Khutbah Jumat, 18 Sya’ban 1436 H / 05 Juni 2015
Lihatlah apa yang telah diperbuat untuk masa depan
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، جَعَلَ الدُّنْيَا زَادًا، وَالآخِرَةَ مِعَادًا، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدَ
الشَّاكِرِينَ الذَّاكِرِينَ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ،
وَلِيُّ الصَّالِحِينَ، وَقَابِلُ التَّائِبِينَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا
وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، إِمَامُ
الْمُتَّقِينَ، وَخَاتَمُ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ، فَاللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا
بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ
سُبْحَانَهُ:( يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَا
قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ)([1]).
وَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ:(
فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ)([2]).
Kaum
muslimin : diantara tanda-tanda kebesara Allah adalah pergantian siang
dan malam, berlalunya tahun dan umur, semua itu mengandung pelajaran
yang sangat berharga bagi orang yang mau berpikir,
Allah Swt berfirman :
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
“Dan
Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang
yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur” (Al
Furqan 25 : 62).
Maksudnya
dijadikan siang dan malam datang silih berganti, agar orang yang
ketinggalan kebaikan di malam hari dapat menggantinya di siang hari, dan
begitu pula sebaliknya, Allah
menjadikan dunia ini sebagai ladang bercocok tanam untuk kepentingan
akhirat, dijadikan amal shaleh sebagai modal perdagangan yang
menguntungkan, Allah Swt berfirman :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya” (Al Mulk 67 : 2).
Maka
beruntunglah orang yang menggunakan waktunya dengan baik, melunasi
kewajiban yang ditinggalkannya dan berbekal dari masa kininya untuk masa
depannya, serta berusaha terus menerus
menjalankan ketaatan pada Tuhannya, meningkatkan dirinya, sehingga
keluarga, masyarakat dan negaranya mendapatkan manfaat darinya.
Hamba
Allah : orang yang berbahagia adalah orang yang mengintrospeksi dirinya
dan mengoreksi amalannya, bila terlihat kebaikanya banyak maka ia
bersyukur dan terus menambah amalan baiknya,
bila ia melihat selain itu, ia segera bertaubat dan beristighfar.
Karena sesungguhnya pintu kebaikan itu terbuka luas, jalan menuju
pertaubatan itu sangat mudah dan gampang, Umar bin Khattab RA berkata :
“Hisablah dirimu sebelum dihisab, timbanglah dirimu sebelum
ditimbang, karena sesungguhnya itu mudah bagi kalian esok para hari
pembalasan bila sejak kini menghisab diri dan berhiaslah pada pertemuan
akbar,
Allah Swt berfirman :
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ
“Pada
hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari
keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)” (Al Haqqah 69 : 18).
Barang
siapa menghisab dirinya, maka ia akan lebih istiqomah, perbuatannya
akan lebih baik, karena ia yakin bahwa Allah Swt menghisab amalan
hamba-hamba-Nya dan Dia akan membalas
dan menepati janji-Nya di hari pembalasan, Allah Swt berfirman :
وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا
“Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab” (An Naba’ 78 : 29).
Maksudnya
: Kami mencatat semua amalan manusia, membalas setiap perbuatan mereka,
bila baik akan mendapatkan kebaikan dan bila buruk, keburukan pula yang
akan diterima (Ibnu Katsir
8/307). Allah Swt berfirman :
يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا
وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
“Pada
hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapan (di
mukanya), begitu (juga) kejahatan
yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari
itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap
siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya” (Ali Imran
3 : 30)
Para
jamaah shalat : sesungguhnya mempersiapkan diri untuk akhirat adalah
dengan cara menginvestasikan umur, menghargai nilai sebuah waktu, serta
memandang apa yang telah dilakukan oleh seseorang
untuk akhiratnya, karena umur itu sangat singkat, ia akan berangkat
pergi ke rumah yang kekal kelak, menunda-nunda dapat menjauhkan
seseorang dari amalan baik, karena manusia terkadang berhasrat
menunaikan kebaikan, tapi ajal ternyata telah datang menjemputnya,
Allah Swt berfirman :
وَأَنْفِقُوا
مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ
فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ*
وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Dan
belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu; lalu ia
berkata : Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?. Dan Allah
sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah
datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang
kamu kerjakan” (Al Munafiqun 63 : 10-11). Nabi Saw menasehati seseorang dalam sabdanya :
اغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ
سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ،
وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Jaga
lima sebelum datangnya lima, masa mudamu sebelum masa tuamu, kayamu
sebelum miskinmu, masa senggangmu sebelum masa sibukmu, dan hidupmu
sebelum matimu”(Mustadrak Al Hakim 4/341).
Betapa pentingnya penginvestasian waktu, sehingga usianya dipenuhi oleh
perbuatan-perbuatan yang bermanfaat, karena perlu diingat bahwa dunia
akan beranjak pergi, sementara akhirat akan datang menanti, sekarang
waktunya berbuat dan kelak waktunya pertanggung
jawaban.
Hamba Allah : sesungguhnya manusia terkadang terjatuh pada kesalahan, tergelincir dan lupa, Allah Swt berfirman :
وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
“Dan manusia dijadikan bersifat lemah” (An Nisa’ 4 : 28)Nabi Saw bersabda :
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Setiap
Anak Adam pernah berbuat salah, dan sebaik-baiknya orang yang melakukan
kesalahan adalah yang mau bertaubat” (At Tirmidzi 2499 Ibnu Majah
4521).
Yang
berakal akan terus meningkatkan kebaikan yang ada, menyempurnakan
kekurangan yang menimpa, bila ia pernah berlaku lalai terhadap hak-hak
Tuhannya, ia bersegera beristighfar
memohon ampunan dengan bertaubat dan pengharapan pada Rahmat-Nya
semakin besar. Sementara bila ia lalai dalam menjalankan hak-hak
keluarga dan kerabatnya, ia segera berbuat bakti pada mereka dan juga
mengunjungi mereka, mengunjungi orang yang memutus hubungannya.
Bila ia merasa berbuat dhalim pada seseorang, ia pun bersegera meminta
maaf dan kemurahan hati darinya, Nabi Saw bersabda :
مَنْ
كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ
فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ
وَلاَ
دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ
مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ
صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
“Barangsiapa
berbuat dhalim kepada saudaranya dalam kehormatannya atau sesuatu yang
lain, maka hendaklah ia meminta kehalalannya pada hari ini (di dunia)
sebelum
(datang hari) yang tidak ada Dinar tidak pula Dirham, apabila ia
mempunyai amalan shalih, maka akan diambil darinya sekadar kedhalimannya
dan apabila ia tidak mempunyai kebaikan, maka akan diambil dari
kejelekan orang yang didhalimi kemudian ditimpakan kepadanya”(Bukhari
2499)
Begitulah
hendaknya seorang muslim yaitu menutupi segala kekurangannya,
memperbaiki yang tertinggal di masa lalunya, agar ia lebih siap
menghadapi akhiratnya, sebuah persiapan pertanggung
jawaban dihadapan Allah, maka beruntunglah orang yang mempersiapkan
diri, dengan menjaga dan menunaikan perintah Allah, hak-hak manusia,
memperbanyak berbuat kebajikan dan menjauh dari segala keburukan, Nabi
Saw bersabda :
مَا
مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ
تُرْجُمَانٌ، فَيَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلَّا مَا
قَدَّمَ مِنْ عَمَلِهِ، وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلَّا
مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلاَ يَرَى إِلَّا النَّارَ
تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Setiap
kalian pasti akan diajak bicara oleh Rabb-nya, dimana tidak ada
penterjemah antara dia dengan Allah, lalu dia menoleh ke sebelah
kanannya, dia tidak melihat
kecuali hasil dari apa yang telah dikerjakannya (di dunia). Dia pun
menoleh ke sebelah kiri, dan yang terlihat hanyalah apa yang telah
dikerjakannya (di dunia), lalu dia melihat ke depan, dan yang ia lihat
hanya ada neraka di hadapannya, karena itu, berlindunglah
kalian dari api neraka walaupun dengan separuh kurma” (Muttafaq ‘alaih)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى
التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah
pada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah
diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa ilmu adalah
dasar perkembangan manusia, waktu
yang paling baik adalah waktu yang diinvestasikan untuk menuntut ilmu,
karena ia dapat menajamkan pandangan, memperluas pikiran, mengangkat
pemiliknya serta membantunya untuk selalu berbakti untuk agama dan
negaranya, oleh karena itu wahai para pemuda, kalian
sekarang berada diambang ujian, perkuatlah kemauan kalian,
bersungguh-sungguhlah dalam belajar kalian dan berusahalah untuk selalu
mendapatkan nilai terbaik. Seorang bijak berkata :
“Barang siapa bersungguh-sungguh, ia akan mendapatkan dan barang siapa menanam, ia akan menuai”.
Ketahuilah bahwa kalian generasi masa depan, bangunan kemajuan, kalian
adalah kekayaan yang sangat berharga bagi masyarakat dan negara kalian
dan itu tentu
dengan keahlian dan bekal ilmu kalian. Bersungguh-sungguhlah dan
memintalah pertolongan pada Tuhan kalian, barang siapa bertawakkal
kepada Allah, Dia akan memberikan petunjuk padanya, Nabi Saw bersabda :
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ
“Berusahalah untuk mendapatkan yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan pada Allah dan jangan lemah” (Muslim 2664)
Tugas
orang tua adalah membantu anak-anak mereka menggapai kesuksesan,
memberikan kesempatan yang baik pada mereka, mendorong mereka agar
mengembangkan kemampuan mereka, singkirkan tantangan
dan doakanlah mereka, agar kelak mereka menjadi penyejuk pandangan
mereka sehingga mereka mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, Allah
Swt berfirman :
وَالَّذِينَ
يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا
قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan
orang-orang yang berkata : Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami
isteri-isteri dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami, dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”
(Al Furqan 25 : 74)
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ
وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([3]).
وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:«
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4]).
وَقَالَ r:«
لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([5]).
اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ،
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ
وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ
الأَكْرَمِينَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ
التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ
وَفِّقْنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَأَعِنَّا عَلَى طَاعَتِكَ وَحُسْنِ
عِبَادَتِكَ،
وَوَفِّقْ أَبْنَاءَنَا لِلْخَيْرِ وَالسَّدَادِ، وَيَسِّرْ لَهُمْ سُبُلَ
النَّجَاحِ وَالتَّفَوُّقِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ
لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ
فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ،
وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ،
وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ،
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً،
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ
عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ
عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ
وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ
مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ،
وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ
اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ
وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ
اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ
زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ
انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ
وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ
أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ
عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا،
وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ
وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([6]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([7])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ
تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([8]).
__________________________________________________________________
Khutbah Jumat, 25
Sya’ban 1436 H / 12 Juni 2015
Menyambut Bulan
Ramadhan
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، جَعَلَ لِلْمُتَّقِينَ مَوَاسِمَ لِلطَّاعَاتِ, وَخَصَّ رَمَضَانَ بِمَزِيدٍ مِنَ الْفَضْلِ
وَالْبَرَكَاتِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ،
حَثَّنَا عَلَى التَّنَافُسِ فِي الْخَيْرَاتِ, وَالتَّزَوُّدِ مِنَ الْقُرُبَاتِ،
فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا
بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ:(
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)([1]).
Kaum muslimin : beberapa hari lagi, tamu
agung akan datang menjumpai kita, bulan mulia dan musim ketaatan, yaitu bulan
Ramadhan yang penuh keberkahan, Allah membuka pintu rahmat-Nya untuk kita
semua, kemuliaan banyak diberikan pada bulan tersebut, ia merupakan bulan persiapan
dan pembekalan bagi orang-orang yang bertakwa, Rasulullah Saw bersabda :
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ،
وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ
يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ
مِنَ النَّارِ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Bila tiba awal malam Ramadhan,
syetan-syetan dan jin-jin jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak
ada satupun pintunya yang dibuka. Sedangkan pintu-pintu surga dibuka dan tidak
satupun pintunya yang tertutup, seorang penyeru memanggil : wahai orang yang
menginginkan kebaikan kemarilah, dan wahai orang yang menginginkan keburukan
tahanlah, dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari api neraka dan
itu terjadi pada setiap malam” (At Tirmidzi 682, Ibnu Majah 1642)
Ia merupakan bulan terbaik bagi seorang
muslim, hari-harinya dipenuhi rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka,
didalamnya terdapat lailatul qadr yang lebih baik dari seribu malam. Ramadhan
merupakan kesempatan untuk meningkatkan dan memperharui diri, ia merupakan
musim pembenahan, ia merupakan lapangan perlombaan dan kesungguhan dalam
kebaikan, Al Hasan Al Bashri RA berkata : “Sesungguhnya Allah Swt menjadikan
bulan Ramadhan sebagai lapangan bagi makhluk-Nya, mereka melakukan perlombaan
dalam ketaatan menggapai ridha-Nya” (Lathaiful Ma’arif, halaman 210)
Sungguh beruntung orang yang mendapatkan
bulan Ramadhan, menggunakan kesempatan tersebut untuk bersungguh-sungguh dalam
meningkatkan keimanan dan amalannya.
Hamba Allah
: sesungguhnya bulan Ramadhan merupakan madrasah pembersihan diri, hati dan
jiwa. Dan sesungguhnya persiapan yang utama untuk menyambut Ramadhan adalah
dengan memperbaharui hubungan seorang
muslim dengan Tuhannya, beribadah dengan hati dan jiwanya, selanjutnya langkah pertama adalah dengan bertaubat pada Allah, ia merupakan pintu
utama untuk memperbaharui hubungan dengan Tuhan Yang Maha Menerima Ampunan, Dia
senang terhadap orang-orang yang bertaubat, dan Dia mengampuni orang-orang yang
kembali dan orang-orang yang rajin beristighfar, Allah Swt berfirman :
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
“Dan sesungguhnya Aku Maha Penampun bagi
orang yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh, kemudian tetap di jalan yang
benar” (Thaha 20 : 82). Pintu taubat terbuka lebar dan pemberian
Allah sangat luas, disebutkan dalam sebuah firman Allah yang memberikan khabar
gembira pada orang-orang yang bertaubat :
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ
اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
“Kecuali orang-orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka itu kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al
Furqan 25 : 70). Kemudian menjaga semua shalat wajib, membaca Al Quran dan memperbanyak
melakukan shalat sunnah, Allah Swt berfirman dalam hadits Qudsi :
مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ
عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
“Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku
dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan
kepadanya, hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan
ibadah-ibadah sunnah, hingga Aku mencintainya” (Bukhari 6502)
Para jamaah
shalat : sesungguhnya bulan Ramadhan merupakan kesempatan untuk meningkatkan
diri dalam berinteraksi dengan kedua orang tua, memperkuat hubungan dengan
keduanya, serta bersegera berbakti kepada keduanya, berbuat baik padanya,
berlaku lemah lembut dan sopan terhadap keduanya dan memenuhi kebutuhan
keduanya, karena itu semua merupakan sebab utama diterimanya rahmat dan ridha
Allah di bulan ampunan ini, Allah Swt berfirman :
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ
وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang
itub-bapakmu, hanya keapda-Ku lah kembalimu” (Luqman 31 : 14)
Begitu
pula, bulan ini merupakan kesempatan untuk memperkuat hubungan keluarga dengan
memperkuat hubungan dan cinta kasih antara suami isteri, berlaku baik serta
setiap pasangan berusaha memenuhi hak-hak sesamanya, karena keluarga adalah
rahmat, cinta dan kebaikan.
Dan
juga
memperbaharui hubungan dengan anak keturunan, dengan selalu memberikan
perhatian dan perlindungan pada mereka, mendidik mereka agar berada di
jalan
yang lurus, memagari mereka dengan
keimanan dan akhlak mulia, memberi mereka pencerahan sehingga mereka
tumbuh dan
dewasa, agar kelak mereka tidak terpedaya oleh slogan-slogan yang
menipu dan ajakan yang tendensius juga paham yang salah, tapi teruslah
berusaha
untuk meningkatkan diri dan jiwa mereka sehingga mereka dapat bermanfaat
untuk
keluarga dan kebangkitan negara mereka.
Kaum
muslimin : peningkatan diri di bulan Ramadhan dengan beragam cara, diantaranya
memperbaharui hubungan dengan masyarakat, dengan menambah erat hubungan
silaturrahim, berlaku baik pada mereka sesuai dengan standar akhlak dan
nilai-nilai mulia, Nabi Saw bersabda :
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِساً
يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقاً
“Sesungguhnya
orang yang paling aku cintai diantara kalian dan yang paling dekat kedudukannya
denganku pada hari kiamat, adalah orang yang paling baik akhlaknya” (At
Tirmidzi 2018). Sungguh berbahagia orang yang menjadi teman Nabi Saw, di surga kelak,
dan sungguh indah bila kita mampu menyambut Ramadhan dengan menunaikan hak-hak
pada pemiliknya dan mengurangi beban sesamanya, Allah Swt berfirman :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى
أَهْلِهَا
“Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya” (An
Nisa’ 4 : 58). Dan kini kita berada diambang pintu bulan Ramadhan, maka hendaknya kita
berusaha mewujudkan toleransi dan saling tolong menolong, berusaha
membahagiakan hati dan jiwa sesamanya, karena bulan ini merupakan bulan yang
dipenuhi kedermawanan, infak dan kebaikan, bulan untuk membantu orang yang
membutuhkan dan biasanya orang-orang melakukannya lebih senang ketika dilakukan
di bulan Ramadhan.
Hamba Allah
: pada musim ketaatan ini, hendaknya kita memperbaharui kembali hubungan kita
dengan negara dan pemimpin kita, memperbaharui loyalitas dan kesetiaan kita,
melalui kerja saja dan dukungan penuh, sehingga negara kita ini menjadi negara
yang maju dan terus berkembang, tumbuh dan berbudaya, dengan bekal kesungguhan,
tekad dan ilmu yang bermafaat, berpegang teguh dengan Al Quran dan Sunnah Nabi
Saw, menjaga tujuan agama mulia ini,
ketoleran agama ini, berpegangan dengan manhaj yang menengah dan moderat,
menjauh dari semua penyebab timbulnya fitnah dan perpecahan, berhati-hati
terhadap semua jalan dan sebab tindakan terorisme. Semua hal diatas akan
membawa hasil besar di dunia dan akhirat, manfaat yang menyeluruh terhadap
individu, keluarga, masyarakat dan negara. Maka beruntunglah orang yang
menginvestasikan waktunya untuk menjalankan ketaatan pada Pemilik langit dan
bumi.
Ya Allah berilah keberkahan pada kami di hari-hari
yang tersisa dari bulan Sya’ban, sampaikan
kami pada bulan Ramadhan, berilah pertolongan pada kami agar mampu menunaikan
puasa dan shalat malam di dalamnya, agar mampu menjaga ucapan kami, agar mampu
membaca Al Quran, dan berilah kami taufiq untuk selalu mentaati-Mu, mentaati
Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami
agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An
Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ
وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ،
فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لاَ تُعَدُّ وَلاَ تُحْصَى، وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ،
وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa,
merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya zakat merupakan salah satu rukun agama, yang diwajibkan oleh Allah
dan digandengkan dengan shalat di dalam Al Quran, ia merupakan hak bagi kaum
fakir miskin, sebagaimana ia merupakan simbol solidaritas dan kerja sama antara
ummat Islam, ia memiliki peran penting dan manfaat besar bagi individu dan
masyarakat, ia dapat mensucikan jiwa pemberinya dari kekikiran, dan melatih
orang yang berzakat untuk selalu memberi, Allah Swt berfirman :
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ
بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan berdoalah untuk
mereka, sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa mereka, dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (At Taubah 9 : 103)
Zakat berarti keberkahan dan pertumbuhan, berarti pula perlindungan
terhadap harta, sebagaimana ia menjadi penyebab melimpahnya balasan dan pahala,
Allah Swt berfirman :
ومَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ
هُمُ الْمُضْعِفُونَ
“Dan
apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan
Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya)” (Ar Rum 30 :
39). Maksudnya Allah akan melipat gandakan pahala dan
balasan pada mereka.
Rasulullah Saw menetapkan nisab, timbangan
dan syaratnya zakat dan juga waktu pelaksanaanya, sehingga seorang muslim
benar-benar tahu mengenai perintah dan kewajiban ini. Dan pengetahuan mengenai
hal ini tentu hendaknya didapat melalui
ulama yang terpercaya dengan cara bertanya dan meminta fatwa pada mereka, Allah
Swt berfirman :
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (An Nahl 43)
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ
أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا)([2]). وَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]). وَقَالَ
r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ،
وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ،
وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ بَلِّغْنَا رَمَضَانَ، وَارْزُقْنَا صِيَامَهُ وَقِيَامَهُ، وَأَعِنَّا فِيهِ عَلَى حُسْنِ
عِبَادَتِكَ يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا
إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ،
وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً
إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا
قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ،
الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ
يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ
عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ
مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ
اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ
أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ
والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ
فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا
يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا
مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ
تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ
مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ
يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى
عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُونَ)([7]).
____________________________________________________________________________
Khutbah Jumat,
02
Ramadhan 1436 H / 19 Juni 2015
Berbekal Ketakwaan
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، جَعَلَ
الصِّيَامَ جُنَّةً،
وَخَصَّصَ لِلصَّائِمِينَ بَابًا
مُوَصِّلاً إِلَى الْجَنَّةِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ،
الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ،
وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَحَبِيبُهُ، الدَّاعِي إِلَى أَفْضَلِ الأَعْمَالِ، وَأَحْسَنِ الأَقْوَالِ،
فَاللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَعَلَى مَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:( وَسَارِعُواْ
إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُها السَّمَـوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ)([1]).
Kaum
muslimin : Alhamdulillah kita telah diberikan nikmat besar dengan
disampaikannya kita pada bulan Ramadhan,
didalamnya terdapat banyak sekali kebaikan dan kebajikan, ini merupakan
nikmat dan pemberian yang besar yang patut disyukuri oleh seseorang
atas pemberian ini, sehingga ia mampu menggunakannya dalam kebaikan dan
menginvestasikannya dalam ketaatan. Ramadhan
merupakan bulan yang tidak ada tandingannya dan kebaikannya yang
dilakukan dilipatgandakan pahalanya, ia merupakan bulan yang
diistimewakan dengan ibadah, puasa wajib dan shalat malam, pada bulan
tersebut musim ampunan dan rahmat datang, keberuntungan dan
derajat tinggi diberikan, didalamnya dipenuhi dengan sentuhan
kemuliaan, malam-malamnya diliputi keberkahan dan hari-harinya adalah
keindahan, ia terjadi hanya beberapa hari saja, tapi kebaikannya
melimpah ruah, Allah Swt berfirman :
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ
“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu” (Al Baqarah 2 : 184).
Beruntunglah
orang yang menghadapi bulan Ramadhan dengan penuh keyakinan akan nilai
mulianya, sehingga ia berusaha untuk meraih keberuntungan di dalamnya,
Allah Swt berfirman :
وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
“Dan untuk yang demikian itu, hendaknya orang berlomba-lomba” (Al Muthaffifin 83 : 26)
Hamba
Allah : sesungguhnya keutamaan bulan puasa sangat besar, Allah telah
meninggikan kedudukan orang yang berpuasa,
memberikan pintu khusus bagi mereka memasuki surga, dan tidak seorang
pun selain mereka yang boleh memasukinya pada hari kiamat, Nabi Saw
bersabda :
إِنَّ
فِي الجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ
الصَّائِمُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ،
يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُونَ؟ فَيَقُومُونَ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ
غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya
di surga terdapat satu pintu yang dinamakan Ar Rayyan, masuk darinya
orang-orang yang berpuasa
pada hari kiamat, tidak seorang pun masuk darinya selain mereka,
dikatakan : mana orang-orang yang berpuasa ? lalu mereka beranjak dan
tidak boleh masuk seorang pun selain mereka, bila mereka telah masuk
maka pintu tersebut ditutup dan tidak boleh masuk seorangpun”
(Muttafaq ‘alaih)
Keutamaan dan keistimewaan yang diberikan Allah pada bulan puasa adalah dilipatgandakannya pahala, Rasulullah
Saw bersabda :
قَالَ اللَّهُ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Allah berfirman : setiap amalan anak Adam baginya, kecuali puasa, sesungguhnya ia milik-Ku dan Aku Yang membalasanya”
(Muttafaq ‘alaih). Orang-orang yang berpuasa dijanjikan ampunan atas keburukannya, ampuan atas dosa dan kesalahannya, Nabi Saw bersabda :
“Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu” (Muttafaq ‘alaih). Maksudnya
barang siapa mengerjakan itu karena keimanan dengan kewajiban puasa
Ramadhan dan mengharap ampunan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, maka
ia akan mendapatkan kasih sayang dan ampunan (Fathul Bari 4/115). Dan
beruntunglah orang yang berniat tulus karena Allah untuk berpuasa,
memenuhi syarat dan rukunnya, karena ia akan termasuk pada golongan
orang-orang yang beruntung.
Para shaimin : sesungguhnya puasa memiliki sunnah dan adab yang perlu dijaga, diantaranya : menjaga ucapan dan
anggota tubuh dari ucapan sia-sia dan dosa, serta selau berperangai baik dalam ucapan dan tindakan, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan dusta, niscaya Allah tidak butuh dia meninggalkan
makanan dan minumannya” (Bukhari 1903). Ditegaskan dalam sabda lainnya :
إِذَا
كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنْ
سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Apabila seorang diantara kalian berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor dan berteriak-teriak. Jika ada orang
yang mencela atau mengajaknya bertengkar maka katakanlah : sesungguhnya aku sedang berpuasa” (Muttafaq ‘alaih).
Sungguh indah bila seorang berpuasa dan berpuasa bersamanya
pendengaran, penglihatan, ucapan dan semua anggota tubuhnya, sehingga
timbul keserasian antara dirinya dan sesamanya, dan interaksi dengan
sesamanya berdiri berdasarkan saling tolong menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan, berpandukan etika mulia dalam ucapan dan
tindakan, jujur dalam ucapan, terpercaya dalam muamalah, tekun dalam
tugas dan toleran serta moderat dalam pendiriannya.
Kaum muslimin : Ramadhan merupakan bulan Quran, Allah Swt berfirman :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)” (Al Baqarah 2 : 185).
Seorang muslim hendaknya membacanya dengan tadabbur dan penuh
kekhusu’an, sehingga arti
ayat-ayat, pelajaran dan nasehat yang ada didalamnya melimpah ruah ke
dalam hatinya, yang pada akhirnya jiwa mukmin tersebut dan ruhnya
menjadi tenang dan senang, Allah Swt berfirman :
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (Ar Ra’d 13 : 28)
Nabi Saw menganjurkan agar selalu setia dengan membaca Al Quran terutama pada bulan Ramadhan, disebutkan dalam
sabdanya :
الصِّيَامَ
وَالْقُرْآنَ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: رَبِّ
مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ، وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ،
وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: رَبِّ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ،
فَشَفِّعْنِي فِيهِ، فَيَشْفَعَانِ
“Puasa
dan al Quran, keduanya menjadi syafaat bagi seorang hamba, puasa
berkata : wahai Tuhanku, aku menghalanginya
dari makanan dan syahwat di siang hari, maka berilah syafaat untuknya.
Al Quran berkata : wahai Tuhanku, aku menghalanginya dari tidur di malam
hari, maka berilah syafaat, maka keduanya memberi syafaat” (Ahmad
11/199).
Khabar
gembira bagi orang yang membaca Al Quran, memahami artinya dan
mengamalkan kandungannya. Begitu juga dianjurkan untuk memperbanyak
berdoa dan mengharap pada Allah semata,
Allah Swt berfirman :
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ
إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ
يَرْشُدُونَ
“Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat, Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (Al
Baqarah 2 : 186).
Orang yang berpuasa dekat dengan Allah dan doanya terkabulkan, Rasulullah Saw bersabda :
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ: دَعْوَةُ الصَّائِمِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga doa yang dikabulkan : doa orang yang berpuasa, doa orang yang bepergian dan doa orang yang terdhalimi”
(Syu’bul Iman 3323)
Beruntunglah orang yang memperbanyak doa untuk kebaikan dirinya, keluarganya, negaranya dan pemimpinnya, dan berusaha
membiasakan lidahnya untuk beristighfar dan berdzikir kepada Allah pada siang dan malam, Allah Swt berfirman :
وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari” (Ali Imran
3 : 41)
Memberikan makan dan memberikan buka puasa termasuk pintu kebaikan yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw, serta
pelakunya akan mendapatkan pahala dan balasan yang melimpah ruah, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِمْ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شيء
“Barang siapa yang memberikan buka puasa pada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti pahala mereka
tidak dikurangi dari pahala mereka sedikitpun” (At Tirmidzi 807, Ibnu Majah 1746)
Memperbanyak sedekah, infak dan berbuat kebajikan merupakan salah satu kebaikan yang dianjurkan di bulan Ramadhan, Rasulullah Saw bersabda :
فَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
r
أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ
“Rasulullah Saw merupakan manusia yang paling dermawan dan kedermawanannya banyak terwujud di bulan Ramadhan” (Muttafaq ‘alaih)
Ya
Allah terimalah puasa, shalat malam dan amalan baik kami, dan berilah
kami taufiq untuk selalu mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan
mentaati orang yang Engkau perintahkan
kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ
أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ،
وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah
kepada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah
diawasi dalam keramaian
dan kesendirian dan ketahuilah bahwa diantara sifat-sifat mukmin yang
sejati adalah selalu membersihkan diri dan menjauh dari harta yang ada
ditangan orang lain, karena seorang mukmin adalah orang yang selalu
bersyukur atas semua nikmat Allah, ridha dengan
segala pemberian-Nya serta puas dengan segala pembagian-Nya, inilah
akhlak dan nilai-nilai mulia yang dianjurkan agama kita, dari Sahl bin
Sa’ad As Sa’idi RA berkata :
جَاءَ جِبْرِيلُ إِلَى النَّبِيِّ
r
فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، أَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ،
وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكِ مَجْزِيٌّ بِهِ، وَعِشْ مَا شِئْتَ
فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ
بِاللَّيْلِ، وَعِزَّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ
“Jibril
datang pada Nabi Saw dan berkata : wahai Muhammad, cintailah siapa yang
kau suka, sesungguhnya suatu saat kau akan berpisah dengannya,
berbuatlah apa yang kau suka, sesungguhnya kau akan mendapatkan
balasannya, hiduplah sesukamu, sesungguhnya kau akan mati,
dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kemuliaan seorang mukmin adalah saat
ia bangun (shalat) malam dan kehormatannya ada saat ia tidak membutuhkan
pada manusia” (Syu’bul Iman 13/125).
Dalam hadits lain disebutkan :
مَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ
“Barang siapa menjaga kehormatan dirinya (tidak meminta-minta), maka Allah
akan menjaga kehormatan dirinya dan barang siapa merasa cukup maka Allah akan mencukupkannya” (Muttafaq ‘alaih)
Islam menganjurkan untuk mencari rezeki dan pekerjaan agar mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya, dan
dilarang meminta-minta, karena meminta-minta (mengemis) dapat merusak individu dan masyarakat, Nabi Saw bersabda :
لَأَنْ
يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ أَحْبُلًا، فَيَأْخُذَ حُزْمَةً مِنْ حَطَبٍ،
فَيَبِيعَ، فَيَكُفَّ اللَّهُ بِهِ وَجْهَهُ، خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ
النَّاسَ، أُعْطِيَ أَمْ مُنِعَ
“Sungguh
seorang diantara kalian yang mengambil tali, lalu ia mencari seikat
kayu bakar kemudian dijual, sehingga
dengan itu Allah menjaga wajahnya (kehormatannya), maka ini lebih baik
daripada dia meminta-minta kepada orang lain, yang terkadang diberi dan
ditolak” (Bukhari 1471).
Dan
perlu diketahui oleh semua bahwa mengemis dilarang, dan hendaknya kita
saling tolong menolong dengan pihak berwajib untuk melaporkan bila
melihat orang yang mengemis.
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ
وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]).
وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:«
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]).
وَقَالَ r:«
لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ
الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي
بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ
الأَكْرَمِينَ، وَعَنْ
أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لاِغْتِنَامِ رَمَضَانَ، وَأَعِنَّا فِيهِ عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَتِلاَوَةِ الْقُرْآنِ،
وَاجْعَلْنَا فِيهِ مِنَ الْفَائِزِينَ الْمَقْبُولِينَ يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ
لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ
فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ،
وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ،
وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ،
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً،
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ
عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ
عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ
وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ
مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ،
وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ
اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ
وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ
اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ
زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ
انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ
وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ
أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ
عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا،
وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ
وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ
تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([7]).
___________________________________________________________________
Khutbah Jumat
09 Ramadhan 1436 H / 26 Juni 2015 M
Kemoderatan
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، جَعَلَ حِفْظَ الْعَقْلِ مِنْ مَقَاصِدِ الدِّينِ، وَحَثَّ عَلَى الْفِكْرِ الْقَوِيمِ،
وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ،
إِمَامُ الْمُتَّقِينَ،
وَخَاتَمُ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:( يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا*
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا)([1]).
Kaum
muslimin : di bulan Ramadhan hati menjadi tenang, manusia semangat
beribadah pada Tuhan Yang
Maha Mengetahui, sehingga mereka bersungguh-sungguh menjalani ketaatan,
berusaha mendapatkan ridha Allah, datang menghadiri majlis ilmu agar
lebih paham urusan agama mereka, karena Allah telah mensyariatkan agama
dan mewajibkan kewajiban agar akal manusia
menjadi tercerahkan dan pemikiran mereka menjadi lurus, karena akal
merupakan salah satu nikmat Allah yang paling berharga yang dapat
digunakan oleh manusia untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat,
membangunan kehidupan yang lebih mapan dan mewujudkan
pencapaian-pencapain
yang lebih tinggi. Akal adalah kekayaan ummat, senjata bagi satu bangsa
karena ia sebagai medium untuk memahami agama mulia ini, Allah Swt
berfirman :
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya” (Yusuf 12 :
2).
Allah telah menurunkan Al Quran dengan bahasa arab agar dapat dinalar,
dipahami dan didalami, dapat menjadi sumber ilmu dan semua itu dapat
dilakukan hanya dengan akal yang
sehat yang mau berpikir.
Hamba Allah : sesungguhnya pemikiran sehat memiliki keistimewaan, diantaranya adalah kemoderatan dan menjaga keberimbangan
dan keluwesan dan menjauh dari tindakan berlebih-lebihan dan radikal, Allah Swt berfirman :
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang adil dan pilihan” (Al
Baqarah 2 : 143).
Ummat yang moderat memiliki pemikiran yang cerdas dan ide-ide ideal,
yang selalu berusaha mewujudkan kemaslahatan dan tujuan yang paling
tinggi, dengan
kemoderatan dan keistiqomahan dan tidak berlaku radikal dan
berlebih-lebihan, Allah Swt berfirman :
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu” (Hud 11 : 112).
Maksudnya
berpegang teguhlah pada syariat Allah tanpa berlebihan dan kelalaian.
Rasulullah Saw telah mengingatkan kita dari semua bentuk tindakan
radikal, dan mengajak
kita untuk mengedepankan kemudahan dan menjauh dari kesusahan dan
kesulitan, Rasulullah Saw bersabda :
يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا، وَلاَ تُنَفِّرُوا
“Permudahlah dan jangan dipersulit, gembirakanlah dan jangan membuat mereka lari berpaling” (Muttafaq
‘alaih)
Salah
satu hasil dari pemikiran yang moderat adalah lahirnya ketentraman,
terlindunginya negara dari fitnah dan
marabahaya, terlestarikannya kesatuan dan kerekatan bangsa, tersebarnya
toleransi dan kekerabatan, terwujudnya kehidupan yang damai dan
terlindunginya darah, kehormatan dan harta. Allah Swt memerintahkan kita
agar bersyukur atas nikmat ketentraman ini, Allah
Swt berfirman :
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا البَيْتِ*
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka
untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” (Quraisy 106 : 3-4)
Para
jamaah shalat : sesungguhnya cara untuk menguatkan pemikiran yang
moderat dalam masyarakat sangat banyak,
diantaranya yang paling penting adalah : berpegang teguh dengan
kemoderatan agama ini, pondasinya yang kuat, peradabannya yang masih
orisinil, bangga dengan prinsip-prinsipnya yang mulia serta mengikuti
system kebudayaanya yang diambil dari kitabullah dan
sunnah Nabi kita Saw, Allah Swt berfirman :
فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas
jalan yang lurus” (Az Zukhruf 43 : 43).
Barang siapa berpegang teguh dengan tali Islam yang kuat, maka ia harus
memiliki niat yang ikhlas karena Allah semata, serta mengharap ridha
Allah, sehingga tujuannya semata kebenaran, karena semua itu dapat
memperkuat pemikiran yang moderat. Allah memuji Allah orang-orang yang
mencari kebenaran kemudian mengikutinya, Allah Swt berfirman :
الَّذِينَ
يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ
هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُوْلَئِكَ هُمْ أُوْلُو الْأَلْبَابِ
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang
telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal” (Az Zumar 39 : 18).
Ulul Albab mereka para pemilik akal yang terbuka, pemikiran yang
berimbang yang
bercirikan ketawadhuan, menjauh dari kesombongan, karena itu merupakan
bencana besar yang dapat menolak kebenaran dan menyebabkan penghinaan
pada sesama dengan kesombongan dirinya (Syarah An Nawawi atas hadits
Muslim 2/90). Umar bin Khattab menulis surat pada
Abu Musa Al Asy’ari RA : kembali pada kebenaran itu lebih baik daripada
terus tenggelam dalam kebatilan (Jami Bayanil Ilmi wa fadhlihi 2/920).
Kebenaran lebih berhak untuk diikuti, oleh karena itu bagi seorang
muslim hendaknya mengikutinya dan mengagungkan
syariat Allah dan tidak sibuk dengan hal yang tidak diketahuinya, Allah
Swt berfirman :
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimina pertanggungan jawabnya” (Al Isra’ 17 : 36)
Para shaimin : Allah telah memerintahkan kita agar mencari pembuktian berita dan tidak mengikuti rumor yang beredar,
Allah Swt berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ
فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا
فَعَلْتُمْ
نَادِمِينَ
“Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka perisaklah dengan
teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menybabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu” (Al Hujurat 49 : 6). Ditegaskan
dalam surat An Nisa’ :
وَإِذَا
جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ
رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ
الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ
“Dan apabila datang kepada mereka
suatu berita tentang keamanan atau ketakutan, mereka lalu menyiarkannya.
Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri diantara
mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil
Amri)” (An Nisa’ 4 : 83).
Ini merupakan bentuk
pengingkaran atas orang yang terburu-buru menyebarkan masalah sebelum
diperiksa kebenarannya, sehingga masalah itu tersebar dan ternyata
berita itu tidak benar(Ibnu Katsir 2/365). Menghindari rumor
dapat memperkuat pemikiran yang moderat di masyarakat, dan ini
merupakan tanggung jawab bersama, keluarga bertanggung jawab atas
anak-anaknya, membesarkan mereka dalam lingkungan yang sehat, membangung
kesadaran dan budaya mereka, mengarahkan perasaan mereka
dan menunjukkan mereka pada jalan yang selamat dalam menggunakan media
modern, sehingga pemikiran mereka terlindungi dari pemikiran yang
menyesatkan. Para guru
bertanggung jawab atas murid-murid mereka, dengan membekali
mereka ilmu yang bermanfaat, akhlak mulia, pemikiran yang selamat,
kesadaran yang matang dan berimbang. Para ulama, budayawan dan wartawan
bertanggung jawab dalam memberikan pencerahan, menolak kebudayaan yang
menyesatkan yang berdampak buruk atas pemikiran
dan ketentraman, inilah yang disebut tolong menolong dalam kebajikan
dan ketakwaan, Allah Swt berfirman :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa” (Al Maidah 5 : 2).
Tolong menolong dapat
berbentuk pendirian yang kokoh dihadapan sihir, takhayul dan kebudayaan
yang tidak sehat, karena semua itu dapat merusak individu dan masyarakat
dan meruntuhkan ketentraman dan kedamaian serta
dapat menimbulkan keburukan dan fitnah.
Ya Allah penuhilah hati kami dengan
keimanan, berilah kepahaman dan jalan lurus pada kami, dan berilah kami
semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan
mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami
agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى
التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah
kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah
diawasi oleh-Nya dalam kesunyian
dan keramaian dan ketahuilah bahwa negara Persatuan Emirate Arab telah
membuat langkah besar untuk menjaga pemikiran yang moderat, dengan
mengatur ceramah agama, menghargai nilai-nilai kemoderatan dan
toleransi,
meletakkan dasar-dasar hidup berdampingan secara damai, menyebarkan ilmu yang benar, mendorong semua agar
terus belajar, diletakkan rujukan agama yang diakui, sebagai bentuk pelaksanaan firman Allah Swt :
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (An Nahl 16 : 43).Hendaknya
seorang muslim memanfaatkan rujukan yang tercerahkan ini.
هَذَا
وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ
عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:(
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]).
وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:«
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]).
وَقَالَ r:«
لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي
بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ
الأَكْرَمِينَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ
التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِعُقُولِنَا، وَسَدَّدْ أَفْهَامَنَا، وَارْزُقْنَا الْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ فِي قُلُوبِنَا وَأَبْدَانِنَا،
وَارْضَ عَنَّا يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ
لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ
فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ
شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا
إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا
رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ
عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ
عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ
وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ
مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ،
وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ
اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ
وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ
اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ
زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ
انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ
وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ
أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ
عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا،
وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ
وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ
تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([7]).
No comments:
Post a Comment