Sunday, August 30, 2015

ARTI HIDUP - Bab -13: Belajar

"Hanyalah yang terpelajar yang bebas" Epictetus

"Pendidikan hanyalah keselamatan kita" George Clinton

"Jika pengetahuan dapat menimbulkan persoalan, hal itu bukan melalui orang bodoh kita dapat memecahkan mereka" Isaac Asimov

"Lebih baik tidak dilahirkan daripada tidak diajari, bagi orang bodohlah akar dari semua kemalangan" Aristole

Tanyakan teman anda pertanyaan ini: Apakah anda percaya bahwa pengetahuan itu penting?

Semuanya, setiap orang akan menjawab, "Ya" terhadap pertanyaan itu. Pada kenyataannya, jawabannya adalah sangat jelas, pertanyaannya adalah teoritis, bukan?

Jika itu adalah masalahnya, maka mengapa ada sebegitu banyak orang yang masih bodoh di dunia ini? Mengapa setiap orang tidak membuatnya prioritas nomor satu dalam hidup mereka terhadap belajar pengetahuan sebanyak mungkin secara sistematis?. Mengapa beberapa orang bahkan meremehkan pengetahuan?. Mengapa ada orang yang membenci membaca? Mengapa orang-orang pandai dikasih lebel nama yang menghina seperti; "kurang sosial", "kutu buku", atau "pecandu?". Mengapa ada orang yang tidak menganjurkan anak mereka masuk perguruan tinggi?. Mengapa bahkan ada subkultural yang berpikir dingin untuk menjadi tidak berpengetahuan?

Itu mungkin nampaknya jelas bahwa pengetahuan itu penting, tetapi itu juga jelas bahwa masyarakat tidak mengerti bagaimana pentingnya pengetahuan itu, atau mengapa itu penting. Sehingga bahkan jika mereka dapat mengakui secara samar-samar bahwa itu penting, karena mereka sebenarnya tidak mengerti nilainya, mereka sebenarnya tidak menilainya. Karena mereka sebenarnya tidak menilainya, maka mereka tidak mencarinya, dan pada beberapa kasus mereka bahkan takut kepadanya.

Jadi, dalam memprotes kebodohan di sini pelajaran yang paling.penting anda tidak pernah pikirkan adalah sekolah: Mengapa pengetahuan itu penting?.

Pengetahuan adalah penting bagi manusia untuk dua sebab: perkembangan internal dan perilaku eksternal.

Perkembangan Internal

Lihat badan anda dalam cermin. Terlihat seperti bayangan tunggal, tetapi itu dapat dipecah menjadi sistem organ, organ-organ, daging, sel-sel, organel, protein, DNA, atom-atom, protons, neutrons, elektron-elektron, hadron, quark, fermion, lepton, gluon, dalsb. Badan anda merupakan suatu sistem yang kompleks yang akan dibagi kedalam (pernah) lebih kecil dan bagian yang lebih fundamental.

Akal anda mempunyai cara yang sama. Segalanya yang membuat pikiran anda: secara pribadi, pemikiran-pemikiran, ide-ide, pendapat-pendapat, mimpi-mimpi, kekhawatiran-kekhawatiran, keinginan-keinginan, kenangan-kenangan, keahlian-keahlian, kosa kata,
dll. yang terbentuk. Lebih berat massa badan yang anda miliki  anda akan menjadi lebih besar, dan lebih banyak pengetahuan yang anda miliki akan lebih besar pemikiran yang akan anda miliki. Jadi, anda akan menjadi lebih besar.

Ini berarti bahwa untuk berkembang anda butuh belajar. Anda tidak dapat hanya menjadi tua dan semua tiba-tiba mengaku anda sudah besar. Jika anda hentikan belajar secara sistimatis setelah wisuda, maka itu bukan masalah berapa tahun anda berumur, tetapi anda berhenti berkembang/tumbuh setelah anda keluar sekolah. Untuk itu, anda tidak pernah berkembang.

Bayangkan kepribadian seorang bayi. Kesampingkan dari emosi dan insting seorang bayi tidak memiliki kepribadian atau idntitas. Semua wajah mereka lucu/kesedihan adalah hasil dari insting, bukan kepribadian.

Sekarang bayangkan seorang anak berumur sepuluh tahun. Anak itu memiliki kepribadian tetapi sangat banyak segalanya tentang kepribadiannya masih tetap naïf. Dia memiliki pemikiran-pemikiran naïf, pertanyaan-pertanyaan, keyakinan-keyakinan, pendapat-pendapat, mimpi-mimpi, ketakutan-ketakutan, dll. Sejujurnya, anda tidak mungkin menghabiskan waktu sehari dengan usia sepuluh tahun tanpa menggulirkan mata anda paling tidak sekali karena sesuatu yang naïf dia katakan dan lakukan.

Sekarang bayangkan seorang lelaki dewasa biasa pekerja berkerah biru, memiliki 2 anak, melakukan praktek agama tetapi bukan ahli agama, dan mengatur uangnya cukup bertanggung jawab yang dia tidak kelaparan. Lelaki ini tidak menderita keterbelakangan mental terlalu banyak dan sanggup berfungsi dalam sosialnya. Bagaimanapun, dia tidak pernah secara sistimatis lelah untuk meraih aktualisasi diri, dan dia tidak keluar caranya dengan belajar sesuatu yang baru setiap hari.

Dia benar-benar hanyalah setara dengan apa yang manusia raih agar berhasil. Filosofinya pada kehidupan adalah menjaga kepala anda ke bawah, membayar pajak-pajak anda, merayakan hari-hari libur, menyaksikan telivisi, dan semoga suatu hari pensiun relatif nyaman.

Lelaki ini sebenarnya tidak mengerti betul tentang dunia di sekelilingnya. Dia akan percaya apakah dia telah diajari di sekolah, dan setelah dia diwisuda dia akan hanya belajar pengetahuan apa yang dia pernah dapatkan, yang mana akan terbatas pada apa yang ada di TV kabel. Pengajarannya akan dibatasi terhadap pemikiran utamanya. Harapan dan ketakutannya akan sama seperti tetangganya. Dia mungkin tidak membeli majalah gosip selebriti, dengan demikian hampir pasti hal itu tidak biasa untuk dia mengambil bagian pada pembicaraan tentang gosip selibriti.

Bahwa kehidupan rata-rata lelaki itu tidak menyuarakan terlalu mengerikan, tetapi bandingkan itu pada apa kehidupannya akan nantinya.

Bayangkan seseorang yang mendapatkan titel seorang yang berpikiran paling agung dalam sejarah. Orang itu mengerti kehidupan lebih dalam, membuat observasi perspektif mereka tanpa menunggu orang lain membuat masuk akal dunia untuk mereka. Mereka diberdayakan. Mereka bukanlah budak terhadap pemikiran/pengajaran kebanyakan. Mereka memiliki pemikiran logis, kekhawatiran yang rasional, harapan brilian, kepercayaan/opsi terartikulasi dan kepribadian, anda dapat kehilangan diri anda memasuki pikiran mereka adalah galaksi itu benar. Mereka mengalami hidup lebih mendalam dan konsekwensi daripada rata-rata lelaki itu, bahkan memiliki suatu kapasitas terhadap khayalan.

Apapun faktor-faktor yang dapat dipakai untuk menerangkan perbedaan antara bayi, umur sepuluh tahun, dewasa, dan jenius ada satu denominator biasanya itu adalah selalu menampakkan: pengetahuan.

Bayangkan jika pikiran setiap orang dapat ditampakkan secara kasat mata oleh rumah dimana mereka hidup. seorang bayi akan terbaring diatas sebuah selembar semen persegi. Seorang anak akan hidup dalam satu gubuk kecil. Orang-orang rata-rata anda akan hidup dalam sebuah rumah konter untuk kue pinggiran yang menjemukan. Seorang jenius akan hidup dalam satu mansion mewah sesuai.

Itu suatu analogi yang cukup mudah untuk dimengerti, tetapi itu mudah kehilangan kedalaman suatu pesan pada nya: bahwa ada penghargaan internal yang nyata untuk memdapatkan penngetahuan, dan ada kosekwensi internal yang nyata sebagai orang bodoh. Inilah yang anda akan alami untuk sisa kehidupan anda. Inilah bagaimana anda akan mengalami untuk sisa kehidupan anda. Dengan tidak belajar anda mengutuk diri anda sendiri terhadap suatu ....dan kebingungan pada mental yang terpenjaral. Anda kehilangan pada pengalaman kepemenuhan terhadap kehidupan dengan tidak mengalami kepemuhan diri anda sendiri.

Prilaku Eksternal

Setiap interaksi anda miliki dengan dunia eksternal: mengemudi, membesarkan anak, bekerja pada perkerjaan anda, memperbanyak teman, mengatur keuangan anda, memasak, memilih, membela diri, mengajar, mengatur perabot bersama, mengatur pekerja, mencari pasangan, hidup dengan pasangan, dll. Semua yang anda lakukan adalah hasil pikiran anda yang diproses dalam otak anda, dan pemikiran itu dibuat dari cuplikan-cuplikan pengetahuan yang dirangkai. Lebih banyak pengetahuan anda proses semakin banyak pemikiran anda terartikulasi dan komplit. Lebih komplit pemikiran anda adalah lebih baik anda dapat melakukan apa saja. Kwalitas semua yang anda lakukan, dari yang paling tidak penting sampai pada perilaku yang paling mengubah kehidupan, adalah ditentukan berapa banyak pengetahuan yang anda miliki.

Di sini contoh dunia nyata dari konsep ini dalam prilaku. Lebih banyak anda mengetahui tentang mobil-mobil lebih baik anda memperbaiki mereka. Itu cukup jelas, tetapi ada sedikit hal yang diberlakukan (tersirat) dalam pernyataan sederhana itu bahwa banyak orang tampaknya tidak memahami.

Implikasi yang paling mendasar dari pernyataan itu adalah bahwa anda dapat belajar tentang mobil. Itu memungkinkan hanya sebagaimana itu mungkin untuk belajar tentang apa saja. Adakan suatu hal yang ingin anda lakukan tetapi tidak dapat anda lakukan? Jika demikian, itu bukan karena ada sesuatu yang salah secara inheren dengan anda yang akan selalu mencegah anda dari melakukan hal itu. Anda hanya membutuhkan untuk mempelajarinya.

Pikirkan tentang ini. Setiap orang mengharapkan memiliki tenaga adidaya. Mengapa kita menginginkan tenaga adidaya? Disebabkan kita ingin agar mampu dalam melakukan yang lebih banyak dalam kehidupan, dan kita merasa dibatasi oleh badan-badan yang lemah. Tetapi ini sebenarnya bukanlah badan kita yang membatasi kita. Bandingkan diri anda terhadap tumbuhan, dan anda akan melihatnya mengapa ini benar. Suatu tumbuhan benar-benar terikat dengan kapabilitas yang sama selamanya. .....tumbuhan bahkan tidak dapat bergerak kecuali untuk tumbuh ke arah cahaya. Dari prespektif tumbuhan tidak hanya kita dapat bergerak secara bebas, tetapi kita memiliki kemampuan untuk memilih macam-macam apasaja dari akar-akar, batang-batang, daun-daun, bunga-bunga, dll, yang kita inginkan. Kita dapat memilih mekanisme pertahanan kita (bela diri, marksmanship), sistem akar (strategi investasi, keterampilan kerja), bunga-bunga (seni, musik, fashion), dll. Dibandingkan dengan suatu tumbuhan anda telah memiliki tenaga adidaya, tetapi yang lebih penting, anda dapat memilih tenaga adidaya lain apa saja yang anda inginkan. Jadi, jika anda merasa terperangkap dalam kehidupan dan menginginkan anda memiliki tenaga adidaya, maka pergi belajar sesuatu.

Renungkan bagaimana analogi sebuah mobil mengisyaratkan pada orang bodoh. Jika anda tidak dapat memperbaiki mobil anda, anda jangan berdiri berkeliling menghawatirkan mengapa tidak bekerja. Anda mengetahui mengapa. Anda tidak dapat memperbaikinya karena anda tidak mengetahui bagaimana cara memperbaikinya, tetapi dengan sebuah mobil rusak anda tidak hanya duduk mengeluhkan tentangnya. Anda menerima kenyataan bahwa dia rusak dan mengambil langkah-langkah untuk belajar bagaimana memperbaikinya atau memanggil seseorang yang dapat memperbaikinya.

Suatu konsep yang sama dapat dipakai dengan sagala sesuatu yang anda lakukan. Renungkan tentang semua masalah yang pernah anda hadapi dalam kehidupan anda. Renungkan segala kegagalan yang telah anda alami, semua mimpi-mimpi yang tidak terpenuhi, setiap kesalahan yang anda sesali. Renungkan setiap airmata telah anda tumpahkan. Ktika anda terkejut dalam kefrustasian atau kemarahan. Pernahkah anda hanya duduk mengelilinginya dengan tangan anda letakkan diatas kepala anda mengkhawatirkan, "Mengapa ini sedang terjadi pada diriku?". Lain kali ketika hal itu itu terjadi bayangkan anda sendiri sedang duduk dibelakang setir mobil anda dengan tangan anda di atas kepala anda merasakan tanpa pertolongan dan limbung mengkhawatirkan "Mengapa mobilku tidak bekerja?". Karena itulah pada pokoknya yang sedang anda kerjakan.

Akankah anda merasa kecewa dan bertahan jika kawan anda mengatakan bahwa mobil anda rusak atau bekerja tidak bagus sebab anda tidak mengetahuinya bagaimana cara memperbaikinya? Kemungkinanya tidak, tetapi setiap hari orang-orang mengelak untuk bertanggung jawab terhadap hidup mereka sendiri. Mereka membuat alasan untuk hal jelek yang terjadi terhadap mereka dengan mengatakan itu bukanlah kesalahan mereka. Mereka mencoba untuk menemukan sesuatu yang disalahkan pada masalah-masalah mereka untuk terkecuali kebodohan mereka sendiri.

Pada hampir semua tingkatatan yang paling fumdamental kebodohan merupakan akar dari seluruh permasalahan, dan pengetahuan adalah pemecahannya. Jika ada masalah dalam hidup anda, lalu ada pengetahuan anda dapat memposses yang akan mengijinkan anda untuk memperbaikinya atau ada orang dengan pengetahuan yang dapat menolong anda apabila anda mencoba untuk mendapatkan mereka (orang yang berpengetahuan). Jika anda tidak memiliki pengetahuan itu dan tidak mencoba untuk menemukan mereka, maka itu adalah kesalahan anda, ada permasalahan pada kehidupan anda tidak perduli pada sumber asli mereka. Kebodohan bahkan merupakan akar dari semua permasalahan eksternal juga. Jika anda disakiti oleh orang lain dikarenakan mereka bodoh. Bahkan apa yang disebut oleh perusahaan asuransi adalah "Tindakan Tuhan" dapat dicegah dengan pemakaian pengetahuan yang sesuai. Rumah dapat dibangun diatas dataran banjir. Rumah karavan dapat dibuat tahan tornado. Kita dapat merakit penghalang tsunami sepanjang garis pantai. Bangunan dapat dibuat tahan gempa, dan lain sebagainya. Sehingga jika anda pernah mencari seseorang atau sesuatu untuk disalahkan, anda akan selalu benar dalam memarahi orang bodoh. Dan jika kehidupan anda sangat jelek/menjijikkan, maka cari belajarlah sesuatu. Dan ingat, jika selalu ada kesempatan anda lebih banyak dapat belajar tentang mobil, maka selalu ada yang anda pelajari tentang apa saja. Kehidupan akan bisa selalu lebih mudah.

Hal yang paling akhir tentang sesuatu yang perlu untuk dijelaskan tentang memperbaiki mobil adalah bahwa hanya ada tiga cara yang anda dapat pelajari bagaimana untuk melakukan hal tersebut: 
  1. Hal itu memaksa anda
  2. Anda tersangkut di atasnya.
  3. Anda mencarinya
Sama saja kebenaran dengan semua pengetahuan. Orang-orang dipaksa untuk belajar di sekolah, tetapi setelah lulus/diwisuda tak seorangpun yang memaksa mereka untuk belajar lagi. Bagaimanapun itu tidak berarti mereka akan tidak pernah belajar sesuatu yang lainnya. Mereka akan terbentur terhadap informasi beberapa di sini dan di sana melalui sisa hidup mereka akan tetapi itu tidak akan ditambah terhadap sesuatu yang benar-benar memberdayakan. Dan apa lawan dari pemberdayaan? Perbudakan.

Kebanyakan orang hanya mencari pengetahuan yang mereka perlukan pada saat sekarang (seperti bagaimana memprogram peralatan elektronik baru mereka). Orang-orang umumnya tidak mengatakan kepada mereka sendiri, "Ada pengetahuan di luar sana yang akan dapat membuat hidupku lebih baik, tetapi aku tidak tahu apa itu. Sehingga aku akan belajar sebanyak mungkin tentang apa saja sampai aku menemukan tentang pengetahuan yang akan membuat hidupku lebih baik". Orang-orang tidak melakukan hal itu. Mereka hanya duduk-duduk berkeliling dan menonton TV dan mengasumsikan mereka akan belajar apa saja yang mereka butuhkan untuk mengetahui dalam hidup dari komidi, kartoon, dan iklan-iklan komersial. Tetapi belajar dengan cara itu tidak akan terjadi, dan tak seorangpun akan memasukkan suatu pengetahuan yang anda butuhkan melalui tenggorokan anda sepanjang hidup anda. Dan mengapa mereka harus melakukan itu? Itu adalah pekerjaan anda.

Kenyataannya adalah anda tidak akan terbentur pada pengetahuan yang cukup untuk memberdayakan anda diatas status quo jika anda tidak mencarinya oleh anda sendiri. Sehingga hal ini merupakan peringatan bagi anda atau panggilan untuk bangun agar menyadarinya. Carilah pengetahuan. Carilah sebanyak yang anda dapat, tetapi tanya diri anda sendiri pengetahuan apa yang paling penting anda dapat pelajari dan carilah itu semua yang paling sedikit anda membuang hidup anda dalam mendapatkan pengetahuan yang relatif tidak berguna. Dan jangan pernah berhenti mencari pengetahuan. Segalanya dalam hidup anda (luar dan dalam) tergantung pada pengetahuan yang anda peroleh.

Saturday, August 29, 2015

ARTI HIDUP Bab 12, Bertahan Hidup

"Beri seseorang ikan dan anda memberinya makan sehari. Beritahu seseorang cara menangkap ikan dan anda memberinya makan seumur hidup" . Pepatah China.

"Kehidupan memang susah. Kehidupan lebih susah apabila anda tidak mengerti".  John Wayne.

Bertahan hidup merupakan langkah awal dari aktualisasi diri untuk satu sebab sederhana. Anda tidak dapat melakukan apa-apa apabila anda mati. Tentu, kita semuanya di suatu hari akan mati, tetapi ini tidak berarti kita tidak akan pernah mencapai aktualisasi diri. Ini hanya berarti bahwa kita hanya memiliki waktu yang terbatas untuk melakukannya.

Bagaimanapun, ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana tentang orang-orang, secara khusus anak-anak, yang berbaring di tempat tidur dengan satu penyakit pangkalan sendi?. Apakah kehidupan mereka tidak berarti karena mereka tidak akan dapat memenuhi semua mimpi-mimpi anehnya? Tidak. Potensi mereka lebih terbatas daripada orang lain, tetapi bagaimanapun juga mereka masih tetap mempunyai potensi. Kenyataannya, potensi mereka bahkan lebih sederhana untuk dipenuhi. Ini mungkin terdengar keren, dan pada satu sisi demikian, tetapi itu hanya karena mati adalah dingin dan tidak berhubungan dengan hati manusia, tetapi juga ada suatu pesan harapan di situ.

Tidak perduli bagaimana situasi anda dalam hidup, anda tetap memiliki potensi. Hidup anda selalu memiliki arti, dan anda dapat hidup pada suatu kehidupan produktif, bahkan jika kehidupan anda dihabiskan diatas tempat tidur rumah sakit sekalipun, bahkan jika yang dapat anda lakukan hanyalah tersenyum pada yang dicintai saja. Ketika jam bergerak ke bawah anda dapat membuang waktu berharga yang tersisa memohon  kasih sayang atau mengutuk langit atau anda dapat melakukan suatu matematika, memutuskan hal apa yang paling penting yang dapat dilakukan dan lalu fokus pada pemenuhan potensi itu.

Petunjuk Bertahan Hidup Yang Kosong

Pada saat yang bersamaan, ada istilah yang menerangkan tentang kecakapan agar tetap bertahan hidup. Itu disebut "tanggung jawab". Setiap orang telah mendengar istilah ini sebelumnya, tetapi sedikit orang yang memiliki pengertian tentangnya.

Pernahkah orang tua anda memberi anda sebuah buku yang menerangkan secara sistimatis bagaimana agar menjadi bertanggung jawab? Jika tidak, tanyakan pada mereka kapan mereka merencanakan untuk melakukannya.

Kesempatannya adalah orang tua anda tidak pernah memberi anda sebuah buku tentang tanggung jawab sebab mereka tidak pernah menerangkan seperangkat kecakapan itu pada mereka sendiri. Pada yang terbaik mereka memiliki petunjuk yang baik, tetapi petunjuk yang baik tidak cukup membantu anda menaruk sepotong mebel yang lebih sedikit rumit hidup suatu kehidupan berhasil. Apa yang benar-benar diperlukan pada kedua masalah itu adalah instruksi yang sistematis.

Tanggung jawab memerlukan motivasi, mementingkan diri sendiri, pengetahuan tentang lingkungan anda, dan kemampuan untuk membuat analisa untung/rugi yang akurat.


Harga Suatu Prioritas

Setiap perilaku yang badan anda lakukan, khususnya setiap sistem perilaku, hanya terjadi sebagai suatu hasil proses di dalam otak anda. Anda tidak akan melakukan perilaku tanpa anda sedang dimotivasi oleh perintah dari otak anda. Pada waktu tertentu anda dimotivasi untuk melakukan beribu perbedaan perilaku, sering bertentangan. Anda dapat mengarrang prerogatif ini pada suatu hirarki sesuai motivasi. Yang mana mengajari (memerintah) anda berlaku terhadap ketergantungan pada yang mana adalah pada puncak hirarki pada setiap kesempatan yang diberikan. Di lain perkataan, anda harus melakukan apa yang paling penting terhadap anda pada setiap kesempatan yang diberikan.

Jika anda tidak mengetahuinya mengapa anda harus bertahan hidup atau jika alasan anda tidak jelas, maka anda tidak akan dimotivasi untuk bekerja sangat keras pada kebertahanan hidup. Pada keadaan demikian anda akan bekerja lebih keras lagi pada sesuatu yang lainnya. Sebagai contoh, jika anda mengatakan anak anda bodoh dan tidak berharga ketika mereka melakukan kesalahan mereka akan belajar mereka bodoh dan tidak merharga. Maka Motivasi apa yang akan mereka miliki pada kebertahanan hidup? Sangat kecil, jika itu ada. Kenyataannya, memiliki perasaan rendah pada harga diri ditambah dengan keinginan untuk membatasi sakit/gagal yang bersamaan dengan kepercayaan diri yang rendah sepertinya lebih memotivasi mereka hidup secara sembrono dan menyiksa badan mereka. Sehingga metode pengasuhan ini sebenarnya mengajari anak-anak untuk menjadi tidak bertanggung jawab.

Berikut adalah beberapa sebab kemungkinan mengapa kehidupan adalah berharga dan dengan demikian mengapa anda harus bertahan hidup; membutuhkan bertrilyun-trilyun tahun untuk menciptakan anda. Relatif terhadap umur dan ukuran alam semesta anda tidak terhingga jarang dan dengan demikian tidak terhingga berharganya. Anda diciptan untuk maksud tertentu dak khusus. Tuhan menciantai anda.

Tak perduli apa yang orang tua and atau orang lain katakan. Anda memerlukan kesimpulan milik diri anda sendiri terhadap pertanyaan; Mengapa kehidupan anda memiliki nilai dan mengapa anda harus bertahan hidup? Berapa banyak orang yang menghabiskan waktunya memikirkan tentang itu dan menggalinya, membuatnya keakraban terhadap mereka seperti sebuah lagu favorit? Sangat sedikit. Sebagai hasilnya, bahkan sebagian besar orang orang secara teknik memiliki ide bagaimana bernilainya mereka, untuk semua maksud praktis mereka tidak memiliki ide. Didalam memastikan anda mengerti nilai anda pada suatu tingkatan arti, anda harus menghabiskan suatu perlakuan baik waktu bermeditasi pada topik diri anda sendiri.

Apapun kesimpulan yang didapati, anda harus mengambil bagian nasehat ini: nilai anda adalah hakiki. Ini tidak berhubungan dengan apapun yang terjadi di luar badan anda. Nilai anda tetap sama tak perduli apakah ada orang yang mencintai anda atau tidak. Itu tetap sama tak perduli adakah tujuan-tujuan anda berhasil atau tidak. Itu tetap sama tak perduli berapa banyak uang, kekuasaan, atau prestise yang anda miliki. Anda selalu bernilai secara tak terhingga.

Usaha yang anda letakkan pada kebertahanan hidup dan berkembang berbanding lurus dengan seberapa banyak anda menilai kehidupan anda. Jika anda memotivasi 100% untuk bertahan hidup anda akan menjelaskan instruksi-instruksi milik anda sendiri dan akan mampu memecahkan setiap masalah yang ada di jalan anda tanpa adanya pertolongan. Tetapi coba bayangkan berapa banyak lagi hasil anda akan menjadi jika anda memiliki pertolongan. Sehingga di sini beberapa isntruksi lagi.


Keutamaan Egois (Selfishness)

Mudah mengatakan pada diri anda sendiri cara yang abstrak dan filosofis bahwa anda menilai diri anda sendiri dan dimotivasi untuk tetap hidup. Ini tidak demikian sederhananya memakai motivasi itu dalam kehidupan nyata. Melakukan itu secara produktif memerlukan pengertian yang akurat terhadap egois. 

Egois hampir selalu mengerutkan kening untuk sebab yang baik. Antara kebodohan dan egois anda mungkin dapat menerangkan dalam sejarah setiap kriminal dan perusakan. Jadi ini tampaknya melawan intuisi bahwa egois dapat berubah menjadi kebaikan. Bagaimanapun, persepsi ini adalah salah. Selfishness adalah kebaikan yang dibutuhkan sepanjang itu dipakai pada moderasi.

Egois didefinesikan:
  1. Mencurahkan pada atau hanya perduli dirinya sendiri; utamanya berhubungan dengan kepentingan, keuntungan, kesejahteraan dirinya, dll..., tak perduli orang lainnya.
  2. Dikarakteristikkan dengan atau mewujudkan terhadap atau perduli hanya pada diri sendiri.
Itu mudah untuk membayangkan bagaimana perilaku seperti itu akan menjadi berbahaya, tetapi apa jika anda tidak pernah mementingakan tentang diri anda sendiri? Atau lebih umum, apa jika anda tidak pernah mengartikulasikan kepentingan anda untuk diri anda? Itu dapat menjadi sama berbahayanya. Apa jika definisi "egois" dibaca seperti ini?
  1. Setia pada atau perduli pada diri sendiri; berhubungan dengan kepentingan, keuntungan, kesejahteraan, dan lain sebagainya diri seseorang.
  2. Dicirikan dengan atau mewujudkan terhadap atau perduli untuk dirinya sendiri. 
Anda akan sulit ditekan dalam menemukan suatu definisi yang lebih baik dari tanggung jawab daripada itu. Pikirkan tentang setiap perilaku anda pertimbangkan bertanggung jawab: lulus sekolah, mematuhi hukum, membayar setiap tagihan tepat waktu, menabung uang, mencegah hutang, mengemudi secara bertahan, merawat badan anda, dll. Apakah yang membuat konsep-konsep itu bertanggung jawab? Apakah mereka secara sederhana bertanggung jawab karena anda diberitahu demikian? Tidak. Mereka adalah bertanggung jawab karena mereka menguntungkan anda.


Contoh terbaik tentang ini adalah rokok. Adalah tidak bertanggung jawab merokok sebab itu dapat membunuh anda. Sehingga mengapa bertanggung jawab untuk tidak merokok? Sebab itu menguntungkan anda terlebih untuk jangka panjang. Itu lebih egois dari pilihan kedua.

Jika pengasuh sering berkata pada anak-anak mereka, mereka harus lulus sekolah dan tidak merokok, minum, atau melakukan obat terlarang hanyalah keterangan yang mereka berikan sebagaimana mengapa "Sebab aku katakan demikian". Atau "Sebab ini tanggung jawab". Tetapi itu tidak mengatakan pada anak-anak mengapa itu dilakukan karena itu menguntungkan bagi mereka untuk mengikuti petunjuk itu. Sehingga mereka tidak mempunyai motivasi untuk mengikuti peraturan-peraturan itu.

Sebagai hasil skenario atau kejadian yang sama sedang dimainkan di setiap generasi dalam waktu yang tak terhitung. Para orang tua berkata pada anak mereka bagaimana agar menjadi bertanggung jawab tetapi tidak menjelaskannya mengapa. Maka anak-anak tidak mengetahui mengapa mereka harus berlaku bertanggung jawab. Bagaimanapun, mereka secara jelas melihat keuntungannya memberikan kepuasan seketika. Sehingga itu apa yang mereka lakukan, dan setelah bertahun-tahun hidup dengan cara ini mereka akhirnya harus menghadapi konsekwensi dari ketidak siapan untuk menhadapi masa depan. Maka mereka akhirnya memulai bertanya pada diri mereka sendiri, "Apa yang paling akan menguntungkan diriku?" Maka mereka akan memulai mencari keputusan mereka melalui mata kepentingan diri sendiri bertanggung jawab dan hidup mereka mengarah pada yang lebih baik. Setelah itu terjadi, anak-anak kembali kepada orang tua mereka, meminta maaf karena tidak mendengarkan, dan mengakui bahwa mereka seharusnya mengikuti petuntuk mereka selama ini. Maka orang tua menertawakan dan berkata "Aku sudah memberitahumu". 

Tetapi pada kenyataannya untuk semua tujuan praktis para orang tua sebenarnya tidak berkata pada anak mereka apapun. Sehingga para orang tua tidak seharusnya mentertawakan anak-anak mereka. Mereka seharusnya merasa malu hampir saja mematikan anaknya dan mejadikan mereka telah membuang separuh hidup mereka belajar suatu pelajaran terpenting dari kehidupan dengan cara yang susah.

Jika pengasuh akan telah memberi anak mereka keterangan sedalam mungkin mengapa peraturan mereka anggap tanggung jawab akan lebih menguntungkan anak dibanding tidak mematuhi peraturan-peraturan, maka anak-anak mereka akan dimotivasi oleh keegoisan melakukan hal yang benar untuk sebab yang benar pula.

Selain para orang tua, setiap kali anda membuat keputusan anda harus menganalisa keputusan anda cukup untuk menentukan apakah jalur perilaku yang anda ingin ambil akan benar-benar menguntungkan terutama diri anda sendiri. Anda perlu memutuskan hal apa yang paling egois secara intelligen dapat anda lakukan untuk diri anda sendiri dalam waktu lama.

Kita akan memasuki isu apakah anda harus melakukan ketika keinginan egois anda bertentangan dengan keinginan egois orang lain pada Bab keduapuluh.


Belajar Pada Tali

Bahkan jika anda mengerti bagaiman bernilainya anda itu dan berdasarkan pada keputusan anda pada apa yang akan paling menguntungkan terutama anda masih tidak akan mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab jika anda tidak paham terhadap lingkungan anda.

Bertahan hidup diperlukan untuk menghindari bahaya dan memperoleh sumber-sumber: makanan, pakaian, tempat tinggal, fasilitas kesehatan, dll. Semua hal ini perlu diselesaikan sekarang dengan segera, dan keberadaan mereka perlu dijamin di masa yang akan datang.

Bagaimana anda mencampai itu tergantung pada lingkungan macam apa anda hidup. Seorang manusia gua akan perlu belajar sesuatu keadaan kemampuan bertahan hidup yang sangat berbeda daripada seseorang yang hidup di suatu kota moderen. Seorang manusia gua tidak akan bertahan hidup dalam suatu kota moderen, dan tipe jas hujan dari kota moderen tidak dapat bertahan hidup di suatu gurun. 

Sebab kemampuan bertahan hidup tergantung dari lingkungan yang unik anda itu akan tidak mungkin menulis sebuah buku tentang tanggung jawab itu lagi, dimanapun, kapanpun dapat memakai. Untuk itu, salah satu kemampuan yang fundamental untuk menjadi bertanggung jawab adalah memiliki dedikasi untuk menganalisa dan mengerti lingkungan anda.

Setiap serdadu, perwira polisi, pengendara motor, atau pensiunan dapat pengesahan terhadapnya. Pengetahuan situasi merupakan faktor penentu yang fundamental dalam mempertahankan hidup di satu lingkungan berbahaya. Dan baiklah, anda akan mati suatu hari; itu membuat kehidupan suatu lingkungan yang berbahaya. 

Pensiunan termasuk dalam daftar itu sebab jika anda hidup di suatu negara yang menggunakan uang maka anda hidup di likungan ekonomi, penghasilan dan mengamankan penghasilan penghasilan adalah capaian hampir secara lengkap melalui penghasilan dan mengamankan uang. Sehingga lebih banyak anda belajar tentang mendapatkan/menabung/investasi/membelanjakan uang lebih tampaknya itu bahwa anda akan dapat mendapatkan makanan, pakaian, tempat tinggal, tunjangan kesehatan, dll. saat dan setelah anda pensiun. Sayangnya sungguh banyak orang mempelajari pelajaran itu setelah mereka terlalu terlambat.

Pernahkan orang tua anda memberi anda sebuah buku tentang mencari uang? Jika tidak, minta mereka kapan mereka merencanakan untuk mempersiapkan anda untuk kehidupan. Apakah sekolah anda mengajari duabelas tahun pelajaran tentang keuangan pribadi? Jika tidak, minta para politikus anda kapan mereka merencanakan pembuatan dasar itu, pengetahuan penting membutuhkan belajar.

Karena tidak ada banyak buku-buku akurat yang telah ditulis tentang pertanggung jawaban keuangan itu akan banyak membahas topik itu secara mendalam di sini. Bagaimanapun di bawah sedikit beberapa pengarahan bagi siapapun yang hidup di suatu tempat perekonomian kapitalism moderen.
  1. Kestabilan keuangan akan membuat anda lebih berbahagia daripada kemewahan.
  2. Pelajari keuangan.
  3. Jangan menyaksikan komersial-komersial telivisi.
  4. Buat rencana keuangan.
  5. Mulai menabung semuda mungking.
  6. Jangan membeli suatu mobil mahal.
  7. Khawatirlah tentang penginvestasian pada setiap kendaraan invesmen yang menghukum anda dalam pengambilan uang anda sebelum sistemnya mengatakan ya anda bisa.
  8. Jangan membeli (atau lebih secara akurat, sewa) asuransi hidup. Tabung uang itu dan investasikan saja.
  9. Mintalah agar badan anda di donasikan pada medical science (ilmu kesehatan) setelah anda meninggal.
  10. Mintalah salah satu untuk tidak menyelenggarakan perayaan pemakaman atau paling tidak satu semurah mungkin.
  11. Jika anda harus kawin, jangan membeli cincin kawin yang mahal atau melakukan perkawinan/bulan maduyang mahal. Anda mungkin berpendapat bahwa suatu perkawinan harus romantis dan jalan yang hanya dapat membuatnya romantis adalah menghabiskan uang sebanyak mungkin, tetapi mengarah pada akibat perceraian karena masalah keuangan. Memulai perkawinan anda dengan hutang adalah hal yang paling tidak romantis yang dapat anda lakukan untuk perkawinan anda.
  12. Jangan memiliki anak dulu sebelum anda secara keuangan stabil.
  13. Kecuali kerja anda menganalisa pasar saham atau anda secara mendalam memahami dengan suatu perdagangan yang anda inginkan untuk berinvestasi jangan berinvestasi pada pasar saham. Anda akan mengalami kerugian pada uang anda.
  14. Jika anda memutuskan untuk berinvestasi di pasar saham jangan lakukan kecuali anda memiliki berpuluh ribu dollar yang anda dapat usahakan karena kerugian. Jika tidak, anda seharusnya tidak mengambil resiko terhadap uang anda di pasar saham, dan diluar kesempatan anda untuk dapat mendapatkan uang banyak karena keluar dari pasar saham adalah kecil kecuali anda menginvestasikan berpuluh ribu dollar.
  15. Belilah rumah, jangan menyewa. Jangan membeli rumah besar. Belilah yang kecil dan tambahlah padanya sebagaimana anda bisa menambahi. Jika tidak, belilah suatu duplex, triplex, dlsb. Tempati satu unit dan sewakan yang lainnya.
  16. Ada orang yang memiliki usaha dan ada orang yang bekerja untuk orang yang memiliki usaha. Yang paling kaya mereka yang memiliki usaha. Anda harus membuat usaha jika memungkinkan.
  17. Jika anda tidak memiliki suatu usaha anda butuh suatu keterampilan. Jika anda tidak memiliki keterampilan anda dapat mendapatkannya pada suatu perguruantinggi. Kalau tidak, anda akan bekerja keras untuk gaji rendah sepanjang hidup anda, dan anda kemungkinan tidak akan mampu untuk menabung cukup uang untuk menopang suatu masa pensiun yang aman.
  18. Anda dapat membuat perencanaan untuk jangka waktu pendek tanpa perencanaan jangka panjang, tetapi anda tidak dapat membuat perencanaan jangka panjang tanpa perencanaan jangka pendek.

Tidak Setiap Orang Yang Masuk Berita Telah Melakukan Sesuatu Yang Luar Biasa

Bahkan jika anda menilai kehidupan anda, pikirkan untuk diri anda sendiri, dan mengertilah lingkungan anda, anda masih tidak akan mampu mempunyai atau berbuat keputusan bertanggung jawab jika anda berpikir tidak logis. Didalam membuat keputusan yang terbaik tentang kebertahanan hidup anda anda butuh kemampuan membuat analisa untung rugi secara akurat.

Dokter-dokter EMT dan siapapun yang mendapatkan Darwin Award dapat pengesahan pada nya. Baiklah, pemenang Darwin Award jika mereka belum meninggal. Anda dapat mendapati bukti lebih dalam membuat analisa untung rugi yang baik bisa dicari di internet; itu gambar vidio penuh dengan kisah orang orang yang berbuat keputusan kurang tepat. Anda juga dapat menyaksikan sopir sembrono melakukannya setiap hari di jalan raya. Hasil akhir dari pembuatan analisa untung rugi yang kurang tepat adalah selalu sama: penderitaan.

Konsep dari analisa untung rugi adalah kedengarannya terlalu sederhana. Semuanya berarti bahwa ketika membuat suatu keputusan anda harus bertanya pada diri anda sendiri jika potensi keuntungan lebih kecil daripada potensi kerugian. Jika anda berada pada keadaan lebih menguntungkan daripada berada pada keadaan kerugian dari jalannya aksi anda, pertimbangkan, maka jalan aksi itu adalah bertanggung jawab. Jika sebaliknya, maka itu tidak bertanggung jawab.

Pernah ada awal sekali dalam sejarah di mana orang-orang telah mengambil judi tidak bertanggung jawab dan menang. Bagaimanapun, pernah ada jauh lebih awal dimana orang-orang telah kalah terhadap perjudian beresiko demikian. Pada harga apapun, rata-rata, jika anda selalu membuat keputusan bertanggung jawab berdasarkan pada analisa untung rugi, kehiddupan anda akan lebih baik secara konsisten, dan anda akan mengalami sedikit set back dan resiko anda terhadap mati lebih awal akan menjadi lebih rendah secara dramatis.

Paradoks Dari Tanggung Jawab.

Jika tanggung jawab hanyalah tentang bertahan hidup, maka jalur yang paling bertanggung jawab terhadap perilaku dalam kehidupan adalah bekerja sepanjang hari, setiap hari sepanjang hidup anda pada pekerjaan bergaji paling tinggi anda dapat mendapatkannya tak perduli berapa (atau agak, seberapa kecil) anda menyenanginya. Pada waktu yang bersamaan anda akan menebung setiap sen yang anda peroleh dan tidak pernah membelanjakan uang terhadap setiap bentuk kemewahan apapun. Maka, ketika anda sudah terlalu tua untuk bertahan hidup secara alami, anda akan perlu untuk membelanjakan semua tabungan pada jaminan kesehatan agar diri anda dapat tetap hidup selama mungkin walaupun seandainya anda sudah terlalu sakit dan lemah bergerak atau melakukan sesuatu yang berarti atau menyenangkan. Euthanasia adalah hal yang paling jelek, anda kemungkinan dapat lakukan tak perduli bagaimana sakitnya hidup mungkin terjadi pada anda.

Tetapi apa maksud dari hidup seperti itu? Kehidupan hanyalah sedikit lebih daripada bertahan hidup. Bekerja diri anda sendiri sampai mati adalah tidak bertanggung jawab. Bekerja pada pekerjaan yang membuat anda membenci kehidupan dan ingin sekali pada kematian adalah tidak bertanggung jawab. Agar menjadi benar-benar bertanggung jawab anda harus mengimbangi usaha anda lakukan terhadap bertahan hidup dengan usaha anda lakukan terhadap pemenuhan aktualisasi diri. Pada beberapa kasus ini mungkin membutuhkan melakukan pengorbanan yang sebenarnya akan memperpendek bentangan kehidupan anda. Tetapi pencapaian aktualisasi diri dengan sedikit memperpendek bentangan kehidupan lebih berharga daripada hidup lebih panjang tidak memenuhi potensi kehidupan anda. Anda mungkin menemukan bahwa suatu kesenangan dan kedamaian anda alami dengan pemenuhan potensi anda akan menghasilkan kehidupan anda lebih panjang bagaimanapun.

Dalam melakukan pengorbanan yang akan memaksimalkan kwalitas kehidupan anda, anda memerlukan untuk menjadi seseorang yang ahli dalam membuat analisa untung rugi dengan menitik beratkan pada biaya bertahan hidup melawan keuntungan dari pemenuhan arti kehidupan. Untuk membuat keputusan-keputusan itu secara cerdas anda membutuhkan belajar sebanyak mungkin dan ahli dalam kecakapan pemecahan permasalahan, yang membawa kita pada dua bab berikut ini: Belajar dan Berpikir. Ini termasuk pada bab tersendiri sebab mereka sebagai sesuatu yang dibutuhkan untuk mepmperoleh aktualisasi diri. Sebanyak mereka (belajar dan berpikir) untuk memastikan kebertahanan hidup anda.

Friday, August 28, 2015

2015 - BERSAMA USTAD MOHAMMAD NUZUL ZIKRY DI KBRI ABU DHABI

Ketika aku sampai di depan pintu masuk gedung kantor KBRI Abu Dhabi, sandal-sandal anak-anak dan orang tua berserakan. Ini menggambarkan bahwa ruangan majelis hari ini dihadiri oleh banyak orang. Dugaanku tidak salah, ketika aku masuk ruangan majelis pengajian Pak Ustad Mohammad Nuzul Zikry sudah duduk di atas kursi depan sambil berceramah menghadap ke para hadirin yang sedang duduk lesehan berbaris seperti shaf sholat agak berhimpitan.  Aku sempat bingung juga akan duduk di sebelah mana enaknya, suasananya penuh, dan dalam pikirku mengatakan; "Inilah resiko datang terlambat..!, acara sudah dimulai sejak aku belum sampai". 

Aku langsung duduk dibagian agak belakang di celah sempit sebelah seorang lelaki yang telah aku kenal sambil memperhatikan Pak Ustad yang sedang memberikan ceramah, sampai aku mendengar bahwa ceramah kali ini adalah ceramah sesi lanjutan dari ceramah kemarin, yaitu ceramah Sesi ke 3. 

Lalu aku fokuskan untuk mendengarkan ceramah Pak Ustad dengan seksama sambil aku mencatat ceramahnya dengan menggunakan HPku seperti berikut:

Pernahkah mendengar tentang Nabi SAW  membuli atau mengolok-olok Abulahab?. Orang dekat yang paling memusuhi Nabi SAW. "Tidak", jawab Pak Ustad terhadap pertanyaannya sendiri. Jadi, kalau melihat temannya melakukan kesalahan, maka berilah dia nasehat.

Misalnya, ketika melihat rekannya melakukan kesalahan atau salah, lalu menasehatinya dengan nada yang agak menyinggung, "Bapak tau itu salah?, ini masuk neraka pak...!". Jangan menasehati rekan yang sedang melakukan kesalahan dengan cara begitu, nasehatilah dengan cara pelan-pelan. Misalnya, "Bapak, saya pernah membaca hadis, ada hadis yang Bapak bisa mencoba untuk membacanya, ini dia hadisnya", Begitu kira-kira kalau menasehati seseorang. Jangan mengatakan, "Bapak sih nggak pernah datang di pengajian KBRI..!!", seolah-olah menyalahkan orang yang sudah melakukan kesalahan dengan mengungkit-ungkit kesalahannya.

Kita tidak akan maju tanpa di kritik.  Kritik boleh, akan tetapi yang santun. Jadi, kita tetap tegas, tapi hikmah. Kritik itu perlu. Misalnya kalau tanpa ada kritikan, "Satu tambah satu sama dengan tiga", Walaupun itu salah, karena sesama muslim, maka tidak perlu disalahkan. Dengan membiarkan begitu tanpa dikritik, maka apakah dia akan menjadi mengerti tentang matematika atau tidak?, tanpa dijawab Pak Ustad melanjutkan ceramahnya. Demikian juga dengan Islam, jika ada yang melakukan kesalahan, maka diberitahu, diingatkan bagimana yang benar, bukan ketika ada saudara kita sedang mendapatkan hidayah lalu didengki, jadi yang namanya saudara harus senang melihat saudaranya yang lain mendapatkan hidayah.

Pak Ustad memberi contoh seperti berikut; Imam Syafii mengatakan, "Aku ingin ada orang yang mengambil ilmuku akan tetapi orang itu tidak pernah nyebut namaku", masyaAllah betapa mulianya Imam Syafii.

Ada orang yang dikritik jadi marah-marah, jadi tersinggung, lanjut Pak Ustad. Ketika mendengar diingatkan tentang kesalahannya oleh saudaranya yang lain lalu yang diingatkan menjawab; "Kamu itu anak kmaren sore mas..!, aku sudah sholat kamu masih ingusan". lalu Pak Ustad mengingatkan bahwa jangan begitu apabila diingatkan atau dikritik oleh orang lain.

Masalah yang ke dua;  Ajaran dan akhlak.  

"La yukminu uhibbu ahadukum illa binafsi". Semua ahlak berakar kepada dalil ini. sambung Pak Ustad.

Contohnya, kalau orang lain memberi senyum, maka dia akan tersenyum juga. Contoh lainnya; pada saat kita bertemu seseorang, kita harus berkata santun. Lalu Pak Ustad menanyakan kepada para hadirin;
Ketika kita sedang sakit, apakah kita pingin dijenguk atau dicuekin?. ....
Pada saat sedang bertamu ke rumah orang, apakah kita ingin dijamu atau dicuekin?. ....
Kalau dijamu apakah kita lebih suka menu makan berat atau makan ringan?....
Mendengar jawaban samar-samar hadirin karena suasana di belakang berdiskusi sendiri-sendiri, lalu Pak Ustad melanjutkan dengan mengatakan bahwa; tamu itu dijamu, jamuan itu adalah makan, bukan minum.

Kalau sedang menghadiri undangan, apa yang diinginkan?, kambing guling, bukan tempe goreng. Ketika menjamu orang lain, anggaplah atau jadikan apa yang kita sukai, apa yang kita ingini itu adalah apa yang akan diberikan kepada orang lain yang sedang kita jamu, berilah sesuatu yang sama dengan yang diingini oleh diri sendiri. Itulah yang seharusnya, lanjutnya.

Semua akhlak yang kita lakukan akan masuk di sini; "La yukminu uhibbu ahadukum illa binafsi". Kalau ada tamu dari Indoneesia, ajak dong jalan-jalan ke Dubai, gitu...!, lanjut Pak Ustad.

Terakhir; dalam masalah dunia. Contohnya, misalnya kita punya mobil, katakanlah Mersi, maka ketika kita sedang melihat saudara kita sedang mengayuh sepeda ontel, maka kita harus berdoa, agar saudara kita itu bisa dapat membeli Mersi juga nantinya. Jangan semakin memamerkan bahwa sekarang sudah bisa naik Mersi kepada saudara yang lainnya. Inilah penyakit laki-laki, suka pamer, karena ingin dipuji.

"La yukminu uhibbu ahadukum illa. binafsi". Semoga dia meempunyai gaji minimal sama seperti saya, sehinga bisa memiliki seperti apa yang saya miliki. Bahwa pesan puncak hadis ini adalah; menginginkan saudara kita lebih hebat dari kita.

Abu Sofyan berkata; "Apabila kita tidak memiliki perasaan kepada arang lain agar orang lain bisa lebih hebat dari kita, maka itu namanya kita ber'khianat'". Apabila kita bisa membuat sayur asem, maka berdoalah semoga dia bisa membikin yang lebih hebat lagi.

Ada orang membelanjakan uangnya untuk membeli tas 200 jutaan, tujuannya hanya ketika berpapasan dengan orang lain, orang lain itu menengokkan kepalanya sampai 90 derajat. Ketika ada yang menanyakan tentang tas yang sedang dibawanya; "Ini beli dimana?", lalu dijawab, "Ini limited edition, lho...!".

Orang muslim itu bukan tampil "wah" dihadapan saudaranya. Dan itulah akhlak orang tua kita. Setiap orang tua menginginkan anaknya lebih hebat dari orang tuanya. Bukan "ego" yang ditampilkan, maka sebagai orang tua akan berusaha agar anaknya bisa lebih hebat dari orang tuanya.

Bagaimana kita bisa seperti itu?, berkompetsisi saja marah. Kita punya usaha mie ayam, lalu di jarak dekat ada juga yang berjualan mie ayam, akan tetapi mie ayamnya laku laris. Lalu katakan bagaimana perasaan kita sejujurnya?. Suasana hening sejenak, tanpa adanya jawaban Pak Ustad melanjutkan ceramahnya. Pokoknya Jangan berpikiran sempitlah.

Yang terakhir nih..!, lanjutnya. Kita diminta untuk melakukan kebaikan sebagaimana untuk diri kita sendiri. Apa alasannya?; tanyanya.  Sebab mengapa ini menjadi ini iman kita itu baik?. Sebab sesama muslim itu satu tubuh.

Perumpamann kasih sayang diantara mereka itu ibarat satu tubuh, ini hadis; lanjutnya. Kalau kita satu tubuh, apa bila anggota tubuh yang lain sukses kita akan senang, tidak?. Pasti senang; lanjutnya. Misalnya salah satu sandal atau sepatunya jebol, lalu terpaksa harus jalan kaki "nyeker", maka yang merasa menderita siapa?, semua tubuhnya, khan?.

Siapa yang punya ide untuk membeli sepatu baru?,  adalah otak kita. MasyaAllah. ketika hari Minggu, seluruh tubuh berangkat ke toko sepatu. Tidak ada satu anggota tubuhpun yang ketinggalan. Sampai di Toko Sepatu yang sibuk siapa?, mata melihat-lihat, si kaki yang butuh sepatu tenang-tenang saja. Lalu mulut bertanya ketika ada yang cocok,, ada nomer 42?, harganya berapa? dan seterusnya. Kaki tenang-tenang saja. Lalu setelah sepatu didapat, dan nanti ketika pulang ke rumah, hati yang bahagia, bukan kaki.

Itulah perumpamaan dalam kasih sayang, mereka ibarat satu tubuh.

Sudahkah kita ini satu tubuh? semua dari kita?. Pembuktiannya, la uhibbu ahadukum illa binafsi. Kita menengok saudara kita yang sakit. Kita memberi saudara kita yang sedang membutuhkan,  dan lain-lainnya. Inilah yang mengakhiri ceramah Sesi ke 3 hari ini.

SESI TANYA-JAWAB UNTUK TOPIK SESI KE 3

Pertanyaan pertama datang dari seorang lelaki yang duduk di serong kanan dari Pak Ustad. "Bagaimana berikap terhadap orang yang tidak seiman?". Inilah pertanyaan pertama. Lalu dijawabnya oleh Pak Ustad sebagai berikut:.

Harus berlaku baik terhadap mereka, asalkan mereka juga berlaku baik terhadap kita, dan kita melawan jika mereka memerangi kita. Bagaimana Rasul menjadi seseorang yang tidak pendendam? Lanjut Pak Ustad kepada para hadirin seolah bertanya yang tidak perlu jawaban.

Dulu, kita belajar adab terlebih dahulu sebelum belajar ilmu. Jadi, sejak awal seseorang sudah dikondisikan. Saat ini sebagai transfer ilmu kita butuh materi adab, yang pertama itu adab, itu penting, ilmu tidak bisa dipisahkan dari adab. Di dunia ilmu itu standarnya tinggi. Kita punya ustad, misalnya ustad Ahmad, siapa ustad anda? ustad Ahmad. Dulu kalau memanggil ustad adalah, ustaduna hafidakumullah. Begitu sopan, ustad kita semoga terlindungi.

Yang ke dua penyebabnya, metode sekarang ini tidak bertemu langsung dengan ulama (pengajarnya). Misalnya belajar melalui viseo, radio, atau otodidak. Salah satu ulama, dalam buku Almukhalafah oleh Mansur Hasan; kalau mengkeritik tajam, jangan dipakai untuk pemula.

Kalau belajar bersama itu berbeda caranya, ada yang lebih senior, ada yang rendah ilmunya, jadi beda.

Ada sebuah majelis, belum dimulai langsung bertanya, lalu dijawab kemudian dibantah. Begitu terus, akhirnya si Syeh bilang, kita lanjutkan nanti berdiskusi 4 mata saja, kita teruskan kajian ini, lalu dia nggak puas dan ingin keluar, lalu Syeh mengatakan, hai fulan, jangan keluar dulu, kehadiran anda di majelis ini membahagiakan kami.

Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan kedua, suara lelaki penanya yang duduk menyamping dari sebelah kanan Pak Ustad dimulai dengan kata; "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh". Lalu dilanjutkan dengan; "Jika, orang non muslim mengundang orang muslim, dimana dia makan makanan najis, lalu bagaimana si muslim harus bertindak?".

Pak Ustad langsung menjawab sebagai berikut; Kita kembali ke toharoh, sesuatu yang najis, atau haram, jika wadah itu sudah dibersihkan, maka bisa dipakkai untuk yang lain.  Kalau memang ada yang haram, maka yangg haram dibuang. Nabi pernah diundang oleh orang Yahudi, Nabi makan makanan yang disuguhkan, tidak ada masalah. Kita boleh datang sebagaimana Nabi datang.

Dalam hal berteman, lanjut Pak Ustad. Kita lebih terhalang dalam menyampaikan kebaikan. Kita takut tentang ukhuwah diantara teman. Ini yang kita tekankan, hubungan yang baik itu adalah hubungan yang tanpa kritik. Imam syafii pernah mengatakan, berteman itu, "Innal insana lafi hursi, illalladina aamanu watawasow bilhaqqi watawa saubissabar". Allah SAW menggunakan "watawasow", ini menunjukkan saling timbal-balik. Anda dinasehati atau sebagai penasehat. Jadi, orang yang tidak pernah dinasehati karena selalu memberi ceramah menasehati orang, maka dia merugi. Nabi saja menerima masukan, ketika perang Uhud nabi menerima masukan dari salah seorang sahabatnya.

Nasehat itu merupakan pembersih debu, merapikan ketidak rapian, memperbaiki kesalahan. Kalau tidak ada nasehat atau tidak mau dinasehati, maka dia bukan mukmin sejati. Yang penting niat dalam menasehati bukan untuk menjatuhkan, tetapi memperbaiki.

Nasehat itu harus jujur, terus yang kedua; Tolonglah orang yang dholim atau yang didholimi. Cegahlah dia untuk mendolimi. Dengan semangat pertolongan, bukan dengan frontal. Terkadang masalahnya, bagaimana cara menyampaikan lepada orang yang akan ditolong, tetapi bukan menyampaikan permasalahannya. Coba, orang yang mau dipotong tangannya oleh dokter, dokter akan menyampaikan dengan berkata; Pak tangan Bapak ini harus dipotong, karena tangan Bapak sudah kena infeksi, kalau tidak dipotong akan mengakibatkan keselamatan nyawa Bapak.

Lain halnya jika ditampar orang di pasar. Mana yang lebih sakit jika dibandingkan dengan dipotong tangan oleh dokter?. Karena dokter itu menolong, maka orang yang dipotong tangannya tidak marah. Ditampar itu marah karen bukan menolong. Jadi, semangat pertolongan itu merubah banyak hal pada diri kita.

Kemudian pertanyaan berikutnya datang dari arah belangku, suara wanita itu menanyakan tentang silaturrahmi. Lalu Pak Ustad menjawab dengan; Masalah silaturrahim. Rahim itu merupakan tempat mengandung dari seorang ibu. Jadi, silaturrahim itu ada hubungan saudara sedarah, tetapi dihubungkan dengan hubungan saudara sesama Islam.

Kemudian pertanyaan berikutnya datang dari seorang lelaki lain yang menanyakan tentang bagaiman hukum membaca zikir dengan mengeraskan suaranya dan dilakukan bersama-sama?. m yg terbaik Allah yg jawab, albakoroh m.berdikirlah kepada robmu dgn menghadirkan hatimu, dan tidak dikeraskan. Tunduk, dng suara yg rendah, n penuh ketakutan kpd allah.

SESI 4

Bagaimana membentuk keluarga bersama Rasulullah SAW.

Ceramah Sesi ke-4 dimulai dengan kata salam dan kata pembuka Bahasa Arab. Tema kali ini menurut Pak Ustad terinpirasi dari suat Al Furqan ayat 4, Tuhan berilah pasangan kepada kami ... dan seterusnya. Lalu Pak Ustad melanjutkan; Doa saja tidak cukup, harus dibarengi dengan ikhtiar. Kita tidak pernah mendidik anak kita, kita tidak mengajari anak kita. Maka tidak berguna itu doa. Banyak orang yang salah kaprah dengan anaknya. Ada dengan harta saja bisa menjadi khuratain bagi anaknya. Banyak yang mengansumsikan jika menyekolahkan di sekolah internatunal. Anak yang dididik dengan harta tidak akan jadi kurrratain. Untuk mencetak itu butuh ilmu.

Simpel saja. Mengurusi minyak memakai ilmu, Mengurusi komputer memakai ilmu. Mengurus manusia yang sangant tinngi butuh ilmu. Harus pakai ilmu, dan kita harus mengajarkarkan ilmu kepada mereka.

Ayat; jagalah kalian dan keluarga kalian dari api neraka. Tafsirnya, mencegah dari api neraka itu harus dengan ilmu. Nah sekarang bagaimana kita akan mengajari anak kita jika kita tidak punya ilmu?. Bagaimana bisa bersedekah jika tidak mempunyai harta?. Ada pengusaha, biasa mengendalikan ribuan karyawan, tetapi tidak bisa mendidik anaknya

Ketika Nabi SAW, berjalan dengan anak kecil, lalu Nabi SAW berkata kepada Ibnu Annas; "Jagalah hak mu, maka Allah akan akan menjaga hak mu. Jika engkau mau minta, maka mintalah kepada Allah". Nabi SAW tidak pernah menajarkan untuk meminta pertolongan kepada sesama manusia. Lain dengan kita, jika anak kita tinggal di rumah, maka dia disuruh meminta bantuan pada si Fulan sesama manusia apabila ada apa-apa. Disuruh bergantung pada manusia bukan pada Allah.

Klok kita sedang melakukan perjalanan ke Dubai, kita sering ingat anak atau tidak? Kalau ibu-ibu ingat..!, anak-anak ibu suka apa, misalnya suka susi, dibeliin tidak?, tanya Pak Ustad. Dibeliin, jawab ibu-ibu. Lalu Pak ustad melanjutkan;  Ketika sampai di rumah memanggil anak-anak tidak?, nak..!, kemari nak turun, ini ibu membeli susi untuk kalian. Nak sini nak..!, tadi ibu  ke Mall, dengan rahmat Allah ibu bisa membelikan susi untuk kamu.

Contoh, Pak Arif sahabatan dengan Pak Tono. Pak Tono selalu memberikan perhatian pada anak Pak Arif, setiap ketemu Pak Tono mesti membelikan sesustu. Bagaimana anak itu terhadap Pak Tono?. Sama saja dengan jika kita perkenalkan bahwa semua itu dari Allah, maka anak akan terimakasih kepada Allah. Jika anak minta ijin; "Ma...!, aku akan pulang terlambat hari ini. Lalu si ibu mengatakan; Kalau ibu tidak apa-apa, tetapi  ayahnu itu galak". Hal demikian salah, seharusnya anak kita dididik agar takut kepada Allah.

Anak kita punya masalah di sekolah. Ibunya dipangil, "Bu..!, ini anak sudah 17 hari tidak masuk". Si ibu begitu ketemu si anak biasanya akan bilang; "Kamu ini bikin malu keluarga dan papa". Lagi-lagi papa. Seharusnya mengatakan; "Kamu bisa main belakang, tapi Allah maha tau". Itu cara menngajarkan tauhid pada anak. Inilah, manusia bisa ditriki-triki, tapi Allah tidak, karena  Allah maha tau.

Makanya mumpung anak masih kecil, ajarkan akidah. Setelah itu ajarkan ibadah. Ajarkanlah sholat diusia 7 tahun, dan pukullah jika tidak melaksanakan sholat pada usia 10 tahun.

Di Islam adab memukul itu boleh. Di Barat tidak boleh. Bahkan mengatakan tidak saja, itu tidak boleh, menurut mereka takut membunuh kreativitas mereka.

Yang pertama; Akhlak.

Ketika para sahaba sedang makan bersama Rasulullah SAW, maka sahabat Umar makan juga, beliau comot sini-comot situ. Lalu Nabi SAW mengaajarkan adab; "Nak kalau makan bacalah bismillah, makanlah yang ada  di depan mu ".

Ketika anak dibawa ke Masjid, loncat sini-loncat sana, anak harus dikasih tau; "Nak..!, ini Masjid bukan Gym". Anak harus dididik, bagaimana jika mereka sendirian, jika mereka di tempat umum.

Ayah dan ibu harus mempunyai ilmu. Makanya kita sebagai orang tua harus belajar, belajar dan belajar. Jadi, jika menjadi orang tua harus belajar. Jadi jangan salahkan anak jika anak nunjuk-nunjuk kita ketika kita dewasa, membentak-bentak kita ketika mereka dewasa. Pastikan, anak kita sholat, karena pengaruh kita, bukan karena pengaruh gurunya. Agar ketika mereka sholat kita akan mendapatkan pahala, bukan gurunya. Itu kalau anaknya cuma satu, kalau anaknya tujuhbelas?.

Kita harus punya target, paling tidak menghafal surat Alfatihah dari kita.

Yang kedua setelahnya; Ilmu.

Kita harus jadi idola dari mereka. Setelah Allah, Rasul dan yang ketiga orang tuanya. Jangan harapkan anak kita sholat kalau kita tidak sholat. Ketika bapaknya santun pada ibunya, maka anaknya akan santun pada orang lain. Hati-hati kalau di rumah. Banyak suami membentak di depan anaknya. Istri lempar gelas di depan anaknya. Itu akan ditiru oleh anak-anaknya.

Ada cerita, anaknya masih kecil, sudah berada dilingkumgan berhijab sejak kecil. Lalu anaknya bertanya kepada ayahnya; "Ayah...!,  kenapa istrimu (dalam hal ini ibunya sendiri) tidak berhijab?. Khan hijab itu wajib?". Inilah anak, dia merekam contoh di sekelilingnya.

Yang ketiga; Sabar.

Mendidik anak itu butuh kesabaran. Ini yg kadang hilang dari kita. Kita kurang sabar. Padahal Allah menuntut kita untuk sabar. Allah berfirman; "Dan perintahkan keluarga kalian untuk sholat dengan sabar". Ajarilah sholat sej ak usia7 tahun, dan pukullah jika usia 10 tahun karena tidak melakukan sholat. Ini berarti kita harus bersabar selama 3 tahun, 365x5x3. 5475 kali, setelah itu digebukin. Pukulanya tidak menyakitkan.

 Inilah kesabaran. Karene kita tidak sabar, maka kita kasih anak-anak gujet, kita kasih mereka game online. Anak menangis biarkan saja, harus sabar. Ada cerita, keluarga dengan 2 anak, mereka slalu berantem. Lalu suatu waktu ingin berlibur ke Bandung, mereka senang bukan main. Lalu mereka sekeluarga membuat janji; "OK..., demgan janji tidak boleh berantem". Lalu mereka setuju; "OK". Lalu mereka jalan.

Sepanjang jalan mereka bisa menahan tanpa berantem. Setelah sampai dekat Bandung lalu kedua anaknya berantem. Bapaknya langsung memberi tanda riting mobilnya untuk kembali. Lalu anaknya bertanya; "Pa..?, papa mau kemana?", anaknya terheran-heran. Dengansingkat papanya mengatakan; "Pulang ke Jakarta". Anaknya semua bengong, lalu berkata; "Pa..., kita khan mau ke Bandung". "Iya kalian tadi khan berantem". "Tidak pa, janji tidak brantem lagi". Taip Bapaknya terus kembali ke pulang ke Jakarta. Dan sejak saat itu anaknya tidak pernah berantem lag.

Tiba-tiba HPku mati. Setelah aku periksa HPku kehabisan batterei, sayang..., aku yakin di ruangan Majelis ini tidak ada yang membawa charger untuk HP Blck Berry. Maka tulisanku harus aku akhiri sebelum ceramah Pak Ustad Mohammad Nuzul Zikry berakhir.

END.

Tuesday, August 25, 2015

AKU INGIN BETAH DI UAE - Bagian- 1

PENDAHULUAN

Adakah yang ingin betah hidup di UAE?

Untuk menjawab pertanyaan di atas tentu akan tergantung, tetapi apabila jawabannya "iya", maka trik agar selalu betah adalah membayangkan bahwa di tempat lain adalah lebih buruk daripada di UAE. Dengan kata lain, agar bisa betah selalu diingat hal-hal yang baik-baik saja pada tempat yang sedang ditinggali, demikian sebaliknya apabila ingin menjawab "tidak".

Tulisan ini disusun bukan untuk menjawab pertanyaan di atas. Tulisan ini ditulis untuk mencatat apa yang telah terjadi dan dialami oleh penulis ketika hidup di UAE sejak mulai persiapan untuk berangkat pada tahun 1994 sampai sekarang ini.

UAE merupakan suatu negara yang termasyhur dengan penghasil devisa dari minyak bumi. Negara kaya ini memang memiliki daya tarik sendiri walaupun variasi suhu udaranya ketika di musim dingin mencapai 13 derajat Celsius dan pada musim panas bisa sampai 50 derajat Celsius. Tulisan ini guna untuk berbagi pengalaman kepada pembaca yang tertarik untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana kehidupan di UAE pada umumnya.

Menulis merupakan salah satu kesenangan penulis, akan tetapi sampai dengan ide ini ditulis belum pernah satu bukupun yang  dipublikasikan oleh penulis. Dikarenakan rasa sayang saja apabila pengalaman hidup di UAE ini dibiarkan begitu saja tanpa dicatat, karena penulis menyadarinya bukanlah perkara mudah untuk bisa bertahan di UAE sampai sekian lamanya. Dan juga, apabila pengalaman ini tidak dicatat, maka pengalaman yang penulis anggap penting ini tidak akan berguna untuk memberikan informasi kepada siapa saja yang ingin diperoleh agar dapat memberikan gambaran yang memberikan arah untuk tinggal di UAE. Bahkan terkadang ada pengalaman unik yang dirasa bertentangan dengan kebiasaan orang Indonesia kebanyakan.

Penulis mengharapkan, semoga setelah membaca tulisan ini secara keseluruhan, ataupun sebagian, akan memberikan gambaran pencerahan tentang bagaimana kebiasaan hidup di UAE. Tentu saja, apabila ada yang tidak berkenan dan/atau sudah tidak relevan lagi, hal ini bukan berarti penulis memberikan informasi yang salah, akan tetapi dikarenakan bahwa tidak semua yang ada di UAE seperti apa yang ditulis di tulisan ini. Artinya, apa yang akan ditulis ini merupakan sebagian saja berdasarkan pengalaman yang ada. Semoga ke depan akan dijadikan perbaikan.

Kisah ini sebenarnya diawali sekitar bulan Maret tahun 1994 ketika seorang rekan kerjaku di PT. Pal Surabaya memberi informasi bahwa ada tim dari UAE yang sedang mencari tenaga ahli perkapalan akan berkunjunga ke Surabaya. Penyerahan surat lamaran serta wawancara akan dilakukan di Hotel Sahid Surabaya. Lalu untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibagian promosi koran lokal Surabaya Pos.

Dengan semangat antusias yang rendah aku coba mencari koran Surabaya Pos di Bagian Administrasi Direktorat Teknologi di Direktorat tempat aku berkantor. Benar saja, iklan hari ini masih memuat pengumuman itu. Setelah aku membaca promosi di koran itu aku pikir masih ada waktu sekitar empat hari lagi sebelum tim itu datang.  Seperti yang aku duga, aku tidak tertarik untuk membuat lamaran, apalagi mengajukan lamaran.

Rekan kerja di sekitarku disibukkan untuk mempersiapkan persyaratan yang harus dipersiapkan untuk memenuhi surat lamaran yang telah mereka persiapkan. Mereka sepertinya membuat perasaanku panas dan akhirnya menjadi goyah. Setelah aku pikirkan lagi, sehari kemudian aku memutuskan untuk mencobanya dengan maksud untuk selain memadamkan perasaan yang sudah panas, juga hanya untuk menguji diri sendiri tentang kemampuan mencari kerja di perusahaan asing. Lalu aku persiapkan surat  lamaranku serta daftar riwayat hidup dalam bentuk berbahasa Inggris.

Aku membuat surat-surat itu sesuai dengan apa yang pernah aku buat ketika aku mengajukan lamaran kuliah Master ke University of South Hampton, Inggris. Walaupun kuliahnya tidak kesampaian tetapi aku masih mempunyai file dokumen di dalam komputer kantormu. Aku pikir lamaran sudah tidak ada masalah, demikian juga daftar riwayat hudupku, semuanya sudah dalm bentuk Bahasa Inggris. Kini yang aku perlukan adalah, aku harus menfokuskan diri mencari cara bagaimana nanti pada saat tes wawancara aku bisa menjawab pertanyaan yang tentunya akan menggunakan Bahasa Inggris. Suatu bahasa yang sudah mulai aku pelajari sejak aku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama sampai aku kuliah tingkat dua. Selain itu masih aku tambah kursus di Institute Pembangunan selama kurang-lebih satu tahun.

Walaupun begitu, sampai kini Bahasa Inggris bagi aku sendiri masih jauh dari kata memuaskan. Aku merasa lebih gampang mempelajari Ilmu Matematika atau Fisika daripada belajar Bahasa Inggris. Jadi, aku tidak heran apabila sampai saat ini cara berbaha inggrisku kebanyakan masih plegak-plegok.

Dalam renungan untuk mencari cara agar aku bisa menjawab pertanyaaan-pertanyaan dalam wawancara nanti, akhirnya aku menemukan jawabannya.  Untuk dapat menghadapi wawancara berbahasa Inggris nanti seperti apa yang sedang ada di dalam pikiranku. Pikiranku mengatakan;

"Nanti mereka pasti akan menanyakan tentang pekerjaanku sekarang. Aku harus membuat suatu konsep berupa jawaban dengan Bahasa Inggris seolah-olah pertanyaannya tentang pekerjaanku sekarang". Demikian antara lain yang ada di pikiranku, lalu; "Aku harus menulis dengan menceritakan pula tentang pekerjaan yang pernah aku lakukan sebelumnya. Artinya, semacam surat pengalaman kerja tetapi sedikit lebih terperinci". Itulah ideku.

Tanpa ragu lagi aku membuat cerita pengalaman kerjaku dalam Bahasa Inggris. Apabila ada yang masih kurang bagus, lalu aku perbaiki, baik dari segi cerita ataupun dari segi gramatikalnya. Akan tetapi tetap saja aku buat sesederhana mungkin agar yang membacanya mudah untuk memahaminya, dengan maksud agar aku nanti tidak dikejar lagi dengan pertanyaan lain karena tulisanku yang tidak jelas. 

Dan akupun selesaikan semua rencanaku tanpa seorang rekanpun yang mengetahuinya. Sehingga aku kini siap secara mental untuk mencoba diri-sendiri melakukan wawancara dengan menggunakan Bahasa Inggris.

Pagi ini merupakan jadwal wawancara yang aku sebut sebagai hari H, yang berarti "Hari Jadi". Di hari H ini rekan-rekan kerjaku di Bagian Lain ada yang sudah berangkat terlebih dahulu. Aku keluar kantor sekitar pukul 10 pagi dengan naik sepeda motorku dari PT. Pal ke Hotel Sahid Surabaya berboncengan dengan seorang rekan kerjaku yang dulunya pernah sebagian dengan aku akan tetapi kini sudah pindah di Departemen Niaga. Jalan yang aku lalui seperti biasanya saja karena jalan dari kantorku ke Hotel Sahid sudah aku lalui hampir setiap hari ketika aku masih kuliah dulu. Aku dengan reanku seprti biasanya saling bercanda tentang topik yang dianggap lucu. Tidak terasa aku harus memasuki halaman parkir Hotel Sahid yang sebelumnya belum pernah aku masuki.

Sesampai di halan parkir aku sudah melihat banyak dari teman kantorku yang sudah memparkir kendaraan mereka dan sedang berjalan menuju ke pintu masuk Hotel. Mereka lalu masuk ke lobi Hotel dan aku menyelesaikan memparkir sepeda motorku.

Aku lihat seorang rekan kerjaku yang lain membawa tas kulit jinjing berwarna coklat. Tentu saja rekan yang ada disampingku merasa kaget dengan penampilan yang tidak biasa itu. Kekantor untuk bekerja saja tidak pernah melakukan seperti itu, membawa tas jinjing kulit agar terlihat lebih perlente. Aku dan rekanku jadi tertawa melihat penampilannya, penampilan yang jadi lucu karena biasanya kami bersenda gurau bersama, kok sekarang berpenampilan serius.

Sambil berjalan menuju ke pintu masuk bagian samping Hotel aku lihat hampir semua rekan-rekanku yang aku kenal tidak aku lihat lagi. Walaupun aku masih melihat seseorang yang masih belum masuk. Aku menyapanya ketika aku melaluinya. Setelah saling bertegur sapa kami bertiga memasuki lobi Hotel dari pintu samping kanan yang berseberangan dengan tempat parkir sepeda motorku.

Di dalam ruang lobi rekan-rekanku berkumpul. Mereka masih belum diperbolehkan naik menuju ke tempat tes wawancara karena ruangan untuk tes sedang ditata. Aku memilih keluar dari lobi Hotel menuju ke arah tempat parkir daripada duduk-duduk di dalam lobi Hotel yang semua tempat duduknya terisi oleh rekan-rekan yang sedang menunggu untuk tes wawancara. Aku pikir, di luar lobi lebih enak, di pojok kiri jalan menuju area parkir ada bangku kayu yang bisa aku duduki.

Tidak terasa sudah tigapuluh menit berlalu, aku lihat dari daun pintu kaca rekan-rekanku yang ada di dalam lobi Hotel bergerak menuju ke arah lift.  Aku dan rekar-rekanku memasuki lagi ke dalam Hotel. Seorang pelayan mengantarkan aku dan rekanku melalui lift menuju ke tempat wawancara yang sudah disediakan. Aku tidak ingat di lantai berapa lift berhenti, yang pasti begitu pelayan keluar lift aku dan rekanku juga ikut keluar juga.

Aku lihat semua meja untuk tes sudah diduduki oleh orang-orang asing. Mereka semua orang-orang UAE. Ada 5 orang UAE dan 1 orang Indonesia pegawai dari Kedutaan UAE Jakarta. Lamaran aku serahkan kepada orang dari Kedutaan, demikian juga bagi yang lain lalu diminta untuk menunggu di luar bilik untuk dipanggil satu per satu.

Giliranku termasuk terakhir setelah hampir semua temanku selesai. Itu kemungkinan karena aku menyerahkan surat lamaranku hampir yang paling terakhir tadi. Lalu namaku dipanggil, dan aku masuk ke dalam bilik yang ditunjuk. Begitu aku masuk aku langsung mengucapkan salam lalu aku diminta untuk duduk di kursi depan meja orang yang sedang membuka surat lamaranku.

Benar saja perkiraanku waktu itu, setelah menanyakan tentang apakah aku Nasuki, dia langsung menanyakan tentang pekerjaanku saat ini. Aku tanpa menjawabnya dengan sepatah katapun kecuali mengambil kertas dari dalam map yang aku bawa berisi jawaban yang sudah aku cetak di kantor tadi sebelum aku berangkat dan meberikannya kepada orang yang menanyaiku. Dengan seksama lelaki di hadapanku dari UAE ini membaca isi kertas yang aku berikan. Dan setelah selesai dia menawari aku gaji dan fasilitas yang akan aku terima apabilla aku mau bekerja dengan mereka. Aku lalu bertanya kepadanya tentang bagaimana teman-temanku tadi?, apakah penawarannya sama?. Setelah dia menjawab sama, lalu aku memutuskan menerimanya. Aku pikir, sungguh suatu wawancara yang idial sekali buatku. Rencanaku sudah berjalan dengan baik. Aku hampir tidak mengatakan sepatah katapun dalam Bahasa Inggris lalu aku ditawari kerja. Sungguh luar biasa, demikian pikiranku mengatakan.

Setelah itu aku diminta untuk menuju ke meja lain yang ada di dalam bilik lain. Lalu aku menuju ke tempat yang ditunjuk oleh orang yang telah mewawancarai aku. Aku dipersilahkan duduk di depan orang yang sedang sibuk menulis pada lembar-lembar kertas di depannya. Ketika namaku disebutnya dan aku mengiyakan. Lalu aku diminta untuk menandatangani surat penawaran kerja.

Dua lembar kertas aku periksa dengan singkat, selain aku tidak terlalu serius untuk bekerja di UAE, juga aku tidak terlalu bagus dalam memahami tulisan dalam Bahasa Inggris. Yang penting angka 2000 Dolar Amerika aku lihat dengan jelas sebagai gaji penuh, serta ditambah fasilitas yang dijanjikan tertulis dengan jelas, kesehatan, rumah tnggal dan biaya sekolah anak semuanya tertera. Lalu aku menandatangani secepatnya, dan orang UAE yang duduk didepanku juga ikut menandatangani surat penawaran kerja dalam rangkap dua. Satu salinan yang sudah ditandatangani dia berikan kepada aku dan satunya lagi dia simpan. Tidak terasa proses wawancara dan penandatanganan penawaran kerja sudah selesai. Satu catatan yang aku lihat ketika orang UAE yang menandatangani surat penawaran kerja membuka surat lamaranku dari orang yang yang telah mewawancarai aku, aku lihat ada tanda bintang sebanyak tiga buah, entah apa artinya itu. Aku diamkan saja tanpa memberitahu siapapun.

Aku dan beberapa rekanku tidak langsung pulang setelah selesai acara tes ini. Aku masih mengobrol dan aku masih ingat salah seorang dari UAE yang mengetesku mengatakan bahwa "all indonesian are fresh", lalu aku timpali dengan mengatakan, "like from the forest". Setelahnya kami semua kembali ke kantor.

Setelah dua minggu kemudian ada khabar dari pihak Kedutaan UAE yang disampaikan melalui salah seorang rekan kerjaku bahwa aku merupakan salah satu kandidat yang akan lolos untuk diterima oleh pihak UAE. Aku sendiri tidak jelas tentang status perusahaan tempat yang akan aku tuju untuk bekerja nantinya. Dan akupun tidak terlalu memperdulikannya karena aku sesungguhnya tidak terlalu tertarik untuk bekerja di UAE. Kalau bisa aku katakan, limapuluh persen ketertarikanku pada penawaran ini.

Semua kandidat yang dinyatakan lolos diminta untuk melakukan tes kesehatan di tempat yang telah ditunjuk sesuai arahan dari pihak Kedutaan UAE Jakarta. Serta meminta surat dari Departemen Tenaga Kerja Cabang Surabaya. Walalaupun aku tidak terlalu menyukainya akan tetapi aku tidak akan memutuskan untuk tidak melanjutkan proses administrasi sampai nanti di hari terakhir dimana aku harus memutuskan yang sesungguhnya. Aku pikir, aku tidak ingin menyerah sebelum aku benar-benar harus menyerah. Untuk itu aku terus berusaha untuk menyerahkan surat-surat atau dokumen yang diminta agar prosesku terus berlanjut. Setelah aku menyerahkan semua dokumen yang diperlukan lalu aku dan rekanku diminta untuk menunggu paling tidak 2 bulan lagi tentang langkah selanjutnya.

Semua temanku yang telah dinyatakan lolos selalu saling berkomunikasi satu dan yang lainnya. Terkadang melakukan pertemuan khusus untuk tindak lanjutnya. Lama setelah ditunggu maka ada khabar pada akhir Juli 1994 bahwa diantara rekanku ada yang tidak lolos, dari 6 orang yang awalnya dinyatakan lolos kini dikurangi hanya menjadi 3 orang saja, 2 orang dari PT. Pal dan 1 orang dari luar PT. Pal. Dan untuk kepastiannya, maka semua tiiket dan pendafran ke Departemen Tenaga Kerja RI di Jakarta akan dilakukan paling lambat pada akhir Bulan Agustus ini.

Aku bagaikan berdiri di persimpangan jalan. Trauma pengalamanku ketika aku diterima di Pertamina dulu lalu tidak aku masuki terus menghantuiku. Pengalaman itu semakin meyakinkan aku bahwa, di kehidupan ini suatu kesempatan itu akan datang kepada seseorang hanya satu kali saja selama hidup seseorang, apabila tidak diambil, maka itu tidak akan pernah datang lagi.

Kebimbanganku terus berlanjut. Ketika aku sedang berada di kantor, melihat kondisi kantorku menjadikan perasaanku semakin kuat menginginkan untuk bekerja ke UAE. Lalu ketika aku sampai di rumah, dan melihat putriku yang masih berumur 13 bulan, perasaanku ingin tetap di Surabaya saja. Perasaan itu terus begitu sampai tiba pada jadwal sehari sebelum aku harus berkumpul di Jakarta, yang dijadwalkan pada tanggal 18 Oktober 1994.

Hari ini adalah tanggal 17 Oktober, hari Senen yang merupakan hari aku harus memutuskan apakah aku harus tetap bekerja di PT. Pal melepaskan kesempatan bekerja di UAE atau aku harus meninggalkan Surabaya menuju UAE. Seorang rekan kantorku sudah seratus persen akan berangkat. Dia sudah mengajukan surat pengunduran diri beberapa hari yang lalu serta sudah memiliki tiket kereta untuk berangjat ke Jakarta sore ini. Ketika berangkat untuk mengambil tiket dia aku antar ke Stasiun Kerata Api Pasar Turi. Sedangkan aku masih terus bergulat dengan perasaan bimbangku. Rekan-rekan kantorku ak banymencibirku, bahkan ada yang mencemoohkan aku karena dia masih meihat aku tidak berangkat sore itu, padahal besok pagi aku harus sudah berada di Kantor Kedutaan UAE Jakarta apabila aku memutuskan untuk bekerja ke UAE.

Sampai jam pulang kantorpun aku belum memutuskan, ketika jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Aku pulang seperti kebingungan. Hari semakin sore dan aku masih belum tau apa yang harus aku lakukan. Inilah kemungkinan akibat ketidak tegasanku sejak awal. Ketika sesuatu gudaan itu datang, maka aku tidak siap untuk menghadapinya. Inilah pengalaman hidup yang harus aku pegang.

Ketika aku sampai di rumah dan duduk-duduk di depan rumah sambil bergulat dengan perasaan galauku. Lalu aku menanyakan kepada tetanggaku yang memiliki anggota keluarga di Jakarta, bagaimana caranya ke Jakarta dengan waktu sore seperti ini. Tetanggaku mengatakan bahwa aku bisanya dengan cara ngecer (tidak secara langsung dengan satu kendaraan yang sama melainkan berganti kendaraan asal sampai tujuan). Dari Jalan Demak ke Semarang, lalu ke Kudus kemudian ke Jakarta. Detik itu aku meminjam uang Ibuku dan aku mempersiapkan pakaianku dengan tas gendong, setelah mencium anak dan istriku aku berangkat ke Jakarta.

Inilah awalku merantau ke luar dari kampung halamanku di Surabaya dengan tujuan akhir Abu Dhabi, Persatuan Emirates Arab.

 BERUNTUNG? 

Beruntung, itulah kata yang pas apabila aku katakan tentang awal perantauanku ini, bagaimana tidak?. Barangkali bisa juga tidak beruntung bagi orang sudah pernah mengalaminya.

Sebetulnya aku sendiri tudak mempercayai pada suatu keberuntungan, itu bukan mengapa, akan tetapi, untuk memaknai kata "Beruntung" terkadang ada konflik di dalam dadaku. Karena aku percaya bahwa semua itu terjadi karena adanya suatu usaha, termasuk juga hujan yang turun dari langit. Dengan kata lain, keberuntungan itu bukan terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya suatu usaha awal.

Aku berangkat dari rumah menuju Jakarta sekitar sebelum pukul 6 sore, tetapi yang jelas pasti pukul 5 sore lebih. Aku langsung ke Jalan Demak untuk menyetop bis malam jurusan Semarang, syukur-syukur kalau ada bis yang langsung menuju ke Jakarta. Setelah aku turun dari becak yang membawaku dari depan gang rumah, aku langsung mendapatkan bis malam jurusan Kudus. Bis tua tanpa AC itu sudah penuh ketika aku naik, namun karena aku benar-benar butuh naik secepatnya karena hari sudah sore dan kernet bis memastikan bahwa di Gersik nanti banyak penumpang yang turun, maka aku tetap saja naik dan duduh di depan, tepat di tengah dekat sopir tepat pada gundukan rumah mesin bis yang dilapisi sepon dan reksin coklat tua.

Bis menderu meninggalkan tempat aku turun dari becak tadi. Suara deru kendaraan lain yang berselipan terdengar nyaring karena jendela-jendela ada yang dibuka, tapi aku tidak memperdulikannya kecuali melirik ke arah belakan karena posisi dudukku harus menghadap ke belakang. Benar kata kernet, setelah kota Gersik dilalui, aku baru bisa mendapatkan kursi yang bisa aku jadikan untuk bersandar untuk beristirahat nanti. Tas gendongku aku letakkan di bawah lipatan lipatan kakiku dan tali gendongannya aku ikankan ke kaki kananku agar tas tetap dengan aku sampai di Kudus nanti walaupun aku akan tertidur. Demikian pikiranku.

Hari sudah gelap ketika aku duduk di kursi penumpang bis. Aku memilih merebahkan belakang badanku ke kursi yang sudah aku nantikan sejak aku naik tadi. Ini agar aku dapat tidur saja daripada memikirkan masalahku. Tetapi aku tidak bisa tidur juga walaupun sudah hampir satu jam aku duduk bersandar. Pikiranku ingat kepada putriku di rumah. Mana sebentar lagi istriku akan melakukan KKN di Nganjuk. Walaupun di rumah ada pembantu, apalagi putriku masih sedang lucu-lucunya untuk aku tinggal merantau jauh di Negri Arab. Batinku terus bergejolak. Wajah putriku datang bergantian dengan wajah-wajah orang-orang di rumah termasuk beberapa rekan di kantorku sampai aku tidak terasa telah tertidur di kursi bis malam.

Di Semarang aku termabangun ketika bis akan memasuki terminal bis. Ini merupakan pemberhentian pertama seingatku. Entahlah.., karena aku terlalu lelap tertidur tadi, maka aku tidak terasa apa yang telah terjadi. Aku coba turun sebentar sambil bermalas-malasan, untuk membeli makan saja aku malas kecuali turun agak tergesa agar cepat sampai di kamar kecil untuk buang air kecil. Dan sesegera pula aku kembali ke atas bis dengan tas gendongku yang aku bawa ke kamar kecil.

Tidak sampai lima menit aku duduk bis bergerak lagi untuk meneruskan perjalanan menuju ke Kudus. Aku coba tetap bermalas-malasan agar rasa kantukku tidak hilang sama sekali. Aku tidak terasa tertidur kembali setelah jalan kanan dan kiri dipenuhi dengan kegelapan sampai bis berhenti di terminal Kudus. Aku terbangun ketika kernet bis berteriak sebentar lagi terakhir, Kudus.

Di terminal bis Kudus aku tidak mendapatkan kesulitan dalam mendapatkan bis jurusan Jakarta. Tetanggaku kemarin sore benar, dalam hatiku mengucapkan terimasih kepadanya. Tanpa pikir panjang aku naik bis tanggung berwarna hijau untuk menuju Jakarta. Beberapa kursi di bagian belakang agak jarang penumpangnya. Aku mengambil di sisi kiri agak ke tengah dekat dengan jendela. Sambil aku letakkan tas gendongku sebagaimana yang telah aku lakukan pada bis tadi, aku rebahkan dudukku ke arah belakang sandaran kursi dudukku. Aku mengharapkan masih bisa tidur lagi sebelum sampai di Jakarta nanti mengingat suasana di luar masih gelap walaupun jam sudah menunjukkan pukul 3 malam lebih.

Bis  mulai bergerak walaupun semua kursi tidak dipenuhi oleh para penumpang. Tidak sampai sepuluh menitan suasana di luar sudah mulai gelap lagi. Pemandangan dalam perjalanan yang biasa aku nikmati sebagai pelawan kantuk tidak bisa aku lakukan, justru yang ada rasa bosan apalagi ketika lampu di dalam bis dimatikan, ini pasti akan membuat aku kantuk lagi.

Aku tertidur lagi ketika bis sudak keluar dari Kudus.  Tidak tau apa yang telah terjadi dalam perjalanan sampai aku terbangun ketika menurut keyakinanku bis sudah sampai di pinggiran Jakarta. Aku lihat jam di tangan kiriku sudah menunjukkan pukul 6 lebih. Di luar tidak seterang Surabaya di waktu pagi yang sama. Keadaan lebih remang-remangpun tetap saja membuat aku masih ingin menikmati sisa perjalanan menuju ke Terminal tujuan di Jakarta.

Aku merasa takut kehilangan kesempatan pemandangan luar yang hampir tidak pernah aku lalui selama ini. Jalan-jalan ribut oleh bunyi klakson kendaraan bercampur dengan deru suara mesin-mesin kendaraan sekitar bis. Mataku seakan tak berkedip menikmati asiknya aktivitas orang-orang sekitar Jakarta. Anak-anak sekolah sudah mulai berada di jalan menuju sekolah mereka. Warung-warung makan kaki lima sudah pada buka. Tanah merah nampak tidak menghembuskan debu-debunya karena ditahan oleh air hujan yang turun sebelumnya.

Aku tetap saja menikmati pemandangan ketika bis melaju semakin pelan. Aku lihat jam di tangan kiriku sudah hampir menunjukkan pukul 8 pagi ketika bis berhenti di suatu terminal. Inilah Terminal  Pulau Gadung. Aku jadi teringat tempat ini karena kali ini merupakan yang kedua kalinya aku menginjakkan kaki di Terminal ini.

Entahlah, bagiku Jakarta lebih serem tampang di jalan-jalannya. Aku harus mencari cara agar aku selamat sampai tujuan. Maka aku lebih baik memilih naik taksi saja menuju ke Kantor Kedutaan UAE Jalan Sisingamangaraja. Sopir taksi paham letak kantor Kedutaan UAE.  Sekitar pukul 9 pagi aku turun dari taksi untuk memasuki Kantor Kedutaan Besar UAE di Jakarta.

Pintu gerbang Kantor Kedutaan sudah terbuka. Suasana sepi menggambarkan kantor baru saja dibuka. Aku lihat temanku sudah duduk di kursi rotan menghadap ke taman Kantor ketika aku masuk ke dalamnya. "Akhirnya datang juga", merupakan sambutan temanku untuk menyapaku. Aku hanya tersenyum saja. Aku ceritakan tentang perjalananku semalam dan  kesenangan tertumpah dengan gelak-tawa seolah melupakan semua permasalahanku yang aku tinggal di belakang.

Yang ditunggu adalah seorang pegawai lokal dari Kedutaan yang sedang sibuk mempersiapkan berkas-berkas dan surat-surat yang diperlukan untuk urusan hari ini. Ketika orang yang ditunggu-tunggu itu muncul, dia memakai celana coklat berbaju puti berdasi merah motif kembang kemudian mengajak aku dan rombongan menuju ke Kamtor Depnaker RI dengan menaiki bis kecil.dari kedutaan  Rupanya anggota rombongan yang akan mengurus keberakngkatan untuk bekerja di UAE ada 17 orang. 3 orang aku sudah mengenalnya, dan sisanya tidak. Mereka ada rombongan dari Malang, dari Bandung dan dari Jakarta.

Aku dan semua anggota rombongan mengurus kartu asuransi tenaga kerja di Depnaker, semua biaya ditanggung oleh orang dari Kedutaan UAE. Urusannya hanya mengisi formulir, menunjukkan kartu kuning dari Depnaker Wilayah masing-masing, lalu diserahkan di konter. setelah itu menunggu untuk dipanggil.

Di dalam bis tadi ketika menuju ke Kantor depnaker, orang dari Kedutaan itu memberitahukan bahwa jadwal pemberangkatan ke UAE dengan pesawat Singapore Air Line adalah besok malam. Aku jadi berpikir tentang tempat menginap untuk tidur semalam nanti setelah selesai urusan di Depnaker ini. Seorang temanku yangmemiliki keluarga di Jakarta menawari aku untuk bermalam di rumah saudara istrinya di sebuah Kompleks Angkatan Darat di Jakarta. Aku mengiyakan saja tawaran gratis itu.

Aku lalu teringat PT. Pal, lalu aku mencari tempat untuk menelphon ke kantorku ingin memberitaukan kepada rekan kerjaku di PT. Pal agar surat kuasa untuk pengurusan pengunduran diri dari PT. Pal yang sudah aku persiapkan dan aku letakkan di dalam laci meja kerjaku agar diambil, dan surat pengunduran diriku agar diajukan saja. Rekan kerjaku agak terkejut mendengar aku menelphonnya untuk itu. Lalu ia bersedia untuk menjadi penguasaku dalam mengurus segala hal yang berhubungan dengan pengunduran diriku dari PT. Pal.

Sekitar pukul 2 siang semua urusan dapat diselesaikan. Di tanganku sudah aku pegang kartu asuransi tenaga kerja dari Depnaker. Aku simpan kartu asuransi itu menjadi satu dengan semua berkas-berkas penting milikku di dalam map plastik lipat untuk aku simpan di dalam tas gendomngku. Setelah itu aku dan teman baruku menuju ke rumah saudara istrinya.

Sungguh aku merasa beruntung sekali dapat tempat bermalam di teman baruku. Ini yang menurut aku merupakan suatu keberuntungan. diawali dengan berkenalan beberapa waktu yang lalu ketika di Surabaya, dia adalah lulusan ITS juga tetapi dia angkatan di atasku. Walaupun satu perguruan tinggi aku tidak pernah mengenalnya, karena aku di D3 dan dia di S1 dengan jurusan yang sama, Teknik Perkapalan.

Makan malam aku dan temanku diajak makan ke restoran oleh keluarga istrinya. Pagi hari aku makan roti dicampur kismis sebagai makan pagi. Aku masih saja memikirkan anak dan istriku yang sedang aku tinggal. Terkadang juga kedua orang tuaku. Mereka seolah sedang menahanku untuk tidak berangkat, tetapi kakiku sudah melangkah ke masa depan. Perasaanku untuk tetap tinggal di Pt. Pal sudah merupakan masa lalu. Aku harus yakin dengan keputusanku. Jika nantinya aku harus pulang karena tidak lolos masa percobaan selama 3 bulan, maka itu berarti aku sama saja sudah bekerja di PT. Pal selama 2 tahun dari segi gaji. Dan apabila aku bisa sampai bertahan 2 tahun bekerja, maka itu berarti sama dengan bekerja di PT. Pal selama 20 tahun. Aku harus tidak mundur lagi.

 Hari ini pada pukul 1 siang pesawat yang akan membawaku ke UAE akan berangkat dari Bandara Cengkareng (sekarang Soekarno-Hatta). Semua rombongan harus berkumpul di Kantor Kedutaan UAE Jakarta. Dari sana rombongan akan berangkat. Dari sana tiket pesawat dokumen visa masuk ke UAE akan  dibagikan.

Pukul 10 pagi rombongan berangkat dari Kedutaan menuju Bandara. Semua rombongan seperti mengikuti induknya, pegawai kedutaan yang menyelesaikan beberapa urusan mulai dari tiket, bagasi bawaan serta fiskal. Aku dan rekan-rekan lainnya mengisi formulir isian bagi WNI yang akan melakukan perjalanan ke Luar Negeri. Semua urusan dapat diselesaikan sedikit sebelum pukul 12 siang. Aku merasa lega ketika semua anggota rombongan bisa masuk melewati pintu immigrasi bandara.

Walaupun tadi sempat ada tas-tas dari anggota rombonga yang akan masuk ke dalam bagasi pesawat harus dibongkar karena kedapatan membawa cairan minyak bensol untuk korek api. Akhirnya setelah tabung seperempat liter yang berisi bensol dikeluarkan dan tidak boleh dibawa ke atas pesawat, maka semua urusan dianggap selesai.

Tepat pada pukul 1 siang pesawat benar-benar bergerak. Aku seolah-olah memanggil-manggil nama putriku yang selalu ada di depan mataku. Walaupun mataku aku coba pejamkan, bayangan dan baunya seolah masih menempel lekat mengikuti kemana saja saat ini aku melangkah. Setelah aku berdoa perasaan mendingan terasa lebih ringan seiring roda-roda pesawat terangkat meninggalkan landasan pacu bandara bersama badan pesawat. Dan aku benar-benar merasa bersyukur setelah posisi pesawat mendatar di udara.

Pikiranku tetap saja bekerja seakan-akan aku masih ada di rumah sana, padahal tadi aku sudah berbisik pada diriku sendiri mengucapkan, "Selamat tinggal Jakarta", namun aku masih belum bisa lari dari bayangan anak dan keluargaku.

Tawaran makan di atas pesawat sempat tidak aku dengar karena mataku asik membaca majalah yang aku ambil dari tempat dan diselipkan di belakang kursi di depanku akan tetapi pikiranku masih berada di rumahku sana. Makanan dan minuman di depanku aku harapkan dapat aku nikmati karena memang saat makan siang sudah terlambat hampir 2 jam dari yang biasa aku lakukan.

Dari Jakarta pesawat akan mendarat di Singapura sebelum selanjutnya ke Abu Dhabi. Pesawat dari Jakarta telah mengudara sekitar satu setengah jam sampai roda-rodanya menyentuh landasan pacu kembali, tetapi kali ini di Bandara International Changi, Singapura. Aku dan semua anggota rombnganku harus turun dan ganti pesawat. Penantian sekitar 5 jam aku gunakan untuk jalan-jalan di dalam Bandara Changi. Aku merasa asing dengan kesibukan orang-orang yang berjalan seperti berlari kecil saja. Tak satupun aku lihat orang bergurau kecuali aku dan anggota rombonganku. Aku merasa bersyukur sekali menjadi orang yang selalu menyempatkan untuk tertawa walaupun dalam kondisi lingkungan sibuk.

Singgah di Bandara Changi serasa sebentar, juga aku terasa sejenak sudah dapat melupakan akan perasaanku pada anak, istri dan orang tuaku. Lalu aku harus check in karena aku sudah hampir 4 jam jala-jalan mengelilingi Bandara. Sekitar pukul 7 malam pesawat mulai bergerak menuju ke Abu Dhabi. Perasaan gundahku mulai datang lagi. Aku ingin tidur saja seandainya bisa. Mataku seolah kaku walaupun aku pejamkan pikiranku tetap bekerja. Rekanku yang di sebelahku sudah ada yang tidur.

Makanan dan minuman mulai dibagikan oleh para pramugari dimulai dari depan. Kacang gurih aku puluk satu persatu dengan kedua jariku sambil aku nikmati rasanya. Minuman sari jeruk aku minum seruput demi seruput agar aku bisa menikmati mendorong kacang gurih. Sebentar kemudian ada pembagian makan lagi, kali ini makan malam rupanya. Aku lirik setiap langkah pramugari yang membagikan makanan semakin mendekati ke arahku. Aku pilih nasi daripada kentang, dan dengan daging ayam dari pada daging sapi atau ikan.

Setelah menikmati makan malam di atas pesawat perut terasa kenyang, mungkin terlalu kenyang. aku tidak bisa berhenti makan sebelum semua makanan yang ada di depanku habis aku lalap, termasuk keju, kismis dan sebuah rotinya. Kini aku pasti akan lebih mudah untuk tidur. Setelah tempat makanan dipungut kembali oleh pramugari yang memberiku makan, aku masih ditawari minum tambahan kalau aku mau. Aku gelengkan kepalaku karena perutku yang menolaknya. Aku buka selimut yang ada di dalam plastik fasilitas pesawat. Aku tutupi anggota badanku dengannya. Aku coba memejamkan mataku lagi. Tiba-tiba aku dibangunkan lagi dengan tawaran minuman dan sepotong kue. Rupanya aku jatuh tertidur hampir empat jaman. Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 4 pagi waktu Indonesia Bagian Barat, ini berarti sudah pukul 1 malam waktu Abu Dhabi.

Syukurlah aku bisa tidur walaupun badan terasa sedikit pegal karena sambil duduk di kursi penumpang. Aku lalu ke kamar kecil setelah makan kue dan minum sari jeruk kesukaanku.

Pengumuman perhatian dari kabin pesawat memberi tau bahwa sekitar satu jam lagi pesawat akan sampai di Bandara Internasional Abu Dhabi.Sambil aku duduk kembali setelah dari kamar kecil aku mendengarkan tentang cuaca, suhu dan waktu saat ini di Abu Dhabi. Pesawat menyentuh landasan Bandara Udara Internasional Abu Dhabi hampir pukul 2 malam hari. Ini berarti hari ini sudah memasuki tanggal 20 Oktober 1994. Rabu malam aku menginjakkan kakiku untuk pertamakalinya di tanah Abu Dhabi, Persatuan Emirates Arab.

Aku dan rekan rombongan saling menunggu dalam mengumpulkan barang bawaan dari dalam pesawat. Troli berwarna perak harus aku ambil sendiri. Semua orang yang menunggu barang bawaannya memungut barangnya sendiri-sendiri dari atas konveyor yang berjalan seperti bentuk ular. Rekan-rekanku memikirkan bagaimana menemukan orang yang menjemput kami semua.

Konter immigrasi aku lalui, demikian juga rekan-rekanku tanpa ada masalah. Aku dan rekan-rekanku clingak-clinguk mencarai orang yang menjemputku. Namaku tertulis di papan yang dibawa oleh seorang tentara bertubuh tinggi dengan hidung mancung dan berkulit sawo matang. Dia berseragam doreng ala tentara padang pasir berpangkat sersan. Dari ceritanya dia adalah anggota Tentara Angkatan Laut UAE. Aku lirik label bertuliskan arab di samping pundak kanan dan kirinya. Lebel di atas kantong kirinya bertuliskan UAE Naval Force.

Aku dinobatkan sebagai pimpinan rombongan olehnya dikarenakan nomer indukku adalah yang paling senior daripada anggota lainnya. Karena bahasa Inggrisku yang kurang mahir, maka peranku untuk berbincang-bincang dengan tentara yang menjemputku digantikan oleh teman se almamaterku yang dari Surabaya.

Aku dan rombongnku dibawa masuk ke dalam bis besar bersih berwarna padang pasir. Seperti warna khas kendaraan militer negara Timur Tengah yang aku lihat di telivisi. Sopir bis berseragam berwarna loreng khas tentara Padang Pasir pula, ia katanya berkebangsaan Pakistan, sedangkan tentara yang menjemputku berkebangsaan Bahrain. Aku heran juga dibuatnya, kok tentara UAE dari berbagai bangsa?.

Jalan menuju ke Pangkalan Angkatan Laut UAE tidak seperti yang aku bayangkan. Taman-taman hijau berbunga menghiasi seluruh pinggiran sepanjang jalan. Keadaan di balik pohon-pohon pinggiran jalan tidak bisa aku lihat karena hari masih gelap.  Rumah-rumah penduduk tidak serapat rumah-rumah di kotaku, Surabaya. Dan ukurannyapun tidak sekecil rumah-rumah kebanyakan di Kotaku. Lampu-lampu jalanan terang benderang membuat pandangan ke jalan bagaikan di siang hari saja. Tidak aku temukan jalan dengan lampu remang-remang seperti di Surabaya.

Hanya dalam waktu sekitar 20 menitan dengan naik bis, jalan yang lancar membuat bis sampai di pinggir pusat Kota Abu Dhabi. Gedung gedung bertingkat dalam Kota Abu Dhabi mulai kelihatan. Bentuk gedung-gedung bertingkat tidak bervariasi. Hampir semuanya berbentuk kotak saja.

Bis yang membawaku dari bandara belok kanan tepat di perempatan jalan deretan gedung-gedung bertingkat pinggiran Kota. Jalan ini dikenal dengan nama Al Falah Road. Pangkalan Angkatan Laut UAE tepat berhadapat dengan deretan gedung-gedung Jalan Al falah. Di belakang Pangkalan adalah Defense Road.

Pintu gerbang dijaga oleh tentara berseragam sama dengan orang yang menjemput dan sopir bis rombonganku. Tentara yang menjemputku lalu turun dari bis dan masuk kantor penjagaan yang berada di sebelah kanan pintu keluar pintu gerbang.

Penjaga pintu gerbang Pangkalan bersenjata warna hitam seperti AKA dengan jeli memeriksa daftar nama-nama semua anggota rombongan, termasuk juga semua tas-tas dan barang bawaan yang berada di atas bis. Walaupun tidak satupun anggota rombongan yang turun dari bis kecuali ketika diperiksa, tetapi aku merasa sedikit khawatir karena selama ini aku belum pernah berhadapan dengan orang yang sedang menggendong senjata sebesar yang ada di hadapanku saat ini.

Tentara yang membawaku kembali lagi ke dalam bislagi. Dan bis beserta penumpangnya diijinkan masuk untuk menuju ke Barak tempat aku dan rekan-rekan rombongan bermalam. Aku dan seorang rekan sesama almamater hanya semalam saja tidur di dalam Barak ini, dan mulai besok malam aku berdua akan tidur sekamar di tempat yang disebut Mes Sersan tidak jauh dari Barak malam ini. Sedangkan selannya akan tetap tinggal di Barak ini.

Inilah bagian awal aku merantau di Persatuan Emirates Arab.