Saturday, February 05, 2022

KHOTBAH JUMAT: Perbuatan Karena Allah

 Khotbah Jum’at, 03 Rajab 1443 H / 04 Februari 2022 M

 

Perbuatan Karena Allah

 

Khotbah Pertama

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ مَا ابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ الْكَرِيمُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ: (وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ

 

Kaum mukminin : Allah Swt berfirman :

 

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

 

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama” (Al Bayyinah 98 : 5). Rasulullah Saw bersabda :

 

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُه

 

“Sesungguhnya Allah tidak menerima amalan kecuali yang ikhlas mengharapkan wajah-Nya” (An Nasa’i 3140). Amalan yang diterima oleh Allah, adalah amalan yang dilakukan oleh seorang mukmin dengan mengharap ridha Tuhannya dan ia tidak mengharap pahala kecuali dari-Nya, yaitu dalam semua ibadah, muamalah dan semua kondisinya, Allah Swt berfirman :

 

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين

 

“Katakanlah: “Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (Al An’am 6 : 162). Bila seorang muslim menghadapkan wajahnya ke arah kiblat menunaikan shalat, maka sesungguhnya ia mengharap ridha penciptanya dengan shalatnya, Allah Swt berfirman :

 

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا ‌فَثَمَّ ‌وَجْهُ ‌اللَّهِ

 

“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah” (Al Baqarah 2 : 115). Dan bila ia menunaikan zakat, maka ia mengeluarkannya dengan jiwa yang bersih dan mengharap ridha Tuhannya, Allah Swt berfirman :

 

وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ ‌وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ

 

“Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)” (Ar Rum 30 : 39). Maksudnya bahwa Allah Swt akan melipatgandakan pahala dan balasan bagi mereka, Rasulullah Saw bersabda :

 

Iklan

 

LAPORKAN IKLAN INI

 

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا ‌وَجْهَ ‌اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا

 

“Sesungguhnya tidaklah engkau menafkahkan sesuatu dengan niat untuk mencari ridha Allah, melainkan engkau akan diberikan pahala” (Muttafaq ‘Alaih). Dan begitulah kondisi seorang mukmin, ketika ia melakukan kebaikan mengharap ridha Allah, maka ia akan termasuk ke dalam golongan seperti yang disebutkan dalam firman Allah :

 

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً ‌وَلَا ‌شُكُورًا

 

“Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” (Al Insan 76 : 9). Sebagai contoh Abu Bakar Shiddiq RA banyak melakukan kebaikan untuk manusia dengan mengharap ridha Allah, sehingga diturunkan firman-Nya :

 

الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى* وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَى* إِلَّا ابْتِغَاءَ ‌وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى* وَلَسَوْفَ يَرْضَى

 

“yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (Al Lail 92 : 18-21). Dan manusia yang paling berhak mendapatkan kebaikan adalah keluarga dan kerabat orang tersebut, dengan bersilaturrahim, berbuat baik, memaafkan dan mengingat kebaikan mereka dengan mengharap pahala dari sisi Allah, disebutkan dalam firman-Nya :

 

فَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ ذَلِكَ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يُرِيدُونَ ‌وَجْهَ اللَّهِ

 

“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah” (Ar Rum 30 : 38)

 

فَاللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ يَبْتَغُونَ بِأَعْمَالِهِمْ وَجْهَكَ الْكَرِيمَ، لِنَكُونَ عِنْدَكَ مِنَ الْفَائِزِينَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

 

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang mengharap ridha-Mu saat beramal, sehingga kami termasuk orang-orang yang beruntung di sisi-Mu, wahai Tuhan semesta alam.

 

 أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khotbah Kedua

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ

 

Iklan

 

LAPORKAN IKLAN INI

 

Kaum mukminin yang mulia : sesungguhnya di antara amalan hamba-hamba Allah yang mendapatkan pujian dari-Nya adalah : kesabaran dan menahan amarah dengan mengharap ridha Allah, disebutkan dalam sabda Nabi Saw :  

 

مَا مِنْ جُرْعَةٍ أَعْظَمُ أَجْرًا عِنْدَ اللَّهِ مِنْ جُرْعَةِ غَيْظٍ كَظَمَهَا عَبْدٌ؛ ابْتِغَاءَ وَجْهِ ‌اللَّهِ

 

“Tidak ada tegukan yang lebih besar pahalanya di sisi Allah melebihi tegukan kemarahan yang dikendalikan seorang hamba demi mengharapkan ridha Allah” (Ibnu Majah 4189). Begitulah hendaknya seorang mukmin mengharap ridha Allah dalam semua amalannya, menjaga nilai-nilai keimanan dan berpegang teguh dengan arti kemanusiaan yang paling mulia, sehingga ia bisa menikmati kebahagiaan dan keridhaan hidup dan di akhirat ia mendapatkan kemenangan dengan meraih surga yang dijanjikan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya yang ikhlas.

 

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا أَمَرَنَا رَبُّنَا سُبْحَانَهُ فَقَالَ: (إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]). فاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الْأَكْرَمِينَ، وَالتَّابِعِينَ لِهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الْإِمَارَاتِ قِيَادَتَهَا وَشَعْبَهَا، وَبَرَّهَا وَبَحْرَهَا، وَأَرْضَهَا وَسَمَاءَهَا، ‌مِنْ ‌شَرِّ ‌كُلِّ ‌ذِي ‌شَرٍّ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ دَوْلَةَ الْإِمَارَاتِ بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا، سَخَاءً رَخَاءً، وَاحْفَظْهَا بِحِفْظِكَ، وَاحْرُسْهَا بِرِعَايَتِكَ، وَأَدِمِ الِاسْتِقْرَارَ عَلَيْهَا. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيْخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ، وَارْفَعْ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَتَهُمْ، وَشَفِّعْهُمْ فِي أَهْلِهِمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ. اللَّهُمَّ يَا سَمِيعَ الدُّعَاءِ، ارْفَعْ عَنَّا الْوَبَاءَ، وَادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ، وَعَافِنَا مِنْ كُلِّ دَاءٍ، وَامْنُنْ عَلَى جَمِيعِ الْمَرْضَى بِالشِّفَاءِ، وَاحْفَظْ أُسَرَنَا وَمُجْتَمَعَنَا، وَأَدِمِ الْعَافِيَةَ عَلَيْنَا، وَعَلَى سُكَّانِ الْعَالَمِ مِنْ حَوْلِنَا. اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا. اللَّهُمَّ اسْقِنَا ‌غَيْثًا ‌مُغِيثًا بِفَضْلِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِينَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

 

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ؛ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ