Sunday, August 11, 2013

BELI APARTEMEN DI ABU DHABI

Kondisi Umum Properti di Abu Dhabi

Akhir tahun 2007 harga sewa apartment di UAE terutama di kota-kota besar seperti Dubai dan Abu Dhabi benar-benar gila, di Abu Dhabi flat dengan 3 kamar tidur dengan luas sekitar 110 meter persegi seperti yang aku tempati saat sekarang ini harga sewa pertahunnya sampai 250.000 Dirham bagi penyewa baru, sedangkan bagi penyewa atau penghuni lama seperti aku sekeluarga masih sekitar 75.000 Dirham per tahunnya. Jika seandainya pemilik apartment mengusir aku sekeluarga dari flat yang sedang aku tinggali dengan alasan tidak akan disewakan lagi, lalu kemana aku akan mencari flat baru dengan harga murah yang terjangkau?.

Sewa flat yang berlokasi di luar kota seperti Shahama atau Albahiyah saja untuk 2 kamar tidur di akhir tahun 2007 sekarang ini seharga sampai 150.000 Dirham pertahunnya. Sungguh, bisa bangkrut aku!. Pikiran itu terus menghantui diriku dan semakin lama menjadikan semakin kuat alasanku sebagai penyebab untuk pengambilan keputusan membeli apartmen sendiri di Abu Dhabi, sehingga jika diusir oleh pemiliknya paling tidak nantinya aku akan ada shelter. Shelter untuk anak dan istriku serta shelter untuk barang-barangku.  Aku mulai menyampaikan hal ini kepada istriku. Sambil menunggu istriku menjadi yakin yang aku yakini ia akan mengikuti ajakanku, aku memulai mencari iklan-iklan properti di Abu Dhabi. Aku berkunjung ke setiap pameran properti di Abu Dhabi.

Ada launching properti baru terletak di sebelah Magta Bridge, Abu Dhabi. Flat sebanyak 300 unit habis terjual kurang dari 1 menit, demikian menurut berita sehari setelah hari lounchingnya. Berita itu melanjutkan bahwa para pencari dan pemburu flat rela memberi laba 10% saat itu juga apabila ada yang ingin mengoper flat yang didapat. Para pemburu flat harus mengambil nomor antri seperti sedang menunggu giliran masuk ruang periksa dokter untuk memeriksa pasien jika ingin berminat membelinya. Sungguh fantastis bisnis properti di Abu Dhabi saat ini. Demikian pula di daerah lainnya di UAE seperti Dubai, Sharjah, Ras Alkhaimah, Ajman, Fujairah bahkan Um-Alquin, menjual properti bagaikan menjual kacang goreng saja.

Tawaran proyek-proyek Kota Satelit baru seperti jamur di musim hujan saja. Transaksi penjualan tanah oleh pemerintah Dubai berjuta-juta Dirham per harinya. Aku semakin mantap tentang keputusanku. Aku akan mencari apartment sesuai dengan kemampuan keuanganku, bukan sesuai kebutuhanku. Aku kunjungi pameran di Marina Mall, juga di Abu Dhabi Mall. Aku merasa cocok pada flat nomor 5/204 dengan 1 kamar tidur yang ditawarkan oleh Plus Property di Abu Dhabi Mall, flat terletak di bangunan/building nomor 5 di lantai 2 flat nomor 4, lokasi fisiknya bernama Alreef Down Town, bangunan fisiknya akan dibangun dibelakang Abu Dhabi International Air Port, 35 kilometer dari tengah kota Abu Dhabi. Flat seharga 700san ribu Dirham aku booking dengan uang panjar sebesar 5000 Dirham. Per kakinya flat itu ditawarkan seharga 850 Dirham. Flat terdiri dari 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 toilet untuk tamu, 1 kamar tamu, 1 ruang dapur terbuka menyatu dengan tempat makan ala bar, dan tanpa balkoni.

Aku harus melunasi down payment sebesar 15% dari total harga sebelum 3 bulan ke depan. Aku coba menghubungi Abu Dhabi National Bank, bankku sejak aku sampai di Abu Dhabi tigabelas tahun yang lalu. Aku ajukan maksudku meminjam uang dengan durasi pembayaran 5 tahun. Aku hanya diminta membawa surat sertifikat gaji dari kantorku dan foto kopy pasportku. Uang sudah akan ditransfer ke dalam rekening setelah disetujui oleh manager kantor cabangnya. Dan benar, setelah persyaratan yang diminta pihak bank, kini uang muka 15% dari harga beli sudah aman di dalam saving account-ku.

Mencari Mortgage

Rasa berat aku rasakan untuk memenuhi persaratan yang diminta oleh pihak Plus Property agar seluruh sisa pembayarang harus sudah dilunasi selama 24 bulan terhitung setelah melunasi uang muka (down payment). Aku mencoba mengunjungi Finance House di daerah Khalidiyah, mereka menerimaku, aku diminta memenuhi surat-surat yang diperlukan, setelah semuanya selesai akhirnya ditolak juga karena Manazel bukanlah salah satu kliennya.

Aku coba lagi menginjungi National Bank of Abu Dhabi (NBAD) bagian housing mortgage, mereka mengatakan bahwa seksi ini baru saja dibentuk dan sekarang masih dalam tahap persiapan, jadi sampai sekarang belum bisa menerima pelanggan.

Kini harapanku tinggal Tamweel yang belum aku hubungi. Lelaki di pihak NBAD bagian housing mortgage memintaku untuk menghubungi Tamweel saja. Aku diberinya kartu nama seseorang di Tamweel dengan nomor telepon untuk dihubungi. Kantor Tamweel terletak di Marina Mall lantai 2. Hanya 10 menit dari kantor NBAD aku sudah sampai di kantor Tamweel. Seorang costumer service menerimaku dengan senyum. Aku merasa lega ketika orang yang menerimaku itu mengatakan bahwa developer Manazel  adalah salah satu pelanggan dari Tamweel. Aku langsung diberi perkiraan mortgage yang akan diterima. Satu hal yang agak berat mengenai persyaratan yang diminta oleh Tamweel, yaitu aku harus melunasi uang muka sebesar 25% dari harga beli. Aku pikir persyaratan yang diajukan akan dapat aku penuhi dan sesegera mungkin aku akan dapat mortgage dan aku tidak lagi pusing dengan masalah keuangan untuk flat yang sudah aku booking.

Aku selesaikan urusan dengan Tamweel, pemberi kredit untuk flatku. Aku merasa sedikit aman dengan apa yang aku persiapkan tentang tempat tinggal di Abu Dhabi ini. Aku harap ia akan selesai dan membawa kebaikan buat aku sekeluarga. Aku pikir kini seandainya aku punya tempat tinggal sendiri, maka aku tidak harus menyewa setiap tahunnya, dengan mengangsur setiap bulan akan terasa lebih ringan dan lagi, seandainya nanti aku sudah keluar dari UAE flat bisa aku jual lagi, walaupun rugi missalnya, masih lumayan ada sedikit uang kembali daripada menyewa semua uang yang aku bayar menjadi hangus masuk kantong landlord, apalagi kalau untung.

Aku melakukan akad kontrak dengan Tamweel Finance House, sistemnya adalah; flatku mereka beli sedangkan aku sebagai penyewa setiap bulan sampai 94 bulan, setelahnya flat menjadi milikku. Aku harus membayar sewa setiap bulan kepada Tamweel termasuk bunga yang dikenakan. Setelah aku total semuanya selama 94 bulan ditambah bunga aku harus membayar (7736x94)+70000+3500 = 800 ribu Dirham lebih, padahal pinjamannya hanya 520an ribu Dirham, dan total uang muka adalah 173 ribu Dirham lebih, maka total harga setelah lunas hampir 1 juta Dirham.

Pada akhir tahun 2008 sebenarnya seorang broker dari pihak Plus Property menawari aku agar menjual flatku, ia bilang bahwa aku akan mendapatkan uang kalau dijual sekarang. Waktu itu harga flatku sudah mencapai 1100 Dirham per kaki persegi. Aku tolak tawaran itu, seperti yang aku katakan di atas bahwa aku membeli flat di Abu Dhabi bukan untuk aku jual lagi dalam waktu dekat ini, tetapi untuk aku tempati sendiri kecuali kalau aku akan keluar dari UAE untuk selamanya.

Krisis Moneter Dunia.

Akhir Desember 2008 Amerika mulai diterpa masalah kredit macet mortgage, jumlah property yang berlimpah melebihi dari pada yang akan menempatinya. Dengan kemungkinan skenario seperti berikut; seseorang membeli properti pada pihak developer dengan harga X melalui amgsuran dari sebuah bank, kemudian properti ini dijual lagi kepada pihak kedua dengan harga lebih tinggi untuk
mendapatkan untung seharga X+1 dengan angsuran dari bank lain. Lalu property ini dijual lagi kepada pihak ketiga dengan harga X+1+2, harga yang lebih tinggi dari harga sebelumnya melalui bank juga. Demikian seterusnya sampai orang yang terakhir karena sesuatu masalah keuangan sehingga tidak dapat mengangsurnya lagi dan kemudian mengakibatkan propertinya disita oleh pihak bank yang terakhir. Di sini permasalahannya, harga properti sudah mencapai harga yang jauh lebih tinggi bahkan berlipat dari harga yang seharusnya, sehingga banyak bank yang merugi dan tidak bisa mengendalikan keuangannya dan menjadi bankrut.

Krisis di Amerika berarti krisis juga dibelahan bumi lainnya termasuk juga UAE. Sejak saat itu harga properti mulai turun dan terus sampai tiga tahun kemudian. Pada tahun 2010 harga flatku mencapai harga terendah yaitu 520 ribu dirham saja. Akhirnya kini harga total flatku kalau dijual hanya sekitar 650 ribuan Dirham, 50 ribu lebih rendah dari harga aslinya.

Awal Januari 2012 ini aku mencoba melihat bangunan fisik dari apartment yang aku beli, bangunannya sudah jadi bahkan sudah dicat sesuai warna rancangan luarnya, sedangkan pekerjaan interior, instalasi listrik, pipa dan lainnya masih dalam pengerjaan. Aku pikir masih ada waktu setahun lagi paling tidak untuk menyelesaikan seluruhnya sampai layak huni. Aku pernah mengunjungi Manazel, developer Al Reef Down Town memeinta penjelasan mengenai keterlambatan proyek apartmentku ini, pihak specialist di Manazel yang mengurusi pembeli unit di Alreef menjelaskan bahwa building yang sudah jadi saja masih belum bisa diserahkan kuncinya karena air dan listrik belum disambung oleh pihak Kotamadya Abu Dhabi, suatu masalah diluar kekuatan pihak Manazel, demikian alasannya. Bahkan mereka menyarankan agar tidak mengambil langkah legal menuntut pihak Manazel atas keterlambatan ini, semua diluar perkiraan pihak Manazel. Krisis keuangan dunia yang berimbas pada krisis keuangan juga di UAE, keterlambatan supply air dan listrik dari pihak Kotamadya karena memprioritaskan daerah baru Yas Island dan Sakdiyat Island menurut pihak Manazel Specialist. Akhirnya aku pasrah saja, toh semuanya pasti ada hikmahnya buat aku sekeluarga. Demikiankeyakinanku.

Unit Diserahkan

Bulan Juli 2012 aku dapat surat pemberitahuan dari pihak Manazel memberitahukan bahwa flatku sudah jadi dan siap untuk diperiksa. Aku segera menemui pihak Manazel Specialist dan membuat kesepakatan tentang waktu pemeriksaan dalam flat sebelum diserak-terimakan. Flat yang aku pesan tadinya bernomor 5/204 berubah menjadi 5/208. Menurut Mnazel Specialist sebenarnya flatnya sama tetapi karena ada perubahan nomor flat maka di dalam surat kontrak akan dilakukan amandemen bahwa flat 5/208 adalah yang dimaksud flat 5/204. Ada beberapa permintaan perbaikan yang tidak terlalu berarti aku tulis pada format yang sudah disediakan. Pihak pengawas yang menemani aku untuk memeriksa bagian dalam flatku mengatakan bahwa sekitar tiga bulan lagi mungkin kuncinya sudah dapat diserahkan, sedangkan sekarang sudah memasuki bulan Agustus 2012, berarti paling lambat akhir tahun ini aku akan dapat menerima kunci flatku. Ini hanya selang satu bulan sesudah sewa flatku di Khalifa City A habis pada bulan Nopember 2012.

Ketika bulan Desember sudah sampai pada akhir bulan, kunci flat yang aku tunggu belum juga diserahkan. Ini yang membuat aku harus menemui Manazel Specialist lagi. Lelaki yang aku temui mengatakan bahwa sebenarnya unit saya sudah siap tetapi belum dapat diserahkan karena ada unit yang lain dalam satu gedung masih belum selesai sepenuhnya karena ada beberapa perbaikan yang belum rampung. Pihak Manazel Specialist hanya dapat memberi perkiraan waktu sekitar sebulan lagi.

Akhirnya aku terpaksa memperpanjang kontrak flat di Khalifa City dengan sewa bulanan, untungnya si pengelola flat Khalifa City menyetujuinya tanpa kenaikan harga sewa karena memang ada beberapa flat tetangga ada yang kosong, mungkin si landlord sedang membutuhkan penghuni.

Awal bulan Pebruari 2013 aku menerima kunci secara resmi dari Manazel Specialist. Sebelum aku memasuki untuk menempati flat aku diwajibkan untuk memindah nama akun air dan listrik flatku. Aku urus balik nama dari Manazel menjadi atas namaku. Ada sisa tagihan yang ditinngal oleh pihak Manazel sebesar 61 Dirham, aku informasikan lewat telephon ke Manazel Specialist tentang sisa tagihan yang harus mereka bayar. Ia menganjurkan aku untuk melunasinya lalu kwitansi asli nanti diserahkan kepada mereka untuk ditagih uangnya ke pihak Manazel atau bukti tagihan aslinya diserahkan ke pihak Manazel Specialist agar nanti dibayar oleh pihak mereka. Aku bayar saja daripada aku kembali lagi untuk mengurus ke Manazel, toh jumlahnya tidak terlalu banyak, dan kapan saja dapat aku serahkan bukti pembayarannya untuk aku uangkan.

Pindahan

Setelah urusan pindah balik nama akun air dan listrik selesai, aku mulai mengepak barang-barang yang akan aku bawa pindah. Mulai dari barang-barang yang kecil-kecil sampai ukuran sedang yang dapat aku angkut dengan mobil Toyota Corolla dan atau Honda CRV ku. Hampir setiap sore ada saja yang aku angkut ke apartemenku dari flat di Khalifa City. Pengangkutan dilakukan oleh aku, istriku dan terkadang dibantu oleh putraku. Aku semacam dikejar oleh waktu antara batas waktu sewa flat Khalifa City yang akan habis pada tanggal 16 Februari 2013 dimana hanya tersisa dua minggu lagi sejak aku mulai mengangkut barang-barangku.

Aku tanyakan ke petugas keamanan tentang orang-orang yang sudah menempati gedung apartemen tempat flatku berada. Penjaga keamanan mengatakan bahwa belum ada satupun flat yang sudah terisi di building flatku berada, bahkan di building ini juga  belum ada petugas keamanan khusus seperti building-building lain yang sudah ada penghuninya. Bahkan pihak keamanan meminta aku untuk mengajukan permintaan penjaga keamanan apabila aku ingin segera menempati flatku. Dan aku meminta mereka agar menginformasikan kepada kepala keamanan Alreef Down Town dan mereka menyetujuinya.

Aku dan istriku mulai memilih-milih barang-barang mana saja yang akan dibawa ke flat apartemen baruku dan barang-barang mana saja yang tidak akan dibawa dan ditinggal atau dibuang. Flat baruku hanya 1 kamar tidur sedangkan flat yang aku sewa di Khalifa City memiliki 2 kamar tidur. Yang menjadi pikiranku adalah, ada putraku yang membutuhkan ruang tidur tersendiri terpisah dari aku dan istriku, akhirnya diputuskan bahwa putraku akan tidur di ruang tamu saja dengan membeli sofa panjang selain dipakai sebagai sofa untuk tempat duduk tamu, juga pada malam hari dipakai sebagai tempat tidur putraku. Aku pikir ini tidak mengapa, karena setelah bulan September ini putraku akan keluar rumah untuk kuliah dimana dia diterima, sehingga tidur di sofa adalah keadaan sementara saja, dan putraku memakluminya.

Akhirnya barang-barang yang besar atau sudah tua tidak dibawa serta ke apartemen baru, antara lain; tempat tidur utama ukuran King, kompor listrik 4 mata, meja makan, sofa, rak audio video, 2 meja kerja dan barang-barang yang lebih kecil lainnya. Lalu aku dan istriku membeli barang-barang baru seperti sofa, rak audio video, kompor listrik 4 mata bekas dengan permukaan gelas. Dan pada tanggal 16 Pebruari 2013 aku pindahkan semua barang-barang yang masih tersisa dengan menyewa truk ukuran sedang seharga 400 Dirham termasuk onkos 2 orang kulinya.

Internet baru dapat aku pindahkan keesokan harinya karena aku tidak ingin terlalu lama tanpa internet di flat yang baru, apalagi putraku sedang sibuk untuk mempersiapkan tugas-tugas akhir sekolahnya yang sangat membutuhkan sambungan internet di rumah. Bahkan karena proses pemindahan internet butuh waktu dua hari maka putraku terpaksa mengerjakan semua tugas-tugasnya di sekolah sampai dini hari. Setelah sambungan internet selesai maka keluargaku sekarang merasa benar-benar sudah pindah di flat milik sendiri.

Walaupun terasa sepi karena masih belum ada satupun tetangga di building nomor 5 tempat flatku ini, aku sekeluarga terasa senang-senang saja, tidak ada rasa khawatir karena penjaga keamanan gedung sebelah terkadang keliling setiap saat. Setelah aku tinggal selama duan minggu baru ada satu lelaki berkebangsaan Turki mulai membawa meubel baru satu truk. Setelah aku tanya ia menjawab bahwa ia dan keluarganya akan menempati satu flat di lantai 1. Aku merasa lebih senang sekarang paling tidak keluargaku sebentar lagi akan tidak lagi sendirian di apartemen ini, walaupun tetangga tidak satu lantai.

Semakin lama semakin banyak saja flat yang terisi, sampai saat ini di lantai 2 tempat flatku berada sudah terisi 3 flat dari 8 flat yang ada. Entah sampai kapan lantai 2 ini flat-flatnya akan terisi penuh, aku selalu mengharapkan secepatnya, dan semoga.

Kondisi Properti Saat Ini

Aku benar-benar terasa tidak percaya pada apa yang telah terjadi akibat krisis keuangan akhir tahun 2008 lalu. Satu tahun setelahnya hampir semua proyek pembangunan gedung-gedung baru terhenti. Bahkan yang sudah sedang dalam pembangunanpun banyak dihentikan. Tidak jarang sepanjang jalan antara Jabal Ali dan kota Dubai banyak bangunan yang belum jadi tidak diteruskan pembangunannya. Tidak jarang pula ada beberapa gedung yang tinggal finishing tidak ada lagi kegiatan. Besi-besi cor sudah tampak karatan. Derek-derek yang menjulang juga sudah ikut karatan. Konon ada cerita bahwa banyak kendaraan yang ditinggal di dalam tempat parkir Bandara Udara Dubai oleh pemiliknya yang pergi tidak kembali lagi. Itulah refleksi singkat tentang dampak krisis keuangan 2008 di Dubai.

Lain di Dubai lain lagi di Ajman. Sebelum krisis datang, di tepi jalan daerah Ajman yang pernah aku lalui dari Dubai menuju Ras Alkhaimah dipenuhi oleh bertaburnya Kota-Kota Satelit Baru dengan gambar-gambar artistik yang memukau. Gambar gedung-gedung dan danau buatan serta jalan dan taman-taman bagaikan surga dunia saja. Tak terbayangkan wajah Kota-Kota Satelit masa depan bagaimana gemerlapnya nanti. Koran-koran, majalah-majalah khusus iklan properti begitu banyak macamnya. Kelihatannya bisnis properti sangat luar biasa tingginya. Hampir setiap orang membicarakannya. Hampir setiap orang bermimpi memiliki unit flat sendiri di salah satu tempat-tempat yang ditawarkan. Gambar-gambar artistik gedung-gedung yang ditawarkan sungguh indah-indah. Sangat menggiurkan terutama bagi mereka yang memiliki uang.

Impian tinggallah impian. Begitu barangkali jika kini melihat tempat-tempat rencana Kota-Kota Satelit yang ada di daerah Ajman itu. Setelah krisis keuangan 2008 sungguh menyedihkan. Jangankan Kota-Kota impian itu dibangun, gambar-gambar artistik yang dipajang di sekeliling plakat besar di sepanjang jalan antara Dubai dan Ras Alkhaimah sudah banyak yang rusak karena tidak ada yang merawat. Bahkan ada yang sudah hilang entah kemana. Yang tinggal adalah padang pasir seperti sedia kala. Padahal sejatinya sudah banyak orang yang memesan unit-unit yang ditawarkan di Kota-Kota Satelit impian yang pernah aku lihat dulu itu. Lalu bagaimana masalahnya kira-kira. Entahlah.

Kini, lima tahun setelah krisis keuangan 2008 terjadi, kegiatan properti mulai merangkak naik lagi. Dulu unit flat ku yang sempat jatuh sampai dengan harga paling mahal 520 ribu Dirham, sekarang sudah mulai ditawarkan 750 ribu Dirham. Paling tidak sekarang harganya adalah sama dengan harga di awal tahun 2008 dulu. Pemerintah setempat mendukung sekali didalam menanggulangi krisis properti ini. Bangunan-bangunan yang berhenti di tengah jalan sudah ada yang memulai lagi pembangunannya. Walaupun hampir tidak ada pembangunan properti di lokasi-lokasi baru tetapi keadaan pasar sudah mulai merangkak naik kembali. Seorang teman sebulan yang lalu menyewa villa 2 kamar tidur di Alreef Mediterranean seharga 90 ribu Dirham pertahunnya, sekarang sebulan setelahnya sudah naik menjadi 100 ribu Dirham per tahunnya. Walaupun banyak orang  dan ahli properti yang menyatakan bahwa kelebihan tempat tinggal di Abu Dhabi dan Dubai masih cukup tinggi, tetapi harga sewa dan harga jual terus merangkak naik saja.

Aku hanya khawatir bahwa semua properti ada di tangan para agen sehingga mereka seenaknya saja mempermainkan harga. Jika itu yang terjadi, maka keadaan pasar properti sebenarnya adalah bukan keadaan secara realitas sesuai tuntutan pasar, tetapi merupakan keadaan pasar dalam permainan. Semoga tidak begitu.


End.

Medeo: 11 Agustus 2013.