Saturday, October 03, 2015

TAHUN 2012, DAPAT KERJA BARU

 "Kalau memang sudah rejeki seseorang, ia tidak akan kemana-mana, demikian pula dengan jodoh". Motto lama tentang kepasrahan.

 Kerjaan Mencari Aku?

Tak dapat aku sembunyikan rasa gembiraku ketika aku mendapatkan tawaran kerja dari bekas atasanku yang kedua. Dia menawari aku untuk bekerja di perusahaan Biro Klassifikasi yang baru dibentuk. Aku tersenyum sendirian setelah telepon dari seseorang yang aku anggap kawan lama juga bekas bosku dulu di Navy berhenti mengakhiri percakapan penawaran kerja yang ia tawarkan kepadaku. Perasaan itu seolah menyembur perlahan dikarenakan selain sebagai perusahaan baru yang masih dalam tahap awal pendirian, juga merupakan perusahaan yang pernah aku impikan terbentuk ketika aku untuk pertamakali masuk bekerja di Emirates ini dulu. 

Waktu itu tahun 1994-an, aku menanyakan kepada bos pertamaku, orang lokal yang memiliki latarbelakang sarjana teknik perkapalan (menurutnya bahwa ia merupakan orang lokal pertama di bidang ini di Negara ini) lulusan dari Maryland University di Amerika Serikat. Waktu itu aku menanyakan dan mengusulkan mengapa Emirates kok tidak memiliki Biro Klassifikasi sendiri?, dan bagaimana seandainya Emirates mencoba membentuk untuk memiliki Biro Klassifikasi sendiri?,. begitu aku memulainya. Lalu kataku, caranya sama dengan apa yang pernah dilakukan oleh Indonesia, yaitu membentuk kerjasama dengan perusahaan Biro Klassifikasi lain yang sudah mapan seperti Gernanitcher Lloyd. Usulku itu dimentahkan mengingat kondisinya memang masih jauh dari memungkinkan baik sarana dan prasarana serta kesiapan sumberdaya manusianya. 

Kini delapanbelas tahun setelah itu, suatu perusahaan yang pernah aku impikan ada di Emirates betul-betul terwujud, namanya Emirates Classification atau TASNEEF. Dan aku mendapatkan tawaran, diberi kesempatan untuk bergabung. Aku pikir, ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagusnya. Aku tidak pernah bekerja di Biro Klassifikasi, lalu di beri tawaran untuk bergabung membangun perusahaan Biro klassifikasi?, Sungguh kesempatan yang seperti datang dari langit. Tetapi aku tidak terlalu terbuai dengan itu walaupun aku memang benar-benar merasa sangat beruntung, karena semua yang didapati saat ini oleh siapapun merupakan akibat dari apa yang telah dikerjakan di masa yang lalu. 

Aku matangkan tawaran itu. Aku berkomunikasi lewat email dengan yang menawari aku kerja bekas bos-ku yang kedua. Aku diminta mengirimkan daftar riwayat hidup (CV) ku dan surat lamaran kerjaku langsung ke kantornya di kantor Plan Maintenance Office (PMO) dalam Abu Dhabi Shipbuilding (ADSB). Lalu aku membuat janji untuk bertemu sambil menyerahkan surat-surat yang dimintanya. 

Ketika aku bertemu di tempat yang disepakati, aku tanyakan sekalian tentang gaji yang akan ditawarkan kepadaku. Aku ditanya tentang pendapatanku dari tempat kerjaku sekarang, ADSB. Setelah aku buat perincian dari gaji, bonus, tunjangan kesehatan, transportasi dan biaya sewa rumah, lalu aku utarakan secara jujur kalau aku pindah paling tidak aku harus mendapatkan nilai lebih dari jumlah uang yang aku dapat dari ADSB saat ini, berapapun lebihnya. Karena aku memiliki keluarga, jika tidak, bagaimana aku akan mengatakan alasan kepindahanku dari ADSB, apalagi aku tidak memiliki masalah dengan ADSB kecuali sudah mulai merasa khawatir walaupun masih percaya diri terhadap pergantian managemen di ADSB.  Ia benarkan tentang alasan apa yang aku utarakan. Lalu ia berjanji untuk menanyakan kepada atasannya, tetapi opsinya ada tiga tingkatan gaji yang akan ditawarkan untuk diriku, semuanya lebih besar daripada total yang aku dapat dari ADSB saat ini, dan aku akan dicoba untuk digaji yang ditengah, bukan tingkatan yang paling bawah atau yang paling atas, demikian janjinya.

Gaji Berapa?

Beberapa hari kemudian aku diminta bekas bos-ku untuk menemuinya lagi melanjutkan pembicaraan tawaran gajiku yang lalu. Aku merasa kecewa mendengar tawarannya yang ternyata aku nilai sedikit lebih kecil dari yang aku dapat dari ADSB. Setelah aku berdiskusi panjang dengannya lalu aku putuskan untuk menentukan gaji paling sedikitk yang harus aku terima. Ia setuju dan akan dicoba lagi untuk diusulkan kepada atasannya. 

Setelah beberapa hari datanglah tawaran tertulis dengan gaji lebih besar dari yang pernah aku minta waktu itu. Syukurlah, demikian gumamku, lalu aku khabarkan ini kepada istriku. Kemudian aku ditanya kapan bisa bergabung dengan TASNEEF, perusahaan Biro Klassifikasi dengan nama lain Emirates Classification. lalu aku mengatakan sebulan lagi dari waktu aku mengajukan keluar dari ADSB.

Aku mulai menulis email berisi perpisahan dengan keluarga ADSB. Aku mulai mengajukan surat pengunduran diri mulai tanggal 3 Oktober 2013 karena kontrakku dengan ADSB dimulai pada tanngal 2 September 2007. Sehingga aku bekerja lima tahun lebih satu bulan dengan ADSB.

Ketika surat mengunduran diriku disetujui, aku melakukan pendekatan dengan salah seorang wanita bagian kepegawaian ADSB meminta agar urusan pembatalan visa kerjaku dipercepat. Ia merupakan bekas anggota bagian kepegawaian ketika aku di GLNS dulu, Gulf Logistic and Naval Support, anak perusahaan ADSB berpartner dengan BAE Britania Raya.

Peraturan pembatalan visa kerja sekarang sudah berubah. Ketika aku ingin membatalkan visa kerjaku pihak Imigrasi meminta aku untuk membatalkan semua visa anggota keluargaku yang masih tergantung dari aku sebagai sponsor. Padahal dulu ketika aku keluar dari UAE Navy tidak perlu membatalkan visa keluargaku sebelum aku membatalkan visaku sendiri, hanya aku harus menyediakan paspor seseorang sebagai jaminan ketika aku membatalkan visa kerjaku, ketika itu aku memakai paspor istriku sebagai jaminan. 

Sehari setelah tanggal keluar dari ADSB tiba aku langsung masuk kerja di kator tempat kerja baruku bernama TASNEEF. Ketika aku mulai masuk, anggota pegawai yang ada hanya enam orang, yaitu empat orang lokal termasuk bekas bosku, dan dua orang expatriate. Tiga wajah lokal aku kenal ketika aku bekerja di UAE Navy dulu, sedangkan yang lainnya aku tidak pernah mengenal mereka. Beberapa hari setelah itu ada pegawai wanita tambahan sebagai pelayan, orang berkebangsaan Philipina, tidak lama lagi lalu staff keuangan lokal, dan kemudian tukang pengantar surat lokal. Kemudian seorang konsultan berkebangsaan Amerika. Dan yang terakhir calon Plan Approval Engineer orang lokal, dan lalu dua orang ahli komputer berkebangsaan Arab. Kini total pegawai di kantorku adalah empatbelas orang, selama lima bulan saja kantor baruku ketambahan tujuh orang. 

Aku dinomonasikan sebagai Research  & Devlopment Engineer, jabatan yang masih kabur bagi diriku. Aku mencoba untuk mencari ide yang rasional dan realistis untuk aku tuangkan dalam pekerjaanku. Aku merasa sulit untuk mendapatkannya. Ini mungkin karena aku sudah lama bekerja sebagai engineer perbaikan kapal yang tugasnya selalu menunggu perintah dari atasan. Aku sudah lebih dari 18 tahun tidak pernah bekerja mengikuti proyek pembangunan suatu kapal baru. Aku nampaknya tertinggal sedemikian jauh tentang dunia perkapalan dikarenakan sebab-sebab itu. 

Yang pernah aku lakukan selama 18 tahun terakhir ini adalah memimpin suatu perbaikan lambung dand peralatan kapal, permesinan dan bagian lain dari kapal. Aku tidak tau banyak tentang perkembangan peraturan keselamatan, keamanan, organisasi, kekuatan, polusi dan lainnya tentang dunia perkapalan kecuali pengetahuan lama ketika aku bekerja di PT Pal dua puluh tahun yang lalu. 

Lain halnya dengan kawan di kantor baruku, mereka pada umumnya mengetahui banyak tentang perkembangan yang terjadi di bidang perkapalan. Di dalam rapat aku hampir tidak bisa mengucapkan kata apapu kecuali mendengarkan rekan-rekanku saling melempar ide dan adu argumentasi. Maklum sebagai perusahaan baru memang yang diperlukan adalah ide-ide sebagai pondasi perusahaan untuk mengarungi masa ke depannya. Tetapi bagiku yang terpenting aku mengetahui kelemahanku dan aku bisa memperbaikinya jika memungkinkan. Maka aku masih tetap percaya diri karena aku pasti memiliki kelebihan dibidang teknikal perawatan dan perbaikan yang berhubungan dengan kapal. 

Percaya diri bagi setiap orang pasti memiliki kelebihan ataupun kekurangan (bukan masalah fisik) didalam pengetahuan dan kemampuan. Itu semua tergantung dari proses hidup seseorang. Aku tetap yakin tentang alasan mengapa aku diundang untuk bergabung dengan perusahaan ini oleh bekas bosku dulu  bukan tanpa alasan. Apalagi gaji permintaanku dikabulkannya. Aku berusaha bekerja sebaik dan sejujur mungkin, pada awalnya semua rekan kerja yang memegang jabatan di kantor baruku adalah bekas kawanku di Navy kecuali satu, dialah orang berkebangsaan Turki. 

Hari-hari Mencari Jatidiri

Setiap hari aku selalu menghadapi hal-hal baru di kantor. Aku hanya menunggu perintah kerja dari atasanku saja. Aku tau bahwa saat ini menunggu perintah adalah bukanlah waktunya, ini bukan perusahaan militer yang harus menunggu perintah atasan, ini adalah perusahaan baru yang butuh berkembang. 

Tugas-tugas baru sungguh menantangku. Aku tidak boleh pasrah karena keadaanku. Aku harus berusaha agar aku terpakai di kantor baruku. Walaupun terkadang aku merasa seperti sebagai orang asing di depan kawan-kawan kantorku terutama di dalam rapat. Sampai terkadang aku berperinsip sebelum masuk ruang rapat yang penting aku harus mengucapkan sesuatu nanti walaupun itu salah, walaupun itu akan menunjukkan ketidak pahamanku pada masalah yang sedang dibahas, aku tidak perduli.  Dan prinsip itu aku laksanakan. 

Terkadang setiap keluar dari ruang rapat setelah rapat selesai cepat-cepat aku menbuka komputer dan mencari di internet  tentang apa-apa yang tidak aku mengerti arti yang dibahas tadi. Apakah yang telah aku ucapkan tadi sudah benar atau tidak. Aku tidak perduli tentang apa yang aku lakukan ini semuanya untuk memperbaiki diriku terhadap pekerjaanku. Hampir setiap saat aku sibuk mencari dan membaca peraturan-peraturan yang ada di dunia perkapalan. Beberapa kali kantorku juga mengirim aku ke workshop-workshop baik di Abu Dhabi ataupun di Dubai. 

Aku merasa diriku lambat-laun namun terasa pasti adanya peningkatan dan aku rasakan di setiap pekerjaan, korespondensi di email dan laporan-laporanku terhadap atasanku tentang pekerjaan yang ada atau ditugaskan kepadaku aku selesaikan tepat waktu dan jelas. Aku juga merasa diuntungkan oleh keadaan bahwa atasanku langsung saat ini adalah bekas atasanku dulu ketika aku bekerja di Angkatan Laut. Jadi, yang lain seandainya sudah membaca tentang keadaanku saat ini tidak memahami betul tentang belum dapatnya aku menyesuaikan diri dengan pekerjaan baruku tidaklah menjadi masalah.

Dapat Tugas Pertama

Tugas baruku adalah menyusun standard kerja untuk membangun kapal-kapal kecil dengan panjang sampai 15 meter. Tugas ini aku sendiri yang menentukan target waktu penyelesaiannya. Aku buat sedemikian rupa sehingga tidak cepat dan tidak lambat, walaupun aku sebenarnya dapat melakukannya lebih cepat lagi.

Lagi-lagi, aku diuntungkan dengan tugas yang dibebankan kepada diriku ini. Aku mencari peraturan/standard pembangunan kapal-kapal kecil dari salah satu perusahaan-perusahaan perkapalan dari Britania Raya. Atasanku mengatakan bahwa untuk menghadapi IDEX 2013 mendatang perusahaan kita harus menampilkan sesuatu. Salah satunya adalah Peraturan Pembangunan Kapal Kecil yang sedang aku kerjakan ini. 

Aku melihat bahwa pameran IDEX 2013 masih sekitar tiga bulan lagi, jikalau aku dapat menyelesaikan tugasku dalam satu bulan saja seperti yang telah aku canangkan, maka pameran itu masih dua bulan berikutnya. Aku mulai memfokuskan hampir seluruh perhatianku di kantor pada tugasku ini, mengingat ini adalah tugas pertamaku untuk bekerja sendirian, juga dengan melakukan tugas ini aku sambil mempelajari peraturan-peraturang tentang kapal-kapal kecil yang ada dan secara langsung akan aku terapkan pada tugas pekerjaanku. 

Hari demi hari aku lalui sesuai dengan irama kerjaku. Aku selesaikan bab demi bab buku standard yang aku susun. Peraturan demi peraturan aku baca dan aku pelajari. Sedikit demi sedikit pengetahuanku terhadap peraturan dunia perkapalan semakin bertambah, baik segi keselamatan, keamanan berlayar, kebersihan, polusi laut dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pengetahuan kelautan. Begitu yang aku lakukan di hari hari kerjaku walaupun terkadang di luar jam kantorku ketika aku berada di rumah.

Tidak terasa aku sudah menghabiskan hampir satu bulan untuk membuat standard ini. Atasanku seselali menanyakan tentang kemajuan yang aku capai dengan penyusunan buku standard pembangunan kapal-kapal kecil ini.  tidak terasa pula buku yang aku susun sudah sampai pada bab duabelas, adalah bab terakhir dari buku yang sedang aku susun. Atasanku memanggilku untuk menanyakan kemajuan pekerjaanku. Ia mempunyai rencana ingin agar buku yang aku buat secepatnya selesai karena ia ingin di IDEX nanti buku standard yang sedang aku buat dapat selesai dan dipamerkan di sana. Aku mengatakan bahwa buku yang sedang aku kerjakan sudah siap untuk di cetak, yang tertinggal adalah sedikit sentuhan halus di sana-sini, tetapi pada prinsipnya adalah siap.

Atasanku mulai mencari tukang cetak buku. Ia mendapatkan perusahaan percetaan yang beroperasi di Abu Dhabi. Ketka pertemuan dengan perusahaan percetakan disepakati bahwa perusahaanku ingin penawaran mencetak dua jenis buku, yang pertama buku hasil pekerjaanku dan yang ke dua adalah buku pedoman bagi Angkatan Laut. Buku standard pembangunan kapal-kapal kecil bertampilan biasa saja dengan kulit buku yang lunak, sedangkan untuk buku Pedoman bagi Angkatan Laut berkulit sebagus mungkin dengan tulisan berwarna emas, kulit luar keras dan warna dasar akan ditentukan kemudian, tetapi pihak pencetak juga diminta agar merancang warna sedemikian rupa agar pantas dengan warna tulian emas.

Penawaran untuk mencetak buku dari perusahaan percetakan yang telah diundang langsung dikirim kepadaku melalui email. Aku kirimkan penawaran itu kepada atasanku, kemudian ia menilainya bahwa penawaran yang diajukan harganya mahal. 

Sementara itu aku mempertegas bahwa buku standard pembuatan kapal kecil itu hampir seluruhnya aku sadur dari buku dengan maksud yang sama untuk perusahaan perikanan di Britania Raya. Lalu atasanku mulai memikirkan akan akibat yang akan ditimbulkan terhadap perusahaan apabila buku itu dicetak bagus lalu nantinya dibawa ke pameran bertaraf internasional.

Akibat keraguan tentang status buku yang aku buat serta pihak Angkatan Laut tidak memberi ijin mencetak buku pedomannya, maka penawaran yang telah diberikan tidak pernah dikembalikan kepada yang menawarkan, akhirnya sampai IDEX'13 dimulai tidak satupun buku yang dicetak.

Tugas Yang Kedua

Atas kemampuanku dapat membuat satu buku, maka aku dipercaya untuk mendapatkan tugas yang kedua, yaitu mengevaluasi peraturan laut untuk kapal-kapal yacht sampai ukuran panjang 24 meter. Pengevaluasian ini dipimpin oleh seorang menejer bagian Pengembangan untuk tujuan komersial. Dia dipercaya karena dia merupakan bekas karyawan Otoritas Transportasi Nasional UAE dan yang banyak mengerti tentang pembuatan peraturan untuk yacht itu karena dia termasuk salah satu angguta pembuat peraturan itu ketika dia bekerja di situ. 

Menejer itu sebetulnya sudah memiliki hasil evaluasinya, itu dikirimkan kepadaku melalui email agar aku memberinya komentar. Aku sendiri bukan ahli kapal yacht, akan tetapi aku yakin pada prinsipnya adalah sama saja dengan kapal-kapal lain pada umumnya, seperti kapal dagang atau kapal penumpang. Lagi-lagi, aku diuntungkan oleah keadaan, aku tidak terlalu memeras otak untuk memberikan evaluasi guna memberikan komentar-komentar pada tugas baruku ini, komentarnya sudah ada dari orang yang lebih mampu dan aku hanya menambahi komentar dari komentar yang sudah dibuat.

Bagaimanapun karena jenis kapal yacht merupakan pengetahuan baru bagi aku, maka aku harus mempelajari peraturan-peraturan kapal yacht yang ada. Apakah itu dari segi material, kekuatan, performance serta keselamatan di laut. Apakah peraturan peraturan nasional dar Britania Raya ataupun peraturaturan internasional. Pekerjaan ringan ini akhirnya dapat aku selesaikan tepat waktu dan aku kirimkan hasilnya ke manajer yang diserahi sebagai pimpinan pekerjaan ini. Setelahnya aku tidak diminta untuk meneruskan tugas ini.

Pilih Posisi

Sejalan dengan semakin lamanya waktu, serta pemasaran yang cukup bagus didalam memperkenalkan perusahaan kepada pihak-pihak luar, maka ada beberapa pelanggan yang meminta pelayanan servis dari perusahaan. Akan tetapi karena adanya tenaga kerja yang masih terbatas, maka untuk melayani permintaan servis pelanggan utamanya diperlukan dua bidang, yaitu bidang survey dan bidang plan approval. Dua bidang itu berada di bawah Departemen Teknik dimana aku bekerja. 

Aku sejak awal diarahkan sebagai tenaga tekhnik apakah sebagai surveyor ataupun sebagai plan approval engineer. Namun keduanya harus mengikuti paket pelatihan secara online yang dikeluarkan oleh mitra kerja perusahaan. Aku dipanggil oleh atasanku ke kantornya, ketika aku menghadap dia menanyaiku untuk memilih pada posisi mana aku berkehendak. Aku sampaikan terserah saja apa keputusan dan kebutuhan perusahaan saat ini, namun kalu aku diminta untuk memilih maka aku memilih sebagai Plan Approval Engineer. Aku katakan bahwa pilihanku itu berdasarkan usiaku saat ini yang sudah setegah abad, dimana untuk bekerja sebagai surveyor nantinya harus naik turun kapal yang membutuhkan tenaga dan stamina cukup tinggi, akan tetapi jikalau perusahaan memintaku untuk menjadi Surveyor, maka aku juga tidak keberatan. Atasanku menyetujui aku menjadi Plan Approval Engineer.

Lagi-lagi, sungguh aku diuntungkan oleh keadaan, posisi pekerjaan bisa aku tentukan sendiri. 

Melayani Pelanggan Pertama

Pelatihan secara online menyita banyak waktu, hari-hariku aku gunakan untuk semaksimal mungkin menyelesaikan paket pelatihanku sebagai Plan Aprroval Engineer Junior. Disamping itu pekerjaanku menyediakan kebutuhan tenaga teknik di Departemenku. Ada permintaan dari salah satu pelanggan di Abu Dhabi yang menginginkan kapalnya untuk diberi sertifikat. Kapal itu sedang dalam proses pembangunan. Kapal yang bahan dasarnya dibuat dari fiber glass dan akan diperuntukkan sebagai Rumah Makan Terapung. Kapal ini memiliki dua lambung yang biasa dikenal dengan istilah Catamaran. 

Mengingat aku dan rekanku di Departemenku belum ada yang memiliki kompetensi dalam memberikan sertifikasi kapal semacam itu (fiber glass), maka aku harus meminta bantuan tenaga dari mitra kerja perusahaan. Mitra kerja yang memiliki kantor cabang di Dubai. Setelah aku hubungi untuk mengajukan permintaanku, seorang yang sudah memiliki kompetensi kekhususan untuk kapal-kapal yang terbuat dari fiber glass akhirnya datang. Stelah kerangka kerja disusun dan disepakati, maka masing-masing aku dan dia memngerjakan pekerjaan masing-masing. 

Untuk menyertifikan sebuah kapal yang awalnya sebuah kapal tidak pernah memiliki sertifikat, maka harus dilakukan evaluasi terhadap kapal tersebut secara keseluruhan, mulai dari lambung, perlengkapan dan permesinannya. Pekerjaan evaluasi demikian disebut Survey Kondisi dimana tujuannya untuk mengetahui keadaan kapal apakah dia bisa diterima nantinya untuk disertifikasi. Keadaannya biasanya ada 3 tingkatan, yang pertama diterima tanpa ada persyaratan, yang kedua diterima dengan persyaratan (diperlukan perbaikan atau penggantian bagian-bagian tertentu), dan yang ketiga ditolak samasekali.

Dalam situasi Survey Kondisi, seluruh bagian kapal disurvey untuk dievaluasi sesuai dengan peraturan Klassifikasi. Itu juga termasuk kelengkapan gambar-bambar rancangan kapal serta dokumen kelengkapan lainnya seperti sertifikan bahan-bahan yang dipakai pada lambung, perpipaan, kabel-kabel, dan sertifikan perlengkapan dan permesinan yang dipakai. Sebuah kapal tidak diperkenankan memakai perlengkapan misalnya katup air laut yang tidak memiliki sertifikat khusus untuk pemakaian di lingkungan laut, demikian juga yang lainnya, semua yang dipakai di atas kapal harus memenuhi apa yang diminta oleh peraturan Klassifikasi dab sesuai dengan peraturan nasional dan internasional.

Namun sayang, kapal dari pelanggan pertama akhirnya tidak memenuhi persyaratan untuk dilakukan sertifikat klass, akhirnya kapal yang akan digunakan untuk tujuan Rumah Makan Terapung itu ditolak, dan pelanggan diminta hanya membayar jam kerja yang telah dihabiskan untuk mengevaluasi kapalnya. 

Setelah pelanggan pertama selesai dikerjakan, kemudian datang permintaan pelanggan kedua, suatu perusahaan pembuat kapal dari Abu Dhabi mengajukan permintaan untuk menyertifikasi bengkel yang akan dipakai sebagai tempat pembangunan kapal-kapal yang terbuat dari fiber glass. 

Perlu diketahui bahwa Bengkel atau Galangan Kapal harus disertifikasi oleh Biro Klassifikasi apabila akan dipakai sebagai tempat pembangunan kapal dimana kapal yang akan dibangun nantinya disertifikasi oleh Biro Klassifikasi bersangkutan. Hal ini penting mengingat sebuah kapal yang disertifikasi harus dikerjakan oleh suatu perusahaan dengan manajemen dan tenaga-tenaga yang memiliki kwalifikasi agar hasil kerjanya sesuai yang diharapkan oleh Peraturan Biro Klassifikasi.

Karena belum memiliki tenaga yang memiliki kompetensi untuk melakukan sertifikasi bengkel untuk membangun kapal fiber glass, maka perusahaan meminta bantuan mitra kerja dari Dubai. Orang yang sama yang membantu menangani pelanggan pertama waktu itu datang. dan setelah menyusun kerangka kerja lalu pekerjaan dimulai. 

Sementara di Departemenku ada tambahan seorang tenaga Plan Aprroval Engineer, sehingga pada pekerjaan ini dia dilibatkan. Aku sekarang berdua dengannya dari perusahaanku dan yang ketiga tenaga dari mitra kerja.

Awalnya yang dievaluasi adalah data profile perusahaan terytama yang ada di bengkel fiber glass yang akan disertifikasi, mulai dari manajemen systemnya, bagan organisasinya, pengawasan mutu, program pelatihan tenaga kerjanya, lingkungan kerjanya, keselamatan kerjanya baik dari segi pencegahan atau pemadaman kebakaran maupun sirkulasi dan pengendalian suhu udara di dalam bengkel atau sub-bengkel yang menyimpan bahan-bahan kimia tertentu yang mudah terbakar ataupun yang bisa menyebabkan terganggunya kesehatan pekerja. System pencatatan terhadap keluar masuk barang, konsumsi bahan-bahan yang dipakai, pengujian-pengujian bahan contoh dengan campuran yang sesuai dengan yang akan digunakan pada bagian kapal yang akan dibangun.

Setelah selesai mengevaluasi semua kelengkapan dokumen di atas lalu dilakukan survey di benkelnya untuk dilakukan verifikasi apakah apa yang ditulis di dalam dokumen sesuai dengan apa yang ada atau dipraktekkan di dalam bengkel. 

Untuk pelanggan yang kedua ini memiliki standard yang sesuai dengan peraturan bagi suatu tempat baik bengkel atau galangan yang akan diperuntukkan untuk membangun kapal-kapal yang lambungnya terbuat dari fiber glass, maka bengkel itu layak mendapatkan sertifikat dari perusahaan tempat aku bekerja, maka dialah perusahaan pertama yang mendapatkan sertifikat kelayakan untuk membangun kapal-kapal yang lambungnya terbuat dari fiber glass.

END.

No comments: