Friday, April 25, 2014

Khutbah Jum'at 42, Gunakan hari-harimu & Percaya pada Allah


Khutbah Jumat, 24 Shafar 1435 H / 27 Desember 2013 M
 
Gunakan hari-harimu
 
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَنَا مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَى أَجَلاً، وَخَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَنَا أَيُّنَا أَحْسَنُ عَمَلاً، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ كَمَا يُحِبُّ وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، أَقْسَمَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَقَسمَ الآجَالَ وَوَقَّتَ الأَعْمَارَ، وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، هَدَانَا اللَّهُ تَعَالَى بِهِ سُبُلَ السَّلاَمِ، عَلَيْهِ مِنَ اللَّهِ أَفْضَلُ صَلاَةٍ وَأَزْكَى سَلاَمٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْكِرَامِ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بالتَّقْوَى، ومِنَ الْعَمَلِ مَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، قَالَ تَعَالَى:(وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى)([1])
Kaum muslimin : Allah Swt telah menjadikan malam dan siang datang bergantian sebagai salah satu tanda yang menunjukkan atas keagungan-Nya dan kesempurnaan kehendak-Nya, Allah Swt berfirman :
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُوراً
"Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin memgambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur" (Al Furqan 25 : 62). Maka barang siapa ingin mengingat maka hendaknya ia mengetahui bahwa umur adalah kesempatan dan hari-harinya terbatas, karenanya hendaknya seseorang menggunakan hari-hari tersebut dengan hal yang bermanfaat, perbuatan yang berguna untuk akhiratnya dan menggunakan waktunya untuk hal-hal yang dapat meningkatkan kedudukannya.
Tentu, waktu mempunyai kegunaan yang sangat penting, dan Allah telah bersumpah dengannya, seperti disebutkan dalam firman-Nya :
وَالْعَصْرِ*إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ* إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran” (Al ‘Ashr 103 : 1-3)
Yang dimaksud dengan masa disini adalah waktu, karena ia merupakan sesuatu yang terpenting dalam umur manusia, dan setiap saat berlalu, maka berlalu juga umurmu dan ajalmu semakin mendekat, disebutkan dalam sebuah syair :
"Sungguh kami sangat bahagia dengan hari-hari yang kami tempuh
Dan setiap hari yang dilalui mendekatkan pada ajal" (Az Zuhd karangan Abi Ad Dunya1/440, dari penggalan syair Nafi' Al Khafaji)
Orang yang berakal adalah orang yang menggunakan waktunya dengan baik, mengintrospeksi dirinya, mengajaknya berbuat kebaikan, menjauhkannya dari kemungkaran, meyakini ajalnya akan segera datang, sehingga ia rajin mentaati Tuhannya, menjauhkan diri dari hal yang dilarang-Nya dan mengamalkan perintah-Nya, ia disibukkan oleh hal yang bermanfaat, menentukan cita-cita hidupnya, sehingga ia dapat memetik hasil usahanya, akhir hidupnya menjadi baik, Tuhannya ridha padanya, ia bermanfaat bagi masyarakatnya, berkontribusi dalam pembangunan negerinya, sehingga semua perbuatan baiknya kembali pada keluarga dan kerabatnya, ini adalah pribadi seorang mukmin yang cerdas yang disebutkan oleh Nabi Saw dalam sabdanya :
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
"Orang yang cerdas adalah orang yang mau mengoreksi dirinya sendiri dan berbuat untuk kepentingan akhiratnya, dan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya tetapi berharap-harap pada Allah" (At Tirmidzi 2459)
Dan orang yang lalai –wahai hamba Allah- adalah orang yang menyia-nyiakan waktunya, terlena dengan penundaan perbuatan dan melakukan perbuatan yang melampau batas, hingga ajalnya datang menjemput, dan betapa banyak jalan yang tidak disempurnakan ! dan betapa banyak orang yang mengharap sesuatu tapi tidak digapainya di esok harinya ! Allah Swt berfirman :
وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْساً إِذَا جَاء أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Al Munafiqun 63 : 11)
Wahai manusia : sesungguhnya umurmu di dunia sangatlah pendek, lalu apa yang menyibukkanmu untuk melakukan perbuatan yang banyak, dan kamu akan diminta pertanggung jawaban di hadapan Tuhanmu, apakah kamu berbuat baik atau buruk, apakah kamu menginvestasikan umurmu dengan hal yang bermanfaat untuk akhiratmu, atau disia-siakan dalam mencari kelezatan yang fana, Rasulullah Saw bersabda :
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
"Tidak beranjak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, hinggga ditanya kepadanya empat perkara : umurnya dihabiskan untuk apa, ilmunya telah dipergunakan untuk apa, hartanya dari mana berasal dan dibelanjakan untuk apa, dan badannya telah dipergunakan untuk apa" (At Tirmidzi 2417).
Koreksilah dirimu wahai hamba Allah, sertakan pengawasan Allah dalam setiap waktu dan dalam segala kondisi, dan ketahuilah bahwa tidak ada yang dapat disembunyikan sedikitpun dari-Nya, sejenak merenungi dirimu, merujuk kembali hubunganmu dengan Tuhanmu, agar kamu semakin mendekatkan diri pada Allah dengan amal baikmu, rencanakan untuk menggunakan hari-harimu, tanyalah pada dirimu : apa yang kamu mau ? Apakah aku berada dalam perbuatan dan ucapan yang benar ? apakah aku telah mewujudkan sesuatu yang diridhai dan dikehendaki oleh Allah ? atau apakah dalam bukuku tercatat sesuatu yang dapat membahagiakan diriku pada hari kiamat ? perhatikan apa yang sedang kalian lakukan di malam-malam kalian dan siang kalian, disebutkan dalam sebuah ungkapan bijak :
Sesungguhnya malam dan siang ini bagaikan dua lemari
Perhatikan apa yang akan kalian simpan di dalam keduanya (Az Zuhd karangan Al Baihaqi 1/295)
Bila kamu –wahai hamba Allah- ketinggalaan melakukan sebuah perbuatan baik di malam hari, maka lakukanlah di siang hari, dan bila kamu meninggalkan melakukan kebaikan di siang hari, maka lakukanlah di malam hari, karena Allah membuka tangannya di malam hari agar pelaku keburukan di siang hari bertaubat, dan Dia membuka tangan-Nya di siang hari, agar pelaku keburukan di malam hari bertaubat, Rasulullah Saw bersabda :
مَا مِنِ امْرِئٍ تَكُونُ لَهُ صَلاَةٌ بِلَيْلٍ يَغْلِبُهُ عَلَيْهَا نَوْمٌ إِلاَّ كُتِبَ لَهُ أَجْرُ صَلاَتِهِ، وَكَانَ نَوْمُهُ عَلَيْهِ صَدَقَةً
“Tidak seorang pun yang terbiasa shalat malam kemudian ketiduran, kecuali dicatat baginya pahala shalatnya, dan tidurnya berpahala sedekah” (Abu Daud 1314)
Kaum muslimin : bila kita menghayati dengan sungguh-sungguh, 24 jam dalam sehari semalam dan kita bagikan, maka : 8 jam kita gunakan untuk tidur, 4 jam untuk kegiatan makan minum, satu jam digunakan untuk mengendarai transportasi, satu jam lainnya digunakan untuk shalat, satu jam digunakan untuk rekreasi dan bermain, satu jam untuk berinteraksi dengan sesama, disamping 8 jam yang diperuntukkan untuk bekerja dan bertugas, dan perincian diatas hanya perkiraan semata.
Semoga Allah memanjangkan umurmu dalam ketaatan, dan kalau kamu hidup di dunia selama enam puluh tahun, sebagai contoh selama dua puluh tahun kamu habiskan untuk tidur, dan dua puluh tahun berikutnya digunakan untuk bekerja, sepuluh tahun untuk makan, dan sepuluh tahun sisanya untuk shalat, berkomunikasi, rekreasi dan istirahat. Dan sungguh bodoh bila kamu hidup –wahai manusia- selama bertahun-tahun itu tapi tidak kamu investasikan dalam hal yang bermanfaat bagimu di dunia dan dapat meninggikan derajatmu di akhirat, maka simaklah sabda Nabi berikut ini : ada seseorang bertanya :
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ؟ قَالَ r: مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
wahai Rasulullah siapakah manusia yang terbaik ? Beliau menjawab : orang yang panjang umur dan baik amalannya” (At Tirmidzi 2329)
Agar perbuatan berpahala kebaikan, maka niatkan beribadah kepada Allah pada setiap perbuatan, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى
"Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung pada niat, dan setiap orang tergantung apa yang diniatkannya" (Muttafaq 'alaih). Ketika kamu hendak tidur maka berniat dan berdoalah :
بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ الصَّالِحِينَ
"Dengan nama-Mu Tuhanku, aku letakkan sisiku dan dengan nama-Mu pula aku mengangkatnya, jika Engkau mengambilnya maka rahmatilah ia dan jika Engkau melepaskannya maka jagalah ia sebagaimana engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shalih”(Muttafaq ‘alaih). Ketika kamu bangun tidur, maka bacalah doa :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانِيبَعْدَمَا أَمَاتَنِي وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada-Nya akan dibangkitkan” (Muttafaq ‘alaih, lafal hadits Ahmad 23987). Ketika kamu makan minum bacalah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada dihadapnmu dan setelah selesai bacalah doa :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَطْعَمَنِي هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلاَ قُوَّةٍ
“Segala puji bagi Allah yang memberi makanan ini kepadaku dan memberi rezeki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku”(Abu Daud 4023).Ketika mengendarai kendaraan bacalah doa :
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ
“Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, (Az Zukhruf 43 : 13). Berusahalah setiap kamu berangkat kerja dalam keadaan ikhlas karena Allah semata, bekerjalah dengan tekun, berkhidmat pada negeri dan untuk membantu urusan manusia, sehingga dengan demikian, Allah akan mengabulkan kebutuhanmu, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ
“Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya” (Muttafaq ‘alaih)
Ya Allah kami mohon kepada-Mu, berilah keberkahan pada hari-hari kami dan umur kami, dan berilah kami taufiq agar berbuat yang disukai dan diridhai oleh-Mu dan anugerahkanlah kami taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم، أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah pada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan ketahuilah bahwa pergantian hari dan tahun terdapat pelajaran didalamnya, hari-hari kalian akan selesai, umur kalian akan berakhir fana dan badan kalian akan hancur, karenanya gunakanlah sebaik-baiknya umur kalian yang tersisa, maka beruntunglah seorang hamba yang mampu mengoreksi dirinya dan berusaha untuk memperbanyak melakukan kebaikan, serta bersegera melakukan perbuatan baik sebelum datang panggilan kematian, Rasulullah Saw bersabda :
كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا
“Setiap orang itu pergi lalu menjual dirinya, maka ada orang yang memerdekakan dirinya dan ada yang membinasakan dirinya”(Muslim 223)
Wahai bapak ibu, didiklah anak kalian dengan baik, arahkan mereka dan berilah perhatian pada mereka, jadilah kalian teladan baik bagi mereka, berilah waktu untuk berdialog dengan mereka, ketahuilah kebutuhan mereka, ikut sertalah dalam mengantarkan cita-cita mereka dan dalam mengevaluasi prilaku mereka, tanamkanlah nilai-nilai luhur dan moral yang baik pada mereka.
Wahai pelajar, gunakanlah waktu kalian dalam mencari kemulyaan, dan berusahalah untuk menjadi yang terbaik.
Wahai para pegawai, tunaikanlah pekerjaan kalian dengan profesional, buatlah rencana untuk meningkatkan kemampuan kalian dan mengembangkan keahlian kalian serta untuk meningkatkan kinerja kalian agar pencapaian negara ini dapat terlestarikan, sehingga kalian dapat berkontribusi dalam kelanjutan kemakmuran dan kemajuannya, dan bersyukurlah kalian atas segala nikmat dari Tuhan kalian atas ketentramannya, negara kalian telah berbuat banyak untuk kalian, menyediakan kalian hunian, menghargai kalian dan membahagiakan kalian, negara kalian telah membuka pintu-pintu kebaikan buat kalian dan terus memberi, Allah Swt berfirman :
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الإِحْسَانُ
"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar Rahman 55 : 60)
هذَا وصلُّوا وسلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بالصلاةِ والسلامِ عليهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2])وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:«مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])وقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ احفَظْ دولةَ الإماراتِ مِنَ الفتَنِ مَا ظهَرَ منْهَا ومَا بطَنَ، وأَدِمْ عَلَيها الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعالمينَ([5]).
اللَّهُمَّبارِكْ لَنَا فِي أَوْقَاتِنَا وَأَيَّامِنَا وَاجْعَلْهَافِي طَاعَتِكَ وَفِيمَا يُرْضِيكَ عَنَّا،اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إنَّا نسألُكَ الجنةَ لنَا ولوالدينَا، ولِمَنْ لهُ حقٌّ علينَا، وللمسلمينَ أجمعينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنَا لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ فإنَّهُ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا فإنَّهُ لاَ يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ.
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِى قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وارزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وارزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، اللَّهُمَّ أصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، واجعَلِ التوفيقَ حليفَنَا، وارفَعْ لنَا درجاتِنَا، وزِدْ فِي حسناتِنَا، وكَفِّرْ عنَّا سيئاتِنَا، وتوَفَّنَا معَ الأبرارِ، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتاً إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بِعَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ كَانَ لَهُ فَضْلٌ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6])

Khutbah Jumat, 02 Rabiul Awwal 1435 H / 03 Januari 2014 M
 
Percaya pada Allah
 
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، إِلَيْهِ يَلْجَأُ الْمُضْطَرُّونَ، وَيُنِيبُ الْمُنِيبُونَ، وَعَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْداً دَائِماً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيهِ كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُونَ، وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُونَ؛ وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، إِلَيْهِ يُرْجَعُ الأَمْرُ كُلُّهُ، وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ، مَنْ وَثِقَ بِهِ نَجَا، وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، خَيْرُ مَنْ وَثِقَ بِاللَّهِ وَاتَّقَى، وَدَلَّنَا عَلَىالْعُرْوَةِ الوُثْقَى، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ ونَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَهِيَ وَصِيَّةُ اللَّهِ تَعَالَى لِلأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ:( وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ)P([1])
Kaum muslimin : sesungguhnya dunia ini berjalan sesuai dengan takdir Allah, tujuan-Nya dan berdasarkan perintah Yang Maha Pencipta :
أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam” (Al A’raf 7 : 54). Allah yang mengatur semua ciptaan-Nya, Dia tidak terlemahkan oleh sesuatu pun yang ada di muka bumi dan dilangit, di tangan-Nya simpanan segala kebaikan dan keberkahan, Allah Swt berfirman :
وَإِن مِّنْ شَيْءٍ إِلاَّ عِندَنَا خَزَائِنُهُ
"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya” (Al Hijr 15 : 21)
Khazanah Allah selalu penuh tidak pernah habis dan punah, nikmat-Nya tidak dapat dihitung dan tak berhingga, kebaikan-Nya tidak sirna dan hilang, diriwayatkan dalam sebuah hadits Qudsi :
يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ
"Wahai hamba-Ku, meskipun yang pertama dan terakhir, baik jin maupun manusia di antara kalian berkumpul di sebuah bukit dan memohon kepadaKu, lalu Aku mengabulkan permohonan masing-masing, maka hal itu tidak akan mengurangi sedikitpun apa-apa yang ada padaKu, kecuali seperti jarum yang dicelupkan ke laut dan diangkat lagi" (Muslim 4674)
Dan tidak ada keharusan bagi Anda wahai orang mukmin kecuali memohon kepada Allah, dan percaya kepada-Nya dalam segala hal, dengannya Anda tidak membutuhkan segala sesuatu dan kepada-Nya kembali segala sesuatu (Syu'bul Iman karangan Al Baihaqi 2/30), Allah Swt berfirman :
وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ
"Dan kepunyaan Allah-lah apa yang gaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan”(Hud 11 : 123). Artinya : percayalah kepada Tuhan Anda karena Dia akan mencukupi Anda, serahkan urusan Anda kepada-Nya, karena Dia akan menyelamatkan Anda, Dia akan menjamin semua yang kembali kepada-Nya, mencukupi orang yang bertawakkal kepada-Nya, Allah Swt berfirman :
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
"Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya” (Az Zumar 39 : 36)
Hamba Allah : sesungguhnya percaya kepada Allah merupakan nikmat dan pemberian yang sangat besar, yang dapat menjadi pembuka pintu kasih sayang dan harapan, dan dapat menolak segala penyebab keputus asaan dan kemalasan, juga dapat memberikan rasa tawakkal kepada seorang muslim, keikhlasan dalam bekerja, dan menyerahkan diri kepada semua keputusan Allah, serta membantunya untuk selalu meminta pertolongan kepada Allah dan bukan pada selain-Nya, disebutkan dalam sebuah ayat yang selalu dibaca seorang muslim dalam shalatnya :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan” (Al Fatihah 1 : 5). Artinya : dari-Mu satu-satunya wahai Tuhan kami, kami meminta pertolongan dalam segala perkara kami.
Sesungguhnya seorang hamba yang percaya kepada Tuhannya dan seorang hamba yang menyerahkan semua urusannya maka Dia akan menyelamatkan segala urusannya, Allah Swt berfirman :
وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
"Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya” (Ghafir 40 : 44). Wahai Anda yang percaya kepada Tuhan Anda dan menyerahkan perkara kepada-Nya, hendaknya kalian berprasangka baik kepada Allah Swt, disebutkan dalam sebuah hadits, bahwa Watsilah bin Al Asqa' menjenguk Yazid bin Al Aswad, ia bertanya padanya : bagaimana prasangkamu kepada Allah ? ia (Yazid) menjawab : prasangkaku kepada Allah –demi Allah- baik. Ia berkata : bergembiralah, karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, Allah Swt berfirman :
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ خَيْرًا، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا
"Aku tergantung prasangka hambaKu kepadaKu, Jika ia menyangka baik kepadaKu maka baginya akan mendapat kebaikan dan jika ia menyangka jahat maka baginya akan mendapat kejahatan" (Shahih Ibnu Hibban 2/407). Maka berprasangka baiklah kalian kepada Allah, dan percayalah kepada-Nya saat mendapatkan pemberian atau cobaan.
Kaum mukminin : sesungguhnya percaya kepada Allah dan bertawakkal dengan sebenar-benarnya kepada-Nya merupakan ciri para nabi dan para utusan dan merupakan pelindung bagi hamba-Nya yang ikhlas, Nabi Ibrahim AS menjadi contoh kepercayaan dan penyerahan seorang hamba terhadap Tuhannya, Allah Swt berfirman :
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
"Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam” (Al Baqarah 2 : 131). Karena kepercayaan yang penuh terhadap Tuhannya serta penyerahan dirinya yang sempurna, maka Allah menyediakan lahan baginya untuk pembangunan baitullah. Ia berangkat dengan isterinya Hajar dan anaknya yang masih menyusui ke daerah yang tandus, di lembah yang tidak bertanaman, pada saat itu di Makkah tidak ada seorang pun dan tidak ada air, lalu ia (Ibrahim) meninggalkan kedua di sana, ia meletakkan sekeranjang kurma dan satu wadah berisikan air, kemudian Ibrahim berangkat keluar, ibu Ismail mengikutinya dan bertanya : wahai Ibrahim kemana kau hendak pergi dan meninggalkan kami di lembah ini yang tidak ada seorang manusia pun dan sesuatu pun ? ia terus bertanya berkali-kali, tapi ia tidak menoleh pada isterinya, ia (isterinya) berkata : apakah Allah yang memerintahkan ini padamu ? ia menjawab : iya. Ia (Hajar) berkata ; jadi Allah tidak akan menyia-nyiakan kita" (Bukhari 3364)
Sebuah kepercayaan yang terpancang kuat seperti gunung, yang mendorong ibu Ismail untuk menyerahkan urusannya kepada Allah ketika dia mengatakan suaminya : bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan kami, dia tidak pernah berpikir bahwa air zamzam akan memancar dari bawah kedua telapak kaki anaknya, agar mampu mengobati dahaga dan mengenyangkan lapar bayinya, dan Allah Swt mengirimkan malaikat dan berkata padanya : "Jangan takut kehilangan, karena disini adalah baitullah yang akan dibangun oleh anak ini dan bapaknya, dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan keluarganya". Maha suci Allah ! hari-hari berlalu, tahun berganti kemudian Ibrahim dan Ismail membangun meninggikan baitullah, dan rumah yang terletak di Makkah itu menjadi simbol keberkahan dan hidayah bagi semesta alam, hati manusia selalu merasa rindu kepadanya dan orang-orang berbondong-bondong untuk menunaikan haji pada setiap tahunnya.
Contoh lain adalah Maryam yang suci dan jujur, ketika berbagai cobaan mendera terutama saat ia mengandung Isa tanpa seorang suami, ia hamil melalui mukjizat ajaib dari Tuhannya, ia takut akan tuduhan kaumnya, tapi ia tetap percaya dan yakin terhadap wahyu dari Tuhannya, Allah berfirman :
فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا* فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا*يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا* فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ
"Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang Manusia pun pada hari ini". Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina",maka Maryam menunjuk kepada anaknya" (Maryam 19 : 26-29)
Benar, Maryam menunjuk pada anaknya, ia percaya terhadap Tuhannya tanpa ia mengerti bahwa Allah Swt akan membuat anaknya berbicara dengan keluguannya :
قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا* قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا* وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا * وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا* وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا
"Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?"
Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?" Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".(Maryam 19 : 29-33)
Ketahuilah wahai orang mukmin, sesungguhnya kepercayaan Anda pada Tuhan Anda mengharuskan Anda percaya dengan kalam-Nya, mengamalkan Quran-Nya, mengikuti petunjuk nabi-Nya, bila Anda terjatuh dalam kesalahan, maka menghadaplah pada Dzat Yang Maha menerima pengampunan dan pertaubatan, bacalah firman-Nya :
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ
"Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan” (As Syura 42 : 25)
Bila Anda tertimpa bencana, cobaan dan kedzaliman, maka percayalah Anda pada Allah dan bertauladanlah pada nabi Yunus AS, Allah Swt berfirman :
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ* فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ
"Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman”(Al Anbiya’ 21 : 87-88)
Ya Allah dengan kelembutan-Mu, jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang percaya, dengan rahmat-Mu jadikanlah kami orang-orang yang yakin, dan anugerahkanlah kami taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم، أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah wahai hamba Allah, dan ketahuilah bahwa kepada Allah Swt berarti bertawakkal kepada-Nya, yakin dengan apa yang ada disisi-Nya, mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya, mengambil hukum kausalitas yang telah digariskannya, dan para pemimpin kami menjadi contoh teladan dalam kepercayaannya pada Allah serta kejujuran dalam bertawakkal kepada-Nya, walaupun tantangan dan dan kesusahan serta minimnya sumber air dan sumber daya manusia, maka pendiri negara ini –dengan kepercayaannya kepada Tuhannya, serta kemauan dan kerja kerasnya- hingga mampu merubah padang pasir menjadi oasis, menghiasi tanahnya dengan pembangunan, jalan raya membentang luas, sekolah dan rumah sakit dibangun bagus dan semua fasilitas yang berkualitas disedikan, sehingga tanaman itu berbuah dan menjadikan Negara Persatuan Emirates Arab menjadi tempat yang nyaman, aman dan tentram, penduduknya menikmati kemakmuran bahkan kebaikannya terbagi ke seluruh penjuru, karenanya hendaknya kita percaya pada Tuhan kita, dengan berkontribusi dalam kententraman negara kita, bersatu dengan para pemimpin kita bagaikan satu jasad bila bagian dari anggota badannya terkena sakit, maka anggota lainnya ikut merasakan panas dan tidak bisa tidur nyenyak
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:] إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وَقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]) وَقَالَ r :« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ إِنْ كُنَّا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا بِتَقْصِيرِنَا فَإِنَّ ثِقَتَنَا بِعَفْوِكَ تَسْبِقُنَا إِلَيْكَ، وَإِنْ قَصَّرْنَا فِي الْعَمَلِ وَبَذْلِ الْجُهْدِ فَإِنَّ ثِقَتَنَا بِتَوْفِيقِكَ لَنَا عَلَى مَا يُرْضِيكَ عَنَّا تَزِيدُ فِي جُهْدِنَا وَفِي إِقْبَالِنَا عَلَيْكَ.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([5]).
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الجنةَ لنَا ولوالدينَا، ولِمَنْ لهُ حقٌّ علينَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ اهْدِنَا لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ فَإنَّهُ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا فَإنَّهُ لاَ يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتاً إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بِعَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ كَانَ لَهُ فَضْلٌ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6])

No comments: