kompon. Aku tertegun dengan peraturan disini, tidak seperti di Indonesia, orang bisa dikatakan bebas melakukan apa saja terhadap tanah mereka.
Suasana malam hari sungguh sepi, lampu penerangan jalan tidak ada, sinar lampu yang remang-remang dari villa-villa saja yang menerangi jalan-jalan disekitar kompon tempat aku tinggal, sinar sorot dari lampu mobil yang sedang lewat terasa cukup terang, sehingga cukup mengganggu mata ketika saling berpapasan. Keluar malam dengan berjalan kaki cukup mendebarkan, bukan apa yang ditakuti, terkadang teringat pada anjing-anjing liar di daerah Musaffah yang terkadang mengejar mobil-mobil yang berjalan perlahan-lahan walaupun di daerah Khalifa City A ini belum pernah aku temukan anjing.
Di Khalifa City A hampir tidak ada toko-toko kecuali di daerah Pink Shops sana, semua orang nampaknya berjubel berbelanja keperluan mereka di sana, harga makanan di Cooperative nampaknya sedikit lebih mahal daripada yang aku lihat di Abu Dhabi City, roti somon yang biasanya didapat 5 atau 6 biji per Dirham disini cuma 4 biji langsung dari tempat pembuat roti.
Aku hanya melihat kekurangan Masjid di Khalifa City A ini, satu berada dibelakang Pink Shop dan dua lainnya berada didaerah jalan menuju kantor Etihad, ini menyebabkan aku dan Tanwin tidak pernah melakukan shalat berjemaah di Masjid kecuali shalat Jum'atan.
Setiap hari aku harus memulai keluar rumah setengah jam lebih pagi daripada aku tinggal di Abu Dhabi, setiap pukul 6 pagi aku sudah harus didalam mobil siap meluncur mengantar Tanwin sekolah karena perjalanan dari rumah baru ke Abu Dhabi International School memakan waktu setengah jaman, itu dengan kecepatan rata-rata 100 Kilimeter per Jam, aku harus sampai di kantor paling lambat pada pukul 7 pagi. Setiap pagi jalan setelah Jembatan Maqta menuju Abu Dhabi selalu dipenuhi oleh bis pegawai, 2 lane khusus untuk bis dan truk dipenuhi bis-bis menuju Abu Dhabi, sehingga aku harus mengikuti kecepatan bis-bis itu, karena aku membawa van kantor dimana di Abu Dhabi van ukuran 12 penumpang diperlakukan juga seperti bis dan truk. Tanwin biasanya langsung tertidur didalam mobil selama perjalanan ke dan dari sekolah, sungguh aku merasa kasihan pada dia, tetapi Tanwin biasanya tidur malam dimulai sejak pukul 12 malam, jadi dimanapun ia duduk tanpa kegiatan pasti ia akan merasa ngantuk.

Hari ini tanggal 23 Nopember, sore itu ketika aku pulang aku melihat dua daun pintu gerbang kompon dalam keadaan terbuka, aku sedikit heran karena biasanya pintu-pintu itu selalu tertutup kecuali ada penghuni yang membawa barang dengan truk untuk dibongkar masuk ke dalam villa, ketika aku berada tepat didepan pintu gerbang aku melihat banyak mobil diparkir didalam halaman kompon, aku bergumam, "barangkali kompon ini sudah dinyatakan selesai oleh pihak Municipality". Ternyata dugaanku benar setelah aku tanyakan kepada natur keesokan harinya.

Aku merasa tidak berselera untuk keluar rumah pada malam hari, selain karena capek seharian bekerja, suasana di Khalifa City cukup sepi, begitulah mungkin keadaanku dan keluargaku apabila masih tetap tinggal di flat baru ini.

Selesai.