Khutbah
Jumat, 13 Ramadhan 1435 H / 11 Juli 2014
Tugas Kemanusiaan
Khutbah
Pertama
الْحَمْدُ
لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ، نحمدُهُ سبحانَهُ حمدًا يليقُ بجلالِ وجهِهِ
وعظيمِ سُلطانِهِ، وأَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ،
وأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللهِ ورسولُهُ، وصَفِيُّهُ مِنْ
خَلْقِهِ وخَلِيلُهُ، أكْرَمُ الناسِ وأنفعُهُمْ، فاللهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ
وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وأصحابِهِ والتَّابِعِينَ ومَنْ
تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا
بعدُ: فأُوصيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ تعالَى، قالَ اللهُ عزَّ وجلَّ:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ[([1]) ويقولُ
سبحانَهُ وتعالَى:] فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ
يَسْتَمِعُونَ القَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ[([2]).
Kaum mukminin : Allah
telah memberikan keistimewaan bulan Ramadhan pada kita semua agar diisi dengan
kebaikan dan ketaatan, dan Allah akan mengangkat derajat dan kedudukan kita
pada bulan tersebut, barang siapa memperbanyak perbuatan baik didalamnya maka
Allah akan membalasnya dengan kebaikan yang berlipat ganda dan akan ditambah
dengan ampuan-Nya, Rasulullah Saw bersabda :
يَقُولُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا
وَأَزِيدُ، وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَجَزَاؤُهُ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا أَوْ
أَغْفِرُ، وَمَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْراً تَقَرَّبْتُ مِنْهُ ذِرَاعاً، وَمَنْ
تَقَرَّبَ مِنِّي ذِرَاعاً تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعاً، وَمَنْ أَتَانِي يَمْشِي
أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً، وَمَنْ لَقِيَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطِيئَةً لاَ
يُشْرِكُ بِي شَيْئاً لَقِيتُهُ بِمِثْلِهَا مَغْفِرَةً
“Allah Swt berfirman :
Barang siapa yang berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipat yang
semisalnya bahkan lebih, dan barang siapa berbuat keburukan maka balasannya
hanya satu keburukan yang semisalnya atau diampuninya, dan barang siapa
mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepadanya satu
hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya
satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan
mendatanginya dengan berlari, dan barang siapa menjumpai-Ku dengan membawa
kesalahan sebanyak isi bumi tanpa menyekutukan-Ku dengan yang lainnya, maka Aku
akan menemuinya dengan ampunan sebesar itu pula” (Muslim 2687)
Hamba Allah : dan sesungguhnya
mendekatkan diri kepada Allah yang paling utama adalah dengan melakukan
kebaikan pada sesama manusia, berusaha memenuhi kebutuhannya, membantunya saat
memerlukannya, maka barang siapa menghargai hamba-hama Allah, ia akan
mendapatkan penghargaan dan pahala, barang siapa berlaku buruk pada sesama,
maka ia akan terhalangi dari semua pahala dan akan mendapatkan siksa,
Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ مِنَ
النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ، مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ، وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ
مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ
مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ
الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ
“Sesungguhnya diantara
manusia ada yang menjadi kunci kebaikan dan penutup keburukan, dan
sesungguhnya sebagian manusia ada yang menjadi kunci keburukan yang menutup
kebaikan, maka beruntunglah yang dijadikan oleh Allah sebagai kunci kebaikan melalui
tangannya, dan celaklah orang yang
dijadikan oleh Allah sebagai kunci pembuka keburukan melalui kedua tangannya” (Ibnu Majah 237)
Perbuatan baik seperti berkhidmat
pada sesama menjadi penyebab keburuntungan dan masuknya seorang hamba ke dalam
surganya, ia juga menjadi pelindung dari kerugian, Rasulullah Saw adalah teladan
tugas mulya dalam bakti baiknya terhadap sesama, dan tiak ada kebaikan kecuali
beliau berada pada barisan terdepan, dan tidak ada perbuatan mulya kecuali beliaulah
yang menjadi penganjurnya, sehingga Ummul Mukminin Khadijah mensifatinya dalam
ucapannya :
وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ
اللَّهُ أَبَداً، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ،
وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
“Demi Allah, Allah
tidak akan menyusahkan engkau selamanya, sesungguhnya engkau suka menyambung silaturrahim,
menanggung beban dan berusaha membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu,
dan menolong penegak kebenaran” (Muttafaq ‘alaih)
Semua sifat diatas bila terkumpul
pada satu orang atau dalam sebuah masyarakat maka Allah akan menganuerahkan
kemakmuran dan ketentraman, dan akan diberikan kehidupan yang baik di dunia dan
akhirat, Allah Swt berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً
مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ
أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal
shaleh, baik laki-laki maumpun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya
akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan” (An Nahl 16 : 97). Terutama pada
bulan Ramadhan dimana Allah melihat semua perbuatan baik dan memberikan
balasan pada orang yang berlomba-lomba
melakukan kebaikan, dzikir dan bersyukur, Allah Swt berfirman :
وَمَنْ تَطَوَّعَ
خَيْراً فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
“Dan barang siapa
mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha
Mengsyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui” (al Baqarah 2 : 158). Disebutkan dalam tafsir ayat ini bahwa : Syakir (yang
bersyukur) termasuk salah satu nama-nama Allah, yang menerima amalan sedikit
dari hamba-Nya, dan membalas mereka dengan pahala yang besar, bila seorang
hamba melaksanakan perintah-Nya dan taat kepada-Nya, maka Dia akan memberikan
pertolongan untuk itu, hatinya akan diberi cahaya, badannya akan diberikan
kekuatan dan semangat dan semua tindakannya akan selalu diberkahi dan
dikembangkan, diantara salah satu syukur Allah pada hamba-Nya bahwa seseorang
yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan
yang lebih baik darinya, dan barang siapa berlaku baik pada sesamanya maka ia
akan mendapatkan keberuntungan yang berlipat ganda, Allah Swt berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لا
يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ
أَجْراً عَظِيماً
“Sesungguhnya Allah tidak
menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar
zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya
pahala yang besar” (An Nisa’ 4 : 40). Barang siapa yang berusaha berkhidmat pada sesamanya maka ia sebenarnya
telah mendekatkann diri kepada Allah dengan sebaik-baiknya amalan, dan ia akan
mendapatkan cinta Allah dan cinta sesamanya, Rasulullah Saw bersabda :
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ
لِلنَّاسِ، وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ
عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا،
أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا، وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِي فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ
إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ - يَعْنِي مَسْجِدَ
الْمَدِينَةِ شَهْرًا
“Manusia
yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia
lainnya, sedangkan amal yang paling dicintai oleh Allah adalah kebahagiaan yang
engkau berikan kepada seorang muslim atau engkau menghilangkan kesulitannya
atau engkau melunasi hutangnya atau membebaskannya dari kelaparan. Dan
sesungguhnya berjalan bersama saudaraku untuk menunaikan satu hajat/keperluan
lebih aku sukai daripada aku beri’tikaf di masjid ini, yaitu masjid Madinah
selama sebulan" (At Thabrani dalam kitab Al Kabir 12/453)
Kaum
muslimin : tugas kemanusiaan dengan beragam bentuk dapat membantu menampakkan
wajah indah Islam serta dapat berperan aktif dalam membangun kehidupan dan
kebudayaan, dan akan meninggalkan pengaruh besar pada individu dan masyarakat, yang
dapat bermanfaat bagi sesama dan dengannya akan terwujud komunikasi antar
sesama, dan akan terbangun keintiman, kerjasama dan solidaritas antara anggota
masyarakat. Rasulullah Saw menganjurkan untuk menunaikan tugas kemanusiaan
dengan beragam bentuknya dan dijelaskan juga mengenai balasan dan pahalanya,
barang siapa berlaku baik kepada sesama manusia dan tidak menyakiti mereka,
maka ia akan mendapatkan nikmat dari Allah, Rasulullah Saw bersabda :
لَقَدْ رَأَيْتُ
رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ
الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ
“Sungguh aku melihat seseorang bolak balik di surga hanya karena
ia telah menebang pohon di tengah jalan yang merintangi jalan manusia” (Muslim
1914)
Barang siapa membantu dan
memudahkan urusan sesama manusia, maka Allah akan memberinya kemudahan dan
mengampuni kesalahannya, dan Allah telah mengampuni orang yang teledor dengan
kasih sayang-Nya terhadap hamba-hamba-Nya, Rasulullah Saw bersabda :
حُوسِبَ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَلَمْ يُوجَدْ لَهُ مِنَ
الخَيْرِ شَيْءٌ إِلاَّ أَنَّهُ كَانَ رَجُلاً مُوسِرًا، وَكَانَ يُخَالِطُ النَّاسَ،
وَكَانَ يَأْمُرُ غِلْمَانَهُ أَنْ يَتَجَاوَزُوا عَنِ الْمُعْسِرِ، فَقَالَ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ: نَحْنُ أَحَقُّ بِذَلِكَ مِنْهُ، تَجَاوَزُوا عَنْهُ
"Ada seorang lelaki sebelum kalian
yang dihisab, dan tidak ditemukan satupun kebaikan ada padanya kecuali bahwa
dia adalah orang yang banyak bergaul dengan manusia, dan dia orang yang
lapang(berkecukupan), serta dia memerintahkan kepada pegawai-pegawainya untuk
membebaskan orang-orang yang kesulitan (dari membayar hutang), Allah Swt berfirman : Kami (Allah) lebih
berhak untuk berbuat itu daripada dia, (oleh karena itu) bebaskan dia”
(Muttafaq 'alaih). Dan barang
siapa menolong orang yang membutuhkan dan berusaha membantu para janda, anak yatim, meringankan beban orang sakit, maka ia akan
mendapatkan pahala dan anugerah yang besar.
Ya Allah sebagaimana Engkau telah sampaikan kami pada bulan
Ramadhan, maka berilah pertolongan kepada kami untuk melakukan kebaikan dan
berkhidmat pada kemanusiaan, bebeskan kami dengannya dari api neraka,
masukkanlah kami dengan anugerah-Mu ke dalam surga-Mu dan berilah kami taufiq untuk selalu mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad
Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya,
sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي
الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ
نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ،
فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الحَمْدُ
للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ
ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ
الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba
Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan
kesendirian dan ketahuilah bahwa almarhum Zayed –semoga Allah memberkahinya-
merupakan orang yang senang berlomba dalam kebaikan, senang menderma, selalu
mengajak untuk saling tolong menolong antara sesama, dan ketika almarhum
ditanya mengenai banyaknya pekerja pendatang di Emirates, ia menjawab : “Rezeki
ini rezeki Allah, harta ini harta Allah, anugerah ini anugerah dari Allah, bumi
ini bumi Allah, ciptaan ini ciptaan Allah, dan barang siapa bekerja dan bertawakkal
kepada Allah maka Allah akan memberinya dan barang siapa datang ke negara ini
maka ucapkanlah selamat datang padanya”
Dan anak-anak keturunan almarhum mendapatkan ajaran-ajaran
tersebut, sehingga mereka menjadi penerus yang menyadari amanah tersebut
kemudian menjaganya, selanjutnya mereka berjalan diatas jalan tersebut dalam
berbuat baik pada sesama, mereka menolong sesama yang tertimpa musibah dan
membantu orang yang membutuhkannya.
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ
أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([3]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا
عَشْراً»([4])
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ،
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ
وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ
التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ
تقَبَّلْ مِنَّا الصيامَ والقيامَ وصالِحَ الأعمالِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ
الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ
النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا،
وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ
لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا
إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا
وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ
الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ
وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ
اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ
حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ. اللَّهُمَّ اغفِرْ
لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ
ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ
انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ
وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ
عَلَيْنَا. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ
مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ
بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([5]). اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6])
http://www.awqaf.gov.ae/Jumaa.aspx?SectionID=5&RefID=2341
Khutbah
Jumat, 20 Ramadhan 1435 H / 18 Juli 2014
Sepuluh Malam Terakhir
Khutbah
Pertama
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الذِي خَصَّ شهرَ رمضانَ، بالفضلِ والإحسانِ، والعفْوِ والغفرانِ، والعتقِ مِنَ النيرانِ، وأَنزلَ فيهِ القرآنَ، هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الهُدَى وَالْفُرْقَانِ، وأَشْهَدُ
أنْ لاَ إلهَ إلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيكَ لَهُ، ذُو الفضلِ والإنعامِ، وأَشْهَدُ
أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ ورسولُهُ، القائلُ r :« مَنْ
قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ»([1]) فاللهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وعَلَى آلِهِ وأصحابِهِ والتَّابِعِينَ ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ
الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فأُوصِيكُمْ عبادَ اللَّهِ ونَفْسِي بتقْوَى اللَّهِ عزَّ وجلَّ وأَحثُّكُمْ علَى طاعتِهِ، قالَ عزَّ وجلَّ:( يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)([2])
Kaum muslimin :
Allah Swt berfirman :
وَرَبُّكَ
يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ
“Dan Tuhanmu menciptakan
apa yang Dia kehendaki dan memilihnya” (Al Qashash 28 : 68). Diantara waktu yang dipilih oleh Allah untuk dipenuhi dengan keberkahan
dan kebaikan, serta dipilihnya beberapa waktu dengan keutamaan dan ampunan
adalah bulan Ramadhan, pada bulan tersebut merupakan puncak musim keimanan dan
merupakan bulan yang termulya disisi Allah Yang Maha Pemberi, kemudian dipilih
sepuluh malam terakhir agar menjadi hari-hari yang paling utama sepanjang
zaman, didalamnya terdapat keistimewaan yang berkelanjutan agar orang-orang
yang taat dapat mengambil bekal, orang-orang yang baik semakin rajin
memperbanyak kebaikannya, orang-orang yang teledor agar mampu mengejar dan
menutupi keteledorannya, Rasulullah Saw bersabda :
رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ لَمْ يُغْفَرْ لَهُ
“Celakalah seseorang hamba apabila dia bertemu dengan ramadhan
akan tetapi tidak diampuni dosanya” (Bukhari dalam kitab Al Adab Al Mufrid
1/225)
Persiapkan diri kalian wahai para shaimin untuk mendapatkan
janji Allah yang berupa ampunan dan pahala yang besar pada hari-hari yang penuh
berkah ini, bersungguh-sungguhlah kalian dalam menunaikan ketaatan,
perbanyaklah berbuat kebaikan, karena seorang muslim itu hidup antara dua waktu
: waktu yang telah berlalu dan ia tidak mengetahui apa yang telah Allah
putuskan di dalamnya, dan waktu yang tersisa dan ia tidak tahu apa yang akan
ditetapkan oleh Allah padanya, ajaklah diri Anda untuk bersungguh-sungguh, contohlah
Rasulullah Saw ;
وقَدْ كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ r إذَا دخَلَتِ العشرُ الأواخرُ مِنْ شهرِ رمضانَ يَجْتَهِدُ
فِيها مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
“Rasulullah Saw
sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan,
melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya” (Muslim 1175)
Tentu, didalamnya terdapat malam-malam kemulyaan yang
diperebutkan oleh kaum mukminin dan mereka berlomba untuk mendapatkannya,
Aisyah RA berkata :
يَخْلِطُ الْعِشْرِينَ بِصَلاَةٍ
وَنَوْمٍ، فَإِذَا كَانَ الْعَشْرُ شَمَّرَ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ وَشَمَّرَ
“Rasulullah Saw pada dua puluh hari pertama mencampur shalat
dan tidur, maka bila tinggal sepuluh terakhir beliau bersungguh-sungguh dan
menyingsingkan sarungnya dan bersungguh-sungguh” (Ahmad 25879). Bahkan beliau Saw mengumpulkan keluarganya untuk
menunaikan ketaatan, menganjurkan mereka untuk lebih mendekatkan diri pada
Allah, dari Aisyah RA berkata :
إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ
مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Nabi Saw apabila masuk sepuluh hari terakhir, beliau mengencangkan
sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya” (Bukhari
2024)
Seorang ulama berpendapat : “bahwa
hal yang paling aku cintai bila memasuki sepuluh terakhir bulan Ramadhan adalah
bertahajjud, bersungguh-sungguh dan membangunkan keluarganya dan anaknya agar
menunaikan shalat jika mereka mampu” (Ucapan Sofyan Ats Tsauri dalam kitab
lataiful ma’arif 1/186). Wahai orang yang berpuasa jagalah shalat terawihmu
jangan sampai putus, agar kau tercatat dan mendapatkan pahala orang yang bangun
menunaikan shalat malam.
Para shaimin : Bulan Ramadhan hendak
meninggalkan kita, hari-harinya dan malam-malamnya semakin sedikit tersisa,
orang-orang terdahulu merasa kehilangan bila terpisah dengan bulan yang
dipenuhi oleh kebaikan dan rahmat ini, karena didalamnya terdapat keutamaan
yang melimpah, bagaimana tidak, karena ditengah-tengahnya Allah melimpahkan
malam Al Qadr, malam yang dipenuhi oleh keberkahan, malam-malamnya diturunkan
Al Quran, Allah Swt berfirman :
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ
“Sesungguhnya
Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi” (Ad Dukhan 44 : 3). Suatu malam yang dijadikan oleh
Allah pahala kebaikannya lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu malaikat
Jibril turun bersama para malaikat yang dimulyakan, Allah Swt berfirman :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ
الْقَدْرِ* وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ* لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ
مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ* تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ
رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ* سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam
kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ?. malam kemuliaan itu
lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampat terbit fajar” (Al Qadr 97 : 1-5). Dalam tafsir surat ini disebutkan bahwa : malaikat turun dari setiap
langit, dari sidratul muntaha, dan Jibril berada ditengah-tengahnya, mereka
turun ke bumi dan mengaminkan atas doa manusia hingga terbit fajar” (Tafsir Al
Qurthubi 20/133)
Rasulullah Saw menjelaskan pada kita
bahwa ia (malam Al Qadr) berada pada sepuluh malam terakhir Ramadhan,
disebutkan dalam sabdanya :
تَحَرَّوْا
لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah malam Al Qadr pada sepuluh
malam terakhir bulan Ramadhan” (Muttafaq ‘alaih). Barang siapa diberikan taufiq menunaikan shalat pada
malam Al Qadr maka ia telah mendapatkan rahmat dari-Nya, dan barang siapa
menjauh maka ia telah terjauhkan dari rahmat-Nya, amalan pada malam itu lebih
baik dari amalan pada seribu bulan, Rasulullah Saw bersabda :
لِلَّهِ فِيهِ- أيْ فِي رمضانَ- لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ
حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Pada bulan itu –bulan
Ramadhan- Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barang
siapa yang terhalangi dari kebaikannya maka ia telah terhalangi” (An Nasa’i
2106)
Bergegaslah wahai hamba Allah menuju
Tuhanmu dengan bangun malam dan memperbanyak sujud, mintalah ampunan dari-Nya
dengan doa yang khusu’, dan janganlah sampai satu malam tanpa diisi dengan
shalat malam, karena Anda tidak tahu pada malam yang keberapa lailatul Qadr itu
berada, oleh karena itu para ulama berpendapat : hikmah disembunyikannya malam
Al Qadr agar kalian bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya, berbeda dengan
bila malam itu sudah ditentukan maka manusia akan menggapainya dengan santai.
Bangunlah wahai para shaimin pada malam-malam itu agar
tergapai cita-cita kalian, maka barang siapa yang takut terhadap maqam
Tuhannya, maka ia akan bersegera meminta perlindungan kepada-Nya dan berusaha
menggapai kedudukan tersebut, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ خَافَ أَدْلَجَ، وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ، أَلاَ
إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ غَالِيَةٌ، أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ الْجَنَّةُ
“Barang siapa takut, dia akan berjalan sangat hati-hati, barang siapa hati-hati,
dia akan segera sampai, ketahuilah barang dagangan Allah itu mahal, ketahuilah barang
dagangan Allah itu surga” (At Tirmidzi 2450)
Ya Allah berilah keberkahan pada kami pada sepuluh malam
terakhir, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang dapat menyaksikan malam
Al Qadr, anugerahkan pada kami keutamaan dan kebaikan dan berilah kami taufiq untuk selalu mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad
Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya,
sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي
الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ
نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ،
فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الحَمْدُ
للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ
ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ
الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba
Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan
kesendirian dan ketahuilah bahwa malam Al Qadr merupakan malam yang dipenuhi keamanan,
keimanan dan ketentraman, pada malam itu dilarang memutus silaturrahim dan
dilarang permusuhan, Allah Swt berfirman :
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (Al Qadr 97 : 5). Karenanya bersihkan hati kalian dari
kekotoran dengki, amarah dan kebencian, sehingga jiwa kalian siap untuk
menyambut kebaikan malam yang penuh keberkahan tersebut, dari Ubadah bin As
Shamit RA bahwa Rasulullah Saw keluar untuk menjelaskan tentang malam Al Qadr,
lalu ada dua orang muslimin saling berdebat, maka Nabi Saw bersabda:
إِنِّي خَرَجْتُ
لأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَإِنَّهُ تَلاَحَى فُلاَنٌ وَفُلاَنٌ
فَرُفِعَتْ- أَيْ فنسيِتُ تعيينَهَا- وَعَسَى أَنْ يَكُونَ خَيْرًا لَكُمُ
“Aku datang
untuk menjelaskan malam Al Qadr kepada kalian, akan tetapi fulan dan fulan
saling berdebat sehingga akhirnya diangkat (malam Al Qadr)-aku lupa menetapkannya-,
dan semoga menjadi lebih baik buat kalian” (Bukhari 49)
Sibukkan
diri kalian wahai hamba Allah dengan memeprbanyak dzikir dan doa, Ummul
Mukminin Aisyah RA bertanya pada Rasulullah Saw :
يَا نَبِىَّ اللَّهِ
أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ؟ قَالَ :« تَقُولِينَ
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Wahai
Nabi Allah bagaimana pendapatmu jika aku menjumpai malam Al Qadr maka apa yang aku
ucapkan. Beliau menjawab: Ucapkanlah: “Ya Allah sesungguhnya Engkau maha
pengampun dan mencintai orang-orang yang memohon ampun maka ampunilah aku”
(Ahmad 26126)
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ
أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([3]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا
عَشْراً»([4])
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ
وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ تقَبَّلْ مِنَّا الصيامَ
والقيامَ وصالِحَ الأعمالِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا
قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا
قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ
الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا،
وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا
ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا
إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ
مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ
قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا
رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ
الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ،
وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ
إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ
وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ
الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ
انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ
وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ
عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ
مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ
وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([5]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ
يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6])
http://www.awqaf.gov.ae/Jumaa.aspx?SectionID=5&RefID=2354
Khutbah Jumat, 27 Ramadhan 1435 H / 25
Juli 2014
Zakat Fitrah dan Adab
Idul Fitri
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الذِي
وَفَّقَنَا للقيامِ والصيامِ، ونسألُهُ سبحانَهُ أَنْ يُدْخِلَنَا الجنةَ مِنْ بابِ
الريانِ، وأَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ إلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، الواحدُ القهارُ، العزيزُ الغفارُ، يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ، فلَهُ الحمدُ أَوَّلاً وَآخِرًا، ولَهُ الشكرُ باطنًا وظاهرًا، وأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ ورسولُهُ، فاللهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ
وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وأصحابِهِ والتَّابِعِينَ ومَنْ
تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فأُوصيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي
بتقوَى اللهِ جلَّ وعَلاَ امتثالاً لقَوْلِهِ تعالَى:]
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ[([1])
Para shaimin :sepertinya baru kemarin
kita menyambut bulan Ramadhan, dan sekarang sudah mulai mendekati hari-hari
terakhir, Maha Suci Allah yang telah menjalankan bulan-bulan dan tahun-tahun
dan menetapkan syariat dan hukum-hukum. Dan orang yang beruntung adalah orang
yang menginvestasikan waktunya dalam ketaatan pada Yang Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui, Rasulullah Saw bersabda :
كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو: فَبَائِعٌ نَفْسَهُ
فَمُعْتِقُهَا، أَوْ مُوبِقُهَا
“Semua manusia berangkat
menjual dirinya, ada yang membebaskan dirinya, ada juga yang menghancurkan
dirinya" (Muslim 223). Tentu,
hari-hari Ramadhan itu telah berlalu, dengan membawa catatan orang-orang yang
beramal kebaikan, Allah Swt berfirman :
وَمَا تُقَدِّمُوا لأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ
عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا
"Dan kebaikan apa saja
yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi
Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan
mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang" (Al Muzzammil 37 : 20)
Bergemberilah wahai para shaimin dengan syafaat
yang tidak ditolak dan pemberian yang tidak terbatas, karena kalian telah menahan
dahaga di siang hari dan membaca Al Quran dengan suara yang merdu, maka esok
kalian akan didatangi oleh puasa dan bacaan Quran kalian dan keduanya akan memberikan
syafaat pada kalian di hari kiamat, keduanya memintakan ridha Allah untuk
kalian, kemudian Allah meridhai kalian, syafaat keduanya diterima untuk kalian,
Rasulullah Saw bersabda :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ
وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ:
مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ. قَالَ: فَيُشَفَّعَانِ
“Puasa dan Al-Qur'an,
keduanya akan memberikan syafaat kepada seorang hamba di hari kiamat, puasa berkata : Ya Rabbi, aku telah
menghalanginya dari makan dan syahwat di siang hari, maka perkenankanlah aku
memberikan syafaat untuknya. Sedangkan Al-Qur'an berkata : Ya Rabbi, aku telah
menghalanginya dari tidur di malam hari, maka perkenankan aku memberikan
syafaat untuknya. Beliau bersabda : Maka Allah memperkenankan keduanya
memberikan syafaat" (Ahmad 6785)
Kaum muslimin : Allah telah menetapkan
penyempurna puasa Ramadhan kita dan pengangkat kekurangannya, yaitu yang berupa
kewajiban zakat fitrah, didalamnya terdapat hikmah dan tujuan yang sangat mulya,
dari Ibnu Abbas RA berkata :
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ r زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ،
وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ
“Rasulullah Saw mewajibkan
zakat fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari perkara yang sia-sia dan
perkataan kotor, sekaligus untuk memberikan makan orang-orang miskin” (Abu Daud
1609)
Rasulullah Saw berkhutbah saat idul fitri
dan memerintahkan untuk mengeluarkan zakat fitrah, Abdullah bin Tsa’labah bin
Shair Al ‘Udzri berkata :
أَدُّوا صَاعاً مِنْ بُرٍّ أَوْ
قَمْحٍ بَيْنَ اثْنَيْنِ، أَوْ صَاعاً مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعاً مِنْ شَعِيرٍ،
عَلَى كُلِّ حُرٍّ وَعَبْدٍ، وَصَغِيرٍ وَكَبِيرٍ
“Tunaikanlah satu sha’ gandum
(kering) atau tepung antara keduanya, atau
satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum (basah) atas setiap orang merdeka dan budak, anak kecil dan orang dewasa”(Ahmad
24383). Zakat fitrah wajib atas
setiap muslim, atas dirinya dan atas anggota keluarga yang wajib dinafkahinya,
zakat fitrah dikeluarkan dalam bentuk makanan pokok negara setempat, dan
diserahkan kepada para fakir kaum mulimin, sebagian ulama fiqh memperbolehkan
mengeluarkan nilai (harga) dari makanan tersebut, karena dapat lebih bermanfaat
bagi orang fakir, dan sekarang ditentukan dengan nilai sebesar 20 Dirham per
individu.
Seorang muslim diwajibkan mengeluarkan
zakat fitrah sebagai penyempurna puasanya dan agar ia menjalankan kebaikan
sebagaimana diperintahkan oleh Allah, sebagaimana kebaikan yang dikehendakinya,
dan dianjurkan agar ia tidak jenuh dalam beribadah, Allah Swt memerintahkan
Rasul-Nya seperti tersebut dalam firman-Nya :
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
Maka apabila engkau telah selesai
(daripada sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang
lain)" (As Syarh 94 : 7). Menurut
ulama : artinya bila Anda telah menyempurnakan satu perbuatan maka sambutlah
perbuatan lainnya, sehingga waktu Anda dipenuhi dengan amalan-amalan yang
mulya" (At Tahrir Wat Tanwir karangan Ibnu Asyur 15/416)
Hamba Allah : Allah Yang Maha Pengasih telah
menentapkan hari id sebagai hari yang dipenuhi oleh kebahagaian dan kesenangan,
agar seorang muslim dapat menikmati hal yang dihalalkan oleh Allah setelah ia selesai
menunaikan semua ibadahnya, dan Rasulullah Saw telah menentukan sebagian perbuatan
yang sebaiknya ditunaikan pada hari id, diantaranya : mandi sebelum berangkat menunaikan
shalat id, dariNafi’ :
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ
كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
bahwa Abdullah bin Umar mandi pada hari id sebelum berangkat
ke tempat shalat id" (Al Muwattha' 1/177)
Dianjurkan bagi laki-laki untuk mengenakan
wewangian sebelum berangkat ke tempat shalat id, mengenakan baju yang paling
bagus, dan diantara ada id yang dianjurkan adalah sarapan dengan memakan beberapa
biji kurma sebelum berangkat shalat, dari Anas RA berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ r لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ، وَيَأْكُلُهُنَّ
وِتْراً
Rasulullah Saw tidak berangkat shalat
id sebelum makan beberapa biji kurma dan beliau memakannya dalam jumlah ganjil"
(Bukhari 953)
Sebagaimana dianjurkan bagi seorang muslim
untuk berjalan kaki ke tempat shalat id bila ia memiliki kemampuan, dari Ali
bin AbiThalib RA berkata :
مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ
إِلَى الْعِيدِ مَاشِياً
"Termasuk sunnah untuk berangkat
ke tempat shalat id dengan berjalan kaki" (At Tirmidzi 530). Dan hendaknya ia menempuh jalan yang berbeda saat
pulang dari tempat shalat id, dari Jabir RA berkata :
كَانَ النَّبِىُّ rإِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
"Nabi Saw pada hari id
menempuh jalan yang berbeda" (Bukhari 986). Artinya Nabi Saw bila keluar berangkat shalat id beliau
kembali melalui jalan yang berbeda dari jalan
saat beliau berangkat ke tempat shalat" (Fathul Bari 3/416)
Dan diantara adab id yang dianjurkan adalah
berangkat ke tempat shalat id baik orang dewasa dan kanak-kanak, lelaki dan perempuan,
dari Umm Athiyah RA berkata :
أُمِرْنَا أَنْ نُخْرِجَ
الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ
"Rasulullah Saw
menganjurkan kita untuk mengajak keluar para wanita baligh dan para perawan"
(Bukhari 974). Oleh karena itu
ajaklah anggota keluarga kalian agar dapat menyaksikan shalat id dan agar mereka
juga mendapatkan pahala yang besar dari Tuhan semesta alam.
Dan shalat idul fitri Insya Allah akan
dilaksanakan tepat pada pukul 06.00 pagi
Ya Allah berilah keberkahan pada kami
pada hari-hari yang tersisa dari bulan Ramadhan ini, sampaikan kami pada idul fitri
dengan selamat, berilah
kami taufiq untuk selalu mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati
orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas
firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
أَقُولُ
قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا
محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ
وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ
أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba
Allah dengan sebenar-benarnya takwa, merasalah diawasi dalam keramaian dan kesendirian
dan ketahuilah bahwa termasuk sunnah untuk mengeraskan takbir, tahlil dan tahmid
dalam perjalanan orang yang hendak shalat id, minimal dirinya dan orang yang di
sebelahnya mendengar, dan terus ia membaca takbir hingga imam datang dan ia bertakbir
dan jamaah bertakbir bersama takbir imam. (At Taj Al Iklil ringkasan Khalil
2/195)
Dianjurkan juga pada hari id untuk memberikan
ucapan selamat kepada orang yang kau kenal dan orang yang tidak kau kenal, dari
Jubair bin Nufair berkata : para sahabat Rasulullah Saw bila saling bertemu pada
hari id, mereka saling mengucapkan : semoga Allah menerima amalan kita dan amalanmu"
(Fathul Bari 3/372 dengan sanad yang hasan). Dan ucapan selamat dapat disampaikan
dengan berbagai ucapan yang sudah diketahui.
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ
أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا
عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ،
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ
وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ
التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ تقَبَّلْ مِنَّا الصيامَ
والقيامَ وصالِحَ الأعمالِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا
قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا
قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ
الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا،
وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ
لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا
إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا
وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا
رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ
وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ
اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ
حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ
وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ
الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ
انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ
وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ
عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ
مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ
وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْعَالَمِينَ([4]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5])
http://www.awqaf.gov.ae/Jumaa.aspx?SectionID=5&RefID=2358
Khutbah Jumat, 17 Dzul Hijjah 1435 H /
12 September 2014 M
Allah mencintai orang-orang yang sabar
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَعَدَ الصَّابِرِينَ أَنْ يُوَفِّيَهُمْ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدًا يَلِيقُ بِجَلَالِ وَجْهِهِ وَعَظِيمِ سُلْطَانِهِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ،
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ
خَلْقِهِ وَحَبِيبُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ:
فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ جَلَّ وَعَلاَ، قَالَ اللَّهُ
تَعَالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا
وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ[([1]) وقالَ سُبْحَانَهُ:] فَبِشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ القَوْلَ
فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ([2])
Kaum mukminin : Allah menciptakan manusia dan diberikan
kepadanya cobaan di dunia, Allah Swt berfirman :
إِنَّا خَلَقْنَا الإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ
نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعاً بَصِيراً
“Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang tercampur yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia
mendengar dan melihat” (Al Insan 76 : 2). Ada perintah ada larangan, surga sebagai balasan bila ia taat pada Yang
Maha Kuasa, ia dilarang melakukan kemaksiatan karena itu berarti neraka, dan
dijadikan jalan menuju ke surga dipenuhi dengan perkara-perkara yang dibenci
oleh jiwa, sedangkan jalan menuju neraka diliputi perkara-perkara yang disukai
oleh syahwat, tak seorang pun mampu melawan nafsunya kecuali dengan kesabaran,
kesabaran itu dengan memenuhi hatinya cinta kepada Allah, dan barang siapa yang
bersabar, ia akan meraih harapannya dan akan mendapatkan kedudukan yang mulia,
Allah Swt berfirman :
وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Allah
menyukai orang-orang yang sabar” (Ali Imran 3 : 146).
Kesabaran berarti menahan diri dan tidak mengeluh saat
cobaan datang mendera, disebutkan pula bahwa kesabaran itu adalah mengarungi
cobaan dengan etika yang baik, ia disebut kesabaran karena rasa pahitnya
terhadap jiwa seperti rasa pahit saat menelan obat kesabaran, kesabaran adalah
etika yang mulia, Allah menjadikan kesabaran sebagai benteng yang tak mudah
goyah, semua hamba Allah diperintahkan untuk bersabar, kesabaran adalah
pemberian Allah yang berpahala tak berhingga, Allah Swt berfirman :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ
أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”
(Az Zumar 39 : 10)
Balasan orang-orang yang bersabar adalah tertera dalam
firman Allah diantaranya :
وَأَنْ تَصْبِرُوا خَيْرٌ لَكُمْ
“Dan
kesabaran itu lebih baik bagimu”(An Nisa’ 4 : 25). Pada ayat lain disebutkan :
وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ
لِلصَّابِرِينَ
“Akan
tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang
yang sabar” (An Nahl 16 : 126)
Kesabaran adalah sebaik-baiknya pemberian yang
dianugerahkan kepada seorang hamba di dunia, Rasulullah Saw bersabda :
مَا أُعْطِىَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْراً
وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
“Tidak
seorang pun diberikan pemberian yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran”
(Muttafaq ‘alaih)
Hamba Allah : karena kemulian sifat ini
serta ketinggian kedudukannya, maka diantara nama-nama Allah adalah “As
Shabur”, sebagai pertanda berlebihan dalam kesabaran atas pelaku kemaksiatan,
Allah memuji para nabi-Nya atas kesabaran mereka, Allah Swt berfirman
mengisahkan nabi Ayyub AS :
إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ
الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
“Sesungguhnya
Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baiknya hamba,
sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)” (Shad 38 : 44). Pada ayat lain disebutkan :
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا
الْكِفْلِ كُلٌّ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Dan
(ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli, semua mereka termasuk orang-orang
yang sabar” (Al Anbiya’ 21 : 85). Allah
mengisahkan para rasul pemegang ulul azmi, mereka para rasul yang paling mulia
dan paling sabar, sehingga nabi Muhammad Saw diperintahkan agar mencontoh
kesabaran mereka, walaupun beliau termasuk golongan ulul azmi, Allah Swt
berfirman :
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ
مِنَ الرُّسُلِ
“Maka
bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari
rasul-rasul yang telah bersabar” (Al Ahqaf 46 : 35). Para Nabi menjadi contoh kesabaran atas penganiayaan
yang diterima dari kaum mereka, Allah Swt berfirman :
وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّن قَبْلِكَ
فَصَبَرُواْ عَلَى مَا كُذِّبُواْ وَأُوذُواْ حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا
“Dan
sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi
mereka sabar terhadap perndustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap
mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka” (Al An’am 6 : 34). Bahkan semua itu semakin menambah ketetapan mereka
dalam kesabaran, mereka berkata pada kaum mereka :
وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَى مَا آَذَيْتُمُونَا
وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ
“dan
Kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan
kepada kami, dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu
berserah diri” (Ibrahim 14 : 12). Para
nabi mewasiatkan kesabaran kepada seluruh kaumnya dan menganjurkannya, nabi
Musa AS berkata pada kaumnya, disebutkan dalam firman Allah :
اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا
“Mohonlah pertolongan kepada Allah dan
bersabarlah” (Al A’raf 7 : 128). Ia
juga merupakan wasiat Nabi Muhammad Saw kepada para sahabatnya, disebutkan
dalam sabdanya :
إِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّاماً
الصَّبْرُ فِيهِنَّ مِثْلُ الْقَبْضِ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُ
أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلاً يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِكُمْ». قِيلَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ رَجُلاً مِنَّا أَوْ مِنْهُمْ؟ قَالَ:« لاَ بَلْ أَجْرُ
خَمْسِينَ مِنْكُمْ
“Sesungguhnya di belakang kalian ada
hari-hari, yang bersabar bagaikan memegang bara api, orang yang mengamalkan
akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang melakukan seperti perbuatan
kalian”. Dikatakan : wahai Rasulullah pahala lima puluh orang dari kami atau
dari mereka ? Beliau menjawab : tidak, bahkan pahala lima puluh orang dari
kalian” (Abu Daud 4341 dan At Tirmidzi 3058)
Kaum muslimin : barang siapa menjadikan
kesabaran sebagai jalannya, maka ia akan mendapatkan kedudukan di akhirat,
Rasulullah Saw bersabda :
وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ
“Kesabaran
bagaikan cahaya” (Muslim 223).
Kesabaran itu terbagi menjadi beberapa bagian diantarnya, sabar menjauh dari
kemaksiatan, sabar dalam menjalankan ketaatan dan sabar saat tertimpa musibah,
dan Allah Swt telah memerintahkan hamba-Nya agar bersabar dalam menjalankan
ketaatan, firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai
orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
shalat, sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar” (Al Baqarah 2 :
53). Shalat adalah kewajiban yang
berulang-ulang yang membutuhkan kesabaran dan kesungguhan, Allah Swt berfirman
:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ
عَلَيْهَا لاَ نَسْأَلُكَ رِزْقاً نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (Thaha 20
: 132)
Disebutkan bahwa kesabaran menjauh dari
kemaksiatan lebih mudah dari kesabaran menerima azab Allah. Maka beruntunglah
orang yang bersungguh-sungguh menjalankan ketaatan kepada Allah, menjauh dari
larangan Allah, mendahulukan akhirat atas urusan dunia, mencegah dirinya
mengikuti nafsunya, mengendalikan syahwatnya, mengekang dirinya untuk
meninggalkan segala keburukan, sehingga ia termasuk dalam kategori orang yang
bersabar dalam menjauh dari kemaksiatan.
Hamba Allah : bersabarlah saat ditimpa
musibah dan cobaan, karena kebahagiaan itu bisa didapat dengan mengambil hikmah
dari cobaan tersebut kemudian bersabar, Allah Swt berfirman :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ
الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar” (Al Baqarah 2 : 155). Hal itu tidak dapat terwujud kecuali bagi orang yang
beriman kepada Tuhannya dan rela dengan keputusan-Nya, Rasulullah Saw bersabda
:
عَجَباً لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ
أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ
أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ
صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
“Sungguh
menakjubkan perkaranya seorang mukmin, karena seluruh perkara baik baginya,
yang demikian itu tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin, jika ia mendapat
kebahagiaan, ia bersyukur, maka itu baik baginya, jika ia mendapat ujian ia
bersabar maka itu baik baginya” (Muslim 2999)
Oleh karena itu, balasan orang yang
bersabar atas cobaan yang menimpa adalah ampunan dan rahmat dari Allah, Allah
Swt berfirman :
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ
قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُون* أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ
صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“(yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Inna lillahi wa
inna ilaihi rajiun”. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”
(Al Baqarah 2 : 156-157)
Seorang shaleh berkata :
إِنِّي لأُصَابُ بِالْمُصِيْبَةِ فَأَحْمَدُ اللهَ عَلَيْهَا
أَرْبَعَ مَرَّاتٍ: أَحْمَدُ إِذْ لَمْ يَكُنْ أَعْظَمَ مِنْهَا, وَأَحْمَدُ إِذْ
رَزَقَنِي الصَّبْرَ عَلَيْهَا, وَأَحْمُدُ إِذْ وَفَّقَنِي لِلاسْتِرْجَاعِ لِمَا
أَرْجُو مِنَ الثَّوَابِ، وَأَحْمَدُ إِذْ لَمْ يَجْعَلْهَا فِي دِيْنِي
Sesungguhnya aku bila tertimpa satu
musibah, maka aku bersyukur kepada Allah empat kali atas musibah itu : aku
bersyukur karena musibah itu tidak lebih besar dari itu, aku bersyukur karena
Allah memberiku kesabaran, aku bersyukur karena aku mengucapkan إنا لله وإنا إليه راجعون karena
aku mengharap pahala dari Allah, dan aku bersyukur karena musibah itu tidak
menimpa agamaku. (Syuraih Al Qadhi, siyar A’lam An Nubala’ 5/52)
Ya Allah berilah kami kesabaran dan
jadikan ia sebagai hiasan kami, berikanlah kami taufik untuk mentaati-Mu, mentaati
rasul-Mu Muhammad Saw mentaati orang yg diperintahkan pada kami agar ditaatinya
sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ
بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ،
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى
التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba
Allah dg sebenar-benarnya takwa dan merasalah diawasi oleh-Nya dalam
kesendirian dan keramaian, Allah swt berfirman :
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ
أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ*
وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ
عَظِيمٍ
“Dan tidaklah sama kebaikan dan
kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba
orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi
teman yangat setia. Sifat-sifat yang bait itu tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar” (Fusshilat 41 : 35-36)
Ibnu Abbas RA berkata : pada ayat ini
Allah memerintahkan agar bersabar saat marah, bersabar menghadapi orang yang
bodoh dan memaafkan orang yang berlaku buruk kepadanya” (Tafsir Al Qurthubi
15/362). Akhlak mulia ini yang disebutkan pada ayat diatas membutuhkan kesabaran,
karena kesabaran merupakan pangkal kesuksesan dan kebaikan di seluruh sektor
kehidupan, ia menjadi penghalang antara manusia dan sifat marahnya, dengannya
ia dapat mengendalikan tindakannya dan interaksinya dengan orang yang ada di
sekitarnya, ia merupakan tuntutan yang dapat memperindah kehidupan, tanpanya
maka amarah akan menguasai, seseorang meminta nasehat pada Nabi Saw :
قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِىِّ r : أَوْصِنِي . قَالَ:«لاَ تَغْضَبْ ».
فَرَدَّدَ مِرَاراً ، قَالَ :« لاَ تَغْضَبْ
berwasiatlah
kepadaku. Nabi Saw bersabda : jangan marah. Ia terus mengulang permohonannya,
Beliau bersabda : jangan marah” (Bukhari 6116). Terdapat
hubungan kuat antara tidak melampiaskan amarah dengan kesabaran, kesabaran
membawa pada akhlak yang mulia, dan interaksi yang baik, maka barang siapa selalu
bersabar dalam kehidupannya, ia akan mendapatkan pahala, dan ia akan
mendapatkan kebaikan di akhirat, Allah Swt berfirman :
سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى
الدَّارِ
“(sambil
mengucapkan) kesalamatan bagimu atas kesabaranmu, maka alangkah baiknya tempat
kesudahan itu” (Ar Ra’d 13 : 24).
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ
عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([3]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4]) وقَالَ r :« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ
الدُّعَاءُ »([5]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ
الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ
سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ لاَ
تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ
دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ
مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ
قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا،
وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن
زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا
رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا
تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ
عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم،
وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ
اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا
وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا
الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا،
وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ
لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ
اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ
الْعَالَمِينَ([6]).
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ ] وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ
الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([7])
http://www.awqaf.gov.ae/Jumaa.aspx?SectionID=5&RefID=2400
No comments:
Post a Comment