Khutbah Jumat, 30 Jumadil Akhir 1434 H / 10 Mei 2013 M
Budaya minta maaf
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العالمينَ، أحمدُهُ سبحانَهُ حمداً يَلِيقُ بجلالِ وجهِهِ وعظيمِ سلطانِهِ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أَنَّ سيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، وصفِيُّهُ مِنْ خلقِهِ وخليلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيِّدِنَا مُحمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فأُوصِيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقْوَى اللهِ جلَّ وعَلاَ، قالَ تعالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ[([1]).
Kaum mukminin : dunia ini tempat transit dan tidak kekal, tempat seseorang mempersiapkan diri di dalamnya untuk akhiratnya, dari hidupnya untuk setelah matinya, dan orang yang berbahagia adalah orang yang datang menghadap Tuhannya dengan catatan yang bersih dan berusaha untuk mendapatkan keberuntungan di surga yang luasnya seluas langit dan bumi, Allah berfirman :
وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُوْلَئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُوراً
Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik. (Al Isra' 17 : 19) Hal yang dapat meninggikan derajat seorang hamba di akhirat adalah perasaan merasa diawasi oleh Allah dalam setiap gerak dan diamnya, memperbanyak amal baik, meminta maaf dengan taubat dan beristighfar atas kesalahan dan keteledoran, Allah berfirman :
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (Ali Imran 3 : 135). Rasulullah Saw bersabda :
لاَ أَحَدَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعُذْرُ مِنَ اللَّهِ، وَمِنْ أَجْلِ ذَلِكَ بَعَثَ الْمُبَشِّرِينَ وَالْمُنْذِرِينَ
"Tidak ada seorang pun yang mencintai pemaafan melebihi dari Allah, oleh karena itu maka diutuslah para pemberi khabar gembira dan pemberi peringatan” (Muttafaq ‘alaih)
أيهَا المسلمونَ: لقَدْ ذكَرَ القرآنُ الكريمُ أمثلةً كثيرةً لاعتذاراتِ الأنبياءِ والرُّسُلِ واستغفارِهِمْ وتوبتِهِمْ للهِ تعالَى، وهُمْ أرفَعُ الناسِ مَقاماً، وأعلاَهُمْ درَجَةً، ترسيخاً لِسُلوكِ الاعتذارِ، فقَدِ اعتذرَ آدمُ وزوجُهُ حواءُ عليهِمَا السلامُ لربِّهِمَا العليمِ العلاَّمِ، قالَ تعالَى حكايةً عنْهُمَا:] قَالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ[([2]) فقَبِلَ اللهُ اعتذارَهُمَا، وتَابَ عليهِمَا، قالَ سبحانَهُ:] فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ[([3]) واعتذَرَ نبِيُّ اللهِ نوحٌ عليهِ السلامُ لربِّهِ، وطلَبَ المغفرةَ منْهُ تعالَى فقالَ:] رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلاَّ تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ[([4])كمَا اعتذرَ نبِيُّ اللهِ موسَى عليهِ السلامُ لربِّهِ وطلَبَ المغفرةَ منْهُ تعالَى قائِلاً:] رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ[([5]) واعتذَرَ نبِيُّ اللهِ يونسُ عليهِ السلامُ لربِّهِ وهُوَ فِي بَطْنِ الحوتِ، فقالَ:]لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ[([6])
Kaum muslimin : beberapa contoh permintaan maaf termaktub dalam Al Quran, seperti permintaan maaf para nabi dan rasul serta istighfar mereka dan taubat mereka, walaupun mereka tergolong manusia yang paling tinggi kedudukannya, tapi agar ini sebagai pelajaran bagi etika permintaan maaf, Adam dan Hawa meminta maaf pada Allah seperti tersebut dalam firman-Nya :
قَالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (Al A'raf 7 : 23) Allah menerima permintaan maaf keduanya dan Allah mengampuni keduanya, Allah berfirman :
فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Al Baqarah 2 : 37) Nabi Nuh AS meminta maaf pada Tuhannya dan memohon ampunan-Nya, Allah berfirman :
رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلاَّ تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi." (Hud 11 : 47) Sebagaimana Nabi Musa AS meminta maaf pada Tuhannya dan memohon ampunan-Nya, Allah berfirman :
رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Musa berdoa : "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Qashash 28 : 16) Nabi Yunus AS meminta maaf pada Tuhannya saat ia berada di perut ikan hiu, Allah berfirman :
لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
"Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim." (Al Anbiya' 21 : 87)
Sebagaimana dikisahkan di dalam Al Quran kisah seorang sahabat Abdullah ibn Umm Maktum yang buta, ketika ia masuk menjumpai Rasulullah Saw dan berkata : wahai Rasulullah ajarilah aku, dan Rasulullah Saw sedang bersama beberapa orang kafir yang diajaknya untuk masuk ke dalam agama Islam, karena beliau mengharap kebaikan dari masuknya mereka ke dalam Islam, lalu Nabi Saw memintanya untuk bersabar sehingga ia menyelesaikan masalah para pembesar kaum Quraisy tersebut, tapi Abdullah terus mengharap, maka nabi membenci hal tersebut, hingga Allah menurunkan wahyu yang berbunyi :
عَبَسَ وَتَوَلَّى* أَنْ جَاءَهُ الأَعْمَى* وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى* أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَى
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?(Abasa 80 : 1-4). Dan setiap kali Nabi Saw menjumpainya (Abdullah ibn Maktum) berkata padanya : selamat datang orang yang telah menjadikannya Allah menegurku"(Tafsir Al Qurthubi 19/212)
Hamba Allah, sesungguhnya permintaan maaf merupakan bentuk dari ketinggian budaya, yang menunjukkan bahwa seseorang menghargai dirinya dan menghargai orang lain, karenanya tidak boleh bagi orang yang berakal untuk berlaku sombong, Umar bin Khattab berkata : "Manusia yang paling berakal adalah manusia yang paling banyak memberikan maaf pada sesama" (Tarikh Al Madinah 1/409 dan Mudaratun nas 1/49)
Rasulullah Saw telah menanamkan budaya minta maaf antara sesama manusia agar tumbuh rasa kasih sayang diantara mereka, tertanam rasa saling percaya antara sesama, karenanya beliau melarang tidak berbicara lebih dari tiga malam, dan orang yang memulai meminta maaf dan mengucapkan salam mendapatkan keutamaan, Rasulullah Saw bersabda :
لاَ يحِلُّ لِرجُلٍ أنْ يَهجُرَ أخَاهُ فَوقَ ثلاثِ ليَالٍ، يَلتَقِيَانِ فَيُعرِضُ هذا وَيُعرِضُ هذا، وَخَيرُهُمَا الذي يَبدَأُ بِالسّلامِ
"Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak berbicara dengan saudaranya lebih dari tiga malam, keduanya berjumpa tapi yang satu berpaling dari yang lain, dan sebaik-baik keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam" (Muttafaq 'alaih). Meminta maaf tentunya harus diungkapkan dengan ucapan yang baik dan kata-kata yang lembut, Allah berfirman :
وَلاَ تَسْتَوِي الحَسَنَةُ وَلاَ السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ* وَمَا يُلَقَّاهَا إِلاَّ الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلاَّ ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (Fusshilat 41 : 34-35). Sungguh indah bila budaya meminta maaf itu menyebar memenuhi rumah kita, suami meminta maaf pada isterinya, sebaliknya isteri meminta maaf pada suaminya bila salah satu dari keduanya melakukan kesalahan, bila permintaan maaf itu diungkapkan dengan ucapan yang baik maka akan terbit dari salah satu keduanya rasa rela dan merasa dianggap, sehingga kembali menguat tali cinta dan kententraman yang telah ada, diriwayatkan oleh Abu Ad Darda' bahwasanya ia berkata pada isterinya Umm Ad Darda' RA :
إذَا غَضِبْتِ أَرْضَيْتُكِ، وإذَا غَضِبْتُ فَأَرْضِينِي، فإنَّكِ إِنْ لَمْ تَفْعَلِي ذلكَ فمَا أسرَعَ مَا نفتَرِقُ
"Bila kamu marah maka aku meminta maaf padamu, dan bila aku marah maka kamu meminta maaf padaku dan andaikata kamu tidak melakukan itu maka dengan cepat kita akan berpisah" (Tarikh Dimasq 70/152). Karena itu hendaknya kedua orang tua menjadi tauladan baik bagi anak-anak keduanya dalam permintaan maaf, pemaafan, toleransi, cinta kasih dan perdamaian.
Kaum muslimin : sesungguhnya permintaan maaf merupakan keberanian yang tidak sedikitpun mengurangi nilai seseorang tersebut, bahkan akan menambah kedudukannya, walaupun permintaan maaf itu datang dari seorang ayah untuk anaknya, seorang guru untuk muridnya dan seorang manajer untuk pegawainya, ini semua merupakan kewibawaan, keberanian dan kehormatan dan seorang penduduk yang baik adalah yang selalu mengintrospeksi dirinya secara berkelanjutan, dan bila ia mendapati dan mengetahui bahwa ia telah berlaku salah atau teledor terhadap negaranya, maka ia segera meminta maaf kepada para pemimpinnya, karena mengakui kesalahan dan menutup kesalahan dan sebagaimana meminta maaf atas kesalahan, lebih baik daripada terus menerus melakukan kesalahan tersebut karena kesombongan, dan seseorang yang berani jujur terhadap dirinya, maka Allah akan menambah ketinggian derajatnya.
Ya Allah jadikanlah kami termasuk dalam golongan orang bila diingatkan langsung kami sadar, bila kami terjatuh dalam perbuatan dosa langsung kami bertaubat dan beristighfar, bila kami bersalah kami langsung meminta maaf dan bila ada orang meminta maaf langsung kami menerima permintaan maafnya, ya Allah berilah kami taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم،
أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah pada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan teruslah merasa diawasi dalam kesendirian dan kebersamaan, dan ketahuilah bahwa diantara buah dari persatuan Emirates adalah penyatuan angkatan bersenjata, dan dengan pertolongan Allah dan dengan usaha para tentara yang menyerahkan dirinya dan jiwanya untuk menjaga tanah negara ini, membela dan menjaga kekayaan dan pencapaiannya, hingga sekarang dapat kita nikmati nikmat ketentraman dan persatuan, kita merasakan kedamaian dan kita hidup dalam kemewahan dan kemakmuran, mereka adalah pelindung negara ini dan bentengnya yang kokoh.
Dan hari ini kami sedang merayakan peringatan penyatuan angkatan bersenjata, dan kami mohon kepada Allah agar terus menjaga para tentara dan membimbing mereka pada jalan yang dicintai dan diridhai-Nya dan semoga Allah memberikan mereka balasan di akhirat sesuai dengan sabda Nabi Saw :
عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ : عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
"Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka : mata yang menangis karena Allah dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan saat berjihad di jalan Allah " (At Tirmidzi 1639)
هذَا وصلُّوا وسلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بالصلاةِ والسلامِ عليهِ، قَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([7]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([8])
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إنَّا نسألُكَ الجنةَ لنَا ولوالدينَا، ولِمَنْ لهُ حقٌّ علينَا، وللمسلمينَ أجمعينَ.
اللَّهُمَّ وفِّقْنَا للأعمالِ الصالحاتِ، وترْكِ المنكراتِ، اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِى قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وارزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وارزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، اللَّهُمَّ أصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، واجعَلِ التوفيقَ حليفَنَا، وارفَعْ لنَا درجاتِنَا، وزِدْ فِي حسناتِنَا، وكَفِّرْ عنَّا سيئاتِنَا، وتوَفَّنَا معَ الأبرارِ، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، ولاَ مَيِّتاً إلاَّ رحمتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([9]).
|
"Ruang" ini untuk mencatat sejarah hidup kami terutama dalam bentuk tulisan-tulisan, agar peristiwa dan kejadian sedapat mungkin terdokumentasi. itu akan kami gunakan sebagai bahan renungan tentang perjalanan hidup yang telah kami lalui, sehingga berguna sebagai bekal untuk perjalanan kami berikutnya. Kritik dan saran bagi para pengunjung "Ruang" ini sangat kami hargai, karena kami yakin dengan kekurangan yang ada pada diri kami, maka kami membutuhkan anda sekalian.
Saturday, May 18, 2013
Khotbah Jum'at 28
Labels:
Agama
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment