Sunday, January 27, 2013

Kotbah Jum'at 21


Khutbah Jumat, 06 Rabiul Awwal 1434 H / 18 Januari 2013 M
Memilih teman
Khutbah Pertama
الحمدُ للهِ ربِّ العالمينَ أَنْعَمَ علَى عبادِهِ بالمودةِ فِيمَا بينَهُمْ, وجعَلَ الأُلْفَةَ بينَ قلوبِهِمْ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لهُ الملكُ ولهُ الحمدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، أكرَمُ صاحِبٍ, وأفضلُ رفِيقٍ,فاللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ،
وعلى مَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلاَ، قَالَ تَعَالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ[([1]).
Kaum muslimin ; pertemanan merupakan hubungan kemanusiaan yang mulya, keterikatan social yang kuat yang dilakukan antara individu berdasarkan cinta, saling tolong menolong dan keserasian, keikhlasan, saling menasehati dan saling menghormati, kesetaraan pemikiran dan pendapat, ia adalah fitrah yang terdapat pada diri manusia yang selalu berusaha mencari keserasian dan hidup bersama dalam kedamaian, didalam Al Quran ia disebutkan bergandengan dengan kekerabatan, Allah Swt berfirman :
 لَيْسَ عَلَى الأَعْمَى حَرَجٌ وَلاَ عَلَى الأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلاَ عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَلاَ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَنْ تَأْكُلُوا مِنْ بُيُوتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ آبَائِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أُمَّهَاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ إِخْوَانِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَخَوَاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَعْمَامِكُمْ أَوْ بُيُوتِ عَمَّاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَخْوَالِكُمْ أَوْ بُيُوتِ خَالاتِكُمْ أَوْ مَا مَلَكْتُمْ مَفَاتِحَهُ أَوْ صَدِيقِكُمْ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَأْكُلُوا جَمِيعاً أَوْ أَشْتَاتاً
"Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama mereka) di rumah kamu sendiri atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan, di rumah saudara bapakmu yang laki-laki di rumah saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara ibumu yang laki-laki di rumah saudara ibumu yang perempuan, di rumah yang kamu miliki kuncinya atau di rumah kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian"(An Nur 61)
Perhatikan bagaimana Allah telah menempatkan teman bagaikan bapak, saudara, anak dalam kehangatan dan kepercayaan, disamping itu ada keluasan dalam rumah teman dan jamuan makannya, itu semua merupakan bukti bahwa pertemanan merupakan janji cinta dan kesetiaan, ia termasuk ikatan kemanusiaan yang terkuat dan terpercaya, Ibnu Abbas RA berkata : teman lebih kuat dibandingkan kerabat. (Tafsir Al Qurthubi 12/316)
Cobalah kalian perhatikan ; betapa banyak orang yang mendahulukan temannya dibandingkan kerabat mereka saat mereka tertimpa musibah, bahkan mereka kembali pada teman mereka dalam suka dan duka ?
Disebutkan oleh Qatadah bahwa teman yang shaleh akan mendatangkan manfaat (Tafsir Ibnu Katsir 3/341)
Hamba Allah ; pertemanan adalah interaksi aktif yang biasanya tampak pada akhlak temannya, hal ini terbukti saat susah, oleh karena itu Nabi Saw memperingatkan untuk berhati-hati dalam memilih teman, Rasulullah Saw bersabda :
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
"Seseorang tergantung pada agama temannya, maka seorang diantara kalian melihat teman bergaulnya " (Abu Daud 4833, Ahmad 8641)
Seorang teman bisa mengajak Anda pada kebaikan dan kebajikan, terkadang pula dapat menjerembabkan Anda pada kemungkaran dan keburukan, Rasulullah Saw bersabda :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَمَثَلُ جَلِيسِ السُّوءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
 "Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberikan hadiah minyak wangi kepadamu, atau engkau akan membeli minyak wangi darinya, atau setidak-tidaknya engkau akan mendapatkan bau semerbak wangi (dari minyak wangi yang ia jual). Adapun bersama tukang pandai besi, mungkin akan terbakar bajumu, atau kau akan akan mendapatkan bau hangus darinya”(Muttafaq 'alaih dan lafal dari Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya 2/321)
Diantara sifat teman yang baik dan bertakwa adalah seperti disebutkan dalam sabda Nabi Saw :
لاَ تَصْحَبْ إِلاَّ مُؤْمِناً
 "Janganlah kau berteman kecuali dengan orang mukmin" (Musnad Ahmad 11646)
Setiap pertemanan yang berdiri diatas pondasi yang rapuh, akan menjadi penyebab penyesalan pelakunya di dunia dan akhirat, Allah berfirman :
الأَخِلاَّءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ
"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa" (Az Zukhruf 43 : 67)
Karenanya hendaknya seseorang berhati-hati dalam memilih teman dan perlu ketelitian dalam melihatnya, karena ada sebagian yang memakai baju pertemanan tapi dibalik itu semua ada tujuan yang diinginkan darinya, betapa banyak teman yang justeru menimpakan kesedihan dan masalah pada temannya, ia terjebak dalam keburukan pemikiran kelicikan tujuan pertemanan, disebutkan dalam sebuah pribahasa, bahwa : teman itu mampu menarik, hal itu karena teman mempunyai pengaruh besar pada temannya.
Dalam pribahasa lain : katakan padaku dengan siapa kau berteman, maka akan aku katakan siapa kau sebenarnya. Dalam sebuah syair : "Jangan bertanya langsung pada seseorang, akan tetapi tanyalah pada temannya, karena teman dengan temannya saling mengikuti.
Para orang tua berhak menanyakan teman anak-anak mereka, bila mereka adalah teman yang mampu menunjukkan pada kebaikan dan kebenaran, maka anjurkanlah mereka agar tetap berteman dengan mereka, bila tidak berilah nasehat baik agar menjauh dari pertemanan dengan mereka, karena teman adalah cerminan temannya, sebagaimana nasehat Luqman Al Hakim pada anaknya :
مَنْ يَصْحَبْ صَاحِبَ السُّوءِ لاَ يَسْلَمْ، وَمَنْ يَصْحَبِ الصَّاحِبَ الصَّالِحَ يَغْنَمْ
 "Barang siapa bersahabat dengan sahabat yang buruk ia tidak akan selamat, dan barang siapa bersahabat dengan sahabat yang baik ia akan beruntung" (Kitab Az Zuhd karangan Ibnu Al Mubarak 1/373)
Pilihlah teman yang baik buat anak-anak kalian, teman yang mampu menasehati, karena arti teman sejati adalah yang mampu meluruskanmu, dan pilihlah teman yang mempunyai tujuan baik, seorang teman yang memberimu kasih sayang dan mengharapkan kebaikanmu dalam segala kondisi dan keadaan, Rasulullah Saw bersabda :
خَيْرُ الأَصْحَابِ عِنْدَ اللَّهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ
"Sebaik-baiknya teman di sisi Allah adalah yang terbaik bagi teman mereka" (At Tirmidzi 1944)
Ya Allah berilah kami taufiq untuk memilih teman yang baik untuk diri kami dan anak-anak kami dan  berilah kami taufiq untuk mentaati-Mu dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).
بارَكَ اللهُ لِي ولكُمْ فِي القرآنِ العظيمِ، ونفعَنِي وإياكُمْ بِمَا فيهِ مِنَ الآياتِ والذكْرِ الحكيمِ، أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dan ketahuilah bahwa hal yang paling penting bagi para orang tua dan para guru adalah mengarahkan anak-anak dan siswa-siswi mereka untuk memilih teman yang baik yang mencintai negara mereka, yang aktif di masyarakat mereka, karena kebanyakan anak dan pemuda yang terbawa arus dan terjerumus dalam beberapa masalah disebabkan oleh teman buruk mereka, karenanya wahai hamba Allah bergaullah dengan teman yang dapat hidup aman dengannya dan mampu membawanya pada jalan surga. Luqman Al Hakim menasehati anaknya : wahai anakku pilihlah tempat menurut pandangan kedua matamu, bila kau melihat suatu kaum yang berdzikir didalamnya maka duduklah bersama mereka, karena sesungguhnya bila kau memang telah mengetahui maka mereka akan mendapatkan manfaat dari ilmumu, dan bila kau belum mengetahui, maka mereka akan mengajarkanmu, atau semoga Allah melimpahkan rahmat pada mereka dan kau mendapatkan bagian dari curahan rahmat tersebut, dan bila kau melihat suatu kaum yang tidak berdzikir kepada Allah maka janganlah duduk bersama mereka, karena bila kau telah berilmu maka mereka tidak akan memanfaatkan ilmumu, dan bila mereka bodoh maka mereka dapat menambah keangkuhan padamu, dan bila Allah menurunkan adzab pada mereka, maka ditakutkan kau mendapatkan nasib yang sama dengan mereka. (Ad Darimi 385)
Kalian wahai pemuda, hendaknya bertakwa kepada Allah pada diri, keluarga, teman dan negara kalian, hendaknya kalian mempunyai tanggung jawab, kalian hendaknya menjadi patner para pemimpin kalian, menjadi pembela negara kalian, menjauh dari segala kemungkaran dan menghiasi kebaikan dalam tindakan dan etika kalian.
Direktorat Jenderal Kepolisian Dubai mengadakan kampanye bertema : "Tidak untuk teman yang buruk", hendaknya hal ini juga diaktifkan di dalam rumah kita dan keluarga kita agar setiap kita menjadi teman yang jujur yang mau menasehati sebagai bukti kesungguhan masyarakat kita.
عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ  تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وقَلْبًا خاشعاً، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، ورِزْقًا طَيِّبًا واسعاً، وَعَمَلاً صالحاً مُتَقَبَّلاً، وعافيةً فِي البدنِ، وبركةً فِي العمرِ والذريةِ، اللَّهُمَّ علِّمْنَا مَا ينفَعُنَا، وانفَعْنَا بِمَا علَّمْتَنَا، وزِدْنَا علماً، اللَّهُمَّ آتِ نفوسَنَا تقوَاهَا، وزَكِّهَا أَنْتَ خيرُ مَنْ زكَّاهَا، أنتَ وَلِيُّهَا ومولاَهَا، اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عاقبتَنَا فِي الأُمورِ كُلِّهَا، وأصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، اللَّهُمَّ اسقِنَا الغيثَ([4]) ولاَ تجعلْنَا مِنَ القانطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5]).


([1]التوبة : 119.
([2]الأحزاب : 56 .
([3]) مسلم : 384.
([4]) من السنة رفع اليدين في الدعاء لطلب الغيث.
([5]العنكبوت :45.


Khutbah Jumat, 13 Rabiul Awwal 1434 H / 25 Januari 2013 M
Memperingati Kelahiran Nabi Saw
Khutbah Pertama
الحمدُ للهِ ربِّ العالمينَ، أرسلَ نبيَّهُ بالْهُدَى ودِينِ الحقِّ المبينِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لهُ الملكُ ولهُ الحمدُ،وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، فاللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وعلى مَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلاَ، قَالَ تَعَالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ [([1]).
Kaum muslimin ; nabi Ibrahim AS telah berdoa kepada Allah agar diutus dari keluarganya seorang rasul yang mengajarkan kitab, hikmah dan hukum-hukum, Allah berfirman :
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al Baqarah 2 : 129)
Isa AS telah mendapatkan kabar gembira dengan diutusnya seorang rasul yang akan meneruskannya, Allah berfirman :
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرائيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقاً لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
 Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: "Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)" (As Shaf 61 : 6)
Karenanya kelahirannya adalah kelahiran sebuah risalah, ummat dan kebudayaan yang menghias wajah sejarah, sehingga keimanan keimanan dan kedamaian tersebar, cahaya itu telah menyinari bumi, lautan, manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda lainnya, kelahirannya –menurut pendapat yang kuat- jatuh pada hari senin, tanggal 12 rabiul Awwal, Tahun Gajah, inilah hari yang paling banyak diliputi kegembiraan sepanjang sejarah terbit dan terbenamnya matahari.
Pada hari ini pula, hati merasa sangat senang saat memperingati kelahiran manusia agung itu, yaitu nabi kita nabi Muhammad Saw, kelahiran anugerah bagi setiap kau mukminin, Allah berfirman :
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Ali Imran 3 : 164)
Hamba Allah ; pada peringatan tahunan ini, kita hendaknya mengingat kembali kesempunaan kemanusiaannya dan kesempurnaan akhlaknya yang telah dianugerahkan Allah kepada nabi-Nya, beliau adalah manusia seperti manusia lainnya, saling tolong menolong dalam urusan kehidupan, beliau hidup bersama keluarga, diantara tetangga dan semua kaumnya, ia berlaku baik terhadap kerabat, pembantu, menghormati tamu, berbakti pada teman dan sahabatnya, dan memperlakukan non muslimin dengan baik, dalam segala kondisinya beliau adalah seorang yang sangat dipenuhi sifat kasih dan kedermawanan, kesabaran dan kelembutan, ucapannya dapat dipercaya, amanah ditunaikan olehnya dan beliau juga menolong orang-orang yang lemah, bahkan gema akhlaknya menjadi saksi yang dilihat bahkan oleh salah satu musuhnya, Heraklius bertanya pada Abu Sofyan sebelum ia masuk Islam : apakah kalian menuduhnya (Muhammad) berdusta sebelum beliau mengucapkan sesuatu ? ia (abu sofyan) menjawab : tidak. Heraklius bertanya : apakah beliau berkhianat ? ia menjawab ; tidak, lalu beliau memerintahkan kalian apa ? ia menjawab : beliau berkata : sembahlah Allah semata dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya sedikitpun, dan tinggalkanlah ucapan para nenek moyang kalian, beliau memerintahkan kami shalat, zakat, kejujuran, kemurnian dan silaturrahim. Heraklius berkata : bila jawabanmu itu benar maka ia akan menguasai kekuasaanku, maka andaikata aku mengetahui bahwa aku ikhlas padanya maka aku tidak akan sabar untuk menjumpainya, maka andakaikata aku berada disisinya maka aku akan mencucikan kakinya” (Bukhari 7)
Kaum muslimin ; pada kesempatan kali ini kerinduan dan kecintaan kita pada baginda selalu terbarukan, perasaan keimanan dan keyakinan semakin meningkat, dengan keaguangan nabi Saw hati kaum mukmin berdetak cinta, lidah-lidah mereka dipenuhi dzikir, dan seluruh anggota badan mereka tergerak untuk mentauladaninya, bagaimana tidak ? karena mencintainya berarti kesempurnaan bagi manusia dan merupakan salah satu tanda keimanan, dari Anas bin Malik RA berkata : Nabi Saw bersabda :
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak sempurna iman seorang diantara kalian sehingga aku lebih dicintai melebihi bapaknya, anaknya dan manusia keseluruhan”(Bukhari 15)
Dan bagaimana kita tidak mencintainya sedangkan beliau adalah pemberi syafaat kita, beliau lebih kita cintai dibandingkan dengan diri kita sendiri,
فعَنِ السيدةِ عَائِشَةَ رضي الله عنها أَنَّهَا قَالَتْ: لَمَّا رَأَيْتُ مِنَ النَّبِيِّ r طِيبَ نَفْسٍ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ ادْعُ اللَّهَ لِي. فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَائِشَةَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنَبِهَا وَمَا تَأَخَّرَ، مَا أَسَرَّتْ وَمَا أَعْلَنَتْ». وقَالَ لَهَا  أَيَسُرُّكِ دُعَائِي؟» فَقَالَتْ: وَمَا لِي لاَ يَسُرُّنِي دُعَاؤُكَ فَقَالَ r وَاللَّهِ إِنَّهَا لَدُعَائِي لأُمَّتِي فِي كُلِّ صَلاَةٍ
dari Aisyah RA berkata : ketika aku menyaksikan kebaikan jiwa nabi Saw aku berkata : wahai rasulullah doakan pada Allah untukku. Beliau berdoa : ya Allah ampunilah doa yang telah lalu dan dosa yang akan datang Aisyah, yang diperbuat sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Dan beliau berkata : apakah doaku menyenangkanmu ? ia menjawab : bagaimana aku tidak senang dengan doa baginda, beliau bersabda : demi Allah, sesungguhnya doa itu adalah doa untuk ummatku setiap selesai shalat” (Shahih Ibnu Hibban 7111)
Kasih sayang beliau terhadap ummatnya terbukti dengan kasih sayangnya terhadap orang besar dan kecil, anak dan isteri, tetangga dan kerabat, orang lemah dan miskin, dan seluruh kehidupannya Saw adalah rahmat bagi manusia secara kesuluruhan bahkan bagi semua makhluk, Allah berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(Al Anbiya’ 21 : 107)
Oleh karena itu semua makhluk terpengaruh oleh cintanya, semua menjadi bahagia atas kelahirannya, hingga hewan menjadi tunduk padanya, merasa nyaman berada disisinya, beliau dicintai oleh tumbuhan dan pepohonan, pohon kurma menangis dan selalu merasa rindu padanya, dan banyak pohon yang ingin menaunginya dan mengucapkan salam padanya, disebutkan oleh Rasulullah Saw bahwa sebuah batu di Makkah mengucapkan salam padanya sebelum beliau diutus, beliau bersabda :
إِنِّي لأَعْرِفُ حَجَراً بِمَكَّةَ كَانَ يُسَلِّمُ عَلَىَّ قَبْلَ أَنْ أُبْعَثَ، إِنِّي لأَعْرِفُهُ الآنَ
“sesungguhnya aku mengetahui sebuah batu di Makah yang mengucapkan salam padaku sebelum aku diutus dan aku masih mengenalnya hingga sekarang” (Muslim 2277)
Bersungguh-sungguhlah wahai hamba Allah dalam mencintai rasulullah Saw dengan menghidupkan semua sunnahnya, mengikuti hidayahnya dan ungkapkan
Ketulusan cinta kalian padanya dengan selalu rindu padanya dan memperbanyak shalawat, dari Abu Hurairah RA : bahwa Rasulullah Saw bersabda :
مِنْ أَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ
“diantara ummatku yang sangat mencintaiku adalah manusia setelah aku meninggal salah seorang dari mereka mengharapkan dapat melihatku melebihi daripada melihat keluarganya dan hartanya” (Muslim 2832). Mari tanamkan pada jiwa anak-anak kalian cinta, pengagungan dan penghormatan pada Nabi Saw, serta berusaha untuk selalu mengikuti ucapan, perbuatan dan akhlaknya dan mentaatinya semua yang diperintah dan menjauh dari semua larangannya.
Ya Allah berilah kami taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).
بارَكَ اللهُ لِي ولكُمْ فِي القرآنِ العظيمِ، ونفعَنِي وإياكُمْ بِمَا فيهِ مِنَ الآياتِ والذكْرِ الحكيمِ، أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah wahai hamba Allah dan ketauhilah bahwa buah cinta yang teragung dikumpulkannya orang yang mencintai dengan orang yang dicintainya, Abdullah bin Mas’ud RA berkata : ada seseorang datang pada Rasulullah Saw dan berkata : wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu dengan seseorang yang mencintai satu kaum tapi ia tidak menjumpai mereka ? beliau mejawab : seseorang dikumpulkan bersama orang yang dicintainya” (Bukhari 6169). Maka barang siapa mencintai Rasulullah Saw maka ia akan dibangkitkan dan dikumpulkan bersama nabi Saw di surga, dari Anas RA bahwa seseorang bertanya pada Nabi Saw mengenai hari kiamat, ia berkata : kapan hari kiamat ? beliau menjawab : apa yang telah kau persiapkan menghadapinya ? ia menjawab : Tidak ada selain aku sungguh mencintai Allah dan Rasul-Nya. Beliau bersabda : kau bersama orang yang kau cintai. Anas berkata : tidak ada kebahagiaan melebihi kebahagiaan kami mendengar sabda Nabi Saw : kau bersama orang yang kau cintai. Anas berkata : aku mencintai nabi Saw, abu Bakar dan Umar, dan semoga aku bersama mereka dengan sebab cintaku pada mereka, walaupun aku belum mampu berbuat seperti perbuatan mereka (Bukhari 3688)
عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ  تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وقَلْبًا خاشعاً، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، ورِزْقًا طَيِّبًا واسعاً، وَعَمَلاً صالحاً مُتَقَبَّلاً، وعافيةً فِي البدنِ، وبركةً فِي العمرِ والذريةِ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ علِّمْنَا مَا ينفَعُنَا، وانفَعْنَا بِمَا علَّمْتَنَا، وزِدْنَا علماً، اللَّهُمَّ آتِ نفوسَنَا تقوَاهَا، وزَكِّهَا أَنْتَ خيرُ مَنْ زكَّاهَا، أنتَ وَلِيُّهَا ومولاَهَا، اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عاقبتَنَا فِي الأُمورِ كُلِّهَا، وأصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، اللَّهُمَّ اسقِنَا الغيثَ([4]) ولاَ تجعلْنَا مِنَ القانطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ. اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا. اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5]).


([1]الحشر :18.
([2]الأحزاب : 56 .
([3]) مسلم : 384.
([4]) من السنة رفع اليدين في الدعاء لطلب الغيث.
([5]العنكبوت :45.

No comments: