Sunday, February 02, 2014

SUKA, SAYANG DAN CINTA

UMUM

Ada orang mengatakan "suka", terkadang mengatakan "sayang", serta di lain waktu juga mengatakan "cinta". Namun terkadang mereka mengatakan kata-kata itu secara tidak sadar akan arti sebenarnya.

Adakah mereka memahami apa yang sedang dikatakan tentang masing-masing dari tiga kata itu?.

Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak pula orang yang tidak bisa membedakan arti secara fisik dari kata suka, sayang dan cinta. Ini termasuk juga diri penulis sendiri. Hal ini dikarenakan arti dari ketiganya memang benar-benar memiliki kemiripan dan dapat membingungkan untuk memakai yang mana ketika dibawa dalam perapan mereka ke dalam dunia nyata.

Dengan tulisan ini, penulis mengharapkan dapat mengeluarkan pemahaman yang ada pada diri penulis, baik itu berupa pengetahuan yang pernah dibaca, pengalaman yang pernah dilalui, serta pemahaman yang tertangkap melalui ungkapan-ungkapan lama. Tujuannya adalah agar dapat menjelaskan secara fisik arti dari ketiga kata itu. Tentu saja dengan mengetahui arti fisik dari ketiga kata itu maka diharapkan dengan mudah pula dapat menjelaskan tentang perbedaan dari ketiga kata itu.  Serta sasarannya adalah untuk mengucapkan kata yang sesuai pada tempatnya.

PEMISALAN

Pemisalan merupakan salah satu cara untuk memecahkan sesuatu hal yang rumit agar menjadi lebih sederhana dengan memberi kondisi-kondisi yang sesuai, bahkan sedapat mungkin mirip terutama dari segi sifatnya. Demikian ajaran dosenku di kelas mata pelajaran Metode Elemen Hingga tahun 1990 serta cara Imam Ghozali ketika menjelaskan materi tentang Ruh yang rumit disederhanakan dengan pemisalan juga.

Pemisalan yang pertama tentang ketiga kata "suka", "sayang", dan "cinta" adalah ketiga kata itu dimisalkan sebagai "kadar ilmu", hal ini dikarenakan kadar berarti muatan atau tingkatan atau sejenisnya.

Sebelum pemisalan-pemisalan dibuat, terlebih dahulu marilah ditelaah pemakaian ketiga kata itu yang sering dijumpai pada pemakaian mereka dalam keseharian.

Kata "Sayang"

Ada pepatah yang sering didengar yang mengatakan bahwa, "Jika anda tidak kenal, maka anda tidak akan sayang".

Dari pepatah ini sebenarnya dapat diartikan bahwa "kenal" yang berarti mengetahui, harus ada atau datang terlebih dahulu mendahului rasa "sayang", lalu dengan adanya rasa sayang, maka akan dapat memicu untuk mengatakan kata "sayang". Dari sini, mari dicoba untuk mendifinisikan arti kata "sayang" secara fisik.

Seseorang dalam memutuskan dirinya untuk menyayangi sesuatu, maka tuntutan persyaratan yang harus dipenuhi adalah mengenal terlebih dahulu dari sesuatu yang akan disayangi itu. Untuk mengenal sesuatu dituntut untuk mengetahui sebanyak atau sedalam mungkin tentang sesuatu itu, baik sifat, manfaat, dan asal-usulnya. Bahkan lebih dari itu, apabila diperlukan.

Setelah seseorang mengetahui, dengan kata lain mengenal sesuatu itu, lalu kemudian akan ada rasa yang disebut sayang atau tidak sayang kepada sesuatu itu.Dalam arti seseorang telah mengenal secara mendalam apakah tentang manfaat atau kelemahan sesuatu itu.

Sebagai contoh sederhana adalah, betika seseorang yang sedang membuang sesuatu yang dianggap sudah tidak berguna lagi bagi diri si pemilik/si pembuang barang itu, lalu ada orang lain yang melihat dan mengetahui bahwa sesuatu yang sedang dibuang itu masih bisa bermanfaat bagi dia ataupun orang lain, maka orang yang sedang melihat seseorang yang sedang membuang sesuatu itu akan mengatakan, "sayang, ah!, sesuatu itu dibuang begitu saja, padahal masih bisa dimanfaatkan untuk keperluan (orang) lain". Ini mengartikan bahwa, orang yang merasa sayang ketika melihat suatu barang yang dibuang karena masih dapat bermanfaat diakibatkan oleh sesuatu yang dibuang itu sudah dikenali, sudah diketahui, bisa juga mengenali sifat-sifatnya dan atau mengenali pula kegunaannya olehnya.

Dari contoh ini, kata "sayang" sudah jelas maksud dan kedudukannya. Di sini sebenarnya juga dapat dilihat bahwa rasa sayang itu merupakan rasa resah yang berubah menjadi rasa perduli, yang akan terdesak keluar pada saat sesuatu yang sudah dikenal dan kelihatan di depan mata dimana terhadapnya terjadi aniaya atau tidak diperdulikan oleh orang lain. Atau dengan kata lain, rasa sayang merupakan rasa perduli terhadap sesuatu yang telah dikenal akan manfaatnya dikarenakan adanya rasa, mungkin juga rasa khawatir, akan ketidak perdulian atau adanya aniaya dari yang lain oleh sebab tidak dimanfaatkan.

Untuk itu biasanya kata sayang dipakai untuk memberi perhatian kepada yang sedang teraniaya. Sebagi contoh ketika seorang ibu menimang anaknya yang sedang menangis karena baru saja terjatuh, dlsb.

Untuk itulah dalam menilai hubungan antara orang tua dan anak adalah hubungan kasih sayang.

Kata "Suka"

Perasaan suka atau tidak suka merupakan suatu ekspresi keingintahuan pada sesuatu yang sedang dilihat pada pandangan pertama, hal ini apabila sesuatu yang dilihatnya adalah untuk yang pertama kali dilihatnya.

Dalam banyak hal, perasaan suka atau tidak juga merupakan suatu ekspresi ingin tetap memiliki pengalaman yang pernah dialaminya terjadi lagi pada sesuatu yang sedang dilihat karena adanya suatu pengalaman tertentu dengan yang sedang dilihat atau diketahui itu sebelumnya.

Pada keadaan untuk mencari arti kata "suka" ini agar pemaknaan dan kedudukannya lebih sesuai, maka akan diambil dua contoh, yaitu rasa suka atau tidak suka pada pandangan pertama dan rasa suka atau tidak suka pada pandangan berikutnya atau setelah memiliki suatu pengalaman dengan suatu hal sebelumnya.

Ketika seseorang mencium bau masakan yang keluar dari dapur seseorang yang sedang menggoreng terasi, maka ada orang yang mencium bau gorengan itu untuk pertamakalinya akan merasa muak dan tidak menyukainya, apalagi diminta untuk memakannya. Karena ketidak sukaannya itu menyebabkan orang itu tidak ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang apa itu terasi.

Lain halnya apabila orang itu sedang lewat di depan restoran dan mencium bau asap sate yang sedang dibakar dimana dengan aroma itu ia akan merasa ingin memakannya karena ia memang menyukai makan daging panggang. Walaupun aroma sate dan daging panggang yang pernah ia cium sebelumnya tidak sama persis, tetapi adanya aroma bau daging panggang membuatnya ia teringat tentang masakan yang ia sukai. Di sini, setelah orang itu benar-benar dapat menikmati masakan sate dan rasanya berbeda daripada daging-daging panggang yang pernah ia rasakan sebelumnya, lalu ia menjadi penasaran untuk mengetahui sate lebih dalam lagi. Artinya dia ingin mengenal sate lebih jauh lagi.

Dari contoh pada kasus yang pertama (tentang terasi), dimana seseorang akan mengatakan suka atau tidak suka pada pandangan pertamanya menghasilkan kedudukan yang jelas tentang rasa tidak suka seseorang dibandingkan dengan rasa ingin mengetahui. Rasa tidak suka datang lebih awal daripada rasa ingin mengetahui.

Demikian pula pada contoh yang kedua (sate dan daging panggang) semakin memperjelas kedudukan itu, yaitu rasa suka akan datang terlebih dahulu sebelum rasa ingin mengetahui datang.

Dengan demikian akan menjadi mudah untuk menempatkan tempat yang sesungguhnya letak daripada kata "suka" dibandingakan dengan letak kata "sayang".Rasa "suka" akan datang terlebih dahulu sebelum rasa "sayang" datang.

Dari dua contoh di atas jika ditarik kesimpulannya adalah:
  • Antara rasa suka atau tidak, dan rasa ingin mengetahui atau tidak, memiliki tempat masing-masing, rasa suka berada lebih awal daripada rasa ingin mengetahui. Artinya, sebelum ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu, maka rasa suka harus ada terlebih dahulu untuk mengawali adanya rasa ingin mengetahui lebih jauh. Dimana rasa ingin mengetahui merupakan kepanjangan daripada rasa ingin mengenal.
  • Dengan demikian, apabila rasa suka berada lebih awal dibandingkan dengan rasa ingin mengetahui, maka rasa suka kedudukannya sudah pasti lebih dahulu jika dibandingkan dengan rasa sayang.
  • Dengan demikian kata "suka" harus diucapkan sebelum kata "sayang".
  • Jadi, jangan pernah berkata "sayang' sebelum ada rasa "suka".
Rasa "Cinta"

Sampai saat ini memang secara pasti tentang definisi cinta masih simpang siur. Ada yang mengatakan berwarna merah muda. Ada yang mengatakan berwarna lembayung. Ada juga yang mengatakan seperti warna salju. Juga ada yang mengatakan berwarna kelam, dlsb. Tetapi bagaimanapun atau apapun orang mengatakan tentang arti cinta biarkanlah demikian adanya, akan tetapi seharusnya ada difinisi yang tetap tentang arti cinta. untuk itu marilah dicoba pada tulisan ini mencari kedudukan bahkan arti kata "cinta" dengan cara sendiri. (Lihat catatan di bagian bawah tulisan ini tentang beberapa referensi yang dikirim melalui email oleh rekan-rekan saya).

Ketika ada seseorang yang sedang memutuskan cinta dengan yang lain, maka sebenarnya orang itu sudah putus perasaannya didalam memikirkan apa yang telah dicintainya. Sebelum membahas tentang arti cinta, mari dicoba untuk membahas terlebih dahulu tentang kata "putus'.

Putus berarti terlepas dari ikatan, sambungan, atau bagian dari yang sedang terputus. Yang terputus akan bebas dari pengaruh dengan bagian lain yang tadinya belum putus. Ini berarti, sebelum putus keadaannya bersatu, bersambung ataupun berhubungan membentuk satu kesatuan, apakah yang sedang dicintainya itu sedang berada dekat di sisinya ataupun jauh dari sisinya. Di sini bisa ditarik sesuatu yang mengarah kepada sifat dari cinta, yaitu suatu perasaan yang menyatu baik dalam keadaan dekat ataupun jauh yang bersifat secara terus menerus atau tidak terputus.

Apabila ditinjau dari sifat-sifat materi, sesuatu yang terikat menyatu secara terus-menerus antara dua zat untuk membentuk senyawa baru adalah sesuatu yang memiliki muatan-muatan tertentu dengan syarat tertentu pula, sehingga antara satu dan lainnya dapat saling tarik-menarik untuk menjadi satu senyawa yang baru. Sifat-sifat materi itu dapat bersatu bukan karena kesamaan melainkan karena perbedaan mereka untuk saling mengisi. Mereka dapat bersatu dikarenakan adanya sifat-sifat yang memenuhi syarat untuk saling mengikat secara terus menerus untuk menjadi bersatu. Inilah sebenarnya yang disebut cinta.

Apabila ungkapan yang ada pada kedua contoh tentang cinta di atas (putus cinta dan antar dua materi yang berbeda dapat menyatu), maka akan menjadi lebih mudah untuk mendifinisikan cinta serta mendudukkan kedudukan cinta terhadap kata suka atau sayang.

Karena cinta pada diri manusia merupakan ungkapan suatu perasaan, maka untuk mencintai sesuatu diperlukan adanya "link" dan juga "click" antara seseorang dan/atau sesuatu yang dicintainya, sehingga diantara keduanya dapat memiliki rasa saling tarik-menarik yang bersifat terus-menerus. Dari sinilah awal pembahasan cinta lebih kelihatan jelas.

Adanya rasa saling tarik-menarik secara terus menerus itu dibutuhkan adanya perbedaan. Rasa perbedaan itu bisa diketahui apabila ada saling mengenal dan rasa saling mengetahui antara keduanya. Kecuali rasa cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan, maka cukup yang mencintai saja yang dituntut untuk mengetahui atau mengenal lebih jauh terhadap yang dicintai. Sedangkan bagi yang dicintai tidak diperlukan untuk mengenal lebih jauh terhadap yang sedang mencintai dirinya karena dirinya tidak mencintai orang yang sedang mencintainya.

Bagi pihak yang ingin mencintai adalah suatu keharusan mengetahui tentang dirinya sendiri sebelum melangkah ke arah mencintai yang lain. Hal ini agar dapat diketahui bahwa dirinya dan yang akan dicintai diketahui memiliki perbedaan. Dan dari perbedaan itu akan melihat kekurangan dirinya sendiri dan yang lain serta kelebihan yang lain dan dirinya sendiri agar dapat saling mengikat untuk membuat suatu ikatan yang disebut cinta.

Untuk mengetahui lebih dalam daripada seseorang yang akan dicintai (apabila itu seseorang), maka diperlukan beberapa keadaan sebagai berikut:
  • Rasa suka, hal ini untuk melangkah kearah mengenal lebih jauh dengan tujuan untuk mengetahui, Dengan rasa suka akan membuat yang nanti akan dicintai akan lebih terbuka lagi untuk menunjukkan karakter yang ingin diketahui,
  • Memiliki rasa manfaat setelah mengetahui karakter atau sifat-sifatnya sehingga timbul rasa sayang, tidak teraniaya atau tidak diperdulikan karena tidak disayangi oleh yang akan mencintai, dan
  • Apabila sudah diketahui sifat-sifat atau karakter perasaan yang akan dicintai itu memiliki apa yang dibutuhkan dan saling melengkapi, sampai dengan mengetahui adanya muatan yang sekiranya bisa atau dapat saling mengikat untuk menjadi satu secara terus menerus, maka sejak saat itulah, apabila keduanya berada pada kedudukan dan jarak yang memungkinkan untuk saling tarik menarik, dan terjalinlah hubungan cinta.
Dari keterangan penjelasan di atas maka kedudukan ketiganya adalah sebagai berikut:
  • Tingkat pertama adalah rasa suka atau tidak suka,
  • Tingkat kedua adalah rasa sayang atau tidak sayang, dan
  • Tingkat ketiga adalah rasa cinta atau tidak cinta.
Jika ketiga kata, "suka", "sayang" dan "cinta" itu diibaratkan suatu ilmu yang bertingkat, maka yang disebut ilmu "suka" adalah ilmu yang paling sederhana, dengan kata lain ilmu yang memiliki tingkatan yang paling rendah, sehingga untuk memahaminya tidak diperlukan persyaratan yang terlalu bermacam-macam. Lalu disusul oleh ilmu "sayamg" dan kemudian yang terakhir adalah ilmu "cinta". Ilmu "cinta" merupakan ilmu yang memiliki tingkatan kesulitan yang paling tinggi untuk menggapainya, sehingga untuk memahaminya diperlukan persyaratan yang tertinggi pula.

Jadi, dalam pemisalan ini apabila dirangkum dari semuanya, maka, apabila seseorang sudah memiliki ilmu "cinta", maka orang tersebut sudah mampu menjelaskan serta sudah lolos dari atau memiliki ilmu-ilmu "sayang" dan "suka". Demikian juga bagi mereka yang memiliki ilmu "suka", maka mereka belum mampu menjelaskan tentang ilmu "sayang" dan ilmu "cinta" karena masih belum pernah mempelajari mereka, yang dengan kata lain mereka belum memiliki ilmu-ilmu "sayang" dan "cinta".

Sehingga dalam pemakaiannya, apabila tingkatan perasaannya masih berada pada tingkatan rasa suka, jangan coba-coba mengatakan sayang apalagi cinta. Demikian juga apabila sudah saling mencintai sudah pasti akan saling suka dan mengucapkan rasa suka walau hanya di dalam angan-angannya, dan tentu akan rasa sayang pula karena sudah diketahui manfaatnya.

BEBERAPA REFERENSI DARI REKAN-REKAN YANG DIKIRIM MELALUI EMAIL

Referensi-referensi berikut merupakan beberapa pendapat dari hasil komentar ketika kata "suka", "sayang" dan "cinta" ditanyakan perbedaannya melalui email group Alumni ITS Luar Negeri seperti berikut:

Referensi Pertama

Tingkatan suka:

1. ميل ==> kecenderungan pada sesuatu (e.g. suka indomie, suka celana jins, suka cewek berambut hitam/pirang/merah, etc)

2. الولع ==> rasa suka dan ingin menarik perhatian yg disukainya

Makna cinta,       Ibnul Qayyim menjelaskan, "Cinta dapat dirumuskan dengan memperhatikan turunan kata cinta, mahabbah (محبة), dalam Bahasa Arab.

Mahabbah (محبة) berasal dari kata hubb (حب).
Ada lima makna kata untuk akar kata hubb (حب)

Pertama, ash-shafa wa al-bayadh (الصفا البياض), putih bersih. Bagian gigi yang putih bersih disebut habab al-asnan (حبب الاسنان).

Kedua, al-'uluww wa azh-zhuhur (العلو و الظهور), tinggi dan kelihatan. Bagian tertinggi dari air hujan yang deras disebut habab al-ma'i (حباب الماء). Puncak gelas atau cawan disebut habab juga.

Ketiga, al-luzum wa wa ats-tsubut (اللزوم والثبوت), terus-menerus dan konsisten. Unta yang menelungkup dan tidak bangkit-bangkit dikatakan ahabb al-ba'ir (أَحَبَّ البعير).

Keempat, lubb (لب), inti atau saripati sesuatu. Biji disebut habbah (حبة), karena itulah benih, asal, dan inti tanaman. Jantung hati, kekasih orang yang tercinta disebut habbat al-qalb (حبة القلب).
 
Kelima, al-hifzh wa al-imsak (الحفظ و الامساك), menjaga dan menahan. Tempat untuk menyimpan dan menahan air agar tidak tumpah disebut hibb al-ma'i (حب الماء)

Syair tentang cinta karangan Imam Ibnu Hazm (madzhab zhahiri di Andalusia, Spanyol)

الحب - أعزك الله -

 أوله هزل وآخره جد
. دقت معانيه لجلالتها عن أن توصف،
فلا تدرك حقيقتها إلا بالمعاناة.
وليس بمنكر في الديانة ولا بمحظور في الشريعة
إذ القلوب بيد الله عز وجل

Artinya:

Oh Cinta, semoga Allah memuliakanmu,
awalnya adalah bermain-main, bercanda ria, namun pada akhirnya adalah kesungguhan.
Sungguh sulit mennjelaskan dirimu dengan kata-kata karena begitu dalam maknamu
Tiada yang mengenalmu kecuali mengalaminya sendiri Cinta tidaklah menyelisihi agama dan tidak pula melanggar syariat.
Karena setiap hati berada di tangan Allah 'azza wa jalla

Referensi Kedua

Cinta dan suka, secara umum tampak mirip-mirip saja, padahal berbeda. dalam skala waktu, suka lebih singkat daripada cinta, saat ini suka, suatu saat bisa tidak suka, tapi kalau cinta akan bertahan lebih lama lagi.

Suka sekedar senang saja, tapi kalau cinta lebih dalam lagi, karena ada kesediaan untuk berkorban, berjuang untuk yang dicintainya tsb., suka cenderung pada sisi estetik, orang suka pada yang indah-indah sedangkan cinta, lebih dari sekedar sisi estetik belaka, ada semacam energi, karena itu, ada semacam anekdot, kalau sedang jatuh cinta yang penampilannya jelek sekalipun tampak jadi cantik karenanya & kelihatan cantik karena perilaku dan kepribadiannya, sebuah nilai estetik yang tak mudah dijelaskan.

END.
Medio Februari 2014 
Oleh Nasuki@emirates.net.ae

No comments: