Sunday, May 22, 2022

KHOTBAH JUM'AT: Barang Apasaja Yang Dinafkahkan, Allah Akan Menggantinya

 Khutbah Jum’at, 14 Ramadhan 1443 H / 15 April 2022 M

 

Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya

 

Khutbah Pertama

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْكَرِيمِ الرَّزَّاقِ، حَثَّ عِبَادَهُ عَلَى الْجُودِ والْإِنْفَاقِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)([1]

 

Para shaimin : dari Ibnu Abbas RA berkata :

 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ… فَلَرَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

 

Rasulullah Saw merupakan pribadi yang paling dermawan, dan terutama pada bulan Ramadhan, ketika ditemui oleh Jibril…. Dan kedermawanan Rasulullah Saw melebihi angin yang berhembus” (Muttafaq’ Alaih). Maksudnya angin yang membawa kebaikan hujan dan rahmat yang dikirimkan oleh Allah. Para sahabat yang mulia mengikuti jejak Nabi Saw dalam berinfak dan memberi, sebagai contoh Abu Ad Dahdah, ketika dianjurkan berinfak oleh Nabi Saw, ia langsung menginfakkan kebun yang merupakan harta kesayangannya, karena ia menghayati firman Allah :

 

‌لَنْ ‌تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ

 

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai” (Ali Imran 3 : 92), kemudian Nabi Saw mengabarkannya bahwa balasannya adalah surga. Banyak contoh kedermawanan dan kebaikan dari Rasulullah Saw dan para sahabatnya yang mulia, yang pantas kita terapkan pada bulan Ramadhan, dengan mengharap pahala dari Allah Swt, disebutkan dalam firman-Nya :

 

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

 

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Al Baqarah 2 : 262). Dan di antara balasan bagi orang-orang yang berinfak adalah bahwa Allah akan membalas kebaikan mereka melebihi apa yang mereka keluarkan, Allah Swt berfirman :

 

وَمَا ‌أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ

 

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya” (Saba’ 34 : 39). Dan Allah Azza wa Jalla akan mengutus seorang Malaikat yang akan mendoakan mereka :

 

اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا

 

“Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang memberi nafkah” (Muttafaq ‘Alaih). Sehingga keberkahan rezeki segera mereka terima, kebaikan mereka semakin banyak dan melimpah, Allah Swt berfirman :

 

مَثَلُ ‌الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

 

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (Al Baqarah 2 : 261). Dan pada hari kiamat, sedekah akan menaungi orang yang berinfak, Rasulullah Saw bersabda :

 

كُلُّ امْرِئٍ ‌فِي ‌ظِلِّ ‌صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ

 

“Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskannya perkara-perkara di antara manusia” (Ahmad 17333). Ia akan dipanggi ke surga melalui :

 

‌مِنْ ‌بَابِ ‌الصَّدَقَةِ

 

“Pintu sedekah” (Bukhari 1897). Ya Allah jadikalah kami termasuk orang yang Engkau berikan taufiq untuk bersedekah dan berbagi, serta termasuk orang yang Engkau limpahkan pahala dan balasan yang besar,  dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati nabi dan rasul-Mu Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan agar ditaati, sebagai pengamalan atas firman-Mu : “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59)

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khutbah Kedua

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي يَجْزِي الْمُنْفِقِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى الْمَبْعُوثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ

 

Para shaimin : di antara infak yang dianjurkan pada bulan Ramadhan adalah memberi makanan berbuka orang-orang yang berpuasa, Rasulullah Saw bersabda :

 

مَنْ ‌فَطَّرَ ‌صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

 

“Siapa memberi makanan orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang itu” (Muttafaq ‘Alaih). Berbagi makanan termasuk amalan yang sangat dicintai oleh Allah Azza wa Jalla, Nabi Saw bersabda :

 

أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكْشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا

 

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahannya, membayarkan hutangnya atau mengusir rasa laparnya” (At Thabrani dalam kitab As Shaghir 861). Mari kita bersegera berinfak dalam kegiatan amal dan berkontribusi pada inisiatif kemanusiaan, termasuk inisiatif 1 milyar paket makanan, yang menyediakan makanan untuk orang miskin dan yang membutuhkan di seluruh dunia.

 

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى خَيْرِ الْبَشَرِ، وَأَطِيعُوا رَبَّكُمْ فِيمَا أَمَرَ، فَقَدْ قَالَ سُبْحَانَهُ: (إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]). فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى خَيْرِ الْأَنَامِ، سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْكِرَامِ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الْأَكْرَمِينَ، وَالتَّابِعِينَ لِهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ؛ وَأَعِنَّا فِيهِ عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ، وَالْإِنْفَاقِ فِي أَوْجُهِ الْبِرِّ وَالْإِحْسَانِ. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الْإِمَارَاتِ قِيَادَتَهَا وَشَعْبَهَا، وَبَرَّهَا وَبَحْرَهَا، وَأَرْضَهَا وَسَمَاءَهَا، ‌مِنْ ‌شَرِّ ‌كُلِّ ‌ذِي ‌شَرٍّ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ دَوْلَةَ الْإِمَارَاتِ بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا، سَخَاءً رَخَاءً، وَاحْفَظْهَا بِحِفْظِكَ، وَاحْرُسْهَا بِرِعَايَتِكَ، وَأَدِمِ الِاسْتِقْرَارَ عَلَيْهَا. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيْخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد الْخَيْرِ وَالْعَطَاءِ، فَإِنَّهُ كَانَ رَحِيمًا بِالضُّعَفَاءِ، مُحْسِنًا لِلْإِنْسَانِيَّةِ جَمْعَاءَ، وَاشْمَلِ اللَّهُمَّ بِرَحْمَتِكَ الشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ، وَارْفَعْ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَتَهُمْ، وَشَفِّعْهُمْ فِي أَهْلِهِمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ

 

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَأَقِمِ الصَّلَاةَ



KHOTBAH EIDULFITRI 2022

 Khutbah Idul Fitri, 01 Syawwal 1443 H / 02 Mei 2022 M

 

Dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal

 

Khutbah Pertama

 

اللَّهُ أَكْبَرُ  اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ،

 

اللَّهُ أَكْبَرُ  اللَّهُ أَكْبَرُ  اللَّهُ أَكْبَرُ،

 

 اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ  اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

 

اللَّهُ أَكْبَرُ مَا تَعَارَفَ النَّاسُ وَتَآلَفُوا، وَعَلَى الْخَيْرِ تَعَاوَنُوا وَتَكَاتَفُوا، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

 

Saudara-saudaraku yang berbahagia dengan kedatangan hari raya : hari raya ini merupakan hari yang berbahagia yang disambut setelah puasa Ramadhan, setelah bekal takwa dan keimanan kalian dapatkan :

 

فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

 

“Dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa” (Al Baqarah 2 : 197). Ketakwaan menjadi standar keutamaan antara seluruh makhluk dan dengannya di sisi Allah ia dimuliakan, Allah Swt berfirman :

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

 

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al Hujurat 49 : 13). Di antara keagungan Qudratullah dan hikmah-Nya yang tinggi bahwa Dia menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal dan saling berinteraksi, sebagaimana dijelaskan oleh-Nya bahwa kemuliaan antara mereka berdasarkan ketakwaan, kemuliaan akhlak dan nilai-nilai mulia (Tafsir Ibnu Katsir 7/360)

 

اللَّهُ أَكْبَرُ  اللَّهُ أَكْبَرُ  اللَّهُ أَكْبَرُ

 

اللَّهُ أَكْبَرُ  اللَّهُ أَكْبَرُ  اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

 

Kaum mukinin yang mulia : sesungguhnya dengan saling mengenal akan lahir keramahan, inilah kondisi seorang mukmin yaitu saling mengenal dan saling memperlakukan dengan ramah, Rasulullah Saw :

 

الْمُؤْمِنُ يَأْلَفُ وَيُؤْلَفُ

 

“Orang Mukmin itu bersikap ramah, dan diperlakukan dengan ramah” (Ahmad 9436 dan At Thabrani dalam kitab Al Awsath 5787). Dengan saling memperlakukan ramah maka akan terwujud kedekatan dan kerja sama antar bangsa, hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam firman-Nya :

 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى

 

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa” (Al Maidah 5 : 2). Saling mengenal dapat menciptakan kesatuan, saling melengkapi dan memperkaya pengalaman dalam memakmurkan dan pembangunan dunia, Allah Swt berfirman :

 

هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ‌وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا

 

“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya” (Hud 11 : 61). Maksudnya bahwa kalian dianjurkan untuk memakmurkan dengan saling bekerja sama, walaupun berbeda ras dan negara agar tercipta perdamaian dan terjalin keharmonisan, Allah Azza wa Jalla berfirman :

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا ‌فِي ‌السِّلْمِ كَافَّةً

 

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya” (Al Baqarah 2 : 208)

 

Ya Allah, berilah kami taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati nabi-Mu Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan agar ditaati, sebagai pengamalan atas firman-Mu : “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59)

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khutbah Kedua

 

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ،

 

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

 

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ  اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ  وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

 

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ

 

Saudara-saudaraku yang berbahagia dengan kedatangan hari raya Idul Fitri: menyebarkan salam merupakan salah satu gambaran saling mengenal:

 

سُئِلَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ؟ فَقَالَ: «تَقْرَأُ ‌السَّلَامَ ‌عَلَى ‌مَنْ ‌عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

 

“Nabi Saw ditanya : Islam seperti apakah yang paling baik ? Beliau menjawab : mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan orang yang tidak engkau kenal” (Muttafaq ‘Alaih). Dengan keceriaan dan senyuman; maka akan tergapai makna saling mengenal antar sesama dan akan tersebar kedamaian, Rasulullah Saw bersabda :

 

 

 

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

 

“Senyummu terhadap saudaramu berpahala sedekah” (At Tirmidzi 1956). Dan hal yang dapat memperkuat ikatan perkenalan dan persaudaraan adalah dengan memperlakukan orang lain dengan akhlak mulia, Allah Swt berfirman :

 

‌ادْفَعْ ‌بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

 

“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik” (Fusshilat 41 : 34), itulah kesempurnaan keimanan, ketakwaan dan kebaikan, karena hari raya kita -wahai hamba Allah- merupakan hari raya kasih sayang dan perkenalan, yang memenuhi rumah kita dengan kebahagiaan dan hubungan kekerabatan, dan dengan berbuat baik terhadap para fakir miskin, membahagiakan para yatim, para janda dan orang-orang yang membutuhkan sehingga tambah sempurna keceriaan hari raya kita.

 

هَذَا وَصَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ يَا كَرِيمُ يَا مَنَّانُ، يَا عَظِيمَ الْإِحْسَانِ، نَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ عِيدَنَا هَذَا عِيدَ سَعَادَةٍ وَاطْمِئْنَانٍ. اللَّهُمَّ أَعِدْهُ عَلَى دَوْلَةِ الْإِمَارَاتِ بالْخَيْرِ وَالزِّيَادَةِ، وَعَلَى الْعَالَمِ أَجْمَعَ، بِفَضْلِكَ وَجُودِكَ وَإِحْسَانِكَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ، وَارْفَعْ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَتَهُمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ. اللَّهُمَّ أَسْعِدْ أَيَّامَنَا، وَبَارِكْ أَعْمَارَنَا، وَوَسِّعْ أَرْزَاقَنَا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ‌وَفِي ‌الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ: كُلُّ عِيدٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ


*Ringkasan Kandungan Khutbah Idul Fitri 1443 H*

*Di Masjidil Harom* 

*Khotib, Syaikh Sholeh bin Humaid*

 

📝Pendahuluan

️Menggunakan sebaik-baiknya sisa umur kita.

️Jangan bersedih dengan berlalunya Romadhon, dia akan kembali, tapi sedihlah bila Romadhon datang sementara roh kalian sudah pergi, kasihilah roh kalian sebelum kepergiannya.

Masih ada kesempatan untuk sholat walau satu rokaat, doa, dan meneteskan air mata.

 

📝Kita pada suasana id yang berbeda, alhamdulillah ini dia masjidil harom dan masjid nabawi dan tempat sholat sholat Id yang lain penuh dengan orang yang sholat.

Sungguh telah melewati muslimin masa-masa yang susah, masjid ditutup, mushaf disimpan, air mata terlinang dengan kosongnya masjid-masjid. Tempat thowaf kosong, tempat sa'i kosong.

 

📝Pandemi telah melanda.

Dan Alhamdulillah negeri ini,  kerajaan saudi arabia telah mengambil langkah-langkah antisipasi dan menerapkan protokol kesehatan. 

 

📝Dan dalam agama kita diajarkan, bahwa menjaga keselamatan jiwa lebih diutamakan daripada menjalankan syiar-syiar.

 

📝Lalu ketika Allah izinkan terangkatnya pandemi ini, pintu terbuka kembali, jiwa ceria dan senang. Bandar udara dibuka kembali, demikian juga pelabuhan-pelabuhan, untuk menyambut tamu-tamu Allah, para pengunjung dan jamaah umroh, sehingga dengan berbondong-bondong mereka datang, rindu, langkah-langkah dengan cepat menuju tempat syiar-syiar Allah. 

 

📝Mereka ibadah dengan aman dan penuh dengan pelayanan, syiar-syiar tegak, sholat ditegakkan, shof kembali dirapatkan. Engkau lihat air mata berlinangan, engkau dengar isak tangis  dalam doa-doa yang tak henti-henti.

Allah telah angkat musibah pandemi, maka wajib disyukuri.

 

📝Dahulu diantara protokol kesehatan adalah, tetap tinggal di rumah, menjaga jarak, kini dengan hari raya, diantara bentuk syukur adalah dengan menambah semakin rekat dalam interaksi,  dengan saling kunjung, antara saudara dan teman-teman, dan ini merupakan salah satu wujud ukhuwah islamiyah. Dengan itu hubungan semakin kuat, kebencian hilang, kebahagiaan datang.

 

📝Dan ulama telah menyebutkan adab-adab berkunjung.

*Adab tuan rumah:*

1. Menampakkan wajah yang ceria.

2. Mempersilahkan dan menyambut dengan baik.

3. Berderma dengan apa yang dimiliki.

4. Tidak membebani diri dan berlebihan dalam hidangan, maupun penampilan. Hal berlebihan ini justru akan menghilangkan maksud daripada saling mengunjungi tersebut, yaitu kenyamanan hubungan.

5. Mengantar saat tamu pamit pulang sampai pintu rumah.

 

*Adab tamu:*

1. Tidak mendesak-desak untuk bisa berkunjung ke rumah yang dituju, dengan terus menelpon pemiliknya atau terus mengetuk-ngetuk pintunya.

2. Tidak berkunjung di waktu istirahat, saat sibuk, atau waktu kerja. Sehingga hendaknya mencari waktu yang tepat.

3. Berakhlak mulia, seperti bicara yang baik, lapang dada, menampakkan kesenangan.

4. Duduk di tempat dimana dia dipersilahkan untuk duduk.

5. Tidak membuat tuan rumah atau tamu yang lain sungkan, dengan cara dia melihat-lihat bagian-bagian tempat duduk, berharap dia diutamakan.

6. Jangan pula melihat-lihat barang milik orang lain, tundukkan pandangan dari pandangan-pandangan semacam itu.

7. Jangan fudhul (berlebihan) dalam ucapan atau perbuatan.

8. Jangan banyak tanya ttg hal-hal yang sifatnya privasi.

9. Jangan ikut campur urusan pribadi. 

10. Jangan kamu julurkan pandanganmu atau tanganmu kepada sesuatu yang itu milik pribadi tuan rumah. Yang bisa menjerumuskannya masuk dalam urusan privasinya.

11. Abu Laits mengatakan: tamu hendaklah melakukan 4 hal, duduk dimana dia dipersilahkan, menerima se adanya yang dimiliki tuan rumah, tidak pergi kecuali dengan ijin tuan rumah, medoakan tuan rumah saat keluar.

12. Tidak meminta jenis makanan tertentu.

13. Bila diberi pilihan, maka milih yang paling mudah. Kecuali bila dia tahu bahwa tuan rumah akan senang bila dia memilih makanan tertentu.

14. Berterimaksih kepada tuan rumah, dan menampakkan rasa sukanya terhadap apa yang dihidangkan.

15. Jangan sampai menganggap remeh atau mencela apa yang dihidangkan atau meremehkan hal yang lain. 

 

📝Bersemangatlah untuk menjaga hak-hak saudara kalian, Bersemangatlah untuk bersatu, saling lembut,   tulus dalam rasa cinta, menjaga janji, menutup rahasia. Telah dikatakan bahwa *"Salah satu adab dalam berpisah adalah menutup rahasia."*

Allah berfirman dalam ayat, maknanya, agar bila masuk rumah orang, meminta ijin terlebih dulu, dan jangan sampai masuk sampai diberi ijin, dan bila diminta kembali pulang maka pulanglah.

 

📝Hari Id ini hari keselamatan, bukanlah Id itu dengan berbangga-bangga dengan penampilan. Id orang yang bersyukur bukan yang sombong. Sebaik-baik pakaian Id adalah berhias sifat saling memafkan, adapun orang yang iri dan dengki dialah yang tanpa pakaian sekalipun  berbusana mahal.

 

📝Tidak cukup bersilaturahmi hanya dengan alat komunikasi. Bahkan seorang muslim akan mencari pahala dengan langkah-langkahnya dalam bersilaturahmi kepada karib kerabat maupun teman.

 

📝Ketahuilah bahwa tiap kunjungan itu ada adab dan tujuannya.

️Kunjungan walimah tujuannya ikut bersuka cita.

️Kunjungan saudara atau teman tujuannya adalah untuk mengeratkan hubungan, mendoakan kebaikan, ambil ilmu atau memberi ilmu, nasehat dan bimbingan. 

️Kunjungan terhadap orang  sakit bertujuan untuk mendoakan, membantu dan mengingatkan, juga mengurangi beban sakitnya.

️Kunjungan takziah, tujuannya menghibur, menyabarkan, ambil pelajaran, mengurangi kesedihan dan mendoakan, serta mengingatkan besarnya pahala atas suatu musibah.

️Kunjungan dalam forum silaturahmi, tujuannya mengeratkan hubungan, menghilangkan permusuhan, mengembalikan teman yang hilang, perbincangan di dalamnya tanpa kedustaan,  kata kasar,  tanpa berlebihan dan tanpa kesombongan

Disertai menjaga sifat malu dalam percakapan santai. Jauh dari segala hal yang menjerumuskan dalam neraka disebabkan ketergelinciran dalam bertutur kata,  jauh dari mencari cari kesalahan.

 

📝Kesempatan Id untuk membersihkan jiwa, menghilangkan kedengkian dan segala sebab permusuhan. Carilah dalam kesempatan Id ini ridho Rob kalian, menambah amal, mencari ridho orang tua, silarahmi, membantu orang miskin, menghilangkan kedholiman dan membantu yang sakit 

 

📝Akan senang dengan Id, orang yang hatinya tulus dan baik akhlaknya.

 

📝Diantara bentuk amal baik setelah romadhon adalah dengan tetap taat kepada Allah, istiqomah, menyusul kebaikan dengan kebaikan lain, yaitu diantaranya dengan melanjutkan dengan puasa syawal.

 

Semoga Allah menerima amal sholeh kami dan amal sholeh kalian.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad.

 

 

Diringkas oleh Akhukum Qomar Zaenudin Abdullah. Senin 1 Syawwal 1443 H.


KHOTBAH JUM'AT: Pemuda Merupakan Kekuatan Bangsa

 Khutbah Jum’at, 05 Syawwal 1443 H / 06 Mei 2022 M

 

Pemuda merupakan kekuatan Bangsa

 

Khutbah Pertama

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْإِنْسَانَ أَطْوَارًا، وَجَعَلَ فَتْرَةَ الشَّبَابِ أَكْثَرَهَا عَطَاءً وَأَوْفَرَهَا ازْدِهَارًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، فاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ تَعَالَى: (وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ)([1])

 

Kaum mukminin yang mulia : Tuhan semesta alam berfirman:

 

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ ‌قُوَّةً

 

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat” (Ar Rum 30 : 54). Maksudnya menjadikan kalian sebagai pemuda kuat setelah keadaan lemah masa kanak-kanak (Tafsir Al Baghawi 6/278), urat nadi kalian semakin kuat serta sangat produktif, jadi masa muda merupakan salah satu nikmat yang dilimpahkan Allah kepada manusia di dunia, disebutkan dalam firman Allah ketika mengisahkan tentang para nabi dan rasul-Nya; dimana mereka menggunakan semangat dan kekuatan yang diberikan Allah pada mereka untuk hal yang bermanfaat dan kebaikan, contohnya nabi Musa AS yang menggunakan masa mudanya untuk kebaikan, ia menolong orang-orang yang membutuhkan dan memberi manfaat kepada orang lain,  seorang putri Syu’aib menyarakan ayahnya untuk:

 

Iklan

 

LAPORKAN IKLAN INI

 

يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ ‌الْقَوِيُّ ‌الْأَمِينُ

 

“Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya” (Al Qashash 28 : 23). Allah Swt memerintahkan Yahya AS untuk menggunakan masa mudanya untuk mencari ilmu, Dia berfirman :

 

يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ ‌بِقُوَّةٍ

 

“Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh” (Maryam 19 : 12). Nabi kita Muhammad Saw menganjurkan para pemuda untuk menggunakan kekuatan dan energi mereka, disebutkan dalam sabdanya :

 

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ» وَذَكَرَ أَوَّلَهَا: «شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ

 

“Jaga lima sebelum datangnya lima (disebutkan yang pertama) masa mudamu sebelum masa tuamu” (Al Mustadrak karangan Al Hakim 4/306). Oleh karena itu, para pemuda gunakanlah masa muda kalian dalam mencari pengetahuan dan ketentrampilan, serta untuk memperoleh ilmu dan pengalaman, berusaha terus untuk mengabdi pada Negara, berkontribusi dalam pembangunannya, juga bersegeralah ikut aktif dalam kegiatan sukarela dan semua kegiatan yang membawa kebaikan kepada kalian, keluarga, masyarakat dan Negara kalian.

 

Ya Allah, berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati nabi dan rasul-Mu Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan agar ditaati, sebagai pengamalan atas firman-Mu : “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59)

 

Iklan

 

LAPORKAN IKLAN INI

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khutbah Kedua

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ ذِي الْقُوَّةِ وَالْجَلَالِ، جَعَلَ الدِّفَاعَ عَنِ الْأَوْطَانِ مِنْ أَشْرَفِ الْأَعْمَالِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، قُدْوَةُ الْأَبْطَالِ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ

 

Para jamaah shalat : penggunaan kekuatan pemuda yang paling utama adalah untuk; bersungguh-sungguh dalam berkhidmah kepada Negara mereka, karena pada mereka terletak kekuatan, kemuliaan, keagungan dan kehormatan sebuah Negara, mereka merupakan tulang punggung dan sumber pembangunan dan produktifitas. Ratu Balqis mendapatkan nasehat dari para pembesar mereka :

 

نَحْنُ ‌أُولُو ‌قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانْظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ

 

“Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan” (An Naml 27 : 33). Mereka menjadikan kekuatan sebagai standar supremasi mereka, maka pada hari peringatan penyatuan Angkatan Bersenjata, kami mengucapkan ribuan terima kasih, harapan dan penghargaan, karena mereka merupakan benteng dan perisai Negara, mereka mengorbankan jiwa dan darah mereka, demi menjaga tanah air, melindungi prestasi dan stabilitas keamanannya.

 

هَذَا وَصَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الْأَكْرَمِينَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ بَارِكْ لَنَا فِي وَطَنِنَا، وَقُوَّاتِنَا الْمُسَلَّحَةِ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَرْزَاقِنَا وَأَهْلِنَا وَذُرِّيَاتِنَا، وَفِيمَا أَنْعَمْتَ بِهِ عَلَيْنَا. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الْإِمَارَاتِ قِيَادَتَهَا وَشَعْبَهَا، وَبَرَّهَا وَبَحْرَهَا، وَأَرْضَهَا وَسَمَاءَهَا، ‌مِنْ ‌شَرِّ ‌كُلِّ ‌ذِي ‌شَرٍّ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ دَوْلَةَ الْإِمَارَاتِ بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا، سَخَاءً رَخَاءً، وَاحْفَظْهَا بِحِفْظِكَ، وَاحْرُسْهَا بِرِعَايَتِكَ، وَأَدِمِ الِاسْتِقْرَارَ عَلَيْهَا. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيْخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَضَاعِفْ أَجْرَهُمْ، وَارْفَعْ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَتَهُمْ، وَشَفِّعْهُمْ فِي أَهْلِهِمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ.

 

Iklan

 

LAPORKAN IKLAN INI

 

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.



KHOTBAH JUM'AT: Negara Kehilangan Sheikh Khalifa

 Khutbah Jum’at, 19 Syawwal 1443 H / 20 Mei 2022 M

 

Negara, kehilangan syaikh Khalifa

 

Khutbah Pertama

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ، الْمُتَفَرِّدِ بِالْبَقَاءِ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ مُؤْمِنِينَ بِقَدَرِهِ، مُسْتَعِينِينَ بِالصَّبْرِ عَلَى قَضَائِهِ، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنِ اهْتَدَى بِهَدْيِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، قَالَ سُبْحَانَهُ: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ ‌حَقَّ ‌تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ)([1])

 

Kaum mukminin yang mulia : Allah Swt berfirman :

 

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ* الَّذِينَ ‌إِذَا ‌أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

 

“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” (Al Baqarah 2 : 155-156). Dengan hati penuh keimanan terhadap ketentuan Allah, dan ridha dengan ketetapan Penciptanya; Negara Persatuan Emirat Arab mengucapkan selamat tinggal kepada almarhum syaikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, semoga Allah memberkatinya, dia adalah seorang pemimpin yang bijaksana, seorang ayah yang penyayang, pengemban tanggung jawab Negara, pengembang kemajuannya, yang bekerja untuk kemajuan dan berusaha membahagiakan rakyatnya, dia mengikuti jejak orang tuanya syaikh Zayed bin Sultan, pendiri Negara ini bersama saudaranya syaikh Rashid bin Saeed Al Maktoum dan seluruh saudaranya para pemimpin Emirates, sehingga semua mencintainya, lidah mereka tiada kelu untuk mendoakannya, dia dekat dengan rakyat melalui akhlaknya dan terkenal dengan sifat mulianya. Nabi kita Saw bersabda :

 

Iklan

 

LAPORKAN IKLAN INI

 

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ؛ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

 

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat denganku tempatnya pada hari kiamat adalah yang terbaik akhlaknya diantara kalian” (At Tirmidzi 2018)

 

Saudaraku, marilah kita mendokan syaikh Khalifa semoga mendapatkan rahmat : syaikh Khalifa bin Zayed semoga Allah merahmatinya, merupakan seorang pemimpin yang adil, yang meneguhkan prinsip-prinsip keadilan di bumi Negara Emirate, semua menikmati hidup damai dan penuh persamaan, walaupun mereka berbeda ras, agama dan kebangsaan, Nabi Saw bersabda :

 

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ» وَذَكَرَ مِنْهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ

 

“Ada tujuh golongan yang akan Allah lindungi pada hari kiamat, di hari yang tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya, -disebutkan di antaranya- pemimpin yang adil” (Muttafaq Alaih). Almarhum merupakan pelopor dalam amal kebaikan dan kemanusiaan, berapa banyak masjid dan rumah sakit yang telah dibangun, sekolah, universitas, kota dan lembaga yang telah didirikan olehnya, Almarhum banyak memberikan manfaat kepada manusia dan sangat mengasihi sesamanya. Nabi Saw bersabda :

 

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ

 

“Orang-orang yang penyayang, akan disayangi oleh Allah Yang Maha Penyayang” (Abu Daud 4941 dan At Tirmidzi 1924). Amal baiknya kekal, baik di dalam maupun di luar negeri, ini menunjukkan atas kebaikan perbuatan dan keagungan kemurahan hatinya.

 

Iklan

 

LAPORKAN IKLAN INI

 

Ya Allah, rahmatilah syaikh Khalifa bin Zayed, liputilah ia dengan limpahan ampunan dan keluasan rahma-Mu, angkatlah derajatnya di surga, serta tinggikanlah kedudukannya di surga Firdaus dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan agar ditaati, sebagai pengamalan atas firman-Mu : “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59)

 

نَسْأَلُ اللَّهَ الْمَغْفِرَةَ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

 

Khutbah Kedua

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ الْمَبْعُوثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ

 

Kaum mukminin yang mulia : Allah Swt berfirman :

 

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

 

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)” (An Nahl 16 : 53). Dan Allah telah menganugerahkan kita dengan yang mulia Syaikh Muhammad bin Zayed Al Nahyan -semoga Allah melindungi dan menjaganya-, sebagai presiden Negara ini, pembawa amanah dan tanggung jawab Negara besar ini, agar memimpin Negara Persatuan Emirate Arab menuju kepemimpinan dunia. Dia dipilih oleh para pemimpin, syaikh dan rakyat emirate sebagai presiden, dan kami memberikan selamat kepada yang mulia, serta tugas kita adalah berdoa kepada Allah, agar dia diberikan taufiq  dan jalan yang lurus, seorang ulama (Fudhail bin Iyadh) berpendapat : jika aku tahu bahwa aku memiliki doa yang dikabulkan, maka akan aku gunakan untuk kebaikan pemimpin. Marilah kita berdoa kepada Allah Azza wa Jalla agar membimbingnya dalam menjalani tugasnya, memberkahi langkah-langkahnya, melindungi dan menjaganya.

 

Iklan

 

LAPORKAN IKLAN INI

 

هَذَا وَصَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ الْأَمِينِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الْأَكْرَمِينَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الْإِمَارَاتِ قِيَادَتَهَا وَشَعْبَهَا، وَبَرَّهَا وَبَحْرَهَا، وَأَرْضَهَا وَسَمَاءَهَا، ‌مِنْ ‌شَرِّ ‌كُلِّ ‌ذِي ‌شَرٍّ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ دَوْلَةَ الْإِمَارَاتِ بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا، سَخَاءً رَخَاءً، وَاحْفَظْهَا بِحِفْظِكَ، وَاحْرُسْهَا بِرِعَايَتِكَ، وَأَدِمِ الِاسْتِقْرَارَ عَلَيْهَا. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيْخ مُحَمَّدَ بْنَ زَايِدٍ وَنَائِبَهُ وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ.اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَالشَّيخ خليفة بن زايد، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَضَاعِفْ أَجْرَهُمْ، وَارْفَعْ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَتَهُمْ، وَشَفِّعْهُمْ فِي أَهْلِهِمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ

 

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

Saturday, February 05, 2022

KHOTBAH JUMAT: Perbuatan Karena Allah

 Khotbah Jum’at, 03 Rajab 1443 H / 04 Februari 2022 M

 

Perbuatan Karena Allah

 

Khotbah Pertama

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ مَا ابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ الْكَرِيمُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ: (وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ

 

Kaum mukminin : Allah Swt berfirman :

 

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

 

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama” (Al Bayyinah 98 : 5). Rasulullah Saw bersabda :

 

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُه

 

“Sesungguhnya Allah tidak menerima amalan kecuali yang ikhlas mengharapkan wajah-Nya” (An Nasa’i 3140). Amalan yang diterima oleh Allah, adalah amalan yang dilakukan oleh seorang mukmin dengan mengharap ridha Tuhannya dan ia tidak mengharap pahala kecuali dari-Nya, yaitu dalam semua ibadah, muamalah dan semua kondisinya, Allah Swt berfirman :

 

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين

 

“Katakanlah: “Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (Al An’am 6 : 162). Bila seorang muslim menghadapkan wajahnya ke arah kiblat menunaikan shalat, maka sesungguhnya ia mengharap ridha penciptanya dengan shalatnya, Allah Swt berfirman :

 

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا ‌فَثَمَّ ‌وَجْهُ ‌اللَّهِ

 

“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah” (Al Baqarah 2 : 115). Dan bila ia menunaikan zakat, maka ia mengeluarkannya dengan jiwa yang bersih dan mengharap ridha Tuhannya, Allah Swt berfirman :

 

وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ ‌وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ

 

“Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)” (Ar Rum 30 : 39). Maksudnya bahwa Allah Swt akan melipatgandakan pahala dan balasan bagi mereka, Rasulullah Saw bersabda :

 

Iklan

 

LAPORKAN IKLAN INI

 

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا ‌وَجْهَ ‌اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا

 

“Sesungguhnya tidaklah engkau menafkahkan sesuatu dengan niat untuk mencari ridha Allah, melainkan engkau akan diberikan pahala” (Muttafaq ‘Alaih). Dan begitulah kondisi seorang mukmin, ketika ia melakukan kebaikan mengharap ridha Allah, maka ia akan termasuk ke dalam golongan seperti yang disebutkan dalam firman Allah :

 

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً ‌وَلَا ‌شُكُورًا

 

“Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” (Al Insan 76 : 9). Sebagai contoh Abu Bakar Shiddiq RA banyak melakukan kebaikan untuk manusia dengan mengharap ridha Allah, sehingga diturunkan firman-Nya :

 

الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى* وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَى* إِلَّا ابْتِغَاءَ ‌وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى* وَلَسَوْفَ يَرْضَى

 

“yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (Al Lail 92 : 18-21). Dan manusia yang paling berhak mendapatkan kebaikan adalah keluarga dan kerabat orang tersebut, dengan bersilaturrahim, berbuat baik, memaafkan dan mengingat kebaikan mereka dengan mengharap pahala dari sisi Allah, disebutkan dalam firman-Nya :

 

فَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ ذَلِكَ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يُرِيدُونَ ‌وَجْهَ اللَّهِ

 

“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah” (Ar Rum 30 : 38)

 

فَاللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ يَبْتَغُونَ بِأَعْمَالِهِمْ وَجْهَكَ الْكَرِيمَ، لِنَكُونَ عِنْدَكَ مِنَ الْفَائِزِينَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

 

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang mengharap ridha-Mu saat beramal, sehingga kami termasuk orang-orang yang beruntung di sisi-Mu, wahai Tuhan semesta alam.

 

 أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khotbah Kedua

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ

 

Iklan

 

LAPORKAN IKLAN INI

 

Kaum mukminin yang mulia : sesungguhnya di antara amalan hamba-hamba Allah yang mendapatkan pujian dari-Nya adalah : kesabaran dan menahan amarah dengan mengharap ridha Allah, disebutkan dalam sabda Nabi Saw :  

 

مَا مِنْ جُرْعَةٍ أَعْظَمُ أَجْرًا عِنْدَ اللَّهِ مِنْ جُرْعَةِ غَيْظٍ كَظَمَهَا عَبْدٌ؛ ابْتِغَاءَ وَجْهِ ‌اللَّهِ

 

“Tidak ada tegukan yang lebih besar pahalanya di sisi Allah melebihi tegukan kemarahan yang dikendalikan seorang hamba demi mengharapkan ridha Allah” (Ibnu Majah 4189). Begitulah hendaknya seorang mukmin mengharap ridha Allah dalam semua amalannya, menjaga nilai-nilai keimanan dan berpegang teguh dengan arti kemanusiaan yang paling mulia, sehingga ia bisa menikmati kebahagiaan dan keridhaan hidup dan di akhirat ia mendapatkan kemenangan dengan meraih surga yang dijanjikan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya yang ikhlas.

 

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا أَمَرَنَا رَبُّنَا سُبْحَانَهُ فَقَالَ: (إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]). فاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الْأَكْرَمِينَ، وَالتَّابِعِينَ لِهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الْإِمَارَاتِ قِيَادَتَهَا وَشَعْبَهَا، وَبَرَّهَا وَبَحْرَهَا، وَأَرْضَهَا وَسَمَاءَهَا، ‌مِنْ ‌شَرِّ ‌كُلِّ ‌ذِي ‌شَرٍّ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ دَوْلَةَ الْإِمَارَاتِ بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا، سَخَاءً رَخَاءً، وَاحْفَظْهَا بِحِفْظِكَ، وَاحْرُسْهَا بِرِعَايَتِكَ، وَأَدِمِ الِاسْتِقْرَارَ عَلَيْهَا. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيْخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ، وَارْفَعْ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَتَهُمْ، وَشَفِّعْهُمْ فِي أَهْلِهِمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ. اللَّهُمَّ يَا سَمِيعَ الدُّعَاءِ، ارْفَعْ عَنَّا الْوَبَاءَ، وَادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ، وَعَافِنَا مِنْ كُلِّ دَاءٍ، وَامْنُنْ عَلَى جَمِيعِ الْمَرْضَى بِالشِّفَاءِ، وَاحْفَظْ أُسَرَنَا وَمُجْتَمَعَنَا، وَأَدِمِ الْعَافِيَةَ عَلَيْنَا، وَعَلَى سُكَّانِ الْعَالَمِ مِنْ حَوْلِنَا. اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا. اللَّهُمَّ اسْقِنَا ‌غَيْثًا ‌مُغِيثًا بِفَضْلِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِينَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

 

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ؛ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

Saturday, January 08, 2022

KHOTBAH JUM-AT: Berpikir Kunci Perkembangan dan Kemajuan

 Khotbah Jum’at, 04 Jumadil Akhirah 1443 / 07 Januari 2022

Berpikir Kunci Perkembangan dan  Kemajuan 

Khotbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ، وَهَبَ الْإِنْسَانَ عَقْلًا وَحَثَّهُ عَلَى التَّفْكِيرِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيه وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ: (وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ)([1])

Kaum mukminin yang mulia : Allah Azza wa Jalla berfirman : 

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ

“Dan Allah mengeluarkan kami dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (An Nahl 16 : 78). Allah menganugerahkan akal, pemahaman, pendengaran dan penglihatan kepada manusia, sehingga dengan itu semua mereka mampu menghayati dan merenung, Dia juga mengajak mereka untuk mengamati dan berpikir pada semua bidang, di antaranya berpikir mengenai kandungan dan makna Al Quran agar bisa diterapkan, Allah Swt berfirman :

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan” (An Nahl 16 : 44). Sebagaimana Allah menganjurkan kita agar berpikir tentang semua nikmat yang telah ditundukkan untuk kita di muka bumi, agar kita mampu menggunakannya dengan baik, serta tidak lupa untuk bersyukur kepada Yang Maha Pencipta, Dia berfirman : 

وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ ‌يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikannya padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (Al Ra’d 13 : 3). Di antara beberapa bidang yang dianjurkan dipikirkan oleh Tuhan kita adalah penciptaan dan semua yang ada di sekitarnya, Allah Swt berfirman : 

‌وَفِي ‌أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

“Dan (juga) pada dirimu sendiri sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan” (Ad Dzariyat 51 : 21) dan Dia berfirman : 

أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan” (Al Ghasyiyah 88 : 17). Dia berfirman : 

أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى ‌الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ

“Dan apalah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka ?” (Al Mulk 67 : 19). Dengan berpikir keyakinan dan keimanan akan keagungan Yang Maha Pencipta semakin kuat, sehingga seorang muslim lidah dan hatinya selalu berujar :  

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا ‌بَاطِلًا سُبْحَانَكَ

“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau” (Ali Imran 3 : 191). Ada beberapa sahabat RA berpendapat : Sesungguhnya sinar keimanan adalah berpikir (Tafsir Ibnu Katsir 2/163). 

 

فَاللَّهُمَّ إِنَّكَ وَهَبْتَنَا عُقُولًا، فوَفِّقْنَا لِلتَّفَكُّرِ فِيمَا يَعُودُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالِارْتِقَاءِ

Ya Allah Engkau telah memberikan kami akal, maka berilah kami taufiq agar berpikir tentang sesuatu yang membawa kebaikan dan perkembangan kepada kami.

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ

Kaum mukminin : sesungguhnya berpikir mendalam merupakan salah satu jalan berkreasi yang dapat menghasilkan penemuan baru, dan Al Quran telah menganjurkan akal agar digunakan untuk berpikir, disebutkan dalam firman-Nya : 

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ 

“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (Ar Ra’d 13 : 3). Atas taufiq dari Allah, yang kita saksikan hari ini, mulai dari berbagai media, penemuan dan kemampuan ilmiah merupakan hasil dari pemikiran dan penemuan para cendekiawan, hingga sampai ke ruang angkasa, kemajuan di bidang kedokteran, teknologi dan kecerdasan buatan, serta perkembangan di semua bidang peradaban kemanusiaan. Jadi tugas bapak, ibu dan para guru adalah menumbuhkan kemampuan berfikir dan riset keilmuan pada anak-anak dan para pelajar, karena mereka merupakan pilar kemajuan dan pertumbuhan yang berkelanjutan, dan tidaklah peradaban itu menjadi istimewa melainkan karena buah pikiran para cendikiawan yang inovatif.

 

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دَوْلَةِ الْإِمَارَاتِ فَضْلَكَ وَنِعَمَكَ، وَزِدْهَا مِنْ عَطَائِكَ وكَرَمِكَ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ، وَارْفَعْ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَتَهُمْ، وَشَفِّعْهُمْ فِي أَهْلِهِمْ. اللَّهُمَّ يَا سَمِيعَ الدُّعَاءِ، ارْفَعْ عَنَّا الْوَبَاءَ، وَادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ، وَعَافِنَا مِنْ كُلِّ دَاءٍ، وَامْنُنْ عَلَى جَمِيعِ الْمَرْضَى بِالشِّفَاءِ، يَا مُحَقِّقَ الرَّجَاءِ، يَا مَنْ لَا يُعْجِزُهُ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاحْفَظْ أُسَرَنَا وَمُجْتَمَعَنَا، وَأَدِمِ الْعَافِيَةَ عَلَيْنَا، وَعَلَى سُكَّانِ الْعَالَمِ مِنْ حَوْلِنَا. اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا

 

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ؛ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

KHHOTBAH JUM-AT: Perlindungan Keluarga Terhadap Anak

Khotbah Jum’at, 17 Shafar 1443 H / 24 September 2021 M

Perlindungan Keluarga Terhadap Anak

 

Khotbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ الْأَطْفَالَ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ جَلَّ وَعَلَا، قَالَ سُبْحَانَهُ: (وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ)([1])

 

Kaum mukminin yang mulia : sesungguhnya anak merupakan anugerah dari Allah yang sangat berharga, Allah Azza wa Jalla berfirman :

 

يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ

 

Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki” (As Syura 42 : 49). Mereka adalah pembawa kabahagiaan jiwa, penambah sukacita hati, dan keceriaan pada rumah tangga. Masa kanak-kanak merupakan salah satu tahapan terpenting dalam kehidupan manusia, pada masa kanak-kanak, jiwa anak dan kepribadiannya terbentuk, oleh karena itu Rasulullah Saw selalu berusaha duduk bersama anak-anak, untuk membuktikan kasih sayang, ketentraman dan untuk memperkuat hubungan antaranya dengan mereka, diriwayatkan air Usamah bin Zaid RA : bawah Rasulullah Saw memeluknya dan Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, lalu berdoa :

 

اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمَا، فَإِنِّي أَرْحَمُهُمَا

 

Ya Allah, kasihanilah keduanya, karena aku mengasihi keduanya” (Bukhari 6003). Jadi komunikasi positif terhadap anak-anak dengan menunjukkan kelembutan dan bersikap baik saat berinteraksi dengan mereka, akan berpengaruh kepada kepribadian, meneguhkan keyakinan pada diri mereka serta membuat mereka merasa lebih nyaman, Nabi Saw bersabda :

 

مَا كَانَ الرِّفْقُ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا زَانَهُ

 

Tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu kecuali ia menjadi penghiasnya” (Muslim 2594 dan Ahmad 26457). Maka tugas setiap ibu dan bapak adalah menyediakan waktu untuk anak-anak, mendengarkan dan mengambil ilmu dan pengalaman dari mereka. Nabi Saw pernah berkata kepada Abdullah bin Abbas RA :

 

يَا غُلَامُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ

 

Wahai ananda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu” (At Tirmidzi 2516). Anak-anak membutuhkan pendidikan dan pengajaran dengan penuh kelembutan dan kelenturan, orang tua hendaknya mengajarkan kesantunan, adat dan tradisi kepada anak-anak, mengamati mereka dan membatasi waktu dalam penggunaan perangkat elektronik. Anak-anak membutuhkan seseorang yang bersikap baik kepada mereka, mendorong mereka dengan kata-kata positif, atau membuat mereka bahagia dengan pemberian hadiah. Nabi Saw pernah mendapatkan hadiah sebuah cincin emas, lalu beliau memberikannya kepada cucunya Umamah, seraya bersabda :

 

 

 

 

تَحَلَّيْ بِهَذَا يَا بُنَيَّةُ

 

Berhiaslah dengan ini wahai cucuku” (Abu Daud 4235 dan Ibnu Majah 3644)

 

فَاللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي أَطْفَالِنَا، وَوَفِّقْنَا إِلَى تَرْبِيَتِهِمْ وَتَعْلِيمِهِمْ

 

Ya Allah, berkahilah anak-anak kami dan berilah kami taufiq untuk mendidik dan mengajarkan mereka

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khutbah Kedua

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ.

 

Para orang tua yang terhormat : sesungguhnya dialog anggota keluarga dengan anak-anak, membacakan kisah dan dongeng kepada mereka, dapat berkontribusi dalam meningkatkan keterampilan berbahasa mereka, dan dapat menambahkan sopan santun dan prilaku positif pada mereka. Dan dalam hal ini taman kanak-kanak memiliki peran penting dalam pengintegrasian anak-anak dalam masyarakat, mengarahkan mereka berbaur baik dengan semua anggotanya, sebagaimana memberikan perhatian kepada anak-anak kita pada usia remaja dapat berkontribusi pada stabilitas psikologis dan keperibadian mereka.

 

Negara Uni Emirat Arab; sebagai skala prioritas telah menetapkan dukungan kepada anak sejak usia dini, dan telah memberlakukan undang-undang yang dapat melindungi dan menjaga hak-hak mereka.

 

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى الْإِمَارَاتِ فَضْلَكَ وَنِعَمَكَ، وَزِدْهَا مِنْ عَطَائِكَ وكَرَمِكَ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ. اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْعَالَمِينَ الْوَبَاءَ، وَاشْفِ الْمُصَابِينَ بِهَذَا الدَّاءِ، وَعَافِهِمْ مِنْ كُلِّ دَاءٍ، يَا مُجِيبَ الدُّعَاءِ. اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا

 

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ؛ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

Friday, January 07, 2022

KHOTBAHH JUM-AT: Bekerja Adalah Risalah Kehidupan

Khutbah Jum’at, 10 Shafar 1443 H / 17 September 2021 M 

Bekerja Adalah Risalah Kehidupan

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَثَّنَا عَلَى الْعَمَلِ النَّافِعِ فِي كِتَابِهِ الْمُبِينِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ: (وَإِنْ ‌تُحْسِنُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا)([1])

Kaum mukminin yang mulia : sesungguhnya pekerjaan manusia merupakan kemuliaan dan kehormatan baginya, yang dapat melindungi diri, membangun negara dan mendatangkan penghargaan dari orang lain, sehingga ia mendapat ridha dan pahala yang agung dari Tuhan semesta alam, karena Allah Swt telah menundukkan bumi agar kita dapat bekerja di seluruh penjurunya, memakmurkan dan membangun peradaban di atasnya, Allah Swt berfirman :

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya” (Al Mulk 67 : 15). Rasulullah Saw mengisahkan orang yang rajin dan bersungguh-sungguh bekerja dalam sabdanya :

إِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى نَفْسِهِ لِيُعِفَّهَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Jika ia berangkat kerja untuk dirinya agar terjaga kesuciaannya, maka ia berada di jalan Allah” (Al Mu’jam Al Kabir, karangan At Thabrani 19/129). Pekerjaan dan tugas manusia yang dapat mendatangkan manfaat bagi anak dan keluarganya, sehingga ia bisa menafkahi dan memenuhi kebutuhan mereka, menjamin kesehatan dan meningkatkan pendidikan mereka, sehingga mereka tumbuh menjadi teladan dan pemimpin masyarakat, maka dengan itu semua ia mendapatkan pujian di hadapan sesamanya dan di sisi Allah ia mendapatkan pahala dan balasan, Rasulullah Saw menceritakan tentang seseorang yang berangkat kerja dalam sabdanya :

إِنْ كَانَ يَسْعَى عَلَى وَلَدِهِ صِغَارًا ‌فَهُوَ ‌فِي ‌سَبِيلِ ‌اللَّهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى أَبَوَيْنِ شَيْخَيْنِ كَبِيرَيْنِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ… وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى أَهْلِهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Jika ia berangkat kerja untuk anak-anaknya yang masih kecil, maka ia berada di jalan Allah, jika ia berangkat kerja untuk menafkahi dua ibu-bapaknya yang sudah tua, maka ia berada di jalan Allah dan jika ia berangkat kerja untuk dirinya agar terjaga kesuciaannya, maka ia berada di jalan Allah” (Al Mu’jam Al Kabir, karangan At Thabrani 19/129 dan Al Mu’jam As Shaghir 2/148). Sesungguhnya perjuangan pekerja atau pegawai dalam tugasnya, serta kesungguhannya sesuai keahliannya dapat berkontribusi pada pembangunan, pengembangan, kemajuan dan kemakmuran masyarakat, dan dapat mempermudah kehidupan setiap anggota masyarakat, karena masyarakat pasti ikut bangga dengan keistimewaan putra-putrinya, mereka dapat berkembang maju dengan kecerdasan, saran dan inovasi mereka.

فَاللَّهُمَّ اجْعَلْنَا لِأَعْمَالِنَا مُتْقِنِينَ، وَلِلْوَطَنِ نَافِعِينَ

Ya Allah, jadikanlah kami manusia terampil dalam tugas serta bermanfaat bagi Negara kami

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ

Para jamaah shalat : sesungguhnya pekerjaan yang bermanfaat merupakan risalah kehidupan yang dapat ditunaikan oleh manusia selama ia masih produktif, Rasulullah Saw bersabda :

إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَبِيَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا تَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَفْعَلْ

“Jika terjadi kiamat sementara ada tunas di tangan salah seorang dari kalian, maka jika ia mampu menanamnya sebelum terjadi kiamat, maka tanamlah” (Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad 479 dan Ahmad 13322). Negara merupakan tanggung jawab dan amanah yang besar, yang membutuhkan upaya bersama seluruh putra-putri bangsa, dengan menyingsingkan lengan baju dalam kesungguhan yang kompetitif, semua berupaya sesuai dengan tugas dan bidangnya masing-masing, agar negara ini bertambah maju, berkembang dan berperadaban. Mari kita tanamkan budaya kerja pada jiwa putra-putri kita, karena mereka adalah pelopor masa depan, harapan ada di tangan mereka dan mereka mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah yang bijak, dengan membuka semua lapangan kerja dan diberikan kesempatan yang tepat kepada mereka, agar mereka mengerahkan upaya mereka dan mendermakan ilmu dan pengalaman mereka demi negara tercinta.

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى الْإِمَارَاتِ فَضْلَكَ وَنِعَمَكَ، وَزِدْهَا مِنْ عَطَائِكَ وكَرَمِكَ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ. اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْعَالَمِينَ الْوَبَاءَ، وَاشْفِ الْمُصَابِينَ بِهَذَا الدَّاءِ، وَعَافِهِمْ مِنْ كُلِّ دَاءٍ، يَا مُجِيبَ الدُّعَاءِ. اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ؛ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

KHOTBAH JUM-AT: Masyarakat Yang Koheren

Khotbah Jum’at, 03 Shafar 1443 H / 10 September 2021 M

Masyarakat Yang Koheren

 

Khotbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَثَّنَا عَلَى التَّرَابُطِ وَالتَّعَاوُنِ فِي كِتَابِهِ الْمُبِينِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ: (وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى)( )

Kaum mukminin yang mulia : Nabi Saw bersabda : 

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا». وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ

“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan”. Kemudian beliau menautkan jari jemarinya” (Muttafaq ‘Alaih). Pada hadits ini, Rasulullah Saw menjelaskan kepada kita ciri anggota masyarakat yang koheren, yang dipenuhi oleh cinta dan kasih sayang, memiliki kepedulian sosial, saling bekerja sama, seolah-olah mereka satu tangan. Pondasi utama bangunan masyarakat yang koheren adalah hubungan kekeluargaan yang erat dan rumah tangga yang dipenuhi oleh rasa kasih dan sayang, Allah Swt berfirman : 

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ ‌مَوَدَّةً ‌وَرَحْمَةً

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang” (Ar Rum 30 : 21). Keluarga ini dilindungi oleh kedua orang tua yang bertanggung jawab dan penuh perhatian, dimana keduanya sering menyempatkan waktu untuk duduk bersama untuk memperkuat nilai-nilai keimanan dan moral. Allah Swt memuji nabi Ismail AS dalam firman-Nya : 

وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا

“Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya” (Maryam 19 : 55). Ikatan sosial dalam masyarakat dapat diperkuat dengan silaturrahim, saling menghargai, menanyakan khabar dan keadaan sesama, serta berusaha memenuhi kebutuhan mereka dan itulah hak-hak mereka, Allah Swt berfirman :

فَآتِ ‌ذَا ‌الْقُرْبَى ‌حَقَّهُ

“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya” (Ar Rum 30 : 38). Di antara ciri masyarakat yang koheren adalah hubungan baik dan harmonis antara tetangga, yang dilandasi saling berbuat baik dan saling menghormati, dimana sesama tetangga saling mengenal dan saling menjaga hak-haknya, Rasulullah Saw bersabda : 

وَأَحْسِنْ ‌إِلَى ‌جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا

“Berbuat baiklah terhadap tetanggamu niscaya kamu menjadi mukmin yang sempurna” (At Tirmidzi 2305). Salah  satu ciri masyarakat yang koheren adalah; apa yang tumbuh dalam lingkungan pendidikan; dari hubungan kebapaan antara guru dan siswa, hal ini dicontohkan oleh Rasulullah Saw saat mengajar para sahabatnya, beliau bersabda : 

إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِ أُعَلِّمُكُمْ

“Sesungguhnya aku bagi kalian hanyalah seperti kedudukan orang tua, aku ajarkan kepada kalian” (Abu Daud 8 dan An Nasa’i 40). Begitu juga interaksi positif yang dibangun dalam lingkungan kerja; sebagai bentuk bakti kepada negara, agar kekompakan dan belas kasihan semakin meningkat sehingga laksana satu tubuh. 

 

فَاللَّهُمَّ أَدِمْ تَرَابُطَنَا، وَعَزِّزْ تَلَاحُمَنَا

Ya Allah, langgengkanlah ikatan kami serta perkuatlah kesatuan kami 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ

Para jamaah shalat : Rasulullah Saw bersabda : 

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh, Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)” (Muttafaq ‘Alaih). Seluruh anggota masyarakat yang koheren laksana satu masyarakat, yang dipersatukan oleh kepentingan bersama, walaupun berbeda warna kulit dan kewarganegaraan, setiap individu berusaha untuk mempererat hubungan sosial, memantapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya, menyambut masa depan yang ingin dicapai oleh Negara ini, melalui Sepuluh Prinsip yang diluncurkan oleh pemerintah, yang bergerak menyatukan masyarakat, menentukan tujuannya dengan penuh keyakinan bahwa penyatuan visi merupakan salah satu faktor penting dalam menggapai tujuan.