Sunday, February 12, 2017

MENCARI DUA SISI MATA UANG, ARTI DAN TUJUAN HIDUP

"Tidak Aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku" (QS: Azzuriat-56)

UMUM

Ada orang di sepanjang hidupnya tidak pernah mengerti mengapa dia hidup. Bahkan terkadang ada seorang yang mengeluh tentang hidupnya sendiri dengan mengatakan bahwa, kalau begini keadaan hidup ini, maka mengapa aku harus dilahirkan, aku lebih baik mati saja.

Ada banyak orang mengartikan kehidupan ini dengan tujuan melestarikan keturunan, ada pula untuk mendapatkan kekuasaan dan atau kekayaan. Ada pula untuk mempertahankan golongannya dan ada pula untuk semuanya yang telah disebutkan itu, serta mungkin yang lain semacamnya. 

Tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas itu tidak mudah untuk dicapai bagi seseorang. Tujuan-tujuan itu bisa dikatakan tidak bisa berlaku umum. Untuk memperpanjang keturunan, maka seseorang harus melakukan perkawinan, itupun dengan syarat bahwa diantara pasangannya harus memiliki kemampuan untuk mendapatkan keturunan. Untuk mempertahankan golongan dari kepunahan atau dari kuasa golongan yang lain, maka golongan itu harus berintegrasi hanya dengan gologanya sendiri untuk mendapatkan keturunan dari golongannya sendiri, serta harus tetap kuat agar tidak dikuasai oleh golongan yang lain. Serta tujuan-tujuan lainnya juga akan memiliki persyaratan yang khusus pula dimana pada kenyataannya ada beberapa individu memiliki keterbatasan untuk mencapainya. 

Jika tujuan-tujuan itu yang dicari karena itu sebagai tujuan hidup, maka ada sebagian bahkan banyak orang yang mungkin tidak pernah dapat meraih satu atau semua tujuan hidupnya. Apabila itu yang terjadi tentu akal kita dapat menyimpulkan bahwa seseorang diciptakan dengan suatu kelemahan akan tetapi memiliki tujuan hidup yang tidak mungkin untuk dapat digapai selama masa hidupnya. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa manusia telah diciptakan sebagai individu dengan suatu kekurangan didalam mencapai tujuannya. 

Pertanyaannya adalah, apakah memang demikian tujuan hidup manusia diciptakan?. Suatu ciptaan yang masih memiliki beberapa kelemahan didalam menggapai tujuan hidupnya. Uraian di bawah diharapkan dapat memberikan sedikit penjelasan tentang arti dan tujuan hidup ini sebenarnya.

TERJADINYA ALAM SEMESTA

Seluruh yang ada di dunia ini awalnya tidak pernah ada. Akan tetapi ilmu pengetahuan telah dapat menunjukkan bahwa, seluruh yang ada ini telah diawali oleh suatu peristiwa ledakan dahsyat yang disebut "Big Bang" yang terjadi kira-kira 14,7 milyar tahun yang lalu. Sehingga dari ledakan itu menimbulkan hamburan elemen-elemen materi yang sangat panas dan berenergi tinggi ke seluruh penjuru alam semesta ini. Hal ini yang membuat seluruh elemen-elemen materi tidak dapat saling mengikat.

Perlu dicatat bahwa sebelum terjadinya peristiwa "Big Bang" tak satupun ahli dapat mengungkapkan apa yang terjadi, akan tetapi mereka meyakini pasti ada sesuatu yang kepadatannya sunnguh mahapadat.

Seiring berkembangnya alam semesta saat itu pula penurunan suhu yang disebut "masa pendinginan". Dan pada saat yang tepat akan menimbulkan keseimbangan, dan mulailah tampak kumpulan-kumpulan gas yang merupakan proses awal pembentukan dari semua galaksi di seluruh jagad raya ini. Gas-gas tadi semakin merapat dan menyatu membentuk planet-planet yang menyusun galaksi-galaksi yang ada.

Terbentuknya planet Bumi sendiri dan telah siap menerima kehidupan diperkirakan sekitar 3,5 milyar tahun yang lalu. Hal itu ditandai oleh mulai munculnya kehidupan yang paling sederhana. Galaksi Milky Way sendiri sudah mulai terbentuk sejak kira-kira 9,6 milyar tahun setelah peristiwa Big Bang itu, ini berarti sekitar 5,1 milyar tahun lalu. Seiring dengan mendinginnya suhu di dalam galaksi Milky Way, maka planet bumi mulai terbentuk yaitu sekitar 5 milyar tahun yang lalu. 

Selama 2 milyar tahun proses kehidupan bersel satu dari yang paling sederhana menjadi yang lebih kompleks berlangsung sampai muncul kehidupan bersel banyak. Dan kemudian kehidupan seolah mengalami percepatan selama delapan ratus lipuluh tahun sampai munculnya kehidupan yang lebih kompleks dari yang sebelumnya dan membentuk berjuta jenis tumbuhan, hewan, bakteri, jamur-jamur dan lain sebagainya.

TERCIPTANYA MANUSIA

Yang menarik untuk dibahas terlebih dahulu adalah arti kata "cipta". Ini agar tidak menimbulkan arti yang bermakna jauh dari yang seharusnya. Banyak orang berpandangan bahwa kata "cipta" bermakna menciptakan sesuatu yang baru samasekali dari yang tidak ada samasekali baik secara zat maupun rupa. Namun bukti mengatakan tidak demikian, melainkan kata "cipta" berarti membuat sesuatu yang baru yang awalnya tidak ada secara rupa akan tetapi ada secara zat atau benda, lalu menjadi sesuatu yang baru secara rupa dan bentuk dengan tanpa mengadakan perubahan secara zat. Karena menciptakan sesuatu yang baru dari yang tidak ada samasekali baik secara zat maupun rupa adalah hal yang mustahil.

Arti Kata "cipta" Menurut Agama Islam

Di dalam kitab suci Al-Qur'an diterangkan bahwa manusia itu diciptakan dari tanah, serta malaikat dan iblis dari api;

(QS Al-a'raaf (11 & 12): Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud (11) .& Allah berfirman "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan Adam dari tanah" (12)

Bahkan dalam ayat lain disebutkan bahwa penciptaan manusia ditunjukkan dalam proses yang nyata yang dapat disimak saat ini, dimulai dari unsur tanah kemudian air mani yang membuahi sel telur, lalu darah dan seterusnya sampai berbentuk rupa manusia yang sempurna sebelum ditiupkan Ruh-Nya ke dalamnya. Lalu si bayi lahir ke dunia dan dimatikan kembali.

Meskipun ada ayat yang menyatakan bahwa ketika Tuhan sedang akan menciptakan sesuatu Dia hanya akan berfirman, "Kun, maka jadilah ia (sesuatu itu)", ini bukan berarti dari yang tidak ada samasekali secara zat dan rupa kemudian muncul zat baru dan rupa baru juga, sepenuhnya bukan hal itu. Jika demikian, maka hal ini tidak sesuai dengan ajaran ayat-ayat yang lain tentang pengajaran Tuhan menciptakan sesuatu yang baru.

Sebetulnya ajaran di atas bukan mengartikan bahwa Tuhan tidak mampu menciptakan sesuatu dari yang tidak ada samasekali secara zat dan rupa menjadi ada secara zat dan rupa baru, bukan..!. Melainkan, Tuhan telah mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu yang baru itu berawal dari sesuatu yang lama. Segala yang ada di dunia ini tidak akan terjadi begitu saja tanpa adanya suatu wujud awalan sebelumnya.

Untuk keadaan sesuatu berakhir tanpa akhir sudah ditunjukkan oleh ayat-ayat Al-Qur'an dengan firman Tuhan yang menyebutkan bahwa kehidupan di surga dan neraka adalah kekal di dalamnya.

Dengan demikian, seluruh kejadian sampai terjadinya sesuatu yang baru pasti akan memiliki suatu awalan, dan dengan suatu proses berantai yang bersambung secara terus menerus, sehingga segala yang ada tidak akan terjadi secara tiba-tiba tanpa sebab. Dengan demikian semua yang terjadi pasti ada penyebabnya, jika ada penyebabnya tentu ada tujuannya, dan jika ada tujuannya tentu akan ada nilainya. Dengan demikian, maka kehidupan ini memiliki nilai.

Proses terciptanya manusia yang difirmankan Tuhan itu sebetulnya bermakna apa?. Ini sebetulnya Tuhan telah mengajarkan kepada manusia bahwa semua yang ada di alam semesta ini adalah diciptakan dari sesuatu yang sudah ada terlebih dahulu sebelumnya, baik secara zat dan rupa, Tuhan hanya merubah mereka kedalam bentuk yang lain atau rupa baru dengan tetap mengandung unsur zat yang sama dengan bentuk komposisi zat yang diciptakan-Nya. Hal itu dilakukan dengan melalui suatu proses sesuai dengan kebutuhannya.

Jadi, adanya sesuatu yang baru harus diawali oleh adanya wujud lain sebelumnya. Hal ini menunjukkan atau memperkuat indikasi bahwa sebelum adanya alam semesta sekarang yang kita ketahui ini dipastikan telah ada sesuatu terlebih dahulu sebagai bahan awal dari terjadinya wajah baru alam semesta sekarang ini. Dengan demikian dapat disimpulkan entitas alam ini adalah abadi, yaitu "berawal tanpa awal dan berakhir tanpa akhir".

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, kata "cipta" bukanlah menciptakan sesuatu yang baru dari sesuatu yang samasekali tidak ada baik secara zat ataupun secara bentuk/rupa, akan tetapi secara arti fisik adalah merubah (membuat) zat lama dan atau rupa lama menjadi zat baru (baca komposisi zat baru) dan/atau rupa baru. Secara singkat berati mencipta yang dimaksud Tuhan tanpa dapat dibantah lagi adalah merubah atau membuat sesuatu dari yang lama menjadi sesuatu yang baru.

ARTI HIDUP

Tidak jarang seseorang secara sengaja atau tidak, dapat menemui arti hidup ini, baik itu dilakukan dalam proses pencaharian secara sengaja ataupun tidak. Namun banyak dari mereka yang tidak mengetahui bahwa apa yang sedang dicari atau dilakukan itu merupakan pengimplementasian daripada arti hidup yang sebenarnya. Bahkan banyak pula orang yang tidak memahami atau tidak mengetahui samasekali tentang apa sebenarnya arti hidup ini. Hal ini akan mengakibatkan pada seseorang tidak mengetahui pula apa yang harus dilakukan dengan kehidupan ini. Setiap orang menyimpulkan variasi tentang arti hidup ini yang jika dilihat lebih jauh lagi tergantung dari permasalahan yang dihadapi oleh setiap individu itu sendiri. Namun pertanyaannya adalah, apakah benar arti hidup itu sedemikian tergantung dari permasalahan yang dihadapi oleh setiap individu?.

Manusia diciptakan dengan bentuk bangunan yang bisa dikatakan serupa. Walaupun didapati adanya perbedaan dalam warna kulit misalnya, hal itu bukanlah suatu perbedaan yang bersifat kelainan secara hakiki sebagai yang disebut manusia, bahkan dapat dikatakan perbedaan itu dapat diabaikan. 

Tentunya yang disebut manusia adalah berjalan dengan kedua kakinya, memiliki dua tangan yang fungsi utamanya untuk memungut, memiliki kepala di bagian atas badan yang disambung oleh leher berisi otak untuk berpikir, memiki dua mata yang terletak di bagian depan kepala yang berfungsi untuk melihat, ada hidung yang bergunna sebagai jalan  masuk dan keluar udara untuk bernaafas dan mencium, serta di bagian yang sama ada mulut untuk makan dan minum dan berbicara serta dua daun telinga di bagian samping kepala untuk mendengar dan lain sebagainya. Walaupun ada beberapa perbedaan seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, dan yang lainnya pada manusia dari yang satu dengan yang lainnya akan tetapi hal itu tidak mempengaruhi secara filosofis tentang makhluk yang disebut manusia. Hal inilah yang menunjukkan bahwa penciptaan manusia seharusnya memiliki arti hidup dan tujuan hidup yang sama pula (tentang tujuan hidup akan dibahas pada bagian berikutnya) bagi semua yang disebut manusia. Sehingga keduanya baik arti hidup dan tujuan hidup manusia itu harus universal.

Arti hidup yang universal inilah yang akan dicari. Apabila arti hidup ini tidak universal yang berlaku bagi semua yang disebut manusia, maka antara seorang bayi yang dilahirkan dalam keadaan sempurna dan seorang bayi yang dilahirkan cacat akan memiliki arti hidup yang berbeda. Maka antara seorang di tempat dan waktu yang berbeda tidak akan sama arti hudupnya dengan mereka yang hidup di tempat dan waktu yang lain. Maka akan berbeda pula antara mereka yang memiliki warna kulit cerah dengan orang yang memiliki warna kulit gelap. Maka arti hidup bagi mereka yang berbaring di Rumah Sakit karena penyakit tertentu akan berbeda dengan mereka yang sehat. Maka arti hidup bagi mereka yang memiliki jumlah harta yang banyak akan berbeda dengan mereka yang memiliki jumlah harta sedikit atau kekurangan harta. Dan seterusnya karena perbedaan, maka arti hidup mereka akan berbeda pula. 

Inilah yang dapat menuntun kita jika dilihat dari keadilan bagi semua manusia bahwa sebenarnya arti hidup ini adalah universal bagi semua orang. Semua orang akan memiliki arti hidup yang sama karena yang menciptakan mereka adalah Tuhan yang sama (terlepas perbedaan keyakinannya). Serta mereka diciptakan dari bahan yang sama pula. Serta mereka diciptakan dengan suatu proses yang sama pula, dan juga mereka akan kembali menjadi sesuatu yang sama pula setelah melalui kehidupan ini.

Bukan karena setuju atau tidak setuju apabila arti hidup setiap individu itu berbeda. Ini merupakan suatu yang salah arah, dimana akan mengakibatkan satu manusia akan lebih penting dari manusia yang lainnya. Meyebabkan yang satu lebih unggul dari yang lainnya. Menjadi penguasa bukan berarti memiliki suatu legalitas untuk menobatkan dirinya memiliki arti hidup yang lebih tinggi daripada mereka yang dipimpinnya. Bukan berarti seorang pimpinan perusahaan memiliki arti hidup lebih tinggi dari pada para pekerja lain di dalam perusahaan tersebut. Bukan berarti seorang suami memiliki arti hidup yang lebih tinggi dari pada seorang istri. Bukan berarti lelaki memiliki arti hidup yang lebih tinggi daripada seorang perempuan. Bukan berarti orang tua akan lebih tinggi nilai hidupnya daripada anak-anaknya. Dan lain sebagainya.

Jika arti hidup ini berbeda dikarenakan suatu perbedaan tatanan sosial atau warna kulit atau kesempurnaan seseorang, maka dapat diartikan bahwa Sang Pencipta manusia sejak awal sudah memberikan perbedaan arti hidup berdasarkan perbedaan masing-masing. Jika demikian adanya, maka sebutan Tuhan sebagai sosok Yang Maha Adil akan menjadi tanda tanya besar. Sifat Tuhan sebagai sosok Yang Maha Penyayang bagi siapa saja akan menjadi tanda tanya besar pula. Jika arti hidup ini dibedakan karena tempat kelahiran, maka seseorang akan dibebani selama hidupnya dengan beban yang lebih berat dikarenakan telah dilahirkan di tempat yang mengakibatkan arti hidupnya lebih rendah daripada yang dilahirkan di tempat yang lain. Maka seseorang akan terbebani lebih berat dikarenakan telah terlahir dengan warna kulit yang membawa arti hidupnya lebih rendah daripada yang dilahirkan dengan warna kulit yang lain. Maka seseorang akan terbebani lebih berat dikarenakan telah terlahir dengan ras yang membawa arti hidupnya lebih rendah daripada yang dilahirkan dengan ras yang lain. Dan lain sebagainya.

Berpegang pada ketentuan dari Sang Pencipta bahwa semua manusia itu diciptakan untuk tujuan yang sama, dengan demikian, maka dapat dituntut pula bahwa semua manusia akan memiliki arti hidup yang sama pula.

Kehadiran kehidupan di dunia ini bukanlah suatu keadaan yang secara tiba-tiba seperti suatu kecelakaan. Kalau ditilik dari keterangan di atas, maka adanya kehidupan ini diawali dengan adanya "Big Bang" sekitar 14,7 milyar tahun yang lalu. Peristiwanya terus sambung menyambung sampai terjadinya kehidupan saat ini.

Coba anda berdiri di suatu kegelapan malam di mana saat itu langit sedang cerah, dan anda memandangi bintang-bintang yang terlihat begitu menakjubkan. Coba lontarkan suatu pertanyaan sederhana, seandainya salah satu dari bintang atau planet itu pernah melakukan benturan dengan bumi yang kita hidup di atasnya saat ini, apakah akan ada kehidupan ini saat ini di bumi ini?. Apakah anda akan berdiri seperti itu memandangi langit melihat berjuta bintang di atas anda saat ini?. Seandainya salah satu dari leluhur anda dimangsa binatang buas sebelum bertemu dengan pasangan leluhur anda yang lain, apakah anda masih akan dapat berdiri seperti itu saat ini?. Apabila salah satu sel telur dari ibu anda tidak dibuahi oleh  salah satu seperma dari berjuta sel sperma ayah anda yang telah membuat anda dilahirkan saat itu, apakah anda akan dapat berdiri di situ saat ini?.

Tentu pertanyaan-pertanyaan di atas itu apabila dijawab secara logis akan cukup membuktikan dan sekaligus dapat menjawab suatu pokok pertanyaan bahwa, adanya anda hidup saat ini bukanlah suatu kecelakaan yang terjadi secara tiba-tiba. Akan tetapi anda telah melalui suatu proses yang demikian panjang dan dalam pengembaraan yang jauh sejak dari ujung alam semesta yang telah dimulai sejak kira-kira 14,7 milyar tahun lalu. Dan bahkan dengan suatu proses yang rumit sampai pada anda hidup saat ini. Dimana akan memberikan suatu kesimpulan bahwa arti hidup anda terhadap alam semesta ini adalah sama pentingnya dengan manusia-manusia yang lain. Karena merekapun sampai pada kehidupan mereka baik yang sudah mendahului anda atau yang sedang hidup di manapun saat ini ataupun mereka yang akan datang telah memiliki suatu awal proses yang sama, yaitu diawali sejak dari adanya "Big Bang" saat itu. Tidak perduli siapapun mereka, apakah orang cacad, apakah orang normal, apakah orang berambut lurus atau apakah orang yang berambut keriting. Semuanya memiliki arti yang sama jika dilihat melalui teropong atau kacamata seluruh alam semesta ini.

Jika demikian, lalu apa yang menyebabkan arti hidup dari semua manusia itu sama?. Untuk menjawab pertanyaan ini bukanlah suatu perihal yang mudah kalau bukan dikatakan tidak mungkin untuk dijawab. Mengapa? Karena untuk menjawab pertanyaan sederhana inipun juga bukan sesuatu hal yang mudah juga.

Ketika anda dilahirkan anda tidak memiliki bandrol harga. Sehingga nilai anda yang sebenarnya tidak ada yang mengetahuinya. Lain halnya apabila ketika anda lahir anda sudah memiliki bandrol harga, maka anda akan memilki harga dimana harga yang tercantum pada diri anda ketika lahir itu mengartikan adalah arti hidup anda. Dengan kata lain, hidup anda akan bisa dimiliki oleh siapa saja apabila ada orang lain yang mampu membayar sesuai bandrol yang ada terpasang pada diri anda itu. Namun, karena anda sejak lahir ataupun sampai saat ini anda tumbuh menjadi orang dewasa tidak memiliki bandrol harga, maka nilai anda atau arti hidup anda tidak ada yang mengetahuinya.

Coba kita setujui satu hal saja tentang apa yang telah dijelaskan di atas, bahwa siapapun orangnya akan memiliki hak hidup dan hak mencari kehidupan yang sama di dunia ini. Dengan demikian coba pula anda mengunjungi suatu Rumah Bersalin. Katakanlah ada banyak bayi-bayi yang baru dilahirkan. Mereka terdiri dari berbagai macam perbedaan termasuk juga jenis kelamin mereka. Seandainya bayi-bayi itu dijejer sedemikian rupa dari berbagai perbedaan mereka. Lalu tanyakan kepada diri anda sendiri, apakah yang menyebabkan bayi-bayi itu bernilai bagi kehidupan mereka?.

Apabila bayi-bayi itu diibaratkan suatu permata yang masih belum disentuh siapapun, sebenarnya permata-permata itu dapat menjadi berharga mahal apabila dikerjakan dengan benar dan oleh orang yang ahli di bidangnya. Bahkan permata yang masih belum diolah itu dapat berharga murah atau tidak berharga samasekali apabila dikerjakan oleh orang yang salah karena menjadi rusak dibuatnya. Jadi, sebenarnya apa yang tersimpan oleh permata-permata itu adalah sama juga dengan apa yang tersimpan oleh bayi-bayi yang baru lahir di Rumah Bersalin itu. Suatu nilai yang tersimpan itu disebut "potensi diri".

Akan tetapi apabila bayi-bayi itu dinilai sebagaimana mestinya, yaitu sebagai manusia seutuhnya, lalu tanyakanlah hal-hal yang sederhana sampai dengan hal yang tinggi-tinggi. Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi seorang professor? Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi seorang direktur suatu perusahaan? Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi pengusaha yang sukses? Dapatkah bayi-bayi itu kelak akan menjadi pemuka agama? Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi seorang mentri? Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi seorang Pemimpin Negara? Dan lain sebagainya.

Atau sebaliknya, dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi orang yang tidak ingin melanjutkan pendidikannya? Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi seorang pengangguran atau pemalas? Dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi orang yang tidak memiliki harta? dapatkah bayi-bayi itu kelak menjadi orang jahat?. Dan lain sebagainya.

Tentu jawabannya adalah "dapat". Itu tergantung bagaimana dia digali potensi dirinya. Apakah potensi itu digali oleh orang-orang dekatnya dan/atau oleh dirinya sendiri. Yang jelas semua dari mereka sama-sama memiliki suatu kemungkinan untuk menjadi apa saja. Karena mereka semua sama-sama memiliki suatu hal yang disebut "potensi diri".

Mungkin hal ini banyak yang lupa atau tidak memahaminya, bahwa pada diri setiap manusia itu memiliki banyak potensi. Dimana potensi-potensi itulah sebagai nilai anda yang tersimpan. Dan potensi-potensi itu apabila digali dengan baik akan menjadikan suatu nilai yang tinggi pada diri anda. Inilah sebenarnya arti hidup seseorang.

Setiap manusia yang hidup tentu memiliki potensi-potensi dimana untuk memunculkan potensi-potensi itu menjadi suatu nilai hidup memerlukan suatu penggalian secara terus-menerus. Tidak perduli siapa orangnya apabila potensinya digali dengan baik akan menjadikan dia seorang manusia yang bernilai tinggi. Artinya ketika seseorang memiliki nilai yang tinggi, maka dirinya telah melakukan sesuatu di dalam hidupnya dalam arti hidup yang tinggi pula.

Ketika melihat orang yang dalam hidupnya hanya dapat berjalan dengan bantuan kursi roda apabila potensinya digali dengan baik, dia akan dapat lebih bernilai (baca berarti) dibandingkan dengan mereka yang dapat berjalan dengan normal akan tetapi potensinya tidak pernah digali atau digalipun pada jalan yang salah. Ini berarti orang yang telah menggali potensinya dengan baik berarti orang itu telah menjalani hidupnya dalam mencapai nilai hidup yang lebih baik pula. Demikian pula sebaliknya, orang yang tidak menggali potensinya dengan baik berarti dia telah menyia-nyiakan hidup yang bernilai ini menjadi tidak bernilai. Karena dia tidak memaknai arti hidupnya.

Jadi, nilai hidup sebenarnya adalah tergantung dari bagaimana seseorang menggali potensi dirinya sendiri. Semakin baik seseorang didalam menggali potensi dirinya, maka semakin baik pula dalam mengarahkan dirinya untuk mendapatkan nilai hidup yang lebih tinggi. Dengan demikian, maka arti hidup dari orang tersebut akan semakin baik pula. Ini tidak perduli bagaimana dan siapa mereka. Artinya, nilai hidup sebenarnya tergantung dari bagaimana maksimalnya seseorang menggali potensi dirinya dimana potensi diri yang digali adalah arti hidup itu sendiri. 

TUJUAN HIDUP

Coba perhatikan ayat berikut ini:

"Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku" (QS: Azzuriat-56).

Ayat di atas merupakan suatu tuntutan dari Sang Pencipta jin dan manusia bahwa mereka diciptakan dengan tujuan tertentu, yaitu beribadah. Yang menarik adalah bagaimana memaknai kata "ibadah" ini. Kata ini dapat bermakna dengan cakupan yang luas, bahkan ada yang terpaku pada suatu perbuatan sesuai dengan yang diperintahkan oleh Tuhan. 

Ibadah secara istilah adalah melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Secara umum dapat diartikan agar jin dan manusia selalu berbuat baik, apakah itu untuk dirinya sendiri, apakah itu untuk orang lain, apakah itu untuk lingkungannya, serta apakah itu untuk seluruh alam semesta ini. Karena perintah Tuhan itu pasti untuk kebaikan.

Sayangnya, ketika manusia dilahirkan tidak pula mereka dilengkapi bersama mereka suatu buku pedoman atau buku petunjuk tentang ke mana sebenarnya tujuan hidup mereka. Akibatnya, didalam mencari tujuan hidup, mereka harus belajar dari orang-orang dekat mereka, dari pengamatan lingkungan di sekitar mereka, serta mereka harus belajar kepada siapa saja yang mereka anggap ahli dalam bidang kebaikan baik ahli agama dan/atau ahli dalam ilmu sosial masyarakat. Bahkan akibat dari tidak adanya buku petunjuk pada setiap bayi yang dilahirkan adalah, beberapa dari mereka belajar dari orang-orang dan/atau yang mendapatkan lingkungan yang salah, bergaul dengan orang-orang yang salah, diajari oleh orang-orang yang salah, sehingga mereka tumbuh dengan mengarungi suatu jalan ke arah tujuan hidup yang salah pula.

Tidak sedikit orang yang tidak mengetahui tentang apa tujuan hidup ini sebenarnya. Seperti yang telah disebutkan di awal tulisan ini. Banyak orang menganggap bahwa tujuan-tujuan hidup itu sebenarnya banyak, dan itu tergantung dari permasalahan yang sedang dimiliki oleh orangnya, tergantung dari masyarakatnya dan lain sebagainya. Sehingga setiap orang belum tentu memiliki tujuan hidup yang sama. Sehingga setiap golongan belum tentu memiliki tujuan hidup yang sama pula. Inilah yang akan diulas, apakah tujuan hidup itu memang begitu.

Bagi mereka yang tidak mengetahui tentang arti hidup ini bagaimana mungkin dapat mencapai tujuan hidup mereka. Jikapun ada diantara mereka yang dapat mencapai tujuan hidupnya, maka dipastikan itu dilakukan atas dasar kebetulan saja. Karena untuk memenuhi tujuan hidup itu dituntut mengetahui tentang apa arti hidup ini. Setelah mengetahui tentang arti hidup yaitu memaksimalkan dalam menggali potensi dirinya, lalu dalam mencari tujuan hidup adalah bagaimana potensi itu digunakan untuk tujuan "ibadah". 

Dari hasil penggalian potensi yang sudah maksimal itu seseorang harus berusaha untuk melakukan kebaikan dalam arti, apakah itu kebaikan untuk dirinya sendiri, apakah itu kebaikan untuk lingkungannya ataupun kebaikan untuk manusia yang lain. Sehingga hasil dari penggalian potensi yang maksimal itu digunakan sedemikian rupa guna memperbaiki kehidupan itu sendiri. 

Walaupun seseorang sudah mencapai pada jabatan tertinggi, akan tetapi jabatan itu tidak digunakan dalam memperbaiki kehidupan, maka orang seperti itu tidak melangkah sesuai dengan arah tujuan hidup sebenarnya. Apabila seseorang sudah menggali potensi hidupnya sampai mencapai tingkatan yang tinggi akan tetapi pencapaian itu tidak dipakai untuk memperbaiki kehidupan ini, maka orang itu tidak berjalan di jalan menuju ke tujuan hidup sebenarnya. 

Ini artinya, tujuan hidup sama dan akan tetap ada pada setiap individu sepanjang hidupnya. Karena sepanjang hidupnya dia harus berusaha menggali potensinya secara terus menerus ke arah yang lebih maksimal lagi. Lalu potensi-potensi yang didapat itu secara terus menerus dipakai guna memperbaiki kehidupan itu sendiri. Inilah keterkaitan antara nilai hidup dan tujuan hidup bagi manusia, bagai dua sisi mata uang. 

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri" (bagian QS: Al-isra'-7)

END.

Medeo 11/02/2017

Oleh: Mr. Q

Saturday, February 04, 2017

KAYA ATAU MISKIN

KAYA ATAU MISKIN

Umum

Ketika seorang teman lama secara tidak diduga bertemu, maka keduanya akan saling bertanya, memberi berita dan lain sebagainya untuk mengingatkan masa-masa lalu selama mereka saling berteman dulu yang abadi terkenang di dalam diri mereka masing-masing. Lalu tentu akan diteruskan dengan saling bertukar berita selama mereka berpisah tidak saling bertemu. Tidak jarang pula akan menyampaikan secara langsung tentang khabar burung yang telah dia dengar dari temannya yang lain. Ada khabar burung tentang keadaan keluarganya di mana dia menetap, ada tentang kedudukan dalam sosial masyarakat saat ini berhubungan dengan profesi mereka, bahkan ada khabar tentang keadaan kondisi ekonomi mereka. Itulah kondisi umum keadaan masyarakat Indonesia, terkadang ada rasa sok ingin tau.

Namun ada dua orang remaja berteman yang dimulai dengan suatu perkenalan dalam kondisi ekonomi keluarga yang berada di bawah rata-rata secara umum, lalu mereka harus berpisah untuk menjalani kehidupan mereka masing-masing, di mana salah seorang dari mereka terpaksa harus merantau meninggalkan kampung halamannya, bahkan negaranya. Hal ini menyebabkan si perantau melihat dunia baru dengan standar kehidupan sosial yang berbeda yang pada umumnya memiliki standar jauh lebih tinggi dari apa yang ada pada kampung halaman yang telah ia tinggalkan. Dengan demikian, maka dia harus memaksa  kehidupannyapun untuk berubah, untuk menyesuaikan diri agar menjadi mirip dengan keadaan lingkungan yang baru. Apalagi dia memiliki suatu kegiatan baik usaha, atau pekerjaan dengan penghasilan sesuai dengan kehidupan sosial di lingkungan barunya.

Keadaan ini menjadikan dia jadi pusat perhatian cerita teman-teman di kampung halaman yang ia tinggalkan, bahwa dia sudah menjadi seperti orang-orang di dalam kaca (baca TV). Seperti orang-orang dengan status sosial tinggi, di mana akan  membuat decak-kagum bagi temannya yang lain. Hal inilah yang banyak teman-teman di kampungnya menyimpulkan; bahwa dia sekarang sudah menjadi orang kaya, sudah menjadi orang mapan, dan sebutan lainnya yang mengkatagorikan perubahan status sosial dengan nilai standar kekayaan. Teman-temannya sudah memberi dia suatu status yang tinggi.

Inilah permasalahannya, status kaya atau miskin itu diukur dari perubahan sosial kalau bukan dikatakan jumlah kekayaan yang dimilikinya.

Adalah tidak salah memiliki pandapat demikian, dan juga, tidak dapat dibenarkan seratus persen pandangan demikian itu, untuk itu marilah kita cari dan tentukan tentang definisi-definisi yang berkaitan dengan kaya dan miskin itu.

Dapatkah Kaya atau Miskin Itu diukur?

Pertanyaan di atas sungguh menantang bagi yang menyukai beragumentasi, tentu jawabannya akan berkisar pada, pertama "tidak bisa", yang kedua "bisa diukur", atau bahkan bagi orang yang tidak mau pusing akan menjawab dengan jujur, "tidak tau".

Yang menjawab dengan jawaban pertama pasti sudah memiliki alasan tersendiri, misalnya,  kaya dan miskin itu merupakan rasa, bukan jumlah harta yang dimiliki oleh seseorang, merupakan alasan yang kokoh. Dan bagi yang menjawab dengan jawaban kedua tentu akan memiliki alasan tersendiri. Misalnya ada seseorang yang sejak kecil hidupnya serba kekurangan, sehingga dia terpaksa bekerja  ikut orang lain membantu berjualan. Karena keuletannya ketika dia dewasa dia menjadi orang sukses dan memiliki cukup harta (baca di atas rata--rata orang kebanyakan), sehingga ketika dipuji oleh orang lain karena hartanya dia akan mengatakan, "sukur dan Maha Suci Tuhan". Dari jawaban itu seakan mengungkapkan bahwa dia sudah berkecukupan dengan kata lain dia sudah kaya, Atau ada orang yang hidupnya berandai-andai dan mengatakan, "Apabila aku memiliki sejumlah uang sebesar 100 milyar rupiah, maka aku sudah cukup, aku sudah kaya.., rencanaku akan aku jadikan ini sekian, itu sekian.., dst, maka aku akan ongkang-ongkang tanpa harus bekerja lagi..".  Lain halnya apabila jawaban yang dia berikan adalah mencerminkan suatu kekurangan, maka dia akan menunjukkan ketidak puasannya terhadap apa yang telah ia capai dalam mengumpulkan hartanya.

Kaya, Sedang dan Miskin

Ada tiga keadaan dimensi bagi seseorang perihal kekayaan, yang pertama adalah kaya, kemudian sedang, dan yang ketiga adalah miskin. Ketiga demensi itu bukanlah sesuatu yang berhubungan langsung dengan jumlah harta yang dimiliki walaupun kaya itu tergantung juga umumnya pada jumlah harta yang dimiliki oleh seseorang. Akan tetapi mereka akan berhubungan dengan rasa kepuasan terhadap harta yang dimiliki oleh seseorang.

Kaya

Merupakan suatu rasa lebih terhadap sesuatu terutama harta yang sedang dimiliki, sehingga mengakibatkan rasa sangat  puas dengan kekayaan yang dimiliki oleh seseorang berapapun jumlahnya. Akibatnya adalah, rasa syukur selalu diucapkan apabila sedang menerima pendapatan. Bukan itu saja, kaya merupakan rasa puas dan berlebih dan akan merasa tidak keberatan membantu orang lain yang dipandang perlu untuk dibantu, walaupun terkadang sampai untuk keperluan dirinya sendiri tidak ada harta yang tersisa, namun karena rasa yang dimiliki merasa lebih, maka dia akan tetap merasa percaya diri akan kepuasan atau kelebihan harta bagi dirinya.

Jadi, kaya itu secara langsung bukanlah tergantung dari jumlah harta yang sedang dimiliki oleh seseorang, melainkan dari rasa selalu berlebihan yang membawa rasa kepuasan atas apa yang sedang dimilikinya.

Tidak jarang ditemukan bahwa seseorang sudah memiliki rumah mewah dengan fasilitas lengkap lebih dari satu, sudah memiliki mobil mewah lebih dari satu, juga memiliki usaha dengan omzet dan keuntungan yang sungguh luar biasa besarnya, sudah memiliki jabatan setinggi langit, sudah memiliki tanah di seluruh negeri, dan lain sebagainya. Akan tetapi, orang tersebut masih saja melakukan hal yang tidak terpuji apabila ada kesempatan, mengambil yang bukan haknya, bahkan terkadang mencari celah agar dapat mendapatkan lebih banyak harta kekayaan lagi dengan cara yang curang.

Orang  yang selalu merasa kekurangan walaupun harta yang telah dimiliki menurut orang lain sudah berlimpah. Orang ini sesungguhnya jauh dari definisi sebagai orang kaya. Bahkan sebaliknya.
Ciri ciri orang kaya ini antara lain sebagai berikut:

  • ringan tangan terhadap yang memerlukan bantuan sampai harta yang penghabisan sekalipun akan dipakai untuk membantu yang memerlukannya,
  • tidak akan mengambil sesuatu yang bukan haknya,
  • jumlah kekayaan yang dimiliki bukanlah sebagai tolok ukur dalam mensyukuri kekayaan yang dimiliki, akan tetapi penilaian kekayaan akan diukur secara menyeluruh terhadap apa yang didapat, sebagaimana itu menyebabkan dia dapat hidup sebagai makhluk Tuhan.
Sedang

Sedang atau orang yang selalu merasa cukup terhadap sesuatu atau kekayaan yang sedang dimilikinya. Orang demikian akan selalu merasa cukup bagi dirinya sendiri terhadap apa yang dimiliki. Dia akan selalu memprioritskan miliknya yang dia rasa cukup itu untuk dirinya sendiri terlebih dahulu. Sehingga didalam memberikan bantuan dia akan selalu melihat dirinya terlebih dahulu, apakah jumlah bantuan yang akan diberikan akan dapat membahayakan kedudukannya karena membantu adalah mengurangi dari jumlah yang dimiliknya. Dengan demikian bantuannya akan terukur  terhadap pengurangan kecukupannya.

Didalam memberikan bantuan dia akan bertanya atau akan melihat lagi yang sedang ada padanya, apakah bantuannya itu akan mengurangi rasa kecukupannya atau apakah tidak. Jika dia masih merasa cukup setelah memberikan bantuan, maka dia akan memberikan bantuan. Akan tetapi apabila tidak merasa cukup (mengurangi rasa aman, nyaman dan lain sebagainya) untuk dirinya apabila dikurangi dengan memberikan bantuan kepada yang lain, maka dia tidak akan memberikan bantuan, bahkan akan dia anggap bahwa dirinya sedang tidak mampu untuk memberikan bantuan.

Ciri ciri orang cukup ini antara lain sebagai berikut:

  • akan menjadi ringan tangan terhadap yang memerlukan bantuan dengan catatan bahwa bantuannya tidak akan mengurangi rasa nyaman, aman dan kedudukan di masyarakat. 
  • tidak akan mengambil sesuatu yang bukan haknya, akan tetapi masih memiliki potensi untuk mengambil yang bukan haknya apabila kebutuhan/tuntutannya meningkat.
  • jumlah kekayaan yang dimiliki adalah sebagai tolok ukur dalam mensyukuri kekayaan yang dimiliki, akan tetapi terkadang bisa juga tidak apabila dia selalu merasa berkecukupan. 
Miskin 

Miskin merupakan suatu keadaan yang sama juga yaitu, tidak ada hubungan secara langsung dengan jumlah harta kekayaan yang dimiliki oleh seseorang. Miskin merupakan suatu rasa selalu kurang, tidak cukup terhadap apa yang telah dimilikinya. Orang-orang demikian akan melakukan berbagai macam cara didalam memenuhi rasa kurangnya itu.

Memberikan bantuan merupakan suatu yang tidak mungkin karena dia merasa kekurangan. Bahkan sebaliknya, dia akan selalu meminta bantuan kepada yang lain tidak perduli apakan yang dimintai bantuan memiliki kekayaan lebih sedikit atau lebih banyak dari dirinya sendiri, yang penting dia akan meminta bantuan kepada yang lain.

Orang miskin akan selalu merasa iri hati terhadap kepemilikan orang lain, sehingga dia akan merasa tidak bahagia terhadap apa yang dimiliki oleh orang lain. Dia akan berusahan mendapatkan milik siapapun dengan cara apapun untuk memilikinya.

Karena miskin itu rasa kekurangan, walaupun menurut orang lain dia sudah memiliki banyak harta tetap saja akan selalu mencari harta dengan segala cara.  Walaupun dia sudah dianugerahi dengan harta yang bergelimang, dengan jabatan yang tinggi dan dengan status sosial yang tinggi pula, dia akan selalu mencari cara bagaimana untuk mendapatkan harta, jabatan serta status sosial yang tinggi utntuk memenuhi rasa kekurangannya.

Ciri ciri orang miskin ini antara lain sebagai berikut:

  • tidak akan memberikan bantuan terhadap yang memerlukan bantuan kecuali bantuannya itu dapat memberikan keuntungan baik dari segi materi dan/atau non materi,
  • akan mengambil sesuatu yang bukan haknya baik dengan cara yang baik ataupun dengan cara curang,
  • jumlah kekayaan yang dimiliki adalah sebagai tolok ukur dalam mensyukuri kekayaan yang dimiliki, karena dia yakin bahwa dengan jumlah harta yang dimiiki itu hidupnya akan tetap terjaga.
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa; kaya atau miskin seseorang itu bukanlah diukur dari banyaknya harta yang dimiliki, akan tetapi dari rasa yang orang itu miliki. Banyak harta bukan berarti kaya. Demikian juga sedikit harta bukan berarti miskin. Rasa yang ada  di dalam diri seseorang itulah yang menentukan. Hal ini dapat direfleksikan pada kehidupan orang tersebut sehari-hari, kedermawanan merupakan ciri orang kaya, ketidak takutan akan kehabisan hartanya untuk kebaikan merupakan ciri orang kaya juga. Sedangkan mereka yang masih ingin mengambil harta bukan haknya merupakan orang miskin.

END.
Medio Akhir Februari 2017.


TOUR DE SINGA

UMUM

Mendengar nama Singapura, orang akan terbayang pada suatu negara pulau kecil yang makmur dengan masyarakatnya sudah setara dengan negara-negara maju. Negara dengan airport besar dan canggih serta enak untuk berbelanja di duty free-nya. Selain itu juga akan terbayang hampir di semua pelosok negeri keadaannya asri dan bersih serta terawat. Pasti akan merasa senang bagi siapa saja yang akan mengunjunginya.

Bahkan tidak jarang terkadang tujuan kunjungan ke Singapura dipakai sebagai hadiah untuk suatu undian ataupun yang lainnya untuk suatu kejadian ajang promosi. Artinya, Singapura dipakai sebagai penarik minat agar apa yang sedang dipromosikan dapat laku. Ini berarti juga bahwa Singapura dapat dijadiakan sebagai Negara impian untuk tujuan bertamasya.

AKU DAN PUTRIKU

Cutiku kali ini sudah direncanakan sejak lebih dari enam bulan lalu akan pulang ke Surabaya. Istri dan putraku sudah ada di sana sejak hampir sebulan yang lalu. Aku memilih penerbangan Singapore Airline untuk pulang ke Surabaya.  Yang membuatku tertarik memakai maskapai penerbangan ini karena harga yang ditawarkan dari Persatuan Emirates Arab menuju ke Surabaya relatip lebih murah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh maskapai penerbangan lain, walaupun aku harus membayar ongkos taksi dari Abu Dhabi ke Dubai pergi pulang. Selain itu ada pesawat maskapai ini yang langsung menuju ke Surabaya walaupun pemberangkatannya dari kota Dubai, satu jam lebih perjalanan dengan mobil dari Abu Dhabi.

Jadwal penerbanganku dan putriku dari Dubai sebelum pukul 8 malam. Ini sangat penting untuk aku antisipasi karena menurut banyak orang, jalan di Syeh Zayeed Road sebelum masuk kota Dubai setelah Dubai Marina biasanya macet.

Durasi waktu transitku di Singapura sekitar 24 jam lebih, tetapi putriku hanya 8 jam saja. Dari Dubai aku dan putriku satu pesawat, Singapore Airline  SQ, berangkat pada tanggal 2 Juli pukul 8 malam. Dan akan sampai di Singapura pagi buta setelah pukul 7 pagi esok harinya.

Sejak dari rumah di Abu Dhabi aku persiapkan makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Aku yakin nanti waktu saat azan Maghrib kemungkinan bersamaan dengan waktu boarding menunggu masuk  pesawat. Tiga buah kurma dari sisa yang aku beli dua malam yang lalu sebanyak enam biji aku rasa cukup. Kurma ukuran besar sebesar jempol kakiku dihargai 86 Dirham per kilonya,  enam biji aku bayar lebih dari 12,5 Dirham. Artinya, per biji berharga lebih dari 2 Dirham, atau saat ini setara dengan lebih dari Rp 7000;. Sisa jus jeruk yang aku beli bersama dengan kurma dari Geant aku rasa sayang kalau tidak aku bawa. Cuti selama satu setengah bulan lamanya akan membuat jus jadi rusak jika aku tinggal di dalam kulkas.

Taksi aku panggil melalui nomer free tall salah satu penyedia taksi agar datang pada pukul 3:30 siang, waktu yang sudah aku rencanakan agar aku lebih awal masuk Dubai International Airport. Sopir taksi sudah memberiku SMS sepuluh menit sebelum waktu yang sudah ditentukan. Tujuh buah tas yang akan aku dan putriku bawa aku turunkan secara bersama-sama dengan bantuan putriku. Rencanaku 3 tas yang akan masuk bagasi, yaitu dua bawaan putriku dan satu bawaanku, sertah empat tas akan dibawa ke kabin, yaitu satu tas punggung dan satu tas tarik bawaan putriku, serta tas laptop dan tas tarik bawaanku.

Taksi berwarna abu-abu sudah berada tepat di depan pintu keluar apartemenku. Supir berkebangsaan dari Asia Selatan sudah berada di luar taksi sambil menyibukkan diri dengan telephon genggamnya yang ia letakaan di telinga kirinya karena berbicara dengan lawan bicaranya. Sapaan selamat soreku ia jawab dengan lambaian tangan kanannya saja, serta anggukannya sambil dia membuka pintu bagasi mobilnya mengisyaratkan agar tas-tasku dimasukkan ke dalam bagasi mobilnya. Ketika aku akan memasukkan tas-tas ke dalam bagasi mobilnya, tiba-tiba supir membantuku karena ia sudah mengakhiri pembicaraan melalui telephon genggamnya.

Sejak tadi ketika aku di rumah, aku dihantui dengan kekhawatiranku terhadap ongkos tarif taksi dari tumahku Alreef Downtown ke Bandara Internasional Dubai. Salah seorang kawan main tennisku di Alreef memperingatkan bahwa, aku bisa membayar ongkos taksi sampai 300 Dirham tarifnya.

Ketika aku duduk di kursi penumpang depan sebelah kanan supir aku langsung menanyakan perkiraan ongkos taksi yang akan aku bayar nanti. Betapa terkejutnya sambil merasa senang ketika supir mengatakan bahwa kira-kira 200 Dirhaman saja. Putriku yang duduk di kursi penumpang tepat di belakangku tidak aku hiraukan. Ia duduk di situ karena di sampingnya tertata  tas-tas yang di letakkan di kursi penumpang belakang supir karena kapasitas bagasi tidak muat, yang pasti, dia sudah berada di dalam taksi.

Kali ini aku tidak banyak bicara dengan supir taksi kecuali menanyakan bagaimana caranya taksi-taksi dapat mangkal di dalam komplek Alreef ini. Dia mengatakan bahwa semua taksi boleh saja mangkal di situ tidak ada batas jumlah maupun perusahaan taksinya. Kini aku jadi tau walaupun jumlah taksi terbatas ternyata mereka tidak dibatasi untuk manglal di Alreef ini.

Jalan aku rasa sepi. Taksi dapat melaju dengan cepat tanpa hambatan kemacetan. Jalan menuju ke Dubai tidak membuat minatku untuk memperhatikannya. Aku hampir setiap pagi dan sore hari melaluinya karena tempat kerjaku saat ini berlokasi di Jabal Ali, lebih dari separuh perjalanan ke Bandara Internasional Dubai saat ini. Hanya ketika taksi melalui daerah Dubai Marina aku sempat sedikit melamun, suatu lamunan yang selalu menghantuiku ketika aku melintasi daerah itu. Dulu, sekitar awal abad ini, tetatnya tahun 2000, bahkan sebelumnya, aku pernah berhasrat untuk membeli apartemen di daerah Dubai Marina. Waktu itu daerah ini baru saja dikembangkan. Harga yang relatip murah pada saat itu apabila dibandingkan dengan harga apartemen rata-rata di Dubai saat ini. Apartemen 2 kamar tidur hanya ditawarkan langsung dari developernya tidak lebih dari setengah juta Dirham. Dengan fasilitas kredit aku mampu untuk membelinya saat itu. Saat ini, dua tempat tidur bisa mendekati dua juta Dirham. Waktu itu terlalu bannyaknya pertimbangan karena jaraknya jauh dari kota Dubai dan suasana di negri orang yang tidak menentu menyebabkan tekadku jadi menciut untuk membelinya, walaupun seorang rekanku memintaku agar membelinya saja. Lamunanku terhenti dan aku sadar kembali setelah daerah Dubai Marina aku  lalui.

Ketika taksi melewati gedung tertinggi di dunia yang berada di sebelah kananku, aku merasa semakin panik saja. Entah apa yang menyebabkannya, yang pasti, ini mungkin suatu perasaan menyesal yang masih tersisa mengenai ketidak beranianku waktu itu untuk membeli properti di Dubai. Tanpa terasa aku menjadi terhanyut, sehingga tanpa aku sadari taksi sudah akan memulai memasuki area Terminal 1 Dubai International Airport tujuanku. Lalu aku menyadarkan diri sambil merogoh kantong samping tas lap topku mengambil tiket pesawat untuk memastikan bahwa aku harus turun di Terminal 1.

Jam tanganku sudah menunjukkan sekitar pukul 4:45an sore ketika taksi berhenti di tempat pemberhentian penurunan penumpang tepat di depan areal pemberangkatan Terminal 1, Bandara Internasional Dubai. Targetku tadinya adalah, aku harus sampai Bandara paling tidak pada pukul 5an sore, dua jam sebelum jam boardingku. Setelah aku bayar oangkos taksi 205 Dirham aku dan putriku dengan satu kereta dorong yang dipenuhi tas-tas bawaan langsung menuju ke konter Singapore Airline.

Sebelum masuk areal deretan konter-konter tempat check-in dan drop bag aku pisahkan tas-tas yang akan masuk kabin dan tas-tas yang akan masuk bagasi peasawat. Ketika sampai di deretan konter ternyata konter untuk Singapore Airline sudah dibuka. Aku harus memilih jalur bagi calon penumpang yang sudah check in melalui internet, karena jalur lainnya adalah bagi mereka yang belum check in. Artinya aku hanya akan menyerahkan tas (drop bag) saja. Tanpa kesulitan karena semua tas sudah ditimbang di rumah walaupun tasku kelebihan tiga kilogram dari duapuluh enam kilogram yang diperbolehkan penjaga konter tidak mengatakan apa-apa, artinya tas-tasku dianggap tidak kelebihan muatan. Dalam hatiku sempat berkata, "mungkin yang penting tidak lebih dari tigapuluh kilogram tidak masalah".

Demikian juga dua tas milik putriku, kelebihan berat lebih dari tiga kilogram tidak dipermasalahkan juga. Yang menjadi masalah saat ini adalah, boarding pass-ku. Aku dan putriku sengaja check in melalui internet. Tiket milik putriku sekali check in langsung dapat dua boarding pass, sedangkan tiketku karena aku harus transit menunggu selama 24 jam, maka aku harus check in lagi melalui internet untuk penerbanganku yang dari Singapura ke Surabaya. Akan tetapi ketika aku mencoba chek in dari link Singapore Airline selalu masuk ke alamat check in yang sudah aku lakukan untuk perjalanan dari Dubai ke Singapora. Ahh..., kataku, biar saja nanti ketika di konter ketika mengambil boarding pass penerbangan dari Dubai ke Singapura akan aku sampaikan tentang permasalahan ini.

Benar saja, ketika aku sampaikan permasalahan boarding pass-ku untuk penerbangan dari Singapura ke Surabaya, petugas konter saja masih kesulitan dalam melakukan check in untukku melalui sistemnya, dan harus bertanya kepada petugas yang memakai baju uniform krem (mungkin supervisornya) untuk melakukan check in yang dari Singapura ke Surabaya. Walaupun memakan waktu lebih dari lima menit untuk check in ku, tetapi akhirnya mereka berhasil juga. Lalu aku dan putriku mendapatkan kartu boarding pass untuk perjalanan ke Surabaya kali ini.

Waktu sudah memasuki waktu Makhrib, itu jika aku berada di Abu Dhabi. Biasanya di Dubai lebih awal tiga menit daripada waktu Maghrib Abu Dhabi. Ketika aku melihat di sekelilingku aku melihat ada beberapa orang sudah memulai makan makanan yang dibawa mereka. Dengan rasa yakin aku  ambil makanan untuk berbuka yang aku persiapkan dari rumah, dua buah kurma dan sebotol jus jeruk. Sebelum aku memulai memasukkan sebiji kurma ke dalam mulutku ada orang yang sedang akan duduk di sebelahku.  Ketika aku lihat dia juga sedang mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan aku lihat sepelattik kecil makanan. Aku tawari dia buah kurmaku, lalu dia mengambilnya sambil mengucapkan terimakasih. Dan diapun menawari juga aku miliknya, ketika aku jemput tawarannya aku ada tambahan variasi makanan dari dia berupa permen susu berisi kacang. Lalu aku nikmati makanan dan minumanku sebagai tanda untuk membatalkan puasaku hari ini.

Di dalam pesawat perutku terasa masih lapar karena udara dingin AC ruang tunggu tadi sampai ke dalam pesawat. Rupanya aku hanya makan kurma dua butir plus permen susu kacang dan minum jus jeruk tidak mempan menghadapi semua ini. Saat ini aku sudah sholat Maghrib dan Isyak ketika aku duduk setalah berbuka puasa sambil menunggu boarding tadi. Sehingga ketika aku di dalam pesawat tinggal menungu waktu Subuh saja. Aku ambil koran berbahasa Ingris untuk para penumpang yang diletakkan di depan pintu masuk pesawat. Pikirku, sudah lama aku tidak membaca koran Asia Tenggara.

Putriku duduk di kolom kursi yang berbeda walaupun masih satu deret dengan kursi tempat dudukku. Aku rasa itu tidak apa-apa toh dia sudah aku anggap sebagai seorang anak yang sudah dewasa, dalam permasalahan di dalam pesawat dia tidak memerlukan bantuanku.

Aku habiskan waktuku dalam pesawat menunggu pesawat bergerak dengan membaca koran Strait Times. Aku tutup sebentar ketika pesawat mulai bergerak sampai betul-betul naik sebelum aku buka kembali.

Aku yakin makanan atau minuman masih agak lama datangnya karena pesawat baru saja naik. Aku putuskan untuk membuka kembali koran di hadapanku sampai semua topik yang menarik perhatianku aku baca semuanya. Walaupun ada beberapa topik terpaksa hanya aku dapat membaca judulnya saja karena wartanya ditulis dengan huruf lebih kecil yang membuat mataku kesulitan untuk aku paksa membacanya.

Audio layar sentuh di belakang kursi di depanku terus berganti-ganti gambarnya. Aku coba saja ketika aku mulai bosan membaca koran walaupun aku juga membawa buku yang aku selipkan di sela-sela belakang tempat duduk penumpang yang ada di depnku. Aku cari filem dokumenter kesukaanku, itu aku lakukan sampai datang minuman pembuka yang disajikan oleh seorang pramugari  murah senyum. Lalu tidak lama kemudian datang makanan untuk makan malam. Satu buah sandwich untuk makan malam buatku tidak membuat aku kenyang dan masih merasa kurang puas, apalagi aku seharian berpuasa. Setelah teringat bahwa berpuasa adalah merupakan ibadah menahan, maka makan sandwich-pun harus aku rasakan dengan kepuasan. Lalu aku ucapkan syukur kepada Tuhan untuk menandainya.

Selesai makan malam aku lanjutkan dengan menonton acara TV dalam pesawat mengenai kehidupan hewan dari segala jenis bangsa kucing, bagaimana orang mencari tiram, dan mencari kepiting sampai aku jatuh tidur karena sedikit kelelahan.

Aku terbangun dari tidurku. Tanpa melihat waktu di jam tanganku lalu aku pencet kembali layar sentuh yang ada di depanku. Kali ini memilih untuk menonton filem Hydrophore Farming di Singapura. Aku jadi tertarik tentang cara melakukan tani di dalam kota yang susah mendapatkan lahan tanah terbuka. Cara orang-orang Singapura bertani dengan tidak menggunakan lahan tanah kecuali memakai pipa dan busa, dan dengan kotak-kotak gabus yang diisi dengan tanah sungguh luar biasa menurutku. Lantai apartemen paling atas mereka sulap menjadi  taman khusus untuk pertanian dan lain sebagainya yang berhubungan dengan cocok-tanam dimana mungkin yang paling baik adalah, Hydrophore Farming. Walaupun ada juga petani yang tetap memakai tanah luas akan tetapi mereka jauh dari pusat kota. Hasil dari pertanian dari apartemen mereka dijual ke toko-toko dan restoran-restoran di dalam kota. Toko dan restoran akan selalu mendapatkan sayuran segar sepanjang tahun tanpa harus menunggu pasokan dari luar dan tergantung musim.  Selain itu juga untuk dimanfaatkan atau dikonsumsi sendiri.

Sungguh aku jatuh hati dalam lamunanku, seandainya aku bisa melaksanakan hal yang sama di Surabaya atau di Nganjuk, alangkah hebatnya. Sampai-sampai aku membayangkan ketika aku akan membangun bekas rumah orang tuaku di Sawah Pulo SR, Surabaya akan aku dek bagian atasnya untuk aku gunakan sebagai tempat pertanian kota seperti di Singapura. Selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai pengajaran bagi anak-anak sekolah agar mengetahui secara praktis bagaimana bertani secara hidroponik. Ahh.., itu khayalan saja, demikian aku akhiri lamunanku.

Mata terpejam tanpa terasa seiring selesainya filem dokumenter tentang memcari kepiting di Selat Bering antara Rusia dan Amerika Serikat. Begitu terbangun para pramugari sedang membagi-bagi makanan dan aku langsung mengharap secepatnya mereka mendekat ke tempat dudukku. Sepertinya hidungku lebih tajam daripada rasa ngantukku. Ketika aku dapati makanan dan minuman, aku sedikit bernafas lega, makanan berupa kue nanas, jus, air dan kopi aku harap cukup untuk mengganjal perutku malam ini. Ketika aku sedang menikmati sajian makanan aku baru sadar bahwa aku besok masih harus berpuasa, dan aku harus makan sahur. Ketika aku menoleh ke luar jendela pesawat aku dapati cahaya matahari sudah hampir terbit kelihatan. Aku merasa terkejut dan langsung aku hentikan padahal makanan dan minumanku dapat aku katakan sudah hampir habis. Ya..., tidak apa akan aku lanjutkan berpuasa hari ini, toh aku tidak mengetahuinya, lalu aku sholat Subuh di dalam pesawat sambil duduk setelah tayammum aku lakukan.

Sampai di Singapura sekitar pukul 7:50an pagi. Pagi buta ini sejak sebelumnya putriku sudah merencanakan keluar jalan-jalan ke Pusat Kota Singapura. Waktu transitnya yang 8 jam akan digunakan untuk jalan-jalan di luar Bandara.

Ketika keluar dari pesawat aku dan putriku langsung ke Bagian Konter Transit. Di halaman konter ada pengumuman tentang tour gratis. Suatu tour yang dilakukan pagi hingga siang hari mengunjungi beberapa objek wisata dalam Kota Singapura. Aku tawarkan pada putriku dan dia menyetujuinya. Lalu aku dan dia mendaftarkan diri agar dapat memanfaatkan waktu transitnya sesuai dengan keinginannya, jalan-jalan di Kota Singapura. Yang diminta oleh penjaga konter hanya pasport dan boarding pass saja. Aku sempat akan ditolak oleh penjaga konter untuk didaftarkan pada tour siang ini karena penerbanganku masih besok pagi, lalu dia mencoba untuk memaksakan aku untuk mengikutinya, dan kemudian berhasil, maka aku dan putriku terdaftar dalam acara Tour Kota Singapura hari ini.

Tour akan dimulai pada pukul 11:30 pagi dengan menggunakan bus. Ini berarti aku masih harus menunggu sekitar dua jaman lagi sebelum tour dimulai. Aku coba untuk duduk di deretan kursi tunggu depan konter pendaftaran tour. Putriku ada di sampingku. Aku lihat di sekelilingku semakin lama semakin banyak orang yang berdiri di sekitar konter tour. Ini menandakan barangkali banyak pula yang akan ikut tour gratis hari ini.

Tepat pukul 11:30 seorang petugas berompi oranye datang dan mengajak rombongan tour untuk mengikuti dia. Setelah turun tangga konveyor lalu balik ke aran belakang. Sebagian rombongan agar keluar dari pintu kiri dan sebagian lagi termasuk aku dan putriku keluar dari pintu yang sebelah kanan. Setelah menyusuri lorong luar Bandara, bus warna lembayung (ungu) bertuliskan Free Singapore Tour terlihat masih baru nampak berjejer terparkir seolah sedang menunggu penumpang datang. Dari tiga bis yang berjejer aku dan putriku masuk bis yang pertama.

Di dalam bis aku dan putriku duduk berjejeran. Bis baru di dalamnya bersih sekali seolah seirama dengan kemashuran Singapura yang terkenal sebagai salah satu kota terbersih di dunia.

Luas Singapura adalah 720 kilometer persegi, dengan panjang sekitar 50 kilometer dan lebar 24 kilometer. Jumlah populasi penduduk Singapura adalah 5.5 juta orang totalnya. Kebanyakan dari mereka bertempat tinggal di dalam gedung bertingkat tinggi. Singapura tidak memiliki gunung tinggi akan tetapi memiliki banyak gedung tinggi. Komposisi penduduknya terdiri dari 14% Bangsa Melayu, 3% keturunan India, dan 80% keturunan Cina. Demikian kata perkenalan pemandu wisata ini memulai panduannya.

Pemandu wisata lelaki berkulit kuning itu memperkenalkan diri dengan memakai Bahasa Ingris berlogat umumnya orang-orang Singapura. Dia memberitau semuanya bahwa di setiap pemberhentian kunjungan wisata, penumpang diperbolehkan turun dan melakukan jalan-jalan dengan catatan paling lama 20 menit saja. Setelahnya harus kembali ke bis lagi. Kalu tidak kembali tepat waktu, maka resikonya akan ditinggal, dan biaya ongkos taksi untuk kembali akan ditanggung sendiri.

Berikut secuil kisah tentang Negara Singapura menurut penuturan si Pemandu Wisata ini; dimulai dari adanya suatu kota yang ada di tengah  laut, dimana penduduknya merupakan pendatang dari Pulau Sumatera. Di Pulau Kota Laut itu ada pula binatang buas yang disebut singa yang masih berkeliaran, yang mana dalam bahasa Sangsekerta binatang itu disebut Singa. Untuk itu selanjutnya kerajaan Kota Laut itu disebut Kerajaan Kota Singa, dan sekarang dikenal dengan nama Singapura atau Singapore dalam bahasa Ingrisnya.

Lalu bis meluncur dan membawa rombongan ke Gedung Tamasek International berada, lalu ke daerah Merlion Park, dimana patung Fish-Lion berada dan dimana rombongan turun. Matahari terasa menyengat  di siang seperti ini. Aku dan putriku tetap saja turun mendekati areal patung ikan berkepala singa ini. Lalu-lalang orang-orang seperti berebutan mendekati muka patung yang menyemburkan pancuran air dari dalam mulut singa. Ada yang berlindung di bawah payung, ada yang memakai topi payung atau topi laken, sedangkan aku berada di tempat samping sejauh limapuluh meteran berteduh di bawah pohon taman. Entah putriku, yang pasti dia aku lihat berjalan mendekati patung Merlion itu meninggalkan aku sendiri di bawah pohon.

Greenhouse terbesar di dunia sudah dilalui sebelum ke daerah Long Beach. Juga daerah Suntec City. City Center merupakan pusat bisnis Singapura. Singapura kebanyakan berpenduduk yang terdiri dari 3 etnis utama, yaitu etnis Cina, Malaya dan India.

Observation Wheel merupakan roda raksasa yang memiliki 8 kapsul yang dapat menampung total 80 orang, jadi per kapsulnya untuk 10 orang. Setiap putaran penuh memerlukan 24 menit dalam satu putaran  penuh. Art Science Museum ada di daerah Marina Bay, dimana terletak kolam renang terbesar sepanjang 150 meter menurut si Pemandu.

Setelah stop pertama di Merlion Park, dimana patung kebanggan kota Singapura yang menghadap ke Marina Bay berada. Dari sana terlihat jelas Asian Civilization Museum. Juga terlihat ada gedung Stock Exchange. juga terlihat jelas Fullerton Hotel.  Daerah ini sekarang menjadi pusat keuangan terbesar ke empat dunia, demikian pemandu mengatakan.

Aku rasa membosankan pada pemberhentian pertama ini. Udara panas, penjual makan dan minuman tidak dapat aku manfaatkan karena puasa. Jam tangan sudah hapir 20 menit singgah di Merlion Park ini. Ketika aku akan naik menuju bis aku lebih memilih berlindung dari sengatan matahari di bawah jembatan layang ketika melihat semua rombonganku masih menunggu bis di bawah terik matahari. Aku baru beranjak menuju bis ketika beberapa anggota rombongan mulai menuju bis.

Di dalam bis aku dan putriku mendapatkan tempat duduk agak ke belakang. Tidak seperti tadi sebelum turun, bertempat duduk di tengah deretan samping kanan. Lalu bis mulai bergerak untuk melintasi daerah China Town, dimana bangunannya terdiri dari gedung-gedung tinggi dan rendah. Dari gedung-gedung baru sampai gedung-gedung tua. Menurut si pemandu, gedung tingkat rendah berharga lebih mahal karena jika dibangun tinggi dapat menghasilkan uang lebih banyak. Gedung bersejarah juga bisa diperjual-belikan, tentu dengan harga lebih mahal daripada gedung baru yang sama. China Town lama berada di sekitar Havelock Street, sedangkan China Town baru terletak di New Bridge Street dimana banyak gedung-gedung tinggi untuk perkntoran, hotel serta apartemen. Selain itu ada beberapa taman kotanya.

Kemudian melintasi di Singapore River Valley Street. Dimana daerah ini lebih dikenal dengan restoran-restoran kelas tinggi, dan club-club yang hanya dibuka pada malam hari saja. Menurut pemandu adanya beberapa gedung pemerintah dengan beraneka ragam warna menunjukkan adanya banyak budaya sebagai refleksi penduduk Singapura yang terdiri dari orang-orang dari berbagai macam budaya.

Lalu melintasi Stanford Road dimana Armenian Apostolic Church tampak dan melintasi Hill St. Road. Diteruskan melalui SMU School of Accuntancy di Stanford Road dan gedung King George dekat Victoria St.

Begitu masuk Orchard Road pemandu menjelaskan bahwa daerah ini merupakan tempat berdirinya beberapa pusat perbelanjaan yang paling terkenal di dunia. Aku jadi teringat ketika aku ke Lucky Plaza lebih dari 20 tahun lalu ketika untuk pertamakalinya ke Singapura, lalu sekitar 13 tahun lalu aku sekeluarga juga mampir ke Plaza yang sama pula.

Selanjutnya melintasi daerah pemukiman orang-orang India. Hampir semua kantor, toko dan restoran bertuliskan huruf yang nampaknya huruf dari India dan di sisinya juga bertuliskan huruf latin. Ada Kuil Hindu bernama Silima Kalaman Temple yang konon menurut si pemandu bahwa kuil itu dibangun pada tahun 1850 Masehi. Ketika melintasi Serangoon Road terlihat seperti tidak ada huruf yang lebih dominan pada papan-papan nama sepanjang jalan kecuali huruf berliuk-liuk yang aku tidak memahaminya, akan tetapi hampir terlihat seperti huruf/aksara Jawa ho-no-co-ro-ko. Mungkin itu huruf India karena banyak orang yang berlalu-lalang memiliki karakter tubuh yang sama seperti kebanyakan yang pernah aku jumpai di UAE.

Beriktnya menuju ke Jalan Besar tempat dimana Sim Lim Tower dibangun. Di sini aku teringat ketika untuk pertama kali ke Singapura pada tahun 1990-an waktu ditugasi oleh PT. Pal mengikuti Technology Weeks di sana. Aku berkunjung ke daerah sekitar Sim Lim Tower hanya untuk mencari barang bekas yang awalnya hanya untuk membandingkan bagaimana orang-orang Singapura berjualan barang-barang bekas. Namun akhirnya aku jadi memborong beberapa jam tangan bekas dari situ dengan harapan siapa tau nanti dapat aku jual lagi dengan harga yang lebih mahal. Akan tetapi keinginan tetap saja menjadi keinginan karena akhirnya jam-jam itu aku hadiahkan kepada orang-orang dekatku di kampungku. Tanpa terasa bis melintasi Sim Lim Bus Station, walaupun sudah siang akan tetapi terminal bis di sini tidak dipenuhi kendaraan bis-bis serta jumlah penumpang yang membludak di terminall.

Kini tiba saatnya bis berhenti di Mustafa Center, tempat pusat kegiatan yang berhubungan dengan Islam di Singapura, suatu kampung lala dimana di situ terletak Masjid Sultan yang  berusia sekitar 120 tahun. Tempat ini selalu dibuka selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu tidak pernah berhenti dibuka. Setelah aku dan putriku turun dari bis, aku langsung menuju ke arah masjid Sultan melalui lorong panjaang yang samping kanan dan kirinya dipenuhi oleh oarng berjualan barang-barang serma islami. Mulai dari pakaian, alat dan perlengkapan ibadah sampai dengan makanan dan masakan islami.

Tepat di depan Masjid aku berhenti sejenak. Warung kaki lima membuatku tertarik untuk aku hampiri. Warung yang menjual masakan ala Timur Tengah. Aku tanyakan apabila aku ingin memesan masakan gulai kambing untuk dibawa. Ternyata ada beberapa macam tempat untuk memaket makanan yang akan dijual oleh mereka. Aku pilih yang aku sukai. Dan mereka menghargainya sekitar 8 Dollar Singapura seporsi yang aku pilih. Kini aku harus kembali ke dalam bis karena waktu kembali sudah hampir tiba. Dan di tanganku sudah ada makanan untuk makan siang nanti.

Keluar dari daerah Pusat Budaya Islam lalu bis berjalan memasuki daerah Kallang Riverside Park, dimana termasuk daerah Stadium Bulivard untuk selanjutnya terus kembali ke Bandara Internasional Changi.

Tour selesai hampir mendekati pukul 2 siang. Aku dan putriku langsung menuju ke dalam Bandara untuk mencari makan siang untuk putriku yang sedang tidak berpuasa. Restoran di dalam Bandara cukup banyak pengunjungnya. Aku memilih duduk saja sambil meletakkan makan masakan yang telah aku beli ketika di Mesjid Mustafa tadi. Sedangkan putriku aku lihat sedang antri di depan restoran masakan cepat saji, burger.

Selesai makan siang putriku, aku dan putriku mengambil tas bawaannya yang dititipkan di tempat penitipan tas dalam Bandara. Lelaki penjaga tempat penitipan yang jauh lebih tua dari aku  berjalan agak lambat bahkan kelihatan susah untuk bergerak cepat sesuai karakter orang-orang Singapura kebanyakan yang pernah aku lihat. Aku berpikir bahwa, nanti kalau aku berumur panjang dan seusia dia, mungkin aku akan mengalami hal yang sama, susah bergerak lincah, bahkan mungkin lebih dari dia.

Setelah tas putriku didapat, maka aku dan dia segera menuju ke tempat dimana putriku harus melanjutkan penerbangannya menuju Surabaya. Setelah putriku masuk tempat boarding, aku sekarang tinggal sendirian di Changi Airport, dan harus menumggu selama hampir 16 jam sebelum penerbanganku besok pukul 8 pagi.  Sebenarnya aku diminta oleh putriku untuk mencari hotel tempat untuk bermalam. Namun karena merasakan bahwa uang yang sudah kocar-kacir, permintaannya kali ini tidak bisa aku penuhi. Aku lebih suka memilih tinggal di dalam Bandara saja, jikalau ngantuk akan mencari kursi atau tempat yang dapat aku pakai sebagai tempat tidur, toh aku tidak terlalu susah untuk tidur.

Paling aman adalah tidur dekat dengan tempat dimana besok aku harus boarding. Selain tanpa harus mencari lagi tempatnya juga aku dapat bangun mendekaati waktu boarding. Aku langsung mengatur alarem telephon genggamku pada pukul 7 pagi agar aku dapat terbangun ketika itu apabila aku ketiduran.

Hari sudah beranjak malam, masakan yang aku beli di dekat Masjid Mustafa tadi sudah aku makan untuk berbuka puasa tadi. Minuman air dan jus jeruk yang aku beli dari toko kelontong di dalam Bandara masih ada sisanya yang aku bungkus dalam plastik bersama persiapan makan sahur dari toko itu. Kini aku harus mencari makan malamku. Aku hampiri tempat restoran tadi siang aku singgahi. Rupanya sudah ada beberapa restoran yang sudah ditutup. Jam di HP-ku sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam. Jam di HP berubah secara otomatis mengikuti jam setempat, ini aku harus hati-hati dalam melihat jam ini khawatir aku anggap masih waktu Abu Dhabi yang lebih lambat 4 jam dari waktu sini. Mungkin karena beberapa restoran sudah ada yang ditutup. Aku pilih masakan nasi putih dan sayur kacang panjang ditumis serta dua ekor ikan (semacam ikan pindang) goreng. Dengan ditambahi sambal pasti rasanya akan nikmat sekali. Apalagi minumnya air putih saja.

Setelah makan malam selesai, dan membersihkan gigi selesai, aku langsung merogoh kantong samping tas lap topku untuk mencari boarding pass-ku yang aku terima ketika aku check in di Dubai kemarin sore untuk memastikan pintu gerbang tempat aku harus memulai penerbangan besok pagi. Lalu aku menuju ke sana.

Suasana di sekitar calon tempat boardingku besok pagi masih sepi sekali. Di sebelahnya  kebetulan ada perbaikan, sehingga tempatnya ditutupi layaknya ada suatu renovasi. Seorang penjaga keamanan dengan pistol di pinggangnya nampak biasa bagi aku. Seragam baju abu-abu dan celana biru dongker seperti kombinasi seragam untuk keamanan kebanyakan. Aku langsung duduk di kursi yang tak seorangpun duduk di deretannya. Ada dua orang yang nampaknya sejoli berkulit putih sedang tidur di seberangku menempel ke dinding kaca pembatar antara ruang tunggu masuk pesawat setelah boarding dan jalan luar ruang tunggu. Aku pilih mengambil buku bacaanku yang aku bawa dari rumah tadi. Aku harapkan dapat membunuh waktuku dengan membaca daripada melakukan hal lainnya. Sampai aku merasa ngantuk.

Suasana sepi ini memang lebih ideal untuk tidur. Setelah aku merasakan ngantuk tiba lalu aku menyeberang untuk ikut tidur di deretan bule sejoli itu walaupun aku pilih bersembunyi di balik tiang gedung bandara. Tas laptop ku aku pakai sebagai bantalku. Pakaian dalam  yang aku isikan di dalamnya membuat kepalaku terasa tidur di atas bantal saja.  Hanya aku selimuti tas laptop-ku dengan kaos cadanganku, maka aku mungkin dapat tidur pulas nantinya.

Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 9 malam, itu artinya pukul 1 dini hari waktu Singapura. Aku harus memaksakan diri untuk tidur saja. Alarem di HP-ku aku rubah menjadi pukul 3 pagi. Ini untuk memberikan kesempatan kepada aku untuk makan sahur yang telah aku beli di toko bahan makanan setelah makan malam tadi. Aku merasa tersiksa sendiri dalam memaksakan diri untuk tidur, semakin aku usahakan semakin tidak bisa aku tidur, pikiranku masih melayang-layang walaupun mata aku pejamkan. Aku beralih memikirkan hal-hal yang santai saja tentang diriku sampai aku dapat tidur juga.

Suasana dingin Bandara membuat aku terbangun sebelum alarem HP-ku berbunyi. Aku lihat jam di HP-ku sudah menunjukkan hampir limabelas menit sebelum pukul 3 pagi. Aku memilih bangun saja dan menuju ke kamar kecil untuk menghilangkan rasa buang air kecil akibat uadara dingin di Bandara.  Setelah buang air kecil dan cuci muka lalu aku kembali ke kursi yang sudah ada beberapa wanita yang penampakannya dari Indonesia sudah duduk berjejer di kursi yang aku duduki tadi. Mereka semua pada diam membisu karena nampaknya mereka juga sedang tidur sambil duduk.

Aku memilih kembali ke lantai dimana aku tidur tadi. Aku mulai membuka makanan dan minuman dari dalam kantong plastic untuk aku makan dan minum isinya. Aku harus merasa puas walaupun makanan yang aku makan adalah berbahan roti yang diisi dengan daging ikan tuna. Dialah yang disebut Tuna Sandwich yang diolesi dan diaromai mayonnaise. Lega juga rasanya setelah jus jeruk aku minum. Dan kini aku harus menamba minum air putih yang harus aku teguk langsung dari fountain bandara. Kini aku harus menunggu waktu shalat Subuh yang akan aku lakukan di tempat sholat sejauh sepuluh menitan berjalan kaki dari tempat boarding-ku.

Sebelum pukul 7 pagi aku sudah sampai di tempar boarding. Aku terkejut bukan main nampak kursi-kursi tempat tunggu sudah tidak ada yang kosong lagi. Hampir semuanya diisi oleh para wanita dengan paras yang hampir sama, orang Indonesia. Hanya satu bagian pojok di sebelah kanan pintu masuk boarding ada sekelompok laki-laki yang sedang bercakap dan bergurau. Aku memilih berdiri dari tempat yang agak jauh saja. Tetapi aku penasaran terhadap para wanita itu karena hampir semua dari mereka sudah saling mengenal. Mereka nampak akrab bercerita satu sama lainnya dengan begitu santai dan tertawa. Apakah karena mereka sama-sama sedang pulang dari rantau lalu mereka seakan senasib seperjuangan, sehingga membawa mereka sebegitu dekat walaupun tidak saling mengenal?. Itu  mungkin saja.

Tepat pukul 7 lebih 35 menit penjaga konter boarding mulai menerima calon penumpang untuk boarding. Setelah aku boarding aku memilih duduk di tempat dimana seorang lekaki dan disampingnya ada anak lelaki dan istrinya. Ketika jam HP-ku menunjukkan pukul 8 kurang 15 menitan ada suara aba-aba agar penumpang mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam pesawat. Penumpang diminta masuk dimulai dari nomer paling besar antara nomer kursi 41 sampai dengan nomer 64. Nomerku adalah 30an. Sesuai dugaanku, aku akan duduk bersebelahan dengan salah satu dari wanita tadi karena jumlah mereka bisa aku tebak sekitar 90% dari jumlah penumpang pesawat secara keseluruha.

Dugaanku memang benar. Aku duduk di sebelah wanita yang aku duga pasti dari golongan wanita-wanita yang ngobrol seperti di pasar pagi itu. Kalau aku duga usianya pasti lebih tua sedikit daripada umur putriku.  Aku jadi teringat putriku dan istriku sekarang yang sudah berada di Surabaya. Seandainya mereka atau salah satu dari mereka ada di sisiku, pasti aku memiliki orang yang dapat aku ajak bicara.

Ketika aku mengambil buku untuk aku baca dan akan aku buka sebagai teman penghilang rasa sepiku, wanita di sebelahku bertanya kepadaku tentang dari mana asalku. Tanpa bisa mengelak aku meminta penjelasan tentang pertanyaannya. Karena aku dapat menjawab asal-usulku dari Surabaya atau asal perjalananku saat ini dari Abu Dhabi. Setelah aku jawab atas penjelasannya, diapun menyebutkan bahwa dia dari Hong Kong. Itulah kalimat terakhir aku dengar sebelum aku melanjutkan membaca buku yang aku bawa.

Aku jadi teringat cerita istriku bahwa, menurutnya ada banyak tenaga kerja wanita (TKW) di Hong Kong. Mereka pada berkumpul di suatu tempat seperti taman kota apabila hari libur kerja tiba, seperti hari Minggu atau hari Besar Negara Hong Kong. Barangkali istriku rajin memonitor social media bersama-sama teman-temannya juga. Tanpa terasa aku jadi merasa ngantuk. Padahal baru saja rasanya membuka buku. Aku lihat pramugari membawa kereta dorong makanan dan minuman sedang melewati sisi kiriku. Mataku terasa tidak mengantuk lagi karena perut terasa lapar. Aku coba menolehkan kepalaku ke belakang, semua kursi nampaknya penuh terisi. Apakah ini karena mereka pada mudik karena ingin berhari raya bersama keluarga mereka?. Ahh.., aku jadi ingat bahwa hari ini aku berpuasa. Lalu aku sandarkan kepalaku ke sandaran kursi dudukku untuk meneruskan keinginan rasa ngantuk mataku. Dan aku tertidur sampai pesawat mulai menurunkan badannya pertanda jarak landasan pacunya sudah dekat. Di situlah pesawat akan mendarat di Bandara International Juanda milik Kabupaten Sidoarjo tempat kakiku menginjak tanah leluhurku, Indonesia.

End