Khotbah Pertama
Segala puji bagi Allah SWT, Sang Pelindung dan Maha Terpuji. Dialah yang memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk menjaga perjanjian. Kita bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, yang berbuat sesuai kehendak-Nya. Dan kita bersaksi bahwa junjungan kita Nabi Muhammad SAW adalah penutup para rasul. Semoga shalawat, salam, dan berkah Allah tercurah kepadanya, juga kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.
Amma ba'du (selanjutnya):
Aku wasiatkan kepada kalian, wahai hamba-hamba Allah SWT, dan juga kepada diriku sendiri, agar senantiasa bertakwa kepada Allah. Allah Ta‘ala berfirman:
﴿وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ﴾
"Barang siapa yang menepati janjinya dan bertakwa, maka sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran: 76)
Wahai kaum mukminin, ini adalah perintah Ilahi yang mulia, dan arahan Rabbani yang penuh hikmah. Barang siapa yang berpegang teguh padanya/janjinya, maka Allah akan memuliakannya dan memberinya pahala. Dan barang siapa yang melanggarnya, akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Allah Ta‘ala berfirman:
﴿وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا﴾
"Dan tepatilah janji; sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban." (QS. Al-Isra: 34)
Ya, menepati janji adalah bagian dari prinsip luhur, akhlak mulia, dasar kehormatan, dan tanda kecerdasan. Hanya orang-orang berakal yang mengingat dan memahami pentingnya menepati janji. Allah SWT berfirman:
﴿الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ﴾
"(Yaitu) orang-orang yang menepati janji Allah dan tidak melanggar perjanjian." (QS. Ar-Ra’d: 20)
Benar, tidaklah suatu kaum menepati janjinya melainkan mereka akan naik derajatnya, dan cinta kasih akan tumbuh di antara mereka. Dan tidaklah mereka mengingkari janji mereka melainkan kepercayaan akan sirna di antara mereka, dan kemurkaan Allah SWT pun akan menimpa mereka.
Bagaimana perasaanmu jika engkau telah membuat janji dan perjanjian dengan seseorang, lalu dia mengingkarinya dan tidak menepatinya? Bukankah dadamu akan sesak dan kemarahanmu akan memuncak karena hakmu disia-siakan?
Karena itulah Allah SWT memerintahkan kita untuk menepati janji, dan Dia memuji para nabi dan rasul atas sifat ini. Tentang kekasih-Nya, Ibrahim, Allah SWT berfirman:
﴿وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى﴾
"Dan (tentang) Ibrahim yang menunaikan (segala perintah dan janjinya)." (QS. An-Najm: 37)
Allah SWT juga menggambarkan sifat orang-orang beriman:
﴿وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ﴾
"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya." (QS. Al-Mu’minun: 8)
Menepati janji adalah tanda keimanan dan keberagamaan. Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا دِينَ لِمَنْ لَا عَهْدَ لَهُ»
"Tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji." (HR. Ahmad)
Itulah nilai sebuah perjanjian, kedudukan sebuah janji, dan kekuatan sebuah ikatan. Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya janji paling agung adalah perjanjian yang kita buat dengan Rabb kita. Allah Ta‘ala berfirman:
﴿وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا﴾
"Dan tepatilah janji Allah." (QS. Al-An‘am: 152)
Dan barang siapa berpegang pada janji Allah SWT, maka:
﴿فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا﴾
"Maka Dia akan memberinya pahala yang besar." (QS. Al-Fath: 10)
Adapun orang-orang yang rugi adalah mereka yang mengingkari janji Allah SWT setelah perjanjian itu diikat. Allah SWT berfirman:
﴿الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ﴾
"Orang-orang yang merusak perjanjian Allah setelah diikat dengan kokoh." (QS. Al-Baqarah: 27)
Wahai orang-orang yang setia pada janjimu, lihatlah perjanjianmu dalam rumah tangga dan keluargamu, perjanjianmu dengan istrimu yang telah difirmankan Allah SWT:
﴿وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا﴾
"Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kalian perjanjian yang kuat." (QS. An-Nisa: 21)
Periksalah pula janji dengan anak-anakmu. Tepatilah apa yang telah kau janjikan kepada mereka, penuhi harapan-harapan mereka. Jagalah pula janji dalam pekerjaan dan tugasmu dengan melaksanakan tanggung jawab dan menunaikan hak para pekerja.
Jagalah janji dalam urusan harta, dengan mengembalikannya kepada pemiliknya dan berhati-hatilah dari menyia-nyiakannya. Nabi ﷺ bersabda:
«مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا؛ أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلَافَهَا: أَتْلَفَهُ الله»
"Barang siapa mengambil harta orang lain dengan niat ingin mengembalikannya, maka Allah akan bantu membayarkannya. Dan barang siapa mengambilnya dengan niat merusaknya, maka Allah akan membinasakannya." (HR. Al-Bukhari)
Maka marilah kita tanamkan akhlak menepati janji dalam seluruh aspek kehidupan kita—dengan Allah, dengan tanah air kita, dan masyarakat kita.
Allah SWT berfirman:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ﴾
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah, dan taatilah Rasul, dan para pemimpin di antara kalian." (QS. An-Nisa: 59)
Aku sampaikan khutbah ini dan memohon ampun kepada Allah SWT untukku dan kalian, maka mohonlah ampun kepada-Nya.
Khotbah kedua
Segala puji bagi Allah SWT dengan pujian yang sebenarnya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi SAW yang tiada nabi setelahnya.
Amma ba'du, wahai orang-orang yang setia pada janjinya! Nabi kalian SAW bersabda:
«إِنَّ حُسْنَ الْعَهْدِ مِنَ الْإِيمَانِ»
"Sesungguhnya menepati janji termasuk bagian dari iman." (HR. Al-Hakim)
Di antara perjanjian paling agung yang pernah disepakati oleh penduduk negeri yang mulia ini adalah Perjanjian Persatuan, yang ditandatangani oleh Syekh Zayed—semoga Allah menyucikan ruhnya—dan para pendiri negara lainnya, tepat pada hari seperti ini, 55 tahun yang lalu.
Sampai hari ini kita terus mengingat dan menghargai kesungguhan mereka dalam memuliakan rakyat dan memakmurkan negeri.
Dalam perjanjian itu tertulis:
"Kami ingin memenuhi keinginan rakyat kami untuk bersatu, menyatukan kehendak kami, mempererat ikatan yang menyatukan kami, dan berusaha mewujudkan stabilitas, kesejahteraan, serta keadilan di negeri kami. Kami yakin bahwa persatuan adalah jalan menuju kemuliaan, kekuatan, dan kebaikan. Maka kami menyatakan kesepakatan untuk mempersatukan emirat-emirat kami dalam satu negara yang mampu membela eksistensinya, menjaga keamanannya, mewujudkan harapan rakyatnya, dan mengukuhkan posisinya di tengah bangsa-bangsa.”
Ya, mereka menginginkan kebaikan dan berjanji untuk meraihnya. Maka Allah memberi taufik kepada mereka dan meneguhkan kita di atasnya.
Amalan pertama yang dilakukan oleh Syekh Zayed setelah menandatangani perjanjian adalah bersujud kepada Tuhannya dalam rasa syukur atas nikmat-Nya. Maka marilah kita pun bersyukur atas kebijaksanaan pemimpin kita, atas nikmat persatuan kita. Tanamkan nilai-nilainya dalam jiwa anak-anak dan cucu-cucu kita.
Mari kita doakan para pendiri negara agar dirahmati oleh Allah dan dibalas dengan kebaikan. Kita doakan juga pemimpin kita yang bijak, yang telah menjalankan amanat persatuan dengan sangat baik, menjadikan negeri ini teladan yang dikagumi banyak bangsa.
Dan kita berjanji, bahwa kita akan tetap setia pada perjanjian persatuan, berpegang teguh pada nilai-nilainya, dan setia kepada tanah air kita. Allah telah memuji orang-orang yang setia dengan firman-Nya:
﴿وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا﴾
"Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila mereka berjanji." (QS. Al-Baqarah: 177)
*Doa Penutup*
Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang beriman kepada-Mu, yang beribadah kepada-Mu, dan berbakti kepada orang tua kami. Rahmatilah mereka sebagaimana mereka telah mendidik kami di waktu kecil, wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang pengasih.
Ya Allah, lindungilah negara Uni Emirat Arab, peliharalah dengan penjagaan-Mu, dan limpahkan perhatian-Mu, wahai Rabb semesta alam.
Ya Allah, lindungilah Presiden Negara, Syekh Muhammad bin Zayed, anugerahkan kepadanya bimbingan dan hikmah, serta berikan taufik kepada para wakil dan saudaranya para pemimpin UEA, termasuk Putra Mahkota yang terpercaya, dan perwakilan penguasa di Dhafrah, untuk melakukan apa yang Engkau cintai dan ridhai.
Ya Allah, rahmatilah Syekh Zayed, Syekh Rasyid, dan seluruh syekh UEA yang telah kembali ke rahmat-Mu. Masukkan mereka ke surga-Mu yang luas dan liputi para syuhada bangsa ini dengan rahmat dan ampunan-Mu.
Ya Allah, rahmatilah seluruh muslimin dan muslimat, yang hidup maupun yang telah wafat.