Friday, April 25, 2014

Khotbah Jum'at -31, Ramadan Datang Menjumpai Kalian & Waqaf

   

Khutbah Jumat, 26 Sya'ban 1434 H / 05 Juli 2013 M

Ramadhan datang menjumpai kalian

Khutbah Pertama



الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ، أحمدُهُ سبحانَهُ حمدًا يليقُ بجلالِ وجهِهِ وعظيمِ سلطانِهِ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ ولَهُ الحمدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ وعلَى مَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فأُوصِيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ جَلَّ وعَلاَ، قالَ تعالَى:] وَاتَّقُوا يَوْماً تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ[([1]) ويقولُ سبحانَهُ:] فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ القَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ[([2])

Kaum muslimin : nikmat Allah diberikan berkesinambungan kepada semua hamba-Nya, sehingga mereka dipenuhi oleh ampunan-Nya, dan Dia berkenan memberikan musim-musim yang dipenuhi oleh rahmat dan kebaikan, karenanya agama kita menganjurkan kita untuk menggunakan kesempatan tersebut dengan bersegera melakukan perbuatan baik yang dapat mengantarkan kita pada surga, Allah Swt berfirman :
سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ
 "Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi" (Al Hadid 57 : 21)

Dan diantara musim kebaikan yang paling agung adalah bulan Ramadhan yang dipenuhi keberkahan, yang diutamakan oleh Allah dibandingkan bulan-bulan dan hari-hari lainnya, didalamnya diwajibkan berpuasa pada hamba-hamba-Nya, Allah Swt berfirman :
يا أيُّها الذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عليكُمُ الصِّيامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الذينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (Al Baqarah 2 : 283)

Selamat datang tamu yang mulya, tamu yang diutus dan dipenuhi dengan pahala dan balasan yang agung di dalamnya, Rasulullah Saw bersabda :
قَالَ اللَّهُ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ. وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ، أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ. وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ، وَإِذَا لَقِىَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Allah berfirman : “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya. Puasa adalah perisah,  jika itu pada hari berpuasa salah seorang di antara kalian maka janganlah dia berbuat keji dan jangan pula berteriak, jika ada seseorang yang mencelanya atau memukulnya maka hendaknya dia mengatakan : sesungguhnya saya sedang berpuasa. Dan sungguh, bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa di sisi Allah Swt lebih wangi dari pada parfum misk, orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan : saat ia berbuka ia bahagia dan saat ia menjumpai Tuhannya ia berbahagia dengan pahala puasanya" (Muttafaq 'alaih)

Bagaimana ia tidak berbahagia, dan Allah telah memberikannya sebuah pintu menuju surga, sebuah pintu yang tidak dapat dimasuki kecuali oleh orang-orang yang berpuasa, orang-orang yang mencegah dari segala bentuk yang membatalkan puasanya karena Allah Tuhan semesta alam, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَاباً يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُون، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya di surga ada satu pintu bernama Al-Rayyan, dari pintu tersebut akan masuk orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat, tidak ada seorang pun selain mereka yang akan memasuki pintu ini, dikatakan : mana orang-orang yang berpuasa? Lalu mereka semua berdiri, tidak ada seorang pun selain mereka yang memasuki pintu ini, jika orang-orang yang berpuasa telah masuk, maka pintu itu ditutup, sehingga tidak ada seorang pun selain mereka yang memasukinya” (Muttafaq 'alaih).

Dan kita sebagai hamba Allah hendaknya kita menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan lebih banyak melakukan kebaikan, ketaatan dan lebih mendekatkan diri kepada Allah, maka barang siapa ikhlas karena Allah dalam melaksanakan puasanya, maka Allah akan mengampuni dosanya yang terdahulu, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan karena mengharap pahala di sisi Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (Muttafaq 'alaih)

Hamba Allah : Rasulullah Saw menganjurkan para sahabatnya untuk menggunakan bulan Ramadhan untuk melakukan ketaatan, sabdanya :
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang membawa berkah, Allah telah mewajibkan puasa pada siang harinya, pintu-pintu langit di buka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan pembangkang dibelenggu, pada bulan ini ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, siapa yang terhalang dari kebaikannya berarti benar-benar terhalang" (An Nasai'i 2106)
Karenanya hendaknya kita bersiap-siap menyambut bulan ini agar kita mendapatkan keutamaannya, ia adalah bulan penuh ampunan, bulan pendekatan diri kepada Allah, dari Abu Hurairah RA :
أَنَّ النَّبِيَّ r صَعِدَ الْمِنْبَرَ فَقَالَ: آمِينَ آمِينَ آمِينَ. قِيلَ : يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّكَ حِينَ صَعِدْتَ الْمِنْبَرَ قُلْتَ: آمِينَ آمِينَ آمِينَ. قَالَ: إِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِي فَقَالَ: مَنْ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَدَخَلَ النَّارَ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْ: آمِينَ ، فَقُلْتُ: آمِينَ. وَمَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يَبَرَّهُمَا، فَمَاتَ فَدَخَلَ النَّارَ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ. وَمَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ فَمَاتَ فَدَخَلَ النَّارَ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ
bahwa Nabi Saw naik minbar dan berkata : amin, amin, amin.  Dikatakan : wahai Rasulullah sesungguhnya engkau ketika naik minbar berkata : amin, amin, amin. Beliau menjawab : sesungguhnya Jibril datang padaku dan berkata : barang siapa mendapatkan bulan Ramadhan tapi tidak diampuni dosanya maka akhirnya ia masuk ke dalam neraka, maka Allah membinasakannya, katakanlah amin (wahai Muhammad)”, maka akupun mengatakan “amin”. Barang siapa mendapatkan kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya, tapi ia tidak berbakti kepada keduanya, kemudian ia mati dan dimasukkan ke dalam neraka, maka Allah membinasakannya, katakanlah amin (wahai Muhammad) maka akupun mengatakan “amin”. Dan barang siapa disebutkan namaku di sisinya, lalu ia tidak bershalawat kepada-mu, lalu ia mati dan dimasukkan ke dalam neraka, maka Allah membinasakannya, katakanlah amin (wahai Muhammad) maka akupun mengatakan “amin”.(Shahih Ibnu Hibbab 3/133)

Kaum mukminin : sesungguhnya persiapan kita yang paling baik dalam menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah ini adalah dengan bertaubat dan kembali kepada Allah, introspeksi diri dengan memperbaiki keteledoran dan kecerobohan kita, memaafkan orang yang pernah melakukan kesalahan pada kita, menjauh dari penghamburan makanan dan minuman, mempelajari hukum-hukum dan keutamaan puasa, menyibukkan diri dengan mempelajari Quran dan ilmu yang bermanfaat untuk diri kita dan mengeluarkan harta untuk bersedekah terutama untuk keluarga kita.

Ya Allah berkahilah kami pada hari-hari yang tersisa di bulan Sya'ban ini, dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan ya Allah, dan berilah pertolongan pada kami untuk berpuasa, bangun malam dan membaca Quran. 

Kami memohon pada Allah semoga Dia memberikan kami semua taufiq untuk mentaati-Nya, mentaati nabi-Nya Muhammad Saw dan mentaati orang yang diperintahkan untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
 “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
بارَكَ اللهُ لِي ولكُمْ فِي القرآنِ العظيمِ ونفعَنِي وإياكُمْ بِمَا فيهِ مِنَ الآياتِ والذكْرِ الحكيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ r أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.

Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan selalu merasalah diawasi Allah dalam kesunyian dan keramaian, dan ketahuilah bahwa Ramadhan sebagai bulan untuk beribadah, shalat malam dan bulan Quran, maka ia juga sebagai bulan kedermawanan, kebaikan dan bulan penuh nafkah dalam segala bidang kebaikan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ r أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ r أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
 Ibnu Abbas RA berkata : Rasulullah Saw termasuk manusia terbaik, dan kebaikannya semakin bertambah selama bulan Ramadhan saat Jibril menjumpainya pada setiap malam bulan Ramadhan lalu ia mengajarkannya Quran, dan sesungguhnya Rasulullah Saw lebih baik dari pada kebaikan yang dikirim oleh angin yang dihembuskan" (Muttafaq 'alaih)

Dan diantara bentuk infak adalah waqaf, yaitu sedekah jariyah yang pahalanya mengalir di masa hidup dan setelah kematian pemberi waqaf, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنُ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلِمَهُ وَنَشَرَهُ، أَوْ وَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ، أَوْ بَيْتًا لاِبْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ، أَوْ نَهَرًا كَرَاهُ -يَعْنِي حَفَرَهُ- أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ، تَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
 "Sesungguhnya sesuatu yang dapat menyusul seorang mukmin dari amalan dan kebaikannya setelah kematiannya adalah ilmu yang diajarkan dan disebarkannya, atau anak shaleh yang ditinggalkannya, atau masjid yang dibangunnya, atau rumah untuk ibnu sabil yang dibangunnya, atau sungai yang digalinya, atau sedekah yang dikeluarkan dari hartanya saat sehat dan saat hidupnya, maka semua itu akan menyusulnya setelah kematiannya" (Shahih Ibnu Huzaimah 4/130). Zakatkanlah harta kalian dengan jiwa yang baik, dan waqafkanlah sebagian darinya agar menjadi simpanan bagi kalian di masa hidup kalian dan setelah kalian meninggal dunia

هذَا وصلُّوا وسلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بالصلاةِ والسلامِ عليهِ، قَالَ  تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([3]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4])
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إنَّا نسألُكَ الجنةَ لنَا ولوالدينَا، ولِمَنْ لهُ حقٌّ علينَا، وللمسلمينَ أجمعينَ.
اللَّهُمَّ وفِّقْنَا للأعمالِ الصالحاتِ، وترْكِ المنكراتِ، اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِى قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وارزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وارزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، اللَّهُمَّ أصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، واجعَلِ التوفيقَ حليفَنَا، وارفَعْ لنَا درجاتِنَا، وزِدْ فِي حسناتِنَا، وكَفِّرْ عنَّا سيئاتِنَا، وتوَفَّنَا معَ الأبرارِ، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ،  ولاَ مَيِّتاً إلاَّ رحمتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اللَّهُمَّ اسقِنَا الغيثَ ولاَ تجعلْنَا مِنَ القانطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَااللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ. اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5]).
Khutbah Jumat, 03 Ramadhan 1434 H / 12 Juli 2013 M
Waqaf
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ، يُخْلِفُ علَى عبادِهِ الْمُنفقينَ، وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ، أحمدُهُ سبحانَهُ حمدًا يليقُ بجلالِ وجهِهِ وعظيمِ سلطانِهِ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ وعلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فأُوصِيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ جلَّ وعَلاَ، قالَ تعالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ[([1]) ويقولُ سبحانَهُ:] فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ القَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ[([2]) .
Para shaimin : Bulan agung penuh berkah itu telah menaungi kita sekarang, di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, shalat di malam harinya berpahala shalat sunnah, ia merupakan bulan penuh kesabaran, kesabaran akan dibalas dengan surga, bulan penuh keprihatinan, dan dalam keprihatinan itu terdapat kasih sayang, bulan tempat dibelenggunya syetan, dibukanya pintu-pintu surga, dan pintu-pintu neraka ditutup rapat, sebagai bentuk rahmat dan anugerah dari Allah, dan barang siapa memberikan makan buka puasa, ia akan mendapatkan pahala seperti pahalanya tanpa terkurangi sedikit pun dari pahala orang yang berpuasa, maka lakukan semua ibadah dengan ikhlas pada bulan ini karena Allah, agar diraih pahala dan ampunan-Nya, perlihatkanlah perbuatan baik dari diri kalian pada Allah, agar kalian mendapatkan kedudukan yang agung, seperti tersebut dalam sebuah hadits Qudsi :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya" (Muttafaq 'alaih)
Kalian telah dipilih oleh Allah untuk mendapatkan bulan ini dengan rahmat-Nya, maka gunakanlah bulan ini dengan mengerjakan ketaatan dan kebaikan dan bertauladanlah pada Nabi kalian yang selalu bersungguh-sungguh pada bulan Ramadhan, sebuah kesungguhan yang tidak dilakukan pada selainnya. Dan ketahuilah bahwa diantara bekal yang dapat dibawa oleh seseorang untuk akhiratnya pada bulan ini adalah menafkahkan harta dalam segala bentuk kebaikan, Allah Swt berfirman :
آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ
"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.(Al Hadid 57 : 7)
Perlu diketahui oleh para shaimin bahwa infaq itu adalah sesuatu yang diberikan oleh seorang muslim atas kelebihan dari kewajiban yang telah ditunaikannya, karena kepercayaannya akan janji dan ganti dari Allah, oleh karena itu nafkah ini dinamakan sedekah oleh Al Quran, Allah berfirman :
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak" (Al Hadid 57 : 7)
Sedekah adalah bukti atas kejujuran seorang mukmin dan tanda bagi hamba-hamba Allah yang bertakwa, dan tidak ada amalan yang lebih diharapkan pahalanya oleh seorang muslim melebihi mengeluarkan harta dalam ketaatan pada Allah, dan hal ini biasanya baru disadari oleh orang-orang yang teledor setelah berlalu, Allah Swt berfirman :
وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلاَ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ* وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْساً إِذَا جَاء أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Al Munafiqun 63 : 10-11)
Hamba Allah ; diantara bentuk sedekah yang paling utama yang dapat bermanfaat bagi seorang muslim dalam hidup dan setelah matinya adalah waqaf yang diharapkan balasannya di dunia dan pahalanya di akhirat, Rasulullah Saw bersabda :
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
"Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputus darinya amalannya kecuali tiga perkara : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakannya" (Muslim 1631). Berapa banyak orang yang telah meninggal diangkat derajatnya, disebabkan balasan perbuatan baik dan harta yang telah diwaqafkannya di masa hidupnya, disebabkan oleh waqaf yang dilakukan oleh anak-anak keturunannya setelah wafatnya, dan semua itu merupakan sedekah jariyah yang asetnya tetap ada sementara pahalanya terus mengalir.
Para sahabat telah mampu menginvestasikan bentuk sedekah ini, mereka selalu berlomba-lomba dalam mewaqafkan harta mereka karena Allah dan mengharap pahala di akhirat, diantara mereka ada yang mewaqafkan hartanya hanya mengharap pahala di akhirat, disebutkan ada seseorang membawa unta betina yang telah diikat, ia berkata : ini untuk di jalan Allah, Rasulullah Saw bersabda :
لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَبْعُمِائَةِ نَاقَةٍ كُلُّهَا مَخْطُومَةٌ
"Bagimu dengannya pada hari kiamat tujuh ratus unta betina dan semuanya telah terikat" (Muslim 1852)
Ada juga diantara mereka yang mewaqafkan hartanya untuk orang lain, Saad bin Ubadah RA berkata :
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا؟ قَالَ:«نَعَمْ» قَالَ: فَإِنِّي أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِيَ الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا
wahai Rasulullah sesungguhnya ibuku telah wafat saat aku tidak ada di sisinya, apakah ada manfaatnya bila aku bersedekahkan untuknya ? Beliau menjawab : ya, ia berkata : sesungguhnya aku bersaksi padamu bahwa dua dinding mikhraf ini sebagai sedekah" (Bukhari 2756)
Cinta mereka kepada Allah melebihi cintanya pada harta mereka, sehingga saat firman Allah diturunkan :
لَنْ تَنَالُوا البِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai " (Ali Imran 3 : 92)Thalhah berangkat menuju Rasulullah Saw dan bertanya : wahai Rasulullah sesungguhnya Allah berfirman dalam kitab-Nya :
لَنْ تَنَالُوا البِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai " (Ali Imran 3 : 92) dan sesungguhnya hartaku yang paling aku cintai adalah kebun kurma bairuha, dan sesungguhnya ia sebagai sedekah karena Allah yang aku harapkan simpanan pahala di sisi Allah, maka pergunakanlah wahai Rasulullah sekehendakmu, Beliau berkata : “tinggalkan, itu adalah harta yang menguntungkan, sungguh aku telah mendengar apa yang engkau katakana dan menurutku, sebaiknya itu engkau berikan kepada para kerabat, kemudian Abu Thalhah berkata : Aku akan melakukannya wahai Rasulullah! Abu Thalhah lalu membaginya di antara para kerabat anak pamannya” (Bukhari 1461)
Dan banyak contoh mengenai hal diatas, karena tidak satu pun dari sahabat Nabi Saw yang mempunyai kekayaan kecuali ia mewaqafkan hartanya, Jabir bin Abdullah RA berkata : "Tidak satu pun dari sahabat Nabi Saw yang mempunyai kemampuan kecuali ia berwaqaf" (Al Mughni 5/349)
Dan berdasarkan manhaj dan contoh diatas, perbutan baik di negara ini dilakukan dan ditegakkan, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan sebagai bentuk kebaikan kepada sesama hamba Allah, dan sebagai contoh adalah Syaikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, beliau telah melakukan waqaf yang sangat banyak dengan mengharap ridha Allah, sehingga kebaikannya tersebar dan mencakupi tetumbuhan, burung-burung dan hewan melata, semoga Allah merahmati semua perbuatan baiknya dan semoga semua yang diinfakkan dan diwaqafkan menjadi penambah timbangan kebaikan perbuatannya.
Bersungguh-sungguhlah wahai hamba Allah dalam melakukan kebaikan, dan ingatlah bahwa tangan yang memberi (tangan yang diatas) lebih baik dari tangan yang diberi (tangan yang dibawah), dan bersungguh-sungguhlah dalam memakmurkan akhirat dengan sedekah dan waqaf kalian, karena sesungguhnya dunia adalah sebagai jalan sedangkan akhirat adalah kekekalan.
Kami memohon pada Allah semoga Dia melipat gandakan pahala dan balasan orang-orang yang berinfak dan berwaqaf, dan semoga Dia menerima dan memberkahi mereka. Dan kami memohon kepada-Nya agar melimpahkan kami semua taufiq untuk mentaati-Nya, mentaati nabi-Nya Muhammad Saw dan mentaati orang yang diperintahkan untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
بارَكَ اللهُ لِي ولكُمْ فِي القرآنِ العظيمِ ونفعَنِي وإياكُمْ بِمَا فيهِ مِنَ الآياتِ والذكْرِ الحكيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ r أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan selalu merasalah diawasi Allah dalam kesunyian dan keramaian, dan ketahuilah bahwa diantara manfaat waqaf adalah terwujudnya solidaritas antara anggota masyarakat, sebagai penguat tali cinta kasih dan kerja sama antara sesama dan bahkan menjadi solusi terhadap banyak masalah kemanusiaan, dan betapa banyak anak yatim yang dibesarkan dari harta waqaf, berapa banyak orang sakit yang terobati dengan menggunakan dana dari harta waqaf, dan berapa banyak pelajar yang melanjutkan sekolahnya dari harta waqaf, dan berapa banyak janda yang dinafkahi dari harta waqaf dan berapa banyak area waqaf yang dapat dilakukan oleh seseorang muslim agar dapat mendekatkan diri dengannya kepada Allah, seperti merawat masjid dan membiayai orang-orang yang merawatnya, mendukung fatwa dan mencetak mushaf, waqaf dengan mendirikan pusat untuk menghapal Quran, mencetak buku dan hasil penelitian, membantu orang-orang yang tidak mampu dan terlilit hutang dan orang-orang yang membutuhkan bantuan seperti orang yang mempunyai kebutuhan khusus dan orang-orang tua, dan semua bentuk kebaikan lainnya dengan mengharap ridha Allah, Allah Swt berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan" (Al Hajj 22 : 77)
Kaum muslimin : dan diantara keutamaan Allah yang diberikan kepada kita pada masa kini, bahwa sekarang ada institusi resmi yang peduli dan mengurus urusan waqaf dan asetnya, dan agar terwujud penyaluran dan penggunaannya, maka ditentukanlah orang-orang yang berhak melalui panitia resmi, oleh karena itu gunakanlah kesempatan ini agar kalian mendapatkan pahala dan bekerja samalah dengan institusi tersebut, agar terwujud kebaikan yang dapat mengantarkan pada ridha Tuhan semesta alam.
هذَا وصلُّوا وسلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بالصلاةِ والسلامِ عليهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([3]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4]) وقَالَ r :« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ »([5]).
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ احفَظْ دولةَ الإماراتِ مِنَ الفتَنِ مَا ظهَرَ منْهَا ومَا بطَنَ، وأَدِمْ عَلَيها الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اللَّهُمَّ تقَبَّلْ منَّا الصيامَ والقيامَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إنَّا نسألُكَ الجنةَ لنَا ولوالدينَا، ولِمَنْ لهُ حقٌّ علينَا، وللمسلمينَ أجمعينَ.
اللَّهُمَّ وفِّقْنَا للأعمالِ الصالحاتِ، وتَرْكِ المنكراتِ، اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِى قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وارزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وارزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، اللَّهُمَّ أصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، واجعَلِ التوفيقَ حليفَنَا، وارفَعْ لنَا درجاتِنَا، وزِدْ فِي حسناتِنَا، وكَفِّرْ عنَّا سيئاتِنَا، وتوَفَّنَا معَ الأبرارِ، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، ولاَ مَيِّتاً إلاَّ رحمتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6]).
 

No comments: