Friday, May 15, 2015

Khutbah Jum'at 40 - Penjaga Negara - Saling Mengasih Termasuk Bagian Keimanan - Ambillah Sebagai Pelajaran

Khutbah Jumat
18 Rabiul Awwal 1436 H / 09 Januari 2015 M
Penjaga Negara
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْوَطَنِ الْمِعْطَاءِ، وَمَنَّ عَلَيْنَا بِعَظِيمِ النِّعَمِ وَالآلاَءِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدًا يَلِيقُ بِجَلَالِ وَجْهِهِ وَعَظِيمِ سُلْطَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَحَبِيبُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ)([1]).
Kaum muslimin : negara merupakan hadiah bagi manusia, ia hidup dalam pelukannya, ia besar diatas tanahnya, ia mencintai tetangganya, barang siapa hidup dengan cinta terhadap negaranya, maka ia akan dengan ikhlas membangun negaranya dan dengan penuh kesungguhan, karena membangun negara dan kebudayaan merupakan amanah dan tanggung jawab besar yang harus ditunaikan dengan penuh kejujuran dan keikhlasan. Manusia diciptakan untuk melindungi negaranya, sebagian ada yang membela dengan jiwanya dan inilah inti tertinggi dari pembelaan, sebagian lainnya membela dengan anak keturunannya, ada pula yang membela dengan hartanya, dan sebagian ada yang membela dengan menyumbangkan semua bahkan lebih. Al Quran mengisahkan mengenai pendirian suatu kaum yang mengajukan pembelaan terhadap ratunya dengan kekuatan tenaga dan kekuatan tekad, Allah Swt berfirman :
قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانْظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ
“Mereka menjawab : Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”. (An Naml 27 : 33).  Sebagian mufassir menyebutkan bahwa : ini merupakan penjelasan bahwa mereka siap untuk membela ratu mereka, dan mereka lebih memilih membela dengan kekuatan. Walaupun pendapat mereka demikian, tapi mereka tetap menyerahkan keputusan tersebut pada sang ratu mereka karena mereka percaya penuh dengan kebenaran perintahnya, agar ia memilih yang sesuai untuk diperintahkan pada mereka, dan mereka pun menjalankannya” (At Tahrir wat tanwir 19/264-265)
Pada akhirnya sang ratu mampu membawa rakyatnya ke gerbang keamanan karena kecerdasan akal dan keselamatan fitrahnya, ini merupakan pelajaran penting bagi para pemuda, karena mereka adalah kekayaan negara dan senjatanya.
وَقَدْ أَوْصَلَتْهُمْ إِلَى بَرِّ الأَمَانِ بِرَجَاحَةِ عَقْلِهَا وَسَلاَمَةِ فِطْرَتِهَا، وَهَذَا دَرْسٌ مُفِيدٌ أَحَقُّ مَنْ يَقُومُ بِهِ الشَّبَابُ؛ فَهُمْ عُدَّةُ الْوَطَنِ وَعَتَادُهُ.
Menjaga negara memiliki kedudukan yang tiada tara, dari Ibnu Umar dari Nabi Saw bersabda :
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِلَيْلَةٍ أَفْضَلَ مِنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ، حَارِسٌ حَرَسَ فِي أَرْضِ خَوْفٍ لَعَلَّهُ لاَ يَرْجِعُ إِلَى أَهْلِهِ
“Maukah aku beritahukan kalian mengenai satu malam yang lebih utama dari lailatul qadar, yaitu seorang penjaga yang menjaga di daerah perbatasan,  boleh jadi ia tidak dapat kembali pada  keluarganya lagi” (At Nasa’i dalam kitab Al Kubra 8/139)

Beruntunglah orang yang selalu bertugas jauh dari keluarganya, ia berjaga malam agar penduduk dapat lelap tidur, ia berjuang melawan dingin agar keluarga dan negaranya menjadi tentram, bahkan para penjaga negara ini akan mendapatkan kedudukan diatas kedudukan penduduk lainnya, diriwayatkan oleh Artha’ah bin Al Mundzir bahwa Umar bin Khattab RA bertanya  pada orang-orang yang menghadiri majlisnya : siapakah manusia yang paling besar mendapatkan pahala ? mereka menyebutkan orang yang rajin berpuasa dan shalat, mereka berkata bahwa fulan dan fulan. Umar berkata : maukah aku beritahu kalian orang-orang yang paling besar mendapatkan pahala diantara orang-orang yang kalian sebutkan ? mereka menjawab : tentu. Umar berkata : seorang yang mengambil kendali kudanya berjuang dan menjaga kaum muslimin, ia tidak peduli apakah binatang buas akan memangsanya ? atau hewan melata akan menyengatnya ? atau lawan akan membinasakannya ? inilah yang paling besar pahalanya diantara orang-orang yang kalian sebutkan” (Ibnu Usakir 1/283)

Mata yang selalu siaga melindungi hak asasi manusia, bersiaga menjaga batas negaranya, dan bersiaga untuk selalu taat kepada Allah, maka mata itu akan dijauhkan dari api neraka, dari Ibnu Abbas RA berkata : Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda :
عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka : mata yang menangis karena takut pada Allah dan mata yang selalu siaga berjaga di jalan Allah”  (At Tirmidzi 1639)

Barang siapa menginginkan pahala dan balasan yang besar, maka hendaknya ia bersedia menjemput janji Allah tersebut dengan membela dan melindungi negaranya,  baik di daratan, lautan dan udara, dari Sahl bin Sa’ad RA bahwa Rasulullah Saw bersabda :
رِبَاطُ يَوْمٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ خَيْرٌ مِن الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا
“Berjaga di jalan Allah lebih baik dari dunia dan yang ada diatasnya” (Muttafaq ‘alaih). Abdullah bin Amr RA berkata : “Berjaga  dan takut dijalan Allah lebih aku cintai dibandingkan dengan bersedekah dengan seratus ekor unta” (Ibnu Al Mubarak 1/148)

Hamba Allah : sesungguhnya melindungi negara dapat dilakukan dengan jiwa dan harta, dan dengan menciptakan dan mewujudkan prestasi yang membanggakan, disebutkan di dalam Al Quran mengenai sebagian kaum yang berbuat baik dan mereka menjaga negara mereka dengan harta mereka, mereka melindungi negaranya dari segala bentuk fitnah dan bencana, Allah Swt berfirman :
قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجاً عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
“Mereka berkata: "Hai Dzul Qarnain, sesungguhnya Ya´juj dan Ma´juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” (Al Kahf  18 : 94). Ibnu Abbas RA berkata : kharjan artinya pahala yang besar, artinya mereka mau mengumpulkan uang dari kalangan mereka untuk dibayarkan kepadanya, agar ia membangun dinding yang mampu membatasi mereka dari para perusak” (Tafsir At Thabari 5/196). Hal itu agar mereka dapat melindungi negara mereka dari serangan.

Termasuk melindungi negara adalah dengan berkhidmat di semua institusi negara tersebut, bekerja dengan tekun dan baik, karena orang yang menunaikan kebutuhan rakyat, sesungguhnya ia telah melindungi negaranya, seorang pegawai yang bekerja mengemban tanggung jawab termasuk orang yang melindungi reputasi negaranya, dan orang yang bermalas malasan serta tidak menunaikan tugasnya dengan baik maka ia telah melakukan tindakan yang mempermalukan negaranya dan teledor dalam melindunginya, Rasulullah Saw bersabda :
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggung jawab atas kepemimpinannya” (Muttafaq ‘alaih)

Para jamaah shalat Jumat : sesungguhnya melindungi negara merupakan tanggung jawab yang menuntut tugas dan kewajiban yang sangat luas, diantaranya : berdoa untuk kebaikan negara dan pemimpinnya, seorang ulama berkata : “Andaikata aku memiliki doa yang dikabulkan, maka akan Aku berikan untuk kebaikan pemimpin” (Jami’ bayanil ilmi wa fadhlihi karangan Ibnu Abdil Barr 1/641). Kami mohon kepada Allah semoga memberikan kebaikan dan kemakmuran bagi negara kami, kami berharap kepada-Nya agar melanggengkan keamanan dan kenikmatan, karena doa merupakan salah satu tanda kesetiaan, ketulusan loyalitas dan ia merupakan sunnah para nabi, dan Nabi Ibrahim AS berdoa untuk kebaikan negaranya :
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman” (Ibrahim 14 :  35)

Rasulullah Saw berdoa untuk kebaikan negaranya, seperti dicontohkan :
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا وَمُدِّنَا، وَاجْعَلْ مَعَ الْبَرَكَةِ بَرَكَتَيْنِ
“Ya Allah berilah keberkahan pada kami dalam takaran sha’ dan mud kami, dan jadikanlah bersama keberkahan ini  dua keberkahan lainnya”(Muslim 1374). Bersungguh-sungguhlah dalam berdoa demi kebaikan negara kita, semoga Allah melindungi dan melimpahkan nikmat dan pemberian-Nya.

Ya Allah berilah keberkahan pada kami di negeri kami, kekalkan kebaikan dan keberkahan pada kami, jauhkan darinya segala keburukan dan bencana. Dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu,  mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
 نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi oleh-Nya dalam kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa seharusnya kita berkontribusi aktif dalam mendidik anak-anak kita untuk mencintai negaranya, menyiapkan generasi agar menjadi pelaku kebudayaan dan pembangun keagungannya saat damai, dan pada saat dibutuhkan mereka menjadi pelindung kuat dalam menjaga negaranya, mereka adalah penolong yang selalu terbarukan yang dapat melindung negaranya dengan kekuatannya, Umar bin Khattab RA berkata : “Ajarkan anak-anak kalian berenang, memanah dan menunggang kuda” (Keutamaan memanah 15)

Sebagaimana kita hendaknya berterima kasih kepada seluruh pembela negara : angkatan bersenjata kita yang telah menjaga keamanan negara ini sehingga semua yang ada diatas tanah air yang baik ini dapat menikmati kehidupan yang damai dan tentram. Angkatan bersenjata merupakan kekayaan negara, bentengnya yang teguh, simbol persatuan, sumber kebanggaan kita, kunci keamanan kita, kita patut bangga dengannya, dan kalau bukan karena mereka, maka kita tidak akan sampai pada kemajuan di segala bidang  yang dapat disaksikan di Emirates ini, maka patut bagi kita untuk berterima kasih atas segala sumbangsih mereka dalam melindungi negara dan pencapaiannya, dan mereka telah menggadaikan jiwa raga mereka demi kemajuan negara ini.
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]) وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ حُمَاةَ الْوَطَنِ وَزِدْهُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِهِمْ، وَاجْزِهِمْ عَنَّا خَيْرَ الْجَزَاءِ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا. اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
عِبَادَ اللَّهِ: ( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([7])


Khutbah Jumat, 25 Rabiul Awwal 1436 H / 16 Januari 2014 M
Saling mengasihi termasuk bagian dari keimanan
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الرَّحِيمِ الرَّحْمَنِ، أَمَرَ بِالتَّرَاحُمِ وَجَعَلَهُ مِنْ دَلاَئِلِ الإِيمَانِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمِهِ الْمُتَوَالِيَةِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، الرَّحْمَةُ الْمُهْدَاةُ، وَالنِّعْمَةُ الْمُسْدَاةُ، وَهَادِي الإِنْسَانِيَّةِ إِلَى الطَّرِيقِ الْقَوِيمِ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا وَالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ)([1]). وَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ:( فَبَشِّرْ عِبَادِ* الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ القَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ)([2]).
Kaum muslimin : sesungguhnya Islam merupakan agama yang dipenuhi oleh rasa solidaritas, rasa simpati dan kasih sayang terhadap sesama manusia, agama yang menyerukan pada kasih sayang dan kelembutan dan menjadikan saling mengasihi menjadi sifat utama seorang mukmin, Allah Swt berfirman : 
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
“Dan dia (kemudian) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang” (Al Balad 90 : 17). Artinya sesungguhnya orang-orang mukmin yang sejati adalah yang mengasihi anak yatim, orang miskin dan semua makhluk ciptaan Allah, maka mereka akan termasuk golongan kanan seperti yang tertera dalam firman Allah :
أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ المَيْمَنَةِ
“Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan” (Al Balad 90 : 18). Orang-orang yang saling mengasihi dijanjikan akan mendapatkan rahmat dan ridha Allah, ampunan dan pemaafan-Nya, Nabi Saw bersabda :
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Orang-orang yang penyayang niscaya disayangi oleh Ar Rahman (Allah), maka sayangilah penduduk bumi niscaya kalian disayangi oleh penduduk langit” (Abu Daud 4941 dan At Tirmidzi 1924). Dalam hadits lain disebutkan :
ارْحَمُوا تُرْحَمُوا، وَاغْفِرُوا يَغْفِرِ اللَّهُ لَكُمْ
“Sayangilah, maka kalian akan disayangi dan maafkanlah niscaya Allah akan mengampuni kalian” (Ahmad 6541 dan 7041)
Allah mengancam orang-orang yang tidak mau mengasihi antara sesamanya dan mereka akan terhalangi dari rahmat Allah Swt, Nabi Saw bersabda :
مَنْ لاَ يَرْحَمِ النَّاسَ لاَ يَرْحَمْهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
“Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya” (Muslim 2319). Disebutkan dalam hadits lain :
لاَ تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلاَّ مِنْ شَقِىٍّ
“Rasa kasih sayang itu tidak dicabut kecuali dari orang yang celaka” (Abu Daud 4942 dan At Tirmidzi 1923)

Kaum mukminin : sesungguhnya saling mengasihi antara sesama merupakan fitrah rabbaniyah, yang akan membawa pelakunya pada perbuatan baik, berlaku lembut terhadap orang lain, merasakan sakit yang menimpa orang lain dan berusaha untuk mengentaskan mereka dari musibah yang menimpa mereka, sebagaimana saling mengasihi merupakan bukti atas kelembutan hati dan ketinggian jiwa pemiliknya, yang akan membuahkan kebaikan di dunia dan akhirat, Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي. قَالَ: يَا رَبِّ وَكَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلاَنٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ، أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي، يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي. قَالَ: يَا رَبِّ كَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ: اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلاَنٌ فَلَمْ تَسْقِهِ، أَمَا إِنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ وَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي
“Sesungguhnya Allah Swt berfirman pada hari kiamat : wahai anak Adam aku meminta makan padamu, tapi kamu tidak memberi makan pada-Ku. Ia berkata : wahai Tuhaku, bagaimanakah aku memberi-Mu makan sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam ? Dia berfirman : tidakkah kamu mengetahui bahwa hamba-Ku fulan meminta makan padamu, tapi kamu tidak memberinya makan, tidakkah kamu tahu seandainya kamu memberinya makan, maka kamu akan mendapati-Ku di sisinya. Wahai anak Adam, Aku meminta minum padamu tapi kamu tidak memberi-Ku minum. Ia berkata : wahai Tuhaku, bagaimanakah aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam ? Dia berfirman : tidakkah kamu mengetahui bahwa hamba-Ku fulan meminta minum padamu, tapi kamu tidak memberinya minum, tidakkah kamu tahu seandainya kamu memberinya makan, maka kamu akan mendapati-Ku di sisinya” (Muslim 2569)
Dan dalam hadits lainnya:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُنْجِيَهُ اللَّهُ مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَلْيُنَفِّسْ عَنْ مُعْسِرٍ، أَوْ يَضَعْ عَنْهُ
“Barang siapa yang senang diselamatkan Allah dari kesulitan pada  hari kiamat maka hendaklah ia memudahkan orang yang kesulitan (bayar hutang) atau membebaskannya” (Muslim 1563). Hendaknya kita selalu memberikan belas kasih dalam segala urusan kita.

Para jamaah shalat Jumat : sesungguhnya ruang kasih sayang sangat luas, diantaranya dapat dilakukan dengan mengasihi kedua orang tua yaitu dengan mentaati keduanya, berbakti kepada keduanya dan mendoakan keduanya, sebagaimana diperintahkan oleh Allah didalam firman-Nya :
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : “wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (Al Isra’ 17 : 24)

Bentuk kasih sayang lainnya adalah mengasihi anak dengan berlaku lembut pada mereka, berbuat baik pada mereka dan mendidik mereka dengan baik, Nabi Saw bersabda :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak mengasihi  orang yang  lebih muda diantara kami dan tidak menghormati orang yang lebih tua diantara kami” (At Tirmidzi 1919). Sesungguhnya hubungan kekerabatan dan famili merupakan salah satu pintu menuju saling mengasihi antara sesama manusia, Nabi Saw bersabda :
الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمَنِ، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلَهُ اللَّهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللَّهُ
“Rahim (famili) berasal dari kata Ar Rahman, barang siapa menyambungnya (silaturrahim) maka Allah akan menyambungnya, dan barang siapa memutusnya maka Allah akan memutuskannya” (Bukhari 5958 dan At Tirmidzi 1924). Sebagaimana mengasihi anak yatim akan berdampak pada kelembutan hati dan mendatangkan ridha Allah Yang Maha Mengetahui yang ghaib, disebutkan bahwa ada seseorang mengadukan kekerasan hatinya pada Rasulullah Saw, beliau menasehatinya :
إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ فَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ، وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ
“Bila Anda menginginkan kelembutan hati, maka berilah makan pada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim” (Ahmad 7787)

Dan salah satu contoh kasih sayang adalah kasih sayang orang kaya terhadap orang miskin, yang kuat mengasihi yang lemah, yang sembuh mengasihi yang ditimpa penyakit, kepala keluarga mengasihi anggota keluarganya, pemilik perusahaan mengasihi para karyawannya, guru mengasihi para muridnya dan masih banyak  contoh lainnya yang didapati dalam kehidupan kita sehari-hari.

Hamba Allah : sesungguhnya kasih sayang tidak terbatas pada kasih sayang sesama muslim, akan tetapi mencakup kasih sayang terhadap non muslim, yaitu dengan membantu orang yang membutuhkan, orang yang ditimpa musibah, dan berbuat baik terhadap orang-orang yang lemah. Tampakkan kebaikan agama Islam pada mereka, kenalkan tujuan agama mulia ini pada mereka dengan penyampaian yang baik, pergaulan yang baik dan hubungan yang baik dengan mereka, dari Asma’ binti Abu Bakar As Shiddiq RA berkata :
 قَدِمَتْ عَلَىَّ أُمِّي وَهْىَ مُشْرِكَةٌ، فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ r فَاسْتَفْتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ r قُلْتُ: إِنَّ أُمِّى قَدِمَتْ وَهْىَ رَاغِبَةٌ ، أَفَأَصِلُ أُمِّي؟ قَالَ :« نَعَمْ صِلِي أُمَّكِ
“Ibuku mengunjungiku dan ia seorang yang musyrik pada masa Rasulullah Saw, lalu Aku meminta fatwa pada Rasulullah Saw : sesungguhnya ibuku datang ingin bertemu, apakah aku melanjutkan hubungan dengannya ? Beliau menjawab : tentu dan sambunglah hubungan dengan ibumu” (Bukhari 1356)

Ya Allah jadikanlah kami manusia yang saling mengasihi, berilah kelembutan pada hati kami, keindahan pada ucapan kami dan kebaikan pada perbuatan kami. Dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu,  mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
 نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ


Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi oleh-Nya dalam kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa termasuk karunia Allah yang telah menjadikan saling mengasihi simbol asli pemimpin dan rakyat Persatuan Emirates Arab, mereka merupakan masyarakat yang dipenuhi kasih sayang dan kebaikan, bahkan mereka dikenal dan menjadi contoh kebaikan itu, uluran tangan baik mereka menyentuh hampir seluruh dunia, dan sebagai salah satu buktinya adalah kampanye “Saling mengasihi” yang diluncurkan oleh yang mulia Presiden PEA untuk membantu para penduduk Syam “Suriah” agar mereka terlepaskan dari penderitaan yang menimpa mereka, semoga Allah membalas arahan, kontribusi dan perbuatan kepala negara untuk membantu mereka, Rasulullah Saw bersabda :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kasih sayang, cinta dan kelemah lembutan diantara mereka, adalah bagaikan satu tubuh, bila ada satu dari anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuh juga akan merasakan sakit dan tidak bisa tidur” (Muttafaq ‘alaih)
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([3]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([4]) وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([5]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا الرَّحْمَةَ بِعِبَادِكَ، وَبَذْلَ الْخَيْرِ وَالْمَعْرُوفِ فِي مَرْضَاتِكَ، وَامْنُنْ عَلَيْنَا بِالْقُلُوبِ الرَّحِيمَةِ الْمُخْبِتَةِ لَكَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. اللَّهُمَّ اجْزِ الْمُتَصَدِّقِينَ الْمُحْسِنِينَ، وَبَارِكْ لَهُمْ فِي أَمْوَالِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ، وَزِدْهُمْ مِنْ فَضْلِكَ وَإِحْسَانِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أَهْلِنَا فِي بِلاَدِ الشَّامِ، وَادْفَعْ عَنْهُمْ مَا حَلَّ بِهِمْ مِنْ بَرْدِ الشِّتَاءِ، وَكُنْ لَهُمْ مُعِينًا وَحَافِظًا يَا رَبَّنَا، وَفَرِّجْ عَنِ الضُّعَفَاءِ وَالْمَكْرُوبِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([6]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
عِبَادَ اللَّهِ: ( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([7])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([8])

 Khutbah Jumat
10 Rabiul Akhir 1436 H / 30 Januari 2015 M
Ambillah sebagai pelajaran
Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْعَزِيزِ الْغَفَّارِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمِهِ الْوَفِيرَةِ، وَمِنَنِهِ الْعَظِيمَةِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ تَعَالَى:( هَذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِينَ)([1]).
Kaum muslimin : sesungguhnya Allah telah memerintahkan kita untuk mengambil pelajaran dan berpikir, menghayati dan mempelajari, Allah Swt berfirman :
فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ
“Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan” (Al Hasyr 59 : 2). Artinya ambillah pelajaran wahai para pemilik akal dan hati (Al Qurthubi 18/5).  Disebutkan didalam Al Quran sebagai perumpamaan dan peringatan bagi orang-orang yang mengingat, Allah Swt berfirman :
وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
“Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat” (Ibrahim 14 : 25). Banyak kisah para Rasul dan kejadian sejarah masa lalu yang dimuat dalam Al Quran, sebagai pelajaran, peringatan dan nasehat bagi kita semua, Allah Swt berfirman :
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman” (Yusuf  12 : 111). Al Hasan Al Bashri berkata : seorang mukmin memiliki empat tanda : ucapanya dzikir, diamnya berpikir, pandangannya pengajaran dan ilmunya untuk kebaikan” (Hilyatul Auliya’ 10/217).
Sebagian orang shaleh berkata : “Sesungguhnya setiap kali aku keluar dari rumahku, dan setiap kali pandanganku tertuju pada sesuatu kecuali aku melihat nikmat Allah yang diberikan padaku ada pada barang tersebut dan didalamnya juga terdapat pelajaran” (Ibnu Abid Dunya dalam kitab (At Tafakkur dan Al I’tibar seperti disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya 2/184). Beruntunglah orang yang berpikir dan mengambil pelajaran.

Hamba Allah : sesungguhnya termasuk pelajaran bahwa manusia hendaknya berpikir apa yang telah dilakukannya pada hari ini dan kemarin, bila ia mendapatkan kebaikan maka hendaknya ia terus meningkatkan kebaikan itu, bila yang didapat selain itu, maka ia hendaknya berusaha mencari solusi dan mengoreksinya, Allah Swt berfirman :
بَلِ الإِنْسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ* وَلَوْ أَلْقَى مَعَاذِيرَهُ
“Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya” (Al Qiyamah 75 : 14-15). Al Hasan Al Bashri berkata : “Pemikiran itu bagaikan cermin dimana kau dapat melihat kebaikan dan keburukanmu” (Hilyatul Auliya’ 8/109)
Orang yang berakal selalu berpikir untuk meningkatkan dirinya, menambahkan kebaikan dan perbuatan baiknya, Allah Swt berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklha setipa diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada  Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengethaui apa yang kamu kerjakan” (Al Hasyr 59 : 18). Selalu berpikir untuk menghilangkan penyebab aib, untuk menyempurnakan kekurangan dan untuk introspeksi diri, oleh karena itu Umar bin Khattab RA berkata : “Hisablah dirimu sebelum dihisab, timbanglah dirimu sebelum ditimbang” (Ibnu Abid Dunya dalam muhasabah diri : 2). Disebutkan bahwa : orang yang banyak mengambil pelajaran maka akan lebih sedikit kesalahannya”(Adabud Dunya wad din : 356). Artinya : tidak mudah terjatuh dan terjerembab dalam kesalahan.
Orang yang berakal adalah orang yang sangat perhatian terhadap kemuliaan jiwanya, kemurniaan ruhnya, kebaikan kondisinya dan keistiqomahan etikanya, Allah Swt berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan  yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar Ra’d 13 : 11)

Para jamaah shalat jumat : contoh lain dalam pengambilan pelajaran adalah seorang manusia hendaknya mengambil pelajaran dari sesamanya, memanfaatkan seperti sesamaanya mengambil manfaat, menjauh dari kesalahan dan marabaya yang telah menimpa orang lain, sehingga ia mampu belajar dari kejadian yang ada disekitarnya, Abdullah bin Mas’ud berkata : “Orang yang berbahagia adalah orang yang mampu mengambil pelajaran dari kejadian orang lain” (Muslim 2645)
Dalam untaian syair dinyatakan :
“Sesungguhnya orang yang berbahagia, adalah  orang yang memiliki pelajaran dari orang lain, dan dari pengalamannya ia mengambil keputusan dan pelajaran” (Adabud dunya wad din 356)

Diantara contoh pengambilan pelajaran adalah hendaknya manusia yang melihat kebaikan sifat sesamanya, ia mencontohnya dan menjauh dari keburukannya, dan bila ia mendapati kebaikan perbuatan sesamanya, ia hiasi dirinya dengan perbuatan yang sama, atau bila ia mendapati etika mulia, ia bersegera menteladaninya, bila ia mendapatkan ilmu yang berguna, ia mempelajarinya, atau bila menemukan darinya pengalaman kesuksesannya maka ia memanfaatkannya, Allah Swt berfirman :
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُوْلَئِكَ هُمْ أُوْلُو الْأَلْبَابِ
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal” (Az Zumar 39 : 18)

Kaum muslimin : menghayati ciptaan Allah dan memikirkan keajaiban penciptaan-Nya merupakan salah satu bentuk berpikir dan pembelajaran, Allah Swt berfirman :
أَفَلاَ يَنظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ* وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ* وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ* وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit bagaimana ia ditinggikan, dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan, dan bumi bagaimana ia dihamparkan” (Al Ghasyiyah 88 : 17-20).
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: لَمَّا كَانَ لَيْلَةٌ مِنَ اللَّيَالِي قَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« يَا عَائِشَةُ ذَرِينِي أَتَعَبَّدُ اللَّيْلَةَ لِرَبِّي». قُلْتُ: وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ قُرْبَكَ، وَأُحِبُّ مَا سَرَّكَ، قَالَتْ: فَقَامَ فَتَطَهَّرَ ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي، فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ حِجْرَهُ -أَيْ ثَوْبَهُ- ثُمَّ بَكَى فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ لِحْيَتَهُ، ثُمَّ بَكَى فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ الْأَرْضَ، فَجَاءَ بِلَالٌ يُؤْذِنُهُ بِالصَّلَاةِ، فَلَمَّا رَآهُ يَبْكِي قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ تَبْكِي وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ قَالَ:« أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا؟ لَقَدْ نَزَلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ آيَةٌ وَيْلٌ لِمَنْ قَرَأَهَا وَلَمْ يَتَفَكَّرْ فِيهَا:( إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
Dari Aisyah RA berkata : pada satu malam Rasulullah Saw bersabda : wahai Aisyah, biarkan malam ini aku berkonsentrasi beribadah pada Tuhanku. Aku berkata : demi Allah sesungguhnya aku senang dekat denganmu, dan menyukai sesuatu yang membuatmu senang.
Ia berkata : kemudian Beliau bangkit dan berwudhu, kemudian shalat, Beliau menangis terus sampai air matanya membasahi bajunya, dan beliau terus  menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya, kemudian terus menangis sampai air matanya membasahi lantai. Kemudian datang Bilal untuk mengumandangkan adzan subuh, ketika melihat Rasulullah Saw menangis, ia berkata : Wahai Rasulullah, apa yang membuat engkau menangis, padahal Allah telah mengampuni  semua dosamu yang terdahulu atau pun yang akhir ? Beliau menjawab :  Aku ingin menjadi seorang hamba yang pandai bersyukur,  pada malam ini telah turun kepadaku satu ayat  Al Qur’an yang sungguh rugi orang yang membacanya tanpa disertai penghayatan :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
 "Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi,  dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal" ( Ali Imran 3  : 190)" (HR Ibnu Hibban 2/386)

Ya Allah berilah pertolongan pada kami agar mampu berpikir dan mengambil pelajaran, berilah kami kekuatan untuk berkata dan berbuat yang baik, dan berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu,  mentaati Rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59).
 نَفَعَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ صلى الله عليه وسلم
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dg sebenar-benarnya takwa, dan merasalah diawasi oleh-Nya dalam kesunyian dan keramaian dan ketahuilah bahwa kejadian yang ada di sekitar kita merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi orang yang menggunakan hatinya, dan orang-orang yang berakal hendaknya menghayati kejadian-kejadian ini dan mengambil pelajaran darinya, dan hendaknya mereka mengetahui bahwa kebahagiaan itu terletak pada kedisiplinan dalam menjalankan syariat Allah, melakukan sesuatu yang menyebabkan ketentraman dan keserasian, kedamaian dan keselamatan, menggunakan ungkapan yang baik, mengerjakan amalan baik, dan hendaklah menjauh dari semua bentuk fitnah dan penyebabnya, dari Jubair bin Nufair berkata : Al Miqdad bin Al Aswad datang untuk keperluan, lalu kami berkata : silahkan duduk sehingga kami memenuhi permintaanmu, kemudian ia duduk, lalu ia berkata : sungguh aneh kaum yang aku lalui, mereka mengharapkan fitnah, mereka menyangka bahwa mereka akan mendapatkan cobaan seperti yang diberikan Allah pada Rasulullah dan para sahabatnya, aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda :
إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنَ، إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنَ، إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنَ
“Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah, sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah dan sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah” (Abu Daud 4263 dan Al Bazzar 2112)
Dan orang-orang yang menganut pemikiran radikal hendaknya mereka berkaca pada diri mereka dari ketakutan yang mereka ciptakan dan pencabutan nilai-nilai dasar kemanusiaan, apakah jalan ini akan mengantarkannya ke surga ? Apakah Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin akan merestui tindakan mereka ? Tidakkah mereka membaca firman Allah :
وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al Qashash 28 : 77). Mereka harus merujuk dan memikirkan kembali tindakan mereka, meninggalkan jalan keburukan dan tindakan pengrusakan, kembali kepada Allah dengan bertaubat selagi masih ada waktu dan sebelum penyesalan datang, karena semua risalah kenabian pada umumnya dan risalah Muhammad Saw pada khususnya adalah untuk membangun jiwa dan melindungi kehidupan, oleh karena itu Al Quran memerintahkan untuk  merenungkan akhir dari kisah orang-orang terdahulu, agar kita mampu menjauh dan menghindari dari penyebab kehancuran mereka.

Dengan keutamaan Allah, kita hidup di Negara Persatuan Emirates Arab yang dipenuhi kenikmatan dan kebaikan, ketentraman dan kegotong royongan bersama pemimpin negara ini, semoga Allah melanggengkan nikmat pada kita semua, dan semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur kepada Allah dan berterima kasih pada pemimpin kita.
هَذَا وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى:( إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)([2]) وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3]) وَقَالَ r:« لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ»([4]).
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابِةِ الأَكْرَمِينَ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا قُلُوبًا خَاشِعَةً مُعْتَبِرَةً، وَعُقُولاً وَاعِيَةً مُتَدَبِّرَةً، وَأَلْسِنَةً صَادِقَةً ذَاكِرَةً، وَنُفُوسًا رَاضِيَةً شَاكِرَةً، وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ لَنَا وَلِوَالدينَا، وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا، وَلِلْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدَّوْلَةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد، وَأَدِمْ عَلَيْهِ مَوْفُورَ الصِّحْةِ وَالْعَافِيَةِ، وَاجْعَلْهُ يَا رَبَّنَا فِي حِفْظِكَ وَعِنَايَتِكَ، وَوَفِّقِ اللَّهُمَّ نَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيْخ مَكْتُوم، وَشُيُوخَ الإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلِ اللَّهُمَّ فِي عَفْوِكَ وَغُفْرَانِكَ وَرَحْمَتِكَ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَجَمِيعَ أَرْحَامِنَا وَمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمَلِكِ عبد الله بن عبد العزيز آل سعود وَارْحَمْهُ بِرَحْمَتِكَ، وَتَجَاوَزْ عَنْهُ بِلُطْفِكَ، وَاجْعَلْ مَثْوَاهُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ، وَجَازِهِ خَيْرًا وَإِحْسَانًا وَعَفْوًا وَغُفْرَانًا.

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الْمَغْفِرَةَ والثَّوَابَ لِمَنْ بَنَى هَذَا الْمَسْجِدَ وَلِوَالِدَيْهِ، وَلِكُلِّ مَنْ عَمِلَ فِيهِ صَالِحًا وَإِحْسَانًا، وَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لِكُلِّ مَنْ بَنَى لَكَ مَسْجِدًا يُذْكَرُ فِيهِ اسْمُكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلاَ تَدَعْ فِيْنَا وَلاَ مَعَنَا شَقِيًّا وَلاَ مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الإِمَارَاتِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَأَدِمْ عَلَيْهَا الأَمْنَ وَالأَمَانَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ([5]).
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا.
عِبَادَ اللَّهِ: ( إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)([6])
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ( وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ)([7])

No comments: