Sunday, June 15, 2025

KHOTBAH JUM'AT - 12 Mei 2023: Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Khotbah Pertama:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَصَّى الْإِنْسَانَ بِبِرِّ وَالِدَيْهِ، فَاللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ، آمَنَّا بِكَ وَبِمَلَائِكَتِكَ، وَكُتُبِكَ وَرُسُلِكَ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، رَضِينَا بِكَ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ تَعَالَى: (وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ ‌وَالْأَرْحَامَ

“Bertakwalah kepada Allah yang dengan Nama-Nya kamu saling meminta, dan peliharalah hubungan kekeluargaan”.
 Wahai orang-orang beriman : Allah SWT berfirman وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ‌وَبِالْوالِدَيْنِ ‌إِحْسانًا “dan TuhanMu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak”
Dalam dua ayat yang mulia ini; Allah SWT memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua, Dia menghubungkan ketaatan kepada-Nya dengan berbuat baik kepada kedua orang tua, dan bersyukur kepada-Nya dengan berterima kasih kepada kedua orangtuanya. Kebesaran karunia mereka, ketinggian status mereka, dan kewajiban untuk mendahulukan keduanya dari yang lain. Maka kewajiban setelah menunaikan hak Allah adalah menunaikan hak kedua orang tua. Karena Allah Azza wa jalla yang menciptakan manusia, dan menjadikan orang tua sebagai alasan keberadaannya, membesarkannya ketika dia masih kecil, dan merawatnya sampai dia mandiri, maka hendaklah kita selalu mengulang-ulang doa (‌رَبِّ ‌ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرً) : Ya Rabb sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil.
Doa untuk orang tua adalah hak mereka, dan para nabi melestarikannya. Nabi Nuh Alaihissalam mengkhususkan doa untuk orang tuanya (‌رَبِّ ‌اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ) Ya Tuhanku ampunilah aku dan kedua orang tuaku. 
Bapak para nabi yaitu Nabi Ibrahim Alaihissalam berdoa رَبَّنَا اغْفِرْ لِي ‌وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ : (Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan)
Seorang Ulama berkata : “Barangsiapa sholat lima kali sehari, sungguh dia telah bersyukur kepada Allah, dan barangsiapa berdoa untuk kedua orang tua setelah sholat lima waktu2, maka dia telah bersyukur kepada kedua orangtuanya”
Mendoakan secara istiqomah untuk kedua orang tua adalah tanda anak yang sholeh. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Atau anak yang sholeh yang mendoakannya”. 
Salah satu kebaikan kepada orang tua adalah melayani mereka, memenuhi kebutuhan mereka, berinfaq atas nama mereka, berbicara yang baik kepada mereka, membuat mereka bahagia dan menghibur mereka, dan semua ini termasuk perbuatan yang paling dicintai Allah Ta’aala. 
Dari Ibnu Mas’ud dia berkata : Aku bertanya kepada Nabi : amal apa yang paling dicintai Allah? Beliau bersabda : “Sholat tepat waktu” aku berkata : kemudian apa lagi? Beliau bersabda : “berbakti kepada orang tua” 
Ya Allah ampunilah kami dan kedua orang tua kami, sayangilah keduanya sebagaimana mereka menyayangi dan mendidikan kami waktu kecil.
Khotbah Kedua
‎الْحَمْدُ لِلَّهِ الْبَرِّ الرَّحِيمِ، يُدْخِلُ مَنْ أَحْسَنَ إِلَى وَالِدَيْهِ جَنَّاتِ النَّعِيمِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى الْمَبْعُوثِ رَحْمَةً لِلْخَلْقِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ
Sesungguhnya Allah membahagiakan orang yang bertaqwa dengan kedua orang tuanya,memberikan kesuksesan dan memudahkan urusanya, membebaskan dari penderitaannya, meluaskan rizqinya, memberikan keberkahan pada umurnya, memberi Rizqi kepadanya anak-anak yang sholeh, memberikan keridhoan padanya, dan memasukkan kedalam SurgaNya. 
Dari Ummul Mu’minin ‘Aisyah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Aku tidur dan engkau melihatku di surga, lalu aku mendengar suara seseorang membaca Qur’an. Aku berkata : siapa itu? Mereka menjawab : Harits Bin Nu’man. Lalu Rasulullah bersabda : itu adalah kebaikan kepada orang tua” Dan manusia yang paling berhak diberikan kebaikan adalah ibunya. 
Hendaknya Hamba Allah berbuat baik kepada kedua orang tuanya, setia kepada mereka, mengakui jasa-jasa mereka, membalas kebaikan mereka.Mari kita tanamkan dalam hati anak-anak kita nilai-nilai yang mulia ini.
‎وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

KHOTBAH JUM'AT - 19 Agustus 2022: Menjaga Nikmat

Khotbah Pertama


الْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ: (وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ)([1])، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، الْمُتَفَضِّلُ عَلَيْنَا بِالنِّعَمِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، أَكْثَرُ النَّاسِ شُكْرًا لِنِعَمِ اللَّهِ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ: (نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى)([2])

Aku berwasiat kepada kalian -wahai hamba Allah- dan kepada diriku agar bertakwa kepada Allah, Dia berfirman :

نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

“Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (Thaha 20 : 132). Kaum mukminin : sesungguhnya nikmat yang dilimpahkan oleh Allah kepada kita sangatlah besar, Allah Swt berfirman :

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)” (An Nal 16 : 53). Di antara nikmat dan rezeki yang paling berharga adalah air dan makanan, yang dilimpahkan oleh Allah kepada manusia, yang menjadi dasar keberlangsungan kehidupan mereka, Allah Azza wa Jalla berfirman :

فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ إِلَى طَعَامِهِ* أَنَّا صَبَبْنَا الْمَاءَ صَبًّا* ثُمَّ شَقَقْنَا الْأَرْضَ شَقًّا* فَأَنْبَتْنَا فِيهَا حَبًّا* وَعِنَبًا وَقَضْبًا* وَزَيْتُونًا وَنَخْلًا* وَحَدَائِقَ غُلْبًا* وَفَاكِهَةً وَأَبًّا* مَتَاعًا لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ

“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.Sesungguhnya Kami benar-benar telah  mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, Zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu” (‘Abasa 80 : 24-32). Maka marilah kita bersyukur kepada Allah atas karunia air dan makanan dengan menjaganya, melestarikan sumber-sumbernya, menafkahkan kepada orang yang membutuhkannya dan menghindari pemborosan, Allah Swt berfirman :

وكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (Al A’raf 7 : 31)

Wahai orang-orang yang mengingat nikmat dan karunia Allah : sesungguhnya di antara nikmat lahir dari Allah adalah nikmat keamanan dan ketentraman, dengannya manusia dapat hidup bahagia dan kebudayaan negara menjadi lebih maju, Allah Swt berfirman :

فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ* الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada  mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” (Quraisy 106 : 3-4). Marilah kita hargai nikmat tersebut dengan sebenar-benarnya, dan marilah kita mensyukurinya dengan sungguh-sungguh, seraya memohon kepada Allah agar nikmat tersebut dilanggengkan bagi kita.

 Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mensyukuri nikmat-nikmat-Mu dan berdzikir atas segala karunia-Mu, berilah kami semua taufiq untuk mentaati-Mu,  mentaati rasul-Mu Muhammad Saw dan mentaati orang yang Engkau perintahkan agar ditaati, sebagai pengamalan atas firman-Mu : “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 4 : 59)

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِالْإِيمَانِ، وَتَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِنِعَمِ الطَّعَامِ وَالْمَاءِ وَالِاطْمِئْنَانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الشَّاكِرِينَ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ

Wahai saudaraku yang selalu bersyukur terhadap nikmat Allah : Rasulullah Saw bersabda :

مَنْ أَصْبَحَ ‌مِنْكُمْ ‌مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، آمِنًا فِي سِرْبِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ؛ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barang siapa di antara kalian yang merasa aman di rumahnya, sehat badannya, dan ia memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan telah dikumpulkan untuknya dunia beserta isinya” (At Tirmidzi 2346 dan Ibnu Majah 4141). Ini berarti bahwa ketika Allah mengumpulkan pada orang tersebut kesehatan badan, ketentraman hati dan kemakmuran hidup, maka ia telah mendapatkan keluasan nikmat dan pemberian dari Allah. Maka kewajiban kita semua adalah : menjaga semua nikmat tersebut dengan bersyukur kepada Allah dan berdoa untuk orang yang telah menjadi penyebab tersedianya nikmat tersebut, juga hendaknya kita mendidik putra putri kita dengan budaya melestarikan nikmat, karena Allah akan menambahkan anugerah orang yang bersyukur dan membalas orang yang berbuat kebaikan, Allah Swt berfirman :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (Ibrahim 14 : 7)

Ya Allah segala puji dan syukur hanyalah untuk-Mu, Engkau memberi kami makan hingga kami kenyang, Engkau memberi kami minum hingga kami tidak dahaga, tanpa upaya dan kekuatan dari kami Engkau memulikan kami, Engkau memberi kami nikmat ketentraman, ya Allah langgengkanlah nikmat-nikmat tersebut pada kami, berkahilah kami serta tambahkanlah nikmat kepada kami.

هَذَا وَصَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ: أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الْأَكْرَمِينَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ احْفَظْ دَوْلَةَ الْإِمَارَاتِ قِيَادَتَهَا وَشَعْبَهَا، وَبَرَّهَا وَبَحْرَهَا، وَأَرْضَهَا وَسَمَاءَهَا، ‌مِنْ ‌شَرِّ ‌كُلِّ ‌ذِي ‌شَرٍّ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ دَوْلَةَ الْإِمَارَاتِ بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا، سَخَاءً رَخَاءً، وَاحْفَظْهَا بِحِفْظِكَ، وَاحْرُسْهَا بِرِعَايَتِكَ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ رَئِيسَ الدَّوْلَةِ الشَّيْخ مُحَمَّد بْن زَايِد وَنَائِبَهُ وَإِخْوَانَهُ حُكَّامَ الْإِمَارَاتِ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، وَالشَّيخ مَكْتُوم، وَالشَّيخ خليفة بن زايد، وَشُيُوخَ الْإِمَارَاتِ الَّذِينَ انْتَقَلُوا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَدْخِلْهُمْ بِفَضْلِكَ فَسِيحَ جَنَّاتِكَ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَ الْوَطَنِ وَضَاعِفْ أَجْرَهُمْ، وَارْفَعْ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَتَهُمْ، وَشَفِّعْهُمْ فِي أَهْلِهِمْ. اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ: الْأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتَ

عِبَادَ اللَّهِ: اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

KHOTBAH JUM'AT- 6 Juni 2025: Dan Agungkanlah Dia Dengan Pengagungan Yang Besar

 Khutbah Pertama

Segala puji bagi Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung, yang berkuasa atas segala sesuatu. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Amma ba'du:

Wahai hamba-hamba Allah! Aku wasiatkan kepada kalian dan kepada diriku sendiri agar bertakwa kepada Allah, karena dengan takwa kita akan memperoleh surga dan kenikmatan yang abadi.

Wahai saudara-saudara Mukmin! Di hari-hari yang penuh berkah ini, kalian mengangkat suara kalian mengumandangkan:

> Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha illallah, Allahu Akbar wa lillahil-hamd

Kalian sedang menyerukan dari lubuk hati kalian yang paling dalam bahwa "Allah Maha Besar". Suara ini muncul dari fitrah kalian yang suci, suara yang abadi dan luhur. Ini adalah seruan yang menggema dalam alam semesta, menyatakan keagungan Tuhan semesta alam.

Rasulullah ﷺ pernah mendengar seseorang mengucapkan: "Allahu Akbar", maka beliau bersabda:

> "Itu adalah fitrah!"
Benar, wahai saudaraku! Fitrah yang murni memahami sepenuhnya bahwa Allah Maha Besar atas segala sesuatu. Dialah Tuhan Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung atas segala sesuatu.

Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya:

> "Dan agungkanlah Tuhanmu dengan pengagungan yang besar." (QS. Al-Isra: 111)

Kalimat "Allahu Akbar" adalah bentuk pengagungan yang paling agung dalam bahasa Arab. Tidak ada yang lebih mulia dan agung dari Allah.

Siapa yang lebih besar dari Allah? Siapa yang lebih memahami penderitaanmu? Siapa yang lebih mengetahui kesedihanmu?

Allah berfirman:

> "Siapakah yang mengabulkan (doa) orang yang dalam kesulitan jika ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan?" (QS. An-Naml: 62)

Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar!

Khutbah Kedua

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, dan para sahabatnya.

Wahai para pendengar yang budiman! Perbanyaklah takbir dalam hari-hari yang diberkahi ini, karena takbir adalah bagian dari syiar agama Allah. Allah berfirman:

> "Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu adalah dari ketakwaan hati." (QS. Al-Hajj: 32)

Ucapan takbir adalah kalimat yang paling Allah cintai, dan yang paling mendekatkan kepada-Nya. Barangsiapa yang bertakbir memuliakan Tuhannya, ia telah diberi kabar gembira dengan surga. Rasulullah ﷺ bersabda:

> "Tidaklah seorang hamba mengucapkan takbir kepada Rabbnya melainkan akan diberikan kabar gembira."

Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah! Apakah kabar gembira itu berupa surga?" Beliau menjawab: "Ya!"

Oleh karena itu, wahai saudaraku! Perbanyaklah takbir pagi dan petang, isi langit dan bumi dengan kalimat agung ini. Agungkanlah Allah ketika kalian berdoa dan dalam setiap kebutuhan kalian. Niscaya doa kalian dikabulkan dan urusan kalian dimudahkan. Maka, agungkanlah Tuhan kalian dengan sepenuh hati dan jiwa.

Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, kepada keluarga dan para sahabat beliau.

Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin, hinakanlah kesyirikan dan para pelakunya, lindungilah negeri kami dan negeri-negeri kaum Muslimin dari segala keburukan.

Ya Allah, anugerahkan kepada kami di dunia kebaikan, dan di akhirat pun kebaikan, serta lindungilah kami dari siksa neraka.

KHOTBAH JUM'AT - 12 Juni 2025: Siwak Saat Berwudu

 


قال رسول الله ﷺ: «لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك عند كل وضوء».
(رواه ابن ماجه 289، وصححه الألباني)

Rasulullah ﷺ bersabda: "Seandainya aku tidak memberatkan umatku, niscaya aku akan perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudu." (HR. Ibnu Majah no. 289, dan disahihkan oleh Al-Albani)


وفي رواية: «رأيت رسول الله ﷺ يتسوك ثم يتوضأ ثم يصلي ركعتين».

Dalam riwayat lain: "Aku melihat Rasulullah ﷺ bersiwak, kemudian berwudu, lalu salat dua rakaat."

قال الإمام ابن عبد البر رحمه الله:
"السواك عند الوضوء سنة ثابتة عن النبي ﷺ لا خلاف فيها بين العلماء."

Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata: "Siwak saat berwudu adalah sunnah yang tetap dari Nabi ﷺ dan tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang hal ini."

ومن فوائد السواك عند الوضوء:
تهيئة الفم لذكر الله وقراءة القرآن، ونيل رضى الله، واتباع سنة النبي ﷺ.

Di antara manfaat bersiwak saat wudu adalah: Menyiapkan mulut untuk berdzikir kepada Allah dan membaca Al-Qur’an, meraih ridha Allah, serta mengikuti sunnah Nabi ﷺ.

قال رسول الله ﷺ: «السواك مطهرة للفم مرضاة للرب».
(رواه النسائي وأحمد)

Rasulullah ﷺ bersabda: "Siwak itu membersihkan mulut dan diridhai oleh Rabb." (HR. An-Nasa’i dan Ahmad)

ويُستحبّ السواك في مواضع، منها:
عند الوضوء، وعند الصلاة، وعند قراءة القرآن، وعند الاستيقاظ من النوم، وعند تغير رائحة الفم.

Disunnahkan bersiwak pada beberapa keadaan, di antaranya:

Ketika berwudu, hendak salat, membaca Al-Qur’an, bangun tidur, dan saat bau mulut berubah.

وينبغي أن يُستاك بيده اليمنى، ويبدأ بالجانب الأيمن من الفم، وأن لا يُؤذي لثته.

Hendaknya bersiwak dengan tangan kanan, memulai dari sisi kanan mulut, dan tidak menyakiti gusi.

وسواك النبي ﷺ كان من شجرة الأراك، وهي الأفضل لمن تيسر له ذلك، وإلا فبأي أداة تنظف الفم تقوم مقامه.

Siwak Nabi ﷺ berasal dari pohon arak, dan itu yang paling utama bagi yang bisa mendapatkannya. Jika tidak, maka alat pembersih mulut apa pun yang berfungsi serupa juga sah.

وقد جاء في الحديث أن النبي ﷺ كان إذا قام من الليل يَشُوصُ فاه بالسواك.
(رواه البخاري)

Disebutkan dalam hadis bahwa Nabi ﷺ ketika bangun malam, beliau menggosok mulutnya dengan siwak. (HR. Al-Bukhari)

وفي حديث آخر: «إذا قام أحدكم من النوم فليستنشق بمنخريه من الماء، فإن الشيطان يبيت على خياشيمه».
(رواه البخاري ومسلم)

Dalam hadis lain: “Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidur, maka hendaklah ia menghirup air ke dalam hidungnya, karena setan bermalam di lubang hidungnya.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

وقال ابن رشد رحمه الله في "تنوير المقالة في حل ألفاظ الرسالة":
"السواك قبل الوضوء مندوب، لما فيه من تعظيم الصلاة وتنظيف الفم لقراءة القرآن."

Ibnu Rusyd rahimahullah berkata dalam kitab Tanwīr al-Maqālah fī Ḥall Alfāẓ ar-Risālah:
Siwak sebelum berwudu adalah anjuran, karena hal itu termasuk bentuk mengagungkan salat dan membersihkan mulut untuk membaca Al-Qur’an.”

ولا ينبغي ترك السواك مع القدرة عليه، وخاصة في المواطن التي ورد فيها استحبابه.

Tidak sepantasnya meninggalkan siwak jika mampu, terlebih pada kondisi-kondisi yang disunnahkan.

وقد ورد في الحديث: «من استطاع منكم أن يكون له سواك فليفعل».
(رواه أبو داود 57)

Dalam hadis disebutkan: “Barang siapa di antara kalian yang mampu memiliki siwak, maka hendaklah melakukannya.” (HR. Abu Dawud no. 57)

وكان من هدي النبي ﷺ في السواك:
أن يستاك عند كل وضوء، وعند كل صلاة، وعند دخول المنزل، وعند الاستيقاظ من النوم، وكان يبدأ باليمين.

Termasuk dari kebiasaan Nabi ﷺ dalam bersiwak adalah:
Beliau bersiwak setiap hendak wudu, setiap hendak salat, ketika masuk rumah, saat bangun tidur, dan beliau memulai dari sisi kanan

وكان النبي ﷺ يكثر من السواك حتى قال أحد الصحابة: "ما فارق السواك يد رسول الله ﷺ".

Nabi ﷺ sangat sering bersiwak, hingga salah seorang sahabat berkata: “Siwak tidak pernah lepas dari tangan Rasulullah ﷺ.”

وصلى الله على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه وسلم تسليمًا كثيرًا.

Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabat beliau seluruhnya.