Saturday, January 04, 2020

TERLAMBATKAH KITA..?

UMUM

Aku jadi teringat apa yang diungkapkan oleh yang sekarang sudah menjadi mantan Menteri Pertahanan, Pak. Ryamizard ketika berkunjung ke Abu Dhabi tahun lalu. Beliau melakukan tatap muka dengan masyarakat Abu dhabi dan sekitarnya yang diprakarsai oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Abu Dhabi, tempatnya di Wisma Duta. Beliau mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki musuh. Negara tetangga tidak ada yang bermusuhan dengan Indonesia. Indonesia adalah negara cinta damai. Indonesia tidak ingin bermusuhan dengan siapapun dan siapapun tidak ingin bermusuhan dengan Indonesia. Beliau melannjutkan bahwa, beliau mendapatkan pujian dari banyak negara sampai Amerika Serikat sekali pun menyampaikan pujian ketika beliau menjelaskan bahwa Program Pertahanan Indonesia dititik beratkan pada keterlibatan Rakyat Semesta. Yaitu melatih masyarakat untuk msmakai senjata, sehingga ketika terjadi penyerangan, maka masa sudah siap untuk memakai senjata, masa akan dipersenjatai, sudah, tidak akan ada yang melawan kita. 

Ketika beliau selesai menjelaskan semua itu, kini tibalah giliran tanya-jawab. Dan aku pun diberi kesempatan. 

Sebenarnya di dalam pikiranku memberontak, marah mengatakan, mengapa orang seperti ini jadi Mentri Pertahanan. Orang sudah tua. Pensiunan tidak pernah masuk berita memberikan ceramah tentang pertahanan. Jalan sendiri saja sudah susah. Orang tidak punya konsep tentang pertahanan negara. Dan banyak lagi kata-kata yang ingin aku lontarkan karena program yang dijelaskan tadi aku pikir adalah program mundur ke belakang. Tetapi aku tetap harus menyimpan kemarahanku, kekecewaanku, apa lagi beliau seorang Menteri. Beliau adalah tamu Negara UAE. Beliau adalah orang yang sudah malang melintang di TNI, serta beliau adalah mantan seorang Jendral. 

Kini giliranku untuk bertanya dan mengungkapkan isi pikiran ku. Aku harus tetap namlak tentang,  emosiku terkendali. Apalagi ini di Wisma Duta. Begini Pak, demikian aku memulai. Apabila kita menganggap bahwa di sekitar atau tetangga kita itu adalah orang baik-baik, benar untuk apa kita harus memiliki senjata. Akan tetapi Indonesia adalah sebuah negara, negara besar lagi. Di bagian bumi yang lain banyak negara yang sengaja menciptakan permusuhan dengan tetangga mereka demi untuk memperkuat persenjataan mereka. Lihat Pakistan dan India, lihat Iran, lihat Israel dan lihat Korea Utara. Mereka menjadi kuat alat perang mereka karena mereka dihantui oleh musuh-musuh mereka yang siap datang kapan saja. Demikian pula kita. Kita jangan dininabobokkan oleh lingkungan, karena merasa kita tidak memiliki ancaman disebabkan kita merasa tidak ada musuh lau kita tidak mengembangkan senjata kita sendiri secara serius. Inilah poinnya. Kalau tidak ada musuh kita harus menciptakan musuh virtual agar kita bersemangat untuk memiliki senjata yang handal. Agar kita mengembangkan senjata kita sendiri untuk kepentingan pertahanan negara. Lupakan pujian orang luar dengan program mempersenjatai masa. Mereka itu memuji tetapi dalam hati mereka tertawa. Ini hebat kata mereka, kita sudah dapat dikalahkan tanpa harus mereka datang menyerang. Dengan demikian dipastikan bahwa mereka akan memuji kita. Yang perlu dibanggakan adalah, apabila program kita ditentang oleh mereka. Seperti negara-negara yang disebutkan di atas. Setiap program yang mereka buat akan di tentang oleh siapapun yang merasa tersaingi, karena mereka membuat cemas yang menentang. Jadi, kita harus dan wajib masuk ke dalam jalur perlombaan persenjataan. Di utara negara kita ada China, kanan ada Australia, dan kiri ada Malaisia.

Setelah acara tatap muka selesai, salah seorang bekas teman kuliah dan bekas rekan kerja di Surabaya dulu menyatakan, musuh virtual, ya..?, sambil melihat dengan lirikannya karena mukanya tidak menoleh ke arahku.

TERPERANJAT

Seperti yang ramai di berita saat ini. Kapal--kapal penangkap ikan China dengan pengawalan Coat Guard mereka telah dengan sengaja memasuki wilayah perairan ZEE Indonesia di daerah laut kepulauan Natuna, Laut China Selatan. Kita bisanya hanya mengusir mereka secara lunak. Saya katakan lunak karena menurut video yang beredar satuan Coast Guard kita meminta mereka untuk meninggalkan perairan kita melalui radio. Permintaannya tidak dibarengi dengan ancaman apabila tidak segera meninggalkan perairan kita. Bukan lagi penangkapan. Apalagi seperti yang pernah dilakukan sebelum ini terhadap kapal-kapal penangkap ikan setelah melalui pengadilan ditenggelamkan. 

Banyak reaksi yang telah dilontarkan di dalam negeri. Sampai-sampai Menlu Ibu Retno menyatakan bahwa kita harus bersikap tegas. Mengko Maritim, Pak Luhut mengakui bahwa kita memang kekuranganya kapal untuk melakukan patroli di Laut China Selatan daerah Kepulauan Natuna, laut yang cukup Luas. Artinya Pak Luhut sudah mengakui bahwa ada kapal-kapal asing yang memang telah memasuki perairan Natuna akan tetapi kita tidak bisa berbuat banyak dikarenakan kapal patroli dan insfrastruktur lainnya kurang memadai. Dan beliau mengusulkan untuk menambah lebih banyak kapal patroli dan kapal perang. 

Menhan saat ini P. Prabowo bahkan sekolah sudah menyerah melalui pernyataannya menyatakan bahwa, China adalah negara sahabat, maka kita harus cool saja. Ini menandakan bahwa, orang tertinggi di Kementrian Pertahanan seolah-olah mengatakan, biar saja kapal ikan China masuk perairan kita, melanggar hukum laut kita, toh mereka negara sahabat.  Ini adalah suatu ungkapan yang mencerminkan suatu ketidak berdayaan kita. Seandainya kondisinya dibalik. Kapal nelayan kita yang masuk ke teritorial laut milik China.

Tidak kalah garangnya adalah reaksi dari Wakil Komisi 1 DPR RI, kita harus tempur dengan diplomasi langkah terbaik dengan China. Demikian cetusnya. Ini juga telah menunjukkan ke tidak berdayaan kita sebagai suatu negara Besar dalam menghadapi pelanggaran lautnya oleh negara besar lainnya seperti China. Mereka semua sadar bahwa memang kita kurang memiliki kemampuan untuk paling tidak mempertahankan teritorial laut dari China. Tak seorangpun menyangka bahwa China akan menggoda Indonesia karena selama ini China merupaakan sahabat dekat Indonesia. Peristiwa ini membuat banyak orang terkejut dibuatnya.

RENCANA PERTAHANAN MILITER BAGAIMANA KE DEPAN?

Peristiwa masuknya kapal ikan dan klaim China atas Laut China Selatan yang masuk sampai ke dalam wilayah Indonesia bagaikan tamparan  tanpa sebab. Karena Selama ini hal demikian tidak pernah terjadi. Adanya klaim hanya sampai wilayah negara tetangga seperti Philipina, Vietnam dan lainnya. Berkaca pada peristiwa itu bagi IIndonesia  seharusnya menjadi suatu pelajaran yang sangat berharga. Yaitu mulai memikirkan strategi untuk memperbaiki pertahanan secara sungguh-sungguh. Modernisasi dengan mengandalkan sumberdaya dalam negri merupakan opsi yang wajib ditingkatkan. Apabila saat ini misalnya sudah ada, maka Pemerintah harus mulai merubah strateginya, sehingga pengembangan peralatan militer kita dapat lebih ditingkatkan. Terutama untuk memproduksi sendiri. Indonesia sebagai negara besar yang sudah merdeka hampir bersamaan waktunya dengan India, Pakistan,  Korea Selatan dan Korea Utara seharusnya setara dengan kemampuan mereka dalam teknologi perangnya. Ancaman dari manapun terutama dari negara tetangga jangan sampai diabaikan apapun alasannya. Mengembangkan teknologi perang merupakan suatu keharusan dan segera ditingkatkan apa yang sudah ada. Fokusnya bukan lagi untuk kebutuhan dijual lagi, tetapi untuk dipakai sendiri. 

Ada semacam pendapat baku yang beredar bahwa, kemajuan dan kekuatan ekonomi suatu negara tidak akan kuat apabila pertahanan  negara tersebut lemah. Katakanlah, China tetap ngotot dengan klaimnya dan mulai menempatkan angkatan perangnya di perairan kita yang mereka klaim. Dan Indonesia tidak bisa berbuat banyak. artinya teritorialnya sekarang diakupasi china. Tentu hal ini akan mengurangi kepercayaan investor asing terhadap Indonesia. Bahkan mungkin investor yang adapun akan mulai menarik diri juga.

Jadi, kita harus melupakan program untuk mempersenjatai penduduk, lebih baik dananya dipakai untuk mengembangkan teknologi perang. Ini akan berakibat menjadikan negara lain akan lebih segan, bahkan tidak akan melakukan gangguan walu negara China sekalipun.

END

Medio Abu Dhabi, 4 Januari, 2020