Tuesday, October 11, 2011

ALQUR'AN DAN LOGIKA (Terjemahan)

Pendahuluan

Tulisan ini diterjemahkan dari bagian buku yang berjudul 'The Amazing Quran' oleh Dr. Garry Miller.

Satu hal yang dapat mengejutkan non-muslim ketika mempelajari Al-qur'an secara dekat adalah, bahwa Al-qur'an tidak menampakkan kepada mereka apa yang pernah mereka perkirakan dan harapkan. Yang mereka perkirakan bahwa mereka mempunyai kitab kuno yang datang sekitar 14 abad yang lalu dari padang pasir tanah Arab, dan mereka memperkirakan bahwa Alqur'an harus tampak dan tergambarkan seperti itu, sebuah buku kuno dari padang pasir. Dan kemudian mereka mendapati bahwa Alqur'an tidak menyerupai dengan apa yang telah mereka harapkan. Malahan, satu dari hal yang pertama-tama yang diperkirakan oleh beberapa orang adalah, bahwa Alqur'an adalah sebuah buku kuno datang dari padang pasir. Alqur'an seharusnya berbicara tentang hal-hal yang berhubungan dengan keadaan padang pasir. Memang Alqur'an berbicara tentang padang pasir, beberapa menyiratkan tentang padang pasir secara samar-samar, tetapi Alqur'an berbicara tentang laut, bagaimana tentang keadaan dalam badai di laut.

Nabi Muhammad SAW dan Alqur'an

Apabila seseorang menganggap bahwa Alqur'an merupakan hasil dari pemikiran manusia, lalu orang akan mengharapkan Alqur'an memberikan gambaran apa yang terjadi pada alam pikiran si pengarang Alqur'an tersebut. Banyak fakta, beberapa ensklopedia dan beberapa buku yang menyatakan bahwa Alqur'an merupakan hasil halusinasi yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Jika tanggapan ini benar, jika ini benar-benar dihasilkan oleh/akibat dari beberapa masalah psikologi dari pikiran/akal Nabi Muhammad SWA, lalu akan ada bukti yang muncul didalam Alqur'an yang berhubungan dengan keadaan psikologi atau pikiran Nabi Muhammad SAW itu.

Adakah bukti-bukti yang demikian itu?.

Didalam menentukan apakah ada atau tidaknya bukti-bukti itu, pertama-tama seseorang harus mengidentifikasi tentang apa saja yang sedang terjadi didalam jalan pikiran Nabi SAW saat itu, kemudian mencari ajaran dan refleksinya/gambarannya didalam Alqur'an.

Semua tahu bahwa Nabi SAW menjalani hidup yang berkesusahan. Semua anak perempuannya meninggal kecuali satu, dan dia SAW mempunyai seorang isteri untuk beberapa tahun sampai itrinya itu meninggal dunia, dimana isteri pertamanya itu merupakan seseorang yang sangat berharga dan penting bagi Nabi SAW, yang tidak hanya menemaninya sampai mati, tetapi istrinya itu meningal saat krisis dalam kehidupan Nabi SAW. Dia pastilah seorang wanita tenang sebab ketika wahyu pertama datang pada Nabi SAW, dia SAW berlari pulang kepada isterinya, karena rasa takut.

Secara pasti, bahkan sekarang seseorang akan susah mencoba menjumpai seorang Arab yang akan menyatakan kepada anda bahwa, 'aku sangat takut, sehingga aku lari pulang kepada isteriku'. Mereka tidak akan seperti itu. Nabi Muhammad merasa cukup aman/senang melakukan hal yang demikian itu terhadap isterinya.

Begitulah peran dan sebagai wanita yang kuat. walaupun contoh ini hanya sebagian kecil saja yang ada pada pikiran Nabi Muhammad SAW, mereka cukup dalam membuktikan intensitas dalam pembahasan ini.

Alqur'an tidak menyatakan/menggambarkan ini sedikitpun, tidak pada kematian dari anak-anaknya, tidak pada kematian isteri dan sahabat-sahabatnya, tidak tentang rasa takutnya ketika wahyu pertama diturunkan yang dia SAW bagi dengan isterinya, tidak sama sekali; Walaupun kejadian-kejadian ini sangat melukainya, mengganggunya, dan menyebabkan ia SAW merasa sakit hati dan sedih selama masa hidupnya. Sungguh, apabila Alqur'an merupakan hasil dari pemikiran ataupun gambaran psikologinya, maka hal ini, dan juga yang lainnya, akan banyak atau paling tidak akan tertera di dalam Alqur'an.

Pendekatan Secara Ilmu Pengetahuan Terhadap Alqur'an

Suatu pendekatan yang benar-benar secara ilmu pengetahuan terhadap Alqur'an adalah memungkinkan, sebab Alqur'an menawarkan sesuatu yang tidak ditawarkan oleh terutama Kitab-kitab Suci lainnya, dan agama-agama yang lain pada umumnya. Ini yang diminta oleh para scientist.

Kini banyak orang yang mempunyai ide dan teori tentang bagaimana alam semesta ini bekerja. Orang-orang tersebut berada diberbagai tempat di dunia ini, tetapi komunitas ilmuwan tidak perduli untuk mendengarkan mereka. Ini disebabkan pada abad yang lalu komunitas ilmuwan telah meminta seatu pengujian dari falsifikasi. Mereka berkata bahwa, "Jika anda mempunyai teori, jangan perdulikan kami dengannya terkecuali anda membawa dengan teori itu suatu jalan untuk kami untuk membuktikan apakah anda salah atau tidak". Pengujian demikian tepatnya mengapa kelompok ilmuwan mendengarkan Einstein pada awal abad lalu. Dia datang dengan teori baru dan berkata, "Saya percaya alam semesta bekerja seperti ini, dan di sini tiga jalan untuk membuktikan apakah saya salah!.", sehingga komunitas ilmuwan mengacu teorinya untuk pengujian, dan dalam jangka waktu 6 tahun ketiganya itu lolos semuanya. Tentu, ini tidak membuktikan bahwa dia luar biasa, tetapi ini membuktikan bahwa dia akan didengar apa yang telah ia katakan. 'Ini adalah ideku, dan jika anda ingin mencoba untuk membuktikan aku salah, lalu lakukan ini atau coba yang itu". Ini adalah tepatnya apa yang Alqur'an punyai, uji 'falsifikasi'. Beberapa sudah lama (dalam hal ini mereka sudah dibuktikan beberapa) dan beberapa tetap ada sampai sekarang.

Secara pokok tercantum; Jika kitab ini bukan apa yang ia klaim, kemudian semua yang harus anda lakukan adalah ini atau ini atau ini untuk membuktikan bahwa itu salah. Tentu, dalam 1400 tahun tak seorangpun dapat melakukan 'ini atau ini atau ini'.

Pengujian Falsifikasi
 
Saya usulkan kepada anda bahwa jika lain kali berselisih dengan seseorang tentang Islam dan dia mengira bahwa dia yang benar dan anda berada di pihak yang dianggap tidak benar, pertama-tama anda tinggalkan semua argumen-argumen dan usulkan yang ini. Tanyai dia, "pernahkan ada uji falsifikasi pada agama anda?. Adakah dalam agama anda yang akan membuktikan bahwa anda salah?. Jika saya dapat membuktikan kepada anda bahwa itu ada - Apa saja?".

Baiklah, sekarang saya akan memastikan bahwa orang-orang tidak akan mempunyai apapun - Tidak diuji, tidak dibuktikan, tidak ada apapun!. Ini dikarenakan mereka tidak mengetahui ide bahwa mereka tidak hanya menunjukkan apa yang mereka percaya, tetapi harus memberi kesempatan yang lain untuk membuktikan bahwa mereka itu salah. Bagaimanapun, Islam melakukan itu.

Satu contoh yang paling baik bagaimana Islam memberikan orang dengan suatu kesempatan untuk memverifikasi keasliannya dan "membuktikannya salah". Dan sejujurnya, aku sangat tertegun dengan ketika pertamakali mendapati tantangan ini. Dikatakan dalam Surat Annisak ayat 82;

"Maka tidaklah mereka menghayati (mendalami) Alqur'an? Sekiranya itu bukan dari selain Allah pastilah mereka menemukan banyak hal kesalahan di dalamnya".

Ini merupakan suatu tantangan yang sangat jelas bagi Non Muslim, pada prinsipnya ini mengundangnya untuk menemukan suatu kesalahan di dalam Alqur'an. Sebagaimana kenyataannya, keseriusan dan kesukaran dari tantangan yang ada.

10/11/2011

No comments: