Saturday, November 22, 2014

TUHAN PENCIPTA

UMUM

Sejak kapan keberadaan alam semesta ini mulai ada tiada seorangpun yang dapat mengetahuinya dengan pasti kecuali Yang Menciptakannya. Tidak mudah untuk membuktikan bahwa alam semesta ini diciptakan dari sesuatu yang tidak ada samasekali menjadi ada, atau dari sesuatu yang memang sudah ada dalam bentuk lain menjadi alam semesta seperti sekarang yang sedang kita huni ini. Untuk membuktikan asal usul ini, lagi-lagi, hanya Sang Penciptalah yang mengetahuinya

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MENURUT AGAMA ISLAM

Menurut beberapa ayat yang tersurat di dalam Alqur'an menyatakan bahwa, langit dan bumi ini diciptakan dalam bentuk awalan berupa kabut yang lazim disebut gas dalam kurun waktu selama enam hari. Lalu di ayat yang lain menyatakan bahwa nilai satu hari di sisi Tuhan sama dengan seribu tahun ukuran waktu manusia.  

 "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS-Al-Anbiyaa’:30)

Dari ayat dalam surat Al-anbiayaa' ini dapat dilihat bahwa, suatu waktu dimasa yang lalu (awalnya) antara langit dan bumi itu suatu yang padu. Ini menggambarkan bahwa antara keduanya itu adalah sama dan menjadi satu, sama dalam arti mereka bukan langit dan juga bukan bumi. Mereka sama-sama tidak ada. 

Kemudian mereka terpisah, sehingga muncullah yang disebut langit dan bumi. Di bumi diberi-Nya air, dan dari air itu dimulai sesuatu yang tadinya mati menjadi hidup.Itulah awal kehidupan, air.

"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam." (QS-Al A'raaf: 54).

Dari ayat 54 surat Al-a'raaf ini bisa disimpulkan bahwa pembentukan langit dan bumi memakan waktu. Ini mengindikasikan bahwa pembentukan keduanya memerlukan proses yang panjang. Pembentukan keduanya dilakukan secara bersama-sama. Dan yang paling penting adalah, proses pembentukan keduanya bukan hanya dalam waktu kedipan mata seperti tukang sulap. Mereka dibentuk dalam proses yang memakan waktu tertentu.

Di dalam ayat ini juga diterangkan bahwa antara langit, bumi, matahari, bulan dan bintang-bintang merupakan sesuatu yang berbeda-beda. 

Di sini juga diindikasikan bahwa jumlah bumi, matahari dan bulan itu masing-masing hanya satu buah, sedangkan bintang berjumlah lebih dari satu untuk itu didalam menyebut kata "bintang" disebutkan/diulang sebanyak dua kali, "bintang-bintang".


  "…..Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu seperti seribu Tahun dari apa yang kamu hitung" [QS-22:47].

  “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu" [QS-32:5].


"Malaikat-malaikat dan ruh naik kepadaNya dalam sehari yang lamanya limapuluh ribu tahun." (QS-70:4).

Dari ayat 47 surat 22 dan ayat 5 surat 32 menyatakan bahwa letak manusia dibandingkan dengan letak malaikat dan ruh adalah sangat jauh jaraknya terhadap-Nya. Apabila dihitung, seharinya waktu Tuhan relatif terhadap waktu manusia maka perbandingannya sehari dibanding seribu tahun. Sedangkan untuk malaikat dan ruh, sehari itu lamanya (baca jauhnya) adalah limapuluh ribu tahun. 

Apabila "tempat" Tuhan itu sebagai titik pusat suatu peredaran yang disebut "sehari", maka letak dimana manusia berada adalah lebih dekat seperlimapuluh jika dibandingkan dengan letak dimana para malaikat dan ruh itu berada. Untuk itulah waktu sehari di sisi Tuhan bagi manusia adalah seribu tahun lamanya, sedangkan bagi para malaikat dan ruh adalah limapuluh ribu tahun lamanya. 

Di surat ini juga dibedakan antara malaikat dan ruh.

Kemudian tentang penciptaan langit dan bumi atau alam semesta ini awalnya merupakan asap atau yang kini lazim disebut gas. hal ini seperti  yang difirmankan dalam ayat  berikut ini:

"Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya (langit) dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. (QS-Fusilat:11).

Dari surat Fusilat ayat 11 ini mengindikasikan bahwa Tuhan menuju ke langit yang masih dalam bentuk asap (gas), dan lalu setelah bumi sudah ada wujudnya Tuhan memanggil . keduanya. Jadi, semua benda langit belum ada yang dipanggil, langit dan bumi sudah dipanggil yang menunjukkan bahwa keduanya langit dan bumi merupakan sesuatu yang sangat penting perannya bagi alam semesta ini. 

Serta ayat ini mengindikasikan bahwa, langit dan bumi akan berjalan sesuai "perintah" Tuhan dengan kata lain sesuai dengan hukum-hukum yang sudah digariskan Tuhan dengan cara "suka hati" tanpa desakan atau keterpaksaan. Apabila ada keterpaksaan, maka pada langit dan bumi akan ada gejolak, selalu gaduh karena terpaksa.

"Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (QS-Fusilat:12).

Di ayat 12 ini lebih dipertegas lagi bahwa, langit yang berupa asap tadi setelah bumi terbentuk dibagi menjadi tujuh lapis, dan lapisan yang dekat dengan bumi diberi bintang-bintang. Bintang dalam hal ini bukan matahari, karena secara istilah keduanya dibedakan di dalam Al-qur'an.


Penciptaan Makhluk Hidup Menurut Al-qur'an

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? " (QS-Al-Anbiyaa’:30).

Ini adalah bukti, bahwa awal dari semua kehidupan ini adalah "air". 

Seperti pandangan ilmu pengetahuan yang diyakini saat ini, bahwa awal mula kehidupan ini berasal dari makhluk hidup yang paling sederhana, yaitu makhluk hidup bersel satu. Lalu dari kehidupan ini berkembang menjadi kehidupan yang lebih kompleks, ber-evolusi sampai dengan menjadi makhluk hidup yang berjenis-jenis. Makhluk hidup paling sederhana itu terbentuk karena adanya air.

Penciptaan Manusia Menurut Islam 

Susungguhnya awal dari penciptaan manusia itu berasal dari tanah. Hal itu tersirat dari dialog antara Tuhan dengan iblis ketika Tuhan meminta iblis untuk bersujud kepada Adam A.S, lalu iblis menolak perintah Tuhan untuk menyembah Adam A.S dengan satu alasan, bahwa ia (Iblis) terbuat dari api dan Adam A.S terbuat dari tanah. Ini sesuai apa yang tertulis di dalam Alqur'an pada ayat sebagai berikut; 

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud." (QS-Al-A’raf :11).
“Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Aku lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS-Al-A’raf : 12).

Pada ayat 11 mengindikasikan bahwa iblis itu termasuk golongan "para malaikat". Akan tetapi yang dikenal sampai saat ini bahwa yang disebut malaikat adalah makhluk yang selalu tunduk kepada perintah Tuhan. Padahal menurut ayat ini bahwa iblis itu merupakan malaikat yang membangkang perintah Tuhan.

Pada ayat 12 jelas sekali bahwa antara Adam A.S dan iblis berbeda bahan dasar untuk menjadikan keduanya, Iblis dari api dan Adam A.S dari tanah.

"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku, maka hendaklah kamu bersyukur dengan sujud kepadanya" (QS-Shaad: 71-72).

"Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air" (QS-Al-Furqan:54).

Surat ini mengindikasikan bahwa manusia diturunkan dari kejadian kehidupan yang berasal dari air seperti yang disebutkan oleh surat Al-anbiyaa' ayat 30 di atas. Di sini adanya konsistensi bahwa semua kehidupan itu berasal dari air, mulai dari kehidupan yang paling sederhana bersel tunggal sampai dengan kehidupan saat ini.

"Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani" (QS-Faathis:11)

"Dari bumi (tanah) itulah kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu pada kali yang lainnya" (QS-Thaaha:55).

"Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati)." (QS-Ath-Thaariq:5-8).

Dari Surat Al-a'raf ayat 12 jelas sekali bahwa Adam A.S  diciptakan dari tanah. Dan demikian pula bunyi surat Assaad ayat 71 dan 72 menyatakan bahwa manusia itu diciptakan dari tanah. Ini bisa disimpulkan bahwa antara Adam A.S dan manusia lainnya diciptakan dari bahan dasar yang sama, ini bisa berarti bahwa baik Adam A.S dan manusia lainnya mengalami proses penciptaan yang sama, yaitu setelah tanah lalu air mani, lalu air mani yang bercampur, kemudian menjadi bayi (baik Adam A.S atau manusia lainnya) dalam kandungan dan dilahirkan ke dunia.

Jadi, proses penciptaan Adam A.S bukan dari tanah yang dibentuk layaknya kita membuat patung lalu diberi ruh, akan tetapi prosesnya diindikasikan sama. Tidak ada petunjuk bahwa Adam A.S merupakan manusia pertama akan tetapi dia adalah Nabi yang pertama.

Apabila ketiga ayat, Al-a'raf ayat 12 dan Assaad ayat 71 dan 72 dihubungkan dan kita lihat bagaimana manusia dilahirkan sekarang, maka semua itu berasal dari tanah. Dengan kata lain bahwa diawali dari tumbuhan yang dimakan oleh manusia, lalu sarinya menjadi sel mani (sperma untuk lelaki dan sel telur untuk perempuan), mereka melakukan pembuahan dan seterusnya sampai janin dilahirkan ke dunia. Hal ini menunjukkan bahwa proses penciptaan Adam A.S adalah sama saja dengan proses penciptaan kita semua. 

Adapun menurut ayat yang lain, maka manusia itu diciptakan dari air atau air yang hina atau air mani lalu dijadikannya darah kemudian dari darah menjadi tulang yang dibungkus dengan daging dan seterusnya sampai lahir ke dunia, dan kemudian menjadi dewasa, kemudian kembali lagi kepada Tuhan. Hal ini terungkap sesuai ayat Alqur'an berikut ini:

"Bukankan Kami ciptakan kamu dari air yang hina?" (QS-Al-Mursalat:20).

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia  daripada setetes air mani yang bercampur yang Kami (hendak mengujinya dengan perintah dan larangan), kerana itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat" (QS-Al-Insan:2).

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging, yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu, dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.” (QS-Al-Hajj: 5)

Dari surat Al-hajj ayat 5 ini menunjukkan bahwa manusia itu diciptakan dari setetes air mani yang bercampur. Setetes di sini saat ini berarti hanya satu sel mani saja yang bercampur. Di sini tidak dibedakan antara air mani lekaki dan perempuan, semuanya disebut air mani.  

Perlu dketahui bahwa setiap air mani yang dikeluarkan oleh pria memiliki sel dengan jumlah yang luar biasa banyak (sampai puluhan juta ekor sel),akan tetapi yang bercampur hanya salah satu saja.

Mengenai "air yang hina" karena air mani setelah keluar dari pancarannya bersifat najis, akan tetapi air maninya sendiri tidak najis. Ini dikarenakan jalan yang dilalui oleh air mani merupakan jalan sebagian daripada air kemih yang bersifat najis. Untuk itu karena air mani bersifat cair saat keluar dan langsung bersentuhan dengan saluran air kemih, maka air mani itu tidak bisa bersih alias najis. 

Kalau kita melihat telur unggas, maka sebenarnya di dalam telur itu merupakan kelanjutan proses air mani unggas yang sudah bercampur. Telur-telur itu tidak lagi najis, bahkan bisa dimakan. Itu karena telur-telur itu dilapisi oleh kulit pembatas yang memisahkan antara sel-sel air mani yang sudah bercampur dengan lubang keluarnya kotoran hewan. 

Yang kedua adalah, ketika air mani belum tercampur membentuk calon bayi (embrio), adalah hina, sehingga apabila air mani yang belum bercampur dalam pembuahan dengan mani wanita (sel telur), maka dia bersifat najis, untuk itu disebut "Air yang hina".

Penciptaan Hewan Menurut Islam 

Penciptaan hewan dan binatang menurut Alqur'an adalah sebagai berikut; 

"Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (An-Nuur:45).

Penciptaan Tunbuhan Menurut Islam 

Penciptaan tumbukan menurut Alqur'an adalah sebagai berikut;

"Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." (Al-An’aam : 99)

Seperti dijelaskan oleh surat terdahulu bahwa semua kehidupan ini berasal dari air termasuk juga hewan dan tumbuhan.

Semua keterangan di atas adalah sesuatu keterangan yang sangat logis yang menggambarkan bahwa pernyataan-pernyataan yang tersurat itu semacam dikeluarkan oleh Suatu Sosok Yang Maha Logis. Penciptaan sesuatu itu ada tujuannya, jika sesuatu itu memiliki tujuan maka sesuatu itu pasti memiliki sebab. Karena adanya sebab yang menimbulkan tujuan yang disebut akibat. 

Jika sudah memasuki hukum sebab-akibat maka ini sudah memasuki hukum alam. 

KEJADIAN ALAM SEMESTA MENURUT ILMU PEN
GETAHUAN

Pemakaian kata kejadian pada judul paragraph ini memang disengaja, karena ilmu pengetahuan tidak mengenal kata diciptakan. Karena kata "Cipta" menurut ilmu pengetahuan berarti adanya wujud dengan unsur kesengajaan dari tidak ada sama sekali menjadi ada dan berwujud. 

Kira-kira 14,5 milyar tahun yang lalu terjadi dentuman maha dahsyat, dentuman itu yang diyakini oleh para ahli bidang astronomi merupakan awal terbentuknya alam semesta ini, lalu kemudian peristiwa ini dikenal dengan nama "Big Bang".

Hanya sekitar 3,5 milyar tahun yang lalu bumi benar-benar terbentuk dan siap untuk menerima kehidupan. Dan galaksi Bima Sakti sudah terbentuk sejak 5,1 milyar tahun yang lalu.

Kejadian Makhluk Hidup 

Setelah bumi terbentuk permukaan bumi cukup panas untuk ditempati oleh makhluk hidup. Diperkirakan dengan mendinginnya suhu di permukaan bumi, maka pada suatu tempat tertentu dengan waktu yang tertentu pula suhunya berbeda dengan suhu di tempat lain pada waktu yang bersamaan. Dengan adanya perbedaan suhu maka akan terjadi perbedaan tekanan pula. Akhirnya terjadilah angin dan kelembaban bahkan hujan. 

Di kutub-kutub bumi suhu udara sangat dingin menyebabkan terjadinya gunung es. Dan terjadilah perbedaan musim diantara tempat yang satu dengan yang lainnya. Air yang tertampung pada cekungan-cekungan permukaan bumi baik dari hujan, kelembaban ataupupun lapisan es yang mencair menjadi bakal awal terjadinya makhluk hidup. Dari yang bersel satu, kemudian menjadi makhluk yang paling sederhana sebelum kemudian menjadi makhluk-makhluk yang kompleks.

Proses kehidupan dimulai dari yang paling sederhana bersel satu sampai ke yang lebih kompleks bersel banyak memakan waktu sampai 2 milyar tahun. Dan delapanratus limapuluh tahun kemudian muncul berbagai tumbuhan, bakteri, jamur dan hewan.

Arti kata dalam bahasa Arab Khalq

 Al-Khaliqu secara bahasa berasal dari kata "khalq" atau "khalaqa" yang berarti mengukur atau memperhalus. Kemudian, makna ini berkembang dengan arti menciptakan tanpa contoh sebelumnya. Ini berarti membuat sesuatu dari tidak ada samasekali menjadi ada. Tetapi jika adanya wujud baru terbuat dari satu atau lebih dari wujud lama itu dinamakan membuat. Jika kita pelajari bagaimana manusia awalnya diciptakan dari tanah, malaikat diciptakan dari api dan semua kehidupan di bumi ini dari air oleh Tuhan, maka sebenarnya Tuhan telah mengajarkan kepada kita bahwa Dia tidaklah menciptakan melainkan membuat. 

Yang membedakan lagi antara menciptakan dan membuat adalah terletak pada prosesnya. Menciptakan sudah tentu memiliki proses yang lebih pendek jika dibandingkan dengan membuat. Menciptakan bisa hanya dengan sekedipan mata waktunya. Lain halnya dengan membuat. Ia memerlukan waktu karena harus melalui suatu proses. Membuat adalah melakukan usaha untuk merubah dari satu atau lebih bentuk tertentu menjadi bentuk baru yang lain. 

KESIMPULAN

Apabila meninjau bagaimana langit dan bumi itu diciptakan baik menurut Agama Islam ataupun ilmu pengetahuan adalah, sebagai bukti nyata bahwa penciptaan keduanya membutuhkan waktu tertentu, Agama menyatakan membutuhkan  enam hari waktu Tuhan, sedangkan ilmu pengetahuan menyatakan butuh 9,4 milyar tahun sampai terbentuknya galaksi Bima Sakti. Seandainya langit dan bumi itu diciptakan dari sesuatu yang tidak ada wujudnya sama sekali menjadi ada, maka akan dikatakan dengan memerlukan waktu seperti berkedip saja. 

Jadi, pada tulisan ini dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini menurut bukti-bukti yang tersirat di dalam Ayat-ayat Alqur'an mengajarkan bahwa: 
  1. Antara Adam A.S dan manusia lainnya memiliki bahan dasar dan proses yang sama, mereka melalui rahim dari seorang ibu;
  2. Tuhan tidak pernah menciptakan, Dia pada prinsipnya membuat sesuatu yang baru samasekali dari bahan wujud lama; 
  3. Kalau pernyataan pada titik 1 di atas benar, lalu pertanyaanya adalah, "Jika Tuhan hanya membuat sesuatu dari yang sudah ada, maka bisa dikatakan sesungguhnya segala yang ada saat ini adalah sesuatu benda yang sudah ada secara abadi sebelumnya?". 
  4. Pernyataan pada point 2 di atas yang menyatakan bahwa semua yang ada ini adalah berawal dari yang abadi sangat beralasan jika kita melihat dan bandingkan dengan keabadian yang akan terjadi pada masa yang akan datang setelah kehidupan ini yang disebut akhirat, yaitu berpacu pada ayat-ayat di dalam Alqur'an yang menyatakan tentang orang-orang yang akan masuk Surga atau Neraka mereka akan kekal di dalamnya masing-masing. Kekal dalam hal ini sama dengan abadi. 
  5. Jikalau semua yang ada di alam semesta ini kekal abadi, maka apa yang disebut dengan Tuhan?.

End.

2 comments:

imronuke said...

Assalamualaikum..

Mas, salam kenal. saya Imron dan sekarang tinggal di Mohammed bin Zayed City. Sekarang lg cari sewa rumah..ternyata mahal2 ya..heheh ini no hp saya 0567935697.

Intans said...

Iya.., terimakasih sudah mampir di blog saya, ini kontak saya, 0506156483