Thursday, November 24, 2011

PINDAHAN

Tak Menduga

Tanggal 19 Nopember, 2011 ini akan jatuh tempo kontrak flat 1301 gedung apartement Alfalahi, Hamdan Street, hari ini sudah tanggal 25 Oktober, aku mencoba menyampaikan usulan terhadap Sukarsi yang akhirnya ia setujui bagaimana kalau pindah rumah saja mencari flat dengan 2 kamar tidur, karena flat dengan 3 kamar sekarang selalu ada satu kamar yang kosong untuk kamar Ila, kamar ini nampaknya akan terisi setiap kali Ila liburan ke Abu Dhabi, maka tidak bernilai tetap mempertahankan satu kamar kosong dimana harga sewa kamar di Abu Dhabi saat ini sampai 2000 Dirham per bulan. Perasaan itu sebenarnya sudah lama terbesit didalam hatiku, yaitu pindah rumah mencari harga yang lebih murah, karena beban keuangan terutama setelah Ila kuliah di Seattle sungguh terasa lebih berat.
Aku mulai mencari dan memburu flat dengan 2 kamar tidur, menyimak satu per satu klip property advertising dan internet sebisanya, harga yang paling murah berada di Mohammad Bin Zayeed (MBZ) City atau Khalifa City. Aku mendaftar melalui internet sebagai anggota pada Abu Dhabi Commercial Properties (ADCP) mencari flat dengan 2 kamar tidur di daerah MBZ atau Khalifa City A, tetapi sebelum aku ditawarinya aku sudah mendapatkannya melalui majalah Abu Dhabi Week sebuah apartement 2 bed room didalam villa dekat Pink Shop. Disana ada 3 villa serupa yang sedang dirombak menjadi apartement dengan sekat-sekat permanen dan ditambahi atau dikurangi fasilitasnya sesuai kebutuhan. Ada studio, 1 bed room dan 2 bed room.
Ternyata setelah aku kunjungi apa yang ada didalam majalah itu adalah perantara (sering disebut sebagai 'makelar'), bukan langsung kepada pemilik atau pengembangnya. Sebenarnya perantara itu merupakan perusahaan maintenance bangunan yang bekerja sambilah menawarkan sewa rumah, awalnya rumah ditawarkan 65,000 Dirham per tahun tambah uang komisi 5000 Dirham, setelah penawaran akhirnya disepakati bahwa harga sewa menjadi 60,000 Dirham ditambah uang komisi 4000 Dirham.
Pihak makelar meminta langsung tandatangan kontrak dan uang harap dibaya keesokan harinya, aku sedikit terkejut dengan permintaannya, rumah belum siap huni uang dan kontrak harus dilunasi, apalagi disini, janji-janji merupakan jebakan, setelah kewajibanku dilaksanakan, maka aku harus lari dibelakangnya, begitu pikirku.
Keesokan harinya aku datangi lagi makelar itu dengan membawa uang tanda jadi (panjar) sebesar 1000 Dirham. Ternyata ia tetap menginginkan aku untuk memberikan cheq paling lambat tertanggal besok demikian juga uang komisinya, akhirnya aku dibawa untuk menghadap bossnya bernama Hisyam, seorang keturunan Siria, begitu mendengar bahwa yang dihadapanku adalah orang Siria, maka aku lebih berhati-hati lagi, karena kawan-kawanku pernah bertanya bahwa kebanyakan orang dari situ suka berbohong apalagi tentang bisnis. Hisyam langsung meminta cheq agar ditulis tertanggal besok, ia bilang jangan khawatir, bahkan ia bertanya kepadaku apa yang aku khawatirkan, toh rumah itu tidak akan kemana-mana, kalau ada apa-apa laporkan saja ke Polisi.
Akhirnya aku tantang sekalian dia, dimana dia meyakinkan aku bahwa flatnya akan siap dalam waktu tiga hari aku bilang, "jika flat itu bisa selesai dalam waktu tiga hari, maka engkau akan aku bayar double, sudah jangankan tiga hari, taruh lima hari kalau bisa diselesaikan akan aku bayar double nanti", setelah itu baru Hisyam agak reda. Aku melihat gelagat itu, maka pikirku 'sekarang kartu truff ada di tangaku, saatnya aku memainkan dia". Aku tawarkan begini, "Ok, begini saja, saya menganggap kamu dapat menyelesaikan rumah itu dalam waktu satu minggu, maka cheq yang akan aku berikan tertanggal enam hari dari sekarang, jika nanti selama tiga hari kemajuan pekerjaan di rumah itu bagus, maka kemungkinan akan aku kasih tunai sebelum tanggal cheq itu", akhirnya ia setuju, waktu itu tanggal 31 Oktober, maka cheq yang aku berikan tertanggal 5 Nopember, dimana pada saat itu liburan Hari Raya Idu Adha dimulai, jadi bagaimanapun ia tidak akan dapat mencairkan cheq itu sebelum liburan selesai.
Setelah aku keluar dari kantor makelar itu, aku bercerita kepada temanku, Nur Syamsi yang mendampingi aku kesana, kalau menghadapi orang seperti itu jangan berlagak lemah-lembut karena bisa digilas dengan omongan-omongan bualannya.
Sukarsi sedikit marah kepadaku karena aku menggertak Hisyam kalau aku akan membayar double jika rumah yang akan disewa dapat selesai dalam waktu lima hari, maklum Sukarsi tidak biasa dengan kehidupan begitu, apalagi ia tidak pernah berhadapan langsung dengan orang-orang type begitu. Sehari setelahnya aku mengunjungi langsung rumah itu, ternyata tidak ada kemajuan sama sekali, maka aku diajak ke kantor property pemiliknya malam harinya, kantor property mengutus salah satu orangnya untuk melihat rumah itu, aku, Hisyam, Muhammad (si makelar) dan utusan dari properti meluncur ke lokasi dengan mobil Hisyam, di rumah itu aku ditanya apa saja yang aku inginkan dari rumah itu, aku meminta agar dapur cepat diselesaikan dan meminta tambahan soket listrik untuk mesin cuci, lemari es dan kompor listrik. Sedangkan pintu kamar nomer 2 agar dipindah lebih kedalam, serta pintu utama agar dipasang. Utusan dari properti meyakinkan aku bahwa dalam waktu tiga hari saja semuanya akan selesai.Aku tantang dia bahwa "jangan tiga hari terlalu cepat, lima hari", kemudian ia tersenyum menandakan bahwa aku tidak bisa dibohongi tentang itu, dan menurut perhitunganku bahwa sisa pekerjaan yang tersisa bisa sampai tiga minggu.
Setelah dua hari kemudian pintu utama dipasang, tetapi kuncinya belum, demikian juga tentang kemajuan kerja listriknya, dapur masih tetap seperti aku lihat pada malam terakhir aku se sana bersama makelar dan orang properti. Akhirnya aku berhubungan langsu dengan para pekerja yang bekerja pada perombakan villa itu, kemudian setelah itu kemajuan pekerjaan lebih cepat, pada hari Sabtu, tanggal 5 Nopember aku menukar cheq yang ada pada Hisyam dengan uang tunai, aku memberanikan diri karena aku melihat rumah itu ada kemajuan yang cukup bisa dipercaya, walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan, aku sedikit khawatir karena ternyata banyak orang yang melihat-lihat flat-flat yang ada di villa itu, jikalau digagalkan karena keangkuhanku, maka akan membuyarkan semua rencana pindah ke rumah itu, apalagi Sukrsi sudah suka sekali pada model villanya.

Menyelesaikan Urusan Dua Flat

Setelah pembayaran tunai, maka aku diajak ke kantor pengembang/properti yang yang bertanggungjawab terhadap rumah yang akan aku sewa oleh Hisyam bos makelar itu, dua surat kontrak yang sudah siap distempel kemudian satu untuk aku dan satunya untuk pihak properti. Aku sudah merasa aman dengan rumah yang akan aku sewa, maka aku akan mengatakan kepada pemilih flat yang lama besok bahwa aku tidak akan memperpajang kontrak flat building Alfalahi, Hamdan Street, pemiliknya langsung setuju saja karena aku menyewanya dengan harga lama yaitu 95,000 Dirham dibawah harga pasaran saat ini 120,000 Dirham per tahun, pemilik flat lama yang diwakili oleh Usama, ia mengatakan setelah aku tanya bahwa;
1. Ketika menyerahkan kunci aku harus membawa sertifikat asli clearance dari water and electricity,
2. Sebelum mengeluarkan barang-barang aku harus mengasih deposit berupa cheq atau tunai sebesar 5000 Dirham,
3. Flat harus diperiksa oleh pihak maintenance company tentang kerusakan dan atau kehilangan terhadap aksissori rumah akibat dari aku tempati.

Semua itu mudah, demikian pikirku, yang lebih penting lagi bagi aku adalah bagaimana rumah baru agar lebih cepat selesai dan siap untuk dihuni.
Aku memulai untuk membongkar mebel-mebel dalam flat lama, dari tempat tidurnya Ila, Bufet, lemari pakaian dan mengepak buku-buku kedalam karton sampai tempat tidur Tanwin.
Aku lihat kamar tidur utama flat baru sudah beres tidak ada pekerjaan yang diperlukan lagi, aku panggil natur untuk membersihkan flatku, keesokan harinya aku mulai memindahkan barang-barangku yang sudah dipak dengan mobil van milik kantor sedikit demi sedikit, dan semua barang aku simpan didalam kamar tidur utama kemudian pintunya aku kunci. Aku pusing melihat flat baru pekerjaannya yang tidak banyak mengalami kemajuan, rupanya pekerjanya sibuk untuk bekerja di flat-flat lainnya, maka aku harus bertemu langsung dengan supervisor pekerja yang merenovasi flat baru itu. Salah satu pekerja keturunan Mesir memberi aku nomor telepon genggam Waleed, supervisor keturunan Mesir juga, tidak jauh berbeda ia bilang semua pekerjaan itu mudah, setelah dua hari semuanya selesai, aku merasa tidak yakin namun karena posisiku yang sedang berada dibawah angin, maka aku mengiyakan saja apa yang sedang ia katakan yang penting agar semua yang akan dilakukan berjalan lancar.
Setelah 2 hari aku manghampiri flat baru, ternyata kondisinya sama saja, cuma ada tambahan tiga socket listrik dapur selesai, satu untuk mesin cuci, satu untuk lemari es dan satu lagi untuk rice cooker, sedangkan untuk kompor listrik belum juga selesai serta tambahan konstruksi untuk pemindahan pintu kamar tidur nomor 2. Aku panggil supervisornya lalu aku tanyakan sisa pekerjaan yang belum selesai, yaitu pemasangan kunci untuk pintu utama, soket listrik untuk kompor listrik dan kelanjutan pemindahan pintu kamar nomor 2. Aku mengusulkan agar kunci pintu utama diambilkan dari flat sebelah karena pintu utama hanya bisa dibuka dari dalam saja artinya dari luar tidak perlu ada gagang kunci untuk membuka pintu, sehingga kalau ada orang yang ingin masuk ke dalam rumah, maka orang dari dalamrumah yang membukakan pintu, kalau tidak, maka harus memakai kunci pintu. Waleedd setuju usulanku itu, kemudian ia mengatakan bahwa besok semua pekerjaan selesai kecuali pemindahan pintu kamar tidur nomor 2 tidak bisa karena itu merupakan pekerjaan besar yaitu 2 hari kerja, jika aku mau menanggung biaya pemindahannya, maka ia akan melakukannya. Aku tidak mau menanyakan berapa biayanya, aku mengatakan bahwa itu semua merupakan tanggungan pihak properti, kemudian ia mengatakan bahwa biayanya 200 Dirham, dan aku menolaknya, karena uang yang akan aku keluarkan nantinya harus dapat aku ambil kembali, sehingga apabila aku membiayai pemindahan pintu ini nanti ketika aku keluar untuk tidak mengontrak lagi aku tidak bisa mengambil pintu itu, jadi, untuk apa aku harus membiayainya?.
Hari itu tanggal 13 Nopember satu hari setelah pertemuanku dengan Waleed supervisor itu, rumah masih dalam kondisi yang sama, aku temui dia sedang bekerja di lantai dasar flat belakang, ketika aku tanyakan mengapa flatku belum selesai, ia kembali menanyakan apa kekurangan flatku, orang ini tidak ingat lagi tentang kemaren apa yang pernah aku dan dia diskusikan dan sepakati, tanpa banyak komentar aku meminta tukang listrik agar menyelesaikan soket untuk kompor listrik. Bersama tukang listrik suruhan supervor renovasi rumah aku ke flat baruku, ia membawa perlengkapan dan alat untuk pekerjaan yang aku minta, pertama-tama aku suruh dia memindah kunci dari flat sebelah ke pintu utama flatku, kemudian memindah sambungan listrik untuk kamar basah tamu ke dalam flat, dan kemudian menyelesaikan pemasangan listrik untuk kompor listrik di dapur. Aku menungguinya bekerja dan aku mengatakan bahwa aku akan pergi apabila seluruh pekerjaan flatku sudah ia selesaikan, demikian aku jawab ketika ia bertanya kenapa aku tidak pergi. setelah seluruh pekerjaan selesai aku memberi tip untuk dia sebesar 25 Dirham yang awalnya ia segan untuk menerimanya karena semua pekerjaan yang ia lakukan sudah merupakan kewajiban untuk ia selesaikan, maka memberi uang tip tidak diperlukan, akhirnya ia menerima juga setelah aku jelaskan bahwa aku tidak akan memberitahukannya kepada siapapun dan uang itu sebagai hadiah dari aku untuk ia makan siang.
Aku panggil natur untuk membersihkan flatku dan aku katakan bahwa mulai besok pagi aku akan memindahkan barang-barangku dari flat lama Abu Dhabi ke sini, sebelum aku meninggalkan flat aku ambil semua kunci-kunci pintu dengan tetap meninggalkan pintu dalam keadaan terbuka.
Tanggal 14 Nopember malam hampir seluruh barang-barang dari flat lama aku pindah dengan 1 truk menyewa dari sopir Pakistan, juga bersamanya aku membayar 3 orang untuk mengangut dari flat baru ke truk kemudian dipindah ke flat baru di Khalifa City. Aku mengawasi 3 orang yang sedang memindahkan barang-barangku agar terhindar dari kerusakan akibat ketidak perdulian para pekerja, kerusakan barang biasa terjadi ketika memindahkan mebel dengan menggunakan orang freeline, lain halnya kalau yang melakukannya adalah specialist mover, kawanku mengatakan bahwa dengan membayar kira-kira 3000 Dirham ia hampir tidak menyentuh samasekali barang-barangnya mulai dari membuka di rumah lama sampai memasang kembali didalam rumah barunya. Aku pernah mengusulkan kepada Sukarsi untuk menggunakan jasa mover, tetapi ia tidak setuju, akhirnya aku harus menyelesaikannya sendiri dengan biaya 550 Dirham untuk tranportasi 250 Dirham dan 3 orang pekerja 300 Dirham ditambah memberikan minum sebanyak 4 botol 2 literan. Akan tetapi aku harus mengambil cuti 2 hari.
Barang berat yang belum aku pindah cuma piano, aku harus memindahkannya memakai orang khusus yang biasa memindah piano, setelah hampir semua barang dalam rumah lama kosong kemudian aku mencoba menghubungi International Music Institute di Khalidiyah, mereka sanggup memindahkannya dengan biaya 300 Dirham. Sunggu memindah piano cukup susah, selain barangnya berat juga harus hati-hati. Pemindahan piano ditangani oleh 2 orang, 1 orang keturunan Philipin sebagai master yang lainnya keturunan Pakistan. Ukuran piano hampir tidak muat dalam lift, setelah aku jelaskan bahwa dahulu ketika aku membawanya kedalam flat juga memakai lift ini, setelah dicoba akhirnya masuk dan ukurannya sangat persis sekali dengan ukuran liftnya. Piano dipindah dari flat ke atas kendaraan memakai trolli, diatas kendaraan piano dibungkur dengan dua kasur spon tua untuk diikat pada kendaraan agar tidak lecet dan jatuh. Sungguh sangat susah memindah piano dengan mellalui tangga, pada tangga kedua sisi bawah piano sedikit membentur sisi tangga dan mengakibatkan sisi bawah ujung piano lecet, akhirnya si master memberi kasur diatas tannga agar apabila terjadi benturan lagi tidak menimbulkan lecet atau kerusakan lainnya pada piano. Menurut master itu pianoku itu ali buatan Jepang, ia menuturkan bahwa harganya sekarang 20,000 Dirham, yang buatan China saja sudah 10,000 Dirham, aku katakan bahwa saat itu aku membelinya dengan harga 8,000 Dirham.
Sejak tanggal 15 Nopember aku sudah mulai tidur di flat baru Khalifa City, semua barang masih berantakan, tempat tidurku dan Sukarsi di ruang tidur utama aku pasang seadanya dan tempat tidur Tanwin di kamar tidurnya terdiri dari dua kasur yang aku susun jadi satu, satu kasur dari tempat tidur Ila dan satu kasur dari tempat tidur Tanwin yang kebetulan sama.
Tanggal 16 dan 17 Nopember aku mengambil cuti kerja khusus untuk memberesi pindahan rumah, kebetulan tanggal itu hari Rabu dan Kamis, sehingga libur Jum'at dan Sabtu bisa aku pakai untuk melanjutkan beres-beres flat baru, pekerjaan pertama yang aku lakukan membangun kembali mebel-mebel yang aku buka sebelum pindahan, yaitu tempat tidur Tanwin dan kemudian tempat tidurku, kemudian lemari pakaian Tanwin dan lemari pakaianku, tempat tidur Ila tidak aku susun tetapi aku tempatkan disamping tempat tidur Tanwin dalam keadaan terbuka kemudian kasurnya aku susun diatastempat tidur Tanwin, sehingga tempat tidur Tanwin menjadi lebih tinggi. Setelah meja-meja, kursi-kursi sudah tertata pada tempatnya sesuai permintaan Sukarsi kemudian dilanjutkan membangun bufet hitam didalam kamar tidur utama.
Sukarsi sibuk sendiri memasukkan barang-barang dari dalam karton ke tempat-tempat yang sudah ia pikirkan, perlengakapan dapur ia letakkan di dapur, baju, barang dan buku milik Tanwin ia tempatkan didalam kamar tidur Tanwin, sedangkan kepunyaanku dan dia ditempatkan didalam kamar tidur utama, aku lihat masih banyak barang-barang yang tidak bisa ditata karena manyaknya, itu akibat dari lamanya aku tinggal di Abu Dhabi sejak tahun 1994 dan juga dari flat berkamar tidur 3 ke flat berkamar tidur 2.
Mengurus sertifikat clearence dari Water and Electricity cukup mudah, yang ditanya hanya tanda pengenal saja, kemudian setelah 3 hari disuruh kembali untuk mengambil sertifikatnya. Sehari setelah pendaftaran clearence, petugas dari Water anad Electricity datang memutus saluran air dan listrik, ketika hari yang sudah dijanjikan tiba kau ke kantor Water and Electricity bagian Costumer Service di daerah Madinat Zayeed, aku harus membayar seuruh tunggakan yang belum terbayar, setelah diadakan perhitungan, maka uang jaminanku dikembalikan setelah dipotong uang kewajiban yang harus aku bayar, bersamanya aku mendapatkan surat Certificate Clearance.
Sambungan telephon rumah dan internet juga aku urus sekalian, aku meminta untuk menghapus telepon rumah, toh aku, Sukarsi dan Tanwin sudah mempunyai telepon genggam masing-masing, yang aku minta hanya memindahkan saluran internetku, Alshamil dari flat lama ke flat baru, setelah satu hari saluran baru sudah dpindah ke flat baru di Khalifa City. Kini Sukarsi sudah benar-benar bisa menikmati kepindahannya karena internet merupakan pekerjaannya sehari-hari didalam mengisi waktu senggangnya.

Pemeriksa dari pemilik gedung flat lama yang diwakili oleh pihak maintenance gedung datang untuk mendata kondisi flat sebelum aku serahkan, setelah diperiksa secara seksama, maka ada 3 catatan yang mesti aku pertanggung jawabkan, yaitu;
1. 1 Kaca penutup lampu kamar mandi utama hilang,
2. 2 baut kunci jendela hilang, dan
3. Lantai harus dibersihkan dengan memoles lantai dari bekas lem akibat dari pemasangan karpet dulu, catatan ini merupakan tambahan setelah salah satu orang kantor pemilik, bernama Usama keturunan Mesir datang memeriksanya sendiri.

Untuk catatan pada nomor 3 sempat aku berargumentasi, aku menerima flat ini dalam keadaan tidak terpoles, sehingga aku harus memasanginya karpet, adalah tidak masuk akal aku harus mengembalikan flat ini dalam keadaan terpoles, orang dari kantor pemilik tetap pada pendiriannya dengan mengatakan ia ingin menerima flat dengan lantai dalam keadaan bersih, sehingga penye kemudian akan menerimanya dengan senang hati. Aku akhirnya pasrah saja karena posisiku dibawah angin yaitu uang jaminanku ada di kantornya, yaitu 2000 Dirham.

Begitu aku menerima Sertifikat Clearance dari water and Electricity Department, aku langsung ke kantor pemilik gedung, namun tidak ada orang yang bisa melakukan transaksi untuk urusanku kecuali sore nanti. Pada pukul 7 malam aku mennemui Usama, ia merinci berapa besar uang yang harus aku bayar dengan 3 catatan diatas. Aku harus membayar 800 Dirham untuk biaya pemolesan lantai, 75 Dirham untuk penutup lampu kamar mandi, aku harus mengganti termasuk lampunya karena saat ini lampu seperti itu tidak ada, dan 300 Dirham untuk 2 baut kunci jendela yang hilang. Aku keberatan denga yang terahir itu, 2 baut ukuran kecil sebesar ujung jari klingkingku berharga 150 Dirham sebuah?, memangnya ini terbuat dari emas atau perak?, demikian sanggahku, akhirnya aku memintanya contoh baut yang aku hilangkan mengambil dari flat lama, kemudian aku membuatnya di perusahaan meckanik Rainbow di Musaffah dengan biaya 100 dirham untuk dua buah baut yang terbuat dari aluminium sesuai aslinya. Walaupun begitu aku tetap merasa tertipu oleh pihak pemilik gedung dengan harus membayar uang pemolesan lantai dan mengganti bukan hanya gelan penutup lampunya saja tetapi termasuk lampunya karena saat ini lampu yang demikian tidak ada, tetapi karena mereka memegang uang jaminan ketika kontrak ditanda tangani, maka aku seperti yang lainnya barangkali, menyerah pasrah.

Hidup Di Flat Baru

Gedung flat baru merupakan salah satu gedung dari 3 villa dalam satu kompon, flatku berada pada gedung villa nomor 3, kompon dibangun berdiri pada plot no. 9 di 29th Street Khalifa City A. Areal parkirnya luas kira-kira berukuran 8x20 meter persegi. Saat ini kendaraan penghuni masih harus diparkir di luar pagar kompon, menurut natur bahwa nanti setelah semuanya selesai, maka akan ada utusan dari Municipality datang untuk memeriksa kondisi kompon apakah selesai dan layak tinggal atau tidak, setelah dinyatakan selesai kemudian pintu utama pagar kompon diperbolehkan dibuka dan mobil diijinkan parkir didalam pagar kompon. Aku tertegun dengan peraturan disini, tidak seperti di Indonesia, orang bisa dikatakan bebas melakukan apa saja terhadap tanah mereka.
Suasana malam hari sungguh sepi, lampu penerangan jalan tidak ada, sinar lampu yang remang-remang dari villa-villa saja yang menerangi jalan-jalan disekitar kompon tempat aku tinggal, sinar sorot dari lampu mobil yang sedang lewat terasa cukup terang, sehingga cukup mengganggu mata ketika saling berpapasan. Keluar malam dengan berjalan kaki cukup mendebarkan, bukan apa yang ditakuti, terkadang teringat pada anjing-anjing liar di daerah Musaffah yang terkadang mengejar mobil-mobil yang berjalan perlahan-lahan walaupun di daerah Khalifa City A ini belum pernah aku temukan anjing.
Di Khalifa City A hampir tidak ada toko-toko kecuali di daerah Pink Shops sana, semua orang nampaknya berjubel berbelanja keperluan mereka di sana, harga makanan di Cooperative nampaknya sedikit lebih mahal daripada yang aku lihat di Abu Dhabi City, roti somon yang biasanya didapat 5 atau 6 biji per Dirham disini cuma 4 biji langsung dari tempat pembuat roti.
Aku hanya melihat kekurangan Masjid di Khalifa City A ini, satu berada dibelakang Pink Shop dan dua lainnya berada didaerah jalan menuju kantor Etihad, ini menyebabkan aku dan Tanwin tidak pernah melakukan shalat berjemaah di Masjid kecuali shalat Jum'atan.
Setiap hari aku harus memulai keluar rumah setengah jam lebih pagi daripada aku tinggal di Abu Dhabi, setiap pukul 6 pagi aku sudah harus didalam mobil siap meluncur mengantar Tanwin sekolah karena perjalanan dari rumah baru ke Abu Dhabi International School memakan waktu setengah jaman, itu dengan kecepatan rata-rata 100 Kilimeter per Jam, aku harus sampai di kantor paling lambat pada pukul 7 pagi. Setiap pagi jalan setelah Jembatan Maqta menuju Abu Dhabi selalu dipenuhi oleh bis pegawai, 2 lane khusus untuk bis dan truk dipenuhi bis-bis menuju Abu Dhabi, sehingga aku harus mengikuti kecepatan bis-bis itu, karena aku membawa van kantor dimana di Abu Dhabi van ukuran 12 penumpang diperlakukan juga seperti bis dan truk. Tanwin biasanya langsung tertidur didalam mobil selama perjalanan ke dan dari sekolah, sungguh aku merasa kasihan pada dia, tetapi Tanwin biasanya tidur malam dimulai sejak pukul 12 malam, jadi dimanapun ia duduk tanpa kegiatan pasti ia akan merasa ngantuk.

Hari ini tanggal 23 Nopember, sore itu ketika aku pulang aku melihat dua daun pintu gerbang kompon dalam keadaan terbuka, aku sedikit heran karena biasanya pintu-pintu itu selalu tertutup kecuali ada penghuni yang membawa barang dengan truk untuk dibongkar masuk ke dalam villa, ketika aku berada tepat didepan pintu gerbang aku melihat banyak mobil diparkir didalam halaman kompon, aku bergumam, "barangkali kompon ini sudah dinyatakan selesai oleh pihak Municipality". Ternyata dugaanku benar setelah aku tanyakan kepada natur keesokan harinya.

Aku merasa tidak berselera untuk keluar rumah pada malam hari, selain karena capek seharian bekerja, suasana di Khalifa City cukup sepi, begitulah mungkin keadaanku dan keluargaku apabila masih tetap tinggal di flat baru ini.

Selesai.