Friday, April 25, 2014

Khutbah 39, Membaca & Merawat Anak

Khutbah Jumat, 12 Muharram 1435 H / 15 November 2013
 
Membaca
 
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الأَعَزِّ الأَكْرَمِ، الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ، عَلَّمَ الإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ، نَحْمَدُهُ سبحانَهُ عَلَى مَا أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِهِ وَتَكَرَّمَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وأَشْهَدُ أَنَّ سيِّدَنَا ونبيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، فاللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيِّدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فأُوصِيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ عزَّ وجلَّ، قالَ تعالَى:] وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ[([1])
Kaum mukminin : ilmu adalah kunci kemajuan bangsa-bangsa dan ketinggian peradabannya, oleh karena itu agama kita menganjurkan untuk belajar dengan segala daya dan kemampuan, dan Allah menjadikannya sebagai standar ketinggian dan kemulyaan derajat seseorang, Allah Swt berfirman :
يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات
"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" (Al Mujadilah : 58 : 11)
Dan membaca adalah salah satu cara untuk memperoleh ilmu dan membekali diri dengan pengetahuan, dan Islam dalam hal ini mendapatkan kemulyaan dengan perintah membaca yang menjadi awal dari risalah Islam, sebagaimana ia merupakan kata pertama yang diturunkan di dalam Al Quran, Allah berfirman :
اقرأ باسم ربك الذي خلق* خلق الإنسان من علق* اقرأ وربك الأكرم* الذي علم بالقلم* علم الإنسان ما لم يعلم
"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, yang menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantara pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya" (Al 'Alaq 96 : 1-5). Para mufassir berpendapat : bahwa hal pertama yang diturunkan di dalam Al Quran adalah beberapa ayat yang penuh berkah ini, ia merupakan awal kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya dan merupakan awal nikmat Allah terhadap mereka, dan salah satu kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya adalah dengan diajarkannya ilmu pengetahuan, oleh karena itu kemulyaan dan kehormatan seseorang tergantung pada ilmunya.
Disebutkan oleh para ulama bahwa pembukaan surah dengan kata "Bacalah" merupakan pemberitahuan bahwa Rasulullah Saw akan menjadi seorang pembaca, pembaca sebuah kitab, seperti tersebut dalam firman Allah :
وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ
"Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu kitab pun" (Al 'Ankabut 28 : 48). Oleh karena itu Nabi Saw berkata pada Jibril AS ketika ia diperintahkan untuk membaca : "Aku tidak pandai membaca", ini merupakan pembukaan untuk memahami Al Quran.
Seolah-olah pengulangan kata "Bacalah" terhadap Rasulullah Saw merupakan pendeklarasian bagi kemanusiaan dan penekanan akan pentingnya membaca agar dunia ini menjadi makmur dengan pengetahuan dan kebudayaan, sehingga masyarakat menjadi maju dan peradaban menjadi berkembang dan semuanya menjadi termudahkan, Qatadah RA berkata : ini menunjukkan bahwa kesempurnaan pemberian Allah adalah dengan mengajarkan sesuatu yang tidak diketahui oleh hamba-hamba-Nya, yang membuat mereka terpindahkan dari kegelapan ketidaktahuan menuju cahaya ilmu pengetahuan, disebutkan juga pentingnya penulisan, karena tanpa penulisan, ilmu pengetahuan tidak akan tersebar, sejarah dan berita para pendahulu tidak dapat dibaca, sebagaimana ungkapan bijak tidak dapat sampai pada generasi berikutnya kecuali dengan penulisan, dan dengan penulisan dan pencatatan, urusan dunia dan akhirat dapat tegak dan berjalan normal.
Allah Swt berfirman :
وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُن تَعْلَمُ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيماً
"dan Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui, dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu. (An Nisa' 4 : 113)
Dan firman-Nya :
وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْماً
"Dan katakanlah : Ya Tuhanku, tambakanlah kepadaku ilmu pengetahuan" (Thaha 20 : 114)
Nabi Saw merespon perintah Allah dengan membaca, dan para sahabatnya dianjurkan untuk belajar baca tulis, dan dijadikan menuntut ilmu sebagai kewajiban, Rasulullah Saw bersabda :
طلب العلم فريضة على كل مسلم
"Menuntut ilmu diwajibkan atas setiap muslim"(Ibnu Majah 224) . Dan dijelaskan oleh Nabi Saw bahwa menuntut ilmu menjadi salah satu jalan menuju surga, disebutkan dalam sabda Nabi Saw :
ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة
"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga" (Muslim 2699). Mencari ilmu dengan memperbanyak membaca, yang pada akhirnya membangun budaya menulis, dengan itu semua akan sirna kegelapan buta huruf, dan akan terganti dengan ilmu pengetahuan.
Hamba Allah : membaca memiliki banyak manfaat dan kegunaan, diantaranya dapat meningkatkan derajat seseorang dalam semua bidang yang ditekuninya, maka bila seorang muslim membaca Al Quran, ia akan mendapatkan pahala yang besar, disamping ia akan mendapatkan derajat yang tinggi di surga, Rasulullah Saw :
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ وَارْقَ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
"Dikatakan pada orang yang membaca Al Quran, bacalah dan naiklah derajatmu dan bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membacanya ketika di dunia, maka sesungguhnya kedudukanmu bergantung kepada akhir ayat Al Quran yang kamu baca" (Abu Daud 1464)
Bila seseorang aktif dalam membacanya, menghayati ayat-ayatnya, mengerti arti-artinya dan mengamalkannya dengan etika yang ada di dalamnya, maka level pemikirannya akan meningkat, akhlaknya akan lurus, dan begitu pula bila seorang muslim membaca beberapa hadits Rasulullah Saw dan ilmu syariat, maka ibadahnya akan meningkat dan ia akan selalu berusaha mendapatkan yang halal dalam muamalah hariannya.
Hal diatas mengenai beberapa keutamaan dalam membaca Al Quran, dan hal yang sama berlaku juga terhadap membaca semua ilmu yang bermanfaat bagi manusia, dan hal tersebut tercakup dalam sabda Nabi Saw :
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
"Manusia yang paling dicintai oleh Allah, adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia" (At Thabrani 12/458)
Tentu, dengan membaca buku-buku yang membahas mengenai negara, sejarah dan para pendirinya dapat menanamkan cinta negara pada diri generasi berikutnya, serta menghargai usaha para pemimpin mereka dan perjuangan para pemimpin mereka untuk membahagiakan rakyatnya, sehingga generasi berikutnya dapat menyempurnakan apa yang telah mereka mulai dan menjaga pencapaian negara mereka dengan terus mengembangkannya.
Nabi Saw bersabda :
مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضاً، فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ، فَأَنْبَتَتِ الْكَلأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ، وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ، فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ، فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا، وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى، إِنَّمَا هِىَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً، وَلاَ تُنْبِتُ كَلأً، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقِهَ فِي دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ، فَعَلِمَ وَعَلَّمَ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْساً، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ
"Perumpamaan Allah dalam mengutusku untuk menyampaikan petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan lebat yang membasahi bumi, sebagian tanah bumi tersebut ada yang subur dapat menyerap air serta menumbuhkan rerumputan dan sebagian lagi berupa tanah-tanah tandus yang tidak dapat menyerap air, lalu Allah memberikan manfaatnya kepada manusia sehingga mereka dapat meminum darinya, mengairi sawah dan bercocok tanam. Dan air hujan juga jatuh menimpa tanah datar yang gundul yang tidak dapat menyerap air dan menumbuhkan rumput. Itulah perumpamaan orang yang mendalami ilmu agama Allah dan memanfaatkannya sesuai ajaran yang Allah utus kepadaku di mana dia tahu dan mau mengajarkannya. Dan juga perumpamaan orang yang keras kepala yang tidak mau menerima petunjuk Allah yang karenanya aku diutus" (Bukhari 79). Membaca bagaikan siraman hujan sementara ilmu dan akhlak adalah buahnya
Tanamkanlah wahai hamba Allah cinta membaca pada diri anak-anak kalian, dan jadilah kalian sebagai teladan baik bagi mereka, sediakan waktu kalian untuk membaca bersama mereka, dan belilah buku-buku untuk perpustakaan di rumah kalian, bacalah buku tersebut, karena dengan membaca, ilmu akan bertambah, akal menjadi ternutrisi, hati menjadi hidup, kebahagiaan akan datang, negara akan tegak dan akan semakin berkibar bendera negara tersebut.
Ya Allah, ajarilah kami ilmu yang bermanfaat bagi kami, dan berilah manfaat dengan apa yang telah Engkau ajarkan pada kami, tambahkan kami ilmu dan amalan yang diterima, dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu dan mentaati orang yang Engkau perintahkan agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم، أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ رب العالمين، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ .
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan merasa diawasilah kalian dalam kesunyiaan dan dalam keramaian, dan ketahuilah bahwa kekayaan bangsa-bangsa yang maju adalah sumber daya manusianya yang terpelajar, dan sesungguhnya kemajuan bangsa diukur dari level pendidikan dan ketersebarannya, berdasarkan itu, maka para pemimpin negara ini mendirikan sekolah dan universitas, beberapa perpustakaan dibangun dan dilengkapi, dan untuk mendorong agar penduduknya membaca, maka diadakan beberapa pameran buku setiap tahunnya, dan sekarang dengan media yang canggih, seseorang dapat membaca tanpa harus terikat dengan waktu dan tempat, semua itu merupakan nikmat yang wajib disyukuri dan dipergunakannya dalam kebaikan, Allah Swt berfirman :
فَاسْتَبِقُوا الخَيْرَاتِ
"Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan" (Al Baqarah 2 : 148)
هذَا وصلُّوا وسلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بالصلاةِ والسلامِ عليهِ، قَالَ تَعَالَى:] إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])وقَالَ r :« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ احفَظْ دولةَ الإماراتِ مِنَ الفتَنِ مَا ظهَرَ منْهَا ومَا بطَنَ، وأَدِمْ عَلَيها الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ([5]).
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إنَّا نسألُكَ الجنةَ لنَا ولوالدينَا، ولِمَنْ لهُ حقٌّ علينَا، وللمسلمينَ أجمعينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنَا لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ فإنَّهُ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا فإنَّهُ لاَ يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ.
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِى قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وارزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وارزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، اللَّهُمَّ أصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، واجعَلِ التوفيقَ حليفَنَا، وارفَعْ لنَا درجاتِنَا، وزِدْ فِي حسناتِنَا، وكَفِّرْ عنَّا سيئاتِنَا، وتوَفَّنَا معَ الأبرارِ، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، ولاَ مَيِّتاً إلاَّ رحمتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اللَّهُمَّ اسقِنَا الغيثَ ولاَ تجعلْنَا مِنَ القانطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6])
http://www.awqaf.ae/Jumaa.aspx?SectionID=5&RefID=2145

 
Khutbah Jumat, 19 Muharram 1434 H / 22 November 2013 M
 
Merawat Anak
 
Khutbah Pertama


الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْبَرَايَا، عَظِيمِ الْمِنَنِ والْعَطَايَا، أَسْبَغ

عَلَيْنَا نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً، نَحْمَدُهُ سبحانَهُ حمداً كثيراً طيباً مُباركاً فيهِ كمَا يُحِبُّ ويرضَى، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وأَشْهَدُ أَنَّ سيِّدَنَا ونبيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، فاللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيِّدِنَا ونبيِّنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أَمَّا بعدُ: فأُوصِيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ عزَّ وجلَّ، قالَ تعالَى:] يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً[()
Kaum mukminin : anak-anak kita adalah buah hati kita. Dan merupakan fitrah yang ditanamkan Allah pada setiap manusia agar mencintai dan menyayangi mereka, mereka dijadikan sebagai perhiasan kehidupan kita, Allah Swt berfirman :
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia" (Al Kahf 18 : 46)
Betapa indah perhiasan tersebut bila dapat menjadi pembawa kebahagiaan bagi keluarga dan rumah kita, yang mampu mendatangkan kesenangan pada hati kedua orang tua mereka, dan sesungguhnya agama kita telah menetapkan hal yang dapat membuat anak-anak kita bahagia, menjamin hak-hak mereka, menjamin perlakuan baik terhadap mereka, memperlakukan mereka dengan lemah lembut dan kasih sayang. Rasulullah Saw sebagai teladan baik dalam memperlakukan anak-anak dengan kasih sayang dan kelemah lembutan, dari Anas bin Malik RA berkata :
مَا رَأَيْتُ أَحَداً كَانَ أَرْحَمَ بِالْعِيَالِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ
"Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih sayang terhadap keluarganya, melebihi Rasulullah Saw" (Muslim 2316)
Rasulullah menyangi anak-anak, memperhatikan kondisi mereka walaupun beliau dalam keadaan shalat, dari Syadad bin Al Had RA berkata :
خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ r فِى إِحْدَى صَلاَتَىِ الْعِشَاءِ وَهُوَ حَامِلٌ حَسَناً أَوْ حُسَيْناً، فَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ r فَوَضَعَهُ ثُمَّ كَبَّرَ لِلصَّلاَةِ فَصَلَّى فَسَجَدَ بَيْنَ ظَهْرَانَىْ صَلاَتِهِ سَجْدَةً أَطَالَهَا... فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ r الصَّلاَةَ قَالَ النَّاسُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ سَجَدْتَ بَيْنَ ظَهْرَانَىْ صَلاَتِكَ سَجْدَةً أَطَلْتَهَا حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ قَدْ حَدَثَ أَمْرٌ، أَوْ أَنَّهُ يُوحَى إِلَيْكَ. قَالَ:« كُلُّ ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ، وَلَكِنَّ ابْنِي ارْتَحَلَنِي فَكَرِهْتُ أَنْ أُعَجِّلَهُ حَتَّى يَقْضِىَ حَاجَتَهُ»
"Rasulullah keluar dari rumahnya menemui kami yang sedang menunggu beliau untuk shalat (Maghrib atau Isya’), sedangkan beliau menggendong Hasan atau Husein. Rasulullah maju dan meletakkan cucunya, kemudian melakukan takbir shalatnya, kemudian Beliau sujud dan memanjangkan sujudnya, setelah Rasulullah menyelesaikan shalatnya, orang-orang bertanya : Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau telah melakukan sujud dalam shalatmu yang begitu lama, sehingga kami mengira terjadi sesuatu pada dirimu karena ada wahyu yang diturunkan kepadamu.” Rasulullah menjawab : semuanya itu tidak terjadi, melainkan anakku ini menunggangiku sehingga aku tidak suka bila menyegerakannya untuk turun sebelum dia merasa puas denganku” (An Nasa'i 1141)
Anak-anak sangat membutuhkan kasih sayang, membutuhkan kesabaran atas kelemahan mereka, membutuhkan hati yang besar yang dapat menyayangi dan berbuat baik pada mereka, dari Ummul Mukminin Aisyah RA berkata :
جَاءَتْنِي مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا، فَأَطْعَمْتُهَا ثَلَاثَ تَمَرَاتٍ، فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً، وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا، فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا فَشَقَّتْ التَّمْرَةَ الَّتِي كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا فَأَعْجَبَنِي شَأْنُهَا فَذَكَرْتُ الَّذِي صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ r فَقَالَ: «إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنْ النَّارِ»
"Seorang wanita miskin datang kepadaku membawa dua anak perempuannya, maka aku memberinya tiga butir kurma, kemudian dia memberi setiap anaknya masing-masing sebuah kurma dan satu buah lagi diangkat ke mulutnya untuk dimakan, namun kedua anak itu meminta kurma tersebut, maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dimakannya untuk kedua anaknya. Hal itu sangat menakjubkanku sehingga aku ceritakan apa yang diperbuat wanita itu kepada Rasulullah Saw. Beliau berkata: sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga atau membebaskannya dari neraka”(Muslim 2630)
Hamba Allah : merawat anak-anak merupakan tanggung jawab kedua orang tua, Rasulullah Saw bersabda :
أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ، وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، وَهِىَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ
"Ketahuilah bahwa setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin keluarganya, dan ia bertanggung jawab atas keluarga yang di pimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin di rumah suaminya dan pemimpin atas anaknya, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya" (Muttafaq 'alaih)
Bila seorang anak kehilangan bapaknya dan ia tidak mendapatkan kasih sayang dan pengasuhan ibunya, maka masyarakat semua bertanggung jawab atas pengasuhan dan perawatannya, dalam masalah ini, Islam mengajarkan dan menganjurkan untuk mengasuh anak-anak yatim sebagai penggati atas kasih sayang kedua orang tua mereka, Rasulullah Saw bersabda :
( أنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا) وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
"Aku dan pengasuh anak yatim di surga seperti ini (Beliau mengisyaratkan dengan telunjuknya dan jari tengahnya dan sedikit merenggangkannya)" (Bukhari 5304)
Hendaknya kita menyadari dan memperhatikan anak-anak yang tidak mendapatkan pengasuhan, dan kalian hendaknya bekerja sama dengan kementerian pendidikan terkait untuk mendidik mereka, melindungi mereka dari kedzaliman dan kekerasan, yang mungkin terjadi disebabkan perlakuan sebagian orang tua. Rasulullah Saw menganggap kedua orang tua yang tidak mencium anak-anaknya termasuk dalam kategori hilangnya kasih sayang, dari Aisyah RA berkata :
جَاءَ أَعْرَابِىٌّ إِلَى النَّبِىِّ r فَقَالَ: تُقَبِّلُونَ الصِّبْيَانَ؟ فَمَا نُقَبِّلُهُمْ. فَقَالَ النَّبِىُّ r :« أَوَأَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللَّهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ»
"Seorang Badui datang kepada Rasulullah Saw dan bertanya : Apakah kalian mencium anak-anak kecil kalian ? dan kami tidak mencium mereka. Nabi Saw bersabda : Aku khawatir Allah telah mencabut rasa belas kasihan dari hati kalian” (Bukhari 5998)
لاَ تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلاَّ مِنْ شَقِىٍّ
"Kasih sayang tidak dicabut kecuali dari orang yang sengsara" (Abu Daud 4942)
Kaum muslimin : betapa banyak pertengkaran dan percekcokan dalam keluarga, yang menyebabkan anak-anak yang tidak berdosa jatuh dalam kekerasan, ia menyaksikan kedzaliman yang dilakukan oleh bapak mereka dan penghinaan terhadap ibu mereka, sehingga akan berdampak negatif pada jiwa mereka dan merusak dalam pertumbuhan nilai-nilai pada mereka, karenanya wahai pasangan suami isteri yang sedang bertengkar, janganlah kalian melupakan kelebihan salah satu dari kalian, dan bertakwalah pada Allah mengenai anak-anak kalian, menjauhlah dari mereka saat terjadi pertengkaran, tanamkan pada mereka rasa bakti walaupun telah terjadi perselisihan antara kalian, dan ketahuilah bahwa jangan sampai perceraian antara kedua orang tua dapat membuat anak-anak mereka terdidik dalam kedurhakaan pada kedua orang tua mereka, dan betapa banyak seorang bapak yang lari dari tanggung jawab nafkah terhadap anak-anak mereka, karena disebabkan ia benci terhadap mantan isterinya, bagaimana ia mengharapkan bakti mereka, saat mereka dewasa ? .
Ya Allah berilah pertolongan pada kami agar dapat mendidik anak-anak kami, wujudkan harapan kami pada mereka, jadikanlah kami dan mereka termasuk golongan orang-orang yang shaleh, berilah kepada kami semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
بارَكَ اللهُ لِي ولكُمْ فِي القرآنِ العظيمِ ونفعَنِي وإياكُمْ بِمَا فيهِ مِنَ الآياتِ والذكْرِ الحكيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ r أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ حمداً يُوافِي نِعَمَهُ، ويُكافِئُ مَزيدَ فضْلِهِ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ وبَارِكْ عَلَى سيدِنَا محمدٍ وَعَلَى آلِهِ وأصحابِهِ أجمعينَ ومَنْ تبعَهُم بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan ketahuilah bahwa sebaik-baik contoh yang pantas diikuti dan diteladani dalam memperlakukan anak-anak adalah Rasulullah Saw, beliau menjadi teladan dalam mengasuh anak-anak dengan kasih sayang, pendidikan dan etika, dan berdasarkan metode dan ajaran yang lurus tersebut, pemerintah kita –semoga Allah memberi taufiq pada mereka- telah meletakkan aturan dan undang-undang yang dapat melindungi hak-hak anak dan menjamin pengasuhan mereka, undang-undang ini melindungi anak, menjamin hak-hak kekeluargaan, kesehatan, pendidikan, kebudayaan dan hak social bagi anak-anak, disamping hak perlindungan, disediakan pula bagi mereka berbagai cara yang layak untuk tercapainya semua itu dan pelarangan semua bentuk kekerasan terhadap mereka, karenanya lindungilah anak-anak kalian dan didiklah mereka, berilah ruang dan lingkungan sehat untuk pertumbuhan mereka, rawatlah mereka sehingga mereka mampu menjadi manusia yang dermawan di masa depan mereka, mampu mengikuti perkembangan zaman mereka, yang dengannya dapat terwujudkan bagi mereka dan masyarakat mereka kebaikan dan kemakmuran, dan ini semua merupakan perbuatan baik yang diperintahkan oleh Allah Swt :
وَافْعَلُوا الخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan" (Al Hajj 22 : 77)
هذَا وصلُّوا وسلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بالصلاةِ والسلامِ عليهِ، قَالَ تَعَالَى:] إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[() وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»() وقَالَ r :« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»(). اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ احفَظْ دولةَ الإماراتِ مِنَ الفتَنِ مَا ظهَرَ منْهَا ومَا بطَنَ، وأَدِمْ عَلَيها الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ().
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إنَّا نسألُكَ الجنةَ لنَا ولوالدينَا، ولِمَنْ لهُ حقٌّ علينَا، وللمسلمينَ أجمعينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنَا لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ فإنَّهُ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا فإنَّهُ لاَ يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ.
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِى قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وارزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وارزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، اللَّهُمَّ أصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، واجعَلِ التوفيقَ حليفَنَا، وارفَعْ لنَا درجاتِنَا، وزِدْ فِي حسناتِنَا، وكَفِّرْ عنَّا سيئاتِنَا، وتوَفَّنَا معَ الأبرارِ، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، ولاَ مَيِّتاً إلاَّ رحمتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اللَّهُمَّ اسقِنَا الغيثَ ولاَ تجعلْنَا مِنَ القانطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا. اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[()
5

No comments: