Saturday, November 08, 2014

Khotmah Jum'at 34

Khutbah Jumat, 13 Ramadhan 1435 H / 11 Juli 2014
Tugas Kemanusiaan
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، نحمدُهُ سبحانَهُ حمدًا يليقُ بجلالِ وجهِهِ وعظيمِ سُلطانِهِ، وأَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللهِ ورسولُهُ، وصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وخَلِيلُهُ، أكْرَمُ الناسِ وأنفعُهُمْ، فاللهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وأصحابِهِ والتَّابِعِينَ ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فأُوصيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ تعالَى، قالَ اللهُ عزَّ وجلَّ:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ[([1]) ويقولُ سبحانَهُ وتعالَى:] فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ القَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ[([2]).
Kaum mukminin : Allah telah memberikan keistimewaan bulan Ramadhan pada kita semua agar diisi dengan kebaikan dan ketaatan, dan Allah akan mengangkat derajat dan kedudukan kita pada bulan tersebut, barang siapa memperbanyak perbuatan baik didalamnya maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan yang berlipat ganda dan akan ditambah dengan ampuan-Nya, Rasulullah Saw bersabda :
يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَأَزِيدُ، وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَجَزَاؤُهُ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا أَوْ أَغْفِرُ، وَمَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْراً تَقَرَّبْتُ مِنْهُ ذِرَاعاً، وَمَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي ذِرَاعاً تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعاً، وَمَنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً، وَمَنْ لَقِيَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطِيئَةً لاَ يُشْرِكُ بِي شَيْئاً لَقِيتُهُ بِمِثْلِهَا مَغْفِرَةً
“Allah Swt berfirman : Barang siapa yang berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipat yang semisalnya bahkan lebih, dan barang siapa berbuat keburukan maka balasannya hanya satu keburukan yang semisalnya atau diampuninya, dan barang siapa mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari, dan barang siapa menjumpai-Ku dengan membawa kesalahan sebanyak isi bumi tanpa menyekutukan-Ku dengan yang lainnya, maka Aku akan menemuinya dengan ampunan sebesar itu pula” (Muslim 2687)

Hamba Allah : dan sesungguhnya mendekatkan diri kepada Allah yang paling utama adalah dengan melakukan kebaikan pada sesama manusia, berusaha memenuhi kebutuhannya, membantunya saat memerlukannya, maka barang siapa menghargai hamba-hama Allah, ia akan mendapatkan penghargaan dan pahala, barang siapa berlaku buruk pada sesama, maka ia akan terhalangi dari semua pahala dan akan mendapatkan siksa, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ، مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ، وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ
“Sesungguhnya diantara  manusia ada yang  menjadi kunci  kebaikan dan penutup keburukan, dan sesungguhnya sebagian manusia ada yang menjadi kunci keburukan yang menutup kebaikan, maka beruntunglah yang dijadikan oleh Allah sebagai kunci kebaikan melalui  tangannya, dan celaklah orang yang dijadikan oleh Allah sebagai kunci pembuka keburukan melalui kedua  tangannya” (Ibnu Majah 237)

Perbuatan baik seperti berkhidmat pada sesama menjadi penyebab keburuntungan dan masuknya seorang hamba ke dalam surganya, ia juga menjadi pelindung dari kerugian, Rasulullah Saw adalah teladan tugas mulya dalam bakti baiknya terhadap sesama, dan tiak ada kebaikan kecuali beliau berada pada barisan terdepan, dan tidak ada perbuatan mulya kecuali beliaulah yang menjadi penganjurnya, sehingga Ummul Mukminin Khadijah mensifatinya dalam ucapannya :
وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَداً، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
“Demi Allah, Allah tidak akan menyusahkan engkau selamanya, sesungguhnya engkau suka menyambung silaturrahim, menanggung beban dan berusaha membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, dan menolong penegak kebenaran” (Muttafaq ‘alaih)

Semua sifat diatas bila terkumpul pada satu orang atau dalam sebuah masyarakat maka Allah akan menganuerahkan kemakmuran dan ketentraman, dan akan diberikan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat, Allah Swt berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maumpun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (An Nahl 16 : 97). Terutama pada  bulan Ramadhan dimana Allah melihat semua perbuatan baik dan memberikan balasan pada orang yang berlomba-lomba  melakukan kebaikan, dzikir dan bersyukur, Allah Swt berfirman :
وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
“Dan barang siapa mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mengsyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui” (al Baqarah 2 : 158). Disebutkan dalam tafsir ayat ini bahwa : Syakir (yang bersyukur) termasuk salah satu nama-nama Allah, yang menerima amalan sedikit dari hamba-Nya, dan membalas mereka dengan pahala yang besar, bila seorang hamba melaksanakan perintah-Nya dan taat kepada-Nya, maka Dia akan memberikan pertolongan untuk itu, hatinya akan diberi cahaya, badannya akan diberikan kekuatan dan semangat dan semua tindakannya akan selalu diberkahi dan dikembangkan, diantara salah satu syukur Allah pada hamba-Nya bahwa seseorang yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik darinya, dan barang siapa berlaku baik pada sesamanya maka ia akan mendapatkan keberuntungan yang berlipat ganda, Allah Swt berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْراً عَظِيماً
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar” (An Nisa’ 4 : 40). Barang siapa yang berusaha berkhidmat pada sesamanya maka ia sebenarnya telah mendekatkann diri kepada Allah dengan sebaik-baiknya amalan, dan ia akan mendapatkan cinta Allah dan cinta sesamanya, Rasulullah Saw bersabda :
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ، وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا، وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِي فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ - يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya, sedangkan amal yang paling dicintai oleh Allah adalah kebahagiaan yang engkau berikan kepada seorang muslim atau engkau menghilangkan kesulitannya atau engkau melunasi hutangnya atau membebaskannya dari kelaparan. Dan sesungguhnya berjalan bersama saudaraku untuk menunaikan satu hajat/keperluan lebih aku sukai daripada aku beri’tikaf di masjid ini, yaitu masjid Madinah selama sebulan" (At Thabrani dalam kitab Al Kabir 12/453)

Kaum muslimin : tugas kemanusiaan dengan beragam bentuk dapat membantu menampakkan wajah indah Islam serta dapat berperan aktif dalam membangun kehidupan dan kebudayaan, dan akan meninggalkan pengaruh besar pada individu dan masyarakat, yang dapat bermanfaat bagi sesama dan dengannya akan terwujud komunikasi antar sesama, dan akan terbangun keintiman, kerjasama dan solidaritas antara anggota masyarakat. Rasulullah Saw menganjurkan untuk menunaikan tugas kemanusiaan dengan beragam bentuknya dan dijelaskan juga mengenai balasan dan pahalanya, barang siapa berlaku baik kepada sesama manusia dan tidak menyakiti mereka, maka ia akan mendapatkan nikmat dari Allah, Rasulullah Saw bersabda :
لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ
“Sungguh aku melihat seseorang bolak balik di surga hanya karena ia telah menebang pohon di tengah jalan yang merintangi jalan manusia” (Muslim 1914)

Barang siapa membantu dan memudahkan urusan sesama manusia, maka Allah akan memberinya kemudahan dan mengampuni kesalahannya, dan Allah telah mengampuni orang yang teledor dengan kasih sayang-Nya terhadap hamba-hamba-Nya, Rasulullah Saw bersabda :
 حُوسِبَ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَلَمْ يُوجَدْ لَهُ مِنَ الخَيْرِ شَيْءٌ إِلاَّ أَنَّهُ كَانَ رَجُلاً مُوسِرًا، وَكَانَ يُخَالِطُ النَّاسَ، وَكَانَ يَأْمُرُ غِلْمَانَهُ أَنْ يَتَجَاوَزُوا عَنِ الْمُعْسِرِ، فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: نَحْنُ أَحَقُّ بِذَلِكَ مِنْهُ، تَجَاوَزُوا عَنْهُ
"Ada seorang lelaki sebelum kalian yang dihisab, dan tidak ditemukan satupun kebaikan ada padanya kecuali bahwa dia adalah orang yang banyak bergaul dengan manusia, dan dia orang yang lapang(berkecukupan), serta dia memerintahkan kepada pegawai-pegawainya untuk membebaskan orang-orang yang kesulitan (dari membayar hutang),  Allah Swt berfirman : Kami (Allah) lebih berhak untuk berbuat itu daripada dia, (oleh karena itu) bebaskan dia” (Muttafaq 'alaih). Dan barang siapa menolong orang yang membutuhkan dan berusaha membantu para janda, anak yatim, meringankan beban orang sakit, maka ia akan mendapatkan pahala dan anugerah yang besar.

Ya Allah sebagaimana Engkau telah sampaikan kami pada bulan Ramadhan, maka berilah pertolongan kepada kami untuk melakukan kebaikan dan berkhidmat pada kemanusiaan, bebeskan kami dengannya dari api neraka, masukkanlah kami dengan anugerah-Mu ke dalam surga-Mu dan berilah kami taufiq untuk selalu mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ


Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa almarhum Zayed –semoga Allah memberkahinya- merupakan orang yang senang berlomba dalam kebaikan, senang menderma, selalu mengajak untuk saling tolong menolong antara sesama, dan ketika almarhum ditanya mengenai banyaknya pekerja pendatang di Emirates, ia menjawab : “Rezeki ini rezeki Allah, harta ini harta Allah, anugerah ini anugerah dari Allah, bumi ini bumi Allah, ciptaan ini ciptaan Allah, dan barang siapa bekerja dan bertawakkal kepada Allah maka Allah akan memberinya dan barang siapa datang ke negara ini maka ucapkanlah selamat datang padanya”

Dan anak-anak keturunan almarhum mendapatkan ajaran-ajaran tersebut, sehingga mereka menjadi penerus yang menyadari amanah tersebut kemudian menjaganya, selanjutnya mereka berjalan diatas jalan tersebut dalam berbuat baik pada sesama, mereka menolong sesama yang tertimpa musibah dan membantu orang yang membutuhkannya.

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([3]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4])
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ تقَبَّلْ مِنَّا الصيامَ والقيامَ وصالِحَ الأعمالِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ. اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([5]). اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6])
http://www.awqaf.gov.ae/Jumaa.aspx?SectionID=5&RefID=2341


Khutbah Jumat, 20 Ramadhan 1435 H / 18 Juli 2014
Sepuluh Malam Terakhir
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الذِي خَصَّ شهرَ رمضانَ، بالفضلِ والإحسانِ، والعفْوِ والغفرانِ، والعتقِ مِنَ النيرانِ، وأَنزلَ فيهِ القرآنَ، هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الهُدَى وَالْفُرْقَانِ، وأَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ إلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، ذُو الفضلِ والإنعامِ، وأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ ورسولُهُ، القائلُ r :« مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»([1]) فاللهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وأصحابِهِ والتَّابِعِينَ ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فأُوصِيكُمْ عبادَ اللَّهِ ونَفْسِي بتقْوَى اللَّهِ عزَّ وجلَّ وأَحثُّكُمْ علَى طاعتِهِ، قالَ عزَّ وجلَّ:( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)([2])
Kaum muslimin : Allah Swt berfirman :
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ
“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya” (Al Qashash 28 : 68). Diantara waktu yang dipilih oleh Allah untuk dipenuhi dengan keberkahan dan kebaikan, serta dipilihnya beberapa waktu dengan keutamaan dan ampunan adalah bulan Ramadhan, pada bulan tersebut merupakan puncak musim keimanan dan merupakan bulan yang termulya disisi Allah Yang Maha Pemberi, kemudian dipilih sepuluh malam terakhir agar menjadi hari-hari yang paling utama sepanjang zaman, didalamnya terdapat keistimewaan yang berkelanjutan agar orang-orang yang taat dapat mengambil bekal, orang-orang yang baik semakin rajin memperbanyak kebaikannya, orang-orang yang teledor agar mampu mengejar dan menutupi keteledorannya, Rasulullah Saw bersabda :
رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ لَمْ يُغْفَرْ لَهُ
“Celakalah seseorang hamba apabila dia bertemu dengan ramadhan akan tetapi tidak diampuni dosanya” (Bukhari dalam kitab Al Adab Al Mufrid 1/225)

Persiapkan diri kalian wahai para shaimin untuk mendapatkan janji Allah yang berupa ampunan dan pahala yang besar pada hari-hari yang penuh berkah ini, bersungguh-sungguhlah kalian dalam menunaikan ketaatan, perbanyaklah berbuat kebaikan, karena seorang muslim itu hidup antara dua waktu : waktu yang telah berlalu dan ia tidak mengetahui apa yang telah Allah putuskan di dalamnya, dan waktu yang tersisa dan ia tidak tahu apa yang akan ditetapkan oleh Allah padanya, ajaklah diri Anda untuk bersungguh-sungguh, contohlah Rasulullah Saw ;
وقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ r إذَا دخَلَتِ العشرُ الأواخرُ مِنْ شهرِ رمضانَ يَجْتَهِدُ فِيها مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
“Rasulullah Saw sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya” (Muslim 1175)

Tentu, didalamnya terdapat malam-malam kemulyaan yang diperebutkan oleh kaum mukminin dan mereka berlomba untuk mendapatkannya, Aisyah RA berkata :
يَخْلِطُ الْعِشْرِينَ بِصَلاَةٍ وَنَوْمٍ، فَإِذَا كَانَ الْعَشْرُ شَمَّرَ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ وَشَمَّرَ
Rasulullah Saw pada dua puluh hari pertama mencampur shalat dan tidur, maka bila tinggal sepuluh terakhir beliau bersungguh-sungguh dan menyingsingkan sarungnya dan bersungguh-sungguh” (Ahmad 25879). Bahkan beliau Saw mengumpulkan keluarganya untuk menunaikan ketaatan, menganjurkan mereka untuk lebih mendekatkan diri pada Allah, dari Aisyah RA berkata :
إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Nabi Saw apabila masuk sepuluh hari terakhir, beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya” (Bukhari 2024)

Seorang ulama berpendapat : “bahwa hal yang paling aku cintai bila memasuki sepuluh terakhir bulan Ramadhan adalah bertahajjud, bersungguh-sungguh dan membangunkan keluarganya dan anaknya agar menunaikan shalat jika mereka mampu” (Ucapan Sofyan Ats Tsauri dalam kitab lataiful ma’arif 1/186). Wahai orang yang berpuasa jagalah shalat terawihmu jangan sampai putus, agar kau tercatat dan mendapatkan pahala orang yang bangun menunaikan shalat malam.

Para shaimin : Bulan Ramadhan hendak meninggalkan kita, hari-harinya dan malam-malamnya semakin sedikit tersisa, orang-orang terdahulu merasa kehilangan bila terpisah dengan bulan yang dipenuhi oleh kebaikan dan rahmat ini, karena didalamnya terdapat keutamaan yang melimpah, bagaimana tidak, karena ditengah-tengahnya Allah melimpahkan malam Al Qadr, malam yang dipenuhi oleh keberkahan, malam-malamnya diturunkan Al Quran, Allah Swt berfirman :
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi” (Ad Dukhan 44 : 3). Suatu malam yang dijadikan oleh Allah pahala kebaikannya lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu malaikat Jibril turun bersama para malaikat yang dimulyakan, Allah Swt berfirman :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ* وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ* لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ* تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ* سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ?. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampat terbit fajar” (Al Qadr 97 : 1-5). Dalam tafsir surat ini disebutkan bahwa : malaikat turun dari setiap langit, dari sidratul muntaha, dan Jibril berada ditengah-tengahnya, mereka turun ke bumi dan mengaminkan atas doa manusia hingga terbit fajar” (Tafsir Al Qurthubi 20/133)

Rasulullah Saw menjelaskan pada kita bahwa ia (malam Al Qadr) berada pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, disebutkan dalam sabdanya :
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah malam Al Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan” (Muttafaq ‘alaih). Barang siapa diberikan taufiq menunaikan shalat pada malam Al Qadr maka ia telah mendapatkan rahmat dari-Nya, dan barang siapa menjauh maka ia telah terjauhkan dari rahmat-Nya, amalan pada malam itu lebih baik dari amalan pada seribu bulan, Rasulullah Saw bersabda :
 لِلَّهِ فِيهِ- أيْ فِي رمضانَ- لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Pada bulan itu –bulan Ramadhan- Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barang siapa yang terhalangi dari kebaikannya maka ia telah terhalangi” (An Nasa’i 2106)

Bergegaslah wahai hamba Allah menuju Tuhanmu dengan bangun malam dan memperbanyak sujud, mintalah ampunan dari-Nya dengan doa yang khusu’, dan janganlah sampai satu malam tanpa diisi dengan shalat malam, karena Anda tidak tahu pada malam yang keberapa lailatul Qadr itu berada, oleh karena itu para ulama berpendapat : hikmah disembunyikannya malam Al Qadr agar kalian bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya, berbeda dengan bila malam itu sudah ditentukan maka manusia akan menggapainya dengan santai.

Bangunlah wahai para shaimin pada malam-malam itu agar tergapai cita-cita kalian, maka barang siapa yang takut terhadap maqam Tuhannya, maka ia akan bersegera meminta perlindungan kepada-Nya dan berusaha menggapai kedudukan tersebut, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ خَافَ أَدْلَجَ، وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ، أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ غَالِيَةٌ، أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ الْجَنَّةُ
“Barang siapa takut, dia akan berjalan sangat hati-hati, barang siapa hati-hati, dia akan segera sampai, ketahuilah barang dagangan Allah itu mahal, ketahuilah barang dagangan Allah itu surga” (At Tirmidzi 2450)

Ya Allah berilah keberkahan pada kami pada sepuluh malam terakhir, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang dapat menyaksikan malam Al Qadr, anugerahkan pada kami keutamaan dan kebaikan dan berilah kami taufiq untuk selalu mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa malam Al Qadr merupakan malam yang dipenuhi keamanan, keimanan dan ketentraman, pada malam itu dilarang memutus silaturrahim dan dilarang permusuhan, Allah Swt berfirman :
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (Al Qadr 97 : 5). Karenanya bersihkan hati kalian dari kekotoran dengki, amarah dan kebencian, sehingga jiwa kalian siap untuk menyambut kebaikan malam yang penuh keberkahan tersebut, dari Ubadah bin As Shamit RA bahwa Rasulullah Saw keluar untuk menjelaskan tentang malam Al Qadr, lalu ada dua orang muslimin saling berdebat, maka Nabi Saw bersabda:
إِنِّي خَرَجْتُ لأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَإِنَّهُ تَلاَحَى فُلاَنٌ وَفُلاَنٌ فَرُفِعَتْ- أَيْ فنسيِتُ تعيينَهَا- وَعَسَى أَنْ يَكُونَ خَيْرًا لَكُمُ
“Aku datang untuk menjelaskan malam Al Qadr kepada kalian, akan tetapi fulan dan fulan saling berdebat sehingga akhirnya diangkat (malam Al Qadr)-aku lupa menetapkannya-, dan semoga menjadi lebih baik buat kalian” (Bukhari 49)

Sibukkan diri kalian wahai hamba Allah dengan memeprbanyak dzikir dan doa, Ummul Mukminin Aisyah RA bertanya pada Rasulullah Saw :
يَا نَبِىَّ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ؟ قَالَ :« تَقُولِينَ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Wahai Nabi Allah bagaimana pendapatmu jika aku menjumpai malam Al Qadr maka apa yang aku ucapkan. Beliau menjawab: Ucapkanlah: “Ya Allah sesungguhnya Engkau maha pengampun dan mencintai orang-orang yang memohon ampun maka ampunilah aku” (Ahmad 26126)
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([3]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4])
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ تقَبَّلْ مِنَّا الصيامَ والقيامَ وصالِحَ الأعمالِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([5]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6])
http://www.awqaf.gov.ae/Jumaa.aspx?SectionID=5&RefID=2354


Khutbah Jumat, 27 Ramadhan 1435 H / 25 Juli 2014
Zakat Fitrah dan Adab Idul Fitri
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الذِي وَفَّقَنَا للقيامِ والصيامِ، ونسألُهُ سبحانَهُ أَنْ يُدْخِلَنَا الجنةَ مِنْ بابِ الريانِ، وأَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ إلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، الواحدُ القهارُ، العزيزُ الغفارُ، يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ، فلَهُ الحمدُ أَوَّلاً وَآخِرًا، ولَهُ الشكرُ باطنًا وظاهرًا، وأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ ورسولُهُ، فاللهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وأصحابِهِ والتَّابِعِينَ ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فأُوصيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ جلَّ وعَلاَ امتثالاً لقَوْلِهِ تعالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ[([1])
Para shaimin :sepertinya baru kemarin kita menyambut bulan Ramadhan, dan sekarang sudah mulai mendekati hari-hari terakhir, Maha Suci Allah yang telah menjalankan bulan-bulan dan tahun-tahun dan menetapkan syariat dan hukum-hukum. Dan orang yang beruntung adalah orang yang menginvestasikan waktunya dalam ketaatan pada Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, Rasulullah Saw bersabda :
كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو: فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا، أَوْ مُوبِقُهَا
“Semua manusia berangkat menjual dirinya, ada yang membebaskan dirinya, ada juga yang menghancurkan dirinya" (Muslim 223). Tentu, hari-hari Ramadhan itu telah berlalu, dengan membawa catatan orang-orang yang beramal kebaikan, Allah Swt berfirman :
وَمَا تُقَدِّمُوا لأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا
"Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Al Muzzammil 37 : 20)

Bergemberilah wahai para shaimin dengan syafaat yang tidak ditolak dan pemberian yang tidak terbatas, karena kalian telah menahan dahaga di siang hari dan membaca Al Quran dengan suara yang merdu, maka esok kalian akan didatangi oleh puasa dan bacaan Quran kalian dan keduanya akan memberikan syafaat pada kalian di hari kiamat, keduanya memintakan ridha Allah untuk kalian, kemudian Allah meridhai kalian, syafaat keduanya diterima untuk kalian, Rasulullah Saw bersabda :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ. قَالَ: فَيُشَفَّعَانِ
“Puasa dan Al-Qur'an, keduanya akan memberikan syafaat kepada seorang hamba di hari kiamat,  puasa berkata : Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat di siang hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafaat untuknya. Sedangkan Al-Qur'an berkata : Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka perkenankan aku memberikan syafaat untuknya. Beliau bersabda :  Maka Allah memperkenankan keduanya memberikan syafaat" (Ahmad 6785)

Kaum muslimin : Allah telah menetapkan penyempurna puasa Ramadhan kita dan pengangkat kekurangannya, yaitu yang berupa kewajiban zakat fitrah, didalamnya terdapat hikmah dan tujuan yang sangat mulya, dari Ibnu Abbas RA berkata :
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ r زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ
“Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari perkara yang sia-sia dan perkataan kotor, sekaligus untuk memberikan makan orang-orang miskin” (Abu Daud 1609)

Rasulullah Saw berkhutbah saat idul fitri dan memerintahkan untuk mengeluarkan zakat fitrah, Abdullah bin Tsa’labah bin Shair Al ‘Udzri berkata :
أَدُّوا صَاعاً مِنْ بُرٍّ أَوْ قَمْحٍ بَيْنَ اثْنَيْنِ، أَوْ صَاعاً مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعاً مِنْ شَعِيرٍ، عَلَى كُلِّ حُرٍّ وَعَبْدٍ، وَصَغِيرٍ وَكَبِيرٍ
“Tunaikanlah satu sha’ gandum (kering)  atau tepung antara keduanya, atau satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum (basah) atas setiap orang  merdeka dan budak, anak kecil dan orang dewasa”(Ahmad 24383). Zakat fitrah wajib atas setiap muslim, atas dirinya dan atas anggota keluarga yang wajib dinafkahinya, zakat fitrah dikeluarkan dalam bentuk makanan pokok negara setempat, dan diserahkan kepada para fakir kaum mulimin, sebagian ulama fiqh memperbolehkan mengeluarkan nilai (harga) dari makanan tersebut, karena dapat lebih bermanfaat bagi orang fakir, dan sekarang ditentukan dengan nilai sebesar 20 Dirham per individu.

Seorang muslim diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah sebagai penyempurna puasanya dan agar ia menjalankan kebaikan sebagaimana diperintahkan oleh Allah, sebagaimana kebaikan yang dikehendakinya, dan dianjurkan agar ia tidak jenuh dalam beribadah, Allah Swt memerintahkan Rasul-Nya seperti tersebut dalam firman-Nya :
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
Maka apabila engkau telah selesai (daripada sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)" (As Syarh 94 : 7). Menurut ulama : artinya bila Anda telah menyempurnakan satu perbuatan maka sambutlah perbuatan lainnya, sehingga waktu Anda dipenuhi dengan amalan-amalan yang mulya" (At Tahrir Wat Tanwir karangan Ibnu Asyur 15/416)

Hamba Allah : Allah Yang Maha Pengasih telah menentapkan hari id sebagai hari yang dipenuhi oleh kebahagaian dan kesenangan, agar seorang muslim dapat menikmati hal yang dihalalkan oleh Allah setelah ia selesai menunaikan semua ibadahnya, dan Rasulullah Saw telah menentukan sebagian perbuatan yang sebaiknya ditunaikan pada hari id, diantaranya : mandi sebelum berangkat menunaikan shalat id, dariNafi’ :
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
bahwa  Abdullah bin Umar mandi pada hari id sebelum berangkat ke tempat shalat id" (Al Muwattha' 1/177)

Dianjurkan bagi laki-laki untuk mengenakan wewangian sebelum berangkat ke tempat shalat id, mengenakan baju yang paling bagus, dan diantara ada id yang dianjurkan adalah sarapan dengan memakan beberapa biji kurma sebelum berangkat shalat, dari Anas RA berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ r لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ، وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْراً
Rasulullah Saw tidak berangkat shalat id sebelum makan beberapa biji kurma dan beliau memakannya dalam jumlah ganjil" (Bukhari 953)

Sebagaimana dianjurkan bagi seorang muslim untuk berjalan kaki ke tempat shalat id bila ia memiliki kemampuan, dari Ali bin AbiThalib RA berkata :
مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيدِ مَاشِياً
"Termasuk sunnah untuk berangkat ke tempat shalat id dengan berjalan kaki" (At Tirmidzi 530). Dan hendaknya ia menempuh jalan yang berbeda saat pulang dari tempat shalat id, dari Jabir RA berkata :
كَانَ النَّبِىُّ  rإِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
"Nabi Saw pada hari id menempuh jalan yang berbeda" (Bukhari 986). Artinya Nabi Saw bila keluar berangkat shalat id beliau  kembali melalui jalan yang berbeda dari jalan saat beliau berangkat ke tempat shalat" (Fathul Bari 3/416)

Dan diantara adab id yang dianjurkan adalah berangkat ke tempat shalat id baik orang dewasa dan kanak-kanak, lelaki dan perempuan, dari Umm Athiyah RA berkata :
أُمِرْنَا أَنْ نُخْرِجَ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ
"Rasulullah Saw menganjurkan kita untuk mengajak keluar para wanita baligh dan para perawan" (Bukhari 974). Oleh karena itu ajaklah anggota keluarga kalian agar dapat menyaksikan shalat id dan agar mereka juga mendapatkan pahala yang besar dari Tuhan semesta alam. 

Dan shalat idul fitri Insya Allah akan dilaksanakan tepat pada pukul 06.00 pagi

Ya Allah berilah keberkahan pada kami pada hari-hari yang tersisa dari bulan Ramadhan ini, sampaikan kami pada idul fitri dengan selamat, berilah kami taufiq untuk selalu mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian dan ketahuilah bahwa termasuk sunnah untuk mengeraskan takbir, tahlil dan tahmid dalam perjalanan orang yang hendak shalat id, minimal dirinya dan orang yang di sebelahnya mendengar, dan terus ia membaca takbir hingga imam datang dan ia bertakbir dan jamaah bertakbir bersama takbir imam. (At Taj Al Iklil ringkasan Khalil 2/195)

Dianjurkan juga pada hari id untuk memberikan ucapan selamat kepada orang yang kau kenal dan orang yang tidak kau kenal, dari Jubair bin Nufair berkata : para sahabat Rasulullah Saw bila saling bertemu pada hari id, mereka saling mengucapkan : semoga Allah menerima amalan kita dan amalanmu" (Fathul Bari 3/372 dengan sanad yang hasan). Dan ucapan selamat dapat disampaikan dengan berbagai ucapan yang sudah diketahui.

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ تقَبَّلْ مِنَّا الصيامَ والقيامَ وصالِحَ الأعمالِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([4]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5])
http://www.awqaf.gov.ae/Jumaa.aspx?SectionID=5&RefID=2358


Khutbah Jumat, 17 Dzul Hijjah 1435 H / 12 September 2014 M
Allah mencintai orang-orang yang sabar
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَعَدَ الصَّابِرِينَ أَنْ يُوَفِّيَهُمْ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدًا يَلِيقُ بِجَلَالِ وَجْهِهِ وَعَظِيمِ سُلْطَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَحَبِيبُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ جَلَّ وَعَلاَ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ[([1]) وقالَ سُبْحَانَهُ:] فَبِشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ القَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ([2])
Kaum mukminin : Allah menciptakan manusia dan diberikan kepadanya cobaan di dunia, Allah Swt berfirman :
إِنَّا خَلَقْنَا الإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعاً بَصِيراً
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang tercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat” (Al Insan 76 : 2). Ada perintah ada larangan, surga sebagai balasan bila ia taat pada Yang Maha Kuasa, ia dilarang melakukan kemaksiatan karena itu berarti neraka, dan dijadikan jalan menuju ke surga dipenuhi dengan perkara-perkara yang dibenci oleh jiwa, sedangkan jalan menuju neraka diliputi perkara-perkara yang disukai oleh syahwat, tak seorang pun mampu melawan nafsunya kecuali dengan kesabaran, kesabaran itu dengan memenuhi hatinya cinta kepada Allah, dan barang siapa yang bersabar, ia akan meraih harapannya dan akan mendapatkan kedudukan yang mulia, Allah Swt berfirman :
وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Allah menyukai orang-orang yang sabar” (Ali Imran 3 : 146).
Kesabaran berarti menahan diri dan tidak mengeluh saat cobaan datang mendera, disebutkan pula bahwa kesabaran itu adalah mengarungi cobaan dengan etika yang baik, ia disebut kesabaran karena rasa pahitnya terhadap jiwa seperti rasa pahit saat menelan obat kesabaran, kesabaran adalah etika yang mulia, Allah menjadikan kesabaran sebagai benteng yang tak mudah goyah, semua hamba Allah diperintahkan untuk bersabar, kesabaran adalah pemberian Allah yang berpahala tak berhingga, Allah Swt berfirman :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (Az Zumar 39 : 10)
Balasan orang-orang yang bersabar adalah tertera dalam firman Allah diantaranya :
وَأَنْ تَصْبِرُوا خَيْرٌ لَكُمْ
“Dan kesabaran itu lebih baik bagimu”(An Nisa’ 4 : 25). Pada ayat lain disebutkan :
وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ
“Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar” (An Nahl 16 : 126)

Kesabaran adalah sebaik-baiknya pemberian yang dianugerahkan kepada seorang hamba di dunia, Rasulullah Saw bersabda :
مَا أُعْطِىَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْراً وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
“Tidak seorang pun diberikan pemberian yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran” (Muttafaq ‘alaih)

Hamba Allah : karena kemulian sifat ini serta ketinggian kedudukannya, maka diantara nama-nama Allah adalah “As Shabur”, sebagai pertanda berlebihan dalam kesabaran atas pelaku kemaksiatan, Allah memuji para nabi-Nya atas kesabaran mereka, Allah Swt berfirman mengisahkan nabi Ayyub AS :
إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baiknya hamba, sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)” (Shad 38 : 44). Pada ayat lain disebutkan :
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ كُلٌّ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli, semua mereka termasuk orang-orang yang sabar” (Al Anbiya’ 21 : 85). Allah mengisahkan para rasul pemegang ulul azmi, mereka para rasul yang paling mulia dan paling sabar, sehingga nabi Muhammad Saw diperintahkan agar mencontoh kesabaran mereka, walaupun beliau termasuk golongan ulul azmi, Allah Swt berfirman :
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar” (Al Ahqaf 46 : 35). Para Nabi menjadi contoh kesabaran atas penganiayaan yang diterima dari kaum mereka, Allah Swt berfirman :
وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّن قَبْلِكَ فَصَبَرُواْ عَلَى مَا كُذِّبُواْ وَأُوذُواْ حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا
“Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap perndustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka” (Al An’am 6 : 34). Bahkan semua itu semakin menambah ketetapan mereka dalam kesabaran, mereka berkata pada kaum mereka :
وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَى مَا آَذَيْتُمُونَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ
“dan Kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami, dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu berserah diri” (Ibrahim 14 : 12). Para nabi mewasiatkan kesabaran kepada seluruh kaumnya dan menganjurkannya, nabi Musa AS berkata pada kaumnya, disebutkan dalam firman Allah :
اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا
 “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah” (Al A’raf 7 : 128). Ia juga merupakan wasiat Nabi Muhammad Saw kepada para sahabatnya, disebutkan dalam sabdanya :
إِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّاماً الصَّبْرُ فِيهِنَّ مِثْلُ الْقَبْضِ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلاً يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِكُمْ». قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ رَجُلاً مِنَّا أَوْ مِنْهُمْ؟ قَالَ:« لاَ بَلْ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ
“Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari, yang bersabar bagaikan memegang bara api, orang yang mengamalkan akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang melakukan seperti perbuatan kalian”. Dikatakan : wahai Rasulullah pahala lima puluh orang dari kami atau dari mereka ? Beliau menjawab : tidak, bahkan pahala lima puluh orang dari kalian” (Abu Daud 4341 dan At Tirmidzi 3058)

Kaum muslimin : barang siapa menjadikan kesabaran sebagai jalannya, maka ia akan mendapatkan kedudukan di akhirat, Rasulullah Saw bersabda :
وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ
“Kesabaran bagaikan cahaya” (Muslim 223). Kesabaran itu terbagi menjadi beberapa bagian diantarnya, sabar menjauh dari kemaksiatan, sabar dalam menjalankan ketaatan dan sabar saat tertimpa musibah, dan Allah Swt telah memerintahkan hamba-Nya agar bersabar dalam menjalankan ketaatan, firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar” (Al Baqarah 2 : 53). Shalat adalah kewajiban yang berulang-ulang yang membutuhkan kesabaran dan kesungguhan, Allah Swt berfirman :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لاَ نَسْأَلُكَ رِزْقاً نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (Thaha 20 : 132)

Disebutkan bahwa kesabaran menjauh dari kemaksiatan lebih mudah dari kesabaran menerima azab Allah. Maka beruntunglah orang yang bersungguh-sungguh menjalankan ketaatan kepada Allah, menjauh dari larangan Allah, mendahulukan akhirat atas urusan dunia, mencegah dirinya mengikuti nafsunya, mengendalikan syahwatnya, mengekang dirinya untuk meninggalkan segala keburukan, sehingga ia termasuk dalam kategori orang yang bersabar dalam menjauh dari kemaksiatan.

Hamba Allah : bersabarlah saat ditimpa musibah dan cobaan, karena kebahagiaan itu bisa didapat dengan mengambil hikmah dari cobaan tersebut kemudian bersabar, Allah Swt berfirman :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (Al Baqarah 2 : 155). Hal itu tidak dapat terwujud kecuali bagi orang yang beriman kepada Tuhannya dan rela dengan keputusan-Nya, Rasulullah Saw bersabda :
عَجَباً لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
“Sungguh menakjubkan perkaranya seorang mukmin, karena seluruh perkara baik baginya, yang demikian itu tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin, jika ia mendapat kebahagiaan, ia bersyukur, maka itu baik baginya, jika ia mendapat ujian ia bersabar maka itu baik baginya” (Muslim 2999)
Oleh karena itu, balasan orang yang bersabar atas cobaan yang menimpa adalah ampunan dan rahmat dari Allah, Allah Swt berfirman :
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُون* أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (Al Baqarah 2 : 156-157)

Seorang shaleh berkata :
إِنِّي لأُصَابُ بِالْمُصِيْبَةِ فَأَحْمَدُ اللهَ عَلَيْهَا أَرْبَعَ مَرَّاتٍ: أَحْمَدُ إِذْ لَمْ يَكُنْ أَعْظَمَ مِنْهَا, وَأَحْمَدُ إِذْ رَزَقَنِي الصَّبْرَ عَلَيْهَا, وَأَحْمُدُ إِذْ وَفَّقَنِي لِلاسْتِرْجَاعِ لِمَا أَرْجُو مِنَ الثَّوَابِ، وَأَحْمَدُ إِذْ لَمْ يَجْعَلْهَا فِي دِيْنِي
Sesungguhnya aku bila tertimpa satu musibah, maka aku bersyukur kepada Allah empat kali atas musibah itu : aku bersyukur karena musibah itu tidak lebih besar dari itu, aku bersyukur karena Allah memberiku kesabaran, aku bersyukur karena aku mengucapkan إنا لله وإنا إليه راجعون karena aku mengharap pahala dari Allah, dan aku bersyukur karena musibah itu tidak menimpa agamaku. (Syuraih Al Qadhi, siyar A’lam An Nubala’ 5/52)

Ya Allah berilah kami kesabaran dan jadikan ia sebagai hiasan kami, berikanlah kami taufik untuk mentaati-Mu, mentaati rasul-Mu Muhammad Saw mentaati orang yg diperintahkan pada kami agar ditaatinya sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa dan merasalah diawasi oleh-Nya dalam kesendirian dan keramaian, Allah swt berfirman :
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ* وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yangat setia. Sifat-sifat yang bait itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar” (Fusshilat 41 : 35-36)
Ibnu Abbas RA berkata : pada ayat ini Allah memerintahkan agar bersabar saat marah, bersabar menghadapi orang yang bodoh dan memaafkan orang yang berlaku buruk kepadanya” (Tafsir Al Qurthubi 15/362). Akhlak mulia ini yang disebutkan pada ayat diatas membutuhkan kesabaran, karena kesabaran merupakan pangkal kesuksesan dan kebaikan di seluruh sektor kehidupan, ia menjadi penghalang antara manusia dan sifat marahnya, dengannya ia dapat mengendalikan tindakannya dan interaksinya dengan orang yang ada di sekitarnya, ia merupakan tuntutan yang dapat memperindah kehidupan, tanpanya maka amarah akan menguasai, seseorang meminta nasehat pada Nabi Saw :
قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِىِّ r : أَوْصِنِي . قَالَ:«لاَ تَغْضَبْ ». فَرَدَّدَ مِرَاراً ، قَالَ :« لاَ تَغْضَبْ
berwasiatlah kepadaku. Nabi Saw bersabda : jangan marah. Ia terus mengulang permohonannya, Beliau bersabda : jangan marah” (Bukhari 6116). Terdapat hubungan kuat antara tidak melampiaskan amarah dengan kesabaran, kesabaran membawa pada akhlak yang mulia, dan interaksi yang baik, maka barang siapa selalu bersabar dalam kehidupannya, ia akan mendapatkan pahala, dan ia akan mendapatkan kebaikan di akhirat, Allah Swt berfirman :
سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“(sambil mengucapkan) kesalamatan bagimu atas kesabaranmu, maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (Ar Ra’d 13 : 24).

هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ  تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([3]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4]) وقَالَ r :« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ »([5]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([6]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([7])
http://www.awqaf.gov.ae/Jumaa.aspx?SectionID=5&RefID=2400

No comments: