Khutbah Jumat, 08 Shafar 1434 H / 21 Desember 2012 M
Shalat Jumat
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، أحمدُهُ سبحانَهُ حمدًا طيبًا مُباركًا فيهِ كمَا يُحبُّ ربُّنَا ويرضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلاَ، قَالَ تَعَالَى:] وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ[([1]).
Kaum muslimin ; Rasulullah Saw bersabda :
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ
"Shalat lima waktu dan shalat Jumat satu ke shalat Jumat berikutnya merupakan penghapus dosa diantara keduanya" (Muslim 233).
Allah telah mewajibkan perkumpulan kaum muslimin dalam shalat pada hari yang agung ini, mereka diperintahkan untuk berusaha mendatangi masjid menunaikan shalat Jumat dan meninggalkan selainnya, Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسَعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Jumuah 62 : 9)
Allah menginstimewakan hari Jumat ini dengan waktu dimana dibukakan pintu langit dan doa-doa dikabulkan pada saat itu, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا خَيْراً إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
"Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat satu waktu, tidak ada seorang muslim pun yang meminta kebaikan didalamnya kepada Allah kecuali Dia akan memberikannya”(Muttafaq 'alaih)
Kaum mukminin : Hari Jumat mempunyai adab yang hendaknya dipenuhi oleh seorang muslim, diantaranya : bersiap-siap dengan mandi dan memakai wewangian, Rasulullah Saw bersabda :
مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَلَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ، وَمَسَّ مِنْ طِيبٍ- إِنْ كَانَ عِنْدَهُ- ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ، فَلَمْ يَتَخَطَّ أَعْنَاقَ النَّاسِ، ثُمَّ صَلَّى مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ، ثُمَّ أَنْصَتَ إِذَا خَرَجَ إِمَامُهُ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْ صَلاَتِهِ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ جُمُعَتِهِ الَّتِى قَبْلَهَا
"Barang siapa mandi pada hari Jumat, dan memakai pakaian terbaik, dan memakai wewangian –bila memilikinya- kemudian mendatangi shalat Jumat, dan tidak melangkahi pundak jamaah, kemudian menunaikan shalat yang telah diwajibkan Allah kepadanya, kemudian ia menyimak saat imamnya keluar hingga ia selesai dari shalatnya, maka menjadi penghapus dosa antaranya dan antara Jumat sebelumnya" (Abu Daud 343)
Dianjurkan bagi orang yang hendak berangkat shalat Jumat, untuk memilih dan memakai pakaian yang terbersih dan terbagus, dan janganlah memakai kecuali pakaian yang layak bila hendak berangkat ke masjid dan shalat, Aisyah isteri Nabi Saw berkata : manusia pada hari jumat berdatangan dari rumah mereka dan dari dataran tinggi dalam keadaan berdebu, mereka terkena debu dan peluh, peluh bercucuran dari tubuh mereka, kemudian ada seseorang yang mendatangi Rasulullah, saat beliau berada disisiku, maka Nabi Saw bersabda : Andaikata kalian bersuci untuk hari kalian ini” (Muttafaq ‘alaih. dalam satu riwayat : Tidaklah terhadap kalian bila mempunyai keluasan untuk membawa dua baju, satu untuk shalat jumatnya dan satu lagi baju untuk kerjanya” (Ibnu Majah 1096)
Juga diantara adab Jumat adalah berangkat segera ke masjid sebagai persiapan untuk menyimak nasehat khatib, dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah Saw bersabda :
مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فِى السَّاعَةِ الأُولَى فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً، وَمَنْ رَاحَ فِى السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِى السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشاً أَقْرَنَ، وَمَنْ رَاحَ فِى السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً، وَمَنْ رَاحَ فِى السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً، فَإِذَا خَرَجَ الإِمَامُ حَضَرَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at seperti mandi janabah lalu segera pergi ke masjid, maka seakan-akan berkurban dengan unta yang gemuk, dan barangsiapa yang pergi pada jam yang kedua, maka seakan-akan ia berkurban dengan sapi betina, dan barangsiapa pergi pada jam yang ketiga, maka seakan-akan ia berkurban dengan domba yang bertanduk, dan barangsiapa yang pergi pada jam yang keempat seakan-akan ia berkurban dengan seekor ayam, dan barangsiapa yang pergi pada jam kelima, maka seakan-akan ia berkurban dengan sebutir telur. Dan apabila imam telah keluar (untuk berkhutbah), maka para Malaikat turut hadir sambil mendengarkan dzikir”(Muttafaq 'alaih)
Hamba Allah ; dianjurkan pada hari yang penuh berkah ini untuk membaca Quran terutama surah Al Kahf, Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
"Barang siapa membaca surah Al Kahf pada hari Jumat, maka ia akan diterangi oleh cahaya antara dua Jumat" (Al Mustadrak 12/368)
Dan memperbanyak bershalawat kepada Nabi Saw, disebutkan dalam sabdanya :
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَىَّ». فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلاَتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرِمْتَ؟ أي بَلِيتَ. قَالَ:« إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَرَّمَ عَلَى الأَرْضِ أَجْسَادَ الأَنْبِيَاءِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمْ
"Sesungguhnya hari-hari kalian yang paling utama adalah hari Jumat, perbanyaklah bershalawat kepadaku didalamnya, karena shalawat kalian dihadapkan padaku" mereka bertanya : wahai Rasulullah bagaiama shalawat kami dihadapkan pada engkau sedangkan engkau telah wafat ? Beliau menjawab : sesungguhnya Allah mengharamkan bumi memakan jasad para Nabi AS" (Abu Daud 1531)
Dan diantara adab Jumat adalah tidak menyakiti orang lain dengan melangkahi pundak mereka, disebutkan ada seseorang yang melangkahi pundak orang lain pada hari Jumat saat Nabi Saw sedang berkhutbah, lalu Beliau berkata padanya :
اجْلِسْ فَقَدْ آذَيْتَ
"Duduklah sesungguhnya Anda telah menyakiti orang lain" (Abu Daud 1118)
Termasuk diantara adabnya adalah menyimak khutbah, dan ia akan menjadi penyebab pengampunan dosa, dari Salman Al Farisi RA Rasulullah Saw bersabda :
لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ، وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ، أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ، فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ، ثُمَّ يُصَلِّى مَا كُتِبَ لَهُ، ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الإِمَامُ، إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الأُخْرَى
"Tidaklah seorang hamba mandi pada hari Jum’at dan bersuci dengan sebaik-baiknya, mengenakan minyak rambut sebaik mungkin atau memakai wewangian dengan sebaik-baiknya kemudian dia keluar (pergi ke masjid) dan tidak memisahkan dua orang (dengan melangkahi mereka), kemudian melakukan shalat yang telah ditentukan, lantas menyimak khutbah kecuali diampunkan dosanya antara hari itu dan Jumat yang lain” (Bukhari 883)
Sebagai penghormatan terhadap khutbah, Nabi Saw mengingatkan untuk tidak menyibukkan diri dengan berbicara walaupun berbentuk nasehat, dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah Saw bersabda :
إذَا قُلتَ لِصاحِبِكَ يوم الجُمُعَةِ أَنصِتْ وَالإِمَامُ يَخطُبُ فقَدْ لَغَوْتَ
"Bila Anda berkata pada teman Anda pada hari Jumat, simaklah saat imam sedang berkhutbah maka Anda telah tertelantarkan" (Bukhari 892)
Seorang muslim hendaknya tidak disibukkan dari khutbah jumat dengan percakapan dengan orang yang duduk di sebelahnya atau dengan membolak-balik handphonenya, dan tidak boleh baginya menjawab walaupun pertanyaannya mengenai isi khutbah, dari Ubay bin Ka'ab : bahwa Rasulullah Saw membaca surah Tabarak pada hari Jumat saat beliau shalat, dan mengingatkan kami dengan hari-hari Allah, dan Abu Ad Darda' atau Abu Dzar mengedipkan matanya padaku, dan berkata : kapan surah ini diturunkan ? sesungguhnya aku tidak pernah mendengarnya kecuali sekarang. Lalu ia memberikan isyarat padanya untuk diam, ketika mereka selesai, ia berkata : aku bertanya padamu mengenai kapan surah ini diturunkan tapi kamu tidak memberitahuku. Ubay berkata : engkau tidak mendapatkan dari shalatmu pada hari ini kecuali yang telah engkau sia-siakan,
Kemudian ia pergi ke Rasulullah Saw lalu menceritakan kejadiannya padanya dan pendapat Ubay mengenai hal tersebut, Rasulullah Saw bersabda : “Ubay benar” (Ibnu Majah 1111). Ditambahkan dalam satu riwayat : Bila kau mendengar imammu berbicara maka dengarkanlah sehingga ia selesai” (Ahmad 22362)
Ya Allah berilah taufiq pada kami semua untuk mentaati-Mu dan mentaati orang yang Engkau perintahkan untuk ditaatainya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa hari Jumat merupakan hari yang dipenuhi oleh kebahagiaan, kesenangan dan ketentraman, dimana seorang muslim setelah menunaikan shalat Jumat berjumpa dengan keluarga, anak-anaknya, teman dan tetangganya dengan senyum indah dan memulai dengan ungkapan dan kata-kata baik, menjenguk orang yang sakit diantara mereka, melihat kondisi mereka, menceritakan ulasan khutbah Jumat pada mereka, dari Abdullah bin Mas'ud RA berkata :
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا شَيْئاً فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَ فَرُبَّ مُبَلَّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ
“Allah mencerahkan wajah seseorang yang mendengar sedikit dari kami kemudian disampaikan sebagaimana yang ia dengar, dan mungkin saja orang yang disampaikan lebih mengerti dari orang yang mendengarnya” (At Tirmidzi 2657). Sehingga khutbah dan nasehat yang terkandung didalamnya menjadi tersebar pada seluruh lapisan masyarakat.
عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ عليه الصلاة والسلام :« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وقَلْبًا خاشعاً، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، ورِزْقًا طَيِّبًا واسعاً، وَعَمَلاً صالحاً مُتَقَبَّلاً، وعافيةً فِي البدنِ، وبركةً فِي العمرِ والذريةِ، اللَّهُمَّ علِّمْنَا مَا ينفَعُنَا، وانفَعْنَا بِمَا علَّمْتَنَا، وزِدْنَا علماً، اللَّهُمَّ آتِ نفوسَنَا تقوَاهَا، وزَكِّهَا أَنْتَ خيرُ مَنْ زكَّاهَا، أنتَ وَلِيُّهَا ومولاَهَا، اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عاقبتَنَا فِي الأُمورِ كُلِّهَا، وأصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، اللَّهُمَّ اسقِنَا الغيثَ([4]) ولاَ تجعلْنَا مِنَ القانطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ. اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5]).
Khutbah Jumat, 15 Shafar 1434 H / 28 Desember 2012 M
Hak seorang muslim atas muslim lainnya
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، أحمدُهُ سبحانَهُ حمدًا يليقُ بجلالِ وجهِهِ وعظيمِ سلطانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلاَ، قَالَ تَعَالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً* يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً[([1]).
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar" (Al Ahzab 33 : 70-71)
Kaum muslimin ; Rasulullah Saw bersabda :
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ([2]) وفِي روايةٍ سِتٌّ ». قِيلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ:« إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
“Bahwasanya Rasulullah Saw bersabda : Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima (Muttafaq 'alaih) dalam riwayat lain ada enam, dikatakan kepada beliau: apakah hak-hak itu, wahai Rasulullah? Beliau bersabda: kalau kamu bertemu dengannya hendaklah mengucapkan salam kepadanya, kalau dia mengundangmu maka sambutlah (penuhilah), kalau dia minta nasehatmu, maka berilah nasehat, kalau dia bersin lalu memuji Allah Swt, maka doakanlah, kalau dia sakit, maka jenguklah dan kalau dia meninggal dunia, maka antarkanlah jenazahnya" (Muslim 2162)
Hak-hak tersebut dalam hadits diatas hendaknya jangan ditinggalkan oleh seorang muslim dalam kegiatannya sehari-hari, dan hak pertama adalah mengucapkan salam, ucapan salam dan menjawab salam merupakan dua media untuk menyebarkan kedamaian dalam masyarakat, mengucapkan salam merupakan janji keamanan dan kesalamatan dari menyakitkan muslim lainnya, wasiat Allah dan perintah untuk menjawab salam dengan yang lebih baik, tersebut dalam firman-Nya :
وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيباً
"Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu" (An Nisa’ 4 : 86)
Sebagaimana telah dijelaskan oleh Nabi Saw bahwa mengucapkan salam kepada semua orang termasuk perbuatan baik, karena dengannya terwujud arti kasih sayang dan keharmonisan hidup antara sesama, dari Abdullah bin Amr bin Al Ash RA :
أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِىَّ r أَىُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ :« تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ»
bahwa seseorang bertanya kepada Nabi Saw, apakah yang terbaik dalam Islam ? Beliau menjawab : memberi makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kau kenal dan orang yang tidak kau kenal" (Muttafaq 'alaih)
Dan hal yang dapat membantu memperat hubungan masyarakat adalah memenuhi undangan
dan saling berkunjung baik dalam senang dan susah, hal ini akan menambah dan memperdalam kasih sayang antara anggota masyarakat, oleh karenanya Nabi Saw bersabda :
وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ
"dan kalau dia mengundangmu maka sambutlah (penuhilah)".
Dan Rasulullah Saw tidak pernah menolak undangan seseorang, siapa pun yang mengundangnya, Rasulullah Saw bersabda :
لَوْ دُعِيتُ إِلَى ذِرَاعٍ أَوْ كُرَاعٍ لأَجَبْتُ، وَلَوْ أُهْدِىَ إِلَىَّ ذِرَاعٌ أَوْ كُرَاعٌ لَقَبِلْتُ
“Andaikata aku diundang untuk menyantap makanan (yang berupa) bagian hasta atau bagian di bawah tumit, niscaya aku penuhi undangan itu, dan andaikata akudihadiahi hasta atau bagian di bawah tumit” (Bukhari 2568)
Arahan Nabi untuk berinteraktif dalam setiap kegiatan sosial, sebagaimana ditegaskan olehnya terutama pada pesta pernikahan, karena kedatangan seseorang akan mewujudkan kasih sayang dan menyenangkan tuan rumah yang mengundang, Rasulullah Saw bersabda :
إِذَا دُعِىَ أَحَدُكُمْ إِلَى وَلِيمَةِ عُرْسٍ فَلْيُجِبْ
"Bila salah satu kalian diundang ke walimah maka penuhilah" (Muslim 1429)
Sebagaimana seluruh anggota masyarakat untuk tidak ragu-ragu untuk saling menasehati dan tidak malu dalam menerima nasehat, dan Rasulullah Saw menjadikannya termasuk dalam hak-hak yang selayaknya dipenuhi oleh sesama muslim, Rasulullah Saw bersabda :
وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ
"dan kalau dia minta nasehatmu, maka berilah nasehat"
Nasehat merupakan ungkapan keterikatan masyarakat melalui wasiat penunaian kebajikan, karena hendaknya majlis kaum muslimin dipenuhi dengan kebaikan dan nasehat, Rasulullah Saw bersabda :
الدِّينُ النَّصِيحَةُ
"Agama itu nasehat" (Muttafaq 'alaih)
Dan diantara hak-hak yang sangat diperhatikan oleh Rasulullah Saw adalah mendoakan orang yang bersin, hal ini termasuk salah satu media interaksi antara sesama yang berasaskan pada dzikir dan doa, dan barang siapa yang bersin dan memuji Allah, maka merupakan keharusan orang yang mendengar untuk mendoakan agar dilimpahkan rahmat padanya, lalu orang yang bersin juga menimpalinya dengan doa yang sama, ini adalah salah satu cara yang mampu mendatangkan kasih sayang antar sesama, ini adalah salah satu hak yang tertuang dalam sabda Nabi Saw :
وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتْهُ
"dan kalau dia bersin lalu memuji Allah Swt, maka doakanlah"
Hamba Allah ; menjenguk orang sakit termasuk kunjungan yang berpahala besar baik itu di rumahnya atau di rumah sakit, dan betapa mulyanya orang yang sakit, karena Allah Swt mengecam orang yang tidak berkunjung dan teledor dalam hal ini, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي. قَالَ: يَا رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلاَناً مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ، أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ
"Sesungguhnya Allah Swt berfirman pada hari kiamat : wahai Anak Adam, Aku sakit namun engkau tidak menjenguk-Ku. Anak adam berkata : Wahai Tuhan, bagaimana aku menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam ?
Allah berfirman : bukankah engkau mengetahui bahwa hamba-Ku si fulan sakit namun engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau menjenguknya, niscaya engkau akan mendapati-Ku bersamanya" (Muslim 1429)
Ya Allah jadikanlah kami termasuk dalam golongan orang yang menunaikan hak-hak dan berilah taufiq pada kami semua untuk mentaati-Mu dan mentaati orang yang Engkau perintahkan untuk ditaatainya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah wahai hamba Allah dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Islam selalu menganjurkan berlaku bajik terhadap sesama, tidak hanya di masa hidup mereka, bahkan setelah wafat mereka, sehingga ditetapkanlah beberapa hak orang-orang yang telah wafat, diantaranya : mengantarkan jenazah mereka, menshalatkan dan memakamkan mereka, mendokan mereka, memintakan ampun buat mereka, memintakan rahmat untuk mereka, menyambung tali silaturrahim mereka, bersedekah untuk mereka, semua itu agar terwujud tali kasih sayang antara anggota masyarakat, karenanya tersebut dalam sabdanya : “dan kalau dia meninggal dunia, maka antarkanlah jenazahnya”. Dan Rasulullah Saw telah menjanjikan pahala yang besar, tersebut dalam sabdanya :
مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ». قِيلَ: وَمَا الْقِيرَاطَانِ؟ قَالَ :« مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ
“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga ikut menyolatkannya maka baginya pahala satu qirath, dan barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga ikut menguburkannya maka baginya pahala dua qirath”. Ditanyakan kepada beliau, “Apa yang dimaksud dengan dua qirath?” Beliau menjawab, “Seperti dua gunung yang besar” (Muttafaq ‘alaih)
Sebagaimana si mayat juga mendapatkan bagian pahala yang besar, Rasulullah Saw bersabda :
مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلاً لاَ يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئاً إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللَّهُ فِيهِ
"Tidak seorang muslim pun yang meninggal, lalu empat puluh orang yang tidak bersekutu kepada Allah sedikitpun menshalatinya, kecuali mereka mendapatkan syafaat untuknya dengan izin Allah" (Muslim 948)
Mengantar jenazah akan mendatangkan rahmat Allah bagi jenazah dan bagi orang yang masih hidup, sebagaimana dapat menghibur ahli warisnya.
عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([3]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4])
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وقَلْبًا خاشعاً، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، ورِزْقًا طَيِّبًا واسعاً، وَعَمَلاً صالحاً مُتَقَبَّلاً، وعافيةً فِي البدنِ، وبركةً فِي العمرِ والذريةِ، اللَّهُمَّ علِّمْنَا مَا ينفَعُنَا، وانفَعْنَا بِمَا علَّمْتَنَا، وزِدْنَا علماً، اللَّهُمَّ آتِ نفوسَنَا تقوَاهَا، وزَكِّهَا أَنْتَ خيرُ مَنْ زكَّاهَا، أنتَ وَلِيُّهَا ومولاَهَا، اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عاقبتَنَا فِي الأُمورِ كُلِّهَا، وأصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، اللَّهُمَّ اسقِنَا الغيثَ([5]) ولاَ تجعلْنَا مِنَ القانطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([6]).
No comments:
Post a Comment