Monday, January 01, 2024

KHOTBAH JUM'AT Masjid Sheikh Zayed, Solo: Hendaklah Setiap Orang Memperhatikan Apa Yang Telah Diperbuatnya Untk Hari Esok (Akhirat)

Khotbah Pertama

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah dengan senantiasa istiqamah dalam takwa, dalam melaksanakan segala perintah Allah dan sunnah[1]sunah Nabi-Nya, menjauhi segala larangan-Nya dan tidak berbuat maksiat dan durhaka kepada[1]Nya dan marilah kita selalu tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt dengan sebaik-baik taqwa. Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah. Sesungguhnya seseorang akan senantiasa baik selama dia memiliki pengingat bagi dirinya sendiri dan bermuhasabah dari semua keinginannya. Sebab, hawa nafsu akan selalu menarik kepada keburukan, kecuali jiwa yang dirahmati oleh Allah. Derajatnya akan dijaga oleh sikap muhasabah (evaluasi diri). Allah Swt berfirman: 

"Wahai orang-orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Hasyr ayat 18).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Orang yang bijaksana adalah orang yang dapat menjaga dirinya sendiri dan dapat mempertanggung jawabkan apa yang telah berlalu darinya, serta dapat mempertimbangkan apa yang dia miliki untuk apa yang akan terjadi. Nabi Muhammad saw bersabda:

 "Tidaklah salah seorang di antara kalian melainkan akan diajak bicara oleh Tuhannya dengan tanpa juru penerjemah, saat ia melihat sebelah kanannya maka ia tidak melihat selain amalnya yang pernah dilakukan, saat ia melihat sebelah kirinya maka ia tidak melihat kecuali apa yang telah ia lakukan sebelumnya”. (HR. Bukhori dan Muslim).

Maka dari itu, barang siapa menginginkan (urusan) akhirat maka hendaknya dia memperjuangkannya dengan terus-menerus membenah atau memperbaiki dirinya sendiri dan terus-menerus mencari apa yang bisa memajukannya. Lalu untuk menjaga kebahagiaannya, hendaknya iman atau keyakinannya kepada Allah tetap teguh dan tak tergoyahkan, diiringi dengan kemauan dan optimisme, harapan dan ketenangan, serta kedamaian dan kebenaran. Nabi Muhammad saw bersabda:

“Kebaikan itu adalah sesuatu yang menjadikan jiwa tenang dan hati merasa tentram. Sedangkan keburukan itu adalah sesuatu yang tidak dapat menjadikan jiwa tenang dan hati yang tentram.” (HR. Ahmad).

Ibaadallah. Termasuk orang yang berbahagia adalah orang yang dapat mempertanggung jawabkan dan mengendalikan perbuatannya, Allah telah menuliskan balasannya, meneguhkannya dan memberinya pahala. Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah. Tahun demi tahun hidup kita telah berlalu, di dalamnya telah tercatat perbuatan[1]perbuatan dan perkataan-perkataan kita, Allah Swt berfirman:

“Dia (Musa) menjawab, “Pengetahuan tentang itu ada pada Tuhanku, di dalam sebuah Kitab (Lauhul Mahfuzh), Tuhanku tidak akan salah ataupun lupa.” (QS. Toha ayat 52)  

Lalu Allah Swt menggambarkannya dengan berfirman:

…tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya…” (QS. Al Kahfi ayat 49) 

Oleh karena itu, hendaknya kita bersungguh-sungguh untuk menunaikan apa yang diwajibkan Allah kepada kita, sesuai dengan firman-Nya:

Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al Baqarah ayat 110). 

Hendaknya kita memperlakukan sesama kita dengan sebaik-baik perbuatan, memenuhi hak-hak mereka, dan tidak menindas mereka. Nabi Muhammad saw bersabda:

“Barang siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf).” (HR. Bukhori). 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. 

Marilah kita sama-sama berdoa, semoga kita selalu diberi kemudahan untuk menjaga diri dan membantu memenuhi hak-hak orang lain. Ya Allah, anugerahkanlah kami kemudahan untuk patuh kepada-Mu, patuh kepada Rasul-Mu Muhammad dan patuh kepada orang yang Engkau perintahkan untuk kami patuhi. Sebagaimana Firman-Mu:

Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu”. (QS. An Nisa ayat 59).

Khotbah Kedua

Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah. Allah Swt berfirman:

(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan. Dia berharap sekiranya ada jarak yang jauh antara dia dengan (hari) itu. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya. Allah Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya”. (QS Ali Imran ayat 30). ‘

Ibaadallah. Allah Swt sangat menyayangi makhluk-Nya, Allah senang ketika hamba-Nya mendekatkan diri kepada-Nya dan berbuat baik kepada sesamanya, dan Allah selalu mengingatkan kepada hamba-Nya bahwa Dia selalu bermurah hati kepada hamba-Nya, agar hamba-Nya tetap berpegang teguh pada jalan-Nya yang lurus, agama-Nya yang benar, dan mengikuti rasul-Nya yang mulia. 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. 

Orang beriman hendaknya bertanggung jawab atas dirinya sendiri, hendaknya dia selalu memperhatikan hubunganya dengan Tuhannya, bertakwa dan taat kepada-Nya, berharap dan takut kepada-Nya. Allah Swt berfirman:

Adapun orang-orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya * sesungguhnya surgalah tempat tinggal(-nya)”. (QS An Naziat ayat 40-41) 

Dan hendaknya (orang beriman) bertanggung jawab atas hubungannya dengan kedua orang tuanya, sehingga dia bersikap dan berbuat baik kepada mereka. Allah Swt berfirman:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al Isra ayat 23) 

Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah. 

Orang tua juga hendaknya bertanggung jawab atas diri mereka dan bertanggung jawab atas anak-anak mereka, sehingga orang tua dapat mendidiknya dengan baik. Begitu juga seorang murid hendaknya bertanggung jawab atas dirinya di sekolah, sehingga ia dapat meningkatkan prestasinya. Begitu juga guru hendaknya bertanggung jawab atas murid-muridnya, apakah ia sudah ikhlas mendidik, mengajar, dan membimbing mereka? Dan Siapapun yang hidup di tanah negeri ini dan menikmatinya, hendaknya ia bertanya pada dirinya sendiri, upaya dan kontribusi apa yang telah ia lakukan terhadap stabilitas, kemajuan, dan kesejahteraan negeri ini? Dan apapun profesinya, hendaknya ia memiliki rasa tanggung jawab, agar dia dapat berbuat lebih banyak kebaikan, dengan mengingat Sang Pencipta-nya, karena Allah maha mengetahui atas segala rahasia dan yang nampak. Allah Swt berfirman: 

Tidak lengah sedikit pun dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah, baik di bumi ataupun di langit. Tidak ada sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, melainkan semua tercatat dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS Yunus ayat 61) 

Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah. 

Demikian khotbah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi diri kami dan jama’ah sekalian. Semoga kita tetap di dalam golongan hamba-hamba Allah yang sholeh.

No comments: