Thursday, August 07, 2025

KHOTBAH JUM'AT 25 Juli 2025: Anak-anak Kita dan Al-Qur’an

Khotbah Pertama

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada kita Al-Qur’an yang agung, sebagai cahaya dan petunjuk bagi seluruh alam. Kita bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Allah, dan kita bersaksi bahwa junjungan kita Nabi Muhammad adalah penutup para rasul. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada beliau, keluarga, dan seluruh sahabatnya.

Amma ba'du. Wahai hamba-hamba Allah, aku wasiatkan kepada kalian dan diriku sendiri agar bertakwa kepada Allah. Allah ﷻ berfirman:

﴿الم * ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ﴾
“Alif Laam Miim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 1–2) 📖

Wahai kaum mukminin!
Al-Qur’an adalah kitab yang sempurna dalam kemuliaan dan keindahan. Tidak ada yang menyamainya dari umat terdahulu maupun yang datang kemudian. Ia adalah bekal bagi para ayah, dan benteng bagi anak-anak. Ia adalah mukjizat yang abadi, dan hujjah yang kuat.

﴿فَلِلَّهِ الْحُجَّةُ الْبَالِغَةُ﴾
“Maka kepada Allah hujjah yang sangat kuat.” (QS. Al-An‘am: 149)

Al-Qur’an memiliki penjelasan yang tegas, bukti yang terang, terjaga dari penambahan dan pengurangan.

﴿لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ ۖ تَنْزِيلٌ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ﴾
“Tidak datang kepadanya kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya; diturunkan dari (Tuhan) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. Fussilat: 42)

Itulah Al-Qur’an yang agung, wahai hamba Allah! Tidak ada yang bisa diberikan oleh seorang ayah atau ibu kepada anaknya yang lebih agung dan bermanfaat daripada mengajarkan Al-Qur’an kepada mereka.
Pernahkah seorang ayah bertanya kepada dirinya: “Mengapa aku mengajarkan Al-Qur’an kepada anakku?”

Renungkanlah perkataan Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash رضي الله عنهما:

"عَلَيْكُمْ بِالْقُرْآنِ فَتَعَلَّمُوهُ وَعَلِمُوهُ أَبْنَاءَكُمْ، فَإِنَّكُمْ عَنْهُ تُسْأَلُونَ، وَبِهِ تُجْزَوْنَ، وَكَفَى بِهِ وَاعِظًا لِمَنْ عَقَلَ"
"Wajib atas kalian untuk (berpegang pada) Al-Qur’an. Pelajarilah ia dan ajarkanlah kepada anak-anak kalian. Karena kalian akan ditanya tentangnya, dan kalian akan dibalas dengan Al-Qur’an. Cukuplah Al-Qur’an sebagai pemberi nasihat bagi orang yang berakal." 

Dengan mempelajarinya, turunlah ketenangan, petunjuk, dan rahmat atas anak-anak kita:

﴿وَإِنَّهُ لَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ﴾
“Dan sungguh, Al-Qur’an itu benar-benar merupakan petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. An-Naml: 77) 

Hubungan mereka dengan Rabb mereka menjadi kuat. Pikiran mereka tercerahkan. Allah menjaga mereka dari kesengsaraan dalam perjalanan hidup mereka.

﴿مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى﴾
"Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu celaka." (QS. Tha-Ha: 2) 

Benar! Dengan Al-Qur’an, kehidupan mereka menjadi bahagia, akhlak mereka meningkat, meneladani petunjuk nabi mereka, yang akhlaknya adalah Al-Qur’an, sebagaimana dikatakan oleh Ummul Mukminin Aisyah رضي الله عنها. 

Ketika anak-anak kita tekun menghafal Al-Qur’an, maka:

- Otak mereka terlatih untuk memahami dan fokus
- Terbiasa menghubungkan antara ayat-ayat
- Mampu membedakan ayat-ayat yang mirip
- Kecerdasan meningkat, daya ingat menguat
- Kemampuan memahami bertambah
- Bahasa mereka menjadi kuat dan fasih

Mereka hidup dalam lingkungan bahasa Al-Qur’an yang tinggi, penuh keindahan struktur dan keunikan gaya, berhias lebih dari 70 ribu kosakata dengan bahasa Arab yang jelas:

﴿بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ﴾
"Dengan bahasa Arab yang jelas." (QS. Asy-Syu’ara: 195) 

Bayangkan seberapa besar perbendaharaan kata mereka, kecerdasan mental mereka, pengetahuan mereka tentang lingkungan, pergerakan langit, kisah umat terdahulu dan pelajarannya.

Bahkan mereka akan menikmati ketenangan jiwa, kedamaian batin, serta ketentraman ruhani:

﴿الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ﴾
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28) 

Sungguh beruntung hati-hati yang meminum dari mata air Al-Qur’an. Selamat untuk mereka... lalu selamat untuk mereka... dan selamat untuk mereka. 

﴿إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ﴾
"Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus." (QS. Al-Isra: 9)

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ﴾
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), serta pemimpin di antara kalian." (QS. An-Nisa: 59) 

Aku sampaikan khutbah ini, dan aku mohon ampun kepada Allah untukku dan untuk kalian. Maka mohonlah ampun kepada-Nya.


Khutbah Kedua

Segala puji hanya bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, penutup para nabi.

Amma ba'du. Wahai para pecinta Kitab Tuhan kalian:

Suatu ketika, Syaikh Zayed رحمه الله ditanya tentang sebab perhatian beliau terhadap pengajaran Al-Qur’an. Beliau menjawab dengan kata-kata yang penuh keimanan dan kebijaksanaan:

“Seluruh motivasiku adalah keyakinan. Karena manusia adalah ciptaan Allah, dan Al-Qur’an adalah firman Allah Sang Pencipta. Jika kita menginginkan kebaikan bagi dunia dan agama kita, maka kita akan menemukannya dalam Al-Qur’an. Manusia adalah ciptaan Allah, dan Sang Pencipta lebih tahu tentang ciptaan-Nya.”

Betapa agung pandangan sang Bapak bangsa, Syaikh Zayed رحمه الله, yang hingga kini terus diwarisi oleh negara kita tercinta. Negara kita:

- Telah mencetak mushaf-mushaf terbaik dan terakurat
- Menyediakan penghargaan tertinggi bagi para penghafal yang berprestasi

Oleh karena itu, ajarkanlah Al-Qur’an kepada anak-anak kalian melalui halaqah dan platform resmi — di masjid-masjid, majelis-majelis, dan pusat-pusat tahfizh di lingkungan kalian. 

Hati-hati, waspadalah terhadap semua platform elektronik pengajaran Al-Qur’an yang tidak berizin di negara kita. Hati-hati pula terhadap para guru yang tidak memiliki izin resmi.

Sungguh, banyak platform yang kita izinkan masuk ke rumah-rumah kita demi mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak, tapi justru membawa bencana dan musibah yang memilukan. Menyisakan penyesalan dan kesedihan mendalam.

Dan berapa banyak guru tidak resmi yang menafsirkan ayat kepada anak-anak kita tidak sebagaimana mestinya, lalu menanamkan keraguan dalam pikiran mereka sepanjang hidup, padahal mereka mengira sedang berbuat kebaikan:

﴿وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا﴾
"Dan mereka mengira bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya." (QS. Al-Kahfi: 104) 

Penutup Doa

Bershalawatlah kalian kepada Nabi kita Muhammad. Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarga, para sahabat, dan pengikutnya.

Ya Allah, jadikan kami orang yang beriman kepada-Mu, menyembah-Mu, bersungguh-sungguh mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak kami, dan berbakti kepada kedua orang tua kami. Rahmatilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangi kami ketika kecil. 

Ya Allah, lindungilah negara UEA, jaga dengan penjagaan-Mu, dan limpahkan perhatian-Mu padanya, wahai Rabb semesta alam. 

Lindungilah Presiden Negara, Syaikh Muhammad bin Zayed, anugerahkan padanya petunjuk dan kebijaksanaan. Bimbing beliau, wakil-wakilnya, saudara-saudaranya para pemimpin, dan Putra Mahkotanya, agar mereka melakukan apa yang Engkau cintai dan ridhai.

Ya Allah, rahmatilah Syaikh Zayed, Syaikh Rasyid, dan seluruh pendiri UEA yang telah kembali ke rahmat-Mu. Masukkan mereka ke dalam surga-Mu yang luas. Liputilah para syuhada bangsa kami dengan rahmat dan ampunan-Mu.

Ya Allah, rahmatilah kaum muslimin dan muslimat, yang hidup maupun yang telah wafat.

Wahai hamba Allah!

Ingatlah Allah yang Mahabesar dan Mahamulia, niscaya Dia akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Nya atas nikmat-nikmat-Nya, niscaya Dia akan menambahnya kepada kalian. Dan tegakkanlah shalat.

Monday, July 21, 2025

KHOTBAH JUMAT 18 Juli 2025: Perjanjian Persatuan

Khotbah Pertama


Segala puji bagi Allah SWT, Sang Pelindung dan Maha Terpuji. Dialah yang memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk menjaga perjanjian. Kita bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, yang berbuat sesuai kehendak-Nya. Dan kita bersaksi bahwa junjungan kita Nabi Muhammad SAW adalah penutup para rasul. Semoga shalawat, salam, dan berkah Allah tercurah kepadanya, juga kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.

Amma ba'du (selanjutnya):
Aku wasiatkan kepada kalian, wahai hamba-hamba Allah SWT, dan juga kepada diriku sendiri, agar senantiasa bertakwa kepada Allah. Allah Ta‘ala berfirman:

﴿وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ﴾
"Barang siapa yang menepati janjinya dan bertakwa, maka sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran: 76)

Wahai kaum mukminin, ini adalah perintah Ilahi yang mulia, dan arahan Rabbani yang penuh hikmah. Barang siapa yang berpegang teguh padanya/janjinya, maka Allah akan memuliakannya dan memberinya pahala. Dan barang siapa yang melanggarnya, akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Allah Ta‘ala berfirman:

﴿وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا﴾
"Dan tepatilah janji; sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban." (QS. Al-Isra: 34)

Ya, menepati janji adalah bagian dari prinsip luhur, akhlak mulia, dasar kehormatan, dan tanda kecerdasan. Hanya orang-orang berakal yang mengingat dan memahami pentingnya menepati janji. Allah SWT berfirman:

﴿الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ﴾
"(Yaitu) orang-orang yang menepati janji Allah dan tidak melanggar perjanjian." (QS. Ar-Ra’d: 20)

Benar, tidaklah suatu kaum menepati janjinya melainkan mereka akan naik derajatnya, dan cinta kasih akan tumbuh di antara mereka. Dan tidaklah mereka mengingkari janji mereka melainkan kepercayaan akan sirna di antara mereka, dan kemurkaan Allah SWT pun akan menimpa mereka.

Bagaimana perasaanmu jika engkau telah membuat janji dan perjanjian dengan seseorang, lalu dia mengingkarinya dan tidak menepatinya? Bukankah dadamu akan sesak dan kemarahanmu akan memuncak karena hakmu disia-siakan?

Karena itulah Allah SWT memerintahkan kita untuk menepati janji, dan Dia memuji para nabi dan rasul atas sifat ini. Tentang kekasih-Nya, Ibrahim, Allah SWT berfirman:

﴿وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى﴾
"Dan (tentang) Ibrahim yang menunaikan (segala perintah dan janjinya)." (QS. An-Najm: 37)

Allah SWT juga menggambarkan sifat orang-orang beriman:

﴿وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ﴾
"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya." (QS. Al-Mu’minun: 8)

Menepati janji adalah tanda keimanan dan keberagamaan. Rasulullah ﷺ bersabda:

«لَا دِينَ لِمَنْ لَا عَهْدَ لَهُ»
"Tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji." (HR. Ahmad)

Itulah nilai sebuah perjanjian, kedudukan sebuah janji, dan kekuatan sebuah ikatan. Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya janji paling agung adalah perjanjian yang kita buat dengan Rabb kita. Allah Ta‘ala berfirman:

﴿وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا﴾
"Dan tepatilah janji Allah." (QS. Al-An‘am: 152)

Dan barang siapa berpegang pada janji Allah SWT, maka:

﴿فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا﴾
"Maka Dia akan memberinya pahala yang besar." (QS. Al-Fath: 10)

Adapun orang-orang yang rugi adalah mereka yang mengingkari janji Allah SWT setelah perjanjian itu diikat. Allah SWT berfirman:

﴿الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ﴾
"Orang-orang yang merusak perjanjian Allah setelah diikat dengan kokoh." (QS. Al-Baqarah: 27)

Wahai orang-orang yang setia pada janjimu, lihatlah perjanjianmu dalam rumah tangga dan keluargamu, perjanjianmu dengan istrimu yang telah difirmankan Allah SWT:

﴿وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا﴾
"Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kalian perjanjian yang kuat." (QS. An-Nisa: 21)

Periksalah pula janji dengan anak-anakmu. Tepatilah apa yang telah kau janjikan kepada mereka, penuhi harapan-harapan mereka. Jagalah pula janji dalam pekerjaan dan tugasmu dengan melaksanakan tanggung jawab dan menunaikan hak para pekerja.

Jagalah janji dalam urusan harta, dengan mengembalikannya kepada pemiliknya dan berhati-hatilah dari menyia-nyiakannya. Nabi ﷺ bersabda:

«مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا؛ أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلَافَهَا: أَتْلَفَهُ الله»
"Barang siapa mengambil harta orang lain dengan niat ingin mengembalikannya, maka Allah akan bantu membayarkannya. Dan barang siapa mengambilnya dengan niat merusaknya, maka Allah akan membinasakannya." (HR. Al-Bukhari)

Maka marilah kita tanamkan akhlak menepati janji dalam seluruh aspek kehidupan kita—dengan Allah, dengan tanah air kita, dan masyarakat kita.

Allah SWT berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ﴾
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah, dan taatilah Rasul, dan para pemimpin di antara kalian." (QS. An-Nisa: 59)

Aku sampaikan khutbah ini dan memohon ampun kepada Allah SWT untukku dan kalian, maka mohonlah ampun kepada-Nya.


Khotbah kedua

Segala puji bagi Allah SWT dengan pujian yang sebenarnya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi SAW yang tiada nabi setelahnya.

Amma ba'du, wahai orang-orang yang setia pada janjinya! Nabi kalian SAW bersabda:

«إِنَّ حُسْنَ الْعَهْدِ مِنَ الْإِيمَانِ»
"Sesungguhnya menepati janji termasuk bagian dari iman." (HR. Al-Hakim)

Di antara perjanjian paling agung yang pernah disepakati oleh penduduk negeri yang mulia ini adalah Perjanjian Persatuan, yang ditandatangani oleh Syekh Zayed—semoga Allah menyucikan ruhnya—dan para pendiri negara lainnya, tepat pada hari seperti ini, 55 tahun yang lalu.

Sampai hari ini kita terus mengingat dan menghargai kesungguhan mereka dalam memuliakan rakyat dan memakmurkan negeri.

Dalam perjanjian itu tertulis:
"Kami ingin memenuhi keinginan rakyat kami untuk bersatu, menyatukan kehendak kami, mempererat ikatan yang menyatukan kami, dan berusaha mewujudkan stabilitas, kesejahteraan, serta keadilan di negeri kami. Kami yakin bahwa persatuan adalah jalan menuju kemuliaan, kekuatan, dan kebaikan. Maka kami menyatakan kesepakatan untuk mempersatukan emirat-emirat kami dalam satu negara yang mampu membela eksistensinya, menjaga keamanannya, mewujudkan harapan rakyatnya, dan mengukuhkan posisinya di tengah bangsa-bangsa.”

Ya, mereka menginginkan kebaikan dan berjanji untuk meraihnya. Maka Allah memberi taufik kepada mereka dan meneguhkan kita di atasnya.

Amalan pertama yang dilakukan oleh Syekh Zayed setelah menandatangani perjanjian adalah bersujud kepada Tuhannya dalam rasa syukur atas nikmat-Nya. Maka marilah kita pun bersyukur atas kebijaksanaan pemimpin kita, atas nikmat persatuan kita. Tanamkan nilai-nilainya dalam jiwa anak-anak dan cucu-cucu kita.

Mari kita doakan para pendiri negara agar dirahmati oleh Allah dan dibalas dengan kebaikan. Kita doakan juga pemimpin kita yang bijak, yang telah menjalankan amanat persatuan dengan sangat baik, menjadikan negeri ini teladan yang dikagumi banyak bangsa.

Dan kita berjanji, bahwa kita akan tetap setia pada perjanjian persatuan, berpegang teguh pada nilai-nilainya, dan setia kepada tanah air kita. Allah telah memuji orang-orang yang setia dengan firman-Nya:

﴿وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا﴾
"Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila mereka berjanji." (QS. Al-Baqarah: 177)

*Doa Penutup*

Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang beriman kepada-Mu, yang beribadah kepada-Mu, dan berbakti kepada orang tua kami. Rahmatilah mereka sebagaimana mereka telah mendidik kami di waktu kecil, wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang pengasih.

Ya Allah, lindungilah negara Uni Emirat Arab, peliharalah dengan penjagaan-Mu, dan limpahkan perhatian-Mu, wahai Rabb semesta alam.

Ya Allah, lindungilah Presiden Negara, Syekh Muhammad bin Zayed, anugerahkan kepadanya bimbingan dan hikmah, serta berikan taufik kepada para wakil dan saudaranya para pemimpin UEA, termasuk Putra Mahkota yang terpercaya, dan perwakilan penguasa di Dhafrah, untuk melakukan apa yang Engkau cintai dan ridhai.

Ya Allah, rahmatilah Syekh Zayed, Syekh Rasyid, dan seluruh syekh UEA yang telah kembali ke rahmat-Mu. Masukkan mereka ke surga-Mu yang luas dan liputi para syuhada bangsa ini dengan rahmat dan ampunan-Mu.

Ya Allah, rahmatilah seluruh muslimin dan muslimat, yang hidup maupun yang telah wafat.

Wahai hamba-hamba Allah, ingatlah Allah Yang Maha Agung, niscaya Dia akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Nya atas nikmat-Nya, niscaya Dia akan menambahkannya untuk kalian. Dirikanlah shalat.