Friday, February 19, 2016

KHUTBAH JUM'AT MEI 2015

Khutbah Jumat, 12 Rajab 1436 H / 01 Mei 2015M
Lapangkanlah dadaku
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي شَرَحَ صُدُورَ الْمُؤْمِنِينَ، وَطَمْأَنَ قُلُوبَ الذَّاكِرِينَ، وَأَنَارَ طَرِيقَ الصَّالِحِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَخَلِيلُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ، قَالَ تَعَالَى:( وَيُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ)([1]).
Kaum muslimin : sesungguhnya kelapangan dada dan ketenangan hati merupakan salah tujuan yang paling utama dan paling berharga, setiap manusia di dunia ini berusaha mencari kebahagiaan dan ketentraman, menjauh dari segala bentuk kegundahan  dan kekeruhan hidup, oleh karena itu bacalah doa Nabi Musa AS saat bermunjat pada Tuhannya :
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي
“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku” (Thaha 20 : 25). Maksudnya perluas dadaku dan berilah sinar keimanan di dalamnya (Tafsir Al Qurthubi 11/192). Inilah nikmat yang diberikan Allah kepada nabi-Nya Muhammad Saw, seperti disebutkan dalam firman Allah :
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu” (As Syarah 94 : 1). Kelapangan dada merupakan kunci kesuksesan, barang siapa yang dilapangkan dadanya oleh Allah maka jiwanya akan tenang, kemauannya menguat, urusan dunia akhiratnya akan lancar. Dan barang siapa yang disempitkan dadanya,  maka kehidupanya tidak lancar dan kondisinya tidak menetap, oleh sebab itu Allah mengingatkan kaum muslimin agar selalu mensyukuri nikmat kelapangan dada, disebutkan dalam firman-Nya :
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلاَمِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapatkan cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya) ?” (Az Zumar 39 : 22). Nabi Saw telah mengajarkan kita agar memohon kepada Allah dengan doa ini :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ
“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung pada-Mu dari kegundahan dan kesedihan” (Bukhari 2893)

Hamba Allah : manusia tidak pernah luput dari cobaan dan kekeruhan hidup  yang menimpa, oleh karena itu barang siapa mengalami kesempitan dada, kekeruhan dan kegundahan, maka hendaknya ia kembali pada Allah, karena pada kekuasaan-Nya semua masalah akan terselesaikan, hati akan terlapangkan dan kesulitan akan terbukakan, tidak ada kemudaratan yang menimpa seorang hamba lalu ia kembali pada Tuhannya dengan ketulusan dan keikhlasan, maka Allah akan menyelesaikan masalahnya dan melapangkan dadanya. Dan ingatlah bahwa shalat merupakan penghubung antara seorang hamba dengan Tuhannya, ia juga penyejuk jiwa, pembangkit kebahagiaan dan penghidup hati, Rasulullah Saw bersabda :
يَا بِلَالُ أَقِمِ الصَّلَاةَ أَرِحْنَا بِهَا
“Wahai Bilal, dirikanlah panggilan shalat dan tenangkan kami dengannya” (Abu daud 4985). Shalat penenang jiwa dan penyejuk hati, dari Hudzaifah RA berkata :
كَانَ النَّبِيُّ r إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ- أَيْ نَزَلَ بِهِ أَمْرٌ أَوْ أَصَابَهُ غَمٌّ([2])- صَلَّى([3])
“Nabi Saw bila datang padanya masalah –artinya ada masalah atau tertimpa kegundahan- beliau mendirikan shalat” (Abu Daud 1319). Dengan bermunajat pada Allah, hati menjadi tenang, dengan mendekatkan diri pada-Nya hati menjadi bahagia apabila saat shalat malam, ketika seorang mukmin berkhulwat dengan Tuhannya, mengadukan kegundahannya dan masalahnya, maka tidak  seorang pun yang selesai menunaikan shalatnya, kecuali Allah telah memberikan kelapangan pada dadanya dan ketenangan pada hatinya, Allah Swt berfirman :
وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا
“Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang paling panjang di malam hari” (Al Insan 76 : 26)

Memperbanyak sujud dan tasbih dengan kekhusuan hati serta merasakan kedekatan dengan Allah, semua itu dapat menjadi penyebab kelapangan dada, ketentraman dan kebahagiaan, Allah Swt telah berwasiat kepada Rasul-Nya seperti tersebut dalam firman-Nya :
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ* فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ
“Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapakan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu diantara orang-orang yang bersujud (shalat)” (Al Hijr 15 : 97-98). Dan berdoa juga menjadi salah satu kunci kelapangan dada dan penghilang kegundahan, Rasulullah Saw bersabda :
مَا أَصَابَ أَحَداً قَطُّ هَمٌّ وَلاَ حَزَنٌ فَقَالَ: اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِىَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِىَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ صَدْرِي وَجِلاَءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي. إِلاَّ أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَحُزْنَهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَهُ فَرَجاً». قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلاَ نَتَعَلَّمُهَا؟ فَقَالَ:« بَلَى يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهَا أَنْ يَتَعَلَّمَهَا
“Tidak seorang pun yang ditimpa kegelisahan dan kesedihan kemudian berdoa : “Ya Allah sesungguhnya aku hamba-Mu, anak dari hamba lelaki-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada pada kekuasaan-Mu, ketetapan-Mu berlaku padaku, ketentuan-Mu adil bagiku, aku mohon pada-Mu dengan seluruh nama yang Engkau namakan untuk diri-Mu, atau Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, atau Engkau mengajarkannya pada salah seorang dari makhluk-Mu, atau Engkau simpan dalam ilmu gaib di sisi-Mu, jadikanlah Al Quran sebagai penyejuk hatiku, cahaya di dadaku, pengusir kesedihanku dan penghilang gundahku” Melainkan Allah pasti menghilangkan kegundahan dan kesedihannya dan menggantinya dengan jalan keluar. Dikatakan : wahai Rasulullah sudah seharusnya kita mempelajarinya ? Beliau menjawab : tentu, sudah selayaknya bagi yang mendengarnya untuk mempelajarinya”  (Ahmad 3784)

Hamba Alah : salah satu penyebab kelapangan dada adalah berdzikir kepada Allah, barang siapa yang membiasakan berdzikir kepada Tuhannya, maka pandangannya akan lebih luasa, hatinya lebih tenang dan kondisinya akan lebih baik, Allah Swt berfirman :
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenterama dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram” (Ar Ra’d 13 : 28). Dzikir yang paling utama yang dapat menjauhkan kegundahan dan melapangkan dada adalah bershalawat kepada Nabi Saw,
عَنْ أُبيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي؟ أَيْ مِنْ دُعَائِي، فَقَالَ:« مَا شِئْتَ». قُلْتُ: الرُّبُعَ؟ قَالَ:« مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ». قُلْتُ: النِّصْفَ؟ قَالَ:« مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ». قُلْتُ: فَالثُّلُثَيْنِ. قَالَ:« مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ». قُلْتُ: أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا؟ قَالَ:« إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ، وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ
Dari Ubay bin Ka’ab RA berkata : aku bertanya : wahai Rasulullah sesungguhnya aku banyak membaca shalawat padamu, lalu berapa banyakku harus bershalawat padamu ?  artinya dari doaku, Beliau menjawab : terserahmu. Aku bertanya : seperempat ? Beliau menjawab : terserahmu, bila kau menambahnya maka itu baik bagimu. Aku bertanya : setengah ? Beliau menjawab : terserahmu, jika kau menambahnya maka itu baik bagimu. Aku bertanya : dua pertiga ?  Beliau menjawab : terserahmu, jika kau menambahnya maka itu baik bagimu. Aku bertanya  : aku jadikan semua shalawatku untukmu ? Beliau bersabda : jika demikian maka semua keinginanmu terpenuhi dan dosamu diampuni” (At Tirmidzi 2457)

Kaum muslimin : sesungguh rela dengan ketentuan Allah serta puas (qanaah) dengan pembagian-Nya merupakan penyebab utama kelapangan dada dan ketenangan jiwa, sebagaimana berprasangka baik terhadap Tuhannya dan yakin bahwa kebaikan adalah terdapat pada pilihan Allah, dan jangan menyesali apa yang telah berlalu, dan bekerjalah dengan sungguh-sungguh untuk masa depan, Nabi Saw bersabda :
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ، فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Jagalah sesuatu yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan pada Allah dan jangan lemah, jika kau tertimpa suatu musibah, janganlah berkata : seandainya aku lakukan demikian dan demikian, akan tetapi katakanlah : ini sudah ketentuan Allah dan setiap kehednak Allah pasti terjadi, karena kata “seandainya”memberi celah pada syetan” (Muslim 2664)
Para jamaah shalat : sesungguhnya perbuatan yang dapat mewariskan kegembiraan dalam hati, ketentraman dalam dada dan dapat mengusir gundah dan kesedihan, adalah hendaknya seseorang muslim menghiasi dirinya dengan akhlak mulia dalam pergaulannya di masyarakat, berbuat kebajikan, membantu orang yang membutuhkan, memberi makan orang yang kelaparan, menghibur hati yang sedih, membantu para janda, anak yatim dan orang lemah serta miskin, Allah Swt berfirman : 
الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُم بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Al Baqarah 2 : 274). Perbuatan yang dapat membantu terwujudnya ketentraman hati adalah wajah yang berseri-seri, ucapan yang baik, selamatnya hati dari iri dan dengki, toleransi dan pemaafan pada sesame, disebutkan dalam sebuah syair :
“Ketika Aku memaafkan dan tidak dengki pada seorang pun,maka Aku telah menentramkan jiwaku dari rasa permusuhan” (Adabud Dunya Wad Din 182)
Ya Allah berilah kami jiwa yang tenang, dada yang lapang dan hati yang ridha, dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu,  mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ. 

Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah pada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa mendekatkan diri pada Allah (Qurbah) yang paling agung dan paling utama adalah menjaga dan melindungi negara, Rasulullah telah memberikan kabar gembira pada para penjaga dan pelindung negara dengan keberuntungan surga dan keselamatan dari neraka, Rasulullah Saw bersabda :
عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Dua mata yang tidak tersentuh api neraka, mata yang menangis karena takut pada Allah dan mata yang berjaga di jalan Allah” (At Tirmidzi 1639). Pada hari peringatan penyatuan Angkatan Bersenjata kita yang kita banggakan, kita semua memohon berdoa kepada Allah agar para pejuang itu mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya sesuai dengan perjuangan mereka melindungi negara dan ketentramannya, semoga mereka selalu mendapatkan perlindungan-Nya karena Dialah semata sebaik-baiknya pelindung dan penolong.

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([4]). وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([5]). وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([6]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ اشْرَحْ صُدُورَنَا، وَفَرِّجْ هُمُومَنَا، وَنَوِّرْ قُلُوبَنَا، وَيَسِّرْ أُمُورَنَا، وَاغْفِرْ ذُنُوبَنَا، وَوَفِّقْنَا لِكُلِّ خَيْرٍ تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ. اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([7]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([8])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([9]).
http://www.awqaf.gov.ae/Jumaa.aspx?SectionID=5&RefID=3616
__________________________________________________________________



Khutbah Jumat, 19 Rajab 1436 H / 08 Mei 2015M
Allah mencintai orang yang berbuat baik
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَثْنَى عَلَى عِبَادِهِ الْمُحْسِنِينَ، وَرَفَعَ شَأْنَ الْمُنْفِقِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، خَيْرُ الْعِبَادِ، وَأَفْضَلُ مَنْ بَذَلَ وَجَادَ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، قَالَ سُبْحَانَهُ:( فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْراً لأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ)([1]) وَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ:( فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ)([2]).
Kaum muslimin : sesungguhnya Islam adalah agama kebaikan, kebajikan dan kasih sayang pada sesama manusia, ia datang membawa akhlak mulia, perbuatan baik, ia mengajak untuk membantu orang yang tertimpa musibah dan bencana, membantu orang yang kesusahan dan orang yang membutuhkan, dan semua perbuatan diatas termasuk dalam inti keimanan sebagaimana ia akan menjadi salah satu penyebab kebahagiaan dan keberuntungan, Allah Swt berfirman :
فَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ ذَلِكَ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Ar Rum 30 : 38)
Allah telah memerintahkan agar berlaku baik kepada semua manusia, menolong orang-orang yang sedang tertimpa bencana dan musibah tanpa membeda-bedakan, karena perintah diatas merupakan perintah umum yang mencakup semua atas dasar prinsip kemuliaan, Allah Swt berfirman :
وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik" (Al Baqarah 2 : 195). Keagungan perbuatan diatas telah ditanamkan oleh Nabi Saw pada jiwa ummatnya, disebutkan dalam sabdanya :
كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ
“Setiap kebaikan adalah sedekah” (Muttafaq 'alaih). Ditegaskan pula dalam hadits lainnya :
فِي كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
“Dalam setiap hati yang basah terdapat pahala” (Muttafaq 'alaih)

Islam memberikan perhatian penuh pada akhlak mulia, dengan mendorong pelakunya dan memberinya balasan yang sangat besar, Aisyah RA berkata :
جَاءَتْنِي مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا، فَأَطْعَمْتُهَا ثَلَاثَ تَمَرَاتٍ، فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً، وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا، فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا، فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ، الَّتِي كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا، فَأَعْجَبَنِي شَأْنُهَا، فَذَكَرْتُ الَّذِي صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ r فَقَالَ:« إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ، أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ
Seorang wanita miskin datang kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, lalu  aku memberinya tiga buah kurma. Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri. Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka dia membelah satu butir kurma itu menjadi dua yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya. Peristiwa itu membuatku takjub sehingga aku ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah Saw, maka Nabi Saw  bersabda, : Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan membebaskannya dari neraka” (Muslim 2630). Betapa besar keutamaannya, seorang ibu yang miskin tapi baik, ia telah mendapatkan pahala yang sangat diharapkan dan mendapatkan tempat yang terhormat di surga.

Kaum muslimin : Nabi merupakan manusia paling dermawan terhadap sesamanya, paling cepat dalam membantu sesamanya, paling perhatian untuk membantu orang yang membutuhkannya, sehingga Beliau menjadi contoh mulia dalam hal ini sejak sebelum ia diutus, Khadijah RA berkata :
كَلَّا وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الكَلَّ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الحَقِّ
“Sekali-kali tidak,  demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu, karena engkau selalu menjalin hubungan silaturrahim, menanggung beban, memberikan bantuan kepada orang yang tak punya, memuliakan tamu dan memberikan pertolongan kepada orang yang berada di pihak yang benar.” (Muttafaq 'alaih)
Sebuah sifat dan kepribadian yang sempurna dan betapa perlunya kita untuk selalu berteladan dengan kemuliaan akhlak murni ini, agar kita mampu menampakkan wajah keindahan agama kita, nilai-nilai mulia kita dan keaguangan kemanusiaan kita.

Hamba Allah : banyak ladang kebaikan, diantaranya ; kebaikan dalam bentuk ucapan, seperti menunjukkan orang yang tersesat jalan, menghibur orang yang sedang sedih dan menganjurkan pada kebaikan dan kebajikan, Allah Swt berfirman :
لاَ خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتَغَاء مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar” (An Nisa’ 4 : 114). Nabi Saw bersabda :
الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
“Ucapan yang baik berpahala sedekah” (Muttafaq ‘alaih)

Termasuk perbuatan baik, bersedekah, memenuhi kebutuhan sesama dan menolong orang yang tertimpa bencana, dari Jarir bin Abdullah RA berkata :
كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ r فِي صَدْرِ النَّهَارِ، فَجَاءَهُ قَوْمٌ حُفَاةٌ عُرَاةٌ مُجْتَابِي النِّمَارِ- أَيْ يَلْبَسُونَ ثِيَابًا مُشَقَّقَةً- فَتَغَيَّرَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ r لِمَا رَأَى بِهِمْ مِنَ الْفَاقَةِ، فَدَخَلَ ثُمَّ خَرَجَ، فَأَمَرَ بِلَالًا فَأَذَّنَ وَأَقَامَ، فَصَلَّى، ثُمَّ خَطَبَ النَّاسَ وَحَثَّهُمْ عَلَى الصَّدَقَةِ، فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ بِصُرَّةٍ كَادَتْ كَفُّهُ تَعْجِزُ عَنْهَا، بَلْ قَدْ عَجَزَتْ، ثُمَّ تَتَابَعَ النَّاسُ، حَتَّى جَمَعُوا كَوْمَيْنِ مِنْ طَعَامٍ وَثِيَابٍ، فَتَهَلَّلَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ r وَقَالَ:« مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ
“Di awal pagi, ketika kami berada dekat Rasulullah Saw, tiba-tiba datang satu kaum  yang bertelanjang kaki  dan berpakaian selembar kain yang lapuk. Ketika melihat mereka, wajah Rasulullah Saw  terharu karena melihat kemiskinan mereka. Beliau masuk ke rumahnya dan keluar lagi. Kemudian disuruhnya Bilal adzan dan iqamah, sesudah itu beliau shalat kemudian beliau berkhutbah menganjurkan manusia untuk bersedekah, kemudian  datang seorang laki-laki Anshar membawa sekantong yang hampir tangannya tidak kuat mengangkatnya, bahkan dia memang tidak kuat untuk mengangkatnya, hingga akhirnya orang-orang lain pun mengikuti pula memberikan sedekah, akhirnya terkumpul dua tumpuk makanan dan pakaian. Dan saya melihat wajah Rasulullah Saw berseri-seri,  lalu  Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa yang mencontohkan dalam Islam prilaku baik, baginya pahalanya dan pahala orang yang mencontoh perbuatan itu, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun”

Begitu juga saling memberikan hadiah, memiliki pengaruh penting dalam menarik jiwa dan hati orang lain,
وَقَدْ أَهْدَى النَّبِيُّ r عُمُرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ حُلَّةً ثَمِينَةً، فَأَهْدَاهَا عُمَرُ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ إِلَى أَخِيهِ بِمَكَّةَ، وَكَانَ أَخُوهُ يَوْمَئِذٍ عَلَى غَيْرِ الإِسْلاَمِ
“Nabi Saw memberikan hadiah pada Umar bin Khattab RA sebuah gelang yang mahal, lalu Umar RA menghadiahkannya pada saudaranya di Makkah, pada saat itu saudaranya belum masuk Islam” (Muttafaq ‘alaih)

Para jamaah shalat : sesungguhnya perbuatan baik akan membuahkan kebaikan yang lebih besar, keutamaan, dan ia akan menjadi penyebab digapainya pahala dan balasan yang sangat besar dari Allah Yang Maha Besar, Allah Swt berfirman :
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak” (Al Hadid 53 : 18). Dan ia juga menjadi penyebab keberuntungan dengan mendapatkan kedekatan dengan Allah dan cinta-Nya, meraih ridha dan rahmat-Nya, perlindungan dan taufiq-Nya, Allah Swt berfirman :
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan” (An Nahl 16 : 128)

Sungguh beruntung orang yang dipilih Allah dengan akhlak mulia ini, sehingga dari tangannya selalu mengalir kebaikan dan kedermawanan, membantu dan menolong orang yang membutuhkan dan orang yang tertimpa bencana dan musibah, sehingga ia mendapatkan keberuntungan dunia dan akhirat, surga dan ridha Allah akan dinikmatinya.

Ya Allah berilah pertolongan pada kami untuk  berbuat kebaikan dan kebajikan, jadikanlah kami termasuk orang yang selalu bersedekah dan memberi, dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu,  mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.  

Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَاتَّقُوا اللَّهَ عِبَادَ اللَّهِ حَقَّ التَّقْوَى، وَرَاقِبُوهُ فِي السِّرِّ وَالنَّجْوَى، وَاعْلَمُوا أنَّ مِمَّا وَفَّقَ اللَّهُ تَعَالَى إِلَيْهِ دَوْلَتَنَا الْمُبَارَكَةَ وَقِيَادَتَنَا الرَّشِيدَةَ أَنْ جَعَلَ لَهَا الأَيَادِيَ الْبَيْضَاءَ الْكَرِيمَةَ، وَجَعَلَهَا وَاحَةً لِلْبَذْلِ وَالْعَطَاءِ، تَتَسَابَقُ فِي مَيَادِينِ الْخَيْرِ، وَتُسَارِعُ إِلَى مُسَاعَدَةِ النَّاسِ، لاَ تَأْلُو جُهْدًا فِي دَعْمِ الْمَنْكُوبِينَ، وَإِغَاثَةِ الْمَكْرُوبِينَ، وَالْوُقُوفِ إِلَى جَانِبِ الْمُحْتَاجِينَ، وَدَفْعِ الضُّرِّ عَنِ الْمُتَضَرِّرِينَ، تَخَلُّقًا بِأَخْلاَقِ دِينِنَا الْحَنِيفِ، وَنَبِيِّنَا الْكَرِيمِ r وَتَأَسِّيًا بِمُؤَسِّسِ هَذِهِ الدَّوْلَةِ الشَّيْخِ زَايِدِ الْعَطَاءِ طَيَّبَ اللَّهُ ثَرَاهُ، حَتَّى احْتَلَّتْ دَوْلَةُ الإِمَارَاتِ الْعَرَبِيَّةِ الْمُتَّحِدَةِ الْمَرْتَبَةَ الأُولَى عَلَى مُسْتَوَى الْعَالَمِ كَأَكْبَرِ مَانِحٍ لِلْمُسَاعَدَاتِ الإِنْسَانِيَّةِ، وَقَدْ وَعَدَ اللَّهُ تَعَالَى كُلَّ مَنْ بَذَلَ مَعْرُوفًا أَوْ فَعَلَ إِحْسَانًا بِالْفَوْزِ وَالْفَلاَحِ، فَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ:( وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ)([3]).
Bertakwalah pada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa diantara taufiq Allah yang diberikan pada negara kita dan pada pemimpin kita adalah menjadikannya mereka tangan-tangan kedermawanan, sehingga negara ini terkenal dengan kedermawanannya, yang selalu berlomba-lomba di lapangan kebaikan dan dalam membantu manusia, tidak pernah lelah untuk menolong orang-orang yang tertimpa musibah dan orang-orang yang membutuhkan, semua itu karena menerapkan akhlak agama mulia kita dan nabi kita Muhammad Saw serta berteladan pada pendiri negara ini Syaikh Zayed semoga Allah merahmatinya, sehingga negara UAE menempati posisi pertama di dunia sebagai pemberi bantuan kemanusiaan terbesar, dan janji Allah pada setiap orang yang melakukan kebaikan dan kebajikan akan mendapatkan keberuntungan dan kemenangan, Allah Swt berfirman :
وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapatkan kemenangan” (Al Hajj 22 : 77)


هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([4]). وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([5]). وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([6]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُحْسِنِينَ، وَلِلْخَيْرِ فَاعِلِينَ، وَلِعِبَادِكَ نَافِعِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ. اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([7]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([8])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([9]).

http://www.awqaf.gov.ae/Jumaa.aspx?SectionID=5&RefID=3622 
_______________________________________________________________________________________

 
Khutbah Jumat, 26 Rajab 1436 H / 15 Mei 2015M
Isra' Mi'raj
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ قَيُّومِ الأَرْضِ وَالسَّمَوَاتِ، لَهُ فِي الْكَوْنِ عِبَرٌ وَعِظَاتٌ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، أَكْرَمَهُ رَبُّهُ بِالْمُعْجِزَاتِ الْبَاهِرَاتِ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، قَالَ سُبْحَانَهُ:( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ)([1]).
Kaum muslimin : diantara mukjizat Nabi Saw adalah perjalanan Isra' dan Mi'raj yang diberikan sebagai penghargaan dan pengagungan atas ketinggian akhlak dan keluasan hatinya, serta atas kasih sayangnya pada kaumnya dimana beliau selalu memohon kepada Allah untuk kebaikan mereka -walaupun beliau menerima perlakuan tidak baik dari mereka-, disebutkan dalam doanya :
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ
"Ya Allah ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengerti" (Muttafaq 'alaih). Bahkan dalam kesempatan lain beliau berharap :
بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
"Bahkan aku berharap semoga Allah melahirkan dari mereka, orang yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya sedikitpun" (Muttafaq 'alaih). Perjalanan Isra' dan Mi'raj bagi Nabi Saw sebagai obat penyembuh,  peneguh hatinya sebagaimana ia merupakan penghibur bagi dirinya, Allah Swt berfirman :
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami, sesungguhnya Dia adalah maha Mendengar lagi maha Mengetahui" (Al Isra' 17 : 1). Banyak pelajaran agung dan berharga dalam perjalanan tersebut, diantaranya : ia merupakan perjalanan yang diawali dengan pembersihan hati nabi Saw dan kemudian dicuci dengan air zamzam, Rasulullah Saw bersabda :
فُرِجَ عَنْ سَقْفِ بَيْتِي وَأَنَا بِمَكَّةَ، فَنَزَلَ جِبْرِيلُ فَفَرَجَ صَدْرِي، ثُمَّ غَسَلَهُ بِمَاءِ زَمْزَمَ
"Atap rumahku dibelah ketika aku berada di Makkah, lalu malaikat Jibril turun dan membedah dadaku kemudian mencucinya dengan air zamzam" (Muttafaq 'alaih)

Beliau berjumpa dengan para nabi dan rasul di masjid Al Aqsha dan beliau menjadi imam shalat mereka" (Muslim 172). Kemuliaan bagi imam dan para ma'mumnya, kejadian ini gambaran kemuliaan dan ketinggian kedudukannya serta keglobalan risalah yang dibawanya, kemudian beliau dinaikkan ke langit, disana beliau berjumpa dengan sebagian nabi, dengan mengucapkan salam pada mereka, mereka saling bertukar salam dan rasa kasih, selanjutnya beliau diangkat ke sidratul muntaha, sebagaimana dikisahkan dalam sabdanya :
ثُمَّ رُفِعْتُ إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى
"Kemudian aku dinaikkan ke sidratul Muntaah" (Muttafaq 'alaih). Proses mi'rajnya berakhir dengan ditetapkannya shalat, kewajiban shalat yang ditetapkan diatas langit ketujuh, sebuah ketetapan yang berbeda dengan ketetapan kewajiban dan ibadah lainnya, hal itu sebagai penegasan akan penting dan agungnya kedudukannya. Seorang muslim dapat bermi'raj dengan shalat dengan hati dan spritualnya menuju Tuhannya, ia merupakan mi'raj dan ketentraman, maka beruntunglah orang yang diberikan taufiq untuk menjaga shalatnya dan menunaikan tetap waktunya, Allah Swt berfirman :
فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ كَانَتْ عَلَى المُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَّوْقُوتاً
"Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa) sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman" (An Nisa' 4 : 103). Ia merupakan pembawa kebahagiaan bagi orang yang menunaikannya dengan sebaik-bainya dan memerintahkan keluarganya untuk menunaikannya, Allah Swt berfirman :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya" (Thaha 20 : 132). Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ
"Sesungguhnya perbuatan manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat" (Abu Daud 864)

Allah menjelaskan balasan orang-orang yang menunaikan shalat didalam firman-Nya :
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ* أُوْلَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ* الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Dan orang-orang yang memelihara shalatnya, mereka itulah orang-orang yang mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya" (Al Mu'minun 23 : 9-11)
Dan diantara rahmat Allah terhadap hamba-hamba-Nya, adalah kemudahan yang diberikan pada mereka, dimana tadinya kewajiban shalat itu berjumlah 50 diturunkan menjadi 5 waktu, disebutkan dalam sebuah hadits Qudsi :
يَا مُحَمَّدُ، إِنَّهُنَّ خَمْسُ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، لِكُلِّ صَلَاةٍ عَشْرٌ، فَذَلِكَ خَمْسُونَ صَلَاةً
"Wahai Muhammad, sesungguhnya ia berjumlah lima waktu shalat setiap hari dan malam, setiap shalat dihitung sepuluh, maka jumlah semuanya sepadan dengan lima puluh"  (Muslim 162)

Para jamaah shalat : dalam perjalanan Mi'raj, Rasulullah Saw melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhannya, Allah Swt berfirman :
لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الكُبْرَى
"Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar" (An Najm 53 : 18). Beliau melihat surga dan neraka, menyaksikan balasan orang-orang shaleh, yaitu mereka yang mampu menjaga lidah dan anggota tubuh mereka, mereka yang menjauh dari ghibah dan adu domba dan mereka menjauh dari semua keburukan akhlak, beliau melihat akibat dari pelaku ghibah, dimana mereka sering berlaku ghibah terhadap sesama manusia, sibuk dengan urusan mereka, betapa buruknya manusia yang sibuk dengan keburukan sesamanya, atau rajin memfitnah sesamanya, Allah Swt berfirman :
أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
"Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi maha Penyayang" (Al Hujurat 49 : 12). Rasulullah Saw bersabda :
لَمَّا عَرَجَ بِي رَبِّي مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ، يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ. فَقُلْتُ: مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ، وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ
“Ketika aku dimi’rajkan oleh Tuhanku, aku melewati satu  kaum yang memiliki kuku dari tembaga, mereka mencakar wajah dan dada mereka sendiri, lalu aku bertanya  : Siapakah mereka itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Itu adalah orang yang suka memakan daging saudaranya, dan menodai kehormatannya” (Abu Daud 4878). Perumpamaan diatas disebabkan bahaya ghibah dan pengaruhnya serta akibat buruknya, dimana ia dapat mengundang terjadinya permusuhan, dan pelakunya akan mendapatkan balasan yang sangat pedih, Allah Swt berfirman :
ويل لكل همزة لمزة
"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela" (Al Humazah 104 : 1). Maksudnya seorang yang mengumpat dan menjelek-jelekkan sesamanya

Hamba Allah : para sahabat merupakan contoh dan teladan dalam keyakinan yang kuat, kejujuran dalam keimanan dan keteguhan atas kebenaran, serta kebaikan dalam berdialog dan berinteraksi dengan sesamanya, salah satunya adalah Abu Bakar As Shiddiq RA ketika Nabi Saw diisra'kan, ada sebagian orang dari kaum Quraisy datang dan bertanya kepadanya :
هَلْ لَكَ إِلَى صَاحِبِكَ يَزْعُمُ أَنَّهُ أُسْرِيَ بِهِ اللَّيْلَةَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ. قَالَ: أَوَقَالَ ذَلِكَ؟ قَالُوا: نَعَمْ. قَالَ: لَئِنْ كَانَ قَالَ ذَلِكَ لَقَدْ صَدَقَ. قَالُوا: أَوَتُصَدِّقُهُ أَنَّهُ ذَهَبَ اللَّيْلَةَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ وَجَاءَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ؟ قَالَ: نَعَمْ، إِنِّي لَأَصُدِّقُهُ فِيمَا هُوَ أَبْعَدُ مِنْ ذَلِكَ، أُصَدِّقُهُ بِخَبَرِ السَّمَاءِ فِي غَدْوَةٍ أَوْ رَوْحَةٍ. فَلِذَلِكَ سُمَيَّ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقَ
 "Apa pendapatmu tentang sahabatmu yang mengaku bahwasanya dia diisra'kan malam tadi ke Baitul Maqdis? Dia menjawab: Apakah beliau berkata demikian?Mereka berkata: Ya. Dia menjawab: Jika beliau  mengatakan itu, maka sungguh beliau telah (berkata) jujur. Mereka berkata: Apakah engkau membenarkannya bahwasanya beliau pergi malam tadi ke Baitul Maqdis dan sudah pulang sebelum subuh? Dia menjawab: Ya, sungguh aku membenarkannya (bahkan) yang lebih jauh dari itu, aku membenarkannya terhadap berita langit (yang datang) di waktu pagi maupun sore". Oleh karena itu, Abu Bakar diberi gelar  ash-Shiddiq (orang yang membenarkan).
Sungguh merupakan keimanan yang teguh, jawaban yang memuaskan dan merupakan teladan dan contoh yang baik, maka beruntunglah orang yang bersungguh-sungguh, berbuat dan berkata baik, meningkatkan keimanannya, sehingga pada akhirnya ia akan berdampingan dengan Nabi Saw di surga, hunian yang abadi.
Ya Allah berilah rezeki pada kami cinta Nabi-Mu, jadikanlah perjalan hidupnya sebagai bekal kami, berilah kami kekuatan untuk mengamalkan sunnahnya, dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu,  mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.  

Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

Bertakwalah pada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa Allah memilih para Nabi dan para Rasul, mereka dijadikan sebagai panutan dalam ucapan dan perbuatan, dan Allah telah memerintahkan rasul kita Muhammad Saw agar berteladan pada mereka, Allah Swt berfirman :
Rasulullah Saw menjadi panutan bagi mereka dalam perjalan Isra' Mi'raj, mereka menteladaninya, shalat dibelakangnya, dan dia Saw merupakan panutan utama, dan kita semua diperintahkan untuk berteladan dan mengikuti sifat-sifat-nya yang murn dan akhlaknya yang mulia, Allah Swt berfirman :
فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ
"Maka ikutilah petunjuk mereka" (Al An'am 6 : 90). Beliau menjadi teladan bagi mereka semua dalam perjalanan Isra' dan Mi'raj, mereka berteladan dan shalat dibelakang beliau, beliau merupakan teladan yang paling agung dan contoh yang paling mulia, dan Allah telah memerintahkan kita agar berteladan dan mengikutinya dan mencontoh sifat-sifat dan akhlak mulianya, Allah Swt berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu" (Al Ahzab 33 : 21). Di Negara United Arab Emirates akhlak, pengaruh dan hidayahnya menjadi bukti nyata bagi dunia atas kemurnian agama kita ini, sehingga nilai-nilai toleransi, kasih sayang, kebijaksanaan, nasehat baik, kemoderatan dijunjung tinggi, kini dunia semakin mengenal gambaran kebudayaan negara ini, sehingga penduduk negara ini dapat masuk ke sebagian negara tanpa harus menunggu proses yang panjang dan tanpa membutuhkan visa, ini merupakan bukti nyata atas usaha pemerintah, diplomasi yang matang, dan nilai-nilai yang bagus yang melekat pada masyarakat kita. Dan sungguh indah bila seseorang mampu menjadi teladan baik bagi dirinya, cerminan keteladan masyarakatnya, karena itu merupakan duta kebaikan bagi negaranya, dan akan menampakkan ajaran Islam yang toleran.

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]). وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]). وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الإِيمَانِ، وَجَمِّلْنَا بِمَكَارِمِ الأَخْلاَقِ، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ، وَوَفِّقْنَا لِكُلِّ خَيْرٍ وَبِرٍّ وَتَقْوَى يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([7]).


______________________________________________________________________________

KhutbahJumat, 04 Sya’ban 1436 H / 22 Mei 2015
Jagalah Allah, Allah menjagamu
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدًا يَلِيقُ بِجَلاَلِ وَجْهِهِ وَعَظِيمِ سُلْطَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، الدَّاعِي إِلَى كُلِّ خَيْرٍ وَصَوَابٍ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ:( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ)([1]). وَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ:( فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ)([2]).
Kaum muslimin : Allah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk, diajarkannya apa yang belum diketahuinya, diberikannya kalimat yang sempurna, lalu dia berwasiat pada kita dengan penuh kebijaksanaan, Allah Swt berfirman : 
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلاَلٍ مُبِينٍ
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (Ali Imran 3 : 164). Dan diantara wasiat nabi dan sunnahnya adalah salah satunya diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas RA berkata : 
يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ، احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ

“Wahai anak, sesungguhnya aku mengajarkanmu beberapa kata : jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya kau dapati Dia dihapanmu, jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Dan ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering” (At Tirmidzi 2516).
Sesungguhnya hadits ini memiliki keluasan dan kedalaman makna, yang berkisar mengenai kehidupan manusia, ia juga merupakan bekal orang-orang yang bertakwa dan peta jalan orang-orang shaleh, Nabi Saw memulainya dengan : “Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu”. Menjaga Allah yaitu dengan mengerjakan semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya dan menunaikan semua hak-hak dan syiar-Nya.

Hamba Allah : ini adalah diantara wasiat kenabian, yaitu sebuah wasiat yang lengkap : 
احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ
“Jagalah Allah, Allah akan menjagamu”.Wasiat yang mengajak seorang muslim untuk mengagungkan apa yang diharamkan oleh Allah, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ اللَّهَ يَغَارُ، وَغَيْرَةُ اللَّهِ أَنْ يَأْتِيَ الْمُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ

“Sesungguhnya Allah memiliki  sifat cemburu, adapun cemburu Allah adalah ketika seorang mukmin melanggar apa yang diharamkan Allah” (Muttafaq ‘alaih).
Wasiat ini menganjurkan seseorang untuk menjaga semua anggota badannya, melindungi pendengaran dan penglihatannya, dan tidak menyimak apa yang dimurkai Allah dan tidak memandang pada yang tidak diridhai Allah, Allah Swt berfirman : 
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (Al Isra’ 17 : 36). Begitu pula menjaga ucapannya, sehingga ia tidak berkata  kecuali ucapan yang baik dan indah didengar, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ

“Barang siapa menjamin untukku apa yang ada antara dua rahangnya dan antara dua kakinya, niscaya Aku menjamin surga baginya” (Bukhari 6474).
Bertakwa kepada Allah dalam mencari harta, tidak makan kecuali yang halal, tidak berbelanja kecuali dari harta yang halal, Allah Swt berfirman : 
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلالاً طَيِّباً
“Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi” (Al Baqarah 2 : 168). Termasuk juga menjaga hak-hak hamba, menjaga amanah dan berlaku adil serta berpegang teguh dengan akhlak yang mulia, sehingga hatinya menjadi bersih, pergaulannya menjadi baik, sehingga ia semakin rajin berbuat kebaikan dan kebajikan dan menjauh dari semua keburukan dan permusuhan.
Para jamaah shalat : sesungguhnya hal yang dapat membantu seseorang untuk menjauh dari larangan Allah, adalah merasakan keagungan Allah, merasa terus diawasi dan bahwa Allah Maha Melihat atas semua makhluk-Nya, itulah anjuran Rasulullah Saw pada semua, disebutkan dalam sabdanya :  
الإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا
“Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu” (Al Ahzab 33 : 52). Dia Allah Swt Maha Mengetahui segala rahasia, mengetahui yang tersimpan dalam hati, tidak terlepas dari-Nya seberat biji atau tersembunyi dari-Nya segala sesuatu. Rasulullah Saw telah mengajak kita agar merasa diawasi oleh-Nya, seperti disebutkan dalam sabdanya :
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah dimana saja berada, ikutilah segera keburukan dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapuskan keburukan dan bergaulah dengan manusia dengan pergaulan akhlak yang baik”(Muttafaq 'alaih). Betapa indahnya bila seseorang merasa diawasi oleh Allah dalam ibadah, pergaulan, dalam keluarga, dalam jual beli dan kerjanya, di masyarakat dan negaranya, sehingga Allah melindunginya di dunia dan akhiratnya, dan Nabi Saw banyak membaca doa berikut ini :
اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي
Ya Allah, lindungilah aku dari depan dan dari belakangku, sebelah kanan dan kiriku dari atas kepalaku” (Abu Daud 5074)

 Hamba Allah : sesungguhnya diantara hasil dari menjaga Allah adalah cinta-Nya pada seorang tersebut serta perlindugan-Nya untuknya, kasih sayang-Nya, taufiq-Nya dan pertolongan akan diberikan padanya, Rasulullah Saw bersabda : "jagalah Allah niscaya kau dapati Dia dihapanmu". Maksudnya Dia akan menolongmu dengan Qudrah-Nya, membukakan untukmu semua pintu rahmat-Nya, memberimu rezeki dari keutamaan-Nya yang menyeluruh, karena sesungguhnya Allah Dia Yang Maha Memberi dan Maha Mencegah, Dzat Yang Memberikan Kemudaratan dan Kemanfaatan, Allah Swt berfirman :
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ




"Apa saja yang Allah anugerahkan kepda manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yangdapat menahannya, dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu, dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (Fathir 35 : 2). Dalam perlindungan Allah terhadap seseorang terdapat ketenangan jiwa, ketentraman hati dan kebahagiaan di dunia dan akhirat, Allah Swt berfirman :
وَمَن يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
"Dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya" (At Taghabun 64 : 11). Ibnu Abbas RA berkata : maksudnya Dia memberi petunjuk kepada hatinya dengan keyakinan, sehingga ia mengerti bahwa setiap musibah yang menimpanya bukan untuk menyalahkannya dan apa yang menyalahkannya bukan untuk menimpakannya musibah" (Tafsir Ibnu Katsir 7 : 112)
Inilah keyakinan dan keimanan para nabi, Nabi Hud AS berkata pada kaumnya :
إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya, sesungguhnya Tuhanku diatas jalan yang lurus" (Hud 11 : 56)
Barang siapa menjaga Allah dalam dirinya, maka Dia akan melindungi jiwa, anak dan hartanya (Jami’ul Ulum wal Hikam 1/465).  Dan orang yang shaleh adalah orang yang menjaga keluarganya, sehingga keberkahan itu meliputi keluarganya di dunia dan akhirat. Allah Swt berfirman :
وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحاً
"Sedang ayahnyaadalah seorang yang shaleh" (Al Kahf 18 : 82). Dan barang siapa menjaga Allah di masa mudanya, maka Allah akan melindunginya dimasa tua dan lemahnya, dan Dia akan mendapatkan kesehatan akal, pendengaran dan penglihatan, seorang ulama berpendapat : anggota tubuh ini telah kita lindungi dari kemaksiatan semasa kita kecil, maka Allah menjaganya saat kita tua (Jami’ul Ulum wal Hikam 1/466).
Ya Allah lindungilah kami dengan perlindungan-Mu, dan jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang menjaga semua amalan yang Engkau cintai dan Engkau ridhai, dan berilah kami selalu taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

KhutbahKedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa bulan Sya’ban memiliki keutamaan yang besar, ia bagaikan pembukaan bulan Ramadhan, sebagai pengantar menuju suasana keimanan, dan Rasulullah Saw bersungguh-sungguh menjalankan puasa di dalamnya, karena di dalamnya terdapat pahala dan balasan yang melimpah, dari Aisyah RA berkata : 
لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم  يَصُومُ شَهْراً أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
“Nabi Saw tidak pernah berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak dilakukan selain dari bulan Sya’ban, beliau puasa bulan Sya’ban semuanya” (Muttafaq ‘alaih).  Ketika beliau ditanya mengenai hal tersebut, beliau menjawab :
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Itu merupakan bulan yang sering dilupakan oleh manusia, ia berada antara bulan Rajab dan Ramadhan, ia bulan diangkatnya amalan ke Tuhan semesta alam, maka Aku menyukai bila amalanku diangkat dan aku dalam keadaan berpuasa” (An Nasa’i 2357)
Bulan Sya’ban bulan diangkatnya amalan dan bulan ampunan Allah terhadap hamba-hamba-Nya, Nabi Saw bersabda : 
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ، إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
“Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan bulan Sya’ban, lalu Dia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan orang yang bertengkar” (Ibnu Majah 1390). Maka beruntunglah orang yang memiliki perasaan yang baik, buku catatannya dipenuhi kebaikan, bulan Sya’ban dijadikan tempat berinvestasi untuk berpuasa dan beramal shaleh, sehingga amalannya diangkat dan dosanya diampuni.
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([3]). وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4]). وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([5]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الْمُتَّقِينَ، الْحَافِظِينَ لأَوَامِرِكَ، الشَّاكِرِينَ لأَنَعُمِكَ، وَمُنَّ عَلَيْنَا بِوَاسِعِ جُودِكَ وَرَحْمَتِكَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([6]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([7])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([8]).

___________________________________________________________________

 
Khutbah Jumat, 11 Sya'ban 1436 H / 29 Mei 2015M
Sirah Ummul Mukminin
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدًا يَلِيقُ بِجَلاَلِ وَجْهِهِ وَعَظِيمِ سُلْطَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ:( يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً)([1]).
Kaum muslimin : Allah telah memilihkan wanita termulia dan tertinggi kedudukannya untuk Rasul-Nya Muhammad Saw dan mereka para isteri Nabi adalah sebagai Ummahatul (ibu-ibu) Mukminin, Allah Swt berfirman :
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ
“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka” (Al Ahzab 33 : 6). Mereka memiliki keistimewaan dan kedudukan yang tidak dimiliki oleh wanita lainnya, Allah Swt berfirman :
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain” (Al Ahzab 33 : 32). Setiap mereka para isteri-isteri Nabi Saw memiliki kelebihan dan keutamaan tersendiri, diantaranya Khadijah binti Khuwailid ibu kaum mukminin semoga Allah meridhainya, dia merupakan orang pertama yang masuk Islam, ketika turun wahyu pada Rasulullah Saw di gua Hira’, beliau kembali dan memasuki rumahnya  dan beliau menceritakan padanya, dia langsung percaya dan mengimaninya, dan berkata : “Demi Allah, sekali-kali Allah tidak akan membuatmu sedih”. Dia berangkat menemui Waraqah bin Naufal, dan bertanya : wahai anak pamanku, dengarkan penuturan anak saudaramu. Waraqah bertanya : wahai anak saudaraku apa yang kau lihat ? lalu Rasulullah Saw menceritakan apa yang telah dilihatnya. Waraqah berkata padanya : Sesungguhnya wahyu ini juga diturunkan oleh Allah pada Musa” (Muttafaq ‘alaih). Dia menjadi sebaik-baiknya pendukung dan penolong Nabi Saw, yang membantu dan menolongnya terutama saat beliau dalam kesusahan, dia bersabar bersamanya, sehingga ia pantas menjadi teladan dan contoh seorang isteri yang setia, yang berada disamping suaminya dalam suka dan duka, dia menghiburnya saat cobaan menimpa, mendukungnya dan menguatkan tekadnya dalam menghadapi kesusahan, sehingga sirahnya menjadi contoh tersendiri bagi seorang isteri yang shalehah, yang berusaha demi ketentraman rumah tangganya, dia berusaha dengan sekuat tenaga untuk membahagiakan keluarganya, dan Allah membalasnya dengan balasan sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara, dan Allah memerintahkan Jibril untuk menyampaikan salam dari-Nya” (Muttafaq ‘alaih)

Nabi Saw selalu setia padanya baik di masa hidupnya dan setelah wafatnya, beliau selalu menyebut dan memujinya, disebutkan dalam sebuah sabdanya :
قَدْ آمَنَتْ بِي إِذْ كَفَرَ بِي النَّاسُ، وَصَدَّقَتْنِي إِذْ كَذَّبَنِي النَّاسُ، وَوَاسَتْنِي بِمَالِهَا إِذْ حَرَمَنِي النَّاسُ، وَرَزَقَنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَدَهَا إِذْ حَرَمَنِي أَوْلاَدَ النِّسَاءِ
“Dia telah beriman padaku, tatkala manusia lain mengingkariku (kufur), dia mempercayaiku tatkala manusia lain mendustaiku, dia menolongku dengan hartanya tatkala manusia lain tidak membantuku, dan Allah memberiku rezeki anak keturunan tatkala isteri-isteri lainnya tidak mampu memberikan itu” (Ahmad 25606). Hendaknya seperti kondisi diatas rumah tangga seorang muslim berdiri, rumah tangga yang dipenuhi pengorbanan, kesetiaan dan saling memberi sehingga keluarga dapat hidup dalam kebahagiaan, ketentraman dan kenyamanan.

Para jamaah shalat : bila kita bertanya tentang Ummul Mukminin Aisyah RA, dia adalah wanita yang jujur yang dilahirkan dari orang tua yang jujur, Allah telah memilihnya sebagai isteri pendamping Rasul-Nya Saw, sebuah keputusan dari langit, Aisyah berkata : Rasulullah Saw bersabda :
أُرِيتُكِ فِي الْمَنَامِ ثَلاَثَ لَيَالٍ، جَاءَنِي بِكِ الْمَلَكُ فِي سَرَقَةٍ -أَيْ قِطْعَةٍ- مِنْ حَرِيرٍ فَيَقُولُ: هَذِهِ امْرَأَتُكَ. فَأَكْشِفُ عَنْ وَجْهِكِ، فَإِذَا أَنْتِ هِيَ، فَأَقُولُ: إِنْ يَكُ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ يُمْضِهِ
 “Aku melihat engkau (Aisyah ) dalam mimpi selama tiga malam, malaikat datang padaku membawamu  dalam bilik dari kain sutra. Ia berkata : Inilah isterimu. Kemudian aku menyingkap tirai muka itu dan terlihat jelas wajahmu,  aku berkata :  Sesungguhnya kejadian ini adalah atas kehendak Allah swt”(Muttafaq ‘alaih, lafal hadits Muslim). Dia termasuk manusia yang paling dicintai oleh Nabi Saw, dari Amr bin Al Ash berkata :
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ:«عَائِشَةُ»
“Wahai Rasulullah : siapakah manusia yang paling engkau cintai ? Beliau menjawab : Aisyah” (Muttafaq ‘alaih)
Rasulullah Saw memujinya dan menerangkan kedudukannya yang mulia dan terhormat, disebutkan dalam sabdanya :
فَضْلُ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ
“Keutamaan Aisyah terhadap wanita-wanita lainnya, bagaikan keutamaan bubur terhadap makanan lainnya” (Muttafaq 'alaih). Rasulullah Saw juga mendoakannya :
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَائِشَةَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهَا وَمَا تَأَخَّرَ، مَا أَسَرَّتْ وَمَا أَعْلَنَتْ
“Ya Allah ampunilah dosa-dosa Aisyah yang telah berlalu dan yang akan datang, dan yang disembunyikan dan dilakukan terang-terangan” (Shahih Ibnu Hibban 16/47)

Dia termasuk orang yang rajin berpuasa dan shalat malam, rajin beribadah dan zuhud, dia mulia dan dermawan, dia termasuk orang yang paling mengerti ilmu fiqh, dia menjadi rujukan para sahabat Nabi Saw tatkala terdapat kesulitan perkara, Abu Musa Al Asy'ari berkata :
مَا أَشْكَلَ عَلَيْنَا أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ r حَدِيثٌ قَطُّ فَسَأَلْنَا عَائِشَةَ إِلَّا وَجَدْنَا عِنْدَهَا مِنْهُ عِلْمًا
“Tidak satupun  hadits yang sulit pada sahabat Rasulullah Saw, kemudian kami bertanya pada Aisyah melainkan kami mendapatkan ilmu darinya” (At Tirmidzi 3883)
Allah telah menganugerahkan padanya kecerdasan dan ketangkasan, kecepatan dalam menghapal, dia banyak mengumpulkan hadits-hadits Nabi Saw (Siyar A’lamun Nubala’ 2 139), dia juga menjadi teladan bagi para penuntut ilmu dalam kesungguhan dan dalam mencari sumber-sumber yang benar dan pemahaman yang murni, sebagaimana dia juga menjadi contoh bagi seorang wanita yang menguasai ilmu agamanya, yang mengerti tuntutan zamannya, sehingga dia berguna bagi dirinya, keluarga dan masyarakatnya dengan ilmu dan pemikirannya, dan Allah meridhainya dan meridhai orang tuanya.

Hamba Allah : diantara isteri Nabi Saw pemilik pemikiran yang cerdas yaitu Ummu Salamah Hind binti Abi Umayyah, ia terkenal bijak dan memiliki pemikiran yang lurus, diantaranya ketikan Nabi Saw selesai dari perjanjian Al Hudaibiyah, beliau memerintahkan para sahabatnya untuk bertahallul dari Umrah dan kembali ke Madinah, kemudian mereka terpecah ada yang takut kehilangan pahala dan balasan mereka, sehingga mereka tidak melakukan tahallul dari ihram, lalu Rasulullah Saw mendatangi Ummu Salamah dan menceritakan kasus yang menimpa para sahabat, ia berpendapat : wahai Nabi utusan Allah apakah engkau menyetujui hal itu ? Berangkatlah keluar dan jangan sampai berbicara satu ucapan pun pada mereka hingga kau selesai menyembelih qurbanmu, memanggil pencukurmu dan mencukurmu. Lalu beliau keluar dan tidak berbicara sepatah katapun  pada mereka sehingga beliau melakukan : menyembelih untanya dan memanggil tukang cukur untuk mencukur tahallul, ketika mereka melihat itu mereka melakukan seperti yang dilakukan beliau dan menyembelih hewan qurban mereka, dan sebagian mereka membantu mencukur lainnya" (Bukhari 2732). Begitu besar nikmat akal, dan tidaklah masalah dapat diatur melainkan dengan kebijakan ? oleh karena itu penting bagi seseorang untuk menjadikan ilmu sebagai pemandu, akan sebagai pemimpin sedangkan kebijakan menjadi tujuan, sehingga ia mendapatkan kebahagiaan dan kenyamanan, Allah Swt berfirman :
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا
"Dia memberikan Al Hikmah  kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi karunia yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran selain orang-orang yang berakal" (Al Baqarah 2 : 269)
Ummu Salamah telah diberikan kebijakan yang sangat banyak dan luas.

Ya Allah limpahkan ridha-Mu padanya,  semua ummahatul Mukminin dan keluarga Nabi, berilah kami cinta dan ketaatan pada mereka, dan berilah kami selalu taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa Rasulullah Saw bagaikan bapak kita, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ بِمَنْزِلَةِ الْوَالِدِ
“Sesungguhnya Aku bagi kalian bagaikan orang tua” (Abu Daud 8). Isteri-isteri beliau adalah ibu bagi kaum mukminin, Allah Swt berfirman :
قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى
“Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan” (Asy Syura 42 : 23). Hendaknya kalian berlaku baik pada berbakti pada mereka (Tafsir Ibnu Katsir 7/200). Nabi Saw telah berwasiat pada kita agar berlaku baik pada isteri-isteri dan keluarganya, beliau pernah menyampaikan pesan sebelum wafatnya :  Setelah mengucapkan pujian pada Allah, beliau menasehati dan mengingatkan : Amma ba’du : “Ingatlah wahai manusia  sesungguhnya aku adalah manusia, aku merasa akan datang utusan Tuhanku dan aku menyambutnya, aku meninggalkan dua pegangan untuk kalian : yang pertama Kitabullah (Al-Qur’an), didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya,. Ambillah (terimalah) Kitabullah dan berpegang-teguhlah padanya. Kemudian berkata lebih lanjut. Dan Ahlul Baitku, kuingatkan kalian kepada Allah mengenai Ahlu Baitku, Zaid bin Tsabit RA ditanya : Siapa saja Ahlul Baitnya hai Zaid ? Apakah istri-istrinya termasuk juga Ahlul Bait?, Ia berkata : Istri-istrinya juga termasuk Ahlul Bait" (Muslim 2408)
Mereka berhak menerima rasa hormat dan penghargaan dari kami, dan dari setiap mukmin yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, mereka adalah teladan baik dan mulia bagi kami, mereka telah memberikan contoh terindah bagi kemanusiaan dibidang etika mulia, kesungguhan di bidang ilmu, kedermawanan dan toleransi, mereka telah menyodorkan peran dasar bagi wanita muslimah dalam membangun kebudayaan dan kemajuan, sehingga Allah meridhai mereka.

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]). وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]). وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([7]).



No comments: