Saturday, May 18, 2013

Khotbah Jum'at 22


Khutbah Jumat, 20 Rabiul Awwal 1434 H / 1 Februari 2013 M
Merawat Masjid
Khutbah Pertama
 
الحمدُ للهِ العزيزِ الغفارِ، جعلَ السعْيَ إلَى بيوتِهِ نُوراً لصاحبِهِ فِي يومٍ تتقَلَّبُ فيهِ القلوبُ والأبصارُ، وأَشهدُ أنْ لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وحدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ، وأَشهدُ أنَّ سيِّدَنَا محمداً عَبدُ اللهِ ورسولُهُ وصفِيُّهُ مِنْ خلقِهِ وخليلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فأُوصيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ عزَّ وجلَّ، قالَ تعالَى:] وَاتَّقُوا يَوْماً تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ[([1]).
Kaum mukminin ; sesungguhnya masjid adalah rumah Allah, ia tempat berteduh kaum mukminin dan orang-orang yang bertakwa, hati orang yang shalat terkait didalamnya, dan lidah-lidah orang yang bertasbih selalu bergema didalamnya dengan dzikir kepada Allah, Allah berfirman :
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ* رِجَالٌ لا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلاَ بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ
Bertasbih kepada Allah di mesjid-mesjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat”(An Nur 24 : 36-38)
 
Allah telah menjadikannya sebagai tempat yang aman bagi manusia, tempat yang tenang dan menenangkan bagi orang-orang mukmin, dan dari menara-menaranya dzikir kepada Allah didengungkan, dan dari seluruh kisi-kisinya ucapan baik dan amalan baik diangkat naik, didalamnya dibacakan ayat-ayat Quran, diriwayatkan hadits-hadits nabi Saw dan dari minbar-minbarnya kaum muslimin mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan darinya pula mereka mendengar khutbah Jumat sebagai pengabulan atas panggilan Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِن يَوْمِ الجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah” (Al Jumuah 9)
Betapa agungnya rumah-rumah Allah itu, betapa bersih tempat berdirinya rumah-rumah Allah itu, dan betapa ia adalah tempat yang paling dicintai oleh Allah, Nabi Saw bersabda : 
أَحَبُّ الْبِلاَدِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا
"Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah ; masjid-masjidnya" (Muslim 671)
 
Hamba Allah : masjid mempunyai keutamaan dan adab dan diantara keutamaannya adalah : bahwa Allah melipatgandakan orang yang berjalan menuju ke masjid, maka barang siapa yang bersuci di rumahnya kemudian berangkat menuju masjid untuk menghadiri shalat jamaah, maka Allah akan melipatgandakan kebaikannya dan menghapus keburukan darinya, sebanyak langkah perjalanannya, Rasulullah Saw bersabda : "Bila salah seorang diantara kalian berwudlu dan menyempurnakan wudlunya, kemudian keluar menuju masjid, maka sebelum ia mengangkat kakinya yang kanan kecuali Allah mencatat baginya satu kebaikan, dan sebelum ia meletakkan kakinya yang kiri kecuali Allah menggugurkan darinya satu keburukan, mendekatlah kalian atau menjauhlah, maka barang siapa yang mendatangi masjid lalu menunaikan shalat berjamaah, ia mendapatkan pengampunan, barang siapa mendatangi masjid dan sebagian telah shalat dan sebagian lainnya belum selesai, maka sempurnakanlah yang tersisa dari shalatnya, bila ia mendatangi masjid dan mereka telah menunaikan shalat jamaah, maka sempurnakanlah shalatnya dan baginya pahala seperti itu”(Abu Daud 563)
 
Diantara adab masjid : adalah seorang muslim selalu membiasakan untuk berhias saat mendatangi masjid, Allah berfirman :
يَا بَنِي آَدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid”(Al A'raf 7 : 31)
Diantara perhiasan yang seharusnya dikenakan oleh seorang muslim adalah memakai pakaian yang terbaik, Rasulullah Saw bersabda :
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَلْبَسْ ثَوْبَيْهِ، فَإِنَّ اللهَ أَحَقُّ مَنْ تُزُيِّنَ لَهُ
"Bila salah satu dari kalian hendak mendirikan shalat maka pakailah pakaian(yang terbaik)nya, karena Allah lebih berhak untuk berhias untuk-Nya”(Baihaqi dalam kitab Sunan Al Kubro 2/236). Seorang muslim hendaknya menjaga agar bajunya selalu tertutup dan tidak membuka auratnya yang dapat membatalkan shalatnya, terutama saat ruku' dan sujud.
 
Dan diantara adab masjid adalah menjauh dari semua perbuatan yang dapat mengganggu orang-orang yang shalat, seperti bau badan atau pakaian yang tidak sedap, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا، فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ
"Barang siapa yang memakan bawang merah, bawang putih dan dau bawang maka hendaknya jangan mendekat masjid kami, karena malaikat merasa tersakiti sebab anak adam tersakiti darinya"(Muslim 564) Begitu pula orang-orang yang shalat dapat terganggu oleh dering telpon.
 
Kaum muslimin ; seorang muslim hendaknya selalu menjaga untuk selalu hadir di majlis ilmu dan pengajaran Quran di masjid-masjid, karena ia adalah warisan nabi bagi seorang muslim yang mampu mencerahkan akalnya, menutrisi hatinya dan menunjukkan raganya, dari Abu Hurairah RA : bahwa ia melewati pasar Madinah dan berdiri disana seraya berkata : wahai penduduk pasar apa yang membuat kalian lemah ? mereka berkata : dari apa itu wahai Abu Hurairah ? ia berkata : warisan rasulullah Saw sedang dibagikan, sedangkan kalian berada disini tidak berangkat untuk mengambil bagian kalian darinya. Mereka bertanya : dimana itu ? ia berkata : di masjid. Kemudian mereka bergegas keluar ke masjid, Abu Hurairah berdiri menunggu mereka hingga mereka kembali, ia bertanya pada mereka : apa kalian dapat ? mereka menjawab : wahai Abu Hurairah, kami telah mendatangi masjid, kami masuk, dan kami tidak melihat ada pembagian didalamnya. Abu Hurairah berkata : kalian tidak melihat seorangpun di masjid ? mereka menjawab : tentu, kami melihat orang-orang sedang menunaikan shalat, sebagian membaca Quran dan sebagian mempelajari halal haram, Abu Hurairah berkata pada mereka : celakalah kalian, itulah warisan Muhammad Saw" (At Thabrani dalam kitab Al Awsath 2/114, Al Haitsami berkata dalam kitab Mujma' Az Zawaid 1/123; sanadnya bagus)
Benar, sebuah warisan nabi yang diajarkan oleh orang yang berilmu yang ahli dibidangnya, yang mampu menanamkan nilai-nilai keislaman yang utama, yang mampu melindungi pemikiran dari ektrimitas, yang mampu mengarahkan pada etika yang dengannya terwujud prinsip-prinsip kasih sayang dan perdamaian, kebahagiaan dan ketentraman, sehingga mereka berhak mendapatkan ucapan syukur, doa dan pujian dari seluruh penduduk bumi dan langit, dari Abu Ad Darda' berkata : aku mendengar Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ، وَمَنْ فِي الأَرْضِ، حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْبَحْرِ
 "Sesungguhnya semua yang di langit dan di bumi memintakan ampun bagi orang yang alim, hingga ikan hiu di lautan" (Ibnu Majah 239)
 
Hamba Allah jagalah untuk selalu memakmurkan rumah-rumah Allah dengan shalat jamaah, majlis ilmu, membaca Quran, menghargai kesuciannya, menjaga kebersihannya, merawat perlengkapannya, menjauh dari semua perbuatan yang dapat merusak perlengkapannya, dan menjauh dari semua yang tidak layak dari ucapan, perbuatan, jual beli, mengemis dan semua bentuk penistaan.
 
Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang yang memakmurkan masjid, menjaga shalat, menghadiri shalat jamaah dan shalat Jumat, ya Allah berilah kami taufiq untuk mentaati-Mu dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم،  أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
 
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah wahai hamba Allah, dan ketahuilah bahwa masjid merupakan rumah Allah yang pembangunannya mendapatkan perhatian penuh dari negara ini, sehingga perdana menteri mengeluarkan aturan yang bertujuan menjadikan masjid-masjid di Emirates sebagai warna kebudayaan bagi negara ini yang dibangun sesuai dengan aturan dan syarat yang telah diletakkan oleh pihak terkait, agar menjadi menara ilmu dan Quran, tidak diajarkan didalamnya kecuali oleh orang-orang yang ahli yang mendapatkan izin sesuai perundang-undangan, tidak boleh menyebarkan pemikiran yang melenceng didalamnya, tidak diperbolehkan untuk perkumpulan politik dan kelompok, tidak diperbolehkan mengumpulkan bantuan didalamnya, tidak boleh membagikan buku-buku, meletakkan iklan, brosur, pamphlet, mengadakan jamuan makan, walimah atau tidur didalamnya kecuali dengan seizin pihak terkait, sebagaimana dilarang mengemis di masjid atau ikut campur dalam urusan masjid selain pegawai yang telah ditentukan oleh pihak terkait, hal itu semua itu menjaga kesucian masjid, sehingga ia menjadi tempat yang aman untuk beribadah dan keimanan, kententraman dan kenyamanan. Karenanya jagalah rumah-rumah Allah wahai hamba Allah, dan jadilah kalian salah satu dari orang yang memakmurkannya dengan keimanan, Allah berfirman :
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللَّهَ فَعَسَى أُوْلَئَكَ أَن يَكُونُوا مِنَ المُهْتَدِينَ
Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. “(At Taubah 9 : 18)
 
عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ  تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وقَلْبًا خاشعاً، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، ورِزْقًا طَيِّبًا واسعاً، وَعَمَلاً صالحاً مُتَقَبَّلاً، وعافيةً فِي البدنِ، وبركةً فِي العمرِ والذريةِ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ علِّمْنَا مَا ينفَعُنَا، وانفَعْنَا بِمَا علَّمْتَنَا، وزِدْنَا علماً، اللَّهُمَّ آتِ نفوسَنَا تقوَاهَا، وزَكِّهَا أَنْتَ خيرُ مَنْ زكَّاهَا، أنتَ وَلِيُّهَا ومولاَهَا، وأَحْسِنْ عاقبتَنَا فِي الأُمورِ كُلِّهَا، اللَّهُمَّ أصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، واجعَلِ التوفيقَ حليفَنَا، وارفَعْ لنَا درجاتِنَا، وزِدْ فِي حسناتِنَا، وكَفِّرْ عنَّا سيئاتِنَا، وتوَفَّنَا معَ الأبرارِ، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([4]).
 
Khutbah Jumat, 27 Rabiul Awwal 1434 H / 8 Februari 2013 M
Khusu’ dalam shalat
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الذِي فرَضَ الصلاةَ وجعلَهَا قُرَّةَ عَيْنِ العابدينَ، وحِلْيَةَ الْمُتَّقِينَ، ومَلاذَ الْمُؤمنينَ، تستريحُ فيهَا نفوسُهُمْ، وتَطمئِنُّ بِهَا قلوبُهُمْ، ويزدادُ خُشُوعُهُمْ وخُضُوعُهُمْ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ، وأَشهدُ أنْ لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وحدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ، وأَشهدُ أنَّ سيِّدَنَا محمداً عَبدُ اللهِ ورسولُهُ وصفِيُّهُ مِنْ خلقِهِ وخليلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلاَ، قَالَ تَعَالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ[([1]).
Kaum muslimin ; khusu’ adalah kelembutan hati dan kehadiran penuh dihadapan Allah, ketenangan jiwa dan raga dalam ketaatan pada Allah, dan hal ini sangat diagungkan dalam Islam, dan dijadikannya sebagai sifat bagi hamba-hamba-Nya yang shaleh, Allah berfirman :
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. (Al Anbiya' 21 : 90). Dan firman-Nya :
وَيَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعاً
“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'" (Al Isra' 17 : 109)

Rasulullah Saw selalu meminta perlindungan kepada Allah agar terselamatkan dari hati yang keras yang tidak terdapat kekhusu'an didalamnya, sabdanya :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ، وَقَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ، وَدُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ، وَنَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ
"Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusu', dari doa yang tidak didengar dan dari jiwa yang tidak puas" (An Nasa'i 5470)

Dan khusu' yang paling diharapkan dan paling utama adalah khusu' dalam shalat, ia akan menjadi penyebab keberuntungan, kemenangan, taufiq dan kesuksesan, Allah berfirman :
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ* الَّذِينَ هُمْ فِى صَلاَتِهِمْ خَاشِعون
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, (Al Mukminun 23 :1-2)

Ia menjadi tanda keimanan dan penyebab datangnya ampunan dan pemaafan, Rasulullah Saw bersabda :
مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلاَةٌ مَكْتُوبَةٌ، فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلاَّ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً، وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ
“Tidak seorang muslimpun yang mendatangi shalat wajib, lalu ia menyempurnakan wudlu, khusu’ dan ruku’nya kecuali ia menjadi penghapus dosa-dosa sebelumnya selama ia tidak melakukan dosa besar, dan itu selama satu tahun penuh” (Muslim 228)

Khusu' dalam shalat merupakan bagian yang didapat seorang muslim dari shalatnya, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلاَّ عُشْرُ صَلاَتِهِ تُسْعُهَا ثُمُنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا
 "Sesungguhnya seseorang menyelesaikan shalatnya dan ia tidak mendapatkan pahala kecuali sepersepuluh dari shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga dan setengahnya" (Abu Daud 796)

Hamba Allah ; tempatnya khusu' adalah hati, bila hati khusu' maka semua anggota badan akan tunduk pada ketaatan, dan akan menunaikan shalat dengan penuh semangat yang tidak pernah putus, Said bin Al Musayyab melihat seseorang yang bermain-main dengan jenggotnya saat shalat dan berkata : bila hati orang ini telah khusu' maka semua anggota badannya akan menjadi khusu' (Mushannaf Abu Syaibah 2/289)

Dan hal yang dapat membantu kekhusu'an anggota badan adalah dengan mewujudkan thuma'ninah dalam shalat dengan melakukan rukun-rukunnya dengan sempurna sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah Saw, dari Abu Mas'ud RA berkata : Rasulullah Saw bersabda :
لاَ تُجْزِئُ صَلاَةٌ لأَحَدٍ لاَ يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ
"Tidak diterima shalat seseorang yang tidak meluruskan tulang punggungnya dalam ruku' dan sujud" (Shahih Ibnu Hibban 5/218).Dan untuk mewujudkan arti thuma'ninah dalam shalat, nabi Saw membaca dalam ruku'nya :
خَشَعَ لَكَ سَمْعِي وَبَصَرِي وَمُخِّي وَعَظْمِي وَعَصَبِي
"Pendengaranku, pandanganku, pikiranku, tulangku dan uratku semuanya khusu' pada-Mu" (Muslim 771)

Khusu' dalam shalat bisa didapat dengan menghadirkan keagungan saat berdiri dihadapan Allah, seorang yang shalat tidak berpaling ke kiri dan ke kanan, Rasulullah Saw bersabda :
إِذَا صَلَّيْتُمْ فَلاَ تَلْتَفِتُوا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِوَجْهِ عَبْدِهِ فِي صَلاَتِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ
"Bila kalian shalat maka janganlah berpaling, karena Allah menghadapkan wajah-Nya pada wajah hamba-Nya dalam shalatnya selama ia tidak berpaling" (At Tirmidzi 2863)




Karena tengak tengok saat shalat menafikan kesempurnaan khusu' didalamnya, dari Abu Qatadah RA berkata : Rasulullah Saw bersabda :
أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِى يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ». قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ:« لاَ يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلاَ سُجُودَهَا - أَوْ قَالَ- لاَ يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ
"Pencurian terburuk yang dilakukan manusia adalah orang yang mencuri dari shalatnya. Mereka bertanya : wahai Rasulullah bagaimana seseorang mencuri dari shalatnya ? Beliau menjawab : tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya – atau Beliau menjawab- tidak meluruskan tulang rusuknya saat ruku' dan sujud" (Ahmad 23311)

Oleh karena itu orang-orang shaleh selalu merasa takut saat melakukan shalat sehingga mereka selalu melakukan persiapan sebelum menunaikannya, seorang ulama berkata : khusu' adalah merendahkan diri, menenangkan raga, meninggalkan tengak tengok dihadapan keagungan Allah, bila salah satu dari mereka mendirikan shalat ia berdiri hormat dihadapan Tuhannya dan tidak menengok kiri dan kanan, tidak menggerak-gerakkan anggota badannya, tidak berbicara dengan dirinya dalam masalah dunia hingga ia menyelesaikan shalatnya. (Tafsir Ar Razi 3/384)

Kaum mukminin : hal yang dapat membantu kekhusu'an seseorang adalah pengagungan shalat serta tidak menyibukkan dengan selainnya, karena menyibukkan darinya akan membuka pintu dunia terhadap hati orang yang shalat sehingga syetan dapat masuk sehingga ia tidak menghayati shalatnya sedikitpun.

Menghayati ayat-ayat yang dibaca dalam shalat merupakan penyebab utama khusu' dalam shalat, setiap kali seseorang yang shalat lebih menghayati ayat-ayat yang dibacanya atau yang dibaca oleh imamnya akan menambah keimanan dan kekhusu'annya, Allah berfirman :
وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً
 Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka”(Al Anfal 8 : 2)

Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang khusu’ saat mendirikan shalat, yang tunduk patuh saat berdiri dihadapan-Mu, yang menyimak saat dibacakan ayat-ayat-Mu, yang puas atas pemberian-Mu dan yang memanfaatkan ilmu yang kami pelajari, Ya  Allah berilah kami taufiq untuk mentaati-Mu dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ، وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم،  أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ ل

No comments: