Khutbah Jumat
18 Rabiul Awwal 1436 H / 09 Januari 2015 M
Penjaga Negara
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْوَطَنِ الْمِعْطَاءِ، وَمَنَّ
عَلَيْنَا بِعَظِيمِ النِّعَمِ وَالآلاَءِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدًا يَلِيقُ بِجَلَالِ وَجْهِهِ
وَعَظِيمِ سُلْطَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ
وَرَسُولُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَحَبِيبُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا
وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ)([1]).
Kaum muslimin : negara merupakan hadiah
bagi manusia, ia hidup dalam pelukannya, ia besar diatas tanahnya, ia mencintai
tetangganya, barang siapa hidup dengan cinta terhadap negaranya, maka ia akan
dengan ikhlas membangun negaranya dan dengan penuh kesungguhan, karena
membangun negara dan kebudayaan merupakan amanah dan tanggung jawab besar yang
harus ditunaikan dengan penuh kejujuran dan keikhlasan. Manusia diciptakan
untuk melindungi negaranya, sebagian ada yang membela dengan jiwanya dan inilah
inti tertinggi dari pembelaan, sebagian lainnya membela dengan anak
keturunannya, ada pula yang membela dengan hartanya, dan sebagian ada yang
membela dengan menyumbangkan semua bahkan lebih. Al Quran mengisahkan mengenai
pendirian suatu kaum yang mengajukan pembelaan terhadap ratunya dengan kekuatan
tenaga dan kekuatan tekad, Allah Swt berfirman :
قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالْأَمْرُ
إِلَيْكِ فَانْظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ
“Mereka menjawab :
Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian
yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka
pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”. (An Naml 27 : 33). Sebagian mufassir menyebutkan
bahwa : ini merupakan penjelasan bahwa mereka siap untuk membela ratu mereka,
dan mereka lebih memilih membela dengan kekuatan. Walaupun pendapat mereka
demikian, tapi mereka tetap menyerahkan keputusan tersebut pada sang ratu mereka
karena mereka percaya penuh dengan kebenaran perintahnya, agar ia memilih yang
sesuai untuk diperintahkan pada mereka, dan mereka pun menjalankannya” (At
Tahrir wat tanwir 19/264-265)
Pada akhirnya sang
ratu mampu membawa rakyatnya ke gerbang keamanan karena kecerdasan akal dan
keselamatan fitrahnya, ini merupakan pelajaran penting bagi para pemuda, karena
mereka adalah kekayaan negara dan senjatanya.
وَقَدْ أَوْصَلَتْهُمْ إِلَى بَرِّ الأَمَانِ بِرَجَاحَةِ عَقْلِهَا وَسَلاَمَةِ
فِطْرَتِهَا، وَهَذَا دَرْسٌ مُفِيدٌ أَحَقُّ مَنْ يَقُومُ بِهِ الشَّبَابُ؛ فَهُمْ
عُدَّةُ الْوَطَنِ وَعَتَادُهُ.
Menjaga
negara memiliki kedudukan yang tiada tara, dari Ibnu Umar dari Nabi Saw
bersabda :
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِلَيْلَةٍ أَفْضَلَ
مِنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ، حَارِسٌ حَرَسَ فِي أَرْضِ خَوْفٍ لَعَلَّهُ لاَ
يَرْجِعُ إِلَى أَهْلِهِ
“Maukah
aku
beritahukan kalian mengenai satu malam yang lebih utama dari lailatul
qadar,
yaitu seorang penjaga yang menjaga di daerah perbatasan, boleh jadi ia
tidak dapat kembali pada keluarganya lagi” (At Nasa’i dalam kitab Al
Kubra 8/139)
Beruntunglah orang yang selalu bertugas jauh dari keluarganya,
ia berjaga malam agar penduduk dapat lelap tidur, ia berjuang melawan dingin
agar keluarga dan negaranya menjadi tentram, bahkan para penjaga negara ini
akan mendapatkan kedudukan diatas kedudukan penduduk lainnya, diriwayatkan oleh
Artha’ah bin Al Mundzir bahwa Umar bin Khattab RA bertanya pada orang-orang yang menghadiri majlisnya :
siapakah manusia yang paling besar mendapatkan pahala ? mereka menyebutkan
orang yang rajin berpuasa dan shalat, mereka berkata bahwa fulan dan fulan.
Umar berkata : maukah aku beritahu kalian orang-orang yang paling besar
mendapatkan pahala diantara orang-orang yang kalian sebutkan ? mereka menjawab
: tentu. Umar berkata : seorang yang mengambil kendali kudanya berjuang dan
menjaga kaum muslimin, ia tidak peduli apakah binatang buas akan memangsanya ?
atau hewan melata akan menyengatnya ? atau lawan akan membinasakannya ? inilah
yang paling besar pahalanya diantara orang-orang yang kalian sebutkan” (Ibnu
Usakir 1/283)
Mata yang selalu siaga melindungi hak asasi manusia, bersiaga
menjaga batas negaranya, dan bersiaga untuk selalu taat kepada Allah, maka mata
itu akan dijauhkan dari api neraka, dari Ibnu Abbas RA berkata : Aku mendengar
Rasulullah Saw bersabda :
عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ:
عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ
“Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka : mata yang
menangis karena takut pada Allah dan mata yang selalu siaga berjaga di jalan
Allah” (At Tirmidzi 1639)
Barang siapa menginginkan pahala dan balasan yang besar, maka
hendaknya ia bersedia menjemput janji Allah tersebut dengan membela dan
melindungi negaranya, baik di daratan,
lautan dan udara, dari Sahl bin Sa’ad RA bahwa Rasulullah Saw bersabda :
رِبَاطُ يَوْمٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ خَيْرٌ
مِن الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا
“Berjaga di jalan Allah
lebih baik dari dunia dan yang ada diatasnya” (Muttafaq ‘alaih). Abdullah bin Amr RA berkata : “Berjaga
dan takut dijalan Allah lebih aku cintai dibandingkan dengan bersedekah
dengan seratus ekor unta” (Ibnu Al Mubarak 1/148)
Hamba Allah : sesungguhnya melindungi negara dapat dilakukan
dengan jiwa dan harta, dan dengan menciptakan dan mewujudkan prestasi yang
membanggakan, disebutkan di dalam Al Quran mengenai sebagian kaum yang berbuat
baik dan mereka menjaga negara mereka dengan harta mereka, mereka melindungi
negaranya dari segala bentuk fitnah dan bencana, Allah Swt berfirman :
قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ
يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجاً
عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
“Mereka berkata: "Hai Dzul Qarnain, sesungguhnya Ya´juj
dan Ma´juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah
kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara
kami dan mereka?” (Al Kahf 18 : 94). Ibnu Abbas RA berkata : kharjan artinya pahala yang besar, artinya mereka
mau mengumpulkan uang dari kalangan mereka untuk dibayarkan kepadanya, agar ia
membangun dinding yang mampu membatasi mereka dari para perusak” (Tafsir At
Thabari 5/196). Hal itu agar mereka dapat melindungi negara mereka dari
serangan.
Termasuk melindungi negara adalah dengan berkhidmat di semua
institusi negara tersebut, bekerja dengan tekun dan baik, karena orang yang
menunaikan kebutuhan rakyat, sesungguhnya ia telah melindungi negaranya,
seorang pegawai yang bekerja mengemban tanggung jawab termasuk orang yang
melindungi reputasi negaranya, dan orang yang bermalas malasan serta tidak
menunaikan tugasnya dengan baik maka ia telah melakukan tindakan yang
mempermalukan negaranya dan teledor dalam melindunginya, Rasulullah Saw
bersabda :
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ
عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggung
jawab atas kepemimpinannya” (Muttafaq ‘alaih)
Para jamaah shalat Jumat : sesungguhnya melindungi negara
merupakan tanggung jawab yang menuntut tugas dan kewajiban yang sangat luas,
diantaranya : berdoa untuk kebaikan negara dan pemimpinnya, seorang ulama
berkata : “Andaikata aku memiliki doa yang dikabulkan, maka akan Aku berikan
untuk kebaikan pemimpin” (Jami’ bayanil ilmi wa fadhlihi karangan Ibnu Abdil
Barr 1/641). Kami mohon kepada Allah semoga memberikan kebaikan dan
kemakmuran bagi negara kami, kami berharap kepada-Nya agar melanggengkan
keamanan dan kenikmatan, karena doa merupakan salah satu tanda kesetiaan,
ketulusan loyalitas dan ia merupakan sunnah para nabi, dan Nabi Ibrahim AS
berdoa untuk kebaikan negaranya :
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا
“Ya Tuhanku, jadikanlah
negeri ini (Mekah), negeri yang aman” (Ibrahim 14 : 35)
Rasulullah Saw berdoa untuk kebaikan negaranya, seperti
dicontohkan :
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي
صَاعِنَا وَمُدِّنَا، وَاجْعَلْ مَعَ الْبَرَكَةِ بَرَكَتَيْنِ
“Ya Allah berilah
keberkahan pada kami dalam takaran sha’ dan mud kami, dan jadikanlah bersama keberkahan
ini dua keberkahan lainnya”(Muslim
1374). Bersungguh-sungguhlah dalam berdoa demi kebaikan negara kita,
semoga Allah melindungi dan melimpahkan nikmat dan pemberian-Nya.
Ya Allah berilah keberkahan pada kami di
negeri kami, kekalkan kebaikan dan keberkahan pada kami, jauhkan darinya segala
keburukan dan bencana. Dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati
orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan
atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي
اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى
الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ
وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah
kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi
oleh-Nya dalam kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa seharusnya kita
berkontribusi aktif dalam mendidik anak-anak kita untuk mencintai negaranya,
menyiapkan generasi agar menjadi pelaku kebudayaan dan pembangun keagungannya
saat damai, dan pada saat dibutuhkan mereka menjadi pelindung kuat dalam
menjaga negaranya, mereka adalah penolong yang selalu terbarukan yang dapat
melindung negaranya dengan kekuatannya, Umar bin Khattab RA berkata : “Ajarkan
anak-anak kalian berenang, memanah dan menunggang kuda” (Keutamaan memanah 15)
Sebagaimana
kita hendaknya berterima kasih kepada seluruh pembela negara : angkatan
bersenjata kita yang telah menjaga keamanan negara ini sehingga semua yang ada
diatas tanah air yang baik ini dapat menikmati kehidupan yang damai dan
tentram. Angkatan bersenjata merupakan kekayaan negara, bentengnya yang teguh,
simbol persatuan, sumber kebanggaan kita, kunci keamanan kita, kita patut
bangga dengannya, dan kalau bukan karena mereka, maka kita tidak akan sampai
pada kemajuan di segala bidang yang
dapat disaksikan di Emirates ini, maka patut bagi kita untuk berterima kasih
atas segala sumbangsih mereka dalam melindungi negara dan pencapaiannya, dan
mereka telah menggadaikan jiwa raga mereka demi kemajuan negara ini.
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى
مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ
اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2])
وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:«
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
وَقَالَ r:«
لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ:
أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ
الأَكْرَمِينَ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ
التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ
وَفِّقْ حُمَاةَ الْوَطَنِ وَزِدْهُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِهِمْ، وَاجْزِهِمْ
عَنَّا خَيْرَ الْجَزَاءِ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ
فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ،
وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا
وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا،
وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن
زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا
رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا
تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ
عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ
الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي
عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ
أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا. اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا
الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا،
وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ
لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ
اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ
اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ
بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا
وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ
وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ
أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
عِبَادَ اللَّهِ: ( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([7])
Khutbah Jumat, 25 Rabiul
Awwal 1436 H / 16 Januari 2014 M
Saling
mengasihi termasuk bagian dari keimanan
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الرَّحِيمِ الرَّحْمَنِ، أَمَرَ بِالتَّرَاحُمِ
وَجَعَلَهُ مِنْ دَلاَئِلِ الإِيمَانِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمِهِ الْمُتَوَالِيَةِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ
اللَّهِ وَرَسُولُهُ، الرَّحْمَةُ الْمُهْدَاةُ، وَالنِّعْمَةُ الْمُسْدَاةُ، وَهَادِي
الإِنْسَانِيَّةِ إِلَى الطَّرِيقِ الْقَوِيمِ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا وَالَّذِينَ هُم
مُّحْسِنُونَ)([1]). وَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ:( فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ القَوْلَ
فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ)([2]).
Kaum
muslimin : sesungguhnya Islam merupakan agama yang dipenuhi oleh rasa
solidaritas, rasa simpati dan kasih sayang terhadap sesama manusia, agama yang
menyerukan pada kasih sayang dan kelembutan dan menjadikan saling mengasihi
menjadi sifat utama seorang mukmin, Allah Swt berfirman :
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
“Dan dia (kemudian) termasuk orang-orang yang beriman dan saling
berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang” (Al Balad 90
: 17). Artinya sesungguhnya orang-orang
mukmin yang sejati adalah yang mengasihi anak yatim, orang miskin dan semua
makhluk ciptaan Allah, maka mereka akan termasuk golongan kanan seperti yang
tertera dalam firman Allah :
أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ
المَيْمَنَةِ
“Mereka (orang-orang yang beriman
dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan” (Al Balad 90 : 18). Orang-orang yang saling mengasihi dijanjikan akan
mendapatkan rahmat dan ridha Allah, ampunan dan pemaafan-Nya, Nabi Saw bersabda
:
الرَّاحِمُونَ
يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي
السَّمَاءِ
“Orang-orang yang penyayang niscaya disayangi oleh
Ar Rahman (Allah), maka sayangilah penduduk bumi niscaya kalian disayangi oleh
penduduk langit” (Abu Daud 4941 dan At Tirmidzi 1924). Dalam hadits lain disebutkan :
ارْحَمُوا
تُرْحَمُوا، وَاغْفِرُوا يَغْفِرِ اللَّهُ لَكُمْ
“Sayangilah,
maka kalian akan disayangi dan maafkanlah niscaya Allah akan mengampuni kalian”
(Ahmad 6541 dan 7041)
Allah
mengancam orang-orang yang tidak mau mengasihi antara sesamanya dan mereka akan
terhalangi dari rahmat Allah Swt, Nabi Saw bersabda :
مَنْ لاَ يَرْحَمِ النَّاسَ لاَ يَرْحَمْهُ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ
“Barang siapa tidak menyayangi manusia,
maka Allah tidak akan menyayanginya” (Muslim 2319). Disebutkan
dalam hadits lain :
لاَ تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلاَّ مِنْ شَقِىٍّ
“Rasa kasih sayang itu tidak dicabut
kecuali dari orang yang celaka” (Abu Daud 4942 dan At Tirmidzi 1923)
Kaum mukminin : sesungguhnya saling mengasihi antara
sesama merupakan fitrah rabbaniyah, yang akan membawa pelakunya pada perbuatan
baik, berlaku lembut terhadap orang lain, merasakan sakit yang menimpa orang
lain dan berusaha untuk mengentaskan mereka dari musibah yang menimpa mereka,
sebagaimana saling mengasihi merupakan bukti atas kelembutan hati dan
ketinggian jiwa pemiliknya, yang akan membuahkan kebaikan di dunia dan akhirat,
Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي. قَالَ:
يَا رَبِّ وَكَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ: أَمَا
عَلِمْتَ أَنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلاَنٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ، أَمَا
عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي، يَا ابْنَ آدَمَ
اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي. قَالَ: يَا رَبِّ كَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ
رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ: اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلاَنٌ فَلَمْ تَسْقِهِ، أَمَا
إِنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ وَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي
“Sesungguhnya Allah Swt berfirman pada hari kiamat : wahai
anak Adam aku meminta makan padamu, tapi kamu tidak memberi makan pada-Ku. Ia
berkata : wahai Tuhaku, bagaimanakah aku memberi-Mu makan sedangkan Engkau
adalah Tuhan semesta alam ? Dia berfirman : tidakkah kamu mengetahui bahwa
hamba-Ku fulan meminta makan padamu, tapi kamu tidak memberinya makan, tidakkah
kamu tahu seandainya kamu memberinya makan, maka kamu akan mendapati-Ku di
sisinya. Wahai anak Adam, Aku meminta minum padamu tapi kamu tidak memberi-Ku
minum. Ia berkata : wahai Tuhaku, bagaimanakah aku memberi-Mu minum sedangkan
Engkau adalah Tuhan semesta alam ? Dia berfirman : tidakkah kamu mengetahui
bahwa hamba-Ku fulan meminta minum padamu, tapi kamu tidak memberinya minum,
tidakkah kamu tahu seandainya kamu memberinya makan, maka kamu akan
mendapati-Ku di sisinya” (Muslim 2569)
Dan dalam hadits lainnya:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُنْجِيَهُ اللَّهُ مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ، فَلْيُنَفِّسْ عَنْ مُعْسِرٍ، أَوْ يَضَعْ عَنْهُ
“Barang siapa
yang senang diselamatkan Allah dari kesulitan pada hari kiamat maka hendaklah ia memudahkan
orang yang kesulitan (bayar hutang) atau membebaskannya” (Muslim 1563). Hendaknya kita
selalu memberikan belas kasih dalam segala urusan kita.
Para
jamaah shalat Jumat : sesungguhnya ruang kasih sayang sangat luas, diantaranya
dapat dilakukan dengan mengasihi kedua orang tua yaitu dengan mentaati
keduanya, berbakti kepada keduanya dan mendoakan keduanya, sebagaimana
diperintahkan oleh Allah didalam firman-Nya :
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ
الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً
“Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah : “wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil” (Al Isra’ 17 : 24)
Bentuk
kasih sayang lainnya adalah mengasihi anak dengan berlaku lembut pada mereka,
berbuat baik pada mereka dan mendidik mereka dengan baik, Nabi Saw bersabda :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ
كَبِيرَنَا
“Tidak termasuk golongan kami orang
yang tidak mengasihi orang yang lebih muda diantara kami dan tidak
menghormati orang yang lebih tua diantara kami” (At Tirmidzi 1919). Sesungguhnya
hubungan kekerabatan dan famili merupakan salah satu pintu menuju saling
mengasihi antara sesama manusia, Nabi Saw bersabda :
الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمَنِ، فَمَنْ وَصَلَهَا
وَصَلَهُ اللَّهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللَّهُ
“Rahim
(famili) berasal dari kata Ar Rahman, barang siapa menyambungnya (silaturrahim)
maka Allah akan menyambungnya, dan barang siapa memutusnya maka Allah akan
memutuskannya” (Bukhari 5958 dan At Tirmidzi 1924). Sebagaimana
mengasihi anak yatim akan berdampak pada kelembutan hati dan mendatangkan ridha
Allah Yang Maha Mengetahui yang ghaib, disebutkan bahwa ada seseorang
mengadukan kekerasan hatinya pada Rasulullah Saw, beliau menasehatinya :
إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ فَأَطْعِمِ
الْمِسْكِينَ، وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ
“Bila
Anda menginginkan kelembutan hati, maka berilah makan pada orang miskin dan
usaplah kepala anak yatim” (Ahmad 7787)
Dan
salah satu contoh kasih sayang adalah kasih sayang orang kaya terhadap orang
miskin, yang kuat mengasihi yang lemah, yang sembuh mengasihi yang ditimpa
penyakit, kepala keluarga mengasihi anggota keluarganya, pemilik perusahaan
mengasihi para karyawannya, guru mengasihi para muridnya dan masih banyak contoh lainnya yang didapati dalam kehidupan
kita sehari-hari.
Hamba
Allah : sesungguhnya kasih sayang tidak terbatas pada kasih sayang sesama
muslim, akan tetapi mencakup kasih sayang terhadap non muslim, yaitu dengan
membantu orang yang membutuhkan, orang yang ditimpa musibah, dan berbuat baik
terhadap orang-orang yang lemah. Tampakkan kebaikan agama Islam pada mereka, kenalkan
tujuan agama mulia ini pada mereka dengan penyampaian yang baik, pergaulan yang
baik dan hubungan yang baik dengan mereka, dari Asma’ binti Abu Bakar As
Shiddiq RA berkata :
قَدِمَتْ عَلَىَّ أُمِّي وَهْىَ مُشْرِكَةٌ، فِي
عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ r
فَاسْتَفْتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ r قُلْتُ: إِنَّ أُمِّى قَدِمَتْ وَهْىَ رَاغِبَةٌ
، أَفَأَصِلُ أُمِّي؟ قَالَ :« نَعَمْ صِلِي أُمَّكِ
“Ibuku mengunjungiku dan ia seorang
yang musyrik pada masa Rasulullah Saw, lalu Aku meminta fatwa pada Rasulullah
Saw : sesungguhnya ibuku datang ingin bertemu, apakah aku melanjutkan hubungan
dengannya ? Beliau menjawab : tentu dan sambunglah hubungan dengan ibumu”
(Bukhari 1356)
Ya Allah jadikanlah kami manusia yang
saling mengasihi, berilah kelembutan pada hati kami, keindahan pada ucapan kami
dan kebaikan pada perbuatan kami. Dan berilah kami semua taufiq untuk
mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati
orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan
atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ
وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله
عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah
Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ
وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah
kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi
oleh-Nya dalam kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa termasuk karunia
Allah yang telah menjadikan saling mengasihi simbol asli pemimpin dan rakyat
Persatuan Emirates Arab, mereka merupakan masyarakat yang dipenuhi kasih sayang
dan kebaikan, bahkan mereka dikenal dan menjadi contoh kebaikan itu, uluran
tangan baik mereka menyentuh hampir seluruh dunia, dan sebagai salah satu
buktinya adalah kampanye “Saling mengasihi” yang diluncurkan oleh yang mulia
Presiden PEA untuk membantu para penduduk Syam “Suriah” agar mereka terlepaskan
dari penderitaan yang menimpa mereka, semoga Allah membalas arahan, kontribusi
dan perbuatan kepala negara untuk membantu mereka, Rasulullah Saw bersabda :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ
وَتَعَاطُفِهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ
تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan
orang-orang mukmin dalam kasih sayang, cinta dan kelemah lembutan diantara
mereka, adalah bagaikan satu tubuh, bila ada satu dari anggota tubuh yang sakit
maka seluruh tubuh juga akan merasakan sakit dan tidak bisa tidur” (Muttafaq
‘alaih)
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى
مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ
اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([3])
وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:«
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4])
وَقَالَ r:«
لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([5]).
اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ:
أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ
الأَكْرَمِينَ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ
التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا الرَّحْمَةَ بِعِبَادِكَ،
وَبَذْلَ الْخَيْرِ وَالْمَعْرُوفِ فِي مَرْضَاتِكَ، وَامْنُنْ عَلَيْنَا بِالْقُلُوبِ
الرَّحِيمَةِ الْمُخْبِتَةِ لَكَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. اللَّهُمَّ اجْزِ
الْمُتَصَدِّقِينَ الْمُحْسِنِينَ، وَبَارِكْ لَهُمْ فِي أَمْوَالِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ،
وَزِدْهُمْ مِنْ فَضْلِكَ وَإِحْسَانِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أَهْلِنَا فِي
بِلاَدِ الشَّامِ، وَادْفَعْ عَنْهُمْ مَا حَلَّ بِهِمْ مِنْ بَرْدِ الشِّتَاءِ، وَكُنْ
لَهُمْ مُعِينًا وَحَافِظًا يَا رَبَّنَا، وَفَرِّجْ عَنِ الضُّعَفَاءِ وَالْمَكْرُوبِينَ
فِي كُلِّ مَكَانٍ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ
فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ،
وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا
وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا،
وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن
زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا
رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا
تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ
عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم،
وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ
اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا
وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا
الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا،
وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ
لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ
اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ
اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ
بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا
وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([6]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ
وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ
أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
عِبَادَ اللَّهِ: ( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([7])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([8])
Khutbah Jumat
10 Rabiul Akhir 1436 H / 30 Januari 2015 M
Ambillah sebagai pelajaran
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الْعَزِيزِ الْغَفَّارِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمِهِ
الْوَفِيرَةِ، وَمِنَنِهِ الْعَظِيمَةِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنبِيَّنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا وَنبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي
بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ تَعَالَى:( هَذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ
لِّلْمُتَّقِينَ)([1]).
Kaum muslimin : sesungguhnya Allah telah memerintahkan kita untuk
mengambil pelajaran dan berpikir, menghayati dan mempelajari, Allah Swt
berfirman :
فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي
الْأَبْصَارِ
“Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai
orang-orang yang mempunyai wawasan” (Al Hasyr 59 : 2). Artinya
ambillah pelajaran wahai para pemilik akal dan hati (Al Qurthubi 18/5). Disebutkan didalam Al Quran sebagai perumpamaan
dan peringatan bagi orang-orang yang mengingat, Allah Swt berfirman :
وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأَمْثَالَ
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
“Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia supaya mereka selalu ingat” (Ibrahim 14 : 25). Banyak kisah para Rasul dan kejadian sejarah masa lalu
yang dimuat dalam Al Quran, sebagai pelajaran, peringatan dan nasehat bagi kita
semua, Allah Swt berfirman :
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ
عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِن تَصْدِيقَ الَّذِي
بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya pada
kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman” (Yusuf 12 : 111). Al Hasan Al Bashri
berkata : seorang mukmin memiliki empat tanda : ucapanya dzikir, diamnya berpikir,
pandangannya pengajaran dan ilmunya untuk kebaikan” (Hilyatul Auliya’ 10/217).
Sebagian orang shaleh berkata : “Sesungguhnya setiap kali aku keluar
dari rumahku, dan setiap kali pandanganku tertuju pada sesuatu kecuali aku
melihat nikmat Allah yang diberikan padaku ada pada barang tersebut dan
didalamnya juga terdapat pelajaran” (Ibnu Abid Dunya dalam kitab (At Tafakkur
dan Al I’tibar seperti disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya 2/184).
Beruntunglah orang yang berpikir dan mengambil pelajaran.
Hamba Allah : sesungguhnya termasuk pelajaran bahwa manusia hendaknya
berpikir apa yang telah dilakukannya pada hari ini dan kemarin, bila ia
mendapatkan kebaikan maka hendaknya ia terus meningkatkan kebaikan itu, bila
yang didapat selain itu, maka ia hendaknya berusaha mencari solusi dan mengoreksinya,
Allah Swt berfirman :
بَلِ الإِنْسَانُ عَلَى نَفْسِهِ
بَصِيرَةٌ* وَلَوْ أَلْقَى مَعَاذِيرَهُ
“Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya
sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya” (Al Qiyamah 75 : 14-15). Al Hasan Al Bashri berkata : “Pemikiran itu bagaikan
cermin dimana kau dapat melihat kebaikan dan keburukanmu” (Hilyatul Auliya’
8/109)
Orang yang berakal selalu berpikir untuk meningkatkan dirinya,
menambahkan kebaikan dan perbuatan baiknya, Allah Swt berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ
بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklha setipa diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengethaui apa
yang kamu kerjakan” (Al Hasyr 59 : 18). Selalu
berpikir untuk menghilangkan penyebab aib, untuk menyempurnakan kekurangan dan
untuk introspeksi diri, oleh karena itu Umar bin Khattab RA berkata : “Hisablah
dirimu sebelum dihisab, timbanglah dirimu sebelum ditimbang” (Ibnu Abid Dunya
dalam muhasabah diri : 2). Disebutkan bahwa : orang yang banyak mengambil
pelajaran maka akan lebih sedikit kesalahannya”(Adabud Dunya wad din : 356).
Artinya : tidak mudah terjatuh dan terjerembab dalam kesalahan.
Orang yang berakal adalah orang yang sangat perhatian terhadap kemuliaan
jiwanya, kemurniaan ruhnya, kebaikan kondisinya dan keistiqomahan etikanya,
Allah Swt berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى
يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar Ra’d
13 : 11)
Para jamaah shalat jumat : contoh lain dalam pengambilan pelajaran
adalah seorang manusia hendaknya mengambil pelajaran dari sesamanya,
memanfaatkan seperti sesamaanya mengambil manfaat, menjauh dari kesalahan dan
marabaya yang telah menimpa orang lain, sehingga ia mampu belajar dari kejadian
yang ada disekitarnya, Abdullah bin Mas’ud berkata : “Orang yang berbahagia
adalah orang yang mampu mengambil pelajaran dari kejadian orang lain” (Muslim
2645)
Dalam untaian syair dinyatakan :
“Sesungguhnya orang yang berbahagia, adalah orang yang memiliki pelajaran dari orang
lain, dan dari pengalamannya ia mengambil keputusan dan pelajaran” (Adabud
dunya wad din 356)
Diantara
contoh pengambilan pelajaran adalah hendaknya manusia yang melihat kebaikan
sifat sesamanya, ia mencontohnya dan menjauh dari keburukannya, dan bila ia
mendapati kebaikan perbuatan sesamanya, ia hiasi dirinya dengan perbuatan yang
sama, atau bila ia mendapati etika mulia, ia bersegera menteladaninya, bila ia
mendapatkan ilmu yang berguna, ia mempelajarinya, atau bila menemukan darinya
pengalaman kesuksesannya maka ia memanfaatkannya, Allah Swt berfirman :
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ
الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُوْلَئِكَ
هُمْ أُوْلُو الْأَلْبَابِ
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti
apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi
Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal” (Az Zumar 39
: 18)
Kaum muslimin : menghayati ciptaan Allah
dan memikirkan keajaiban penciptaan-Nya merupakan salah satu bentuk berpikir
dan pembelajaran, Allah Swt berfirman :
أَفَلاَ يَنظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ
كَيْفَ خُلِقَتْ* وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ* وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ*
وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan
unta bagaimana dia diciptakan, dan langit bagaimana ia ditinggikan, dan
gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan, dan bumi bagaimana ia dihamparkan” (Al
Ghasyiyah 88 : 17-20).
وَعَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: لَمَّا
كَانَ لَيْلَةٌ مِنَ اللَّيَالِي قَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« يَا عَائِشَةُ ذَرِينِي أَتَعَبَّدُ اللَّيْلَةَ لِرَبِّي».
قُلْتُ: وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ قُرْبَكَ، وَأُحِبُّ مَا سَرَّكَ، قَالَتْ:
فَقَامَ فَتَطَهَّرَ ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي، فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ
حِجْرَهُ -أَيْ ثَوْبَهُ- ثُمَّ بَكَى فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ
لِحْيَتَهُ، ثُمَّ بَكَى فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ الْأَرْضَ، فَجَاءَ
بِلَالٌ يُؤْذِنُهُ بِالصَّلَاةِ، فَلَمَّا رَآهُ يَبْكِي قَالَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ لِمَ تَبْكِي وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ وَمَا تَأَخَّرَ؟
قَالَ:« أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا؟ لَقَدْ نَزَلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ
آيَةٌ وَيْلٌ لِمَنْ قَرَأَهَا وَلَمْ يَتَفَكَّرْ فِيهَا:( إِنَّ فِي خَلْقِ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي
الألْبَابِ
Dari Aisyah RA berkata : pada satu
malam Rasulullah Saw bersabda : wahai Aisyah, biarkan malam ini aku berkonsentrasi
beribadah pada Tuhanku. Aku berkata : demi Allah sesungguhnya aku senang dekat
denganmu, dan menyukai sesuatu yang membuatmu senang.
Ia berkata : kemudian Beliau bangkit dan
berwudhu, kemudian shalat, Beliau menangis terus sampai air matanya membasahi bajunya,
dan beliau terus menangis hingga air
matanya membasahi jenggotnya, kemudian terus menangis sampai air matanya
membasahi lantai. Kemudian datang Bilal untuk mengumandangkan adzan subuh,
ketika melihat Rasulullah Saw menangis, ia berkata : Wahai Rasulullah, apa yang
membuat engkau menangis, padahal Allah telah mengampuni semua dosamu yang
terdahulu atau pun yang akhir ? Beliau menjawab : Aku ingin menjadi seorang hamba yang pandai
bersyukur, pada malam ini telah turun kepadaku satu ayat Al Qur’an yang sungguh rugi orang yang
membacanya tanpa disertai penghayatan :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
"Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal" ( Ali Imran 3 : 190)" (HR Ibnu Hibban 2/386)
Ya Allah berilah pertolongan pada kami
agar mampu berpikir dan mengambil pelajaran, berilah kami kekuatan untuk
berkata dan berbuat yang baik, dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati
orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan
atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
نَفَعَنِي اللَّهُ
وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله
عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ
وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى
التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah
kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi
oleh-Nya dalam kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa kejadian yang ada
di sekitar kita merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi orang yang
menggunakan hatinya, dan orang-orang yang berakal hendaknya menghayati
kejadian-kejadian ini dan mengambil pelajaran darinya, dan hendaknya mereka
mengetahui bahwa kebahagiaan itu terletak pada kedisiplinan dalam menjalankan
syariat Allah, melakukan sesuatu yang menyebabkan ketentraman dan keserasian,
kedamaian dan keselamatan, menggunakan ungkapan yang baik, mengerjakan amalan
baik, dan hendaklah menjauh dari semua bentuk fitnah dan penyebabnya, dari Jubair
bin Nufair berkata : Al Miqdad bin Al Aswad datang untuk keperluan, lalu kami
berkata : silahkan duduk sehingga kami memenuhi permintaanmu, kemudian ia
duduk, lalu ia berkata : sungguh aneh kaum yang aku lalui, mereka mengharapkan
fitnah, mereka menyangka bahwa mereka akan mendapatkan cobaan seperti yang
diberikan Allah pada Rasulullah dan para sahabatnya, aku pernah mendengar
Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ السَّعِيدَ
لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنَ، إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنَ، إِنَّ
السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنَ
“Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang
yang dijauhkan dari fitnah, sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang
dijauhkan dari fitnah dan sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang
dijauhkan dari fitnah” (Abu Daud 4263 dan Al Bazzar 2112)
Dan orang-orang yang menganut pemikiran
radikal hendaknya mereka berkaca pada diri mereka dari ketakutan yang mereka
ciptakan dan pencabutan nilai-nilai dasar kemanusiaan, apakah jalan ini akan
mengantarkannya ke surga ? Apakah Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin akan
merestui tindakan mereka ? Tidakkah mereka membaca firman Allah :
وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ
فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al Qashash 28 : 77). Mereka harus merujuk dan memikirkan kembali tindakan
mereka, meninggalkan jalan keburukan dan tindakan pengrusakan, kembali kepada
Allah dengan bertaubat selagi masih ada waktu dan sebelum penyesalan datang,
karena semua risalah kenabian pada umumnya dan risalah Muhammad Saw pada
khususnya adalah untuk membangun jiwa dan melindungi kehidupan, oleh karena itu
Al Quran memerintahkan untuk merenungkan
akhir dari kisah orang-orang terdahulu, agar kita mampu menjauh dan menghindari
dari penyebab kehancuran mereka.
Dengan keutamaan Allah, kita hidup di
Negara Persatuan Emirates Arab yang dipenuhi kenikmatan dan kebaikan,
ketentraman dan kegotong royongan bersama pemimpin negara ini, semoga Allah
melanggengkan nikmat pada kita semua, dan semoga kita termasuk orang-orang yang
bersyukur kepada Allah dan berterima kasih pada pemimpin kita.
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى
مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ
اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2])
وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:«
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
وَقَالَ r:«
لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ:
أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ
الأَكْرَمِينَ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ
التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا قُلُوبًا خَاشِعَةً
مُعْتَبِرَةً، وَعُقُولاً وَاعِيَةً مُتَدَبِّرَةً، وَأَلْسِنَةً صَادِقَةً ذَاكِرَةً،
وَنُفُوسًا
رَاضِيَةً شَاكِرَةً، وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ يَا ذَا الْجَلاَلِ
وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ
فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ،
وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا
وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا،
وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن
زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا
رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا
تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ
عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم،
وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ
اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا
وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمَلِكِ
عبد الله بن عبد العزيز آل سعود وَارْحَمْهُ بِرَحْمَتِكَ، وَتَجَاوَزْ عَنْهُ بِلُطْفِكَ،
وَاجْعَلْ مَثْوَاهُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ، وَجَازِهِ خَيْرًا وَإِحْسَانًا وَعَفْوًا
وَغُفْرَانًا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا
الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا،
وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ
لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ
اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ
اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ
بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا
وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ
وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ
أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
عِبَادَ اللَّهِ: ( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([7])
No comments:
Post a Comment