Khotbah Pertama:
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah Swt dengan senantiasa istiqamah dalam takwa, dalam melaksanakan segala perintah Allah Swt dan sunnah-sunah Nabi-Nya, menjauhi segala larangan-Nya dan tidak berbuat maksiat dan durhaka kepada-Nya dan marilah kita selalu tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan sebaik-baik takwa.
Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Bulan Ramadan masih membuka pintu-pintu ketaatan bagi kita semua, dan malam-malamnya terus dipenuhi dengan keberkahan. Rahmat-Nya tidak pernah berakhir, catatan amal kebaikan dan pintu surga belum ditutup. Tidakkah kita mendengar sabda Rasulullah Saw ketika beliau Saw mengabarkan kabar gembira kepada kita:
“Dan Allah Swt di bulan Ramadhan akan membebaskan orang-orang dari neraka setiap malam.” (HR. Ibnu Majah)
Hendaklah kita berhati-hati atas harta yang tersisa untuk membebaskan apa yang terikat di leher kita. Allah Swt berfirman:
“….Siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan….” (QS. Ali Imran : 185)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Hendaklah kita bergegas dan tekun dalam ketaatan, serta hendaklah kita tunjukkan tekad kita dalam beribadah kepada-Nya. Rasulullah Saw bersabda:
“Sesungguhnya amalan-amalan (seorang hamba) itu tergantung pada amalan-amalan penutupnya.” (HR. Bukhari)
Maka barang siapa yang telah menabur kebaikan di masa lalu, maka hendaklah ia terus berusaha agar dapat memetik hasil yang terbaik dari apa yang telah dipersembahkannya, karena buah tidaklah dipetik kecuali jika telah masak secara sempurna, dan amal tidak akan diterima kecuali jika diakhiri dengan kebaikan. Ketahuilah, wahai hamba-hamba Allah Swt, bahwa ada satu malam yang sedang kita perjuangkan untuk dicapai dan untuk diperoleh pahalanya yang besar, serta kita diperintahkan untuk mencarinya hingga malam terakhir. Rasulullah Saw bersabda: ٍ
“Carilah Lailatul Qadar di malam-malam terakhir.”
Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Hendaklah kita menjaga keuntungan dan kemanfaatan di bulan Ramadhan dan teruslah melakukan hal itu di sepanjang tahun, seperti menjaga shalat malam. Barang siapa yang gemar melaksanakan shalat malam, maka hendaklah ia gemar melaksanakannya sepanjang tahun, dan itu merupakan wasiat Rasulullah Saw. Amr bin Ash Ra pernah berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Wahai Hamba Allah, janganlah engkau meniru si Fulan itu, dahulu ia sholat malam, tetapi kini ia meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Barang siapa yang telah terbiasa berpuasa di bulan Ramadan, maka hendaklah menjadikan puasa untuk kita kerjakan di hari-hari lainnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa sehari karena mengharapkan keridhaan Allah, kemudian hidupnya diakhiri dengan itu, maka ia akan masuk surga.” (HR. Ahmad)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Kita sebagai orang-orang yang telah dikaruniai Al Qur’an, maka hendaklah berhati-hati dari meninggalkannya setelah melalui bulan Ramadhan, karena sesungguhnya ia adalah kalam Allah Yang Maha Penyayang, sumber ketenangan dan ketenteraman. Allah Swt berfirman: ٰ ا
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS. Ar Ra’d : 28)
Bagi orang-orang yang dermawan dalam memberi makan dan infaq, hendaklah lebih memperbanyak dalam berbuat kebaikan, niscaya akan memperoleh pahala dua kali lipat dari Allah Swt yang Maha Pemberi Rezeki. Allah Swt berfirman:
“….Suatu apa pun yang kamu infakkan pasti Dia akan menggantinya. Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. Saba : 39)
Bagi orang-orang yang senantiasa menjaga dzikir dan senantiasa memohon ampunan di bulan Ramadhan, maka hendaklah terus menerus menjaga dzikir dan ampunan hingga pada malam hari dan ujung siang hari. Allah Swt berfirman: ْ
“Bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari agar engkau merasa tenang.” (QS. Toha : 130)
Dan bagi orang-orang yang senantiasa bersemangat untuk melakukan kebaikan dan amal shaleh di bulan Ramadan, hendaklah tidak meninggalkan kebiasaannya dan tidak meninggalkan amalan bulan Ramadhan setelah mengucapkan selamat tinggal kepadanya, tetapi teruslah melakukan amalan-amalan bulan Ramadhan di setiap harinya, karena demikianlah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Ummul Mukminin, Aisyah ra pernah ditanya:
“Bagaimana amalan Rasulullah Saw? Apakah amalan Rasulullah hanya khusus untuk hari-hari tertentu?” Aisyah ra menjawab: “Tidak, amalan Rasulullah Saw itu terus menerus”.
Rasulullah Saw bersabda:
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dikerjakan terus-menerus, walaupun sedikit.” (HR. Muslim)
Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Marilah kita memohon dan berdoa kepada Allah Swt. Semoga Allah Swt menutup Ramadan kita dengan keridhaan-Nya dan membebaskan kita dari api neraka, serta memasukkan kita ke dalam golongan ahli surga-Nya. Semoga Allah Swt menganugerahkan kepada kita kemudahan untuk patuh kepada-Nya, patuh kepada Rasul-Nya Muhammad dan patuh kepada orang yang Allah perintahkan untuk kita patuhi. Sebagaimana Firman-Nya: ....
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu”. (QS. An Nisa : 59)
Khotbah Kedua:
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Allah Swt telah menetapkan bagi kita semua satu kewajiban untuk menaati-Nya, yang dapat menyempurnakan puasa kita dan menutupi kekurangan-kekurangan kita, yaitu Zakat Fitrah. Dari Ibnu Abbas ra pernah berkata:
“Rasulullah Saw mewajibkan zakat fithri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan miskin.” (HR. Abu Daud)
Zakat fitrah itu wajib bagi setiap muslim, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya untuk dinafkahinya, tak terkecuali keluarganya. Rasulullah Saw telah menjelaskan kepada kita tentang besaran zakat fitrah, yaitu setara dengan 2,5 kg makanan pokok penduduk suatu negara. Para ulama juga telah memperbolehkan membayar nilainya karena lebih bermanfaat bagi orang-orang miskin. Dan waktu terbaik untuk menunaikan zakat fitrah adalah setelah terbit fajar pada Hari Raya Fitri hingga datangnya waktu shalat Idulfitri.
Maka dari itu, hendaklah kita menunaikan zakat fitrah pada waktunya dengan hati yang tenteram, agar kita dapat mensucikan puasa dan harta kita, menyenangkan Tuhan kita, dan membahagiakan orang lain.
Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Sesungguhnya Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Luas Rahmat-Nya, telah menetapkan bagi kita hari raya yang dapat menenangkan jiwa dan menenteramkan hati, sesungguhnya itu adalah Idulfitri yang akan kita sambut dengan penuh pujian dan penghormatan. Allah Swt berfirman:
“….Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah : 185)
Ibaadallah. Hendaklah kita bertakbir kepada Allah Swt ketika memasuki Hari Raya Fitri dan ketika kita mendatangi masjid-masjid dan tempat-tempat shalat kita, dengan mengucapkan:
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan hanya bagi Allah segala puji.”
Hendaklah kita bersyukur kepada-Nya, atas petunjuk-Nya kepada kita. Hendaklah kita bergembira dan berbahagia atas karunia-Nya dan rahmat-Nya yang diberikan kepada kita. Semoga kebahagiaan kita di dunia ini menjadi sempurna, dan semoga kita semua memperoleh keridhaan Tuhan kita di akhirat.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Demikian khotbah singkat yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi diri kami dan jama’ah sekalian. Semoga kita tetap di dalam golongan hamba-hamba Allah yang sholeh.
MA Solo: 25/03/2025
No comments:
Post a Comment