Sunday, February 12, 2017

MENCARI DUA SISI MATA UANG, ARTI DAN TUJUAN HIDUP

"Tidak Aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku" (QS: Azzuriat-56)

UMUM

Ada orang di sepanjang hidupnya tidak pernah mengerti mengapa dia hidup. Bahkan terkadang ada seorang yang mengeluh tentang hidupnya sendiri dengan mengatakan bahwa, kalau begini keadaan hidup ini, maka mengapa aku harus dilahirkan, aku lebih baik mati saja.

Ada banyak orang mengartikan kehidupan ini dengan tujuan melestarikan keturunan, ada pula untuk mendapatkan kekuasaan dan atau kekayaan. Ada pula untuk mempertahankan golongannya dan ada pula untuk semuanya yang telah disebutkan itu, serta mungkin yang lain semacamnya. 

Tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas itu tidak mudah untuk dicapai bagi seseorang. Tujuan-tujuan itu bisa dikatakan tidak bisa berlaku umum. Untuk memperpanjang keturunan, maka seseorang harus melakukan perkawinan, itupun dengan syarat bahwa diantara pasangannya harus memiliki kemampuan untuk mendapatkan keturunan. Untuk mempertahankan golongan dari kepunahan atau dari kuasa golongan yang lain, maka golongan itu harus berintegrasi hanya dengan gologanya sendiri untuk mendapatkan keturunan dari golongannya sendiri, serta harus tetap kuat agar tidak dikuasai oleh golongan yang lain. Serta tujuan-tujuan lainnya juga akan memiliki persyaratan yang khusus pula dimana pada kenyataannya ada beberapa individu memiliki keterbatasan untuk mencapainya. 

Jika tujuan-tujuan itu yang dicari karena itu sebagai tujuan hidup, maka ada sebagian bahkan banyak orang yang mungkin tidak pernah dapat meraih satu atau semua tujuan hidupnya. Apabila itu yang terjadi tentu akal kita dapat menyimpulkan bahwa seseorang diciptakan dengan suatu kelemahan akan tetapi memiliki tujuan hidup yang tidak mungkin untuk dapat digapai selama masa hidupnya. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa manusia telah diciptakan sebagai individu dengan suatu kekurangan didalam mencapai tujuannya. 

Pertanyaannya adalah, apakah memang demikian tujuan hidup manusia diciptakan?. Suatu ciptaan yang masih memiliki beberapa kelemahan didalam menggapai tujuan hidupnya. Uraian di bawah diharapkan dapat memberikan sedikit penjelasan tentang arti dan tujuan hidup ini sebenarnya.

TERJADINYA ALAM SEMESTA

Seluruh yang ada di dunia ini awalnya tidak pernah ada. Akan tetapi ilmu pengetahuan telah dapat menunjukkan bahwa, seluruh yang ada ini telah diawali oleh suatu peristiwa ledakan dahsyat yang disebut "Big Bang" yang terjadi kira-kira 14,7 milyar tahun yang lalu. Sehingga dari ledakan itu menimbulkan hamburan elemen-elemen materi yang sangat panas dan berenergi tinggi ke seluruh penjuru alam semesta ini. Hal ini yang membuat seluruh elemen-elemen materi tidak dapat saling mengikat.

Perlu dicatat bahwa sebelum terjadinya peristiwa "Big Bang" tak satupun ahli dapat mengungkapkan apa yang terjadi, akan tetapi mereka meyakini pasti ada sesuatu yang kepadatannya sunnguh mahapadat.

Seiring berkembangnya alam semesta saat itu pula penurunan suhu yang disebut "masa pendinginan". Dan pada saat yang tepat akan menimbulkan keseimbangan, dan mulailah tampak kumpulan-kumpulan gas yang merupakan proses awal pembentukan dari semua galaksi di seluruh jagad raya ini. Gas-gas tadi semakin merapat dan menyatu membentuk planet-planet yang menyusun galaksi-galaksi yang ada.

Terbentuknya planet Bumi sendiri dan telah siap menerima kehidupan diperkirakan sekitar 3,5 milyar tahun yang lalu. Hal itu ditandai oleh mulai munculnya kehidupan yang paling sederhana. Galaksi Milky Way sendiri sudah mulai terbentuk sejak kira-kira 9,6 milyar tahun setelah peristiwa Big Bang itu, ini berarti sekitar 5,1 milyar tahun lalu. Seiring dengan mendinginnya suhu di dalam galaksi Milky Way, maka planet bumi mulai terbentuk yaitu sekitar 5 milyar tahun yang lalu. 

Selama 2 milyar tahun proses kehidupan bersel satu dari yang paling sederhana menjadi yang lebih kompleks berlangsung sampai muncul kehidupan bersel banyak. Dan kemudian kehidupan seolah mengalami percepatan selama delapan ratus lipuluh tahun sampai munculnya kehidupan yang lebih kompleks dari yang sebelumnya dan membentuk berjuta jenis tumbuhan, hewan, bakteri, jamur-jamur dan lain sebagainya.

TERCIPTANYA MANUSIA

Yang menarik untuk dibahas terlebih dahulu adalah arti kata "cipta". Ini agar tidak menimbulkan arti yang bermakna jauh dari yang seharusnya. Banyak orang berpandangan bahwa kata "cipta" bermakna menciptakan sesuatu yang baru samasekali dari yang tidak ada samasekali baik secara zat maupun rupa. Namun bukti mengatakan tidak demikian, melainkan kata "cipta" berarti membuat sesuatu yang baru yang awalnya tidak ada secara rupa akan tetapi ada secara zat atau benda, lalu menjadi sesuatu yang baru secara rupa dan bentuk dengan tanpa mengadakan perubahan secara zat. Karena menciptakan sesuatu yang baru dari yang tidak ada samasekali baik secara zat maupun rupa adalah hal yang mustahil.

Arti Kata "cipta" Menurut Agama Islam

Di dalam kitab suci Al-Qur'an diterangkan bahwa manusia itu diciptakan dari tanah, serta malaikat dan iblis dari api;

(QS Al-a'raaf (11 & 12): Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud (11) .& Allah berfirman "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan Adam dari tanah" (12)

Bahkan dalam ayat lain disebutkan bahwa penciptaan manusia ditunjukkan dalam proses yang nyata yang dapat disimak saat ini, dimulai dari unsur tanah kemudian air mani yang membuahi sel telur, lalu darah dan seterusnya sampai berbentuk rupa manusia yang sempurna sebelum ditiupkan Ruh-Nya ke dalamnya. Lalu si bayi lahir ke dunia dan dimatikan kembali.

Meskipun ada ayat yang menyatakan bahwa ketika Tuhan sedang akan menciptakan sesuatu Dia hanya akan berfirman, "Kun, maka jadilah ia (sesuatu itu)", ini bukan berarti dari yang tidak ada samasekali secara zat dan rupa kemudian muncul zat baru dan rupa baru juga, sepenuhnya bukan hal itu. Jika demikian, maka hal ini tidak sesuai dengan ajaran ayat-ayat yang lain tentang pengajaran Tuhan menciptakan sesuatu yang baru.

Sebetulnya ajaran di atas bukan mengartikan bahwa Tuhan tidak mampu menciptakan sesuatu dari yang tidak ada samasekali secara zat dan rupa menjadi ada secara zat dan rupa baru, bukan..!. Melainkan, Tuhan telah mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu yang baru itu berawal dari sesuatu yang lama. Segala yang ada di dunia ini tidak akan terjadi begitu saja tanpa adanya suatu wujud awalan sebelumnya.

Untuk keadaan sesuatu berakhir tanpa akhir sudah ditunjukkan oleh ayat-ayat Al-Qur'an dengan firman Tuhan yang menyebutkan bahwa kehidupan di surga dan neraka adalah kekal di dalamnya.

Dengan demikian, seluruh kejadian sampai terjadinya sesuatu yang baru pasti akan memiliki suatu awalan, dan dengan suatu proses berantai yang bersambung secara terus menerus, sehingga segala yang ada tidak akan terjadi secara tiba-tiba tanpa sebab. Dengan demikian semua yang terjadi pasti ada penyebabnya, jika ada penyebabnya tentu ada tujuannya, dan jika ada tujuannya tentu akan ada nilainya. Dengan demikian, maka kehidupan ini memiliki nilai.

Proses terciptanya manusia yang difirmankan Tuhan itu sebetulnya bermakna apa?. Ini sebetulnya Tuhan telah mengajarkan kepada manusia bahwa semua yang ada di alam semesta ini adalah diciptakan dari sesuatu yang sudah ada terlebih dahulu sebelumnya, baik secara zat dan rupa, Tuhan hanya merubah mereka kedalam bentuk yang lain atau rupa baru dengan tetap mengandung unsur zat yang sama dengan bentuk komposisi zat yang diciptakan-Nya. Hal itu dilakukan dengan melalui suatu proses sesuai dengan kebutuhannya.

Jadi, adanya sesuatu yang baru harus diawali oleh adanya wujud lain sebelumnya. Hal ini menunjukkan atau memperkuat indikasi bahwa sebelum adanya alam semesta sekarang yang kita ketahui ini dipastikan telah ada sesuatu terlebih dahulu sebagai bahan awal dari terjadinya wajah baru alam semesta sekarang ini. Dengan demikian dapat disimpulkan entitas alam ini adalah abadi, yaitu "berawal tanpa awal dan berakhir tanpa akhir".

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, kata "cipta" bukanlah menciptakan sesuatu yang baru dari sesuatu yang samasekali tidak ada baik secara zat ataupun secara bentuk/rupa, akan tetapi secara arti fisik adalah merubah (membuat) zat lama dan atau rupa lama menjadi zat baru (baca komposisi zat baru) dan/atau rupa baru. Secara singkat berati mencipta yang dimaksud Tuhan tanpa dapat dibantah lagi adalah merubah atau membuat sesuatu dari yang lama menjadi sesuatu yang baru.

ARTI HIDUP

Tidak jarang seseorang secara sengaja atau tidak, dapat menemui arti hidup ini, baik itu dilakukan dalam proses pencaharian secara sengaja ataupun tidak. Namun banyak dari mereka yang tidak mengetahui bahwa apa yang sedang dicari atau dilakukan itu merupakan pengimplementasian daripada arti hidup yang sebenarnya. Bahkan banyak pula orang yang tidak memahami atau tidak mengetahui samasekali tentang apa sebenarnya arti hidup ini. Hal ini akan mengakibatkan pada seseorang tidak mengetahui pula apa yang harus dilakukan dengan kehidupan ini. Setiap orang menyimpulkan variasi tentang arti hidup ini yang jika dilihat lebih jauh lagi tergantung dari permasalahan yang dihadapi oleh setiap individu itu sendiri. Namun pertanyaannya adalah, apakah benar arti hidup itu sedemikian tergantung dari permasalahan yang dihadapi oleh setiap individu?.

Manusia diciptakan dengan bentuk bangunan yang bisa dikatakan serupa. Walaupun didapati adanya perbedaan dalam warna kulit misalnya, hal itu bukanlah suatu perbedaan yang bersifat kelainan secara hakiki sebagai yang disebut manusia, bahkan dapat dikatakan perbedaan itu dapat diabaikan. 

Tentunya yang disebut manusia adalah berjalan dengan kedua kakinya, memiliki dua tangan yang fungsi utamanya untuk memungut, memiliki kepala di bagian atas badan yang disambung oleh leher berisi otak untuk berpikir, memiki dua mata yang terletak di bagian depan kepala yang berfungsi untuk melihat, ada hidung yang bergunna sebagai jalan  masuk dan keluar udara untuk bernaafas dan mencium, serta di bagian yang sama ada mulut untuk makan dan minum dan berbicara serta dua daun telinga di bagian samping kepala untuk mendengar dan lain sebagainya. Walaupun ada beberapa perbedaan seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, dan yang lainnya pada manusia dari yang satu dengan yang lainnya akan tetapi hal itu tidak mempengaruhi secara filosofis tentang makhluk yang disebut manusia. Hal inilah yang menunjukkan bahwa penciptaan manusia seharusnya memiliki arti hidup dan tujuan hidup yang sama pula (tentang tujuan hidup akan dibahas pada bagian berikutnya) bagi semua yang disebut manusia. Sehingga keduanya baik arti hidup dan tujuan hidup manusia itu harus universal.

Arti hidup yang universal inilah yang akan dicari. Apabila arti hidup ini tidak universal yang berlaku bagi semua yang disebut manusia, maka antara seorang bayi yang dilahirkan dalam keadaan sempurna dan seorang bayi yang dilahirkan cacat akan memiliki arti hidup yang berbeda. Maka antara seorang di tempat dan waktu yang berbeda tidak akan sama arti hudupnya dengan mereka yang hidup di tempat dan waktu yang lain. Maka akan berbeda pula antara mereka yang memiliki warna kulit cerah dengan orang yang memiliki warna kulit gelap. Maka arti hidup bagi mereka yang berbaring di Rumah Sakit karena penyakit tertentu akan berbeda dengan mereka yang sehat. Maka arti hidup bagi mereka yang memiliki jumlah harta yang banyak akan berbeda dengan mereka yang memiliki jumlah harta sedikit atau kekurangan harta. Dan seterusnya karena perbedaan, maka arti hidup mereka akan berbeda pula. 

Inilah yang dapat menuntun kita jika dilihat dari keadilan bagi semua manusia bahwa sebenarnya arti hidup ini adalah universal bagi semua orang. Semua orang akan memiliki arti hidup yang sama karena yang menciptakan mereka adalah Tuhan yang sama (terlepas perbedaan keyakinannya). Serta mereka diciptakan dari bahan yang sama pula. Serta mereka diciptakan dengan suatu proses yang sama pula, dan juga mereka akan kembali menjadi sesuatu yang sama pula setelah melalui kehidupan ini.

Bukan karena setuju atau tidak setuju apabila arti hidup setiap individu itu berbeda. Ini merupakan suatu yang salah arah, dimana akan mengakibatkan satu manusia akan lebih penting dari manusia yang lainnya. Meyebabkan yang satu lebih unggul dari yang lainnya. Menjadi penguasa bukan berarti memiliki suatu legalitas untuk menobatkan dirinya memiliki arti hidup yang lebih tinggi daripada mereka yang dipimpinnya. Bukan berarti seorang pimpinan perusahaan memiliki arti hidup lebih tinggi dari pada para pekerja lain di dalam perusahaan tersebut. Bukan berarti seorang suami memiliki arti hidup yang lebih tinggi dari pada seorang istri. Bukan berarti lelaki memiliki arti hidup yang lebih tinggi daripada seorang perempuan. Bukan berarti orang tua akan lebih tinggi nilai hidupnya daripada anak-anaknya. Dan lain sebagainya.

Jika arti hidup ini berbeda dikarenakan suatu perbedaan tatanan sosial atau warna kulit atau kesempurnaan seseorang, maka dapat diartikan bahwa Sang Pencipta manusia sejak awal sudah memberikan perbedaan arti hidup berdasarkan perbedaan masing-masing. Jika demikian adanya, maka sebutan Tuhan sebagai sosok Yang Maha Adil akan menjadi tanda tanya besar. Sifat Tuhan sebagai sosok Yang Maha Penyayang bagi siapa saja akan menjadi tanda tanya besar pula. Jika arti hidup ini dibedakan karena tempat kelahiran, maka seseorang akan dibebani selama hidupnya dengan beban yang lebih berat dikarenakan telah dilahirkan di tempat yang mengakibatkan arti hidupnya lebih rendah daripada yang dilahirkan di tempat yang lain. Maka seseorang akan terbebani lebih berat dikarenakan telah terlahir dengan warna kulit yang membawa arti hidupnya lebih rendah daripada yang dilahirkan dengan warna kulit yang lain. Maka seseorang akan terbebani lebih berat dikarenakan telah terlahir dengan ras yang membawa arti hidupnya lebih rendah daripada yang dilahirkan dengan ras yang lain. Dan lain sebagainya.

Berpegang pada ketentuan dari Sang Pencipta bahwa semua manusia itu diciptakan untuk tujuan yang sama, dengan demikian, maka dapat dituntut pula bahwa semua manusia akan memiliki arti hidup yang sama pula.

Kehadiran kehidupan di dunia ini bukanlah suatu keadaan yang secara tiba-tiba seperti suatu kecelakaan. Kalau ditilik dari keterangan di atas, maka adanya kehidupan ini diawali dengan adanya "Big Bang" sekitar 14,7 milyar tahun yang lalu. Peristiwanya terus sambung menyambung sampai terjadinya kehidupan saat ini.

Coba anda berdiri di suatu kegelapan malam di mana saat itu langit sedang cerah, dan anda memandangi bintang-bintang yang terlihat begitu menakjubkan. Coba lontarkan suatu pertanyaan sederhana, seandainya salah satu dari bintang atau planet itu pernah melakukan benturan dengan bumi yang kita hidup di atasnya saat ini, apakah akan ada kehidupan ini saat ini di bumi ini?. Apakah anda akan berdiri seperti itu memandangi langit melihat berjuta bintang di atas anda saat ini?. Seandainya salah satu dari leluhur anda dimangsa binatang buas sebelum bertemu dengan pasangan leluhur anda yang lain, apakah anda masih akan dapat berdiri seperti itu saat ini?. Apabila salah satu sel telur dari ibu anda tidak dibuahi oleh  salah satu seperma dari berjuta sel sperma ayah anda yang telah membuat anda dilahirkan saat itu, apakah anda akan dapat berdiri di situ saat ini?.

Tentu pertanyaan-pertanyaan di atas itu apabila dijawab secara logis akan cukup membuktikan dan sekaligus dapat menjawab suatu pokok pertanyaan bahwa, adanya anda hidup saat ini bukanlah suatu kecelakaan yang terjadi secara tiba-tiba. Akan tetapi anda telah melalui suatu proses yang demikian panjang dan dalam pengembaraan yang jauh sejak dari ujung alam semesta yang telah dimulai sejak kira-kira 14,7 milyar tahun lalu. Dan bahkan dengan suatu proses yang rumit sampai pada anda hidup saat ini. Dimana akan memberikan suatu kesimpulan bahwa arti hidup anda terhadap alam semesta ini adalah sama pentingnya dengan manusia-manusia yang lain. Karena merekapun sampai pada kehidupan mereka baik yang sudah mendahului anda atau yang sedang hidup di manapun saat ini ataupun mereka yang akan datang telah memiliki suatu awal proses yang sama, yaitu diawali sejak dari adanya "Big Bang" saat itu. Tidak perduli siapapun mereka, apakah orang cacad, apakah orang normal, apakah orang berambut lurus atau apakah orang yang berambut keriting. Semuanya memiliki arti yang sama jika dilihat melalui teropong atau kacamata seluruh alam semesta ini.

Jika demikian, lalu apa yang menyebabkan arti hidup dari semua manusia itu sama?. Untuk menjawab pertanyaan ini bukanlah suatu perihal yang mudah kalau bukan dikatakan tidak mungkin untuk dijawab. Mengapa? Karena untuk menjawab pertanyaan sederhana inipun juga bukan sesuatu hal yang mudah juga.

Ketika anda dilahirkan anda tidak memiliki bandrol harga. Sehingga nilai anda yang sebenarnya tidak ada yang mengetahuinya. Lain halnya apabila ketika anda lahir anda sudah memiliki bandrol harga, maka anda akan memilki harga dimana harga yang tercantum pada diri anda ketika lahir itu mengartikan adalah arti hidup anda. Dengan kata lain, hidup anda akan bisa dimiliki oleh siapa saja apabila ada orang lain yang mampu membayar sesuai bandrol yang ada terpasang pada diri anda itu. Namun, karena anda sejak lahir ataupun sampai saat ini anda tumbuh menjadi orang dewasa tidak memiliki bandrol harga, maka nilai anda atau arti hidup anda tidak ada yang mengetahuinya.

Coba kita setujui satu hal saja tentang apa yang telah dijelaskan di atas, bahwa siapapun orangnya akan memiliki hak hidup dan hak mencari kehidupan yang sama di dunia ini. Dengan demikian coba pula anda mengunjungi suatu Rumah Bersalin. Katakanlah ada banyak bayi-bayi yang baru dilahirkan. Mereka terdiri dari berbagai macam perbedaan termasuk juga jenis kelamin mereka. Seandainya bayi-bayi itu dijejer sedemikian rupa dari berbagai perbedaan mereka. Lalu tanyakan kepada diri anda sendiri, apakah yang menyebabkan bayi-bayi itu bernilai bagi kehidupan mereka?.

Apabila bayi-bayi itu diibaratkan suatu permata yang masih belum disentuh siapapun, sebenarnya permata-permata itu dapat menjadi berharga mahal apabila dikerjakan dengan benar dan oleh orang yang ahli di bidangnya. Bahkan permata yang masih belum diolah itu dapat berharga murah atau tidak berharga samasekali apabila dikerjakan oleh orang yang salah karena menjadi rusak dibuatnya. Jadi, sebenarnya apa yang tersimpan oleh permata-permata itu adalah sama juga dengan apa yang tersimpan oleh bayi-bayi yang baru lahir di Rumah Bersalin itu. Suatu nilai yang tersimpan itu disebut "potensi diri".

Akan tetapi apabila bayi-bayi itu dinilai sebagaimana mestinya, yaitu sebagai manusia seutuhnya, lalu tanyakanlah hal-hal yang sederhana sampai dengan hal yang tinggi-tinggi. Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi seorang professor? Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi seorang direktur suatu perusahaan? Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi pengusaha yang sukses? Dapatkah bayi-bayi itu kelak akan menjadi pemuka agama? Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi seorang mentri? Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi seorang Pemimpin Negara? Dan lain sebagainya.

Atau sebaliknya, dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi orang yang tidak ingin melanjutkan pendidikannya? Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi seorang pengangguran atau pemalas? Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi orang yang tidak memiliki harta? dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi orang jahat?. Dan lain sebagainya.

Tentu jawabannya adalah "dapat". Itu tergantung bagaimana dia digali potensi dirinya. Apakah potensi itu digali oleh orang-orang dekatnya dan/atau oleh dirinya sendiri. Yang jelas semua dari mereka sama-sama memiliki suatu kemungkinan untuk menjadi apa saja. Karena mereka semua sama-sama memiliki suatu hal yang disebut "potensi diri".

Mungkin hal ini banyak yang lupa atau tidak memahaminya, bahwa pada diri setiap manusia itu memiliki banyak potensi. Dimana potensi-potensi itulah sebagai nilai anda yang tersimpan. Dan potensi-potensi itu apabila digali dengan baik akan menjadikan suatu nilai yang tinggi pada diri anda. Inilah sebenarnya arti hidup seseorang.

Setiap manusia yang hidup tentu memiliki potensi-potensi dimana untuk memunculkan potensi-potensi itu menjadi suatu nilai hidup memerlukan suatu penggalian secara terus-menerus. Tidak perduli siapa orangnya apabila potensinya digali dengan baik akan menjadikan dia seorang manusia yang bernilai tinggi. Artinya ketika seseorang memiliki nilai yang tinggi, maka dirinya telah melakukan sesuatu di dalam hidupnya dalam arti hidup yang tinggi pula.

Ketika melihat orang yang dalam hidupnya hanya dapat berjalan dengan bantuan kursi roda apabila potensinya digali dengan baik, dia akan dapat lebih bernilai (baca berarti) dibandingkan dengan mereka yang dapat berjalan dengan normal akan tetapi potensinya tidak pernah digali atau digalipun pada jalan yang salah. Ini berarti orang yang telah menggali potensinya dengan baik berarti orang itu telah menjalani hidupnya dalam mencapai nilai hidup yang lebih baik pula. Demikian pula sebaliknya, orang yang tidak menggali potensinya dengan baik berarti dia telah menyia-nyiakan hidup yang bernilai ini menjadi tidak bernilai. Karena dia tidak memaknai arti hidupnya.

Jadi, nilai hidup sebenarnya adalah tergantung dari bagaimana seseorang menggali potensi dirinya sendiri. Semakin baik seseorang didalam menggali potensi dirinya, maka semakin baik pula dalam mengarahkan dirinya untuk mendapatkan nilai hidup yang lebih tinggi. Dengan demikian, maka arti hidup dari orang tersebut akan semakin baik pula. Ini tidak perduli bagaimana dan siapa mereka. Artinya, nilai hidup sebenarnya tergantung dari bagaimana maksimalnya seseorang menggali potensi dirinya dimana potensi diri yang digali adalah arti hidup itu sendiri. 

TUJUAN HIDUP

Coba perhatikan ayat berikut ini:

"Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku" (QS: Azzuriat-56).

Ayat di atas merupakan suatu tuntutan dari Sang Pencipta jin dan manusia bahwa mereka diciptakan dengan tujuan tertentu, yaitu beribadah. Yang menarik adalah bagaimana memaknai kata "ibadah" ini. Kata ini dapat bermakna dengan cakupan yang luas, bahkan ada yang terpaku pada suatu perbuatan sesuai dengan yang diperintahkan oleh Tuhan. 

Ibadah secara istilah adalah melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Secara umum dapat diartikan agar jin dan manusia selalu berbuat baik, apakah itu untuk dirinya sendiri, apakah itu untuk orang lain, apakah itu untuk lingkungannya, serta apakah itu untuk seluruh alam semesta ini. Karena perintah Tuhan itu pasti untuk kebaikan.

Sayangnya, ketika manusia dilahirkan tidak pula mereka dilengkapi bersama mereka suatu buku pedoman atau buku petunjuk tentang ke mana sebenarnya tujuan hidup mereka. Akibatnya, didalam mencari tujuan hidup, mereka harus belajar dari orang-orang dekat mereka, dari pengamatan lingkungan di sekitar mereka, serta mereka harus belajar kepada siapa saja yang mereka anggap ahli dalam bidang kebaikan baik ahli agama dan/atau ahli dalam ilmu sosial masyarakat. Bahkan akibat dari tidak adanya buku petunjuk pada setiap bayi yang dilahirkan adalah, beberapa dari mereka belajar dari orang-orang dan/atau yang mendapatkan lingkungan yang salah, bergaul dengan orang-orang yang salah, diajari oleh orang-orang yang salah, sehingga mereka tumbuh dengan mengarungi suatu jalan ke arah tujuan hidup yang salah pula.

Tidak sedikit orang yang tidak mengetahui tentang apa tujuan hidup ini sebenarnya. Seperti yang telah disebutkan di awal tulisan ini. Banyak orang menganggap bahwa tujuan-tujuan hidup itu sebenarnya banyak, dan itu tergantung dari permasalahan yang sedang dimiliki oleh orangnya, tergantung dari masyarakatnya dan lain sebagainya. Sehingga setiap orang belum tentu memiliki tujuan hidup yang sama. Sehingga setiap golongan belum tentu memiliki tujuan hidup yang sama pula. Inilah yang akan diulas, apakah tujuan hidup itu memang begitu.

Bagi mereka yang tidak mengetahui tentang arti hidup ini bagaimana mungkin dapat mencapai tujuan hidup mereka. Jikapun ada diantara mereka yang dapat mencapai tujuan hidupnya, maka dipastikan itu dilakukan atas dasar kebetulan saja. Karena untuk memenuhi tujuan hidup itu dituntut mengetahui tentang apa arti hidup ini. Setelah mengetahui tentang arti hidup yaitu memaksimalkan dalam menggali potensi dirinya, lalu dalam mencari tujuan hidup adalah bagaimana potensi itu digunakan untuk tujuan "ibadah". 

Dari hasil penggalian potensi yang sudah maksimal itu seseorang harus berusaha untuk melakukan kebaikan dalam arti, apakah itu kebaikan untuk dirinya sendiri, apakah itu kebaikan untuk lingkungannya ataupun kebaikan untuk manusia yang lain. Sehingga hasil dari penggalian potensi yang maksimal itu digunakan sedemikian rupa guna memperbaiki kehidupan itu sendiri. 

Walaupun seseorang sudah mencapai pada jabatan tertinggi, akan tetapi jabatan itu tidak digunakan dalam memperbaiki kehidupan, maka orang seperti itu tidak melangkah sesuai dengan arah tujuan hidup sebenarnya. Apabila seseorang sudah menggali potensi hidupnya sampai mencapai tingkatan yang tinggi akan tetapi pencapaian itu tidak dipakai untuk memperbaiki kehidupan ini, maka orang itu tidak berjalan di jalan menuju ke tujuan hidup sebenarnya. 

Ini artinya, tujuan hidup sama dan akan tetap ada pada setiap individu sepanjang hidupnya. Karena sepanjang hidupnya dia harus berusaha menggali potensinya secara terus menerus ke arah yang lebih maksimal lagi. Lalu potensi-potensi yang didapat itu secara terus menerus dipakai guna memperbaiki kehidupan itu sendiri. Inilah keterkaitan antara nilai hidup dan tujuan hidup bagi manusia, bagai dua sisi mata uang. 

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri" (bagian QS: Al-isra'-7)

END.

Medeo 11/02/2017

Oleh: Mr. Q

No comments: