Tuesday, January 02, 2024

BUDAK

Nilai Uang

Pernahkah kita bertanya berapa sebenarnya nilai dari penghasilan anda? Berapakah sebenarnya nilai dari mobil yang sedang anda pakai? Di sini bukan menanyakan tentang jumlah uang yang anda terima dari gaji/hasil usaha atau jumlah uang yang telah anda keluarkan didalam membeli mobil, tetapi nilai uang yang sesunnguhnya.
Untuk menjawab pertanyaan yang tergolong rumit itu anda membutuhkan asumsi-asumsi agar yang rumit menjadi mudah dikerjakan.
Asumsi pertama, katakanlah anda sedang bekerja di suatu perusahaan multinasional. Anda kini sedang berusia 26 tahun.  Anda  juga sedang memiliki sebuah mobil mewah seharga US$ 150,000; yang baru saja dibeli melalui kredit pinjaman dari sebuah institusi keuangan. 
Asumsi kedua, katakanlah tidak ada bank yang memberikan pinjaman uang kepada pihak pribadi kecuali dengan syarat yang cukup berat. Bank akan memberi pinjaman jikalau ada jaminan harta minimum sepadan dengan jumlah uang yang akan dipinjam sebagai jaminannya. Hampir seluruh kebutuhan pribadi akan dibeli dengan uang tunai. Jadi, jika anda menginginkan mobil mewah seperti pada asumsi pertama di atas, maka anda harus mengusahakannya melalui cara menabung secara pribadi  mengumpulkan uang dari gaji bulanan atau yang lain dari anda sampai mencapai jumlah yang sedang anda butuhkan. Setelah uang yang dibutuhkan misalnya sebanyak US$ 150,000 telah terkumpulkan, lalu anda mengunjungi show room mobil yang diinginkan. 
Atau jikalau ingin meminjam uang dari Bank, maka anda harus mempunyai harta jaminan senilai dengan jumlah uang yang akan anda pinjam yaitu sebesar 150.000 USD.
Asumsi ketiga, jika anda sebagai pedagang sukses dengan omzet jutaan dollar setahun dan dengan margin keuntungan sampai 20%, maka untuk membeli mobil mewah seharga 150,000 USD bukanlah hal yang susah.
Asumsi keempat, jika anda sebagai seorang yang berpenghasilan tidak tentu, jangankan untuk membeli mobil mewah, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja belum tentu bisa terpenuhi.


Mencari Penyebab


Dari asumsi-asumsi di atas anda harus  mencoba bandingkan perasaan anda sebagai berikut;
Pada asumsi pertama dan ketiga anda akan merasa tidak terlalu dibebani oleh perasaan sayang terhadap uang.  Sedangkan pada asumsi yang kedua dan keempat anda akan mempunyai perasaan lebih sayang daripada asumsi pertama dan ketiga karena begitu anda memegang USD 150,000 di tangan, anda akan menjadi berpikir kembali untuk melepas uang begitu banyak untuk  ditukar dengan sebuah mobil mewah.
Berangkat dari sini kita dapat mengetahui bahwa nilai uang itu sebetulnya untuk setiap individu tidak dapat tetap tergantung kondisinya. Jika demikian, sekarang bagaimana agar kita dapat mendapatkan nilai sebenarnya dari uang kita?. 
Dari keterangan di atas ternyata nilai uang bisa tidak tentu, itu tergantung dari bagaimana cara mendapatkan uang atau bagaimana cara mengeluarkan uang atau bagaimana cara keduanya?. Artinya, ada orang yang langsung menjadi tertekan perasaannya ketika dia kehilangan uang 1 USD, ada orang yang biasa-biasa saja walapun kehilangan uang sebesar 10 USD. Bahkan ada yang merasa senang ketika mendapati uangnya hilang. Ini semua dikarenakan kondisi ekonomi seseorang. 
Adalah tidak bijak merendahkan ataupun meninggikan seseorang dengan dasar jumlah uang yang dimiliki. Jangan karena uang seseorang dapat seenaknya memperlakukan orang lain ataupun tunduk terhadap perlakuan orang lain. 
Memang, terkadang orang melihat suatu kesempatan untuk melakukan eksploitasi terhadap yang lebih kekurangan uang, baca miskin atau yang sedang membutuhkan uang, terutama kebutuhan itu bersifat segera atau darurat. Atau kepada siapa saja yang dinilai memerlukan uang secara membabi-buta. Artinya, walaupun seseorang yang akan dieksploitasi itu sudah memiliki uang, baca harta yang melebihi rata-rata akan tetapi karena orang itu masih merasa memerlukan lebih banyak lagi uang untuk dikumpulkan, maka dia adalah termasuk orang yang "kekurangan" uang, dan masih dapat dijadikan sasaran eksploitasi. Di sini nilai uang yang ada di tangan orang yang betul-betul kekurangan dan di tangan orang yang memiliki cukup uang tetapi masih merasa kurang, adalah bisa dikatakan sama.
Jadi, nilai hakiki uang bukan pada jumlah uangnya semata, tetapi yang lebih utama tergantung pada individu masing-masing.


No comments: