Friday, September 04, 2020

Khutbah Jum'at 35: PERGAULILAH MANUSIA DENGAN AKHLAK MULIA

Pergaulilah manusia dg akhlak mulya
23 Syawal 1434 H / 30 Agustus 2013

Khutbah pertama:

الحمد لله رب العالمين، أحمده سبحانه حمدا طيبا مباركا فيه كما يحب ويرضى، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله، القائل:« من توضأ فأحسن الوضوء ثم أتى الجمعة فاستمع وأنصت غفر له ما بينه وبين الجمعة وزيادة ثلاثة أيام، ومن مس الحصى فقد لغا» اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.


أما بعد: فأوصيكم عباد الله ونفسي بتقوى الله جل وعلا، قال تعالى:( يا أيها الذين آمنوا إن تتقوا الله يجعل لكم فرقانا ويكفر عنكم سيئاتكم ويغفر لكم والله ذو الفضل العظيم)

Manusia adalah makhluk sosial yg merasa senang untuk bersosial dan senang bergaul dg sesamanya agar terwujud rasa kasih sayang antara manusia, hal tersebut diungkapkan oleh Quran :
يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير
"Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (Al Hujurat 49 : 13)

Hubungan sosial tidak luput dari kesalahan yg terkadang dapat memperkeruh suasana atau merubah keadaan, dan diantara tanda-tanda kebaikan seorang muslim dalam pergaulan dg sesamanya adalah berlaku sabar atas kekeliruan dan kesalahan mereka, Rasulullah Saw bersabda :
إن المسلم إذا كان مخالطا الناس ويصبر على أذاهم خير من المسلم الذي لا يخالط الناس ولا يصبر على أذاهم
"Sesungguhnya seorang muslim yg bergaul dengan sesamanya dan sabar atas kesalahan mereka, lebih baik dari pada seorang muslim yg tidak bersosial dan tidak sabar atas kesalahan mereka"

Dan agar terwujud sebuah masyarakat ideal dan merekat kuat, maka Rasulullah Saw mengajarkan beberapa etika dan keutamaan yg dapat memperkuat hubungan antara anggota masyarakat serta meningkatkan rasa cinta kasih antar sesama mereka, diantara wasiat beliau adalah dg memberikan makanan dan saling mengucapkan salam diantara mereka, dari Abdullah bin Amr bin Al Ash RA :
أن رجلا سأل النبى صلى الله عليه وسلم أى الإسلام خير؟ قال :« تطعم الطعام، وتقرأ السلام على من عرفت ومن لم تعرف
bahwa seseorang bertanya pada Nabi Saw : Islam yg manakah yg baik ? Beliau menjawab : "Anda memberi makanan dan Anda mengucapkan salam pada orang yg Anda kenal dan yg tidak Anda kenal". Ucapan salam adalah risalah cinta dan keserasian, sebagaimana ia menjadi penyebab ampunan atas dosa dan kesalahan, Rasulullah Saw bersabda :
ما من مسلمين يلتقيان فيتصافحان إلا غفر لهما قبل أن يفترقا
"Tidak ada dua orang muslim yg bertemu, kemudian keduanya saling berjabatan tangan, kecuali Allah mengampuni keduanya sebelum keduanya berpisah"

Rasulullah Saw bila bertemu dg salah satu sahabatnya, maka beliau menyertainya sehingga orang tersebut beranjak pergi darinya, begitu pula bila beliau berjumpa dg salah satu sahabatnya dan ia menyalaminya maka beliau menyambut jabatan tangannya dan beliau tidak melepaskannya hingga sahabat tersebut melepas jabatan tangannya

Dan sungguh indah bila ucapan salam dimahkotai dg senyuman dan wajah yg ceria sehingga ia langsung meresap ke dalam hati, Rasulullah Saw bersabda :
لا تحقرن من المعروف شيئا ولو أن تلقى أخاك بوجه طلق
"Janganlah Anda sekali-kali meremehkan kebaikan sedikit pun, walaupun Anda menjumpai saudara Anda dengan wajah yg ceria"

Hamba Allah ; diantara adab sosial yg mendapatkan perhatian besar agama Islam adalah adab majlis, di dalamnya terdapat catatan para sesepuh, dimana dilaksanakan majlis kebaikan, kebajikan dan perdamaian antara sesama manusia, Allah Swt berfirman ;
لا خير في كثير من نجواهم إلا من أمر بصدقة أو معروف أو إصلاح بين الناس ومن يفعل ذلك ابتغاء مرضات الله فسوف نؤتيه أجرا عظيما
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar" (An Nisa' 4 : 114)

Rasulullah Saw melarang hal-hal yg menafikan adab duduk, diantaranya dilarang berbisik-bisik antara dua orang sementara ia duduk bertiga, karena itu membuat orang ketiga sedih, Rasulullah Saw bersabda :
إذا كنتم ثلاثة فلا يتناجى اثنان دون صاحبهما فإن ذلك يحزنه
"Bila kalian bertiga, maka janganlah dua orang berbisik tanpa melibatkan sahabat keduanya, karena itu membuatnya sedih"

Dan diperintahkan untuk memberi keluasan pada orang yg datang bertamu, disebutkan dalam firman Allah :
يا أيها الذين آمنوا إذا قيل لكم تفسحوا في المجالس فافسحوا يفسح الله لكم)
"Wahai orang-orang yg beriman, apabila dikatakan kepadamu : berilah kelapangan di dalam majlis-majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu" (Al Mujadilah 58 : 11)
Rasulullah Saw menetapkan aturan bagi kita untuk berdoa kaffaratul majlis ;
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك».
"Maha suci Engkau ya Allah, dan dengan memujiMu, aku bersaksi bahwa tiada Ilah kecuali Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu"

Hendaknya orang tua berusaha mengajak anak-anaknya menghadiri pertemuan orang dewasa agar mereka belajar kebiasaan para leluhur mereka, karena pada pertemuan (majlis) tersebut para pemuda dan generasi penerus dapat belajar kebiasaan dan etika baik dan mulya serta adat istiadat baik dan cinta pada negeri mereka.

Kaum muslimin ; hubungan sosial akan bertambah kuat dg saling berkunjung baik dalam perhelatan dan acara-acara pernikahan, dan diantara adab berkunjung adalah memilih waktu yg tepat, dan tidak dianjurkan berziarah saat orang-orang sedang istirahat, tidak diperkenankan mengetuk pintu dg keras, atau berdiri tepat dihadapan pintu, karena pada dasarnya meminta izin masuk rumah itu karena alasan pandangan dan tidak boleh menunggu bila pemilik rumah tidak mengizinkan masuk, Rasulullah Saw bersabda :
لا تأتوا البيوت من أبوابها، ولكن ائتوها من جوانبها، ثم سلموا، فإن أذن لكم فادخلوا، وإلا فارجعوا
"Janganlah kalian mendatangi rumah dari pintunya, tapi dari sisi pintunya, kemudian ucapkan salam, bila diizinkan maka masuklah kalian, dan bila tidak maka beranjak lah pulang"

Barang siapa menghadiri undangan seseorang, maka jangan mengajak orang yg tidak diundang agar tidak memberatkan orang yg mengundang kecuali dg seizin tuan rumah, Rasulullah Saw pernah diundang oleh seseorang, lalu beliau berkata padanya :
« إنك دعوتنا خامس خمسة وهذا رجل قد تبعنا، فإن شئت أذنت له، وإن شئت تركته». قال: بل أذنت له
"Sesungguhnya kau telah mengundang kami berlima, dan satu orang ini telah ikut kami, bila kau berkehendak maka perkenankanlah ia, bila tidak maka tinggalkanlah ia" ia berkata bahkan aku telah mengizinkannya.

Dan tidak diperbolehkan menunggu lama setelah menyantap hidangan makan, dikhawatirkan dapat menyibukkan dan melelahkan pemilik rumah, Allah berfirman :
فإذا طعمتم فانتشروا ولا مستأنسين لحديث
"Apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan" (Al Ahzab 33 : 53)
Keutamaan-keutamaan diatas akan menyebarkan rasa kasih sayang antar sesama dan menambah erat hubungan

Ya Allah, hiasilah kami dg kesabaran, perindah kami dg ilmu dan lengkapilah kami dg adab Islam, berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yg diperintahkan kepada kami agar ditaatinya sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم

نفعني الله وإياكم بالقرآن العظيم، وبسنة نبيه الكريم صلى الله عليه وسلم،

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.


Khutbah Kedua

الحمد لله رب العالمين، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله الطيبين الطاهرين وعلى أصحابه أجمعين، والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين.
Bertakwalah pada Allah dg sebenar-benarnya takwa dalam keramaian dan kesunyian, dan ketahuilah bahwa diantara dasar adab hubungan sosial adalah kita harus mengetahui kedudukan orang-orang yg mempunyai hak terhadap kita, Rasulullah Saw bersabda ;
أنزلوا الناس منازلهم
"Tempatkanlah manusia sesuai dengan kedudukan mereka". Kedua orang tua berhak mendapatkan perhatian dan adab yg harus ditunaikan, baik melalui menanyakan kondisi dan berinteraksi baik dg keduanya, adab terhadap orang dewasa adalah dg menghargai, menghormati dan memberikan pertolongan padanya, adab terhadap anak-anak yg perlu dilestarikan adalah dg berlaku lemah lembut terhadapnya, mengarahkannya pada kebaikan dengan baik dan ada pula adab terhadap guru yg harus dipraktekkan oleh para murid, Rasulullah Saw bersabda :
ليس من أمتي من لم يجل كبيرنا، ويرحم صغيرنا، ويعرف لعالمنا حقه
"Tidak termasuk ummatku, orang yg tidak menghargai yg lebih dewasa, menyayangi yg lebih muda dan mengerti hak-hak gurunya"
Sebagaimana orang tua, orang yg hafal Al Quran, penguasa dan orang yg semisalnya mereka pantas mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari kita, Rasulullah Saw bersabda :
إن من إجلال الله إكرام ذي الشيبة المسلم، وحامل القرآن غير الغالي فيه والجافي عنه، وإكرام ذي السلطان المقسط
"Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah adalah menghargai orang tua yg muslim, orang yg hafal Al Quran dg tanpa berlebihan dan pengurangan dan menghormati penguasa yg adil"
هذا وصلوا وسلموا على من أمرتم بالصلاة والسلام عليه، قال تعالى:(إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما) وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم:« من صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشرا» وقال صلى الله عليه وسلم :« لا يرد القضاء إلا الدعاء».

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا ونبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، وارض اللهم عن الخلفاء الراشدين أبي بكر وعمر وعثمان وعلي وعن سائر الصحابة الأكرمين، وعن التابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.

اللهم احفظ دولة الإمارات من الفتن ما ظهر منها وما بطن، وأدم عليها الأمن والأمان وعلى سائر بلاد المسلمين.

اللهم إنا نسألك الجنة وما قرب إليها من قول أو عمل، ونعوذ بك من النار وما قرب إليها من قول أو عمل، اللهم إنا نسألك الجنة لنا ولوالدينا، ولمن له حق علينا، وللمسلمين أجمعين.

اللهم حبب إلينا الإيمان وزينه فى قلوبنا، وكره إلينا الكفر والفسوق والعصيان، اللهم إنا نسألك الهدى والتقى والعفاف والغنى.

اللهم أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعه، وأرنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه، اللهم أصلح لنا نياتنا، وبارك لنا في أزواجنا وذرياتنا، واجعلهم قرة أعين لنا، واجعل التوفيق حليفنا، وارفع لنا درجاتنا، وزد في حسناتنا، وكفر عنا سيئاتنا، وتوفنا مع الأبرار، اللهم لا تدع لنا ذنبا إلا غفرته، ولا هما إلا فرجته، ولا دينا إلا قضيته، ولا مريضا إلا شفيته، ولا ميتا إلا رحمته، ولا حاجة إلا قضيتها ويسرتها يا رب العالمين، ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. اللهم وفق ولي أمرنا رئيس الدولة، الشيخ خليفة ونائبه لما تحبه وترضاه، وأيد إخوانه حكام الإمارات وولي عهده الأمين.

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات، اللهم ارحم الشيخ زايد، والشيخ مكتوم، وإخوانهما شيوخ الإمارات الذين انتقلوا إلى رحمتك، اللهم اشمل بعفوك وغفرانك ورحمتك آباءنا وأمهاتنا وجميع أرحامنا ومن كان له فضل علينا.

اذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم (وأقم الصلاة إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون)
 
Khutbah Jumat, 14Dzul Qaidah 1434 H / 20 September 2013 M
Padahal Allah Maha menyaksikan apa yang kamu kerjakan?"

Khutbah Pertama:

الحمدُ للهِ العزيزِ الحكيمِ، يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ، واللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ، أحمدُهُ سبحانَهُ حمدًا طيبًا مُباركًا فيهِ كمَا يُحبُّ ويرضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ، وأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، إمامُ المتقينَ، وسيدُ الأولينَ والآخرينَ، فاللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وعلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أَمَّا بعدُ:فأُوصيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ تعالَى، قالَ اللهُ عزَّ وجلَّ:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ[([1]).
Kaum muslimin : dunia ini tempat yang dipenuhi cobaan, ujian, kepenatan dan kelelahan, Allah Swt berfirman :
لَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ فِي كَبَدٍ
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah"(Al Balad 90 : 4).Artinya manusia hidup di dunia ini telah ditentukan umurnya dalam kelelahan dan kepenatan, kesempitan, ia disempitkan oleh kepayahannya dan disamping itu ia juga dapat menikmati kesenangannya, tapi kemudian ia berlalu pergi darinya, karena kesenangannya bagaikan bayangan yang segera menghilang, dan perhiasannya bagaikan permainan yang segera sirna, Allah Swt berfirman :
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan"(Ali Imran 3 : 185). Artinya ia memperdayakan manusia dan menipunya, sehingga manusia menyangka bahwa ia akan kekal, padahal ia bagaikan bebungaan yang segera layu, nikmat yang akan sirna dan tidak ada yang langgeng diatas dunia :
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ* وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan" (Ar Rahman 55 : 26-27). Dan orang yang mengerti dan mengetahui hakihat ini, maka ia akan menjadikan dunia sebagai rumah persinggahan dan bukan rumah keabadian, ia akan menunaikan amanah Allah di dalamnya, dan menjadikannya jalan menggapai akhirat, Allah Swt berfirman :
وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى لِلَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
"Dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakal.(As Syura 42 : 36). Artinya bahwa pahala yang diberikan oleh Allah yang kekal, dan ia sebaik-baiknya kenikmatan dunia, karenanya janganlah kalian mendahulukan yang fana atas yang kekal (Tafsir Ibnu Katsir 7/210)
Dan ingatlah kalian bahwa perbuatan kalian dicatat, ucapan kalian terekam, kebaikan yang dilakukan walaupun sedikit akan mendapatkan balasan, sebagaimana pelaku keburukan akan menerima ganjarannya, Allah Swt berfirman :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ* وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. (Az Zalzalah 99 : 7-8)
Hamba Allah : sesungguhnya Allah menyaksikan perbuatan kita, tidak tersembunyi dari-Nya sedikitpun urusan kita, Dia akan memberitakan semua yang kita telah perbuat pada hari kiamat, dan Dia akan mengingatkan kita dengan apa yang telah dicatat pada buku catatan kita, Allah Swt berfirman :
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعاً فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu” (Al Mujadilah 58 : 6)
Hendaknya kita mengingat hari itu, saat kita dipanggil untuk menyaksikan hasil perbuatan kita, dan Nabi Saw datang untuk menyaksikannya, sungguh merupakan peristiwa yang membuat Nabi Saw menangis,
Dari Abdullah bin Mas’ud RA berkata : Nabi Saw memerintahkanku : bacalah untukku, aku berkata : Aku membaca untukmu padahal ayat itu diturunkan padamu ? Beliau berkata : sesungguhnya aku senang mendengarkannya dari selainku. Lalu aku membacakan surat An Nisa’ untuknya, sehingga bacaanku sampai pada ayat :
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاَءِ شَهِيداً
Artinya : Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)”(An Nisa’ 4 : 41). Beliau berkata : cukup. Dan keduanya matanya berlinang air mata” (Bukhari 4582). Para ulama berkata : tangis Nabi Saw sesungguhnya disebabkan keagungan kandungan ayat ini, mulai dari bencana dan perkara yang teramat berat, karena para nabi didatangkan sebagai saksi terhadap ummat mereka atas kejujuran dan dusta mereka, dan Nabi Saw didatangkan agar menjadi saksi atas ummatnya pada hari kiamat (Tafsir Al Qurthubi 5/197), maka beruntunglah yang disaksikan oleh Rasulullah Saw atas kebaikan bertauladan padanya, dan ia akan dibanggakan oleh ummat dan para malaikat di langit.
Kaum mukminin ; ketahuilah bahwa malaikat Allah akan mencatat perbuatan manusia, Allah Swt berfirman :
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ*كِرَامًا كَاتِبِينَ* يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
"Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al Infithar 82 : 10-12). Artinya bahwa mereka akan mencatat semua perbuatan kalian, Allah Swt berfirman :
إِذْ يَتَلَقَّى المُتَلَقِّيَانِ عَنِ اليَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ* مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
"(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir" (Qaf 50 : 17-18)
Al Hasan Al Bashri RA membaca ayat ini dan meriwayatkan tafsirnya : wahai anak adam catatanmu telah dipamerkan padamu, dan dua malaikat telah ditugaskan untukmu, satu dari sebelah kananmu dan yang lain dari sebelah kirimu, dan yang bertugas dari sebelah kananmu mencatat kebaikanmu, sedangkan yang berada di sebelah kirimu mencatat keburukanmu, maka berbuatlah sesukamu, berbuatlah sedikit atau perbanyaklah, hingga bila kematian telah menjemputnmu maka catatanmu akan ditutup, dan diletakkan pada lehermu, ia akan menyertaimu dalam kuburmu hingga kau keluar pada hari kiamat dengan mendapatkan bukumu telah terbuka, dan Allah telah berlaku adil dengan menjadikanmu sebagai saksi atas dirimu sendiri (Tafsir At Thabari 17/400). Allah Swt berfirman :
وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا* اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
"Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu" (Al Isra’ 17 : 13-14) artinya : tukang hitung (akuntan).
Sebagian orang shaleh berkata : kitab ini, lidahmu adalah penanya, peluhmu adalah tintanya, anggota badanmu adalah kertasnya, Anda yang mendikte atas penjagamu, tidak dilebihkan dan tidak dikurangi, dan setiap kali Anda mengingkarinya maka yang menjadi saksi adalah darimu sendiri" (Tafsir Al Qurthubi 10/230)
Kaum muslimin ; ketahuilah bahwa banyak hal yang akan menjadi saksi atas manusia pada hari kiamat, diantaranya anggota badannya yang akan membela dan membeberkannya, Allah Swt berfirman :
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (yasin 36 : 65)
وعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ r فَضَحِكَ، فَقَالَ:« هَلْ تَدْرُونَ مِمَّ أَضْحَكُ؟». قُلْنَا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ:« مِنْ مُخَاطَبَةِ الْعَبْدِ رَبَّهُ يَقُولُ: يَا رَبِّ أَلَمْ تُجِرْنِي مِنَ الظُّلْمِ؟ قَالَ يَقُولُ: بَلَى. قَالَ فَيَقُولُ: فَإِنِّي لاَ أُجِيزُ عَلَى نَفْسِي إِلاَّ شَاهِداً مِنِّي. قَالَ فَيَقُولُ: كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ شَهِيداً، وَبِالْكِرَامِ الْكَاتِبِينَ شُهُوداً، فَيُخْتَمُ عَلَى فِيهِ فَيُقَالُ: لأَرْكَانِهِ انْطِقِي. فَتَنْطِقُ بِأَعْمَالِهِ، ثُمَّ يُخَلَّى بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْكَلاَمِ، فَيَقُولُ: بُعْداً لَكُنَّ وَسُحْقاً، فَعَنْكُنَّ كُنْتُ أُنَاضِلُ
Dari Anas bin Malik RA berkata : kami berada disisi Rasulullah Saw lalu beliau tertawa, kemudian beliau bertanya : Tahukah kalian yang menyebabkan aku tertawa ? kami menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau menjelaskan : "Aku tertawa disebabkan oleh percakapan seorang hamba terhadap Tuhannya : wahai Tuhanku, tidakkah Engkau menyelamatkan aku dari kedzaliman ? Beliau bersabda : Allah berfirman : tentu. Ia berkata : sesungguhnya Aku tidak melewatkan diriku, kecuali ada saksi dariku. Maka Allah berfirman : cukuplah dirimu sebagai saksi pada hari ini, juga para malaikat yang mencatat menjadi saksi, lalu mulutnya dikunci dan dikatakan kepada anggota badannya : bersaksilah, maka anggota badannya mengatakan amalannya, kemudian ada pemisah antara dia dengan perkataannya, maka orang itu berkata : jauhlah dan binasalah, untukmulah aku memberikan pembelaan” (Muslim 2969)
Tidak ada guna penyesalan atas keteledorannya yang telah dilakukan terhadap Allah, dan yang dapat ia lakukan hanyalah mengutuk anggota badannya sendiri, seperti tersebut dalam firman Allah :
وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan" (Fusshilat 41 : 21)
Kami mohon kepada Allah agar memberikan kami semua taufiq untuk beramal shaleh di dunia ini, sehingga kelak Tuhan kami menyaksikan semua perbuatan baik kami, sebagaimana kami memohon kepada Allah Swt agar memberikan kami taufiq untuk mentaati-Nya, mentaati nabi-Nya Muhammad Saw dan mentaati orang yang diperintahkan kepada kami untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
بارَكَ اللهُ لِي ولكُمْ فِي القرآنِ العظيمِ ونفعَنِي وإياكُمْ بِمَا فيهِ مِنَ الآياتِ والذكْرِ الحكيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ rأقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، الصادِقُ الوعدَ الأمينُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan merasalah kalian diawasi oleh-Nya dalam kesendirian dan keramaian, dan ketahuilah bahwa bumi ini akan menjadi saksi atas perbuatan manusia, ia akan menyampaikan kesaksiaannya dihadapan Allah yang Maha Adil, dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah Saw membaca ayat ini :
يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا
"Pada hari itu bumi menceritakan beritanya" (Az Zalzalah 99 : 4). Kemudian beliau bertanya : Tahukah kalian apa beritanya ? mereka menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Beliau menerangkan : beritanya adalah bahwa bumi akan menjadi saksi terhadap setiap hamba atau budak atas perbuatan yang dilakukan diatas bumi, ia berkata : ia berbuat pada hari ini, hari ini dan hari ini. Dan inilah yang dimaksud dengan beritanya" (At Tirmidzi 3353)
هذَا وصلُّوا وسلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بالصلاةِ والسلامِ عليهِ، قَالَ تَعَالَى:] إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]) وقَالَ r :« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ احفَظْ دولةَ الإماراتِ مِنَ الفتَنِ مَا ظهَرَ منْهَا ومَا بطَنَ، وأَدِمْ عَلَيها الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ([5]).
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إنَّا نسألُكَ الجنةَ لنَا ولوالدينَا، ولِمَنْ لهُ حقٌّ علينَا، وللمسلمينَ أجمعينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنَا لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ فإنَّهُ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا فإنَّهُ لاَ يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ.
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِى قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وارزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وارزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، اللَّهُمَّ أصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، واجعَلِ التوفيقَ حليفَنَا، وارفَعْ لنَا درجاتِنَا، وزِدْ فِي حسناتِنَا، وكَفِّرْ عنَّا سيئاتِنَا، وتوَفَّنَا معَ الأبرارِ، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، ولاَ مَيِّتاً إلاَّ رحمتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُيَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6])
 

No comments: