Khutbah Idul Fitri, 01 Syawwal 1443 H / 02 Mei 2022 M
Dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal
Khutbah Pertama
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ،
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
اللَّهُ أَكْبَرُ مَا تَعَارَفَ النَّاسُ وَتَآلَفُوا، وَعَلَى
الْخَيْرِ تَعَاوَنُوا وَتَكَاتَفُوا، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَأَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ
اللَّهِ
Saudara-saudaraku yang berbahagia dengan kedatangan hari
raya : hari raya ini merupakan hari yang berbahagia yang disambut setelah puasa
Ramadhan, setelah bekal takwa dan keimanan kalian dapatkan :
فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“Dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa” (Al
Baqarah 2 : 197). Ketakwaan menjadi standar keutamaan antara seluruh makhluk
dan dengannya di sisi Allah ia dimuliakan, Allah Swt berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al Hujurat
49 : 13). Di antara keagungan Qudratullah dan hikmah-Nya yang tinggi bahwa Dia
menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal dan
saling berinteraksi, sebagaimana dijelaskan oleh-Nya bahwa kemuliaan antara
mereka berdasarkan ketakwaan, kemuliaan akhlak dan nilai-nilai mulia (Tafsir
Ibnu Katsir 7/360)
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ،
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Kaum mukinin yang mulia : sesungguhnya dengan saling
mengenal akan lahir keramahan, inilah kondisi seorang mukmin yaitu saling
mengenal dan saling memperlakukan dengan ramah, Rasulullah Saw :
الْمُؤْمِنُ يَأْلَفُ وَيُؤْلَفُ
“Orang Mukmin itu bersikap ramah, dan diperlakukan dengan
ramah” (Ahmad 9436 dan At Thabrani dalam kitab Al Awsath 5787). Dengan saling
memperlakukan ramah maka akan terwujud kedekatan dan kerja sama antar bangsa,
hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam firman-Nya :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan
dan takwa” (Al Maidah 5 : 2). Saling mengenal dapat menciptakan kesatuan,
saling melengkapi dan memperkaya pengalaman dalam memakmurkan dan pembangunan
dunia, Allah Swt berfirman :
هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا
“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan
kamu pemakmurnya” (Hud 11 : 61). Maksudnya bahwa kalian dianjurkan untuk
memakmurkan dengan saling bekerja sama, walaupun berbeda ras dan negara agar
tercipta perdamaian dan terjalin keharmonisan, Allah Azza wa Jalla berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
secara keseluruhannya” (Al Baqarah 2 : 208)
Ya Allah, berilah kami taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati
nabi-Mu Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan agar ditaati, sebagai
pengamalan atas firman-Mu : “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan
ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59)
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ،
فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ
Saudara-saudaraku yang berbahagia dengan kedatangan hari
raya Idul Fitri: menyebarkan salam merupakan salah satu gambaran saling
mengenal:
سُئِلَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ؟
فَقَالَ: «تَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ
“Nabi Saw ditanya : Islam seperti apakah yang paling baik ?
Beliau menjawab : mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan orang
yang tidak engkau kenal” (Muttafaq ‘Alaih). Dengan keceriaan dan senyuman; maka
akan tergapai makna saling mengenal antar sesama dan akan tersebar kedamaian,
Rasulullah Saw bersabda :
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu terhadap saudaramu berpahala sedekah” (At Tirmidzi
1956). Dan hal yang dapat memperkuat ikatan perkenalan dan persaudaraan adalah
dengan memperlakukan orang lain dengan akhlak mulia, Allah Swt berfirman :
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik”
(Fusshilat 41 : 34), itulah kesempurnaan keimanan, ketakwaan dan kebaikan,
karena hari raya kita -wahai hamba Allah- merupakan hari raya kasih sayang dan
perkenalan, yang memenuhi rumah kita dengan kebahagiaan dan hubungan
kekerabatan, dan dengan berbuat baik terhadap para fakir miskin, membahagiakan
para yatim, para janda dan orang-orang yang membutuhkan sehingga tambah
sempurna keceriaan hari raya kita.
هَذَا وَصَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا
وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ يَا كَرِيمُ
يَا مَنَّانُ، يَا عَظِيمَ الْإِحْسَانِ، نَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ عِيدَنَا هَذَا
عِيدَ سَعَادَةٍ وَاطْمِئْنَانٍ. اللَّهُمَّ أَعِدْهُ عَلَى دَوْلَةِ الْإِمَارَاتِ
بالْخَيْرِ وَالزِّيَادَةِ، وَعَلَى الْعَالَمِ أَجْمَعَ، بِفَضْلِكَ وَجُودِكَ وَإِحْسَانِكَ،
يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة
بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛
لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم،
وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ
فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ، وَارْفَعْ
فِي الْجَنَّةِ دَرَجَتَهُمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ:
الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ. اللَّهُمَّ أَسْعِدْ أَيَّامَنَا، وَبَارِكْ
أَعْمَارَنَا، وَوَسِّعْ أَرْزَاقَنَا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ: كُلُّ عِيدٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
*Ringkasan Kandungan Khutbah Idul Fitri 1443 H*
*Di Masjidil Harom*
*Khotib, Syaikh Sholeh bin Humaid*
📝Pendahuluan
✔️Menggunakan sebaik-baiknya
sisa umur kita.
✔️Jangan bersedih dengan
berlalunya Romadhon, dia akan kembali, tapi sedihlah bila Romadhon datang
sementara roh kalian sudah pergi, kasihilah roh kalian sebelum kepergiannya.
Masih ada kesempatan untuk sholat walau satu rokaat, doa,
dan meneteskan air mata.
📝Kita pada suasana id
yang berbeda, alhamdulillah ini dia masjidil harom dan masjid nabawi dan tempat
sholat sholat Id yang lain penuh dengan orang yang sholat.
Sungguh telah melewati muslimin masa-masa yang susah, masjid
ditutup, mushaf disimpan, air mata terlinang dengan kosongnya masjid-masjid.
Tempat thowaf kosong, tempat sa'i kosong.
📝Pandemi telah melanda.
Dan Alhamdulillah negeri ini, kerajaan saudi arabia
telah mengambil langkah-langkah antisipasi dan menerapkan protokol
kesehatan.
📝Dan dalam agama kita
diajarkan, bahwa menjaga keselamatan jiwa lebih diutamakan daripada menjalankan
syiar-syiar.
📝Lalu ketika Allah
izinkan terangkatnya pandemi ini, pintu terbuka kembali, jiwa ceria dan senang.
Bandar udara dibuka kembali, demikian juga pelabuhan-pelabuhan, untuk menyambut
tamu-tamu Allah, para pengunjung dan jamaah umroh, sehingga dengan
berbondong-bondong mereka datang, rindu, langkah-langkah dengan cepat menuju
tempat syiar-syiar Allah.
📝Mereka ibadah dengan
aman dan penuh dengan pelayanan, syiar-syiar tegak, sholat ditegakkan, shof
kembali dirapatkan. Engkau lihat air mata berlinangan, engkau dengar isak
tangis dalam doa-doa yang tak henti-henti.
Allah telah angkat musibah pandemi, maka wajib disyukuri.
📝Dahulu diantara protokol
kesehatan adalah, tetap tinggal di rumah, menjaga jarak, kini dengan hari raya,
diantara bentuk syukur adalah dengan menambah semakin rekat dalam
interaksi, dengan saling kunjung, antara saudara dan teman-teman, dan ini
merupakan salah satu wujud ukhuwah islamiyah. Dengan itu hubungan semakin kuat,
kebencian hilang, kebahagiaan datang.
📝Dan ulama telah
menyebutkan adab-adab berkunjung.
*Adab tuan rumah:*
1. Menampakkan wajah yang ceria.
2. Mempersilahkan dan menyambut dengan baik.
3. Berderma dengan apa yang dimiliki.
4. Tidak membebani diri dan berlebihan dalam hidangan,
maupun penampilan. Hal berlebihan ini justru akan menghilangkan maksud daripada
saling mengunjungi tersebut, yaitu kenyamanan hubungan.
5. Mengantar saat tamu pamit pulang sampai pintu rumah.
*Adab tamu:*
1. Tidak mendesak-desak untuk bisa berkunjung ke rumah yang
dituju, dengan terus menelpon pemiliknya atau terus mengetuk-ngetuk pintunya.
2. Tidak berkunjung di waktu istirahat, saat sibuk, atau
waktu kerja. Sehingga hendaknya mencari waktu yang tepat.
3. Berakhlak mulia, seperti bicara yang baik, lapang dada,
menampakkan kesenangan.
4. Duduk di tempat dimana dia dipersilahkan untuk duduk.
5. Tidak membuat tuan rumah atau tamu yang lain sungkan,
dengan cara dia melihat-lihat bagian-bagian tempat duduk, berharap dia
diutamakan.
6. Jangan pula melihat-lihat barang milik orang lain,
tundukkan pandangan dari pandangan-pandangan semacam itu.
7. Jangan fudhul (berlebihan) dalam ucapan atau perbuatan.
8. Jangan banyak tanya ttg hal-hal yang sifatnya privasi.
9. Jangan ikut campur urusan pribadi.
10. Jangan kamu julurkan pandanganmu atau tanganmu kepada
sesuatu yang itu milik pribadi tuan rumah. Yang bisa menjerumuskannya masuk
dalam urusan privasinya.
11. Abu Laits mengatakan: tamu hendaklah melakukan 4 hal, duduk
dimana dia dipersilahkan, menerima se adanya yang dimiliki tuan rumah, tidak
pergi kecuali dengan ijin tuan rumah, medoakan tuan rumah saat keluar.
12. Tidak meminta jenis makanan tertentu.
13. Bila diberi pilihan, maka milih yang paling mudah. Kecuali
bila dia tahu bahwa tuan rumah akan senang bila dia memilih makanan tertentu.
14. Berterimaksih kepada tuan rumah, dan menampakkan rasa
sukanya terhadap apa yang dihidangkan.
15. Jangan sampai menganggap remeh atau mencela apa yang
dihidangkan atau meremehkan hal yang lain.
📝Bersemangatlah untuk
menjaga hak-hak saudara kalian, Bersemangatlah untuk bersatu, saling
lembut, tulus dalam rasa cinta, menjaga janji, menutup rahasia.
Telah dikatakan bahwa *"Salah satu adab dalam berpisah adalah menutup rahasia."*
Allah berfirman dalam ayat, maknanya, agar bila masuk rumah
orang, meminta ijin terlebih dulu, dan jangan sampai masuk sampai diberi ijin,
dan bila diminta kembali pulang maka pulanglah.
📝Hari Id ini hari
keselamatan, bukanlah Id itu dengan berbangga-bangga dengan penampilan. Id
orang yang bersyukur bukan yang sombong. Sebaik-baik pakaian Id adalah berhias
sifat saling memafkan, adapun orang yang iri dan dengki dialah yang tanpa
pakaian sekalipun berbusana mahal.
📝Tidak cukup
bersilaturahmi hanya dengan alat komunikasi. Bahkan seorang muslim akan mencari
pahala dengan langkah-langkahnya dalam bersilaturahmi kepada karib kerabat
maupun teman.
📝Ketahuilah bahwa tiap
kunjungan itu ada adab dan tujuannya.
✔️Kunjungan walimah tujuannya
ikut bersuka cita.
✔️Kunjungan saudara atau teman
tujuannya adalah untuk mengeratkan hubungan, mendoakan kebaikan, ambil ilmu
atau memberi ilmu, nasehat dan bimbingan.
✔️Kunjungan terhadap orang
sakit bertujuan untuk mendoakan, membantu dan mengingatkan, juga mengurangi
beban sakitnya.
✔️Kunjungan takziah, tujuannya
menghibur, menyabarkan, ambil pelajaran, mengurangi kesedihan dan mendoakan,
serta mengingatkan besarnya pahala atas suatu musibah.
✔️Kunjungan dalam forum
silaturahmi, tujuannya mengeratkan hubungan, menghilangkan permusuhan,
mengembalikan teman yang hilang, perbincangan di dalamnya tanpa
kedustaan, kata kasar, tanpa berlebihan dan tanpa kesombongan
Disertai menjaga sifat malu dalam percakapan santai. Jauh
dari segala hal yang menjerumuskan dalam neraka disebabkan ketergelinciran
dalam bertutur kata, jauh dari mencari cari kesalahan.
📝Kesempatan Id untuk
membersihkan jiwa, menghilangkan kedengkian dan segala sebab permusuhan.
Carilah dalam kesempatan Id ini ridho Rob kalian, menambah amal, mencari ridho
orang tua, silarahmi, membantu orang miskin, menghilangkan kedholiman dan
membantu yang sakit
📝Akan senang dengan Id,
orang yang hatinya tulus dan baik akhlaknya.
📝Diantara bentuk amal
baik setelah romadhon adalah dengan tetap taat kepada Allah, istiqomah,
menyusul kebaikan dengan kebaikan lain, yaitu diantaranya dengan melanjutkan
dengan puasa syawal.
Semoga Allah menerima amal sholeh kami dan amal sholeh
kalian.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad.
Diringkas oleh Akhukum Qomar Zaenudin Abdullah. Senin 1
Syawwal 1443 H.
No comments:
Post a Comment