Sunday, April 06, 2025

AKU DAN KANTORKU

UMUM

Ini adalah tulisan lama yang belum pernah aku luncurkan. Cerita ini merupakan cerita nyata yang terjadi terhadap diriku. Walaupun isinya lama aku sebagai penulis merasa perlu untuk meluncurkan tulisan ini karena menurutku mungkin ada sedikit-banyak nasehat sebagai penyemangat di dalam menghadapi keruwetan dalam bekerja di suatu perusahaan. Untuk itu mari dibaca. 

AKU

Keyakinanku adalah, walaupun bukan semua orang, tetapi banyak yang  tidak suka untuk menulis situasi atau keadaan tempat kerja mereka, apalagi dihubungkan dengan dirinya sendiri, terutama apabila si penulis memiliki masalah dengan dirinya sendiri di kantor tempat di mana dia bekerja. Akan tetapi, terkadang hal itu diperlukan apabila itu dapat memberikan suatu manfaat kepada yang lain dengan tujuan bukan ingin membuka rahasia suasana keadaan kantornya.

Tidak terasa aku sudah empat bulan bekerja di perusahaan yang pernah aku impikan ini. Tetapi beberapa hari terakhir ini aku merasa sedikit gundah, karena khawatir dan gelisah, akan tetapi tidak bisa dipecahkan olehku karena aku tidak memiliki kekuasaan untuk itu. 

Adalah keadaan setelah rapat antara anggota semua Bagian di Departemenku yang dipimpin langsung oleh Kepala Departemen (Kadep)ku. Ketika itu suasananya biasa saja. Aku dan teman-temanku berkonsentrasi mendengarkan apa yang disampaikan oleh Kadepku. Ketika diberi waktu untuk yang hadir apabila ada sesuatu untuk disampaikan, aku atau rekanku yang lain menyampaikan apa adanya. Ketika pembicaraan beralih pada pelatihan, lalu aku sedikit lebih terkonsentrasi. Bahwa semua dari tiga orang anggota di Bagianku akan mendapatkan pelatihan ke Luar Negeri. Ini merupakan berita yang sangat aku tunggu-tunggu. Karena selama aku bekerja di UAE sampai saat ini tak sekalipun aku mendapatkan kesempatan pelatihan ataupun tugas sampai ke luar UAE. Terkadang hal ini tetap aku syukuri karena memang kemampuan bahasa Ingrisku tidak terlalu baik walaupun bahasa ini telah aku pakai setiap hari sudah lebih dari sembilan belas tahun lamanya. Entahlah aku masih tetap "plegak-plegok" seperti masih harus berpikir bagaimana untuk mengucapkannya ketika aku berbicara, walaupun jauh lebih baik jika dibandingkan dengan ketika aku untuk pertamakalinya sampai di UAE dulu.

Aku terus memikirkan tentang rencana pelatihan yang pernah disampaikan oleh atasanku itu. Kemungkinan, pelatihan itu kira-kira akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Maret 2014 ini, berarti sekitar sebulan lagi setelah pengumuman dalam rapat itu.

Aku sendiri sebenarnya sedang membutuhkan uang. Aku masih memiliki beberapa tanggungan tunggakan pembayaran kebutuhan keluarga yang belum aku bayar karena salah perkiraan, hampir semuanya secara bersamaan yaitu sebelum bulan Mei ini datang harus sudah aku bayar.

Ketika itu bulan Juli tahun 2013 sebelum aku pulang liburan ke Indonesia. Aku melihat saldo tabunganku di Bank di mana gajiku selalu dikirim masih banyak. Itu ketika aku menerima SMS apabila aku menarik uang tunai dari mesin ATM. Tetapi ketika aku menerima saldo koran aku melihat selisihnya sekitar 150 juta Rupiah lebih sedikit jika dibandingkan dengan SMS dari Bank yang selalu aku terima setelah menarik tunai dari ATM. Dan juga, walaupun aku menarik tunai melalui cek, aku menerima SMS bisa sampai termasuk juga kelebihan sekitar150 juta Rupiah itu. Untuk itu, aku berkeyakinan bahwa uangku memang masih sebanyak itu, lalu aku tarik lagi, sehingga sampai tersisa sekitar 150 juta Rupiah sebelum berangkat ke Indonesia.

Di Indonesia, aku membeli tanah sawah di Kota Batu dengan membayarnya sekitar separuhnya dan separuhnya lagi aku janjikan nanti pada bulan Maret 2014 sambil membayangkan uang sisa di saldo tabunganku akan aku bayarkan nantinya ditambah dengan tabunganku setiap bulan dari sisa gajiku. Hal ini yang istriku juga perhitungkan, sehingga dia menyetujuinya ketika aku membeli tanah di Batu dengan pembayaran separuh berikutnya pada bulan Maret ini.

Waktu terus berlalu sampai suatu ketika aku harus meminta salinan saldo koran dari tabunganku. Setelah uangku aku kurangi untuk pembayaran biaya sekolah putriku aku hitung seharusnya masih tersisa sekitar 50 juta Rupiah, tetapi pada kenyataannya aku justru memiliki kekurangan atau minus sebanyak 100 juta Rupiah. Lalu aku mencoba mengkonfirmasi pada orang di Bagian Layanan Pelanggan Bank. Ternyata menurutnya memang benar adanya begitu, uangku minus 100 juta Rupiah. Permasalahannya adalah, di sistem menunjukkan bahwa aku pernah mengajukan uang talang bernama "life line" sebesar 150 juta Rupiah, di mana uang itu bisa aku pakai walaupun saldo di tabunganku sudah kosong. Artinya pihak Bank memberiku kebebasan pemakaiannya dengan catatan aku harus mengembalikannya sebulan kemudian. Sebenarnya uang talang yang pernah aku ajukan itu telah aku minta untuk dibatalkan, namun pihak pelayanan yang mengatakan setuju tidak pernah melaksanakannya. Hal itu terjadi ketika aku mengajukan pinjaman untuk menutup hutang mortgate membeli apartemen karena bunga yang ditawarkan Bank di mana aku menabung adalah 4% lebih rendah daripada yang telah memberiku pinjaman mortgate ketika aku mengambil apartemen melalui institusi keuangan di Dubai. Yaitu pada bulan Juli 2013.

Kini apa hendak dikata, tanah sudah aku beli, dan aku tidak memiliki cukup uang kontan untuk membayarnya, maka berita adanya kesempatan pelatihan ke luar UAE memberiku banyak harapan untuk menutupi kekurangan keadaan keuanganku teratasi. Aku sendiri sebenarnya harap-harap cemas, ini dikarenakan barangkali salah satunya adalah, aku terlalu menaruk banyak harapan. Ini karena aku memang benar kesulitan uang kontan. Kedua anak-anakku semuanya sedang kuliah, yang perempuan di Amerika dan yang lelaki di Kanada, setiap bulannya mereka membutuhkan biaya yang banyak. Kesalah-pengertian tentang keadaan saldo di Bank ku itu merupakan penyebab semua kegundahan ini. Dan aku tidak bisa berbuat banyak kecuali menunggu waktu yang tepat jika diperlukan untuk menjual tabungan berupa properti yang bukan berbentuk uang yang aku miliki yang sebenarnya bukan untuk keadaan ini.

TEMANKU PINDAH BAGIAN

Aku berada pada Bagian Pengesahan Rancangan, Bagian yang satunya lagi adalah Bagian Pemeriksaan. Semua anggota di Bagianku rencananya akan berangkat untuk pelatihan yang rencananya akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Maret ini, sedangkan untuk mereka yang ada di Bagian Pemeriksaan pelatihannya akan dilaksananakan di dalam UAE terkecuali subjek yang akan diperiksa tidak tersedia di UAE, maka akan dikirim ke luar UAE untuk melakukan pelatihan pemeriksaan itu.

Untuk menentukan tentang bahan pelatihan bagi setiap anggota diperlukan kompetensi dari masing-masing anggota. Dari situ, maka akan dapat diketahui siapa memerlukan pelatihan apa. Atasanku menugaskan pendataan kompetensi untuk semua anggota setiap Bagian kepada seseorang dari Bagian Pemeriksaan yang sudah memiliki kompetensi senior di bagiannya, dia bertugas mendata pegawai di Bagiannya dan Bagianku. Dia diminta untuk mengumpulkan semua format dan prosedur pelatihan. Dia juga menghubungi siapa yang dia anggap diperlukan untuk dihubungi termasuk juga anggota dari perusahaan Italia, partner dari perusahaan tempat aku bekerja. Tentu dia akhirnya akan mengetahui bagian apa yang harus melakukan pelatihan apa dan di mana. Di sinilah nampaknya yang menyebabkan pikirannya menjadi berubah untuk pindah ke Bagianku karena semua anggota di Bagianku akan melakukan pelatihan praktikal di luar UAE. Di mana jika dibandingkan dengan mereka yang melakukan pelatihan di dalam UAE akan mendapatkan uang saku yang lebih banyak, cukup banyak, lebih dari satu setengah kalinya.

AKU MERASA TERANCAM

Aku terkejut ketika salah seorang dari Bagian Pemeriksaan yang sedang diberi tanggung jawab untuk mendata kompetensi dari semuan anggota  mengatakan bahwa, dia sedang mengajukan dan menunggu persetujuan dari Kepala Departemen untuk pindah ke Bagian Pengesahan Rancangan tempatku. Walaupun di Bagianku dia berniat mengambil bagian subjek yang berbeda dengan aku, tetapi aku merasa terancam dengannya. Aku hanya khawatir dia menggunakan kedekatannya dengan Kepala Departemenku untuk mempengaruhinya dengan memberikan laporan yang merendahkan aku dan temanku yang lain di Bagianku, dengan menunjjukkan keunggulannya karena pengalaman dan kopetensinya yang memang melebihi dari semua anggota di Bagianku.

Aku terkadang tidak pernah mengerti tentang rekanku yang menginginkan pindah ke Bagianku, karena di Bagiannya dia sudah memiliki kompetensi senior tetapi dia ingin pinda ke Bagianku dengan mengambil kompetensi mulai dari nol lagi. Ini artinya kompetensinya akan menjadi junior kembali. Tentu seperti yang aku sebutkan di atas, pasti karena uang saku yang menjadi alasan utama kepindahannya. Padahal dalam jangka panjang adalah, pekerjaan di Bagianku nantinya kebanyakan hanya akan bekerja di Kantor, sedangkan di Bagian Pemeriksaan akan bekerja di luar Kantor.

Sebagai tukang periksa di lapangan sesungguhnya dalam jangka panjang akan lebih banyak mendapatkan uang saku karena perjalanan baik di dalam negri ataupun ke luar negri. Sedangkan untuk aku secara pribadi, kepindahannya merupakan hal yang dapat mengancam kedudukanku sebagai kandidat untuk dikirim ke luar negeri melakukan program pelatihan ini.

Untuk aku sendiri sejak awal aku memang sudah memilih bekerja di Bagian Pengesahan Rancangan karena faktor umur saja. Karena untuk bekeja di Bagian Pemeriksaan memerlukan banyak tenaga terutama apabila diminta untuk naik/turun kompartemen pada kapal-kapal besar. Aku pernah merasakan beberapa bulan yang lalu memasuki tangki ruang muat kapal pengangkut minyak dengan kedalaman 25 meteran rasanya lelah sekali. Yang kedua adalah, aku khawatir karena kelelahan, maka dapat membahayakan aku ketika sedang naik/turun melalui tangga monyet ruangan atau tangki di dalam kapal. Jadi, walaupun bisa mendapatkan uang lebih tetapi resiko bahaya bagi diriku yang sudah berumur lebih dari 50 tahun ini sangat besar.

BERITA SIMPANG SIUR

Perusahaan tempat aku bekerja merupakan perusahaan baru yang bergerak di bidang sertifikasi kapal laut. Hampir semua perusahaan demikian pada awalnya akan membutuhkan partner suatu perusahaan yang sudah mapan bergerak di bidang ini. Seperti Biro Klassifikasi Indonesia (BKI) milik Pemerintah Indonesia misalnya. Pada awalnya bekerja sama dengan Germanitcher Lloyd milik Jerman Barat waktu itu.

Karena setiap perusahaan seperti BKI memerlukan buku pedoman yang disebut Buku Peraturan Biro Klassifikasi, ini tujuannya untuk dapat melakukan sertifikasi suatu kapal. Sedangkan untuk memiliki buku pedoman seperti itu suatu perusahaan harus memiliki pengalaman panjang dalam bidang pembangunan dan perbaikan kapal-kapal agar dapat membuat sendiri buku peraturannya sendiri. Dengan cara bekerja sama dengan perusahaan yang sudah mapan, maka buku pedoman dari perusahaan yang sudah mapan itu dapat digunakan sebagai buku pedoman oleh perusahaan baru. Bahkan lebih dari itu, apabila perjanjiannya memungkinkan, maka buku pedomannya dapat dialih bahasakan dan/atau di sesuaikan dengan/ke dalam bahasa ibu dan/atau keadaan daripada perusahaan baru.

Untuk itu perusahaan tempat aku bekerja karena masih baru, bekerjasama dengan perusahaan sejenis dari Italia. Jadi, hampir semua aturan kegiatan mengenai jalannya perusahaan umumnya menyalin daripada milik perusahaan rekanan/partner-nya termasuk juga pelatihan staf-staf-nya.

Perusahaan partner kantorku menugaskan seorang wakilnya untuk menetap di kantorku. Urusan apa saja mengenai aturan kerja akan ditanyakan kepadanya termasuk juga untuk urusan pelatiham. Suatu kesempatan aku menyatakan bahwa anggota di Bagianku rencananya bertambah satu, yaitu temanku dari Bagian Pemeriksaan akan pindah ke Bagianku. Ia menyatakan bahwa dia tidak mengetahuinya karena sejauh ini tidak ada orang yang meberitahu tentang hal itu kepadanya. Aku jadi setengah percaya atau tidak karena kawanku yang ingin pindah itu merupakan titik hubung untuk urusan pelatihan dengan pihak perwakilan perusahaan partner yang diwakilinya.

Walaupun aku sedikit merasa terbebas dari beban pikiranku setelah aku tanyakan tentang program pelatihanyya bahwa kawanku yang ingin pindah ke Bagianku itu tidak termasuk pada program pelatihan di bagianku. Serta aku merasa lebih terbebas lagi dengan pernyataannya pula bahwa aku kemungkinan akan dikirim ke luar negeri, apakah itu nantinya di Italia, Turki, Yunani, Korea Selatan ataupun Cina. Di mana saja tempatnya yang sedang ada proyek yang berhubungan dengan program praktek pelatihan yang aku butuhkan, yaitu subyek bagian Lambung Kapal. Di mana menurutnya bahwa waktu pelatihan akan berlansung selama 3 bulan dan usulannya akan dimulai pada awal bulan April 2014 ini, lebih lambat dari apa yang pernah dikemukakan oleh Kepala Departemenku, bulan Maret.

 Hari ini sudah tanggal 17 Maret, waktu sudah mendekati tengah hari. Aku harus ke kamar kecil tidak tahan dengan rasa inginku untuk buang air kecil. Ketika melintasi lift menuju ke toilet aku bertemu rekan kerjaku dari Bagian Keuangan. Dia menanyai khabarku. Aku berhenti sejenak untuk menjawabnya sebelum seorang Manajer Pemasaran keluar lift dan menyapaku juga. Sapaan Manajer Pemasaran membuatku tanda tanya. Dia menanyakan mengapa mukaku kok terasa berat seperti banyak beban. Di dalam hati aku mengatakan aku tidak ada masalah tetapi untuk mengimbangi pertanyaannya aku menjawab bahwa aku sekarang sedang banyak pekerjaan menangani 2 proyek. Lalu aku menanyakan tentang program pelatihan kantorku karena dia awalnya yang menjadi pimpinan proyek kerjasama dengan partner kantorku. Dia menjawab sambil mengatakan bahwa, dia akan menjawab pertanyaanku dengan sejujurnya bahwa yang akan berangkat sudah pasti adalah anak lokal sedangkan aku tidak. Dia menyarankan agar aku sudah jangan bekerja pada hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu yang teknis-teknis lagi tetapi bekerja pada hal-hal yang berhubungan dengan manajemen saja. Aku sedikit kaget dibuatnya, aku jadi teringat ucapannya dulu ketika Kepala Departementku sekarang (Pemasaran dan Bisnis) masih belum bergabung dengan perusahaan, dia pernah berkelakar dengan mengatakan bahwa, keuntungan apa yang akan didapat oleh perusahaan apabila mengirim aku training ke Luar Negeri?.

Aku tidak tau pasti, tetapi dia mengatakan bahwa itulah yang ia dengar, bahwa Kadepku yang sekarang tidak menginginkan aku untuk di-training ke Luar Negeri.

Ketika aku kembali ke tempat dudukku setelah aku kembali dari  kamar kecil aku mendengar teman kerja di Bagianku sedang melakukan pembicaraan dengan perwakilan Perusahaan Partner Kantor tentang surat dari bagian personalian mengenai pengurusan visa. Aku semakin kalut saja walaupun di dalam hatiku memasrahkan semua kejadian ini kepada Tuhan. Lalu kawanku pergi ke luar untuk urusan visa istrinya, itu menurutnya.

Sejenak kemudian teman yang ingin pindah ke Bagianku menghampiri aku. Aku bertanya tentang khabar selanjutnya tentang niatnya waktu itu untuk pindah Bagian. Ia mengatakan untuk pelatihan ke Italia dia maunya bukan sekarang tetapi nanti saja.

Aku diberitau oleh kolega di bagianku bahwa dia dan kolegaku yang orang lokal akan ke Italia untuk melakukan pelatihan selama 3 bulan. Dia akan pergi nanti ketika salah satu proyek yang sedang aku tangani mulai melakukan aktivitas pengevaluasian dokumen-dokumennya, sedangkan kolegaku yang lokal akan mulai berangkat pada awal April ini karena dia akan melakukan pelatihan mulai dari nol karena dia tidak pernah bekerja untuk menangani kapal sebelumnya, sedangkan dia akan melaksanakan pekerjaan sambil melakukan pelatihan. Aku langsung menyimpulkan di dalam hati bahwa aku sudah tidak akan dikirim pada kesempatan ini.

Aku jadi teringat apa yang pernah dikatakan oleh Menejer Pemasaran atau Bisnis bahwa aku dengan umurku ini sebaiknya aku bukan bekerja yang berhubungan dengan perkara teknis, melainkan dengan hal yang berhubungan dengan manajemen saja. Menejer Bisnis sudah sejak lama memberitau aku pada saat sedang bersenda-gurau, bahwa apa untungnya perusahaan mengirm aku melakukan pelatihan ke Luar Negeri karena aku sudah tua.

Barangkali semua itu ada benarnya, pastilah Kadepku sebelum mengambil keputusan tentang siapa dan kemana seseorang harus ditraining akan mengadakan rapat antar pimpinan. Apabila salah satu menejer memiliki pandangan demikian barangkali di dalam rapat akan dikatakan demikian juga. Walaupun aku sudah pasrah tetapi aku merasa semakin tidak percaya diri lagi. Bahkan aku merasa terancam tentang keberadaanku di perusahaan tempat aku bekerja sekarang. Entahlah, aku melihatnya tidak ada yang salah, termasuk aku dan pimpinanku.


TUGAS BARU

Aku diberi tugas-tugas untuk memimpin proyek-proyek. Paling tidak saat ini aku memiliki dua proyek yang sedang aku tangani. Aku semakin memiliki jarak dengan atasanku. Aku sepertinya merasa menjadi orang yang sudah terbuang di Bagianku. Tetapi aku harus tetap berusaha bekerja dengan baik dan fokus mempelajari apa yang akan menjadi tanggung jawabku yaitu mengvaluasi bagian konstruksi dari suatu kapal. Karena apabila ini terus aku pikirkan tanpa melakukan aksi, maka akan dapat menjadi bumerang bagi diriku sendiri. Beban pikiran harus diperangi dengan hal-hal yang berguna terutama bagi apa yang akan aku hadapi.

Yang hanya menjadi pikiranku apabila ada apa-apa terhadapku dengan kantorku adalah keadaan pendidikan puteraku. Dia masih tingkat pertama, dan kalau lancar masih tiga tahun lagi dia bisa selesai. Sedangkan biaya yang masih harus aku tanggung masih cukup besar sekali. Entahlah, bagaimana cara aku kelak akan mengaturnya jika ada hal yang bukan-bukan terhadapku dari kantorku. Hanya itu yang sedang aku pikirkan.

TEMAN MENGINGINKAN AKU

Aku pernah mengatakan kepada rekan di Bagian Pemeriksaan. Dia orang lokal yang akrab dengan aku. Dia satu tim pada proyek yang sedang aku tangani. Angan-angannya sama dengan aku, dia ingin dikirim ke Romania untuk training pemeriksaan ketika proyek yang sedang aku tangani dilakukan pembangunan di sana. Ketika aku katakan bahwa aku tidak dikirim untuk training bagian pengesahan rancangan, dia mengatakan bahwa dia sudah mengetahuinya. Dan aku sampaikan kekhawatiranku tentang keberadaanku di kantor, karena untuk bekerja di perusahaan ini harus memiliki kompetensi tertentu, untuk itu diperlukan training yang sesuai. Apabila aku tidak di-training berarti untuk apa aku bekerja di sini.

Dua hari kemudian aku mendatangi kawanku orang lokal yang lain, dia menejer Bagian Pemeriksaan Persenjataan. Setelah aku menyalami dia sebagaimana biasanya ketika aku bertemu dengannya, lalu dia mengatakan bahwa dia menginginkan aku untuk pindah ke Bagiannya. Dia mengatakan bahwa dia telah mengetahui dari kawanku lokal yang lain tentang masalahku, makanya dia akan menemui Kadepku nanti untuk memintaku pindah ke Bagiannya. Dia membutuhkan aku.

Perasaanku seperti mendapatkan enerji baru saja. Aku merasa bagaikan terlahir kembali dari perasaan kekhawatiranku tentang apa yang akan terjadi padaku. Aku merasa bagaikan lolos memasuki lubang lorong yang gelap.

Seminggu aku tidak mendengar khabar dari teman lokal yang menawari aku pindah, walaupun aku sering bertemu dengannya aku harus tidak memperdulikannya lagi. Aku khawatir saja janjinya hanya sebagai angin lalu saja walaupun sebenarnya aku tidak boleh berprasangka jelek terhadap orang yang sedang berbuat baik, yang harus aku ucapkan adalah bersyukur kepada Tuhan.

Hari-hari aku lalui apa adanya, aku berusaha meningkatkan kapabilitasku sebisaku, hampir setiap hari pekerjaanku hanya belajar atau membaca. Walaupun ada pekerjaan yang masih aku harus selesaikan, yaitu mempersiapkan acara pertemuan untuk dua proyek yang sedang aku tangani. Serta ada pekerjaan lain mencari barang dan peralatan keselamatan untuk orang-orang di Departemenku.

Sudah lebih dari seminggu masih tidak ada khabar sejak tawaran rekan lokal untuk pindah ke Bagiannya. Aku hari ini pulang agak terlambat karena harus menyelesaikan persiapan pertemuan proyek dengan pelanggan awal minggu depan ini. Sampai saat ini aku sebagai penaggungjawabnya. Di depan pintu Kantor aku bertemu CEO, seperti biasa aku menyapanya dengan kata "salam". Lalu dia memberitau aku bahwa Abu Dhabi Shipbuilding (ADSB) memerlukan aku di kantor PMO, Plan Maintenance Office milik Angkatan Laut.  Aku hanya tertegun saja sambil berusaha untuk mengerti apa maksudnya. Dia memberitauku bahwa, boleh saja mengambil aku asalkan administrasinya sesuai. Percakapan pendek itu berakhir manakala aku harus keluar lift di lantai dasar sedangkan dia terus ke lantai parkir di bawah lantai dasar.

Aku sepertinya mendapatkan harapan hidup lagi di dalam jiwaku. Barangkali karena senangnya, aku khabarkan ini kepada istriku ketika aku sampai di rumah.

Kini aku bisa tidur lebih nyenyak lagi. "Entahlah, sampai kapan ini akan berlangung", karena ketika aku berada di kantor, semakin lama aku ada di kantor semakin hilang rasa percaya diriku. Aku melihat semua orang sibuk dengan semua kegiatan mereka masing-masing. Aku merasa sepertinya tidak memiliki harapan saja. Entah mengapa aku kini memiliki rasa seperti itu. Aku melihat semua orang di kantorku seperti aneh. Nampak keramahan yang pernah aku temukan seakan akan berkurang kalau tidak dikatakan sirna. Apakah perasaan ini hanya menghinggapi aku saja sedangkan sebenarnya tidak ada apa-apa terhadapku? Terkadang aku berniat ingin mengadukan kegundahanku ini kepada Tuhan ketika malam tiba. Tetapi mengapa aku harus berbuat begitu karena permasalahan sebenarnya ada padaku.

Aku sudah dianggap terlalu tua untuk di-training dengan biaya yang besar. Sedangkan tanpa training, maka kompetensiku tidak bisa diakui. Walaupun aku sudah pasrah tetapi terkadang aku kurang dapat mengendalikan rasa gundahku. Padahal aku merasa semuanya akan bisa ditangani walaupun seandainya aku dikeluarkan dari pekerjaanku.

Aku terkadang berpikir untuk mencari pekerjaan lain saja, tetapi yang dapat memberikan gaji sesuai yang aku dapatkan saat ini nampaknya pekrjaan di suatu tempat institusi atau perusahaan yang berhubungan dengan Pemerintah UAE. Sedangkan hampir semua kolegaku di luar yang bekerja di bidang pekerjaanku di Pemerintah adalah berkolega juga dengan rekan-rekan di kantorku, jadi aku tidak bisa mengungkapkan keinginanku untuk pindah kepada mereka karena kekhawatiranku terhadap mereka yang akan menyampaikannya kepada kolega di kantorku, aku harus merahasiakan niatku ini. Kecuali jika aku sudah mendapatkan peringatan dari Kantorku. Entahlah, sampai kini aku masih yakin bahwa keadaan ini harus aku biarkan begini saja.

Aku harus bekerja dengan baik, karena aku yakin bahwa akulah yang menentukan bahwa aku harus dikeluarkan atau tidak dari kantorku, bukan orang lain. Tetapi terkadang aku memutuskan semua permasalahan ini dengan mengatakan, untuk apa aku khawatir terhadap hidup ini, semua yang ada di dunia ini akan berubah, makhluk hidup akan menjadi mati, dan itu dapat terjadi kapan saja. Itulah ikhtiarku terkadang. Yang paling penting aku tidak melakukan kesalahan terhadap kantorku dan aku harus tetap bekerja dengan jujur.

MEMBUAT ALAT HITUNG (TOOLS)

Orang baru Bagian Pemeriksaan mebuat perhitungan penawaran biaya layanan kepada pelanggan setiap layanan yang diminta mereka. Dia aku lihat selalu membolak-bali buku panduannya ketika sedang menghitung.

Setelah lama aku perhatikan aku mencoba meminjam buku panduannya itu untuk aku pelajari. Setelah aku sedikit memahaminya lalu aku tawarkan untuk membuatnya agar menjadi sebuah software. Diasetuju bahkan senang sekali apabila aku dapat membuatnya. 

Buku panduannya kira-kira tebalnya sekitar 30an halaman. Aku memberitaunya bahwa untuk membuat software ini akan membutuhkan waktu sekitar 2(dua) minggu. Dia mnyetujuinya, lalu aku kerjakan. Tetapi sebelum dua minggu aku sudah menyelesaikannya. 

Aku coba untuk mendemeonstrasikan kepadanya. Alangkah senangnya dia melihat apa yang telah aku selesaikan. Lalu aku dimintanya untuk mendemostrasikan di depan bosnya. Bosnya yang juga bosku sangat senang sekali. Bahkan aku diminta tetap untuk menangani masalah ini.

RAPAT ANGGOTA

Tiba-tiba orang administrasi memanggilku secepatnya untuk mengadakan rapat Departemen. Kadep sudah menunggu di ruang rapat, demikian panggilannya. Ketika aku tanyakan topik yang akan dibahas pada yang memanggil aku, dia hanya mengatakan tentang Gulf Cooperation Council Code (GCC Code), yaitu Tatacara Bagaimana Kapal Harus Beroperasi di Perairan Teluk ini. Dalam benakku mengatakan, bahwa pekerjaan itu sudah ditangani oleh orang lain, aku tidak pernah diminta oleh Kadep untuk mengikuti mengerjakan pekerjaan itu, lalu mengapa aku harus ikut rapat?.

Ketika rapat dibuka oleh Kadep, ia mengatakan kepada seluruh peserta rapat bahwa lain kali jika undangan rapat pukul 12, jangan datang terlambat. Aku pikir rapat ini tidak ada undangan bagiku kecuali panggilan oleh administrator tadi setelah lewat pukul 12. Rapat dimulai dengan perkenalan dua orang menejer baru, satunya mmenejer Jaringan Operasi dan satunya lagi menejer Pendukung Armada. Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan anggota lama termauk aku. Pada penjelasan program training anggota oleh Kadep, semua anggota yang belum memiliki kompetensi dan memiliki program training tertentu. Satu per satu nama-nama rekan di Bagianku disebutkan kecuali aku. Setelah program untuk dua orang rekan di bagianku dituturkan Kadep langsung menyatakan selesai mengenai topik di Bagianku. Aku jadi bingung karena orang ketiga yaitu aku tidak disebutkan. Aku tetap berusaha tenang walaupun di dalam hatiku bergejolak. hal ini perlu aku lakukan agar aku dapat menunjukkan bahwa aku bukanlah orang yang mementingkan tentang aku sendiri.

Lalu dilanjutkan dengan program bagi anggota yang belum memiliki kompetensi di Bagian Pemeriksaan. Lama setelah rapat berlangsung dan sebelum acara terakhir dimulai Kadep meminta maaf karena tadi lupa tidak menyebutkan program untukku. Dia lalu mengatakan bahwa aku memiliki program tersendiri dan nanti di luar rapat dia ingin membicarakannya dengan aku.

Kadep begitu sibuknya setelah rapat selesai dia langsung masuk kantor dan membereskan tasnya lalu mematikan lampu-lampu kantornya untuk kemudian keluar karena ada acara pertemuan lainnya. Aku sebenarnya sudah tidak tahan untuk mennyakan tentang program untukku, tetapi menanyakan itu lebih baik dalam waktu yang tenang saja.

Pagi keesokan harinya aku lihat dia sedang sendiri. Sekalian melaporkan tentang perkembangan pekerjaanku tentang pembelian alat-alat keselamatan dan mengajukan rencana cutiku aku menanyakan programku yang ia singgung di dalam rapat kemarin. Dia mengatakan bahwa karena semua orang sudah memiliki jalan masing-masing, maka aku akan dipindahkan ke Bagian Pertahanan, Bagian yang dikepalai orang pribumi yang pernah memintaku untuk pindah ke Bagiannya waktu itu. Dia mengatakan nanti akan diberitau setelah informasinya lengkap. Setelah aku sampaikan terimakasih lalu aku keluar dari kantornya dengan perasaan gembira dan bersyukur karena aku masih memiliki harapan untuk tetap bekerja di perusahaan ini.

Setiap saat aku jadi memikirkan tentang hal ini. Antara kemampuanku dan kepindahanku tentu ada hubungannya. Tuhan telah memberikan jalan kepadaku. Aku harus terus mengucapkan syukur kepada Nya. Kini yang harus aku lakukan adalah, tetap bekerja dengan baik. Apabila tidak ada pekerjaan, maka aku harus belajar dan belajar agar kemampuanku bertambah baik. Aku harus mengucapkan "selamat" kepada diriku sendiri karena sampai saat ini aku masih memiliki banyak harapan. Sudah mendapatkan banyak nikmat. Serta masih dapat mengucapkan rasa syukur kepada Tuhanku.

Aku tetap saja bekerja sebagaimana mestinya. Tugas-tugas yang aku dapatkan aku kerjakan sebaik mungkin. Aku seringkali mendapatkan ucapan appresiasi atau rasa terimakasih dari atasan-atasan baru di Departemenku setelah aku menyelesaikan pekerjaan yang diberikan.

Lama sudah aku tidak mendengar berita lagi dari atasanku tentang rencana pemindahanku ke Bagian Pertahanan. Salah seorang manajer baru untuk bagian Penduklung Armada (Fleet Support-FLT) memintaku untuk bergabung ke bagiannya, aku mengatakan boleh saja, aku senang untuk itu. Dia akan membicarakan dengan atasanku yang juga sebagai atasannya.

Kini sudah menginjak bulan Juni, tidak ada kepastian dari atasanku tentang status pemindahanku, sampai manajer Bagian Komersial menanyaiku jika aku ingin bergabung dengannya karena dia sedang memerlukan orang dengan latarbelakang teknik di Bagiannya. Aku mengiyakan saja dengan ketentuan bahwa aku tidak memiliki pengalaman dalam bidang komersial dan harus seijin atasanku. Aku sepertinya terhipnotis langsung mengatakan setuju saja dengan tawarannya walaupun aku tidak memiliki pengalaman. Ini barangkali disebabkan karena aku sudah merasa terlalu lama menunggu berita pemindahanku ke Bagian Pertahanan. Menejer Komersialpun menyetujuinya dan dia akan menghadap atasanku.

Prosespun terus berlanjut, manajer Bagian Komersial sudah menghadap ke atasanku, atasankupun tidak keberatan, lalu aku dipanggil oleh atasanku memberitahuku bahwa aku akan dipindah ke Bagian Komersial dengan alasan bahwa, bagianku memerlukan orang seperti aku dan Bagian Komersial memerlukan orang berlatarbelakang teknikal seperti aku juga. Dia mengatakan juga bahwa, aku bukannya tidak bisa tetap saja menangani pekerjaanku sekarang tetapi menurutnya aku lebih teliti di bidang perhitungan. Untuk itu aku lebih baik pindah ke Bagian Komersial dan penggantiku di Bagianku  sekarang akan dicarikan orang baru lagi sesuai pengalamannya.

Aku kini mulai menekuni pekerjaan penawaran dan mempersiapkan kontrak dengan pelanggan, pekerjaan yang akan aku tangani ketika aku benar-benar  pindah di Bagian Komersial. Program perhitungan yang pernah aku buat ketika aku diminta bantuan oleh rekan surveyor ketika dia melakukan pekerjaan penawaran mulai aku utak-atik lagi. Aku baca konsep penawaran dari berbagai Biro Klassifikasi termasuk dari anggota International Assosiation of Classification Society (IACS).

Aku perbaiki program perhitungan yang aku buat dulu jika aku anggap perlu, aku lakukan konsultasi dengan rekan kerjaku dan juga dengan pengarahan bosku. Ini aku lakukan sampai aku pindah ke Bagian Komersial, dan aku mulai menangani pekerjaan komersial di kantorku.

BAGIAN KOMERSIAL

Di Bagian ini sebenarnya hanya ada aku dan bosku. Walaupun aku sudah secara resmi dipindah di Bagian Komersial akan tetapi aku sehari-hari harus melakukan konsultasi dengan Manajer Bagian Armada (Fleet Department) sebelum penawaran yang aku buat dikirim kepada setiap pelanggan yang mengajukan untuk pelayanan, bahkan yang menandatangani surat penawaran bukanlah bosku melainkan Manejer Armada. Jadi, aku merupakan orang dari Bagian Komersial yang diperbantukan ke DepartemenTeknik, akan tetapi apabila aku ada masalah yang tidak dapat aku putuskan, maka aku harus melakukan konsultasi dengan bosku di Bagian Komersial.

Hari-demi hari aku lalui sebagaimana seharusnya. Aku seperti biasanya, apabila ada sesuatu yang tidak aku pahami, maka aku mempelajarinya agar aku dapat mengerti secara konsep filosofinya. Bekerja di Bagian Komersial tidak juga banyak tantangan. 

Bertepatan dengan jatuhnya bulan September 2014 diberlakukannya suatu Kode untuk kapal-kapal bukan konvensional yang beroperasi di Perairan Negara-negara Teluk, pekerjaanku mulai sibuk. Sesuai dengan data yang ada menunjukkan bahwa, jumlah kapal-kapal non-konvensional adalah lebih dari 1200san kapal dengan ukuran panjang  dari 12 meter dan lebih dengan Tonase Kotor dibawah 500 GT. Aku pikir bahwa, kedepan ini pekerjaanku akan memakan banyak waktu untuk melayani jumlah banyak Pelanggan. Untuk kapal-kapal dengan kriteria seperti yang disebutkan di atas, mereka harus memiliki Sertifikan yang disebut Sertifikat Kode Negara-negara Teluk, dan di UAE hanya perusahaanku yang sudah mendapatkan pengakuan dari Pemerintah setempat untuk mengeluarkannya.

Dugaanku benar, semakin hari setelah bulan September berlalu aku mulai agak keteteran. Jumlah Pelanggan semakin banyak saja. Konsepku adalah, aku tidak ingin permintaan penawaran pelanggan tidak aku selesaikan di hari yang sama, aku harus mengusahakan menyelesaikan dan mengirim setiap permintaan penawaran di hari yang sama, karena adanya keterlambatan pasti akan membawa berita kurang baik terhadap Perusahaanku. Selain itu, sertifikat berhubungan ijin operasi, apabila pembaharuan sertifikat terlambat, maka ijin operasional kapal juga akan terlambat. Ini artinya kapal itu tidak akan mendapatkan pemasukan keuangan. Inilah yang membuatku harus pulang lebih lambat daripada jam pulang kantorku.

Permasalahan ;lainnya adalah, ketika konsep penawaranku selesai di luar jam kerja dan penawaran hanya dapat dikirim ke pelanggan setelah ditandatangani oleh atasanku, sedangkan atasanku biasanya sudah tidak di kantor lagi atau, ketika aku teruskan pekerjaanku di rumah juga tidak ada yang dapat menandatanganinya. Ketika aku utarakan permasalahan ini kepada atasanku, lalu dia memberiku otoritas pemakaian tandatangannya secara elektronik dengan catatan bahwa konsep penawaran yang telah aku buat sudah disahkan olehnya melalui surat elektronik, email. Ini yang membuat aku harus bekerja sampai larut malam, yaitu sampai jam 00. Dan kemudian pagi harinya harus sudah di kantor pada pukul 8 pagi walaupun sebelum ke kantor aku sering masih memeriksa email-email yang masuk dari pelanggan, baik itu untuk permintaan pembaharuan sertifikat yang sudah atau akan kadaluarsa, ataupun email balasan dari penawaran yang sudah diajukan.

PIHAK LAMA MENGINGIN AKU LAGI

Sekitar bulan September 2014 aku diminta untuk menemui seorang petinggi di tempat aku bekerja dulu pertamakali masuk negara ini. Tempat itu tentu bukanlah tempat sekarang aku bekerja. Petinggi itu adalah orang yang sudah tidak asing lagi bagiku. Dia mengelalku, dan aku mengenalnya. 

Aku seperti disambut dengan karpet merah di kantor petinggi itu. Di kantornya ada diputinya, rupanya diskusinya tentang permintaannya untuk bekerja untuk institusi bagiannya. Aku setuju saja asalkan kantorku setuju. Lalu aku diminta untuk mengirimkan CV-ku ke suatu perusahaan outsourching tenaga kerja.

Sebenarnya khabar tentang permintaan itu sudah tiga bulan ini aku dengar, tepatnya pada bulan Juli lalu. Namun pihak kantorku belum dapat melepasku karena yang akan menggantikan pekerjaanku di bagian Komersial belum ada. Dan nantinya yang menggantikan aku adalah 4(empat) orang, sampai benar-benar mereka dapat menangani pekerjaan masing-masing.

DITAWARI PINDAH KERJA

Bagai tepuk kedua tangan, CV-ku dibalas dengan suatu telepon dari perusahaan outsourching di mana CV-ku aku kirim waktu itu. Pertanyaannya sederana; berapa gajiku total saat ini, lalu aku sekarang meminta gaji baru berapa. Sungguh suatu pertanyaan yang tidak mudah untuk aku jawab. Ini karena aku tidak ingin pindah kantor walaupun tempat kerja berpindah. 

Aku sebenarnya sangat gembira sekali untuk pindah kerja di tempat kerja lamaku. Ini karena aku akan menemukan jati-diriku lagi untuk menangani hal-hal yang pernah aku tangani sesuai dengan pengalaman dan pengetahuanku. Ini menurutku akan lebih bermanfaat bagi pekerjaan yang aku tangani. Tetapi untuk pindah ke perusahaan selain perusahaan di mana aku bekerja saat ini, sungguh memberatkan aku. Alasannya sederhana; apabila aku tetap bekerja di perusahaan tempat aku bekerja saat ini mungkin aku dapat akan tetap bekerja seandainya di tempat kerja baru nanti sudah tidak membutuhkan aku lagi. Sedangkan perusahaan outsourching kemungkinan tidak dapat memberikan jaminan untuk memberikan pekerjaan baru apabila kantor baru tidak menginginkan aku lagi. Pada hal oleh pihak outsourching aku ditawari naik gaji sekitar 25% dari gaji sekarang. Aku dibilang "gila", baru pertamakali dia mendengar seseorang menolak tawaran kerja dengan gaji yang dinaikkan.

Karena aku tidak mau pindah perusahaan karena alasan di atas, maka aku diminta untuk datang kembali oleh petinggi institusi yang memintaku pindah kerja. Ketika aku sampai aku seperti dikomplain mengapa aku tidak mau pindah perusahaan. Lalu aku kemukakan bahwa, aku tidak ingin pindah perusahaan, apabila masih tetap menginginkan aku, aku meminta kepada petinggi itu untuk mendekati perusahaanku saja untuk membicarakannya. Dia menjawab bahwa perusahaanku menawarkan aku dia bilang "gila" tanpa menyebutkan berapa nilai kontrak untuk aku kepada institusi ini. Di dalam hatiku bergumam; "Itu adalah urusanmu dengan pihak kantorku".

CERITA TERAKHIR

Aku kini sudah dilepas dari bagian Komersial & Bisnis ke Bagian Pertahan di kantorku. Ini mungkin karena institusi lama yang meminta aku untuk bekerja di sana membant pekerjan-pekerjaan mereka sudah menyetujuinya untuk aku bekerja. Nanti aku akan diberi mobil khusus untuk operasionalku sehari-hari. Ini termasuk biaya bahan bakarnya. Mobil itu akandisewakan dari perusahaan penyewa kendaraan. 

Ya, benarsaja, akhirnya aku pindah pekerjaan, aku tidak lagi duduk di kantor perusahaanku melainkan pindah kerja ke institusi yang memintaku tetapi aku tetap sebagai karyawan perusahaan tempat aku bekerja. Aku istilahnya disewakan kepada institusi itu. 

Kini aku bagaikan menemukan diri aku lagi. Aku seperti merasa lebih bermanfaat tentang hasil kerjaku. Dan aku berdoa, semoga pekerjaan ini akan tetap sampai aku pansiun nanti, entah kapan...


No comments: