Khutbah
Jumat, 22 Shafar 1437 H / 04 Dessember 2015
Kreasi
dan Inovasi
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ،
بَدِيعِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، حَثَّ عَلَى
الإِبْدَاعِ وَالاِبْتِكَارِ، وَحَضَّ عَلَى التَّقَدُّمِ وَالاِزْدِهَارِ، فَاللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى
اللَّهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ
مُحْسِنُونَ)([1]). وَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ:( فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ القَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ
أَحْسَنَهُ)([2]).
Kaum muslimin : sesungguhnya perkembangan dan
kemajuan semua bangsa tergantung pada inovasi penduduknya dan tenaga pemudanya,
inilah nikmat Allah yang diberikan pada manusia agar Dia melihat bagaimana ia
bekerja, Allah berfirman :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun" (Al Mulk 67 : 2).
Menginvestasikan energi ini merupakan tuntutan agama dan manhaj Nabi, Beliau
bersabda :
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ
بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَزْ
"Bersemangatlah
(mengerjakan/terhadap) hal-hal yang bermafaat bagimu, meminta tolonglah kepada
Allah dan jangan malas" (Muslim 2664). Tertera
anjuran penguatan cita-cita, peningkatan semangat dan ajakan untuk berinovasi
di dalam hadits diatas, dimana Islam mengajak kita untuk melawan kemalasan
dengan menciptakan jalan kreatif untuk memecahkan masalah, melewati rintangan, mewujudkan
kemajuan, menggapai pertumbuhan, meningkatkan etos kerja, produksi dan inovasi,
semua itu merupakan jalan menuju pertumbuhan dan kemakmuran, Allah memuji perbuatan inovatif dan menjadikan salah
satu dari nama-nama baik-Nya yaitu Al Badi', disebutkan dalam Al Quran :
بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
"Allah
Pencipta langit dan bumi" (Al Baqarah 2 : 117). Maksudnya
Dia menciptakannya tanpa contoh sebelumnya (Tafsir Ibnu Katsir 1/398).
Hamba
Allah : inovasi dan kreasi keduanya merupakan hasil pemikiran positif, atau
pengembangan atas hasil pemikiran terdahulu yang dapat menghasilkan sesuatu
yang baru, yang istimewa dan bermanfaat, dan kita dapati di dalam Al Quran
ajakan untuk berfikir, merenung dan menggunakan akal lebih dari seratus tiga
puluh ayat, diantara dengan ungkapan perintah :
قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضِ
"Katakanlah:
"Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi" (Yunus 10 : 101). Pada
ayat ini terdapat isyarat mengenai ilmu falak dan ilmu bumi dengan beragam macamnya,
sebagaimana Al Quran mengajak kita untuk berfikir mengenai diri kita, Allah
berfirman :
فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ
"Maka
hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?" (At Thariq 86
: 5)
Berfikir
dan merenungi yang ada disekitar kita merupakan ibadah yang mendatangkan
pahala, ia dapat menambah keimanan, menghasilkan penemuan baru dan memperkaya
inovasi. Dan Allah telah memerintahkan kita untuk berfikir tentang tanda-tanda
kebesaran-Nya serta nikmat-Nya yang banyak (Tafsir Ibnu Katsir 4/561), Allah
berfirman :
وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ
لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
"Dan Dia
menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang
itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)"
(An Nahl 16 : 12).
Dengan
ilmu dan pemikiran akan tercipta inovasi dan terwujud kemajuan, dan Allah telah
mengumpulkan antara ilmu dan penggunaan akal dalam sebuah ayat di dalam Al
Quran :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ
وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
"Katakanlah:
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran" (Az Zumar 39 : 9). Maksudnya : sesungguhnya orang-orang
yang memiliki akal terbuka dan pemikiran yang tercerahkan, mereka akan
mendapatkan hakikat sesuatu, oleh karena itu melindungi akal termasuk salah
satu tujuan syariah yang lima, karenanya diharamkan semua yang hal yang dapat menghalangi perannya dalam
berinovasi dan dalam mengembangkan kehidupan, membangun kebangkitan manusia dan
memakmurkan negeri, Allah berfirman :
هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ
فِيهَا
"Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya"
(Hud 11 : 61). Memakmurkan bumi mengharuskan
adanya manusia yang menginvestasikan pemikirannya, yang dimulai dengan
perencanaan yang bagus, berkreasi dalam pekerjaannya dan yang menjadi pembangun
dalam masyarakatnya.
Kaum
muslimin : Nabi saling bermusyawarah dengan para sahabatnya agar tertanam
pemikiran positif sehingga tercapai pemikiran inovatif, bagi orang yang membaca
sirah, akan didapati bahwa para sahabat, memiliki inovasi dan kreasi dalam
pemikiran mereka, sehingga memiliki dampak besar dalam perubahan masyarakat
kala itu, dan betapa banyak pemikiran yang dapat membangkitkan satu bangsa, dan
menjadi penyebab kekuatan dan kemuliannya, dan semua yang kita saksikan
sekarang, kemudahan yang didapat dalam kehidupan kita, merupakan pemikiran yang
disumbangkan oleh para innovator yang berkhidmat demi kemanusiaan, Jabir bin
Hayyan menciptakan hukum perbandingan yang tetap, Ibnu Haitsam mendirikan ilmu
tentang cahaya, Ibnu Nafis menemukan fisiologi sirkulasi darah, Al Khawarizmi
memisahkan antara ilmu al jabar dan matematika, Al Idrisi adalah seorang yang
melukis peta dunia pertama kali, dan banyak lagi lainnya para ilmuwan yang
sangat membanggakan peradaban Islam, dimana iman mereka menjadi pembangkit ilmu
dan pendorong untuk berinovasi, sehingga Allah meninggikan derajat dan
kedudukan mereka dan ilmu mereka menyebar ke seluruh penjuru dunia, Allah
berfirman :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
"Niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat " (Al Mujadilah 58 : 11). Ayat
yang menyatukan antara ilmu dan keimanan.
Para
jamaah shalat : sesunguhnya pemikiran yang sukses dan inovatif selalu sadar
dengan proyek yang hendak dijalankannya, serta memonitor dan mengevaluasi atas
kerja yang telah dilakukannya, ia selalu berusaha untuk berkembang dan meningkatkan kinerjanya, sehingga lebih
efektif dan mendorong para pegawainya untuk berinovasi dan berkreasi dan juga
menghargai usaha dan kreatifitas mereka.
Keluarga
memiliki peran penting dan fundamental dalam menumbuh kembangkan kemampuan
inovasi anak-anaknya, mengarahkan kemampuan pemikiran mereka, sehingga mereka
menjadi anak-anak yang kreatif dan istimewa, sebagai contoh ibu Imam Malik bin
Anas dimana ia melihat kecerdasan dan kepandaian anaknya, karenanya ia mengirim
anaknya untuk belajar ilmu di majlis Rabiah, dan akhirnya ia menjadi imam Darul
Hijrah, sungguh indah bila kita mampu mengasah kemampuan anak-anak kita,
mendorong mereka mengembangkannya, sehingga mereka bermanfaat bagi dirinya,
negaranya dan ikut andil dalam kebangkitan bangsa Arab mereka, berkontribusi
dalam meninggikan derajat negara mereka, Allah menganjurkan kita untuk
menginvestasikan nikmat-Nya, disebutkan dalam firman-Nya :
ثُمَّ جَعَلْنَاكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ
مِنْ بَعْدِهِمْ لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ
"Kemudian
Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka,
supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat" (Yunus 10 : 14).
Ya Allah berilah
kami ilmu yang bermanfaat, perbuatan yang baik, terangilah pemikiran kami, Ya
Allah berilah kami taufiq untuk selalu
mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau
perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ
وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي
هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ
أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Para jamaah shalat :
sesungguhnya wasiat antara kita yang paling utama adalah takwa kepada Allah dan mengikuti sunnah Nabi-Nya. Menggunakan akal
kita agar terwujud sebuah inovasi, akan memberikan dampak besar pada individu
dan masyarakat, inovasi itu berbeda tergantung pada bidangnya masing-masing,
ada inovasi yang dapat memperkaya negara, inovasi di bidang ekonomi supaya
lebih kuat dan tumbuh melesat, inovasi agar kedudukan negara ini semakin kuat,
inovasi yang dapat berkontribusi dalam pembangunan generasi masa depan,
sehingga mereka kelak dapat melindungi pencapaian negaranya dan mengembangkan
pelayanan.
Sesungguhnya setiap individu bila mendapatkan
suasana yang nyaman untuk berinovasi serta lingkungan yang mendorongnya untuk
berkreasi, maka mereka akan menggunakan akal pemikiran mereka untuk melakukan
penelitian dan penginovasian, dan kita di UAE memiliki pemimpin yang mengayomi
bakat, mendorong untuk menciptakan keunggulan, mendukung inovasi, mengajak
anak-anak bangsa untuk berkreasi, agar mereka menjadi pioneer dalam semua yang
baru dan unik, ayo kita wujudkan sabda Rasulullah :
الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ
إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ
"Seorang mukmin yang kuat, lebih baik dan
lebih dicintai oleh Allah dibandingkan seorang mukmin yang lemah" (Muslim)
هَذَا
وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ،
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:«
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]). اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ
ارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وقُوَّاتِ التَّحَالُفِ
الأَبْرَارَ،
وَأَنْزِلْهُمْ مَنَازِلَ الأَخْيَارِ، وَارْفَعْ دَرَجَاتِهِمْ فِي عِلِّيِّينَ مَعَ
النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ، يَا كَرِيمُ يَا غَفَّارُ. اللَّهُمَّ اجْزِ
خَيْرَ الْجَزَاءِ أُمَّهَاتِ الشُّهَدَاءِ وَآبَاءَهُمْ وَزَوْجَاتِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ
جَمِيعًا، اللَّهُمَّ انْصُرْ قُوَّاتِ التَّحَالُفِ الْعَرَبِيِّ، الَّذِينَ تَحَالَفُوا
عَلَى رَدِّ الْحَقِّ إِلَى أَصْحَابِهِ، اللَّهُمَّ كُنْ مَعَهُمْ وَأَيِّدْهُمْ،
اللَّهُمَّ وَفِّقْ أَهْلَ الْيَمَنِ إِلَى كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْمَعْهُمْ عَلَى كَلِمَةِ
الْحَقِّ وَالشَّرْعِيَّةِ، وَارْزُقْهُمُ الرَّخَاءَ وَالاِسْتِقْرَارَ يَا أَكْرَمَ
الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا
إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ،
وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً
إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. اللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ
الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ
سَائِرِ الصَّحَابَةِ الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا
قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ،
الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ
يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ
عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ
مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ
اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ
أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ
والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ
فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا
يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا
مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ
تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ
مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ
يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([4]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا،
اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ اسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ
الأَرْضِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([5])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى
عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُونَ)([6]).
________________________________________________________________
Khutbah
Jumat, 29 Shafar 1437 H / 11 Desember 2015
Shalat
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ، جَعَلَ الصَّلاَةَ رَاحَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، وَنُورًا لِلْمُتَّقِينَ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، إِمَامُ الْعَابِدِينَ،
وَقُدْوَةُ الرَّاكِعِينَ السَّاجِدِينَ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ،
وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ:
فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ تَعَالَى:( وَأَنْ
أَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَاتَّقُوهُ وَهُوَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ)([1]).
Kaum muslimin : sesungguhnya shalat merupakan rukun
dan tiang agama, ia merupakan tanda dari keistiqomahan seorang hamba, lambang
keislamannya, ia dapat mendatangkan kebaikan, dan merupakan hubungan antara
hamba dan Tuhannya, Allah mewajibkannya di dalam Al Quran, seperti disebutkan
dalam firman-Nya :
وَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
“Dan dirikanlah
shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah berserta orang-orang yang ruku’”(Al
Baqarah 2 : 43). Shalat adalah wasiat Nabi r terakhir, dari Ali bin Abi Thalib berkata : “Ucapan
terakhir Rasulullah r adalah : (dirikanlah shalat, dirikanlah shalat)” (Abu
Daud 5156 dan Ibnu Majah 2698). Maksudnya : jagalah selalu dan jangan sampai menyia-nyiakannya (Faidhul
Qadir 5/250). Nabi adalah teladan dalam
hal ini, dan juga para orang-orang shaleh ketika telah datang waktu shalat
mereka bersegera menunaikannya dengan penuh kerinduan, dan ketika mereka
melaksanakan shalat, mereka merasakan ketenangan jiwa, sehingga tampak pada
wajah mereka cahaya ketaatan, karena shalat adalah sebaik-baiknya ketaatan dan
sebaik-baiknya ibadah, Nabi r bersabda :
اعْلَمُوا أَنَّ
خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلَاةُ، وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ
“Ketahuilah bahwa sebaik-baiknya amalan kalian adalah
shalat, tidak menjaga wudhu kecuali seorang mukmin” (Ibnu Majah 277).
Para jamaah shalat : sesungguhnya keutamaan dan faedah
shalat sangat banyak, diantaranya ia dapat mengangkat derajat dan mengampuni
kesalahan, Allah berfirman :
وَأَقِمِ الصَّلاةَ
طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
“Dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan
petang), dan pada bahagian permulaan daripada malam, sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu dapat menghapuskan perbuatan-perbuatan yang
buruk (dosa), itulah peringatang bagi orang-orang yang ingat” (Hud 11 : 114). Nabi r bersabda :
أَلَا أَدُلُّكُمْ
عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟». قَالُوا:
بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ:« إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ
الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ
الرِّبَاطُ
“Maukah kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang
dengannya Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan dan meningkatkan derajat ?
Mereka berkata : tentu wahai Rasulullah. Rasulullah bersabda : menyempurnakan
wudlu atas segala yang tidak disuka, memperbanyak langkah ke masjid, menunggu
shalat setelah shalat yang lain, itulah yang disebut ribath” (Muslim 251)
Faedah lainnya bahwa seorang muslim akan mendapatkan
kedudukan yang tinggi di surga, Nabi r bersabda :
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ
أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ نُزُلًا كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
“Barang siapa
berangkat di pagi hari ke masjid atau
berangkat sore, maka Allah akan menyediakan baginya sebuah tempat di surga,
setiap berangkat pagi atau sore” (Muslim 285). Beruntunglah orang yang berangkant ke masjid, menjaga
shalat sunnah dan wajib, maka shalat subuh disaksikan oleh malaikat, Allah
berfirman :
إِنَّ قُرْآنَ
الفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
"Sesungguhnya
shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)" (Al Isra' 17 : 78). Shalat nafilah subuh laebih baik dari dunia dan
isinya, barang siapa menunaikan shalat jamaah subuh, maka seakan-akan ia telah
bangun shalat malam, barang siapa menunaikan shalat isya' berjamaah, maka
seakan-akan ia telah shalat setengah malam, Rasulullah bersabda :
مَنْ صَلَّى
الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى
اللَّيْلَ كُلَّهُ
"Barang siapa
shalat isya' dalam jamaah, maka seakan-akan ia telah bangun setengah malam, dan
barang siapa shalat subuh berjamaah, maka seakan-akan ia telah shalat malam
keseluruhannya" (Muslim 656)
Dan menjaga shalat ashar merupakan salah satu penyebab
masuk surga, Rasulullah bersabda :
مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ
دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Barang siapa
shalat Al Bardain (ashar dan subuh) maka ia akan masuk surga" (Muttafaq
'alaih)
Para
jamaah shalat : sesungguhnya shalat tidak gugur dari orang yang mengetahui
waktu masuknya shalat, ia tidak boleh diwakilkan dengan alasan apapun, bahwkan
seorang muslim harus shalat sesuai kemampuannya, Nabi bersabda :
صَلِّ قَائِمًا،
فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ
"Shalatlah berdiri, bila kamu tidak mampu
maka duduklah, bila tidak mampu maka berbaringlah" (Bukhari 1117). Lalu
bagaimana dengan seseorang yang diberikan kesehatan dan kemampuan oleh Allah,
apakah ia rela disibukkan sehingga ia ketinggalan pahaladan mendapatkan dosa ?
Allah telah menuntukan waktu-waktu
shalat dan melarang mengakhirkannya, disebutkan dalam firman-Nya :
إِنَّ الصَّلَاةَ
كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman" (An Nisa' 4 : 103). Maksudnya
ia merupakan kewajiban yang telah ditentukan waktu pelaksanaannya (Tafsir At
Thabari 9/169). Rasulullah bersabda :
صَلِّ الصَّلَاةَ
لِوَقْتِهَا
"Dirikanlah shalat tepat waktunya" (Muslim
238). Menunaikan shalat tepat waktu termasuk amalan yang paling utama dan
sangat dicintai oleh Allah, Rasulullah bersabda :
أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ
الصَّلَاةُ لِوَقْتِهَا
"Sebaik-baiknya amalan adalah shalat pada
waktunya" (Muttafaq 'alaih).
Sesungguhnya
menunaikan shalat lima waktu berjamaah merupakan nikmat yang sangat besar,
karena shalat jamaah dapat menambahkan pahala, dimana manusia berkumpul dalam
menjalankan ketaatan pada Allah di rumah Allah, Allah berfirman :
فِي بُيُوتٍ
أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ
وَالْآصَالِ* رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ
الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ* لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ
مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan
disebut nama-Nya di dalamnya. Bertasbih kepada Allah pada waktu pagi dan waktu petang.
Orang yang tidak dilalaikan oleh
perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan
menunaikan zakat. Mereka takut kepada
hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat). (meraka melakukan itu) agar Allah memberi
balasan amal mereka yang paling baik], dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada
mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa
batas" (An Nur 24 : 36,37,38). Abdullah bin
Mas'ud berkata :
مَنْ سَرَّهُ
أَنْ يَلْقَى اللَّهَ غَدًا مُسْلِمًا فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلَاءِ الصَّلَوَاتِ
حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ، فَإِنَّ اللَّهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ r سُنَنَ الْهُدَى،
وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى
"Barang siapa yang senang menjumpai Allah
besok dalam keadaan muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat-shalat itu, dimana
ia dipanggil dengannya, karena sesungguhnya Allah telah mensyariatkan pada nabi
kalian petunjuk, dan ia (shalat) termasuk salah satu dari sunnah itu" (Muslim
654)
Para
jamaah shalat : agama kita telah menganjurkan kita untuk menunaikan shalat
dengan sebaik-baiknya dengan menjaga syarat-syaratnya, Allah berfirman :
وَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat, dan taatlah kepada Rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat" (An Nur 24 : 56). Para
mufassir berpendapat : tunaikanlah shalat dengan batasan, syarat dan
rukun-rukunnya (Tafsir At Thabari 19/210). Dan sesungguhnya khusu' didalam
shalat merupakan salah satu sebab dikabulkannya dan mendapatkan hasilnya, Nabi
bersabda :
مَنْ تَوَضَّأَ وُضُوئِي هَذَا، ثُمَّ
صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ نَفْسَهُ فِيهِمَا بِشَيْءٍ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ
"Barang siapa berwudhu seperti wudhuku
ini, kemudian ia shalat dua rakaat dan tidak memikirkan urusan dunia dalam
dirinya, maka ia akan diampuni dosanya yang telah lalu" (Bukhari 1934). Orang yang mengerti pentingnya kewajiban
shalat maka ia akan memerintahkan keluarganya untuk menunaikannya, Allah
berfirman :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ
بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
" Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan shalat" (Thaha 20 : 132). Betapa pentingnya agar kita dapat menanamkan
rasa cinta shalat dalam hati anak-anak kita, mendidik mereka untuk menjaganya, setia
padanya, mengagungkan masjid dan menjaga perangkatnya berdasarkan perintah
Rasulullah :
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ
بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ
"Perintahkanlah anak-anak kalian
menunaikan shalat saat mereka berumur tujuh tahun" (Abu Daud 495). Sungguh
indah bila seorang anak dapat berdiri disamping orang tuanya dalam menjalankan
ketaatan pada Allah, mereka ruku' dan sujud dengan penuh ketenangan
(Thuma'ninah), kekhusuan, ketentraman dan ketundukan.
Ya Allah jadikanlah kami dan
keluarga kami termasuk golongan yang menjaga shalatnya, menunaikan
rukun-rukunnya, jadikanlah kami termasuk pewaris surga, dan berilah kami taufiq untuk selalu mentaati-Mu,
mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan
kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ
وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. أَقُولُ قَوْلِي
هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ
أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Hamba Allah :
sesungguhnya wasiat antara kita yang paling utama adalah takwa kepada Allah dan
menjaga shalat, beruntunglah orang yang menjadikan shalat sebagai musim semi
hatinya, penghilang sedihnya, ia berlindung pada Allah dengannya dalam setiap
kesusahan dan setiap cobaan, dari Hudzaifah berkata :
كَانَ النَّبِيُّ r إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ- أَيِ اشْتَدَّ عَلَيْهِ أَمْرٌ-
صَلَّى
“Nabi ketika tertimpa masalah –kesusahan- beliau menunaikan shalat” (Abu Daud 1319). Didalam shalat terdapat
ketenangan hati, jiwa dan keluasan dada, Nabi bersabda :
جُعِلَتْ قُرَّةُ
عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ
“Dijadikan penghiburku pada shalat” (An Nasa’i 3940). Maksudnya ketenangan dan
kelapangan jiwa. Nabi bersabda :
يَا بِلَالُ أَقِمِ الصَّلَاةَ أَرِحْنَا
بِهَا
“Wahai Bilal lantunkan iqomah shalat, tenangkanlah kami dengannya” (Abu Daud
4985). Sebagian orang shaleh berkata : tidak ada di
dunia ini yang lebih nikmat dibandingkan shalat berjamaah” (Muhammad bin Wasi’
dalam kitab Hilyatul Auliya’ 6/291)
Allah
memulai dan menutup sifat kaum mukminin dengan shalat, karena ia memiliki
pengaruh besar dalam membangun keimanan dan menetapkan keyakinan, Allah
berfirman :
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ* الَّذِينَ
هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ) إِلَى قَوْلِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:( وَالَّذِينَ
هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ* أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ* الَّذِينَ يَرِثُونَ
الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.(yaitu) orang yang
khusyu' dalam shalatnya. (hingga firman Allah). serta
orang yang memelihara shalatnya
Mereka
itulah orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya" (Al Mukminuun 23
: 1-11). Barang siapa menjaganya, maka
Allah akan melindunginya dan menjadikan surga sebagai tempatnya. Dan demi
mengagungkan kedudukan shalat, dan demi mengagungkan kehormatan masjid, maka
pemerintah mendirikan masjid-masjid agar para jamaah shalat dapat mendapatkan
suasana yang layak dalam menunaikan kewajiban yang agung ini.
هَذَا
وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ،
قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]). اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا عَلَى الصَّلاَةِ
مُحَافِظِينَ، وَفِيهَا خَاشِعِينَ، وَارْزُقْنَا لَذَّةَ مُنَاجَاتِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
اللَّهُمَّ ارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وقُوَّاتِ التَّحَالُفِ الأَبْرَارَ، وَأَنْزِلْهُمْ
مَنَازِلَ الأَخْيَارِ، وَارْفَعْ دَرَجَاتِهِمْ فِي عِلِّيِّينَ مَعَ النَّبِيِّينَ
وَالصِّدِّيقِينَ، يَا عَزِيزُ يَا كَرِيمُ. اللَّهُمَّ اجْزِ خَيْرَ الْجَزَاءِ أُمَّهَاتِ الشُّهَدَاءِ وَآبَاءَهُمْ وَزَوْجَاتِهِمْ
وَأَهْلِيهِمْ جَمِيعًا، اللَّهُمَّ انْصُرْ قُوَّاتِ التَّحَالُفِ الْعَرَبِيِّ، الَّذِينَ
تَحَالَفُوا عَلَى رَدِّ الْحَقِّ إِلَى أَصْحَابِهِ، اللَّهُمَّ كُنْ مَعَهُمْ وَأَيِّدْهُمْ،
اللَّهُمَّ وَفِّقْ أَهْلَ الْيَمَنِ إِلَى كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْمَعْهُمْ عَلَى كَلِمَةِ
الْحَقِّ وَالشَّرْعِيَّةِ، وَارْزُقْهُمُ الرَّخَاءَ وَالاِسْتِقْرَارَ يَا أَكْرَمَ
الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا
فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ، وَاهْدِنَا لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ
فَإِنَّهُ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا فَإِنَّهُ
لاَ يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
اللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ:
أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا
قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ،
الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ
يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ
عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ
مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ
اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ
أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ
والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ
فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا
يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا،
وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا
وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ
مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ
يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([3]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا،
اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ اسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ
الأَرْضِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([4])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى
عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُونَ)([5]).
_________________________________________________________________
Khutbah Jumat, 07 Rabiul Awwal 1437 H / 18 Desember 2015
Maulid Nabi Pembawa Hidayah
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَكْمَلَ لَنَا الدِّينَ، وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النِّعْمَةَ،
وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ،
أَرْسَلَهُ
رَبُّهُ بِالْهُدَى وَالنُّورِ، وَالشِّفَاءِ لِمَا فِي الصُّدُورِ،
فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا
بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ
تَعَالَى:( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ
رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ)([1]).
Kaum
muslimin : sesungguhnya kita sekarang berada pada hari-hari sebuah
peringatan agung pada hati setiap muslim, yaitu hari peringatan
kelahiran pembawa hidayah dan cahaya, yaitu Nabi Muhammad
r, Allah berfirman :
قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan” (Al Maidah 5 : 15).
Allah
mengutus nabi Muhammad, agar dunia ini menjadi cemerlang dengan risalah
kenabian, setelah sekian lama berada dalam kegelapan, beliau memberikan
hidayah pada hati setelah sekian
lama berada dalam kesesatannya, maka kelahirannya dan diutusnya
merupakan rahmat pada seluruh manusia, Allah berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (Al Anbiya’ 21 : 107).
Maksudnya : sesungguhnya Allah mengutus nabi-Nya sebagai rahmat bagi
semesta alam, baik yang mukmin ataupun yang kafir, yang mukmin, Allah
telah memberikan hidayah dengannya (Tafsir At Thabari 18/552). Sedangkan
yang kafir, beliau telah mengajak mereka, tapi
mereka menolak, beliau tidak mendoakan keburukan atas mereka, beliau
tidak melaknat mereka, walaupun beliau mendapatkan perlakuan kasar dan
menyakitkan dari mereka, bahkan beliau mendoakan mereka :
رَبِّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Ya Allah ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka tiak mengetahui” (Muttafaq ‘alaih).
Oleh karena itu diturusnya Rasulullah merupakan nikmat yang agung bagi semesta alam dan anugerah dari Allah, Allah berfirman :
لَقَدْ
مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ
أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ
مُبِينٍ
“Sungguh
Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika
Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka
sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat
Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan mereka Al Kitab dan
Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu, mereka
adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (Ali Imran 3 : 164).
Dulu
mereka tidak mengetahui kebenaran dan tidak mengingkari kebatilan
(Tafsir At Thabari 7/369). Mereka mendapatkan hidayah dari Allah dengan
diutusnya Muhammad dari kaum mereka,
yang mengajak mereka pada kebenaran, dan menunjukkan pada jalan yang
lurus dengan cara yang bijak dan nasehat yang baik, hal ini sesuai
dengan firman Allah :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (An Nahl : 16 : 125).
Rasulullah
mengajak mereka kepada Allah berdasarkan ilmu, menanamkan kebaikan pada
mereka, mencegah mereka dari semua keburukan, melepaskan mereka dari
kesusahan, mengedepankan
kelemah lembutan dan kemudahan untuk mereka, Allah berfirman :
وَيَضَعُ
عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ
فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ
الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan
membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada apda
mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang
beruntung” (Al A’raf 7 : 157). Sesungguhnya beliau datang membawa kemudahan dan toleran, sehingga Allah melapangkan
dan memudahkan urusan ummat ini (Tafsir Ibnu Katsir 3/489)
Hamba Allah : sesungguhnya risalah Muhammad
r
berdiri
diatas kasih sayang dan berpondasikan ajakan pada kebahagiaan, hingga
sinar kebaikan
bagi kemanusiaan terbit dengan lahirnya panutan kemanusiaan, yang
memperkuat keeratan masyarakat agar setiap individu menikmati
kebahagiaan. Rasulullah memerintahkan untuk berbakti pada kedua orang
tua dan membangun komunikasi baik antara pasangan suami isteri,
sebagaimana beliau memerintahkan kita untuk mendidik anak-anak kita
kebaikan, sehingga mereka menjadi generasi yang mampu untuk memimpin
dalam kehidupan ini, beliau berwasiat untuk berbuat baik pada tetangga,
mengajak untuk berkata baik, sehingga terwujud
kesenangan di masyarakat, harapan terbuka, dan terluksi senyum ceria di
wajah mereka, dan orang yang mengikutinya akan berada dalam kebaikan
dan kesenangan, Ja’far bin Abi Thalib RA berkata pada An Najasyi yang
sedang menghitung apa yang dibawa oleh Nabi :
أَمَرَنَا
بِصِدْقِ الْحَدِيثِ، وَأَدَاءِ الأَمَانَةِ، وَصِلَةِ الرَّحِمِ،
وَحُسْنِ الْجِوَارِ، وَالْكَفِّ عَنِ الْمَحاَرِمِ وَالدِّمَاءِ،
وَنَهَانَا عَنِ الْفَوَاحِشِ، وَقَوْلِ الزُّورِ، وَأَكْلِ مَالِ
الْيَتِيمِ، وَقَذْفِ الْمُحْصَنَةِ، وَأَمَرَنَا أَنْ نَعْبُدَ اللَّهَ
وَحْدَهُ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا، وَأَمَرَنَا بِالصَّلاَةِ
وَالزَّكَاةِ وَالصِّيَامِ
“Beliau
memerintahkan kita untuk berkata jujur, menunaikan amanah,
bersilaturrahim, baik pada tetangga, menjauh dari yang diharamkan dan
pertumpahan darah, beliau melarang kita berkata
kotor dan dusta, melarang makan harta anak yatim, menuduh zina wanita
yang telah menikah, beliau memerintahkan kita agar beribadah kepada
Allah semata dan tidak mempersekutukan-Nya sedikit pun, beliau
memerintahkan kita untuk shalat, mengeluarkan zakat dan
berpuasa” (Ahmad 1766).
Nabi
menjadi contoh nyata dari hal tersebut diatas, dimana beliau memiliki
perangai yang mulia, dimana telah disebutkan di dalam Al Quran pujian
terhadapnya, seperti tersebut pada ayat berikut
ini :
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Al Qalam 68 : 4).
Maksudnya
: sesungguhnya engkau memiliki tabiat mulia. Nabi adalah manusia yang
terbaik akhlaknya, termulia sifatnya dan tertinggi perbuatannya,
قِيلَ
لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ عَلَى الْمُشْرِكِينَ. فَقَالَ:« إِنِّي
لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا، وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً
Beliau
ditanya : wahai Rasulullah berdoalah untuk kehancuran para musyrikin.
Beliau menjawab : sesungguhnya aku tidak diutus untuk melaknat,
melainkan aku diutus agar menjadi rahmat”
(Musim 2599)
Inilah pelajaran berharga yang kita pelajari dari kisah Rasulullah
r, dimana hendaknya kita memperlakukan sesama dengan dengan ucapan yang lembut dan berbuat baik pada mereka dalam berinteraksi
dengan mereka.
Para
jamaah shalat : Nabi telah menancapkan budaya damai, agar manusia dapat
hidup tenang sehingga mereka mampu membangun peradaban mereka dan
berbuat demi menggapai tujuan mereka, Rasulullah
bersabda :
وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ هَذَا الأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ، لاَ يَخَافُ إِلاَّ اللَّهَ
“Demi
Allah, sesungguhnya urusan agama ini akan disempurnakan, sehingga
seorang pengendara dari Sana ke Hadramaut tidak takut kecuali hanya pada
Allah” (Bukhari 3612)
Rasulullah
r
berusaha untuk menyempurnakan perjanjian damai Al Hudaibiyah walaupun
didalamnya terdapat syarata-syarat yang tidak adil
dan seimbang, demi terwujudnya perdamaian, dan pada saat penduduk
Makkah melanggar perjanjian ini, menyalahi syarat-syarat perdamaian,
membuat takut orang-orang yang aman, dan menyerang orang-orang yang
tidak bersenjata dan membunuh orang-orang dewasa dan
anak, maka Nabi bergerak untuk menolong orang yang terdzalimi dan orang
yang lemah, dan Beliau tidak peduli dengan pengorbanan atau bahkan para
syuhada, sehingga Allah membalasnya dan itulah yang disebut dengan
Pembebasan Makkah, Allah berfirman :
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِينًا
“Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata” (Al Fath 48 : 1).
Dan
sesungguhnya Negara Emirates Arab kini bergabung menyambut permintaan
Yaman, negara ini bergerak untuk menolongnya dan mendampinginya, hal itu
berlandaskan pada pandangan syariat, mengikuti
nabi dan untuk menjalankan kewajiban kemanusiaan, karena identitas kita
yang asli adalah menolak kedzaliman, menolak diam untuk merealisasikan
kebenaran walaupun pengorbanan dan darah yang harus menjadi taruhannya.
Ya
Allah berilah rahmat pada para syuhada kami, berilah pertolongan pada
tentara kami, jadikanlah kami selalu berada di jalan nabi-Mu, berpegang
teguh pada hidayahnya, dan mengikutinya.
Dan berilah kami taufiq untuk selalu mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu
Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar
ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ
لِلَّهِ عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لاَ تُعَدُّ وَلاَ تُحْصَى، وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيكَ لَهُ الْعَلِيُّ الأَعْلَى، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ الْمُصْطَفَى، صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أُولِي الصِّدْقِ وَالْوَفَا،
وَالطُّهْرِ وَالتُّقَى، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ،
وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا.
Kaum Muslimin : sesungguhnya takwa pada Allah merupakan sebab bagi setiap kebaikan, dan mengikuti sunnah Nabi
r merupakan jalan menuju kebahagiaan dan hidayah, Allah berfirman :
وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا
“Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk” ( An Nur 24 : 54).
Mentaati Rasulullah merupakan ungkapan jujur atas cinta pada Allah dan cinta nabi-Nya, Allah berfirman :
قُلْ إِنْ كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah
: jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampuni lagi Maha
Penyayang” (Ali Imran 3 : 31).
Maksudnya dengan kalian mengikuti Rasulullah maka kalian akan mendapatkan ampunan dan kebaikan.
Dinatara sunnah itu adalah memperbanyak bershalawat pada Rasulullah, terutama pada hari Jumat, Rasulullah bersabda :
إِنَّ
مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ
مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ، فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ
“Sesungguhnya
hari Jumat adalah sebaik-baiknya hari bagi kalian, maka perbanyaklah
bershalawat padaku, karena shalawat kalian akan diajukan padaku” (Abu
Daud 1531).
Rasulullah bersabda :
مَنْ
صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ
صَلَوَاتٍ، وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ، وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ
دَرَجَاتٍ
“Barang
siapa bershalawat padaku satu shalawat, maka Allah akan bershalawat
padanya sepuluh shalawat, digugurkan darinya sepuluh kesalahan, dan
diangkat sepuluh derajat untuknya” (An Nasa’i
1297).
Ya
Allah, limpahkanlah shalawat, salam dan keberkahan pada Nabi Muhammad,
keluarga dan seluruh sahabatnya. Ya Allah, penuhilah hati kami dengan
cinta pada nabi-Mu, dan jadikanlah kami termasuk
dalam golongan orang-orang yang mengikuti sunnahnya.
اللَّهُمَّ ارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وقُوَّاتِ
التَّحَالُفِ
الأَبْرَارَ، وَأَنْزِلْهُمْ مَنَازِلَ الأَخْيَارِ، وَارْفَعْ
دَرَجَاتِهِمْ فِي عِلِّيِّينَ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ، يَا
عَزِيزُ يَا كَرِيمُ.
اللَّهُمَّ
اجْزِ خَيْرَ الْجَزَاءِ أُمَّهَاتِ الشُّهَدَاءِ وَآبَاءَهُمْ
وَزَوْجَاتِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ جَمِيعًا، اللَّهُمَّ انْصُرْ قُوَّاتِ
التَّحَالُفِ الْعَرَبِيِّ،
الَّذِينَ تَحَالَفُوا عَلَى رَدِّ الْحَقِّ إِلَى أَصْحَابِهِ،
اللَّهُمَّ كُنْ مَعَهُمْ وَأَيِّدْهُمْ، اللَّهُمَّ وَفِّقْ أَهْلَ
الْيَمَنِ إِلَى كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْمَعْهُمْ عَلَى كَلِمَةِ الْحَقِّ
وَالشَّرْعِيَّةِ، وَارْزُقْهُمُ الرَّخَاءَ وَالاِسْتِقْرَارَ
يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ
أَنْتَ، وَاهْدِنَا لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ
فَإِنَّهُ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا
سَيِّئَهَا فَإِنَّهُ لاَ يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ يَا
رَبَّ الْعَالَمِينَ.
اللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ
الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ
عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ
عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ
وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ
مَوْفُورَ الصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ،
وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ
اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ
وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ
زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ
انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ
وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ
أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ
عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا،
وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ
وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([2]).
اللَّهُمَّ
اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ،
اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا،
اللَّهُمَّ اسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الأَرْضِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([3])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ
تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([4]).
_________________________________________________________________________
Khutbah
Jumat, 14 Rabiul Awwal 1437 H / 25 Desember 2015
Berkoalisi
dalam kebaikan
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الْعَلِيمِ الْحَكِيمِ،
جَعَلَنَا مُسْلِمِينَ، وَأَمَرَنَا بِالتَّعَاوُنِ وَالتَّحَالُفِ لِرَدْعِ الْمُعْتَدِينَ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ،
فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ
اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ تَعَالَى:( وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ)([1]).
Kaum muslimin :
sesungguhnya Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, agar
mendirikan keadilan dan menyebarkan perdamaian. Dia memerintahkan kita agar
berkolaborasi sesama kita untuk mewujudkan tujuan utama dan mulia, membangun
kebaikan dan keamanan, menolak kedzaliman dan permusuhan, Allah berfirman :
وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (Al
Maidah 5 : 2)
Allah menganjurkan
untuk saling tolong menolong dalam kebajikan dan Dia menyandingkannya dengan
ketakwaan, karena dalam takwa terdapat ridha Allah dan dalam kebajikan terdapat
ridha manusia, dan barang siapa menggabungkan antara ridha Allah dan ridha
manusia, maka akan sempurnalah kebahagiaannya dan lengkaplah nikmatnya, dan
saling tolong menolong dalam kebajikan dan ketakwaan terwujud dalam bentuk
saling tolong antara kaum muslimin seperti satu tangan untuk mengusir
orang-orang yang melanggar dan menjajah (Tafsir Al Qurthubi 6/47).
Sungguh indah
sebuah koalisi untuk mengatasi masalah, mengatasi tantangan, menolak agresi,
menghilangkan kedzaliman dari orang-orang yang terdzalimi, oleh karena itu
Rasulullah r telah menyaksikan sebuah koalisi
yang diprakarsai oleh para kabilah Quraisy, mereka berkumpul di rumah Abdullah
bin Jud’an, mereka berjanji dan berikrar bila mereka mendapatkan orang yang
terdzalimi di Makkah maka mereka akan berdiri bersamanya dan berusaha
mengangkat kedzaliman itu hingga dikembalikan pada pemiliknya, koalisi ini
dikenal dengan koalisi Al Fudhul (Sirah Nabawiyah karangan Ibnu Hisyam 1/133).
Nabi memuji
koalisi ini seperti disebutkan dalam sabdanya :
لَقَدْ
شَهِدْتُ فِي دَارِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جُدْعَانَ حِلْفًا، مَا أُحِبُّ أَنَّ
لِيَ بِهِ حُمْرَ النَّعَمِ ، وَلَوْ أُدْعَى بِهِ فِي الإِسْلاَمِ لَأَجَبْتُ
“Aku telah
menyaksikan di rumah Abdullah bin Jud’an sebuah perjanjian, tidaklah lebih aku
sukai darinya melebihi unta merah dan seandainya aku diajak melakukannya dalam
islam, tentu aku kabulkan” (As Sunan Al Kubra Al Baihaqi 13461). Al Qurthubi
berkata : karena ia sesuai dengan syariat, oleh karena itu ia memerintahkan
untuk bertindak terhadap orang yang dzalim, adapun perjanjian mereka yang
didalamnya terdapat kedzaliman dan penyerangan, maka Islam telah menghancurkannya
(Tafsir Al Qurthubi 6/33)
Perjanjian Al
Fudhul merupakan koalisi yang paling mulia yang pernah di dengar di Arab.
Sebagaimana
Rasulullah memuji semua koalisi yang berdiri untuk mengembalikan yang benar
pada pemiliknya, Beliau bersabda :
أَيُّمَا حِلْفٍ
كَانَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ لَمْ يَزِدْهُ الْإِسْلَامُ إِلَّا شِدَّةً
“Setiap perjanjian di masa jahiliyah, kemudian dijumpai dalam
Islam tidak ditambah padanya selain kekuatan” (Muslim 2530)
Nabi tidak
pernah terlambat untuk menolong orang yang terdzalimi tanpa memandang agama dan
asalnya, diriwayatkan dalam sirah nabawi bahwa ada seorang yang datang membawa
untanya ke Makkah, lalu Abu Jahal membeli darinya, tapi ia tidak membayarnya
dengan segera, orang itu datang ke sebuah majlis Quraisy dimana Rasulullah r sedang duduk di
pinggir masjid, ia berkata : wahai kaum Quraisy, adakah orang yang mau
menolongku terhadap Abil Hakam, sesungguhnya aku orang asing dan ibnu sabil, ia
telah mengambil hakku. Orang yang ada di majlis berkata : kamu lihat itu,
mereka menunjuk pada Rasulullah r, pergilah
kesana, beliau yang akan menolongmu. Orang itu mendekati dan berdiri dihadapan
Rasulullah, kemudian ia menceritakan kejadiannya, beliau berdiri bersamanya dan
berangkat hingga keduanya menjumpai Abu Jahal dan beliau berkata : berikan hak
orang ini. Ia mengembalikan haknya, orang itu berkata dihadapan majlis Quraisy
: semoga Allah membalas kebaikannya, aku telah mengambil kembali hakku” (Sirah
Nabawiyah karangang Ibnu Katsir 1/469)
Hamba Allah : sesungguhnya bagi seorang muslim ada hak terhadap muslim
lainnya, diantaranya adalah membantunya dan menghilangkan marabahaya darinya,
Nabi r bersabda
:
الْمُسْلِمُ
أَخُو الْمُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ
“Seorang muslim adalah saudara
bagi muslim lainnya, tidak mendzaliminya dan tidak membiarkannya” (Muttafaq
‘alaih). Maksudnya tidak meninggalkannya disakiti, akan tetapi
hendaknya membantu dan membelanya (Umdatul Qari, syarah Shahih Bukhari 19/240).
Diantara bentuk saling tolong menolong dalam kebajikan adalah berkoalisi dalam
membantu orang-orang yang tertindas, membantu orang yang lemah dalam bentuk
pembelaan, melindungi kemaslahatan semua, inilah bentuk kewajiban kita terhadap
mereka, sesuai dengan sabda Nabi r :
الْمُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mukmin bagi mukmin
lainnya bagaikan sebuah bangunan yang menguatkan satu dengan lainnya”(Muttafaq
‘alaih)
Kaum muslimin : sesungguhnya berkumpul dan berkoalisi dalam kebenaran
dan kebaikan memberikan dampak baik dan manfaat yang besar, ia menjadi penyebab
kemenangan dan kekuatan, kebahagiaan dan kemuliaan di dunia dan akhirat, karena
itu termasuk salah satu saling berwasiat dalam kebenaran yang diperintahkan
oleh Allah :
وَالْعَصْرِ*
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ* إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat
menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran” (Al ‘Ashr 103 : 1-3). Salah satu
manfaat berkoalisi adalah bahwa Allah dengannya akan membatalkan tindakan para
aggressor, Allah berfirman :
وَإِنْ
يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ
بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ
“Dan jika mereka bermaksud hendak
menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang
memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin” (Al Anfal 8 : 62). Bersatu dalam kebaikan dapat mempersempit jalan keburukan, kejahatan
tidak memiliki celah dan kebatilah akan lenyap, sesungguhnya koalisi yang
bertujuan menyebar keamanan termasuk kewajiban dan kepentingan yang ditetapkan
oleh syariat agama, dimana Islam datang untuk menunjukkan manusia menuju sebab
kebahagiaan dan memberikan berita baik pada orang-orang yang berbuat baik
dengan balasan surga dan tambahannya, Allah berfirman :
لِلَّذِينَ
أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا
ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Bagi orang-orang yang berbuat
baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi
debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka
kekal di dalamnya” (Yunus 10 : 26). Dan nikmat yang paling utama yang dapat dinikmati oleh penghuni surga
adalah : memandang pada wajah Allah Yang Maha Mulia. Dan Allah telah
memperingatkan para perusak dan para penjahat yang sering melanggar hak-hak
orang lain dan melanggar larangan-Nya, maka bagi mereka azab yang sangat pedih,
Allah berfirman :
إِنَّهُ
مَنْ يَأْتِ رَبَّهُ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا
يَحْيَى
“Sesungguhnya
barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya
baginya neraka jahannam, ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup”
(Thaha 20 : 74)
Para jamaah shalat :
sesungguhnya seorang muslim bertanggung jawab untuk mewujudkan perdamaian dan
kebaikan, mendukung pemimpin dalam memberi bantuan pada orang yang terdzalimi
dan menolong orang yang dzalim, Al Bara’ bin Azib berkata : “Nabi
memerintahkan kita tujuh hal, diantaranya menolong orang yang terdzalimi”
(Muttafaq ‘alaih)
Seorang muslim harus menolak
semua yang dapat merusak citra agamanya baik yang berbentuk kekerasan dan tindakan
ekstrim. Hendaknya seorang muslim memiliki sifat toleran dan moderat, karena
Nabi memiliki sifat yang toleran dan kasih sayang, Allah berfirman :
لَقَدْ
جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ
عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sesungguhnya telah datang kepadamu
seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap orang-orang mukmin” (At Taubah 9 : 128). Betapa indah bila kita mampu mengikuti hidayahnya,
mengikuti jejak kemoderatannya karena didalamnya terdapat keselamatan dan jalan
lurus.
Ya Allah, lindungilah negara
Emirates, langgengkanlah persatuan kami, kumpulkan kami dalam kebenaran, berilah
kami taufiq untuk selalu mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan
mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai
pengamalan atas firman-Mu :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي
الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي
اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. أَقُولُ
قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah
Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ،
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى
التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Kaum Muslimin :
sesungguhnya takwa pada Allah merupakan wasiat yang paling utama diantara kita,
hendaknya kita bersyukur kepada Allah atas semua nikmat yang diberikan pada
kita, diantaranya nikmat persatuan dan koalisi, kesatuan dan keseimbangan yang menggambarkan
visi yang tercerahkan para pemimpin yang membentuk koalisi negara-negara Islam,
mereka berdiri menjadi benteng penghalang atas semua yang mengganggu
ketentraman negara-negara tersebut dari tindakan ekstrimis dan serangan jahat,
yang tidak membedakan antara negara dan lainnya, mereka tidak menghargai
nilai-nilai dan prinsip dasar, kebenaran dan keadilan, karenanya koalisi ini
merupakan kebutuhan yang nyata, untuk melindungi eksistensi ummat ini di masa
kini dan untuk melindungi keberhasilannya di masa depan, Rasulullah bersabda :
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِماً أَوْ مَظْلُوماً».
قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُوماً، فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِماً؟
قَالَ:« تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ
“Tolonglah
saudaramu yang dzalim dan yang terdzalimi. Mereka bertanya : wahai Rasulullah,
ini kita menolong orang yang terdzalimi, bagaimana kita menolong orang yang
dzalim ? Beliau menjawab : peganglah tangannya (agar tidak berbuat dzalim)”
(Bukhari 2443). Sesungguhnya
koalisi Islam yang diikuti oleh kebanyakan negara-negara Islam merupakan
langkah maju dalam sejarah kekinian, ini merupakan titik balik jalannya
peristiwa yang ada, koalisi datang untuk membuat jera para penjahat, bajingan,
untuk memberangus para ekstrimis dan untuk mewujudkan kebenaran agama, dan
Negara Persatuan Emirates Arab merupakan negara pertama yang mengajak dengan sungguh-sungguh
dalam menciptakan koordinasi bersama dalam menghilangkan sarang-sarang
ekstrimisme, berdasarkan prinsip-prinsip agama kita yang mulia yang menolak semua bentuk tindakan ekstrimisme.
هَذَا
وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ،
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا
عَشْراً»([2]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ اجْمَعْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ
عَلَى الْحَقِّ وَالْهُدَى، وَخُذْ بِأَيْدِيهِمْ إِلَى مَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَوَحِّدْ
صُفُوفَهُمْ، وَاجْعَلْهُمْ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ وَالسَّعَادَةِ يَا مُجِيبَ الدُّعَاءِ.
اللَّهُمَّ
ارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وقُوَّاتِ التَّحَالُفِ
الأَبْرَارَ،
وَأَنْزِلْهُمْ مَنَازِلَ الأَخْيَارِ، وَارْفَعْ دَرَجَاتِهِمْ فِي عِلِّيِّينَ
مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ، يَا كَرِيمُ يَا غَفَّارُ. اللَّهُمَّ اجْزِ خَيْرَ الْجَزَاءِ أُمَّهَاتِ الشُّهَدَاءِ وَآبَاءَهُمْ وَزَوْجَاتِهِمْ
وَأَهْلِيهِمْ جَمِيعًا، اللَّهُمَّ انْصُرْ قُوَّاتِ التَّحَالُفِ الْعَرَبِيِّ، الَّذِينَ
تَحَالَفُوا عَلَى رَدِّ الْحَقِّ إِلَى أَصْحَابِهِ، اللَّهُمَّ كُنْ مَعَهُمْ وَأَيِّدْهُمْ،
اللَّهُمَّ وَفِّقْ أَهْلَ الْيَمَنِ إِلَى كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْمَعْهُمْ عَلَى كَلِمَةِ
الْحَقِّ وَالشَّرْعِيَّةِ، وَارْزُقْهُمُ الرَّخَاءَ وَالاِسْتِقْرَارَ يَا أَكْرَمَ
الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا
إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ
قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ،
وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
اللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ
وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ
الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ
النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا،
وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ
الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحَّةِ
وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ
اللَّهُمَّ نَائِبَهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ،
وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ
وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ
زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى
رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ
آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ
الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ،
وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ
مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا
جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا
مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ
الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا
الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([3]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ
أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ اسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ
بَرَكَاتِ الأَرْضِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ:( إِنَّ اللَّهَ
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([4])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ
يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ
الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([5]).
________________________________________________________________
No comments:
Post a Comment