Friday, April 25, 2014

Khutbah Jum'at 44, Bela Negara & Berdoa Dengan Asmaul Husna


Khutbah Jumat, 23 Rabiul Awwal 1435 H / 24 Januari 2014
Bela Negara
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِالَّذِي جَعَلَنَا مِنْ أَهْلِ الإِيمَانِ، وَزَيَّنَ فِي قُلُوبِنَا حُبَّ الأَوْطَانِ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى مَا أَكْرَمَنَا بِهِ مِنْ رَغَدِ الْعَيْشِ وَالاِطْمِئْنَانِ،وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ, الرَّحِيمُ الرَّحْمَنُ، الْمَلِكُ الدَّيَّانُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَخَلِيلُهُ، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ،وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ:فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، فَاتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَأَطِيعُوهُ حَقَّ طَاعَتِهِ، قَالَ تَعَالَى:] فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي الأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ[([1])
Kaum muslimin : sesungguhnya Allah Swt telah menciptakan manusia membawa rasa cinta pada bumi tempat kelahirannya, tempat ia dibesarkan, dimana ia makan dari kebaikannya, bernaung dibawahnya dan dibesarkan dalam adat istiadat yang berlaku di dalamnya, sehingga ia menjadi bagian dari kehidupannya, ia tidak kuasa untuk berpisah darinya, dan bila ia terpaksa meninggalkannya maka ia akan merindukannya, ini merupakan sunnatullah dan sunnatullah tidak dapat berganti.
وَكَانَ النَّبِيُّ r إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَأَبْصَرَ دَرَجَاتِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ نَاقَتَهُ، وَإِنْ كَانَتْ دَابَّةً حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا
“Nabi Muhammad Saw bila pulang dari bepergian dan melihat dataran tinggi kota Madinah, Beliau mempercepat jalan untanya dan bila menunggang hewan lain ia memacunya karena kecintaanya padanya (pada Madinah” (Bukhari 1802)
Para ulama menyebutkan bahwa itu merupakan bentuk anjuran cinta negara dan merindukannya. Memang, cinta negara mengalir dalam darah dan perasaan, keutamaannya terus ada dalam hati, karena aku menghirup udaranya, meminum airnya, berjalan diatas tanahnya, menelusuri seluruh penjurunya, menikmati kemakmurannya, membawa namanya, bangga karena berkebangsaan darinya, tanahnya bagaikan obat, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Nabi Saw :
بِاسْمِ اللَّهِ، تُرْبَةُ أَرْضِنَا، بِرِيقَةِ بَعْضِنَا، لِيُشْفَى بِهِ سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
“Dengan nama Allah, dengan debu di bumi kami, dan dengan ludah sebagian kami, semoga penyakit kami tersembuhkan dengan izin Tuhan kami
Hamba Allah : Allah telah memberikan kita kehidupan diatas negara ini, ia merupakan negara yang paling berharga, buminya lapang, langitnya bagaikan selimut, udaranya segar, kebudayaannya membanggakan, rakyatnya menjadi perisai dan benteng pertahanan, para pemimpinnya selalu berlaku dermawan dan bagaikan detak jantung negara tersebut, semua keputusannya mendatangkan kebaikan, rakyatnya rindu ingin selalu bertemu dengannya, dan ingin selalu hidup dibawah kepemimpinannya, semua itu merupakan keutamaan dari Allah yang diberikan pada kita, dan hendaknya kita selalu mengingat firman Allah Swt :
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu”(Ibrahim 14 : 7)
Segala puji bagi Allah atas segala pemberian, segala syukur bagi-Nya atas segala anugerah dan kecukupan, kehidupan kita adalah kehidupan yang tenang, hati kita tentram, tangan kita saling bergandengan, negara kita baik, kita menikmati ketentramannya, makan dari kebaikannya, semua ini mengingatkan kita pada sabda Nabi Saw :
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ,فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa di antara kalian yang memasuki waktu pagi hari dalam keadaan aman pada dirinya, sehat jasmaninya dan dia memiliki makanan pada hari itu, maka seolah oleh dia diberi dunia dengan berbagai kenikmatannya” (At Tirmidzi 2346)
Semua itu dapat terwujud di negara ini –semoga Allah melindunginya-, dan termasuk bentuk kesetiaan adalah dengan membelanya, jujur dalam mencintainya, berusaha penuh untuk menjunjung tinggi kedudukannya, berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjaga kekayaannya, berpegang teguh dengan nilai-nilai mulyanya, warisan budayanya, loyal terhadap para pemimpinnya, menanamkan rasa cinta dan kejujuran loyalitas padanya dalam jiwa para pemuda pemudi kita, karena setiap kita mempunyai amanah atas negara ini dan segala pencapainnya, dan kita bertanggung jawab dihadapan Allah untuk melindungi hak-haknya, Rasulullah Saw bersabda :
إنَّ اللَّهَ سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَاهُ: أَحَفِظَ أَمْ ضَيَّعَ، حَتَّى يَسْأَلَ الرَّجُلَ عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ
“Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap pemimpin atas kepemimpinannya, apakah ia memeliharanya (dengan baik) atau (justru) menyia-nyiakannya? Termasuk menanyakan kepada seseorang (ayah) tentang keluarganya” (Shahih Ibnu Hibban 18/487)
Tentu, setiap kita akan dimintai pertanggung jawaban mengenai negaranya, karena kita lahir darinya dan akan kembali kepadanya, kebahagiaannya adalah kebahagiaan kita, keselamatannya adalah keselamatan kita, kemulyaannya adalah kemulyaan kita, jiwa dan raga kita untuk membelanya, karena membela negara merupakan inti dari kemulyaan, dan merupakan amanah yang diemban dari generasi ke generasi berikutnya, ia merupakan kewajiban yang suci, didalamnya terdapat tujuan syariah, karena diatas tanah airnya, agama dapat ditunaikan, darah dan kehormatan manusia dilindungi dan dijaga, harta dan harga diri mereka dijamin, disebutkan oleh para ulama bahwa tujuan utama syariah ada 5 yaitu : melindungi agama mereka, jiwa mereka, akal mereka, keturunan mereka dan harta mereka, dan sesungguhnya memelihara tujuan syariah tidak akan terwujud tanpa pengorbanan, bela negara dan menjaga wilayahnya, karena bila tidak maka kehidupan dan keadaan akan terganggu dan tidak stabil, sehingga timbul kekacauan dalam bentuk pembunuhan dan perampokan, dan membela diri merupakan kewajiban agama.
Kaum muslimin : tanggung jawab besar ada di pundak kita untuk mendidik anak-anak kita agar mencintai negara mereka, menanamkan nilai-nilai loyalitas pada diri mereka, mari kita persiapkan para pemuda agar mampu membela tanah air mereka, menjaga pencapaian dan keberhasilannya, taat dan tunduk pada pemimpin mereka, dan marilah kita menganjurkan mereka agar berkhidmat pada negara mereka, berdisiplin dalam tugas mereka, jujur dalam etika mereka, selalu ingin menambah keilmuan dan keahlian mereka, dan memiliki kekuatan pada raga mereka, sehingga mereka mendapatkan kasih sayang Tuhan mereka, Rasulullah Saw bersabda :
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ، احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَلَا تَعْجِزْ
"Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan pada masing-masingnya memiliki kebaikan. Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu dan jangan bersikap lemah” (Muslim 2664)
Beruntunglah orang yang mencintai negaranya, bekerja untuknya dan berusaha untuk mengangkat namanya, serta berdoa dengan hati dan ucapannya seperti doa Ibrahim AS untuk negaranya :
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman” (Ibrahim 7 : 35)
Ya Allah kami mohon kepada-Mu, berilah keberkahan pada negara kami tercinta ini, sebagaimana Nabi Muhammad Saw berdoa untuk negerinya, disebutkan dalam sabdanya :
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي ثَمَرِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّنَا، اللَّهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ عَبْدُكَ وَخَلِيلُكَ وَنَبِيُّكَ، وَإِنِّي عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، وَإِنَّهُ دَعَاكَ لِمَكَّةَ، وَإِنِّي أَدْعُوكَ لِلْمَدِينَةِ بِمِثْلِ مَا دَعَاكَ لِمَكَّةَ، وَمِثْلِهِ مَعَهُ
“Ya Allah berkahilah buah-buahan kami, berkahilah kota kami, berkahilah sha' kami, dan berkahilah kota-kota kami, ya Allah sesungguhnya Ibrahim adalah hamba-Mu, kekasih dan Nabi-Mu, dan sesungguhnya aku adalah hamba-Mu dan nabi-Mu, dan sesungguhnya ia berdoa untuk kemakmuran Makkah, dan sesungguhnya aku berdoa untuk kemakmuran Madinah seperti ia berdoa pada-Mu untuk Makkah dan berilah semisalnya” (Muslim 1373)
Ya Allah berilah keberkahan pada kami di dalam Emirates ini, lindungilah pemimpin kami, berilah kami taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم، أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah –wahai hamba Allah- dan ketahuilah bahwa pemimpin negara ini memiliki pandangan dan pemikiran yang tajam dalam berkontribusi dalam mewujudkan kemulyaan manusia, melindungi negara, menjaga ketentraman dan kemajuannya, melestarikan pencapaiannya, dan mereka telah membuka pintu kemulyaan dan kemajuan bagi para pemuda pemudi dengan bergabungnya mereka dalam bela negara, ini merupakan madrasah besar yang dapat memperkuat nilai-nilai loyalitas kebangsaan, menanamkan jiwa patriotisme, kepercayaan diri dalam jiwa mereka, menanamkan kedisiplinan, kesabaran, kekuatan, serta menambah kemahiran dalam membela diri, keluarga dan masyarakat, sebagaimana para pemudi diberikan kesempatan yang sama untuk memilih ikut andil dalam membela negaranya, berkhidmat pada bangsanya agar perjalanan hidup mereka berjalan dengan teratur dan aktif, dan mereka mampu bertanggung jawab, dan sesungguhnya sesungguhnya keikutsertaan pemuda dalam bela negara merupakan kewajiban agama yang dapat menjamin keselamatan Emirates, menjaga kemerdekaanya, melestarikan keamanan dan ketentramannya, melindungi kemakmurannya, agar Negara Persatuan Emirates Arab dapat menjadi bumi perdamaian, kebaikan dan kedermawanan, kebahagiaan dan kemakmuran, ketentraman dan kebersatu paduan, sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi Saw :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang dan belas kasih serta cinta adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian anggota tubuh sakit maka akan merasa sakit seluruh tubuh dengan tidak bisa tidur dan merasa demam” (Muslim 2568)
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2])وَقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ الْبُلْدَانِ([4]).
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ عَلَى نِعَمِكَ الْكَثِيرَةِ، وَلَكَ الشُّكْرُ عَلَى آلاَئِكَ الْوَفِيرَةِ، نَحْمَدُكَ يَا رَبَّنَا عَلَى مَا أَنْعَمْتَ بِهِ عَلَيْنَا مِنَ اسْتِقْرَارٍ وَازْدِهَارٍ، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ، وَلاَ تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ، اللَّهُمَّ سَلِّمْ لَنَا إِمَارَاتِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي اتِّحَادِنَا، وَاحْفَظْ لَنَا قِيَادَتَنَا وَحُكَّامَنَا، وَأَدِمْ عَلَيْنَا اسْتِقْرَارَنَا يَا قَوِيُّ يَا مَتِينُ، اللَّهُمَّ أَعْطِنَا قُوَّةً مِنْ قُوَّتِكَ، وَتَوَلَّ وَطَنَنَا بِعِنَايَتِكَ، وَزِدْنَا مِنْ نِعَمِكَ، وَارْزُقْنَا شُكْرَهَا يَا اللَّهُ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ اهْدِنَا لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ، فَإنَّهُ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا، فَإنَّهُ لاَ يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَإِخْوَانَهُمَا شُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بِعَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5])

Khutbah Jumat, 30 Rabiul Awwal 1435 H / 31 Januari 2014 M
Berdoa dengan Asmaul Husna
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ، لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى، يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنبيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَحَبِيبُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ جَلَّ وَعَلاَ، قَالَ تَعَالَى:]يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُوراً تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ[([1])
Kaum mukminin : asmaul husna berarti nama-nama pujian, pengagungan, kesempurnaan bagi Allah yang Maha Besar, Allah menamakan dirinya dengan nama-nama tersebut, yang diturunkan melalui kitab-Nya, atau melalui salah satu dari rasul-rasul-Nya, atau yang hanya diketahui oleh-Nya didalam alam ghaib, yang tidak semisal atau serupa dengan selainnya”(Tafsir Ibnu Katsir 3/515)
Dan sesungguhnya ilmu mengenai Allah, asma' dan sifat-sifat-Nya merupakan ilmu yang paling mulya dan merupakan dasar agama, dengannya keimanan menjadi bertambah dan keyakinan menjadi kuat, disebutkan di sebagian ayat-ayat Al Quran dan hadits-hadits nabi yang menerangkan hal tersebut, diantaranya disebutkan dalam firman Allah berikut ini :
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ* هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ* هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al Hasyr 59 : 22-24). Dan sesungguhnya asma' ini dapat mengantarkan seseorang menuju surga-Nya, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa menghitungnya akan masuk surga" (Bukhari 2531)
Artinya bahwa orang yang menepati, menjaganya dan berusaha menerapkan artinya dalam tingkah lakunya serta menunaikan kewajibannya, seperti seseorang yang bila membaca : basmalah, maka ia mengetahui bahwa rahmat Allah meliputi segala sesuatu, rahmat yang diharapkan oleh semua pelaku kebaikan dan orang-orang yang melakukan dosa pun tidak pernah putus asa dari rahmat-Nya, Allah Swt berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(Az Zumar 39 : 53)
Dengan rahmat Allah, sesama makhluk saling berkasih sayang, Rasulullah Saw bersabda :
جَعَلَ اللَّهُ الرَّحْمَةَ مِائَةَ جُزْءٍ، فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ جُزْءًا، وَأَنْزَلَ فِي الْأَرْضِ جُزْءًا وَاحِدًا، فَمِنْ ذَلِكَ الْجُزْءِ يَتَرَاحَمُ الْخَلْقُ، حَتَّى تَرْفَعَ الْفَرَسُ حَافِرَهَا عَنْ وَلَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ
“Allah menjadikan rahmat (kasih sayang) itu seratus bagian, lalu Dia menahan di sisi-Nya 99 bagian dan Dia menurunkan satu bagiannya ke bumi. Dari satu bagian inilah seluruh makhluk berkasih sayang sesamanya, sampai-sampai seekor kuda mengangkat kakinya karena takut menginjak anaknya” (Bukhari 5441)
Seorang muslim dapat mewujudkan rahmat Allah dalam kehidupannya, sehingga hatinya menjadi lembut dan akhlaknya menjadi baik, Allah Swt berfirman :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka” (Ali Imran 3 : 159)
Artinya dengan rahmat Allah wahai Muhammad, akhlakmu jadi baik terhadap mereka, sehingga engkau bersabar atas perbuatan mereka dan mengampuni atas kesalahan mereka. (Tafsir At Thabari 7/341)
Pengaruh hubungan Rasulullah Saw dengan Dzat Yang Maha Pemurah dan Penyayang, membuat akhlaknya menjadi lemah dan lembut, disebutkan didalam Al Quran :
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (At Taubah 9 : 128)
Dan rahmatnya meliputi seluruh makhluk, Allah Swt berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (Al Anbiya 21 : 107)
Hamba Allah : sesungguhnya kesempurnaan kebahagiaan seorang hamba, adalah berhias dengan arti dari sifat-sifat dan nama-nama Allah, bila disebutkan nama Allah yang berarti kedamaian (As Salam) maka sebarkanlah salam antara sesama, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ السَّلاَمَ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ وَضَعَهُ فِي الأَرْضِ، فَأَفْشُوه بَيْنَكُمْ، فَإِنَّ الرَّجُلَ الْمُسْلِمَ إِذَا مَرَّ بِقَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ فَرَدُّوا عَلَيْهِ كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ فَضْلُ دَرَجَةٍ بِتَذْكِيرِهِ إِيَّاهُمُ السَّلاَمَ، فَإِنْ لَمْ يَرُدُّوا عَلَيْهِ رَدَّ عَلَيْهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَأَطْيَبُ
"Sesungguhnya As-Salam adalah salah satu nama Allah yang Allah letakkan di bumi, maka sebarkanlah salam di antara kalian. Sesungguhnya bila seseorang mengucapkan salam kepada suatu kaum, lalu mereka menjawab salamnya, maka dia memiliki keutamaan derajat di atas mereka karena dia telah mengingatkan mereka dengan salam. Dan bila tidak dijawab salamnya, maka akan dijawab oleh makhluk yang lebih baik darinya”(Bukhari di dalam Al Adab Al Mufrid 1/358 mauquf dan Al Bazzar 5/175 marfu’)
Dan begitulah hendaknya seorang muslim mewujudkan makna asmaul husna dalam kehidupannya, sehingga akhlaknya menjadi agung, rajin memberi, sabar saat marah, pemaaf atas kesalahan orang lain, mengasihi sesama, bersabar saat ditimpa bencana dan bersyukur saat kesenangan diterimanya.
Kaum muslimin : Allah memerintahkan kita untuk berdoa kepada-Nya dengan asmaul husna, Allah berfirman :
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
“Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu” (Al A'raf 7 : 180)
Artinya mohonlah kalian kepada Allah dengan asma-Nya, dengan memohon dengan setiap nama yang sesuai dengan permintaan, sebagai contoh : wahai Dzat yang Maha Pengasih,kasinilah daku, wahai Dzat yang Maha Pengampun, ampunilah aku, wahai Dzat pemberi rezeki, berilah aku rezeki, wahai dzat pemberi petunjuk, berilah petunjuk padaku. Dan bila kalian memohon dengan nama yang umum, seperti Ya Allah, maka ia telah mencakup semua nama-Nya.
Rasulullah Saw berdoa dengan asmaul husna dan sifat-sifat-Nya yang mulya, dari Anas bin Malik RA berkata : Nabi Saw bila tertimpa masalah, beliau berdoa :
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ
“Ya hayyu ya qayyum, wahai Dzat yang Maha Hidup, & Maha Berdiri Dengan Sendirinya, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan” (At Tirmidzi 5/539)
Dari Tsauban RA berkata : Rasulullah Saw bila selesai dari shalatnya ia membaca istighfar 3 kali dan membaca :
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
“Ya Allah, Engkau Dzat pemberi keselamatan, dari-Mulah segala keselamatan, Maha Besar Engkau wahai Dzat Pemilik kebesaran dan kemuliaan” (Muslim 591)
Dari Anas bin Malik RA berkata :
كُنْتُ مَعَ رَسُولِ الله r جَالِسًا وَرَجُلٌ قَائِمٌ يُصَلِّي، فَلَمَّا رَكَعَ وَسَجَدَ وَتَشَهَّدَ دَعَا فَقَالَ فِي دُعَائِهِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، يَا ذَا الجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ إِنِّي أَسْأَلُكَ، فَقَالَ النَّبِيُ r لأَصْحَابِهِ: تَدْرُونَ بِمَا دَعَا؟ قَالُوا: الله وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: وَالذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ العَظِيمِ، الذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ، وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى
aku duduk bersama Rasulullah Saw dan seseorang berdiri sedang melakukan shalat, ketika ia ruku', sujud dan bertasyahhud ia berkata dalam doanya : Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, bahwa Engkau pemilik segala puji, tidak ada Tuhan selain-Mu, Engkau Maha Pemberi Nikmat, Pencipta langit dan bumi, ya Allah, Maha Agung lagi Maha Mulia, ya Allah, Tuhan yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri, sesungguhnya aku memohon pada-Mu, Nabi Saw bertanya pada para sahabatnya : “Tahukan kalian dengan apa ia berdoa ? mereka menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau Saw bersabda : demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sungguh ia telah berdoa dengan menggunakan nama Allah yang Agung, yang apabila ia berdoa dengannya, doanya akan dikabulkan, dan apabila ia meminta, maka permintaannya akan Allah penuhi” (An Nasa’i 3/52)
Dari Muadz bin Jabal RA :
أَنَّ النَّبِيَّr سَمِعَ رَجُلًا وَهُوَ يَقُولُ: يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ فَقَالَ: قَدِ اسْتُجِيبَ لَكَ فَسَلْ
bahwa Nabi Saw mendengar seseorang berdoa : Wahai Dzat pemilik keagungan dan kemulyaan, Beliau bersabda : telah dikabulkan permintaanmu maka mintalah”(At Tirmidzi 3450)
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dengan asmaul husna-Mu dan dengan sifat-sifat-Mu yang mulya untuk selalu memberi kami taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
بارَكَ اللهُ لِي ولكُمْ فِي القرآنِ العظيمِ ونفعَنِي وإياكُمْ بِمَا فيهِ مِنَ الآياتِ والذكْرِ الحكيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِrأقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وَعَلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرِينَ وَعَلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan ketahuilah bahwa asmaul husna mempunyai kedudukan yang agung dan mulya, dan diantara asma-Nya adalah As Syafi yang mempunyai arti yang mampu menyelematkan makhluk dari sakit dan penyakitnya, oleh karena itu kewajiban seorang muslim bila tertimpa penyakit hendaknya ia mengaitkan hatinya kepada Allah semata, memohon kesembuhan dari-Nya, karena Dialah yang mampu memberikan dengan kemudahan dan menjadikannya para dokter sebagai salah satu penyebabnya, Allah Swt berfirman dalam kisah Ibrahim AS :
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
“dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku” (As Syu’ara 26 : 80). Artinya Dialah penyebab kesembuhan. Dan Rasulullah Saw bila menjenguk orang sakit, ia berdoa :
اللَّهُمَّ أَذْهِبِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ، وَاشْفِ فَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً
“Ya Allâh, hilangkanlah penyakit ini wahai Tuhan manusia, dan sembuhkanlah, Engkau adalah Yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari)-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit (lain)” (At Tirmidzi 3565)
Ya Allah, Dzat Yang Maha Agung, wahai Dzat yang Maha Pengasih, wahai Dzat yang Maha Penyembuh, kami mohon pada-Mu untuk menyembuhkan Syaikh Khalifa kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain, langgengkan padanya kesehatan dan kesejahteraan, Ya Allah lindungilah ia dengan perlindungan-Mu, rawatlah dengan perawatan-Mu, berilah keselamatan padanya, berilah perhatian padanya, Ya Allah lindungilah ia dari segala keburukan, jadikanlah ia aset bagi kami dan berilah ia balasan kebaikan atas perbuatan baiknya pada kami
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكنَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2])وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:«مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ الْبُلْدَانِ([4]).
اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيُّومُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةٌ حَقٌّ، وَالنَّبيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْنَا، وَبِكَ آمَنَّا، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا، وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا، فَاغْفِرْ لَنَا مَا قَدَّمْنَا وَمَا أَخَّرْنَا، وَمَا أَسْرَرْنَا وَمَا أَعْلَنَّا، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ اهْدِنَا لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ، فَإنَّهُ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا، فَإنَّهُ لاَ يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَإِخْوَانَهُمَا شُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بِعَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5])

No comments: