Saturday, May 18, 2013

Khotbah Jum'at 24



 
Khutbah Jumat, 19 Rabius Tsani 1434 H / 01 Maret 2013 M
Bahasa Arab
Khutbah Pertama
 
الحمدُ للهِ الذِي جعلَ العربيةَ لنَا لِساناً، وزادَهَا شَرَفاً وبياناً، وأنْزَلَ بِحروفِهَا الذِّكْرَ قرآناً، أحمدُهُ تعالَى كرَّمَ الإنسانَ، وهداهُ بالقرآنِ، وعلَّمَهُ البيانَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، وصفِيُّهُ مِنْ خلقِهِ وخليلِهِ، أفصَحُ الناسِ وأحسنُهُمْ مَنْطقاً، وأعظمُهُمْ فضلاً وإحساناً، فاللَّهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِوأصحابِهِ أجمعينَ، وعلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
أَمَّا بعدُ: فأُوصيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ تعالَى، قالَ اللهُ عزَّ وجلَّ:] وَاتَّقُوا يَوْماً تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ[([1]).
Kaum mukminin : bahasa arab adalah sebagai pembawa risalah Islam, ia sebagai media penyampai wahyu ilahi, bahasa syiar-syiarnya, ia dipelihara dengan dipeliharanya wahyu yang diturunkan dengan bahasanya, Allah berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُون
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (Al Hijr 15 : 9). Ia yang mengayomi kebudayaan arab, yang menyebarkan kepada bangsa-bangsa dan ummat, ia adalah bahasa mukjizat ilahi dan sebagai bahasa budaya yang kreatif.
 
Dan bila setiap ummat berlomba-lomba untuk mengangkat dan memulyakan dirinya diantara berbagai ummat dengan bahasanya, maka kemulyaan ummat ini dengan dipilihnya bahasa arab oleh Allah sebagai bahasa kitab-Nya yang paling utama, yaitu Al Quran, Allah berfirman :
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ* نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الأَمِينُ* عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ* بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
“Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,dengan bahasa Arab yang jelas” (As Syu’ara 26 : 192-195)
 
Dan Al Quran telah diletakkan sebagai mekanisme agar bahasa arab menjadi bahasa internasional yang aktif, diantaranya sebagai pengikat antara semua pengguna bahasa arab dengan penggunaan pemikiran dan penginvestasiannya dengan baik, Allah berfirman :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya” (Yusuf 12 : 2)
 
Ketika kaum muslimin berinteraksi penuh dengan Al Quran, menggunakan akal mereka dan menyembah Allah semata, mereka mampu memakmurkan kehidupan mereka yang pada akhirnya kebudayaan Islam menjadi saksi yang tidak dapat dipungkiri.
 
Hamba Allah : Allah mengaitkan antara bahasa arab dengan ajakan mencari ilmu, Allah berfirman :
كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, (Fusshilat 41 : 3), dan bahasa arab merupakan bahasa pertama yang sangat peduli terhadap ilmu pengetahuan, sehingga seorang muslim mampu berbicara dengannya dan juga orang lain, karena bahasa ini telah banyak menyumbangkan berbagai keilmuan yang bermanfaat bagi kemanusiaan, dan menjadi kebutuhan yang menyebabkan para ulama besar non arab menterjemahkan ilmu-ilmu mereka dengan bahasa ini, karena pada dasarnya ilmu itu berasal dari arab, sehingga diperlukan peletakan kamus yang dapat mempermudah manusia berbicara dengan bahasa ini.
 
Sebagaimana juga Al Quran mengaitkan antara bahasa arab dengan ketakwaan, karenanya dijadikan bahasa arab sebagai jalan menuju ketakwaan tersebut, Allah berfirman :
قُرْآنًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِي عِوَجٍ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
(Ialah) Al Qur'an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa. (Az Zumar 39 : 28). Selanjutnya akal, ilmu, takwa merupakan pondasi berdirinya pengaktifan bahasa arab, karena ia merupakan pintu masuk bagi orang yang mau memahami Al Quran dan Islam dengan pemahaman yang benar dan jauh dari extrimitas, Allah berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلاَّ بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ
Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka” (Ibrahim 14 : 4)
Salah seorang ulama berpendapat : tidaklah manusia menjadi bodoh dan berbeda pendapat, kecuali dikarenakan mereka meninggalkan berbicara dengan bahasa arab (Sairul a'lamul nubala' 10/74)
 
Kaum mukminin : berhati-hatilah dan jangan sampai salah dalam pengucapan dan penggunaan bahasa arab, karena kesalahan dalam bahasa arab dapat menjadikan kesalahan dalam membaca Al Quran, dan kesalahan dalam membaca Quran dapat menyebabkan pada arti yang berbeda, dan dapat mengantarkan pada pemahaman yang salah, para sahabat RA selalu berusaha untuk memperbagus bahasa dan ucapan mereka, mereka mengajarkan anak-anak mereka agar mereka merasakan pentingnya bahasa arab dan pengucapannya dengan benar.
 
Hendaknya kita menjaga bahasa arab melalui beberapa hal penting berikut ini : menggunakan bahasa arab dalam pergaulan kita, percakapan kita, kegiatan kita sehari-hari dan surat-surat resmi sebagaimana telah ditetapkan oleh pemerintah, agar ia menjadi bahasa yang aktif dalam kehidupan kita.
 
Hendaknya kita menanamkan cinta bahasa arab pada anak-anak kita dengan menyediakan berbagai media aktif, melalui membaca Quran dan menghapalnya, karena Quran merupakan sumber dan dasar bahasa, seorang ulama berkata : sesungguhnya membiasakan berbahasa satu bahasa akan berpengaruh penuh terhadap pemikiran, akhlak dan agama, sebagaimana hal tersebut berpengaruh pada sahabat dan tabiin.
 
Begitu juga membaca buku-buku arab, membaca syair dan menyimaknya, membaca sejarah arab, menghadiri konfrensi kebudayan, sehingga anak-anak kita merasakan memiliki bahasa arab.
 
Hamba Allah : kita mempunyai tanggung jawab besar dalam menjaga bahasa arab dan pengantifannya, dan hal itu dengan menjaga keselamatan pengucapan, kebenaran susunannya, dan tidak memasukkan kata-kata asing saat pembicaraan kita, yaitu dengan berbicara dengan bahasa arab secara sempurna atau berbicara dengan bahasa asing dengan sempurna, bukan dengan mencampur adukkan keduanya, sehingga bahasa kita dapat terjaga.
 
Menjaga bahasa arab tidak berarti tidak boleh mempelajari bahasa-bahasa asing lainnya, akan tetapi hendaknya kita juga mempelajari bahasa asing lainnya yang dapat membantu interaksi kita dengan bangsa-bangsa lain dan untuk mempelajari dan memanfaatkan ilmu mereka, dengan catatan tidak melupakan pentingnya bahasa arab dan keunggulannya terhadap bahasa lainnya.
 
Ya Allah berilah kami semua taufiq untuk menjaga bahasa Al Quran, dan taufiq untuk mentaati-Nya, mentaati Rasul-Nya dan mentaati orang yang diperintahkan kepada kami untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Nya
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم،  أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
 
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
 
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dan ketahuilah bahwa bahasa arab merupakan inti identitas kearaban dan keislaman kita, menggunakannya termasuk mendekatkan diri kepada Allah, dan meremehkan penggunaannya adalah pelemahan terhadap identitas kita yang merupakan dasar dari kemajuan dan kebangkitan kita, Umar bin Khattab berkata : "perdalamlah agama dan pelajarilah bahasa arab" (Mushannaf Abdur Razzaq 4/323)
Seorang ulama berpendapat : barang siapa yang mencintai Allah, maka ia akan mencintai Rasul-Nya, dan barang siapa mencintai Rasul-Nya yang berbahasa arab, maka ia akan mencintai orang arab, dan barang siapa mencintai orang arab, maka ia akan mencintai bahasa arab yang dengannya diturunkan kitab yang paling utama bagi orang arab dan non arab, dan barang siapa mencintai bahasa arab maka ia akan menjaganya, dan bersemangat untuk mempelajarinya" (Fiqhul lughah karangan As Tsa'alabi 1/18)
 
عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ  تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وقَلْبًا خاشعاً، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، ورِزْقًا طَيِّبًا واسعاً، وَعَمَلاً صالحاً مُتَقَبَّلاً، وعافيةً فِي البدنِ، وبركةً فِي العمرِ والذريةِ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ علِّمْنَا مَا ينفَعُنَا، وانفَعْنَا بِمَا علَّمْتَنَا، وزِدْنَا علماً، اللَّهُمَّ آتِ نفوسَنَا تقوَاهَا، وزَكِّهَا أَنْتَ خيرُ مَنْ زكَّاهَا، أنتَ وَلِيُّهَا ومولاَهَا، وأَحْسِنْ عاقبتَنَا فِي الأُمورِ كُلِّهَا، اللَّهُمَّ أصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، واجعَلِ التوفيقَ حليفَنَا، وارفَعْ لنَا درجاتِنَا، وزِدْ فِي حسناتِنَا، وكَفِّرْ عنَّا سيئاتِنَا، وتوَفَّنَا معَ الأبرارِ، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا. اللَّهُمَّأَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([4]).
 
 


([1]البقرة : 281.
([2]) الأحزاب : 56 .
([3]) مسلم : 384.
([4]) العنكبوت :45.


Khutbah Jumat, 03 Jumadil Ula 1434 H / 15 Maret 2013 M
Wanita, Hak dan kewajiban
Khutbah Pertama
 
الحمدُ للهِ ربِّ العالمينَ، أحمدُهُ سبحانَهُ حمدًا يليقُ بِجلالِ وجهِهِ وعظيمِ سلطانِهِ، وأَشهدُ أنْ لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وحدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ، وأَشهدُ أنَّ سيِّدَنَا محمداً عَبدُ اللهِ ورسولُهُ وصفِيُّهُ مِنْ خلقِهِ وخليلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فأُوصيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ عزَّ وجلَّ، قالَ تعالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ [([1]).
Kaum mukminin : Allah berkehendak untuk menjadikan system keluarga ini di dunia sebagai salah satu bukti kemampuan-Nya, Allah berfirman :
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah. (Ad Dzariyat 51 : 49), sebagaimana berpasang-pasangan juga merupakan bukti Keesaan Allah, Allah berfirman :
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الأزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الأرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لا يَعْلَمُونَ
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (Yasiin 36 : 36)
Rahasia pada sistem jagat raya ini bahwa setiap pasangan membutuhkan pasangannya dan saling menyempurnakan, isteri tempat kembali suaminya, suami sebagai pemimpin isterinya, dan kedua belah pihak mempunyai hak dan kewajiban, isteri bertugas mendidik dan mencetak generasi, dan Islam menaruh perhatian besar terhadap wanita, karena ia memang pantas mendapatkan perhatian dan perlindungan yang besar, dan disediakan untuknya tempat yang layak dalam kehidupan agar ia dapat menunaikan peran pentingnya dalam pembangunan masyarakat, menyiapkan generasi dan mendidiknya, Rasulullah Saw telah berwasiat pada masyarakat agar melindungi wanita, Rasulullah Saw bersabda :
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْراً
"Berwasiatlah baik kalian pada wanita" (Muttafaq 'alaih)
 
Hamba Allah : Quran telah menerangkan kedudukan seorang wanita, Allah menurunkan surah An Nisa' disebutkan pada awal surah tersebut :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak” (An Nisa' 4 : 1), Allah juga menurunkan surah Maryam, Allah berfirman :
وَاذْكُرْ فِي الكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَاناً شَرْقِياً* فَاتَّخَذَتْ مِن دُونِهِمْ حِجَاباً فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَراً سَوِياًّ
“Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna”(Maryam 19 : 16-17), dan didalam surah Al Mujadilah, Al Quran mengabadikan kisah seorang wanita yang mengadukan kedzaliman yang menimpanya pada Nabi Saw, firman Allah :
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Al Mujadilah 58 : 1). Dan sebagai penegasan atas ketinggian martabat wanita bahwa tidak ada pembedaan pahala antara perbuatan lelaki dan wanita, Allah berfirman :
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لاَ أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى بَعْضُكُم مِّنْ بَعْضٍ
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain" (Ali Imran 3 : 195)
Wanita adalah partner lelaki dalam mendapatkan hak-haknya sesuai dengan ketentuan dan pembagian Allah, Allah berfirman :
لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ
 “(Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan”(An Nisa' 4 : 32). Dan diantara hak-hak itu adalah untuk membangun kebudayaan dan kemakmuran, Rasulullah Saw bersabda :
إنَّمَا النِّسَاءُ شَقَائِقُ الرِّجَالِ
"Sesungguhnya kaum wanita adalah saudara kembar kaum lelaki" (Abu Daud 236)
 
Kaum muslimin : untuk menjamin pertumbuhan yang sehat dalam masyarakat, maka Islam menjamin hak belajar wanita, semua pintu-pintu ilmu dibuka untuk mereka, sehingga pernah suatu waktu Rasulullah Saw memberikan mereka kesempatan khusus mengajarkan ilmu pada mereka, dari Abu Said Al Khudri berkata :
جَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ r فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ الرِّجَالُ بِحَدِيثِكَ، فَاجْعَلْ لَنَا مِنْ نَفْسِكَ يَوْمًا نَأْتِيكَ فِيهِ تُعَلِّمُنَا مِمَّا عَلَّمَكَ اللَّهُ, فَقَالَ r :« اجْتَمِعْنَ فِي يَوْمِ كَذَا وَكَذَا فِي مَكَانِ كَذَا وَكَذَا» فَاجْتَمَعْنَ فَأَتَاهُنَّ رَسُولُ اللَّهِ r فَعَلَّمَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَهُ اللَّهُ
 Datang seorang wanita pada Rasulullah dan berkata :
"Wahai Rasulullah, orang laki-laki sudah biasa datang kepadamu dan menimba hadits, maka tolong berilah kami jatah harimu sehingga kami bisa menemuimu dan anda dapat mengajarkan kepada kami ilmu yang telah Allah ajarkan kepada anda. Rasul mengiayakan dengan bersabda: Boleh, berkumpullah kalian pada hari ini dan ini, di tempat si fulan dan fulan, maka para wanita pun berkumpul dan Rasulullah Saw mengajari mereka ilmu yang telah Allah ajarkan kepada beliau" (Bukhari 6766)
 
Sepanjang sejarah arahan Nabi ini telah berkontribusi dalam melahirkan dan mewujudkan para wanita yang ahli dibidang hadits, fiqh dan menguasai beberapa bidang ilmu agama lainnya. Aisyah RA berkata :
نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ
"Sebaik-baiknya wanita adalah wanita Al Anshar, mereka tidak tercegah oleh rasa malunya untuk memperdalam ilmu agama" (Bukhari 50 Muslim 332)
 
Rasulullah Saw mengajarkan kita untuk menghargai wanita (isteri) dan menghargai semua perbuatan baiknya, karena ia adalah ibu dan juga pendidik, Rasulullah Saw bersabda :
أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ
 "Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, dan kemudian bapakmu" (Muttafaq 'alaih). Dijadikan bakti kepada ibu tiga kali, sebelum bakti kepada bapak, dan Allah juga telah memerintahkan untuk memperlakukan isteri dengan baik, Allah berfirman :
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
 “Dan bergaullah dengan mereka secara patut” (An Nisa' 19)
 
Kaum mukminin ; sesungguhnya pemenuhan hak-hak wanita merupakan manhaj agama dan budaya sesuai dengan pemenuhan kewajiban yang telah dibebankan kepadanya, dan diantara kewajibannya yang paling mulya adalah menjalankan risalah pendidikan dalam pembangunan keluarga dan ketentramannya, wanita adalah ibu yang melindungi anak-anaknya dengan pendidikan yang terarah serta diikuti oleh pengawasan kasih sayang yang tidak pernah luput dari mereka, Rasulullah Saw bersabda :
وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ، وَهْىَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ
"Wanita bertanggung jawab atas rumah suaminya dan anaknya, dan ia bertanggung jawab atas mereka" (Muttafaq 'alaih)
 
Wanita adalah isteri dan ketenangan tempat suami kembali untuk mendapatkan masukan ketenangan dan ketentraman, Allah berfirman :
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang” (Ar Rum 30 : 21). Dan salah satu bentuk perawatan rumah tangga adalah berlaku baik terhadap suami dan keluarganya, menjaga hartanya, menjaga nama baik dan tugasnya, Rasulullah Saw bersabda :
أَلاَ أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ؟ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ، وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ، وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
"Maukah aku beritahukan kepadamu tentang sebaik-baiknya perbendaharaan seseorang ? yaitu isteri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila suami tidak ada dirumahnya ia menjaga dirinya" (Abu Daud 1664)
 
Wanita yang menjadi kebanggaan keluarga, masyarakat dan negaranya, adalah wanita yang menjaga agama, akhlak dan nilai-nilainya, dengannya kehormatannya meningkat dan kebaikannya diikuti sehingga ia menjadi seperti Maryam dalam kesucian, seperti Khadijah dalam kesetiaan, seperti Fatimah Az Zahra dalam berbakti dan seperti Aisyah dalam keilmuan, semoga Allah meridhai mereka semua.
 
Ya Allah berilah kami taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم،  أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
 
 
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah pada Allah dan ketahuilah bahwa para pemimpin kami telah memberikan kesempatan dalam pemberdayaan wanita, dengan membuka wawasan keilmuan untuk mempersiapkan mereka agar mampu berkontribusi dan hadir dalam proses pembangunan, sehingga wanita Emirates telah banyak bersentuhan dalam semua proses belajar mengajar dan jenjang keilmuan, yang pada akhirnya mereka mampu berkontribusi aktif dalam pembangunan masyarakat dan negara berdampingan dengan lelaki, sebagian mereka mampu menduduki jabatan-jabatan tinggi, karenanya wahai hamba Allah berkontribusilah kalian dalam mendorong wanita untuk melanjutkan pendidikannya dan bekerja yang dapat mendatangkan kebaikan dan kemanfaatan terhadap negara ini, dan berusahalah kalian untuk membangun jembatan komunikasi baik antara keluarga dengan menepati hak-hak dan kewajiban suami isteri, dan menyelesaikan masalah yang ada dengan saling memahami dan dialog, menjauh dari permusuhan dan pertikaian yang berlebihan dan jangan gunakan perpisahan dan perceraian sebagai jalan satu-satunya yang akan menyebabkan penyia-nyiaan keturunan.
 
عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ  تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وقَلْبًا خاشعاً، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، ورِزْقًا طَيِّبًا واسعاً، وَعَمَلاً صالحاً مُتَقَبَّلاً، وعافيةً فِي البدنِ، وبركةً فِي العمرِ والذريةِ، اللَّهُمَّ علِّمْنَا مَا ينفَعُنَا، وانفَعْنَا بِمَا علَّمْتَنَا، وزِدْنَا علماً، اللَّهُمَّ آتِ نفوسَنَا تقوَاهَا، وزَكِّهَا أَنْتَ خيرُ مَنْ زكَّاهَا، أنتَ وَلِيُّهَا ومولاَهَا، وأَحْسِنْ عاقبتَنَا فِي الأُمورِ كُلِّهَا، اللَّهُمَّ أصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، واجعَلِ التوفيقَ حليفَنَا، وارفَعْ لنَا درجاتِنَا، وزِدْ فِي حسناتِنَا، وكَفِّرْ عنَّا سيئاتِنَا، وتوَفَّنَا معَ الأبرارِ، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا. اللَّهُمَّأَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([4]).
 
 
 
 
 


([1]الحشر :18.
([2]الأحزاب : 56 .
([3]) مسلم : 384.
([4]العنكبوت :45.

No comments: