"Ruang" ini untuk mencatat sejarah hidup kami terutama dalam bentuk tulisan-tulisan, agar peristiwa dan kejadian sedapat mungkin terdokumentasi. itu akan kami gunakan sebagai bahan renungan tentang perjalanan hidup yang telah kami lalui, sehingga berguna sebagai bekal untuk perjalanan kami berikutnya. Kritik dan saran bagi para pengunjung "Ruang" ini sangat kami hargai, karena kami yakin dengan kekurangan yang ada pada diri kami, maka kami membutuhkan anda sekalian.
Monday, May 12, 2025
Khotbah Jum'at: SIKAP DIAM; SEBUAH BENTUK KELUHURAN & KEBIJAKSANAAN
Saturday, May 03, 2025
Khotbah Jum'at: MEMBELA TANAH AIR
(Khutbah Pertama)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah Swt dengan senantiasa istiqamah dalam takwa, dalam melaksanakan segala perintah Allah Swt dan sunnah-sunnah Nabi-Nya, menjauhi segala larangan-Nya dan tidak berbuat maksiat dan durhaka kepadaNya dan marilah kita selalu tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan sebaik-baik takwa.
Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Tanah air. Apa yang kalian ketahui tentang tanah air? Wahai hamba Allah Swt. Sesungguhnya tanah air adalah tempat lahirnya kebaikan, tempat tinggal kebenaran, sumber anugerah, tempat berkumpulnya sanak saudara dan kerabat, dan tempat bertemunya orang-orang terkasih dan sahabat. Tanah air tempat ditegakkannya berbagai hukum syariat dan tempat di mana perasaan anatar sesama bangsa saling terhubung. Sesungguhnya itulah yang disebut tanah air. Ia merupakan warisan para leluhur dan sebuah amanah kepada anak-anak atau generasi penerus. Mencintai tanah air adalah fitrah dan sifat alami dan bagian dari sifat kenabian. Maka lihatlah kecintaan Rasulullah Saw terhadap tanah airnya, Mekkah. Ketika beliau Saw meninggalkannya, beliau mengucapkan selamat tinggal dengan tatapan yang melembutkan hati dan kata-kata yang membuat air mata menetes. Rasulullah Saw bersabda:
“Sungguh dirimu (kota Makkah) negeri yang amat indah, dan paling aku cintai, jikalau masyarakat Makkah tidak mengusirku, niscaya aku tidak akan tinggal di tempat lain selain dirimu (kota Makkah).” (HR. At Tirmidzi).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Rasulullah Saw mengucapkan selamat tinggal kepada Kota Mekkah namun hatinya masih melekat padanya. Meskipun raganya meninggalkannya, tetapi hati dan jiwanya masih terhubung dengannya, karena cinta sejati terhadap tanah air bagaikan pondasi sebuah bangunan, landasan untuk pembangunannya, dan titik tolak kemakmuran dan kesejahteraannya. Maka salah satu hal pertama yang dilakukan oleh Rasulullah Saw ketika beliau hijrah dari Mekkah dan tiba di Madinah adalah berdoa kepada Allah Swt agar ditanamkan rasa cinta kepada tanah air di dalam hatinya dan di dalam hati para sahabatnya.
“Ya Allah, jadikanlah Madinah sebagai kota yang kami cintai sebagaimana kami mencintai Makkah atau bahkan lebih dari itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Sesungguhnya itulah tanah air wahai hamba Allah Swt. Statusnya tidak dapat digambarkan dan diungkapkan dengan kata-kata. Kita hanya bisa mengungkapkan cinta kita kepadanya dengan senantiasa berdoa:
“…Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman….” (QS. Ibrahim:35)
Kita juga dapat mengartikan cinta kita terhadap tanah air dalam bentuk prestasi dan usaha kita dalam membela dan mempertahankannya, di mana tanah air kita ini merupakan amanah yang dititipkan kepada kita, yang akan senantiasa kita jaga selama kita hidup.
“(Sungguh beruntung pula) orang-orang yang memelihara amanat dan janji mereka.” (QS. Al Mukminun : 8).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Hendaklah kita melaksanakan tugas kita terhadapnya dan memenuhi hak-haknya. Tanah air memiliki banyak hak atas kita, dan di antaranya yang terpenting adalah menjaga agama yang ada di dalamnya, melestarikan bahasa persatuannya, bangga dengan identitasnya, menghormati lembaga-lembaganya, dan mematuhi hukum-hukum yang ada di dalamnya, serta berusaha melakukan yang terbaik untuk mengangkat dan memajukannya.
Tanah air itu bagaikan pohon yang disiram dengan kemurahan hati bangsanya dan tumbuh dengan usaha dari orang-orang yang setia terhadapnya. Kesetiaan sejati terhadap tanah air merupakan salah satu haknya, karena kesetiaan dapat meningkatkan kekuatan, ketahanan, kebanggaan, dan kemuliaannya, di mana hak terbesar terhadap tanah air adalah membela dan mempertahankannya. Di antara bentuk membela dan mempertahankan tanah air dapat dilakukan dengan mengorbankan jiwa dan hartanya untuk memajukan dan mengangkat derajat tanah airnya, serta menjaga sumber dayanya. Hal-hal tersebut merupakan kemuliaan yang besar dan merupakan tuntunan kenabian yang mulia. Anas Ra pernah berkata bahwa Rasulullah Saw adalah sebaik-baik manusia dan yang paling berani. Pada suatu malam penduduk Madinah ketakutan mendengar suatu suara, sehingga mereka keluar menuju suara itu, tetapi Rasulullah Saw telah lebih dulu mendahuluinya menuju sumber suara itu untuk memastikan apa yang sedang terjadi. Dari kejadian tersebut beliau Saw telah memberikan contoh yang paling mengagumkan bagi kita dan bagi generasi mendatang, dan memberikan pelajaran paling nyata tentang kepedulian terhadap keselamatan dan keamanan tanah air.
Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Sesungguhnya para leluhur kita telah mengikuti petunjuk Rasulullah Saw dalam menjaga keamanan dan keselamatan tanah air. Mereka senantiasa membela dan mempertahankan tanah air mereka. Maka sudah sepantasnya kita membela dan mempertahankannya dengan segala yang kita miliki, karena Allah Swt telah memberikan kita semua yang ada di dalamnya. Segala sesuatu yang ada di dalam tanah air kita adalah milik kita dan anak-anak kita. Kita adalah masa kini dan masa depannya, benteng dan kekuatannya, perisai dan perlindungannya. Sesungguhnya solidaritas dan soliditas bangsa, rasa memiliki kita terhadap tanah air ini, dan kesetiaan kita kepada presiden dan pemerintah akan mampu meningkatkan stabilitas keamanan dan kedamaian di seluruh penjuru tanah air, mampu melindungi agama dan menjaga anak cucu kita dan kehormatannya, serta mampu menangkal serangan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Semoga Allah Swt menganugerahkan kepada kita kemudahan untuk patuh kepada-Nya, patuh kepada Rasul-Nya Muhammad Saw dan patuh kepada orang yang Allah Swt perintahkan untuk kita patuhi. Sebagaimana Firman-Nya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu”. (QS. An Nisa : 59)
(Khutbah Kedua)
Bacaan doa-doa untuk kebaikn terutama untuk Tanah Air.
Medio MA Solo 02/05/2025