Friday, February 26, 2021

KHOTBAH JU'M'AT: Membaca Al Qur'an Dengan Khusuk

 Khutbah Jum’at, 14 Rajab 1442 H / 26 Februari 2021 M

Membaca Al Quran Dengan Khusuk

 

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، جَعَلَنَا مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ: (وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ)( ).

Kaum mukminin yang mulia : 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ

Allah Swt berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka” (Al Anfal 8 : 2). Begitulah bila seorang mukmin disebutkan nama Allah, maka hatinya menjadi khusu’, perintah-Nya dijalankan serta tunduk kepada keagungan-Nya, dijelaskan dalam firman-Nya : 

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah” (Az Zumar 39 : 23). Karena mereka terpengaruh oleh kalam Tuhan mereka, sehingga tampak kekhusu’an mereka saat mereka membacanya, Rasulullah Saw bersabda : 

إِنَّ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ صَوْتًا بِالْقُرْآنِ: الَّذِي إِذَا سَمِعْتُمُوهُ يَقْرَأُ حَسِبْتُمُوهُ يَخْشَى اللَّهَ

“Sesungguhnya manusia yang paling bagus suaranya dalam membaca Al Quran adalah orang yang jika mendengar dia membaca, kalian menyangkanya dia takut kepada Allah” (Ibnu Majah 1339).  Bagaimana mungkin seorang mukmin tidak takut kepada Tuhannya dan khusu’ ketika menyimak ayat-ayat-Nya, sementara pegunungan yang kokoh pun ikut tunduk, seperti disebutkan dalam firman Allah : 

لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ

“Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah” (Al Hasyr 59 : 21). Nabi Muhammad Saw ketika menyimak kalam Tuhannya, hatinya menjadi khusu’ dan airmatanya berderai, suatu hari beliau berkata kepada Abdullah bin Mas’ud RA : 

«اقْرَأْ عَلَيَّ». قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ: فَقَرَأْتُ سُورَةَ النِّسَاءِ، حَتَّى إِذَا بَلَغْتُ قَوْلَهُ تَعَالَى: (فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا). رَفَعْتُ رَأْسِي، فَرَأَيْتُ دُمُوعَهُ r تَسِيلُ

“Bacakanlah Al Qur`an kepadaku. Ibnu Mas’ud berkata : maka aku membaca surat An Nisa’ hingga ayat: “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)” (An Nisa’ 4 : 41). Lalu aku mengangkat kepalaku dan aku melihat air matanya meleleh” (Muttafaq ‘Alaih)

Begitulah keadaan seorang mukmin dihadapan kalam Tuhannya dan ketika nama Penciptanya disebut, ia menjadi khusu’ dan tunduk, airmatanya berderai karena cinta dan rasa takut, Rasulullah Saw bersabda : 

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ» وَمِنْهُمْ: «وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Ada tujuh golongan yang Allah melindungi mereka dalam lindungan-Nya pada  hari ketika tiada perlindungan selain perlindungan-Nya, disebutkan diantaranya :  seseorang yang senantiasa mengingat Allah saat sendiri sehingga air matanya berlinang” (Muttafaq ‘Alaih)

 

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang yang membaca kitab-Mu, yang menghayati ayat-ayatnya, yang mengagungkan perintah-Mu dan yang rindu kekhusu’an kepada-Mu

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

 

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ

Hamba Allah yang mulia : Allah Swt berfirman : 

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا

“Dan  apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (Al Anfal 8 : 2). 

Ketika seorang mukmin menghayati ayat-ayat Al Quran Al Karim, maka hatinya akan khusu’ dan takut kepada maqam Tuhannya, keimanannya bertambah dan amalannya semakin membaik, ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya meningkat serta akhlaknya lebih mulia, sehingga kau akan mendapatinya lebih baik kepada keluarga dan tetangganya dan muamalahnya disertai kemuliaan akhlak. 

Mari kita selalu membaca Al Quran, menghayatinya dan berakhlak dengan kandungan akhlak didalamnya, karena padanya kebahagiaan manusia di dunia dan akhiratnya.

 

هَذَا، وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ الْعَظِيمَ ‌رَبِيعَ ‌قُلُوبِنَا، وَشِفَاءَ صُدُورِنَا، وَسَائِقَنَا وَقَائِدَنَا إِلَيْكَ وَإِلَى جَنَّاتِكَ جَنَّاتِ النَّعِيمِ

اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دَوْلَةِ الْإِمَارَاتِ خَيْرَهَا وَهَنَاءَهَا، وَانْشُرِ السَّعَادَةَ بَيْنَ أَهْلِهَا، أَنْتَ رَبُّهَا وَوَلِيُّهَا

اللَّهُمَ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ، وَارْفَعْ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَتَهُمْ

اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْعَالَمِينَ الْوَبَاءَ، وَاشْفِ الْمُصَابِينَ بِهَذَا الدَّاءِ، يَا مُجِيبَ الدُّعَاءِ

اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصلاة

Friday, February 19, 2021

KHOTBAH JUM'AT: Akhlak Yang Dicintai Oleh Allah SWT dan Rasul-Nya SAW

 


Terjemahan Khotbah Jum’at, 7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M

Akhlak yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya SAW

Khotbah Pertama:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَيَّأَ لِعِبَادِهِ أَسْبَابَ الْمَحَبَّةِ، وَرَغَّبَهُمْ فِي الْأَخْلَاقِ الْحَمِيدَةِ، وَأَثَابَهُمْ عَلَيْهَا دُخُولَ الْجَنَّةِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ: (فَإِنَّ اللَّهَ ‌يُحِبُّ ‌الْمُتَّقِينَ)( ).

Kaum mukminin yang berbahagia : Rasulullah Saw berkata pada seorang sahabatnya : 
إِنَّ فِيكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ: الْحِلْمُ وَالْأَنَاةُ
“Sesungguhnya di dalam dirimu ada dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu; kesantunan dan kehati-hatian” (Muslim 25 dan Ahmad 28429). Didalam hadits ini ditegaskan bahwa Nabi Saw memuji salah satu sahabatnya karena memiliki dua karakter mulia, yang pertama sifat santun yang merupakan salah satu dari sifat Allah, disebutkan dalam firman-Nya : 
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ
“Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun” (Al Baqarah 2 : 235). Sebagaimana kesabaran merupakan salah satu akhlak para nabi, dan pujian pun diberikan Allah kepada nabi Ibrahim AS karena akhlak mulia tersebut, disebutkan dalam sebuah ayat : 
“Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi pengiba dan suka kembali kepada Allah” (Hud 11 : 75). Nabi kita Muhammad Saw merupakan teladan dalam kesantunan, conton baik dalam interaksi dengan sesama, dimana kesantunannya mengalahkan amarahnya, bahkan semakin direndahkan, beliau tetap santun” (Shahih Ibnu Hibban 1/524). Kesantunan merupakan penghulu akhlak, siapa berlaku santun pertanda ia memiliki kebaikan yang melimpah, terpuji dan mulia, kesantunan merupakan ciri para pemikir dan orang bijak, sebuah syair menegaskan : 
فَيَا رَبِّ هَبْ لِي مِنْكَ حِلْمًا فَإِنَّنِي أَرَى الْحِلْمَ لَمْ يَنْدَمْ عَلَيْهِ حَلِيمُ
Tuhanku, berikan aku kesantunan dari-Mu,
karena aku melihat kesantunan tidak mendatangkan penyesalan 

Sedangkan kehati-hatian, merupakan proses bijak dalam memandang akibat sebuah permasalahan, tidak tergesa-gesa dan tidak terburu-buru, inilah tanda kematangan akal dan ketetapan hati, dan ini merupakan kebaikan dalam segala kondisi di dunia, Rasulullah Saw bersabda :
‌التُّؤَدَةُ ‌فِي ‌كُلِّ ‌شَيْءٍ خَيْرٌ، إِلَّا فِي أَمْرِ الْآخِرَةِ
“Sabar dalam segala sesuatu itu baik, kecuali dalam beramal untuk akhirat”  (Abu daud 4810 dan Abu Ya’la 792). Betapa indahnya ketika seseorang berhias diri dengan dua perangai; kesantunan dan kehati-hatian, dengan keduanya ia berinteraksi dengan isteri dan anak-anaknya, tetangga dan teman-temannya dan dalam semua urusan hidupnya, sehingga ia beruntung mendapatkan cinta Allah dan rasul-Nya dan berbahagia di dunia dan akhiratnya.

Ya Allah, berilah kami kekayaan ilmu, hiasilah kami dengan kesantunan, muliakanlah kami dengan ketakwaan dan perindahlah kami dengan kesehatan.

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua:

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. 

Hamba Allah yang mulia : diantara sifat yang dicintai oleh Allah dan rasul-Nya adalah berperangai dengan nilai-nilai kejujuran, menunaikan amanah dan berbuat baik kepada tetangga, Rasulullah Saw bersabda :  
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُحِبَّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ؛ ‌فَلْيَصْدُقِ ‌الْحَدِيثَ، وَلْيُؤَدِّ الْأَمَانَةَ، وَلَا يُؤْذِ جَارَهُ
“Barangsiapa ingin dicintai oleh Allah dan rasul-Nya, maka hendaklah ia berbicara jujur, menunaikan amanah dan tidak mengganggu tetangganya” (Syu’bul Iman 9104). Sifat-sifat mulia diatas dapat menguatkan kasih sayang dan memperteguh hubungan antar sesama, sehingga masyarakat semakin bersatu padu. Oleh karena itu mari kita perkuat sifat-sifat tersebut dalam muamalah kita dan mari kita didik putra-putri kita dengan sifat mulia tersebut.

هَذَا، وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ كُلِّ عَمَلٍ يُبَلِّغُنَا حُبَّكَ، وَاهْدِنَا لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ، لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَارْزُقْنَا تَمَامَ الصِّحَّةِ وَدَوَامَ الْعَافِيَةِ. 
اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دَوْلَةِ الْإِمَارَاتِ خَيْرَهَا وَهَنَاءَهَا، وَانْشُرِ السَّعَادَةَ بَيْنَ أَهْلِهَا، أَنْتَ رَبُّهَا وَوَلِيُّهَا. 
اللَّهُمَ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيخ خَلِيفَة بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ، وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ؛ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيخْ زَايِد وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَأَجْزِلْ مَثُوبَتَهُمْ، وَارْفَعْ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَتَهُمْ. 
اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْعَالَمِينَ الْوَبَاءَ، وَاشْفِ الْمُصَابِينَ بِهَذَا الدَّاءِ، يَا مُجِيبَ الدُّعَاءِ. اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصلاة