Tuesday, January 02, 2024

MENYIRAMI DAN MEMBAKAR ROHANI


UMUM

Diimani bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan, itu termasuk semua yang ada di dalamnya. Sosok pencilta ini kemudian dikenal dengan julukan "Tuhan". Dia yang membuat aturan di dalamnya, sehingga apapun yang terjadi di dalamnya adalah sesuai kehendak-Nya.

Manusia sebagai makhluk yang memiliki tingkatan intelejensia paling tinggi yang dibuat oleh Tuhan, hal ini yang sekaligus menjadikan manusia sebagai wakil Tuhan di atas bumi ini (juga seluruh dunia?) sebagai "penguasa" untuk menjalankan tugas Tuhan di atas bumi yang manusia tempati. Namun, karena Tuhan adalah sosok Yang Maha Segalanya, maka untuk menjadi Wakil Tuhan di muka bumi ini paling tidak harus dikenal baik oleh Tuhan, serta memiliki ciri-ciri yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai wakil Tuhan, maka merekalah Para Utusan Tuhan.

Karena kompleksnya intelejensi manusia serta setiap  individu, apabila merujuk kepada pendelegasian Tuhan, sama-sama memiliki hak  untuk mengatur atau memimpin kehidupan yang berlangsung di muka bumi ini.  Untuk itu ditengarai bahwa Tuhan telah mewahyukan tentang aturan main dalam mengelola kehidupan mereka di muka bumi ini melalui diturunkannya wahyu atau semacamnya kepada mereka yang Tuhan pilih untuk menerima wahyu-Nya. Wahyu-wahyu yang telah diturunkan itu agar dapat sampai kepada seluruh umat manusia perlu untuk disampaikan, baik itu secara langsung oleh si penerima wahyu atau orang lain yang telah mendengar, atau mempelajari, atau semacamnya. Hal  ini agar semua manusia memiliki aturan main yang sama untuk mengatur kehidupan mereka sesuai dengan petunjuk wahyu yang telah Tuhan sampaikan melalui "rasul", baca Wakil-Nya di bumi ini.

MEMPELAJARI AGAMA

Sejak diturunkannya wahyu melalui "wakil"-Nya sampai sekarang ini, tentu sudah banyak tafsir-tafsir yang mencoba untuk memaknai apa yang dimaksud oleh kalimat-kalimt di dalam wahyu itu. Tidak jarang pula penafsir tersohor akan tunduk kepada penguasa, sehingga apa yang ditafsirkan akan sejalan dengan keinginan penguasa, karena kalau tidak, si penafsir akan memiliki konsekwensi murka bahkan hukuman dari penguasa. Inilah yang membuat banyak orang berpendapat bahwa betapa perlunya mempelajari wahyu Tuhan terutama melalui ceramah-ceramah agama. Permasalahan yang timbul adalah, sejak dari wahyu itu diturunkan sampai dengan orang terakhir yang menerima melalui jalan berantai yang panjang. Dari jaman satu ke yang lainnya, dari negeri satu ke negeri yang lainnya. Dari penguasa satu ke penguasa lainnya. Dan dari tokoh agama satu ke tokoh agama yang lainnya.

Pada anggota masyarakat itu sendiri ada beberapa karakter, salah satunya adalah, ada yang suka membaca dan ada yang tidak. Dari kedua karakter ini saja akan dapat ditentukan tentang bagaimana cara yang paling efektip menurut mereka di dalam mempelajari wahyu Tuhan. Keduaanya dapat dikatakan sama dapat dikatakan berbeda. Dikatakan sama karena nanti yang akan dibaca merupakan hasil dari tulisan orang lain, demikian pula dengan ceramah yang didengar dari penceramah, mereka mendengarkan kata-kata dari orang lain juga. Berbeda apabila yang dibaca itu merupakan tulisan dari yang mendapatkan wahyu.

Karena banyaknya orang yang ingin belajar tentang wahyu, baca agama, maka begitu banyaknya orang yang sangan antusias untuk mendengarkan ceramah agama. Orang kebanyakan akan merasa kesulitan untuk belajar sendiri langsung dari kumpulan wahyu yang ditulis di dalam Kitab Suci. Mereka harus dipandu oleh para ahli agama tanpa harus mengikuti pelajaran di dalam kelas khusus kecuali dengan mendengarkan ceramah agama. Ini dapat dimaklumi, karena mereka khatir bahkan takut apabila belajar sendiri akan tergelincir ke jalan yang tidak sesuai dengan apa yang tersirat di dalam wahyu. Inilah mengapa begitu perlunya orang-orang mendengarkan ceramah agama dibandingkan dengan belajar sendiri tentang agama, yaitu untuk memperkaya pengetahuan tentang agama dari sumber yang terpercaya, sebagai pengingat agar tidak melakukan sesuatu yang dapat menyalahi aturan agama, serta untuk memperkuat sendi-sendi pondasi keagaam yang sudah mereka miliki.

CERAMAH MENYIRAMI ROHANI

Istilah "menyirami" di sini dapat berarti multi arti; bisa berarti mendinginkan yang panas, bisa memberikan asupan air bagi tanaman agar tidah mengering dan menjadi terus hidup, bahkan agar membasahi sesuatu yang tadinya sudah kering, misalnya menyirami tanah.

Menyirami agar menjadi dingin bagi rohani adalah sangat berarti bagi kesehatan rohani seseorang. Rohani yang panas dapat terefleksi pada isi hati dari seseorang. Siraman rohani akan dapat mendinginkan rohani yang tadinya selalu merasa gerah. Hati yang selalu merasa panas gar kembali menjadi dingin normal kembali. Sedangkan meyirami rohani agar menjadi hidup adalah bagi siapa saja yang tadinya memiliki rohani yang sudah "mati" artinya sudah memiliki rasa putus asa terhadap kehidupan yang dijalaninya, atau semangat hidupnya sudah tidak ada lagi, dengan disirami rohaninya dengan ceramah agama, maka rohaninya akan merasa hidup kembali dengan kembalinya harapan-harapan baru. Untuk menyirami dengan arti membasahi sesuatu yang kering begitu juga. Rohani yang sudah kering seperti sudah tidak akan dapat ditanami apapun setelah mendapatkan siraman rohani, rohaninya akan basah kembali. Yang tadinya tandus, kini basah dan dapat ditanami untuk menerima kebenaran ajaran agama.

Jadi, menyirami rohani adalah untuk menjaga rohani agar tetap hidup bahkan berkembang sesuai tuntunan agama.

MEMBAKAR ROHANI

Rohani bisa disirami, begitu juga sebaliknya, bisa dibakar. Rohani yang tadinya kalem, dingin dan tentram apabila dibakar akan menjadi panas dan akibatnya akan dapat menjadi agresip. Bahkan apabila dibiarkan terus dibakar akan menyebabkan matinya rohani. Rohani yang mati dapat direfleksikan terhadap tingkah laku yang selalu agresip, ahkan seperti tidak terdapat celah untuk menjadi dingin. 

Dibakarnya rohani itu berarti sedang mendengarkan ceramah atau apa saja yang menyebabkan rohani menjadi panas. Ini akan dikeluarkan melalui isi hati yang terkadang tidak bisa dikendalikan kecuali setelah pelampiasan sesuai dengan anjuran ceramah yang telah didengarkan. Perilaku agrsip adalah salah satu dari buah dari pembakaran rohani yang tadinya dingin. Hal ini apakah agresip terhadap sesuatu tertentu ataupu kepada semua yang dilihatnya. Agresip terhadap sesuatu tertentu misalnya, terhadap orang tertentu, atau golongan tertentu, dan lain sebagainya.

END

Medio 02/01/2024

No comments: