Khutbah Jumat
16 Ramadhan 1436 H / 03 Juli
2015 M
Yang paling berguna bagi
sesama
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الْكَرِيمِ
ذِي الْعَطَايَا وَالْمِنَنِ، أَفَاضَ عَلَيْنَا بِالْهِبَاتِ وَالنِّعَمِ، وَحَثَّنَا
عَلَى فِعْلِ الصَّالِحَاتِ، وَوَعَدَ عَلَيْهَا بِمُضَاعَفَةِ الأَجْرِ وَالْحَسَنَاتِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، رَبُّ الأَرْضِ
وَالسَّمَوَاتِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، السَّابِقُ إِلَى اللَّهِ
بِالْخَيْرَاتِ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ،
وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا
بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ
وَتَعَالَى:( وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ)([1]).
Para shaimin : sesungguhnya kita semua berada di bulan
yang penuh bakti dan kebajikan, bulan perlombaan menuju ridha Tuhan,
hari-harinya dipenuhi keberkahan, waktu-waktunya dijejali oleh rahmat,
kedudukan diangkat, pahala kebaikan dilipatgandakan, dan barang siapa berbuat
kebaikan maka Allah akan membalasnya dengan satu kebaikan dan melipat gandakan
atas kedermawanan dan keutamaan-Nya, Allah Swt berfirman :
مَنْ جَاءَ
بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا
“Barang
siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya”
(Al An’am 6 : 160). Beruntunglah orang yang mendapatkan
petunjuk Allah untuk berbuat kebaikan, mendekatkan diri pada Allah dengan
berbuat baik pada sesamanya, memenuhi kebutuhan mereka, berbuat demi
kemaslahatan mereka, karena makhluk yang paling dicintai oleh Allah adalah
orang yang paling berguna bagi sesamanya, Rasulullah Saw bersabda :
أَحَبُّ
النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Manusia yang paling dicintai oleh
Allah adalah yang paling berguna bagi sesamanya” (At Thabrani dalam kitab Al
Awsath : 6/139 dan kitab As Shagir 2/106). Betapa agung kemuliaan Allah, Dia Yang Maha
Memberi dan Maha Mulia, Dia telah menyalurkan keperluan saudaramu melalui
tanganmu agar dapat memenuhinya, dan Dia pula yang memberikan balasan padamu.
Rasulullah Saw menganjurkan untuk memenuhi kebutuhan sesamanya karena
didalamnya terdapat keutamaan yang melimpah, beliau bersabda :
الْمُسْلِمُ
أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ
كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ
“Seorang muslim saudara mulim
lainnya, tidak boleh mendzaliminya, tidak boleh membiarkan (didzalimi), barang
siapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantunya” (Muttafaq ‘alaih)
Nabi Saw bersabda :
مَنْ
نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً
مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ
فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ، وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Barang siapa membantu
menghilangkan kesedihan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan
satu kesedihannya pada hari kiamat, barang siapa memudahkan kesulitan
seseorang, maka Allah akan memudahkan kesulitannya di dunia dan akhirat, barang
siapa menutup aib seorang muslim, maka Allah menutup aibnya di dunia dan di
akhirat, sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba, selama hamba
tersebut menolong saudaranya” (Muslim 2699). Para ulama berpendapat : ini merupakan dalil
atas keutamaan mendahulukan bantuan pada orang yang membutuhkan, berusaha
memenuhi kebutuhan orang yang membutuhkan seperti menjauhkannya dari marabahaya
atau mendatangkan kemanfaatan baginya, seperti memberinya makan, minum,
sandang, menyelamatkan dari kehancuran, membantu membawakan barangnya atau
membahagiakannya.
Para jamaah
shalat : sesungguhnya menolong orang yang membutuhkan dan membantu mereka merupakan
fitrah dan ketinggian rasa kemanusiaan orang tersebut, yang pantas disandang
oleh manusia-manusia mulia, contohnya adalah para nabi yang rajin mendekatkan
diri kepada Allah dengan berbuat baik pada sesamanya dan berbuat demi
kemaslahatan mereka, Nabi Ibrahim AS memiliki kedudukan yang tinggi disisi
Allah karena cintanya pada kebaikan dan kemaslahatan manusia lainnya, dari
Abdullah bin Amr RA berkata : Rasulullah Saw bertanya : Wahai Jibril kenapa Allah menjadikan
Ibrahim sebagai kekasih-Nya ? Jibril menjawab : karena ia senang memberikan
makanan wahai Muhammad” (Syu’bul Iman 12/137) dan (Tafsir At Thabari 5/401).
Nabi Musa AS menolong orang-orang yang lemah dan orang
yang membutuhkan, dikisahkan dalam Al Quran ketika ia membantu kedua putri Nabi
Syu'aib, Allah Swt berfirman :
وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً
مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا
خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ*
فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ
إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
"Dan
tatkala ia sampai di sumber air negeri
Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang sedang meminumkan (ternaknya), da
ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang
menghambat (ternaknya). Musa berkata ;
"Apakah madsudmu (dengan berbuat begitu) ? kedua wanita itu menjawab :
Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu
memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut
umurnya. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian
dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa : ya Tuhanku sesungguhnya aku
sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku" (Al
Qashash 28 : 23-24).
Nabi Isa AS berusaha menolong dan
membantu orang-orang yang sakit dan para fakir, dan berusaha memberikan
kemanfaatan bagi sesamanya dimana saja ia berada, Allah menyebutkan kisahnya di
dalam firman-Nya :
وَجَعَلَنِي مُبَارَكاً أَيْنَمَا كُنتُ
"Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja
aku berada" (Maryam 19 : 31). Maksudnya : Dia
menjadikan aku pembawa kemanfaatan bagi manusia kemana saja aku menuju
Nabi Saw
adalah contoh sempurna dalam memenuhi kebutuhan sesamanya, beliau membantu
memenuhi kebutuhan para janda dan miskin, dari Anas RA berkata :
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ r
يَنْزِلُ عَنْ الْمِنْبَرِ، فَيَعْرِضُ لَهُ الرَّجُلُ فَيُكَلِّمُهُ،
فَيَقُومُ مَعَهُ النَّبِيُّ r حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ،
ثُمَّ يَتَقَدَّمُ إِلَى مُصَلَّاهُ فَيُصَلِّي
"Rasulullah
Saw
turun dari mimbar, tiba-tiba seseorang menghadangnya dan mengajak
berbicara, lalu Nabi beranjak bersamanya dan menyelesaikan
kebutuhannya, setelah itu beliau
maju ketempat shalatnya dan shalat"
(Abu Daud 1120 dan An Nasa'i 1419).
Begitu
pulan orang-orang yang berteladan pada para nabi dan rasul, mereka selalu
mendekatkan diri pada Allah dengan cara berbuat suka rela demi kemanusiaan,
salah satu contohnya adalah Zainab isteri Nabi Saw yang dikenal dengan julukan
ibu orang-orang miskin, ia bekerja agar mampu bersedekah, Aisyah berkata
menceritakannya : Zainab yang paling panjang tangannya (Paling sering
bersedekah) diantara kita, karena ia bekerja dengan tangannya sendiri dan
bersedekah, Rasulullah Saw bersabda :
أَسْرَعُكُنَّ لَحَاقًا بِي أَطْوَلُكُنَّ يَدًا
"Yang paling cepat menyusulku diantara kalian
(isteri-isteriku) adalah yang paling panjang tangannya" (Muslim 4/1907)
maksudku dengan sedekah
Hamba Allah : Allah Swt berfirman :
وَمَا تُقَدِّمُوا
لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ
أَجْرًا
“Dan
kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu, niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan paling besar
pahalanya” (Al Muzzammil 73 : 20).
Maksudnya apa yang kalian berikan di dunia, seperti sedekah dan perbuatan baik
lainnya dalam mencari ridha Allah, maka kalian akan mendapatkannya di hari
kiamat yang lebih baik daripada yang kalian berikan dan lebih besar pahalanya
(Tafsir At Thabari 23/700)
Betapa bahagai orang yang diberikan oleh Allah cinta
kebaikan pada hatinya, sehingga ia mampu membagikan kebahagiaan pada fakir
miskin, membangkitkan senyum di wajah mereka dan mampu memenuhi kebutuhan
mereka, sehingga ia menjadi sebab dan sumber pemberian tersebut, yang pada
kahirnya ia akan menerima balasan yang melimpah, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ أَنْفَقَ نَفَقَةً فِي
سَبِيلِ اللَّهِ كُتِبَتْ لَهُ بِسَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ
“Barang
siapa yang membelanjakan hartanya di jalan Allah, baginya disediakan tujuh
ratus lipat dari harta yang dibelanjakannya” (At Tirmidzi 1625 dan An
Nasa’i 3186). Setiap kita hendaknya bertanya : adakah teladan
tersebut di tengah masyarakat kita ? apa yang telah kita sumbangkan –sesuai dengan posisi dan
kemampuan kita- untuk berbagi pada
sesamanya ?
Ya Allah, berilah petunjuk pada kami pada perbuatan
baik, jadikanlah kami sebagai kunci kebaikan, berilah kami kekuatan untuk
berlomba-lomba di bidang kebaikan, kebajikan dan kedermawanan, dan berilah kami
semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan
mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai
pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ
بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ
أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai
hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi oleh-Nya dalam
kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa dalam waktu dekat, kita akan
merayakan perhelatan kemanusiaan nasional yaitu (Hari Zayed untuk kegiatan
kemanusiaan) yang bertepatan dengan peringatan wafatnya yang kesebelas, sebagai
bentuk kesetiaan atas jasanya, ia pemilik keutamaan, ucapan dan politik yang
bijak, banyak perbuatan baik yang telah
dilakukannya, seperti menyantuni anak yatim, memberikan hunian pada tunawisma,
memberikan makan pada orang yang kelaparan, menolong para janda, memenuhi
kebutuhan orang kekurangan. Dan berapa banyak tumbuhan yang ditanam dan betapa
banyak hewan yang dipelihara.
Jalan lurus inilah yang ditempuh
oleh para pemimpin negara ini, sehingga negara Uni Arab Emirate menjadi contoh
bagi kemaslahatan sesama manusia, teladan perbuatan bagi sesamanya, perwujudan
atas nilai-nilai mulia serta menjadi contoh dalam hidup damai antara sesamanya.
Nilai-nilai kemanusiaan ini tertanam pada masyarakat Emirate, sehingga mereka
sangat dermawan untuk memenuhi kebutuhan orang yang membutuhkan, menolong orang
yang tertimpa bencana adalah fitrah, dan memberikan manfaat pada sesama
merupakan akhlak mulia Islam, dan inilah diantara kelebihan yang membedakan
negara kita Emirate, sehingga ia menjadi ibu kota dunia dalam membantu kemaslahatan
sesama, menolong orang yang tertimpa musibah, membantu menghapus air mata
kesedihan, membantu melunasi para pemilik hutang dan menyalurkan bantuan pada
orang-orang yang membutuhkan, Allah Swt berfirman menjelaskan balasan para
dermawan :
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
سِرًّا وَعَلانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
"Orang-orang
yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan
terang-terangan, maka mereka mendapatkan pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati" (Al
Baqarah 2 : 274). Semoga Allah mengarahkan kita semua untuk berbuat demi
kemaslahatan sesama, menanamkan kebaikan dan memakmurkan kehidupan
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ
عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]).
وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]).
وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ،
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ
وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ
الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّينِ.
اللَّهُمَّ
تَقَبَّلْ
مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَصَالِحَ أَعْمَالِنَا، وَوَفِّقْنَا لِكُلِّ خَيْرٍ
وَبِرٍّ وَإِحْسَانٍ، وَخُذْ بِأَيْدِينَا إِلَى مَا فِيهِ رِضَاكَ يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا
إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ،
وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً
إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا
قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ،
الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ
يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ
عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ
مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ
اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ
أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ
والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ
فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا
يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا
مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ
تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ
مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ
يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى
عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُونَ)([7]).
http://www.awqaf.gov.ae/Jumaa.aspx?SectionID=5&RefID=4676_______________________________________________________________
Khutbah Jumat
23 Ramadhan 1436 H / 10 Juli
2015 M
Lailatul Qadr
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ ذِي الْفَضْلِ وَالإِحْسَانِ،
مَنَّ عَلَيْنَا بِالْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ،
وَصَفِيُّهُ
مِنْ خَلْقِهِ وَحَبِيبُهُ، خَيْرُ مَنْ قَامَ وَصَامَ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا
بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ
وَتَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ)([1]).
وَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ:( فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ
أَحْسَنَهُ)([2]).
Para
shaimin : beruntunglah kalian yang berpuasa pada bulan Ramadhan, bulan yang
diutamakan oleh Allah melebihi bulan-bulan lainnya, beruntunglah kalian yang
berpuasa pada sepuluh hari terakhir dan menunaikan shalat malam, dimana
hari-harinya lebih utama dari hari-hari lainnya dan bangun malam merupakan
keberkahan, malam-malanya dipenuhi ampunan, orang-orang yang berpuasa
bersungguh-sungguh dan berlomba-lomba pada malam itu, sebagaimana Rasulullah
Saw bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir, beliau menghidupkan
malamnya, membangunkan keluarganya karena didalamnya terdapat lailatul qadr,
dimana Allah mengangkat derajat kedudukannya, didalamnya diturunkan Al Quran
pada penutup para rasul, Allah Swt berfirman :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ
فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan” (Al Qadr 97 : 1). Malam yang dipenuhi keberkahan, karena Allah
menurunkan keberkahan, kebaikan dan pahala
pada hamba-hamba-Nya (Tafsir Al Qurthubi 16/126). Allah Swt berfirman :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ
فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya
Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah
yang memberi peringatan” (Ad Dukhan 44: 3)Allah memberikan keistimewaan, karena pada malam itu ketentuan
untuk tahun berikutnya ditetapkan serta rezeki hamba diputuskan, Allah Swt
berfirman :
فِيهَا يُفْرَقُ
كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh
hikmah” (Ad Dukhan 44 : 4). Ibnu
Abbas RA berkata : ditulis pada lauhul mahfudz pada malam al qadr ; kematian, kehidupan, rezeki, hujan hingga haji
pada tahun berikutnya (Tafsir Al Qurthubi 16/127). Maka beruntunglah orang yang
berdoa pada Allah pada malam tersebut untuk kebaikan dirinya, keluarganya,
negaranya dan pemimpinnya.
Para jamaah shalat : Allah telah
memuliakan lailatul qadr, dengan diturunkan surah atas nama malam tersebut,
dijelaskan keutamaaan dan kebaikan didalamnya serta keutamaan yang banyak turun
pada malam tersebut (Tafsir Al Qurthubi 20/131) Allah Swt berfirman :
لَيْلَةُ
الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik
dari seribu bulan” (Al Qadr 97 : 3). Pada malam ini kebaikan yang banyak dibagikan,
dimana tidak ada yang semisalnya dalam seribu bulan, dan melakukan kebaikan di
dalamnya lebih baik dari amalan selama seribu bulan (Tafsir Al Qurthubi 20/131)
maksudnya kebaikan yang lebih dari 83 tahun, dari Anas bin Malik RA berkata :
إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ، وَفِيهِ لَيْلَةٌ
خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ، وَلَا
يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُومٌ
“Bulan Ramadhan
telah datang menghampiri kalian, di dalamnya terdapat malam lebih baik dari
seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka ia tidak
memperoleh apa-apa , dan tidak ada yang terhalang dari kebaikannya kecuali
orang yang merugi” (Ibnu Majah 1644). Yang terbaik bagi kita adalah mengharap
kebaikan tersebut, menyambutnya, menikmati sentuhannya, berusaha selalu
melakukan qurbah, mengangungkan apa yang diagungkan Tuhan pemilik langit dan
bumi, bersungguhnya pada malam dimana doa dikabulkan, derajat ditinggikan,
Allah menghapus semua kesalahan dan keburukan, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ
قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
“Barang siapa
yang shalat pada malam kemuliaan dengan keimanan dan pengharapan pahala, maka baginya ampunan
atas dosanya yang telah lalu” (Muttafaq ‘alaih)
Allah
menambah kemulian malam tersebut dengan diturunkan malaikat, disebutkan dalam
friman-Nya :
تَنَزَّلُ
الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril
dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan” (Al Qadr 97 : 4). Karena
malaikat turun dari setiap langit dan dari sidratul muntaha, kemudian mereka
turun ke bumi dan mengaminkan setiap doa manusia hingga terbitnya fajar (Tafsir
Al Qurthubi 20/133). Allah menyediakan bagi para hamba-Nya, yaitu malam
kedamaian dan ketentraman, Allah Swt berfirman :
سَلَامٌ
هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Malam
itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar” (Al Qadr 5)
Kaum muslimin : Rasulullah Saw
menganjurkan untuk mencari lailatul qadr, disebutkan dalam sabdanya :
الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ، يَعْنِي لَيْلَةَ
الْقَدْرِ
“Carilah ia pada 10 hari
terakhir bulan Ramadhan yaitu lailatul Qadr” (Muttafaq ‘alaih). Mencarinya dengan berbuat baik dan
berdoa, karena sesungguhnya doa merupakan ibadah agung yang terwujud didalamnya
arti ketundukan dan kekhusu’an, betapa beruntungnya orang yang hatinya hadir dan berdoa kepada
Allah, sehingga Allah mengabulkan doanya dengan keutamaan-Nya, Allah Maha Dekat
dengan orang yang berdoa kepada-Nya, mendengarkan orang yang bermunajat
kepada-Nya, Allah Swt berfirman :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ
دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُم
يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku
bertanya keapdamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat,
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (Al
Baqarah 2 : 186)
Para sahabat RA juga bersungguh-sungguh pada hari-hari
ini untuk menunaikan shalat malam, membaca Al Quran dan berdoa, mereka
menghadap diri kepada Allah dengan penuh pengharapan, dari Aisyah RA bertanya pada
nabi Saw :
يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ، مَا أَسْأَلُ رَبِّي؟
قَالَ:" تَقُولِينَ: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui
suatu malam itu adalah lailatul qadr, apa yang sebaiknya aku mohon pada Tuhanku ?
beliau menjawab : bacalah “Ya Allah Engkau Maha Pemaaf dan mencintai permintaan
maaf, maka maafkanlah aku”(At Tirmidzi 3513). Betapa berbahagianya orang yang bersungguh-sungguh di
hari kesepuluh terahkir bulan Ramadhan dengan ibadah dan ketaatan, serta
memperbanyak berdzikir kepada Allah, bershalawat, membaca Al Quran, bersedekah,
kemudian semua itu bertepatan dengan lailatul qadr, maka keberuntungan akan
didapat, keberkahan atas usahanya serta timbangan amalannya akan diperberat.
Ya Allah,
berilah petunjuk pada kami agar mampu shalat malam di sepuluh terakhir malam
Ramadhan dan menyaksikan lailatul qadr, berilah pada kami keberuntungan dan
pahala, terimalah puasa kami, bangun
malam kami, perbuatan baik kami dan berilah kami semua taufiq untuk
mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang
Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas
firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ
بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah
Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ
أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah
kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi
oleh-Nya dalam kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa zakat fitrah
merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan, besar dan
kecil, sebagai penyucian bagi orang yang berpuasa dan sebagai penghibur bagi
orang yang fakir, besarannya satu sha’ dari makanan pokok negara tersebut, satu
sha’ sama dengan dua kilo kira-kira, dikeluarkan untuk dirinya dan orang-orang
yang wajib dinafkahinya, dikeluarkan satu hari atau dua hari sebelum shalat Id,
sebagian ulama membolehkan mengeluarkan uang sebesar 20 Dirham setiap individu.
Hamba Allah :
disunnahkan bagi seorang muslim sebelum keluar berangkan shalat id untuk mandi
dan memakai pakaian yang bagus, disebutkan oleh Ibnu Umar RA bahwa ia mandi
pada hari Id sebelum berangkat ke tempat shalat (Al Muwattha’ 1/177).
Sebagaimana disunnahkan bagi seorang muslim sebelum berangkat shalat Idul Fitri
untuk makan beberapa kurma dengan bilangan yang ganjil (Bukhari 953). Begitu
pula disunnahkan untuk bertakbir bagi laki-laki dengan suara lantang dan bagi
wanita disunnahkan dengan suara yang pelan.
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ
أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا)([3]). وَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4]). وَقَالَ
r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([5]). اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي
بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الأَكْرَمِينَ،
وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ
فَاعْفُ عَنَّا، اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا خَيْرَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَاخْتِمْ لَنَا
رَمَضَانَ بِالسَّعَادَةِ وَالْقَبُولِ يَا كَرِيمُ، وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا بَقِيَ
مِنْ أَيَّامِهِ وَلَيَالِيهِ، وَوَفِّقْنَا لِلْعَمَلِ بِمَا يُرْضِيكَ عَنَّا. اللَّهُمَّ
لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ
دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ
رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ،
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ
عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ
حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ،
الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ
يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ
عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ،
اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ
الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ
وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ
عَلَيْنَا. اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا
الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا،
وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ. اللَّهُمَّ
اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ
تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا
بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([6]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([7])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى
عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُونَ)([8]).
______________________________________________________________
Khutbah Jumat
06 Dzul Qa’dah 1436 H / 21 Agustus
2015 M
Menghargai Undang-undang
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، سُبْحَانَهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ، وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِينَ
الطَّاهِرِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا
بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ
وَتَعَالَى:( وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمِيثَاقَهُ الَّذِي
وَاثَقَكُم بِهِ إِذْ قُلْتُمْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ)([1]).
وَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ:( فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ
أَحْسَنَهُ)([2]).
Kaum muslimin : Allah telah menciptakan alam semesta,
mengatur pergerakan planet sesuai dengan sistem yang tepat dan pengelolaan yang
sempurna, Allah Swt berfirman :
فَالِقُ الْإِصْبَاحِ
وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ
الْعَلِيمِ
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk
beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah
ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (Al An’am 6 : 96)
Allah telah menghamparkan bumi sehingga manusia dapat
hidup diatasnya, Allah Swt berfirman :
وَاللَّهُ جَعَلَ
لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا* لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا
“Dan
Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan
yang luas di bumi itu” (Nuh 71 : 19-20). Allah mengutus para rasul agar membimbing manusia, mengatur urusan
kehidupan mereka, agar mereka dapat menggapai kebaikan di dunia dan
keberuntungan di akhirat, dan para pemerintah meletakkan undang-undang untuk
mengatur urusan dunia mereka, mulai dari perlindungan terhadap hak-hak,
kemaslahatan dan mewujudkan kebaikan bagi penduduk dan negara. Peraturan adalah
pondasi terpenting dalam kehidupan, sebagaimana ia sebagai bukti kemajuan dan
peradaban, dalam berinteraksi dengan sesama dan dalam beretika, tanpa peraturan
kehidupan akan kacau, bila seseorang menjalankan peraturan, maka ketentraman
akan terwujud, dan manusia akan menjauh dari pengrusakan dan penyalahgunaan,
dan Islam memberikan kepercayaan pada pemerintah untuk melindungi agama dan membangun
aturan di dunia, dan Allah memerintahkan agar mentaati mereka, Allah Swt
berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
Bentuk ketaatan pada pemerintah adalah dengan
menghargai undang-undang dan peraturan yang telah ditetapkan dan
diperintahkanya, dari Aslam berkata : “Ketika Aku bersama Umar bin Khattab
RA berkeliling Madinah di malam hari, untuk istirahat sejenak,
bersandarlah beliau di tembok salah satu rumah. Ia mendengar seorang ibu
berkata pada anak perempuannya : bangunlah dan campurlah susu itu dengan air.
Anaknya berkata : wahai ibuku, tidakkah ibu tahu perintah Umar bin Khattab ?
ibunya bertanya : perintah apa ? anaknya menjawab : sesungguhnya ia
memerintahkan untuk tidak mencampur susu dengan air. Ibunya berkata : wahai
anakku, beranjaklah dan campurlah susu dengan air, sesungguhnya kamu berada di
tempat yang tidak dapat dilihat oleh Umar dan pembantu Umar, anak itu berkata :
demi Allah, ketika aku mentaati perintahnya dihadapan orang, maka aku tidak
akan melanggarnya saat tidak ada orang” (Tarikh Damaskus 70/253)
Hamba Allah : mengikuti sistem dan aturan kelembagaan
termasuk contoh penghargaan terhadap undang-undang, karena dari lembaga, tugas
itu dibagi sehingga akan terwujud semangat kerja dalam satu team, sebagaimana
iklim positif dapat membantu lembaga untuk terus berkembang. Mentaati aturan
lalu lintas juga contoh lain dan sebagai gambaran harian yang jelas atas
ketaatan seseorang terhadap aturan dan undang-undang yang diletakkan untuk
melindungi nyawa dan properti, seseorang yang mengemudikan kendaraannya
melampaui kecepatan yang diperbolehkan, tidak peduli terhadap rambu-rambu lalu
lintas, tidak menghargai hak-hak pengguna jalan lainnya, ini bertentangan
dengan syariat Allah, karena ini berarti mencelakakan dirinya dan dapat
menyebabkan kematian, Allah melarang tindakan seperti ini seperti termaktub
dalam firman-Nya :
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
“Dan
janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu” (An
Nisa’ 4 : 29). Tindakan ini dapat
mencelakakan orang lain, membahayakan dan membinasakan mereka, tentu tindakan
ini bertentangan dengan undang-undang dan aturan, dan Nabi Saw telah melarang
tindakan ini, disebutkan dalam sabdanya :
لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ
“Tidak boleh
ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain ” (Ibnu Majah 2341). Membahayakan orang yang tidak membahayakanmu,
membahayakan orang yang telah membahayakanmu dan keduanya dilarang oleh Nabi
Saw (At Tamhid karangan Ibnu Abdul Bar 20/159)
Termasuk bentuk menghindar dari kemudaratan adalah
dengan berkomitmen untuk menggunakan jaringan internet dan jejaring sosial yang
aman, menyebarkan prilaku dan budaya yang mulia, menjauh dari situs-situs yang
mencurigakan, serta merasa diawasi oleh Allah dalam kesunyian dan keramaian,
Allah Swt berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ
رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
“Sesungguhnya
orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka
memperoleh ampunan dan pahala yang besar” (Al Mulk 67 : 12).
Maksudnya sesungguhnya orang-orang
yang takut pada Tuhan mereka yang tidak terlihat oleh mereka, bagi mereka
ampunan dari Allah atas dosa-dosa mereka, dan bagi mereka pahala yang besar
(Tafsir At Thabari 23/511)
Kaum muslimin : sesungguhnya hal yang
dapat melekatkan budaya menghargai aturan dan undang-undang adalah keyakinan
seseorang bahwa aturan merupakan darah kehidupan, yang dapat mengatur
perjalanan hidup kesehariannya baik di tempat kerja, di jalanan, saat merujuk
kantor-kantor pemerintahan atau tempat-tempat lainnya. Perasaan bangga
seseorang terhadap negerinya dan tanggung jawab atas masyarakatnya, nilai-nilai
ini harus terus diaktifkan dalam hati nuraninya, sehingga ia menjadi prinsip
dan simbol yang dihargai oleh masyarakat, kemudian hal itu ditransfer ke dalam
tindakan keseharian dan hendaknya ia berperangai dengan akhlak yang mulia, Nabi
Saw bersabda :
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي
مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ
“Tidak ada
sesuatu pun yang lebih berat pada timbangan seorang mukmin pada hari kiamat
melebih akhlak mulia” (Abu Daud 4799 dan At Tirmidzi 2002). Berpegang
teguh dengan nilai-nilai, prinsip dan contoh teladan, melalui etika dan
tindakan yang terorganisir, menjadi teladan baik bagi orang disekitarnya,
teladan dalam tindakan dan ucapan, menyebarkan kesadaran akan pentingnya
menghargai undang-undang dan aturan terhadap teman, keluarga dan anak
keturunannya, dengan tetap ikut andil mengambil peran sosial di masa kini dan
masa yang akan datang, sehingga mereka dapat ikut berpartisipasi efektif dalam
peningkatan disiplin dalam diri masyarakat, sehingga semua dapat hidup beraturan dan tentram, dan
dapat menikmati kebahagiaan di dunia dan mendapatkan keberuntungan di akhirat
mereka.
Ya Allah,
jadikanlah kami hamba yang mengikuti syariat-Mu dan taat pada peraturan.
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ
بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah
Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ
أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah
kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi
oleh-Nya dalam kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa buah dari
menghargai peraturan dan undang-undang sangat besar, yaitu dapat memperkuat
semangat kolektif untuk menjaga negara, penduduk dan semua yang tinggal diatas
tanah air ini, hak-hak individu dilindungi dengan adil dan sama rata, sehingga
mereka terselamatkan dari marabahaya, darah, kehormatan dan harta dijaga,
sehingga masyarakat hidup bahagia, kehidupan teratur, barisan menjadi satu,
kebaikan melimpah ruah, ketentraman meliputi semua, sehingga pendapatan
meningkat, kemakmuran merata, dan karena sesungguhnya negara-negara yang maju
itu tergantung pada penghargaan dan penerapan undang-undang dan peraturannya.
Negara Uni Emirat Arab telah meletakkan undang-undang dan peraturan sesuai
dengan standar yang sangat tinggi, maka menghargai undang-undang dan peraturan
dan mentaatinya termasuk salah satu bentuk saling tolong menolong dalam
kebaikan seperti yang difirmankan oleh Allah Swt :
وَتَعَاوَنُوا
عَلَى البِرِّ وَالتَّقْوَى
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa” (Al Maidah 5 : 2)
هَذَا
وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ،
قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([3]). وَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4]). وَقَالَ
r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([5]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، اللَّهُمَّ
اجْعَلْنَا لِوُلاَةِ أُمُورِنَا
طَائِعِينَ، وَعَلَى وَطَنِنَا مُحَافِظِينَ، وَلِلْقَوَانِينِ وَالأَنْظِمَةِ مُتَّبِعِينَ،
وَوَفِّقْنَا لِكُلِّ خَيْرٍ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا
إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ،
وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً
إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ
الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ
سَائِرِ الصَّحَابَةِ الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا
قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ،
الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ
يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ
عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ
مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ
اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ
أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ ارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ
الأَبْرَارَ، وَأَنْزِلْهُمْ مَنَازِلَ الأَخْيَارِ، وَارْفَعْ دَرَجَاتِهِمْ فِي عِلِّيِّينَ
مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ
والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ
فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا
يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا
مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ
تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ
مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ
يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([6]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([7])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى
عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُونَ)([8]).
______________________________________________________________
Khutbah Jumat
13 Dzul Qa’dah 1436 H / 28 Agustus
2015 M
Menjaga kapal negeri
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَفَاضَ عَلَى عِبَادِهِ
بِالنِّعَمِ، وَنَهَاهُمْ عَنِ الشُّرُورِ وَالْفِتَنِ، وَوَعَدَ الْمُحْسِنِينَ بِالْجَزَاءِ الأَحْسَنِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ
إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا وَنبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ
اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ:( وَتَعَاوَنُوا عَلَى البِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ
وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ العِقَابِ)([1]).
Kaum muslimin : Rasulullah Saw bersabda ;
مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى
حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا، كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ،
فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا، فَكَانَ الَّذِينَ فِي
أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ، فَقَالُوا:
لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا، فَإِنْ
يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا، وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ
نَجَوْا، وَنَجَوْا جَمِيعًا
“Perumpamaan orang yang
melaksanakan perintah Allah dengan orang yang melanggarnya, seperti satu kaum
yang berbagi tempat di sebuah kapal, sebagian yang mendapat tempat diatas dan
sebagian lain mendapat tempat di bawah (lambung kapal). Orang yang berada di
lambung kapal, jika ingin mengambil air, mereka harus melewati orang-orang yang
berada diatas, mereka berkata : bagaimana kalau kita lubangi saja kapal ini
agar kita tidak mengganggu orang-orang yang berada diatas. Jika mereka
dibiarkan apa yang mereka inginkan, maka mereka semua akan binasa, dan jika
mereka mencegahnya, mereka akan selamat dan semua akan selamat” (Bukhari 2493)
Para jamaah shalat : ini perumpamaan
agung dari nabi yang agung, sebuah perumpamaan yang dapat dirasakan dan dapat
disentuh yang tidak ada perbedaan antara pemilik akal sehat, sebuah perumpamaan
yang mengandung nasehat dan makna yang tinggi, dimana Nabi Saw mengumpamakan
masyarakat dengan kapal yang sedang berlayar, yang harus dilindungi dalam
menjalani kehidupan, agar mereka dapat hidup dalam keamanan dan kebahagiaan,
keluasan dan kemakmuran, kasih sayang dan persaudaraan, saling menasehati untuk
menggapai kemaslahatan bersama dan mencegah semua bentuk kerusakan.
Hal diatas sebagai
penegasan atas prinsip saling menasehati dan saling bersinergi, menetapkan
tanggung jawab bersama untuk kelestarian masyarakat, meningkatkan keselamatan
dan ketentraman, karena satu kapal, bila ia dapat berlayar dengan selamat maka
semua penumpangnya akan selamat pula, bila tidak maka semuanya akan tertimpa
bahaya, semuanya bertanggung jawab atas keselamatannya, bertanggung jawab atas
kemajuan, yang besar menghargai yang kecil dan yang kecil menghormati yang
besar, Allah Swt berfirman :
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِناتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِياءُ بَعْضٍ
“Dan orang-orang yang
beriman, lelaki dan perempuan sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi
sebagian yang lain” (At Taubah 9 : 71). Maksudnya hati mereka
bersatu dalam kasih sayang, cinta dan kasih sayang (Al Qurthubi 8/203). Nabi
Saw bersabda :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ
الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ
وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum
mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi seumpama tubuh,
jika satu anggota tubuh sakit, maka
anggota tubuh yang lain akan susah tidur dan merasakan demam” (Muttafaq
‘alaih). Disebutkan bahwa manusia seumpama satu tubuh, bila saling
membantu maka ia akan terbebas, dan bila saling menghinakan maka akan
terbengkalai” (Ad Dzari’ah ila Makarimis Syariah halaman 265)
Kaum muslimin : hadits diatas mencakup
beberapa makna, diantaranya pengakuan atas kebebasan yang terkendali, yang
tidak merugikan individu, masyarakat dan negara, Nabi Saw mencela tindakan yang
dilakukan oleh orang-orang yang berada di bagian bawah kapal dimana mereka
hendak merusaknya, yang akan membahayakan diri mereka dan diri orang lain,
peringatan keras disampaikan oleh Nabi Saw dalam sabdanya :
مَنْ ضَارَّ
أَضَرَّ اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ شَاقَّ شَقَّ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Barang siapa membahayakan orang lain,
maka Allah akan membahayakan dirinya, dan barang siapa memberatkan orang lain,
maka Allah akan memberatkannya” (Abu Daud 3635, At Tirmidzi 1940 dan Ibnu
Majah2343). Maksudnya
barang siapa yang membahayakan harta, diri dan kehormatan orang lain, maka
Allah akan membalasnya dengan balasan yang setimpal dan akan ia akan ditimpa
marabahaya, dan barang siapa yang menyebabkan kesusahan pada orang lain dengan
perlakuan yang dzalim, maka Allah akan menurunkan kesusahan padanya, dan
ingatlah sesungguhnya sebaik-baiknya manusia yang terbaik akhlaknya dan hamba
yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat bagi
hamba-hamba-Nya. (Aunul ma’bud 10/46 dan kitab At Tanwir syarah jami’ as
shaghir 10/298)
Allah mencela orang
yang menjadi penyebab marabahaya pada masyarakat dan negaranya, disebutkan
dalam firman-Nya :
يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ
بِأَيْدِيهِمْ
“Mereka memusnahkan
rumah-rumah mereka dengan tangannya sendiri” (Al Hasyr 59 : 2). Allah mencela orang
yang menyia-nyiakan amanah dan menghancurkan pencapaian, Allah Swt berfirman :
وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي
نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا
“Dan janganlah kamu
seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan
kuat” (An Nahl 16 : 92). Perumpamaan ini diberikan Allah untuk menjelaskan betap buruk
orang yang mengingkari janji, dan merusak apa yang telah dicapai oleh dirinya,
yaitu seperti wanita yang menguraikan benangnya setelah ia menjahitnya kemudian
dicerai beraikan menjadi beberapa bagian, ia tidak mendapatkan manfaat sedikit
pun darinya, dengan demikian masyarakat dengan segala jenis orang dan masalah
yang ada didalamnya merupakan amanah bersama yang harus dijaga.
Hadits diatas juga mencakup
beberapa hal, diantaranya : mengantisipasi kejahatan dan bahaya sebelum hal itu
terjadi dan tindakan preventif sebelum terjadinya fitnah dengan memberikan
informasi pada orang yang tidak mengetahui, mengingatkan orang yang lalai dan
mengajarkan anak kecil serta mengayomi orang yang bodoh, inilah jalan yang
ditempuh oleh para bijak bahwa tindakan preventif lebih baik dari pada
pengobatan. (Murqotul Mafatih 8/3380-3381). Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ مِنَ النَّاسِ
مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ، وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ،
مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى
يَدَيْهِ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ
“Sesungguhnya sebagian manusia menjadi
kunci kebaikan dan penutup keburukan, maka beruntunglah bagi siapa saja yang
Allah jadikan kunci-kunci kebaikan berada di kedua tangannya, dan celakalah bagi
siapa saja yang Allah jadikan kunci-kunci keburukan berada di kedua tangannya”
(Ibnu Majah 237)
Hamba Allah : seorang muslim hendaknya
selalu merasa diawasi oleh Allah dalam ucapan dan tindakannya, sehingga ia
tidak berkata kecuali yang benar dan tidak bertindak kecuali yang baik, karena
semua itu akan diminta pertanggung jawabannya, Allah Swt berfirman :
وَافْعَلُوا الخَيْرَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan perbuatlah kebajikan supaya kamu
mendapatkan kemenangan” (Al Hajj 22 : 77)
Ya
Allah lindungilah Negara Emirates dari semua keburukan, kekalkanlah
persatuannya, dan berilah kami semua taufiq untuk selalu mentaati-Mu, mentaati
Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami
agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 :
59).
نَفَعَنِي اللَّهُ
وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي
هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ
أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dg
sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi oleh-Nya dalam kesunyian dan
keramaian dan ketahuilah bahwa Negara Persatuan Emirates Arab merupakan kapal
besar yang terkenal dengan prestasi dan kedermawanannya, ia bagaikan monumen
perekat, dan rumah penyatu dibawah kepimpinan yang bijak, kita banyak
menyaksikan kapal-kapal sekitar kita yang sedang diterjang musibah dan fitnah,
dan kapal kita dengan pertolongan Allah tidak tersentuh oleh marabahaya,
karenanya hendaknya kita tidak memberikan peluang pada musuh, perusak,
pendengki dan penghasut untuk merusak kapal kita, mereka tidak mampu
membahayakannya dari luar, maka hendaknya kita menjadi pelindung dari dalam, orang
yang berbahagia adalah orang yang mampu mengambil pelajaran dari sesamanya,
mengerti dan menghayati nilai nikmat pemberian Allah, dengan menunaikan
hak-haknya, bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pemberi, berbakti pada negaranya,
mendukung pemimpinnya dan menjaga masyarakatnya, dan inilah yang dilakukan oleh
para nabi dan para rasul, Allah Swt berfirman mengisahkan tentang Nabi Sulaiman
:
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ
أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ
صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku anugerahkanlah aku ilham
untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan
kepada kedua orang tuaku, dan agar aku mengerjakan amal shaleh yang Engkau
ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu
yang shaleh” (An Naml 27 : 19)
هَذَا
وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ،
قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]). وَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]). وَقَالَ
r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَيْنَا الْخَيْرَاتِ وَالْبَرَكَاتِ،
وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ يُحَافِظُونَ عَلَى وَطَنِهِمْ، وَيَصُونُونَ مُجْتَمَعَهُمْ،
وَيَحْرِصُونَ عَلَى سَلاَمَتِهِ وَرُقِيِّهِ، وَاجْعَلْنَا مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ يَا ذَا الْجَلاَلِ
وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ
لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ
دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ
رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ،
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
اللَّهُمَّ
ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ،
وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا
قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ،
الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ
يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ
عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ
مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ
اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ
أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ ارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ
الأَبْرَارَ، وَأَنْزِلْهُمْ مَنَازِلَ الأَخْيَارِ، وَارْفَعْ دَرَجَاتِهِمْ فِي عِلِّيِّينَ
مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ
والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ
فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا
يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا
مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ
تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ
مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ
يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى
عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُونَ)([7]).
______________________________________________________________
No comments:
Post a Comment