Friday, May 30, 2014

Aa Gym di KBRI

Umum

"Aa Gym?". Wajah yang pernah aku ketahui melalui telivisi beberapa tahun yang lalu yang terbayang di kepalaku setelah membaca isi undangan KMMI untuk pengajian tanggal 24 Mei ini. Sebuah nama yang sudah tidak asing lagi bagi aku dan istriku. Dialah orang yang dikenal dengan "Manajemen Qalbu" yang sering masuk di telivisi Indonesia waktu itu. Walaupun aku sendiri sempat ragu apakah akan menghadiri pengajian langgananku ini atau tidak, itu karena Da'i kondang ini pernah dihebohkan oleh masalah pribadi dan keluarganya tetapi akhirnya aku dan istriku akan ke KBRI untuk mendengar dan melihat secara langsung ceramah Agama yang akan disampaikan oleh da'i, Aa Gym.

Menuju KBRI

Berangkat dari rumah sengaja dipilih waktu se-pas mungkin. Menurut perhitunganku, hari libur begini maka mobilku akan sampai di KBRI sekitar pukul 17:30, karena pada hari kerja saja waktu tempuhnya juga sekitar 30 menitan, apalagi hari Sabtu, banyak kantor libur, maka waktu tigapuluh menit dari rumah ke KBRI sudah lebih dari cukup. Sehingga ketika aku sampai akan bersamaan waktu dengan pembukaan acara. Itulah harapanku.

Dari Al Reef menuju KBRI, aku pilih jalan seperti biasa. Desingan suara mobil di daerah Bandara Internasional Abu Dhabi tidak sehiruk-pikuk ketika hari-hari kerja. Aku menengok ke kanan ketika melintasi jalan raya sebelah Khalifa City A, karena pikiranku sejenak teringat sekitar setahun yang lalu, ketika aku sekeluarga tinggal di daerah ini. Dan sesekali aku menengok ke kiri jalan memperhatikan radar-radar type baru memantau kecepatan untuk memastikan bahwa mobilku masih dalam batas kecepatan yang diijinkan. Tiba-tiba aku harus mengernyitkan dahi ketika di depanku semua kendaraan berjalan tersendat pelahan memenuhi semua jalur-jalur jalan. Aku langsung tersadar bahwa di depanku sedang ada kemacetan. Sadarku sudah terlambat karena mobilku sudah masuk jalan lurus tanpa bisa menghindar keluar ke jalan yang lain. Sambil aku injak pedal rem pikiranku memilih jalur mana yang harus aku ambil. Sementara di depan mata semua kendaraan sudah berhenti total. Aku menoleh ke kanan dan kiri tidak ada lagi jalan keluar, yang ada hanya jembatan layang sedikit di depan atasku untuk kendaraan memasuki jalur-jalur di depanku. Aku sadar bahwa mobilku sudah terperangkap pada macet hari libur Sabtu.

Sambil berpikir tentang apa penyebab macet kali ini, ada beberapa mobil dari belakangku mengambil bahu jalan. Aku teringat berita di koran online Gulfnews.com beberapa waktu yang lalu bahwa, Pemerintah UAE akan memberi hukuman keras kepada para pengendara yang menggunakan jalur di bahu jalan jika bukan untuk keadaan darurat, karena bahu jalan hanya diperuntukkan bagi Polisi, Ambulan dan kendaraan keadaan darurat lainnya. Jika tertangkap, selain denda sejumlah uang hukumannya juga termasuk kurungan penjara selama 3 bulan. Walaupun aku khawatir terlambat menghadiri pengajian di KBRI, aku miris juga untuk mengambil bahu jalan.

Kendaraan tetap berjalan bak merambat saja. Pandanganku lebih tertuju jauh di depan daripada memperhatikan kendaraan di depanku. Aku ingin tau, apa yang telah terjadi sehingga aku harus menaggung juga resikonya.

Aku lihat dikejauhan bis-bis pengangkut pekerja mulai mengalihkan jalurnya ke arah kiri. Aku pikir bahwa jalur kanan yang mereka tinggalkan akan jadi lowong. Aku keluar dari desakan sesaknya kendaraan ke arah jalur kanan yang ditinggalkah oleh kendaraan-kendaraan yang mengambil ke jalur kiri. Aku tersadar bahwa aku akan melakukan kesalahan apabila aku teruskan dengan jalur yang baru aku ikuti ini ketika jauh di depanku aku lihat ada lampu darurat memerintahkan bahwa semua kendaraan agar berpindah ke jalur kiri. Sambih agag gugup aku berusaha mengembalikan pisisi kendaraanku ke jalur yang lebih kanan. Semakin ke depan semakin diminta ke kiri oleh lampu darurat. Dan ternyata hari ini ada perbaikan jalan sehingga dari empat jalur hanya disisakan satu jalur saja untuk dilewati. Pantas saja jalannya macet.

Jam di dashboard mobilku sudah mendekati pukul 18 ketika aku memasuki areal KBRI. Dari banyaknya mobil yang parkir, tentu banyak sekali pengunjungnya. Sejak dari arah timur jalan depan KBRI tempat parkir sudah penuh. Aku melongok lebih ke depan sama saja. Setelah pintu masuk KBRI ada satu slot parkir beratap fibeglass kosong di depan Kantor Tenaga Kerja. Aku langsung masuk saja. Pikiranku ragu, apakah yang sedang aku masuki ini adalah tempat parkir atau jalan khusus untuk masuk ke Kantor Tenaga Kerja. Tanpa ragu lagi aku ambil saja karena hari ini hari libur, pasti tidak akan ada mobil yang akan menggunakan slot ini. Setelah aku keluar mobilku ada staf Diplomat KBRI yang aku kenal datang dan menghentikan mobilnya di belakang sebelah kiri mobilku. Istriku memintaku untuk mengeluarkan mobilku karena parkir yang aku ambil agar dipakai oleh staf Diplomat saja. Aku ingin bertanya kepada Diplomat itu, tetapi mesin mobilnya aku dengar sudah dimatikan. Tanpa ragu lagi niatanku untuk bertanya aku urungkan sebagai pengganti aku bertanya, apabila tempat parkir yang aku pakai ini direlakan untukku saat ini sebaiknya aku ingin bersalam saja sebagai tanda terimakasihku. Lalu aku dan rekan Diplomat bersalaman.

Makan Malam Bersama

Pintu gerbang KBRI tetap terbuka, tidak seperti hari-hari biasanya yang selalu tertutup. Didalam Area kantor KBRI depan gedung utama semua orang sudah menyesaki karpet yang digelar di tempat terbuka. Hangatnya awal musim panah tahun ini tidak menyurutkan semangat hadirin untuk mendengarkan apa yang sedang disampaikan oleh panitia. Gelaran karpet-karpet dibagi menjadi dua oleh kain biru panjang, bagian sisi barat untuk para hadorot dan bagian sisi timur untuk para hadirin.

Perasaanku tidak ingin duduk saja sampai setelah shalat Maghrib nanti, saat tauziah sebenarnya oleh Ustad Aa Gym diberikan. Ada satu meja dibelakangi yang hadir berisikan banyak buku. Aku tertarik dan mendekatinya. Aku pungut satu persatu buku-buku kecil yang dibandrol 10 Dirhaman saja, aku baca saja di bagian kulit belakangnya, buku demi buku, sampai pada buku yang paling besar, tebal dan berwarna abu-abu yang dihargai 100 Dirhaman, setelah aku baca tulisan di kulit belakangnya, aku tertarik dan berminat untuk membelinya. Secara sembunyi-sembunyi aku ambil dompetku dari dalam kantong celanaku, ini karena aku tidak terlalu yakin bahwa aku membawa cukup uang untuk buku abu-abu itu. Aku terpaksa membatalkan niatku untuk membelinya karena di dalam dompetku hanya ada satu lembar ratusan Dirham, dan uang itu hanyalah satu-satunya uang yang mengisi dompetku saat itu. Aku tidak menyesalinya walaupun aku sedikit merasa sayang karena aku tidak mengetahuinya apabila di acara ini ada juga buku yang ditawarkan kepada para yang hadir.

Aku menjauh dari meja itu menuju teras pintu masuk KBRI, di sana ada beberapa rekan yang hampir semuanya aku kenal baik nama ataupun wajah mereka. Sambil mendengarkan pengumuman panitia oleh pembawa acara aku salami semua yang berdiri di teras Kantor KBRI itu. Sejenak kemudian Ustad Aa Gym diminta untuk memulai mengambil makan malam.

Jam tanganku baru saja menunjukkan pukul 18:30 ketika di kedua tanganku sudah membawa piring dan mangkok plastik penuh dengan menu makanan yang aku ambil dari meja makan. Dua tusuk sate ayam dan setusuk sate daging sudah terlentang di atas nasi piring yang aku bawa. Mangkok yang menongkrong di atas piring separuhnya sudah terisi oleh sayur sop dicampur sepotong daging. Buah jeruk dan sebungkus kue-kue juga tidak ketinggalan aku bawa juga. Dan segelas air mineral tidak juga ketinggalan.

Aku duduk tidak jauh di depan Ustad Aa Gym. Setelah semua tiga tusuk sate, nasi dan sop aku habiskan Pak Ustad mulai membuka acara tambahannya. Acara siaran yang menurutnya didengarkan oleh banyak pendengar di manasaja melalui online.

Pak Ustad memakai handphone-nya untuk memfasilitasi acara itu. Dibuka dengan pembacaan salam lalu Pak Ustad memberitahukan bagaimana kemajuan Negara UAE yang dulunya dari gurun pasir sekejab bisa berubah menjadi moderen seperti sekarang ini.

Dibantu oleh penjelasan Diplomat KBRI semua yang hadir mendengarkan penjelasan yang diwali dengan permasalahan Tenaga Kerja Wanita Indonesia seperti berikut ini:

Tenaga Kerja Wanita (TKW)

Sebenarnya sejak bulan Oktober tahun 2013 yang lalu, pengiriman TKW ke UAE sudah diberhentikan. Namun pihak pengirim tenaga kerja tetap saja melakukan prakteknya mengirim para TKW dengan berbagai macam cara. Misalnya rute secara langsung ke negara tujuan dihindari, lalu diambil rute alternatif misalnya melalui Singapura, melalui Srilangka dan lain sebagainya untuk menghindari terdeteksinya mereka bahwa mereka akan dikirim khususnya ke UAE. Dari UAE oleh para agen penyalur akan dikirim untuk disalurkan ke Suriah, Jordania atau daerah mana saja di Timur Tengah ini, karena UAE merupakan pusat dari semua pengiriman itu.

Untuk mendangkan para TKW itu tidak murah, karena keuntungan para pengirim TKW di Indonesia dari 25 sampai dengan 50 juta Rupiah per TKW. Di sinilah permasalahannya mengapa pengiriman itu tetap berlangsung, ini merupakan bisnis dengan keuntungan besar.

Sitem yang berlaku untuk pembantu rumahtangga adalah sistem sponsorship atau Khafillah, dimana seorang pembantu yang sudah menjadi tanggungjawab sponsornya setelah masuk rumah sudah tidak bisa diganggu gugat lagi, walaupun Polisi saja tidak bisa melakukan apa-apa. Di sini ditengarai bahwa sistem ini merupakan sistem perbudakan moderen.

Kemajuan UAE
 
Cerita singkat tentang kemajuan UAE dalam sekejab dapat berubah dari daerah padang pasir menjadi sebuah Negara Moderen seperti sekarang ini karena pemerintah setempat memberikan pendidikan kepada para pemudanya dengan gratis, bahkan pemerintah mengirim para pemudanya untuk belajar ke manca negara.

Pengelolaan minyak di sini adalah, Semua hasil minyak adalah milik Negara. Pihak pengelola/ pengebor akan mendapatkan bagiannya (dibayar) setelah minyak yang dikeluarkan dari bumi sudah terjual. Semua hasil minyak harus masuk ke negara terlebih dahulu. Sedangkan di Indonesia adalah kebalikannya, minyak akan dimiliki oleh pengelola yang mengebor, lalu Pemerintah diberi hasilnya saja.

Di UAE adanya minyak menjadi suatu kebanggaan. Jadi mengapa para penduduk UAE cinta sekali kepada Sheikh Zayeed, pendiri Negara UAE. Shekh Zayeed yang dapat menyatukan semua Emirates di UAE ini. Awalnya termasuk Qatar dan Bahrain, tetapi kemudian mereka lebih memilih untuk menjadi negara sendiri-sendiri. Karena hasil minyaknya untuk mensejahterakan masyarakatnya. Income Abu Dhabi merupakan 90% dari total income minyak UAE. Dibandingkan denga Indonesia yang minus minyak, di sini minyaknya kelebihan, dan kelebihan itu untuk mensejahterakan rakyat Negara UAE ini.

Gaji seorang Mayor Jenderal sekirat 500 jutaan Rupiah, dan gaji anggota Dewan sekitar 900 juta lebih sekian Rupiah.

Di sini orang menikahpun dibiayai. Sampai sekarang ada Majelis untuk rakyat. Majelis ini terus berhubungan dengan rakyat. Semua permasalahan rakyatnya diusahakan diselesaikan oleh Majelis ini. Rakyat yang tidak memiliki rumah diselesaikan dengan diberi rumah atau tanah, rakyat yang terlilit oleh hutang diselesaikan dengan dibayar hutang-hutangnya, dan lain sebagainya. Walaupun hal yang seperti ini ada efek jeleknya, karena masyarakatnya kurang biasa menghadapi tantangan. Seperti di Jepang pernah Kaisarnya memperlakukan rakyatnya hampir seperti ini, tetapi kemudian dirubah karena ditengarai masyarakatnya kurang memiliki tantangan.

Di Indonesia apabila diberi kemudahan seperti itu akan memperlemah masyarakatnya, karena biasanya orang-orang yang biasa "fight" itu yang lebih mudah untuk sukses.

Para hadirin yang memiliki gaji  besar agar jangan selalu menuruti permintaan anak. Ajari mereka untuk menghargai nilai-nilai dari barang yang diberikan. Jangan dipenuhi setiap permintaan yang diinginkan mereka. Ingin berganti HP karena melihat temannya sudah ganti HP, karena akhirnya mereka tidak menghargai barang dan mereka sangat mudah untuk tidak sukses.

Sahabat Umar berkata, "Para pemimpin yang berkhianat dan harta berada di tangan orang-orang fasik, maka Negara akan hancur".

Acara siaran online ini ditutup dengan ungkapan salam dan terimakasih oleh Pak Ustad kepada yang sudah hadir di tengah kita, dan semoga dapat hadir kembali di lain waktu.

Tauziah       

Setelah shalat Maghrib bersama yang diimami oleh Ustad Aa Gym selesai, lalu dilanjutkan dengan shalat jamak yang diimami juga oleh Pak Ustad juga. Setelah acara shalat selesai semua yang ada di salah satu ruang KBRI untuk shalat, keluar menuju mimbar yang sudah dipersiapkan di depan gedung kantor KBRI.

Setelah acara pokok dibuka oleh pembawa acara kemudian dilanjutkan dengan penbacaan ayat suci Al-Qur'an termasuk terjemahannya oleh dua anak lelaki berbaju kondora. Merekalah ananda Said dan Salman.

Ketika Ustad Aa Gym naik ke mimbar dan menghadap yang hadir, semua yang hadir diminta untuk membaca surat Alfatehah. Pembacaan surat Alfatehah secara bersamaan menandai dibukanya tauziah oleh Ustad Aa Gym. Dan dilanjutkan dengan ucapan salam kepada semua yang hadir olehnya. Sebelum inti tauziah benar-benar dimulai, Pak Ustad membacakan kalimat Tahmid dan dilanjutkan dengan bacaan Salawat Nabi.

Menurut Pak Ustad bahwa semua yang ada di dunia ini adalah baik kecuali dua, yaitu bagi  yang tidak bersyukur, dan tidak beriman bahwa semuanya itu diciptakan oleh Allah.

Pak Ustad lalu bertanya kepada para yang hadir;

Apakah jarak dari Dubai ke Abu Dhabi itu jauh?". Serentak semua yang hadir tetap membisu sambil membelalakkan mata mereka mencoba memperhatikan tentang maksud dari pertanyaan Pak Ustad. Tak ada satupun yang hadir mampu menjawab pertanyaan Pak Ustad lalu dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya, yaitu;

"Apakah hari ini panas atau tidak?", Semua yang hadir semakin kelihatan penasarannya karena tak satu mulutpun mengeluarkan jawaban pertanyaan-pertanyaan itu, sampai akhirnya Pak Ustad sendiri menjawabnya. Jawabannya adalah;

"Dubai mah... dekat jika dibandingkan dengan harus datang dari Amman, Jordania atau tempat-tempat yang lebih jauh dari pada Dubai. Suhu di sini adalah panas jika dibandingkan dengan suhu di kutub". Itulah jawaban Pak Ustad menggambarkan bahwa semua itu adalah relatif.

"Judul ceramah kali ini adalah, Indahnya Hidup dengan Bening Hati". Demikian Pak Ustad mengawali pokok tauziahnya. dan dilanjutkan bahwa:

Sebenarnya semua rahasia hidup ini adalah hati. Apabila hati bahagia, semuanya akan ikut bahagia. Apabila hati marah, semua keadaan akan menjadi ingin marah. Apabila hati jatuh cinta, maka semua keadaan akan langsung ikut jatuh cinta. Apabila sakit hati, semuanya langsung sakit hati pula dan seterusnya. Sayangnya banyak orang yang tidak memikirkan keadaan hati mereka.  Orang lebih mengutamakan dan lebih sering membersihkan rumah mereka daripada membersihkan hati mereka. Orang lebih suka rumah yang besar daripada hati yang besar. Orang lebih mencari rumah yang lapang daripada hati yang lapang.  Bahagia itu tempatnya hanya ada di hati, bukan di rumah, bukan di diskotik, bukan karena banyak harta, bukan karena jabatan yang tinggi atau di tempat-tempat lainnya. Jadi, jagalah hati saja jika ingin hidup bahagia.

Peristiwa beberapa waktu yang lalu bagaimana seorang berkebangsaan Jerman yang kayaraya melakukan bunuhdiri dengan menabrakkan mobilnya ke kereta api yang sedang berjalan. Bagaimana seorang yang sangat terkenal, Michel Jackson mati karena overdosis obat bius. Bagaimana seseorang yang memiliki jabatan tertinggi sebagai seorang presiden Brasil, mati bunuhdiri dengan menembak dirinya sendiri.

Jadi, bahagia tidak biasa diukur dengan harta. Bahagia tidak bisa diukur dengan ketenaran. Bahagia itu tidak bisa diukur dengan tingginya jabatan. Bahagia itu adalah urusan yang ada di hati.

Lalu Pak Ustad melanjutkan bahwa; Hati itu dibagi menjadi 3:

Yang pertama adalah, "Qolbun Mayyit", adalah hati yang mati. Hati demikian adalah hati yang hanya ditentukan oleh nafsu. Contoh dari hati yang mati adalah, bagaimana seorang ibu telah berbuat tega dengan  menggunting lidah anaknya sendiri karena anaknya tidak bisa diam. Seorang bapak telah melakukan sodomi terhadap 50an anak-anak kecil. Itulah ciri-ciri Qolbun Mayyit.

Yang kedua adalah, "Qolbun Marid", yaitu hati yang sakit. Orang yang memiliki qolbun marid ini akan merasa bahwa hidup ini tidak enak. Sama halnya jika sedang memiliki badan yang sakit, apalagi dibarengi dengan telinga yang mendengung, lalu ada asam uratnya. Hidung yang tersumbat akan merasa sudah sangat tersiksa. Hidup menjadi tidak enak. Apalagi hatinya.

Dan yang ketiga adalah jenis hati yang disebut "Qolbun(s) Salim", hati yang sehat. Hati yang damai. Hati yang Bersih.  Ciri-cirinya biasanya, lahoufun alaihim walahum yahzanun, jadi hati yang tidak akan pernah takut kepada siapapun kecuali kepada Penciptanya. Makin sehat hati, makin banyak yang tidak ditakuti. Makin banyak takut terhadap keadaan duniawi, makin tidak salim qolbu seseorang.

Lalu Pak Ustad meminta para yang hadir untuk mengangkat tangan mereka bagi siapa yang merasa memiliki qolbun salim. Artinya bagi mereka yang tidak memiki dosa samasekali. Tak satupun dari yang hadir ada yang mengangkat tangan mereka, kecuali semuanya saling memperhatikan keadaan di atas kepala yang hadir apabila ada seseorang yang sedang mengangkat tangannya. Untuk memecah kesepian Pak Ustad melanjutkan dengan meminta mengangkat tangan bagi siapa yang memiliki dosa sedang. Keadaannya sama saja seperti permintaan Pak Ustad yang pertama, tak satupun tangan yang diangkat. Kemudian banyak tangan yang diangkat ketika Pak Ustad melanjutkan dengan meminta untuk mengangkat tangannya bagi siapa yang memiliki dosa besar. 

Penyakit hati itu dikenal dengan nama,  Simuntakik-uk. Si berarti sirik, Mun berarti munnafik, Ta berarti takabbur, Kik berarti dengki dan Uk berarti ujub. Ada pula yang disebut Cidun, cinta dunia. Tambahnya.

Lalu semua yang hadir diminta untuk tidak ada yang marah dengan istilah diatas, Pak Ustad mengatakan bahwa, namanya saja ngarang.

Lalu Pak Ustad melanjutkan tentang pemahaman dari kesirikan.

Contoh memempeleng orang lain, menganbil uang orang lain adalah bentuk kezoliman. Sedangkan kesirikan adalah bentuk kezoliman yang paling besar. Untuk itu disebutkan bahwa semua dosa, sekecil atau sebesar apapun akan diampuni kecuali dosa sirik. Inilah sumber kejelekan seseorang. lanjutnya.

Yang disebut Iyalah adalah segala sesuatu yang telah menguasai hati seseorang. Yaitu yang membuat hati seseorang menjadi bahagia. Yaitu Allah. Sedangkan iyala-iyalah yang lain daripada Allah itulah yang disebut sirik. Iyalah yang telah membuat kita tidak bahagia. iyalah yang selalu membuat seseorang gelisah, seperti iyalah harta, iyalah jabatan, iyalah takut kelihatan tua, iyalah agar selalu kelihatan muda terus, iyalah uang dan lain sebagainya.

Lalu Pak Ustad melanjutkan;

Ada yang telah diperbudak oleh pasangan hidupnya, sang istri mengatakan. "Aduhai suamiku, engkaulah pelita hidupku". Hadirin banyak yang tertawa mendengar ungkapan itu. Lalu Pak Ustad melanjutkan dengan mengatakan bahwa, suami yang memiliki pasangan hidup demikian adalah ciri suami yang gagal terhadap pasangan hidupnya. Suami ini telah membuat istrinya memiliki iyalah selain Allah. Suami ini tidak bisa membuat istrinya mencintai Allah. Bagi wanita, lelaki demikian jangan lagi dicintai, karena dia adalah lelaki yang gagal telah membuat anda mencintai selain Allah.

Kalau siriknya bagus, maka semuanya akan menjadi tidak bagus. Obat sirik adalah dengan menafikkan kalimat, "Lailahaillallah". Tiada Tuhan selain Allah. Tiada pencipta selain Allah.

Lalu Pak Ustad menanyakan yang hadir bahwa, siapa yang bisa membuat anak?. Pak Ustad melanjutkan bahwa, "Boro-boro membuat anak, menggambar anak saja tidak bisa. Jangankan membuat anak, membuat sehelai rambut anak saja tidak bisa".

Lalu Pak Ustad melanjutkan dengan bertanya lagi, "Adakah ciptaan Allah yang gagal?, yang jelek?". Jawabannya adalah, tidak ada. Yang bilang, ada atau jelek itu kita, sedangkan bagi Allah, tidak.   Coba lihat bagi orang yang diciptakan tidak memiliki kaki, kitalah yang mengatakan bahwa orang itu cacat. Kitalah yang mengatakan bahwa orang itu buntung. Bagi Allah, tidak, karena bagi orang tidak memiliki kaki dan datang ke tempat-tempat yang baik akan diberi pahala yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang memiliki kaki yang utuh. Itulah rahasianya. 

Bagi yang merasa bagus jangan sonbong, dan bagi yang merasa kurang bagus juga jangan minder. Semua itu dari Allah. Semua itu ada hikmahnya.

Lalu pertanyaan berikutnya adalah, "Yang membikin bibir itu siapa?", serentak sebagian yang hadir menjawab, "Allah". Lalu Pak Ustad melanjutkan, "Jangan takut tidak laku bagi yang memiliki bibir tebal. Jangan minder walaupun bibirnya kelihatan seperti ban radial". "Justru bibir tebal itu yang eksotis", serentak hadirin tertawa. Mau dibikin tua, dibikin keriput, dibikin menjadi apapun nikmati saja. Pemberian tanda ketuaan seperti uban boleh dirawat, boleh dijaga, tetapi semua itu tetap harus dinikmati.

Ada orang yang memiliki "balong besi, otot kawat dan leher beton", orang itu merasa tinggi hati. Coba, beri saja muntaber, nanti kan menjadi sulit berdiri. Lalu banyak yang hadir tertawa. Sekarang ada wabah Mers, lanjut Pak Ustad. Pekerjaan Mers itu bertasbih. Jangan khawatir, tenang saja, nggak pakai Mers saja pada meninggal. Jangan takut. Tidak ada penyakit yang membikin orang mati. Yang membikin seseorang itu mati adalah karena waktunya sudah habis. Lahir di Indonesia, mati di sini. Kematian itu harus ada tiga syarat, yaitu, waktu, tempat, dan cara.

Anak kita ciptaan Allah, jangan minder bagaimanapun bentuknya. Tidak boleh orang tua jadi ujub terhadap anak. Semuanya ciptaan Allah.

Kalau ada orang yang mengatakan kepada anda setelah tidak bertemu sekian lama, lalu bertemu dan mengatakan bahwa anda semakin muda, lalu anda langsung mentraktirnya karena anda merasa senang. Sebenarnyya anda itu telah dibohongi oleh oarng itu. Tidak ada di dunia ini yang semakin kelihatan muda, pasti semakin tua.

Orang India, orang Afrika semuanya adalah ciptaan Allah. Nyamuk juga ciptaan Allah. Kecoak juga ciptaan Allah.

Ketika anda di dalam kamar mandi, anda melihat seekor kecoak yang sedang terpeleset dan tidak bisa berjalan karena kakinya berada di atas. Tentu yang akan anda lakukan adalah, anda akan melepas sandal anda, lalu menebok si kecoak tak berdaya itu sampai mati karena anda jijik atau takut. Padahal kecoak tadi maunya ingin menemui sanak familinya lalu kepereset, dan anda temukan lalu anda bunuh. Kecoakpun adalah ciptaan Allah. Seandainya anda menolongnya ketika dia kepleset, maka kecoak akan melakukan niatnya untuk bertemu keluarganya, anaknya atau sahabatnya. Tentu anda sebagai penolong makhluk Allah akan mendaptkan pahala juga.

Kemudia Pak Ustad melanjutkan dengan kisah yang lain.

Ada anjing yang sangat kehausan, karena hausnya sampai-sampai si anjing itu mejilati pasir mengharap adanya sisa air yang menempel. Lalu ada seorang wanita datang. Wanita ini adalah wanita pezinah. Wanita itu merasa iba melihat anjing yang sedang kehausan, lalu dia mengambil air dengan menggunakan sepatunya. Karena kebaikan si wanita ini dengan menolong seekor anjing yang sedang kehausan, maka wanita ini telah diampuni dari dosa-dosanya yang telah lalu. Artinya, dosa zinah yang telah ia lakukan telah diampuni dengan membantu seekor anjing yang membutuhkan pertolongan.

 Semua makhluk diurus oleh Allah. Sehebat apapun seorang ibu mengurus anaknya tidak seberapa jika dibandingkan dengan Allah mengurus anak ibu. Allah mengurus anak ibu selama 24 jam penuh dalam sehari, dan terus-menerus tidak terputus. Sedangkan ibu hanya beberapa saat saja. Mungkin minta makan, ketika minta dibersihkan dan lain sebagainya. Waktunya hanya terbatas.

Tip agar anak jadi anak sehat, bukan hanya menasehati anak saja. Tapi orang tuanya terlebih dadulu harus jadi soleh. Anak itu akan merekam apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Anak itu merupakan titipan dari Allah. Orang tua menyuruh anaknya mengngaji, tetapi orang tuanya sendiri tidak mengaji. Jangan salahkan anak jika anaknya tidak suka mengaji, karena orang tuanya tidak mau mengaji juga.

Lalu Pak Ustad meneruskan dengan cerita lain lagi.

Ada seorang ibu yang memakaikan kerudung kepada anak gadisnya, kerudungnya ditata dengan bagus, dihiasi dengan bros yang bagus, warna kerudungnya bagus sekali. Pada keadaan ini ada yang aneh dan kontras ketika itu, karena si ibu memakaikan kerudung bagus untuk anak gadinya tetapi dia sendiri sebagai orang tua tidak memakai kerudung.

Seorang suami itu juga ciptaan Allah. Demikian lajut Pak Ustad dalam tauziahnya. Ibu tidak akan bisa untuk membolak-balik hati suami ibu. Kemudian Pak Ustad bertanya, "Siapa yang bisa membolak-balik hati seseorang?", Serentak yang hadir menjawab, "Allah".

Ada seorang wanita yang selalu rapi, baik rumahnya, halaman rumahnya, serta dirinya sendiri. Padahal dia memiliki seorang suami tunanetra. Lalu ada orang lewat dan bertanya. Mengapa ibu selalu rapi, toh suami ibu tidak bisa melihatnya?. Si wanita itu mengatakan bahwa, apa yang dilakukannya hanya karena Allah, semua ini adalah milik Allah.

Semakin besar rasa ingin dicintai, semakin besar rasa ingin dihargai, semakin besar rasa ingin dipuji, hati bapak atau ibu semakin sakit. Kita punya atasan, atasan kita ciptaan Allah. Mencari perhatian dari atasan itu sirik. Kalau anda ingin bekerja, ya.. bekerjalah saja. Kalau anda ingin baik, ya... berbaiklah saja. Kalau anda ingin Jujur, ya... jujurlah saja. Jangan karena takut atasan maka anda jadi bekerja, anda jadi baik, anda jadi jujur. Jadi, tunjukkan saja semua yang anda lakukan karena takut kepada Allah.

Pak Ustad melanjutkan dengan contoh lain.

Ada seorang Bapak yang ingin melakukan I'tikaf di Masjid. Lalu mengatakannya kepada istrinya, istrinya tidak percaya. Hahh...mau I'tikafdi masjid semalam? Apa iya?, hahh..?, hahh...?. Banyak yang hadir jadi tertawa mendengar ini. Istri mau percaya atau tidak itu terserah. Yang penting anda melakukan I'tikaf di Masjid, anda hanya takut kepada Allah. Tunjukkan itu, nanti istri akan percaya sendiri melihat bukti yang anda tunjukkan.

Jadi, yang membolak-balik hati itu adalah Allah. Orang jujur itu dikasihi Allah. Bagi orang yang bekerja sebagai pedagang juga sama, yang membolak-balik hati manusia itu adalah Allah.

Lalu Pak Ustad mnanyakan hadirot yang hadir, siapa yang tidak punya suami?, atau sedang becerai dengan suaminya?. Tak satupun dari hadirot yang menjawabnya kecuali beberapa dari mereka yang menahan gelak atau senyum mereka. Lalu Pak Ustad melanjutkan ceritanya bahwa, Pak Ustad dulu pernah tinggal di Komplek Ankatad Darat, karena dia merupakan anak Tentara. Di sana banyak janda, mereka tidak punya suami, tetapi mereka semua pada makan, mereka semua pada berteduh. Jadi, jangan takut. Prinsipnya, ada nafas ada rezeki.

Ibu-ibu ke sini bukan mencari rezki, lanjut Pak Ustad sambil melihat ke arah kerumunan para hadirot. Tetapi menjemput rezeki. Contohnya sederhananya. Ibu ingin menjemput anaknya yang sedang berada di Blok M, tetapi ibu mencarinya di Blok C, mana mungkin ibu akan bertemu dengan anaknya. Begitulah rejeki. Rejeki itu sudah ada, jangan dicari tetapi dijemput.

Lnjut Pak Ustad, ada seorang ibu hamil. Rejeki ibu itu ada di dalam perutnya. Ketika ibu hamil, semuanya dimakan, jengkol, ubi, kacang, pete dan lain-lain. Rasanya tidak tau bagaimana semua dimakan, ibu tinggal ngunyah saja. Semua yang dimakan termasuk jengkol, pete, ketela menjadi sari untuk bayinya.

Semua itu sudah ada yang ngatur. Manusia itu adalah primata yang lemah. Monyet saja begitu lahir langsung bisa bermain. Manusia?. 9 bulan setelah lahir bisanya hanya bisa menangis terus. Untuk seorang bayi rezekinya ada dari ASI, ada dari susu sapi. Apakah bayi mendekiati sapi ketika dia ingin meminum susu sapi?. Serentak yang hadir banyak yang mengatakan, "Tidak...". Karena bayi itu hanya membutuhkan air susunya, bukan susunya, maka yang datang adalah air susunya. Jadi, rezeki itulah yaang mendekati bayi, bukan bayi yang mendekati air susu sapi.

Malam ini kita sudah makan di sini. Demikian lanjut Pak Ustad. Coba hitung berapa langkah kita telah mendekati makanan yang telah kita makan malam ini. Berapa ribu langkah yang telah kita lakukan untuk sampai ke tempat menu makan malam ini. Demikian juga bahan makanan-makanan itu. Beras, cabe, daging, wortel, garam dan lain sebagainya datang kepada kita. Mana yang lebih hebat, makanan telah mengejar kita, datang ke kita. Sampai kapan rejeki ini akan datang kepada kita?, Sampai kita mati, dimana ada nafas ada rezeki.

Jadi, jangan takut tidak punya rezeki, takutlah apabila tidak punya iman, takutlah kalau tidak bersukur. Dan bersabarlah ketika rezeki itu belum didapat, itu karena masih ditahan. Jangan menjadi tidak mempunyai keridoan karena waktu pengeluaran rezekinya ditunda.

Masalah kedunian itu jangan dimasukin hati. Coba perhatikan ketika kita menerima gaji, memiliki uang. Sebagian diberikan kepada istri, sebagian untuk belanja, sebagian untuk anak-anak, sebagian untuk membayar kredit ini dan itu, uang itu tadinya dari sini pindah sana, pindah ke situ.

Bagi yang punya rumah villa, siapa yang menikmati?. Coba perhatikan, pembantu anda yang seksi-seksi, karena tiap hari dia yang berenang dikolam renang villa anda. Jadi, yang menikmati villa anda bukan anda, tetapi pembantu anda.

Bagi yang punya rumah besar di Indonesia. Anda ada di sini, lalu anda yang membayar listriknya, pajaknya, yang membayar perawatannya. Siapa yang menikmati rumah anda? Pembantu anda juga yang menikmatinya.

Paling enak dalam hidup ini pakai rumus tukang parkir saja. Mobil datang bersukur, mobil pergi bersukur, ada mobil disetir, tidak ada mobil diam saja.

Dunia jangan dimasukkan hati. Punya tas bagus jangan dimasukkan hati. Tidak punya tas bagus juga jangan dimasukkan hati. Kalau dimasukkan hati ketika tas bagus sedang dipakai, lalu datang gerimis anda bisa tersiksa, menjadi repot untuk melindunginya. Kalau tasnya KW1 tidak apa-apa, kalau tas KW3 bisa celaka, begitu terkena air hujan jadi ketehuan. Pendengar banyak yang tertawa.

Jangan sampai menuhankan duniawi. Semakin banyak harta biasanya semakin kikir, semakin pelit.. Di majelis ini yang paling tenang adalah mereka yang selopnya paling murah. Yang punya selop mahal akan selalu was-was jangan-jangan selop saya diinjak-injak orang. Pendengar lalu tertawa lagi.

Punya sofa bagus dirumah juga repot, ketika ada tamu merasa tidak tenang karena sofanya diduduki, apalagi tammunya berbadan gemuk, maka semakin resah perasaannya khawatir sofanya ambruk. Demikian pula jika tamunya membawa anak kecil, akan semakin tersiksa, mana si kecil dicurigai nantinya akan mengotori karpetnya  

Jagan sampai disiksa oleh barang-barang milik anda. Jangan seperti orang yang punya gelang, jalannya jadi berbeda, berat ke sebelah kiri karena gelangnya dipakai di tangan kirinya. Jadi, jalannya jadi tersiksa.

Agar tidak lengket melekat terhadap keduniaan, kalau ingin tahan terhadap pengaruh keduniaan, jika perlu, lakukanlah sholat. Itu nasehat dari Pak Ustad. Lalu Pak Ustad mempraktekkan bagaimana sholatnya. Dan yang hadir banyak yang tertawa karena pada setiap gerakan sholat selalu dibacakan bagaimana mendoakan barang-barangnya.

Berapa lama sih kesenengan dengan barang yang anda miliki?. Tidak lama. Coba, ketika ada HP baru, anda mencoba untuk mendapatkannya. Ketika ada baju model baru, anda mencoba untuk mendapatkannya. Perjuangan untuk mendapatkan barang-barang yang anda inginkan lebih lama jika dibandingkan dengan lamanya waktu anda untuk menikmatinya.

Lalu Pak Ustad bercerita tentang Tustel yang semakin hari semakin canggih saja. Suatu saat Pak Ustad ingin memiliki tustel, dan berkata,

"Selagi saya pergi ke Makkah saya membeli tustel yang paling bagus. Sampai di rumah saya jadi bingung untuk menyimpannya. Mau diletakkan di atas lemari takut jatuh. Mau disimpan di bawah takut ada kucing. Pokoknya membuat saya repot dan tersiksa dengan tustel saya itu, sampai suatu saat ada seorang dari pesantren yang sedang membutuhkan tustel. Lalu saya pinjamkan, saya bilang agar hati-hati dengan tustel ini, ini barang mahal dan canggih, harus betul-betul dijaga. Maka dipakailah tustel itu, saya juga jadi kepikiran dengan tustel canggih itu. Dan setelah acara selesai si pembawa tustel kembali kepada saya dan memberitau saya bahwa tustelnya hilang. Lalu saya mengatakan, alhamdulillah. Karena dengan adanya tustel itu saya jadi tersiksa. Sekarang setelah tustel itu hilang maka saya jadi bebas dari siksaan itu".

Mumpung masih sehat, maka bersekahlah. Kalau Allah ingin mengambil harta kita gampang saja, banyak caranya. Kalau mau bersedakah, jangan bersedekah dari sisa uang belanja, atau dari uang kelebihan lainnya, tapi rencanakan sejak dari awal, misalnya sejak sebelum menerima gaji canangkan jumlah sedekah anda sejak awal 5% dari jumlah gaji anda, atau 10% dari jumlah gaji anda. Ketika Pak Ustad menyebut 10% dari jumlah gaji, semua yang hadir banyak menjadi tegang. Lalu Pak Ustad mengumpamakan perasaan yang tegang itu dengan mengatakan, "Hah....?, 10% gaji?". Yang dijawab dengan tawa oleh yang hadir. Mumpung takdir anda sekalian dimudahkan rejekinya, maka bersedekahlah. Lanjut Pak Ustad.

Lalu  ciri-ciri orang pelit seperti orang memakai baju besi. Ketika dibuka akan mengeluarkan suara, ketika bergerak sedikit saja mengeluarkan bunyi. Demikian juga orang yang pelit, baru mengeluarkan sedekah sedikit saja keluhannya disengar semua tetangganya.

Agar menjadi bahagia maka bahagiakanlah orang lain. Misalnya ketika memberikan uang parkir, uang kembalian jangan diambil, kasihkan saja kepada is tukang parkir, biar dia merasa senang. Dengan senangnya si tukang parkir, maka hati yang memberi kelebihan uang kepada tukang parkir akan menjadi senang juga.

Tidak ada yang menentukan kecuali Allah. Lahaulah walakuataillabillah.

Sudah janjian, kalau Allah tidak mengijinkan tidak akan jadi. Ada seseorang suami istri mau pergi berangkat umroh, ketika mereka sedang  akan masuk pesawat tiba-tiba si istri sakit perut, lalu keluar sebentar untuk ke toilet, si suami terpaksa ikut. Ternyata sakit istrinya bukan sakit perut biasa dan dia harus dibawa ke rumah sakit, maka umroh mereka tidak jadi berangkat.

Janganlah mengharap kepada mahkluk, tetapi mengharaplah kepada Allah. Suami jangan menuntut kepada istri, jangan mengharapkan istri tentang ini dan itu, minta dihormati. Jangan lebai, bagi suami mencari nafkah itu adalah kewajiban. Orang tua jangan menuntut anak, membesarkan dan merawat anak itu adalah kewajiban, karena membesarkan anak itu adalah kewajiban orang tua.

Kepada makhluk itu jangan berharap, jerih payah tidak diahargai tidak apa-apa, Allah yang membalas semuanya. Makin banyak keinginan, makin sesak perasaan dalam hati ini. Biarkanlah semuanya kepada Allah saja. Hanya Allah yang menentukan. Jangan suka lebai, semua masalah yang diberikan kepada makhluk itu sudah diukur. Allah sudah memberikan masalah sesuai dengan kemampuan kita.

Tingkat perihnya hati seseorang tergantung dari kecintaan seseorang pada sesuatu itu. Untuk itu bungkus semua kecintaan itu dan serahkan semuanya kepada Allah. Allah maha tau, jadi semua serahkan kepada Allah.

Jangan mengharap pada makhluk, serahkan pada Allah, karena yang bisa membolak-balik hati manusia adalah Allah. Marilah nikmati hidup ini dengan bergantung pada Allah. Inilah ilmu Tauhid. Tidak ada yang menciptakan, yang membahagiakan, kecuali dari Allah.

Untuk memdengar ceramah saya yang lebih banyak lagi bisa melalui multi media, bisa dilihat di Aagym-tv dengan Android.

Lebih baik mempersiapkan anak-anak kita supaya hafiz Quran. Nanti ketika dewasa mau menjadi apa saja akan menjadi seorang hafiz. Jadi polisi, jaksa, dll yang hafiz Quran.

Ada dompet duhafa, bagi yang memiliki dana nanti Pak Ustad bisa mencarikan calon anak untuk dididik menjadi hafiz.

Bagi yang ingin tweeteran, ikuti Tweeter@aagym

 End