Saturday, July 21, 2012

Apa Beda Puasa Di Sini Dan Di Sana?

Pendahuluan

Aku teringat tadi ketika mengikuti kegiatan awal Ramadan di KBRI tahun ini, setelah berbuka bersama sempat diwawancarai oleh reporter dari Trans-TV. Pertanyaannya sederhana tetapi karena aku tidak terlalu siap dan tidak pernah berada di depan kamera TV, maka jawaban yang telah diberikan tidak terlalu mengena. Pertanyaan sederhana itu ialah, "Beda pak ya, berpuasa di sini dibanding dengan berpuasa di Indonesia?". Seharusnya saya menjawabnya dengan jawaban sebagai berikut:

Jawabannya bisa, "Ya", dan bisa juga, "Tidak" (sedikit diplomatis). Jawaban, "Ya" lebih menarik daripada jawaban, "Tidak". Mengapa begitu?. Mari kita simak bersama-sama dari jawaban yang telah aku katakan terlebih dahulu dimulai dari yang tidak menarik yaitu, "Tidak". Jika jawaban, "Tidak", berarti berpuasa di Indonesia adalah sama dengan berpuasa di UAE. Dan sebaliknya.

Berpuasa Di Indonesia Sama Dengan Berpuasa Di UAE


Kalau puasa itu diibaratkan suatu makanan misalnya daging ayam, maka makanan daging ayam di Indonesia adalah akan sama dengan makanan daging ayam di UAE, sama-sama daging ayamnya tentu kandungan nutrisinya kurang lebih bisa dianggap sama dimanapun itu berada. Artinya berpuasa di Indonesia sama saja dengan berpuasa di UAE, yaitu menahan diri tidak makan dan tidak minum serta melakukan hal lain yang tidak membatalkan puasa mulai dari waktu terbitnya matahari fajar (Imsyak) sampai dengan waktu matahari terbenam (Maghrib). Mereka sama karena sumber referensi berpuasa diambil dari sumber yang sama, yaitu Alqur'an dan Hadist yang sama berhubungan dengan Puasa Ramadan.

Sehingga kalau di UAE memfitnah itu dapat membatalkan puasa, demikian juga di Indonesia. Jika di Indonesia seseorang tidak dapat menahan diri untuk pelampiasan syahwat itu dapat membatalkan puasa seseorang, demikian juga di UAE. Jika di UAE minum dan/atau makan dengan sengaja pada waktu matahari belum tergelincir itu batal, maka di Indonesispun juga sama. Jadi, inilah kesamaan antara berpuasa di Indonesia dibandingkan dengan berpuasa di UAE.

Berpuasa Di Indonesia Tidak Sama Dengan Berpuasa Di UAE


Agar jawaban pertanyaan itu lebih terfokus dan mudah diikuti, maka sebenarnya perbedaan antara berpuasa di Indonesia dibanding dengan berpuasa di UAE pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian karena sebabnya, pertama perbedaan kondisi alam dan kedua perbedaan budaya atau kebiasaan dari kedua tempat.


Bagian pertama perbedaan kondisi alam;









Di UAE pada dasarnya dikenal dua musim yaitu; musim panas dan musim dingin, serta ada yang menambahkan dua musim tambahan selain dua musim yang sudah disebutkan tadi yaitu; musim semi dan musim gugur. Sedangkan di Indonesia juga dikenal dengan dua musim juga yaitu musim kering (panas tropis) dan musim hujan.


Di UAE jika Bulan Ramadan jatuh pada musim panas seperti sekarang ini, maka akan mengakibatkan kesulitan bagi mereka yang berpuasa dan bekerja di luar ruangan yang berhubungan langsung dengan udara luar. Bayangkan, di tempat-tempat berteduh saja hawa panas yang menerpa muka serasa sama dengan ketika muka menerima hawa panas dari kompor untuk memasak. Keadaan itu biasanya terjadi mulai pertenganhan Juli sampai pertengahan September. Pada waktu puncak suhu udara bisa mencapai 49 derajat Celsius, ini biasanya terjadi pada bulan Agustus.




Lebih sulit lagi kalau keadaan kelembaban (humidity) udara sedang tinggi sampai lebih dari 90% dan tidak ada angin. Udara sudah panas lembab dan tidak ada angin, selain terasa panas bagaikan berdiri di depan kompor, sehingga tanpa bergerakpun tubuh akan mengeluarkan keringat dengan sendirinya, apalagi bergerak.


Jadi, bisa dibayangkan bagi orang-orang di UAE yang bekerja di luar ruangan yang badannya terkena sinar matahari secara langsung dengan suhu udara panas melebihi 40 derajat Celsius. Orang-orang demikian kalau masih dapat mempertahankan puasanya, maka mereka sebagai orang yang luar biasa kuat, baik luar maupun dalamnya, atau fisik maupun jiwanya. 'Barangkali' pahala yang didapat akan lebih besar jika dibandingkan dengan orang-orang yang berpuasa tetapi tempat kerjanya selalu berada di dalam ruangan ber-AC.




Pemerintah UAE melarang pekerja melakukan kegiatan kerja di luar ruangan dengan sengatan matahari secara langsung mulai pukul 12:00 sampai dengan pukul 15:30 apabila suhu udara mencapai lebih dari 40 derajat Celsius. Sedangkan di Indonesia suhu udara luar paling panas rata-rata adalah 34 derajat Celsius dengan kelembaban maksimum rata-rata 65%, mungkin perjuangan untuk mempertahankan puasa tidak seberat di UAE.


Lain halnya denga kondisi ruangan-ruangan yang ada di UAE pada umumnya hampir semua ruangan untuk makluk hidup memakai AC, sehingga apakah musim panas ataupun musim dingin suhu udaranya relatif sama dibuat sesegar mungkin.

Jadi, mengakibatkan rasa berpuasa sama saja apakah ketika di musim dingin ataupun ketika di musim panas. Hanya saja durasi waktunya saja yang berbeda, pada umumnya ketika musim dingin durasi waktu berpuasa berkisar rata-rata pada 11 jam, sedangkan pada musim panas berkisar pada 14 jam. Sedangkan di Indonesia berkisar 13 jam.

Karena kondisi alam UAE berpadang pasir, maka apabila tersesat misalnya, maka jangan coba-coba bergerak sampai pertolongan datang, karena berjalan di pasir akan menguras banyak tenaga. Untungnya hampir di sepanjang jalan di UAE ditanami pohon-pohon di bagian tepinya, paling tidak jika mobil mengalami kerusakan pohon-pohon itu bisa dipakai untuk berteduh di bawahnya.

Bagian kedua perbedaan kebiasaan;

Di Indonesia begitu bulan Ramadan datang masyarakatnya langsung merasakan trauma dengan kekhawatiran munculnya perselisihan antara penganut hisab dan penganut rukyat didalam menentukan awal dan akhir Bulan. Bahkan antara sesama penganutnya juga terkadang bertentangan. Di UAE hal itu tidak pernah terjadi karena selama ini Pemerintah UAE mengikuti ketentuan yang ditentukan oleh Saudi Arabia dimana pusat Islam, Makkah berada.


Jadi, apa yang Pemerintah tentukan mengenai waktu bulan Ramadan seluruh penduduknya mengikutinya. Inilah mungkin implementasi dari ayat Alqur'an yang meminta orang-orang beriman agar mentaati Allah dan Rasul, dan Penguasa kalian. Sedangkan di Indonesia walaupun Pemerintah dalam hal ini yang diwakili oleh Menteri Agama telah menentukan sikap dengan suatu keputusan, jika ada organisasi Islam yang tidak terima, maka organisasi tsb. secara terang-terangan akan menolak keputusan Pemerintah yang telah dibuat dan akibatnya pengikut organisasi itu tunduk kepada keputusan organisasi daripada keputusan Pemerintah.


Adapun perbedaan kebiasaan di bulan Ramadan antara kebiasaan di Indonesia dibandingkan dengan kebiasaan di UAE adalah dapat dibagi lagi sesuai dengan kriteria waktu, antara lain;
  1. Diwaktu pagi, hampir seluruh kegiatan akan dimulai sekitar pukul 9:00 pagi. Kalau mengacu pada kantor-kantor Pemerintah maka jam kerja di luar Ramadan yang biasanya dimulai  kebanyakan dimulai pukul 7:00 dan berakhir pada pukul 15:00, di bulan Ramadan dimulai dari pukul 9:00 dan berakhir sampai dengan pukul 14:00. Walaupun untuk kantor-kantor perusahaan swasta bisa diatur sesuai kebijakan perusahaan bersangkutan tetapi pada umumnya durasi jam kerja di bulan Ramadan akan dikurangi. Dan jangan pernah menginginkan menikmati makan pagi di rumah makan bagi yang tidak berpuasa, pasti tidak akan mendapatkannya.
  2. Diwaktu siang, di Indonesia bagi yang tidak berpuasa jika ingin makan siang di rumah makan di luar banyak pilihan rumah makan yang masih tetap buka seperti di luar bulan Ramadan. Di UAE jangan harap mendapatkan hal seperti itu, semua rumah makan akan tutup sampai menjelang waktu berbuka. Karena Pemerintah melarang rumah makan menjual makanan pada waktu puasa (siang hari) untuk menghormati bulan Ramadan. Mereka boleh membukanya sekitar dua setengah jam sebelum waktu berbuka puasa sampai dengan waktu imsyak datang. Bagi mereka yang ingin membeli makanan dan duduk di rumah makan sebelum waktu berbuka tidak diperbolehkan juga menyantapnya sebelum waktu berbuka datang. Juga bagi mereka yang tidak berpuasa di UAE dilarang makan atau minum di tempat-tempat yang dapat dilihat oleh umum, jika ingin makan atau minum misalnya, harus dilakukan secara tersembunyi.
  3. Ketika berbuka puasa, di Indonesia ketika berbuka puasa pada umumnya seseorang harus mengeluarkan koceknya apakah itu makan di rumah ataupun di luar rumah. Bagi seseorang yang ketika waktu berbuka sedang dalam perjalanan maka untuk membatalkannya (makan secukupnya) pada umumnya harus masuk rumah makan, jarang ada fasilitas yang mudah dijangkau yang menyediakan tempat berbuka puasa. Di UAE, hampir di setiap masjid memberikan fasilitas untuk berbuka puasa dengan makan secukupnya, apakah itu makanan dari orang-orang yang tinggal di sekitar masjid ataupun dari Palang Merah UAE. Selain itu Palang Merah UAE juga menyediakan tenda-tenda khusus yang dipasang di tempat-tempat tertentu (bisanya keramaian) yang memang disediakan khusus bagi yang mau berbuka puasa di situ. Banyak juga rumah-rumah orang pribumi di setiap bulan Ramadan menyediakan makanan untuk berbuka dengan cara dibagikan kepada siapa saja untuk dibawa dengan catatan harusmembawa tempat makanan sendiri. Jenis makanan yang disediakan dalam satu paket biasanya berisi kurma, nasi, sayur dan lau-pauk, minuman kaleng air dan juice dan terkadang ada buah, yogut dan labannya juga. Pokoknya lengkap.
  4. Ketika malam, ada beberapa kegiatan yang dilakukan ketika malam Ramadan tiba antara lain;
  • Salat Tarawih; setelah salat Isyak seluruh masjid di UAE mengadakan salat tarawih bersama. Kebanyakan mengambil 20 rakaat salat tarawih ditambah 3 rakaat salat witir. Bagi mereka yang melaksanakan salat tarawih 8 rakaat dan mesjid menyelenggarakan 20 rakaat, setelah rakaat kedelapan selesai mereka langsung minggir untuk melakukan salat witir tersendiri. Di Indonesia salat ini biasanya ada kelompok 20 rakaat ada kelompok 8 rakaat. 
  • Setelah salat tarawih; di UAE setelah salat tarawih selesai tidak ada lagi kegiatan seperti di Indonesia ceramah agama dan/atau tadarusan. Kalaupun ada ceramah agama biasanya pada masjid-masjid tertentu yang sudah ditentukan oleh Pemerintah, juga membaca Alqur'an yang dilakukan oleh seorang qori' dan yang lainnya mendengarkan saja, inipun adanya pada mesjid-mesjid tertentu yang sudah ditentukan dan biasanya bergiliran setiap harinya dari masjid satu ke masjid lainnya. Bagi yang ingin membaca Alqur'an setelah salat tarawih harus dilakukan di luar masjid karena pintu utama masuk ke dalam masjid akan di tutup setelah salat tarawih selesai. Pada malam Ramadan banyak kegiatan pertandingan olahraga diadakan, baik di klub-klub olahraga ataupun di kantor-kantor Pemerintahan. Pertandingannya dimulai setelah salat tarawih sampai dengan waktu sahur tiba sekitar pukul 2:00 dini hari. 
  • Toko-toko di Mall, dan Super Market pada umumnya buka mulai dari pagi pukul 10:00 sampai dengan pukul 17:00 kemudian dibuka kembali dari puluk 20:30 sampaidengan pukul 2 dini hari, walaupun ada yang buka secara nonstop dari pukul 10:00 sampai dengan tengah malam, dan Restoran umumnya buka dari sore hingga pukul 2:00 dini hari. Sedangkan di Indonesia keadaan pada umumnya seperti pada waktu di luar bulan Ramadan.
End

No comments: