Khotbah Jum’at, 03 Shafar 1443 H / 10 September 2021 M
Masyarakat Yang Koheren
Khotbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَثَّنَا عَلَى التَّرَابُطِ وَالتَّعَاوُنِ فِي كِتَابِهِ
الْمُبِينِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ
وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ:
فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي
عُلَاهُ: (وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى)( )
Kaum mukminin yang mulia : Nabi Saw bersabda :
الْمُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا». وَشَبَّكَ بَيْنَ
أَصَابِعِهِ
“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan
yang saling menguatkan”. Kemudian beliau menautkan jari jemarinya” (Muttafaq
‘Alaih). Pada hadits ini, Rasulullah Saw menjelaskan kepada kita ciri anggota
masyarakat yang koheren, yang dipenuhi oleh cinta dan kasih sayang, memiliki
kepedulian sosial, saling bekerja sama, seolah-olah mereka satu tangan. Pondasi
utama bangunan masyarakat yang koheren adalah hubungan kekeluargaan yang erat
dan rumah tangga yang dipenuhi oleh rasa kasih dan sayang, Allah Swt berfirman
:
وَمِنْ آيَاتِهِ
أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ
بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang” (Ar Rum 30 : 21). Keluarga ini dilindungi oleh kedua orang tua yang
bertanggung jawab dan penuh perhatian, dimana keduanya sering menyempatkan
waktu untuk duduk bersama untuk memperkuat nilai-nilai keimanan dan moral.
Allah Swt memuji nabi Ismail AS dalam firman-Nya :
وَكَانَ يَأْمُرُ
أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا
“Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan
zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya” (Maryam 19 : 55).
Ikatan sosial dalam masyarakat dapat diperkuat dengan silaturrahim, saling
menghargai, menanyakan khabar dan keadaan sesama, serta berusaha memenuhi
kebutuhan mereka dan itulah hak-hak mereka, Allah Swt berfirman :
فَآتِ ذَا الْقُرْبَى
حَقَّهُ
“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya”
(Ar Rum 30 : 38). Di antara ciri masyarakat yang koheren adalah hubungan baik
dan harmonis antara tetangga, yang dilandasi saling berbuat baik dan saling
menghormati, dimana sesama tetangga saling mengenal dan saling menjaga
hak-haknya, Rasulullah Saw bersabda :
وَأَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ
تَكُنْ مُؤْمِنًا
“Berbuat baiklah terhadap tetanggamu niscaya kamu menjadi
mukmin yang sempurna” (At Tirmidzi 2305). Salah satu ciri masyarakat yang
koheren adalah; apa yang tumbuh dalam lingkungan pendidikan; dari hubungan
kebapaan antara guru dan siswa, hal ini dicontohkan oleh Rasulullah Saw saat
mengajar para sahabatnya, beliau bersabda :
إِنَّمَا أَنَا
لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِ أُعَلِّمُكُمْ
“Sesungguhnya aku bagi kalian hanyalah seperti kedudukan
orang tua, aku ajarkan kepada kalian” (Abu Daud 8 dan An Nasa’i 40). Begitu
juga interaksi positif yang dibangun dalam lingkungan kerja; sebagai bentuk
bakti kepada negara, agar kekompakan dan belas kasihan semakin meningkat
sehingga laksana satu tubuh.
فَاللَّهُمَّ
أَدِمْ تَرَابُطَنَا، وَعَزِّزْ تَلَاحُمَنَا
Ya Allah, langgengkanlah ikatan kami serta perkuatlah
kesatuan kami
أَقُولُ قَوْلِي
هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khotbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ
وَحْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي
بِتَقْوَى اللَّهِ
Para jamaah shalat : Rasulullah Saw bersabda :
مَثَلُ
الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ
الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ
بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai,
mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh, Apabila ada salah satu anggota
tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur)
dan panas (turut merasakan sakitnya)” (Muttafaq ‘Alaih). Seluruh anggota
masyarakat yang koheren laksana satu masyarakat, yang dipersatukan oleh
kepentingan bersama, walaupun berbeda warna kulit dan kewarganegaraan, setiap
individu berusaha untuk mempererat hubungan sosial, memantapkan nilai-nilai dan
prinsip-prinsipnya, menyambut masa depan yang ingin dicapai oleh Negara ini,
melalui Sepuluh Prinsip yang diluncurkan oleh pemerintah, yang bergerak
menyatukan masyarakat, menentukan tujuannya dengan penuh keyakinan bahwa
penyatuan visi merupakan salah satu faktor penting dalam menggapai tujuan.
No comments:
Post a Comment